Mantap

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

MANAJEMEN PEMELIHARAAN COW DAN BULL

INTEGRASI SAPI SAWIT DI PT SULUNG RANCH


KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

MUHAMAD YUSUP HAMDAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PERYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir berjudul Manajemen


Pemeliharaan Cow dan Bull Integrasi Sapi Sawit di PT Sulung Ranch Kabupaten
Kotawaringin Barat adalah benar karya saya dengan arahan komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir karya tulis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2019

Muhamad Yusup Hamdan


NIM J3I116048
RINGKASAN

MUHAMAD YUSUP HAMDAN. Manajemen Pemeliharaan Cow dan Bull


Integrasi Sapi Sawit di PT Sulung Ranch Kabupaten Kotawaringin Barat.
Dibimbing oleh JAKARIA.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksankan di PT Sulung Ranch yang terletak
di Desa Sulung Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat
Kalimantan Tengah pelaksanaan PKL selama 12 minggu yaitu dari tanggal 04
Januari 2019 sampai dengan 26 April 2019. PKL di PT Sulung Ranch bertujuan
menambah wawasan bagi mahasiswa dalam bidang Manajemen Pemeliharaan Cow
dan Bull Integrasi Sapi Sawit dan melatih mahasiswa dalam mengatasi permasalah
yang ada di lapangan secara langsung. PT Sulung Ranch merupakan anak dari
perusahan Citra Borneo Indah Grup dan bekerja sama dengan perusahaan PT Sawit
Sumbermas Sarana Tbk. Luas lahan yang dimiliki PT Sulung Ranch 142 ha dengan
populasi sapi sebanyak 7 259 ekor pada bulan Januari 2019, terdiri dari cow (induk
dewasa), bull (pejantan dewasa), heifer (dara), young bull (pejantan muda), weaner
male (lepas sapih jantan), weaner female (lepas sapih betina), calf male (pedet
jantan), calf female (pedet betina) bull fattening (pejantan penggemukan), dry cow
(indukan penggemukan). Bangsa sapi yang dipelihara PT Sulung Ranch antara lain,
sapi Bali, sapi Brahman Cross, sapi mix breed. Manajemen pemeliharaan cow dan
bull meliputi manajemen penggembalaan, manajemen pakan, manajemen
reproduksi, manajemen kesehatan. Manajemen penggembalaan di PT Sulung
Ranch, antara lain persiapan penggembalaan, rotasi penggembalaan. Manajemen
pakan di PT Sulung Ranch, antara lain pakan hijauan dan pakan konsentrat.
Manajemn reproduksi di PT Sulung Ranch, antara lain perkawinan, periksa
kebuntingan (PKB), calving interval, calving rate. Manajemen Kesehatan di PT
Sulumg Ranch, antara lain pencegahan endoparasit, pencegahan ektoparasit, jenis
penyakit dan pengobatannya.

Kata kunci : Cow dan Bull, Integrasi Sapi Sawit, Sapi


MANAJEMEN PEMELIHARAAN COW DAN BULL
INTEGRASI SAPI SAWIT DI PT SULUNG RANCH
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

MUHAMAD YUSUP HAMDAN

Laporan Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh gelar
Ahli Madya
Pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Ternak

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
Judul : Manajemen Pemeliharaan Cow dan Bull Integrasi Sapi Sawit
di PT Sulung Ranch Kabupaten Kotawaringin Barat
Nama : Muhamad Yusup Hamdan
NIM : J3I116048

Disetujui oleh

Dr Jakaria, SPt, MSi


Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Arief Darjanto, Mec Yuni Resti, SPt MSc


Dekan Ketua Program Studi

Tanggal lulus :
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
2 METODE 2
2.1 Waktu dan Tempat 2
2.2 Metode Pelaksanaan 2
3 KEADAAN UMUM 2
3.1 Lokasi dan Tata Letak 2
3.2 Sejarah dan Perkembangan 3
3.3 Visi dan Misi 4
3.4 Struktur Organisasi 4
3.5 Ketenagakerjaan 5
4 SARANA DAN PRASARANA 6
4.1 Luas Lahan dan Penggunaanya 6
4.2 Jumlah dan Komposisi Ternak 6
4.3 Sumber Air dan Penggunaanya 7
4.5 Gudang Pakan 8
4.6 Peralatan Produksi 8
5 MANAJEMEN PEMELIHARAAN COW DAN BULL 9
5.1 Manajemen Pemeliharaan Replacement Stock 9
5.1.1 Pemeliharaan Heifer 9
5.1.2 Pemeliharaan Young Bull 10
5.2 Manajemen Penggembalaan 10
5.2.1 Persiapan Penggembalaan 10
5.2.1 Rotasi Penggembalaan 11
5.3 Manajemen Pakan 12
5.3.1 Pakan Hijauan 12
5.3.2 Pakan Konsentrat 12
5.4 Manajemen Reproduksi 13
5.4.1 Sistem Perkawinan 13
5.4.2 Periksa Kebuntingan 14
5.4.3 Calving Interval 15
5.4.4 Calving Rate 15
5.5 Manajemen Kesehatan 16
5.5.1 Pengendalian Endoparasit 16
5.5.2 Pengendalian Ektoparasit 16
5.5.3 Jenis Penyakit dan Pengobatannya 17
6 PEMASARAN 19
7 SIMPULAN DAN SARAN 19
7.1 Simpulan 19
7.2 Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 21
DAFTAR TABEL

1 Ketenagakerjaan PT Sulung Ranch 5


2 Luas lahan dan penggunaanya di PT Sulung Ranch 6
3 Jumlah dan komposisi sapi di PT Sulung Ranch 7
4 Peralatan produksi di PT Sulung Ranch 9
5 Conseption rate di PT Sulung Ranch 14
6 Calving rate di PT Sulung Ranch 15

DAFTAR GAMBAR

1 Lokasi PT Sulung Ranch 3


2 Struktur organisasi PT Sulung Ranch 5
3 Bak penampungan air danau 7
4 Gudang pakan konsentrat (a) dan hijauan (b) 8
5 Pembesaran weaner male 10
6 Portable Electric Fancing 11
7 Rotasi penggembalaan 11
8 Hijauan di penggembalaan sawit 12
9 Solid (a) dan pemberian pakan konsentrat (b) 13
10 Proses perkawinan alam 14
11 Periksa kebuntingan 15
12 Pencegahan endoparasit pada cow (a) dan (b) 16
13 Pencegahan ektoparasit pada cow (a) dan bull (b) 17
14 Kepincangan pada cow (a) dan bull (b) 17
15 Abses pada cow (a) dan bull (b) 18
16 Myasis pada cow (a) dan bull (b) 19

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta rotasi penggembalaan PT Sulung Ranch 21


2 Mustering 21
3 Training dan Tailing 22
1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prospek usaha dibidang budidaya sapi pedaging sangat menjanjikan, hal ini
dikarenakan dengan pertambahannya penduduk yang terus meningkat
menyebabkan kebutuhan akan protein hewani juga meningkat. Peningkatan
kebutuhan tersebut harus diimbangi dengan jumlah populasi sapi pedaging di
Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi ternak sapi
tahun 2017 sebanyak 16 599 247 ekor mengalami kenaikan 3.59 % dari tahun 2016.
Namun kebutuhan daging sapi dalam negeri tahun 2018 mencapai 662.54 ton
dengan asumsi rata-rata konsumsi nasional sebesar 2.5 kg/kapita/tahun, sehingga
untuk memenuhi permintaan tersebut pemerintah berupaya untuk dapat dipenuhi
dari produksi dalam negeri, sedangkan impor dilakukan untuk memenuhi
kekurangannya. Telah kita ketahui pemeliharaan sapi banyak dilakukan oleh
peternakan rakyat dengan jumlah pemeliharaan sekitar 3-7 ekor sapi saja dengan
tujuan sebagai tabungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Saleh et al 2014),
sebagian besar produksi daging sapi di Indonesia hampir seluruhnya diperoleh dari
peternakan rakyat 78%, sisanya dari impor, sekitar 5 % berupa daging sapi dan 17%
ternak hidup.
Sistem pemeliharaan di Indonesia umumnya dipelihara secara tradisional
dengan memanfaatkan pakan hijaun yang tersedia di alam dan tidak atau sedikit
diberi pakan tambahan. Pemeliharaan sapi berdasarkan tahapan dan tujuan
produksinya dibagi menjadi tiga, antara lain cow calf production, stocker program,
dan cattle finish. Budidaya sapi pedaging akan menguntungkan jika sapi yang
dipelihara menunjukkan produktivitas yang sangat baik, Hal ini harus dibarengi
dengan manajemen pemeliharaan yang sangat baik terutama pada tahap
pemeliharan cow dan bull sebab pada tahap tersebut akan menghasilkan anakan
yang akan dipelihara selanjutnya baik stocker program atau cattle finish.
Lahan pertanian yang semakin berkurang, menyebabkan para petani harus
berfikir kreatif membuat alternatif untuk menambah pendapat seperti integrasi sapi
dan kebun kelap sawit. Pengembangan sistem integrasi tanaman ternak (sapi)
bertujuan untuk: 1) mendukung upaya peningkatan kandungan bahan organik lahan
pertanian melalui penyediaan pupuk organik yang memadai, 2) mendukung upaya
peningkatan produktivitas tanaman, 3) mendukung upaya peningkatan produksi
daging dan populasi ternak sapi, dan 4) meningkatkan pendapatan petani atau
pelaku pertanian.
PT Sulung Ranch merupakan peternakan yang bergerak dibidang pembibitan
sapi pedaging yang berada di Desa Sulung Kecamatan Arut Selatan Kabupaten
Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah dengan sistem pemeliharan integrasi sapi
sawit. Hal inilah yang membuat peternakan PT Sulung Ranch menarik untuk dikaji.
Berkenaan dengan hal tersebut, perlu dilakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
bagi mahasiswa di PT Sulung Ranch untuk memberikan pengalaman bagi
mahasiswa guna meningkatkan kualitas diri dalam bidang peternakan.
2

1.2 Tujuan

Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah menambah wawasan bagi


mahasiswa dalam bidang manajemen pemeliharaan cow dan bull program integrasi
sapi sawit dan melatih mahasiswa dalam mengatasi permasalah yang ada di
lapangan secara langsung.

2 METODE

2.1 Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan di PT Sulung Ranch selama tiga


bulan dari tanggal 04 Februari 2019 samapai dengan 26 April 2019 pada jam dan
hari kerja yang telah ditetapkan oleh di PT Sulung Ranch.
2.2 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan PKL ini adalah praktik langsung kelapangan dan


mengikuti seluruh aktivitas perusahaan sesuai standar opersional perusahaan serta
mengumpulkan dan menyusun data yang didapat untuk pembuatan laporan. Data
yang didapatkan berupa data sekunder dan data primer. Data sekunder adalah data
yang diperoleh dari perusahaan tersebut. Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari lapangan.

3 KEADAAN UMUM

3.1 Lokasi dan Tata Letak

PT Sulung Ranch terletak di Desa Sulung Kecamatan Arut Selatan


Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah dan terletak di daerah
khatulistiwa diantara : 1˚199’ sampai dengan 3˚36’ Lintang Selatan, 110˚25’
sampai dengan 112˚50’ Bujur Timur. Ketinggian lahan berkisar 500 meter dari
permukaan laut dengan kemiringan lahan berkisar 40%. Suhu udara maksimum di
perusahaan berkisar anatara 32.1˚C - 33.1˚C dan suhu minimum antara 23.1˚C -
24˚C dan kecepatan angin maksimal 20 knot.
PT Sulung Ranch diapit oleh dua desa terdekat yaitu Desa Sulung dan Desa
Kenambui Kabupaten Kotawaringin Barat. Keadaan topografis daerah kabupaten
Kotawaringin Barat pada umumnya sebelah utara adalah pegunungan dan tanah
lotosal tahan terhadap erosi, sebelah selatan adalah terdiri dari danau dan rawa
allupial yang banyak mengandung air, bagian tengah adalah tanah padsoklik merah
kuning juga tahan terhadap erosi. Iklim daerah Kabupaten Kotawaringin Barat
adalah iklim tropis yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim penghujan.
Terdapat 3 sungai yang melintasi Kabupaten Kotawaringin Barat yaitu sungai Arut,
sungai Kumai, dan sungai Lamandau dengan kedalaman rata-rata 5 meter dan lebar
100-300 meter. Lokasi PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Gambar 1.
3

Gambar 1 Lokasi PT Sulung Ranch

3.2 Sejarah dan Perkembangan

PT Sulung Ranch didirikan pada tahun 2005 dengan Akta Notaris No. 03
Tanggal 02 Februari 2005 dan Akta Perubahan No.03 Tanggal 05 Agustus 2008.
Awalnya PT Sulung Ranch mendatangkan sapi lokal dari Bali sebanyak 200 ekor
untuk dikembangbiakan di area yang telah disediakan oleh perusahaan, kemudian
pada tahun 2010 perusahaan mendapat bantuan sebanyak 50 ekor sapi Bali dari
Dinas Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah
untuk koperasi karyawan dan berkembang dengan baik menjadi 98 ekor. Pada tahun
2010 pakan konsentrat masih didatangkan dari pulau Jawa dan belum
memanfaatkan hasil samping industri kelapa sawit. Sejak akhir tahun 2010
beberapa terobosan yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain pembangunan
gudang bahan baku dan pabrik pakan ternak dan peralatan dengan kapasitas
produksi 8 ton/jam. Pembuatan cattle yard dan equipment dengan lahan seluas 35
meter × 25 meter. Pembangunan Paddock dan tempat pakan sebagai padang
penggembalaan seluas kurang lebih 20 ha . PT Sulung Ranch mendatangkan sapi
Brahman Cross dari Bandung sebanyak 300 ekor. Penggunaan hasil samping
industri sawit (bungkil inti sawit, solid, pelepah daun sawit) sebagai bahan pakan
ternak sehingga dapat meminimalisasi biaya pakan.
Pada tahun 2014 PT Sulung Ranch telah melakukan beberapa hal terkait
pengembangan dan pengelolaan, antara lain PT Sulung Ranch merencanakan impor
sapi sebanyak 2 500 ekor dengan jenis sapi indukan Brahman Cross dari Australia.
Sapi yang berhasil terealisasi hanya 1974 ekor dari 2500 ekor sapi karena sulitnya
memperoleh kapal angkutan ternak. Proses sebelum diberangkatkan ke Indonesia
dilakukan seleksi dan dari jumlah tersebut 796 ekor diantaranya dalam keadaan
bunting 5-7 bulan. Sampai tanggal 24 agustus 2014 dari indukan impor tersebut
telah dilahirkan 12 ekor anak dan diperkirakan triwulan 1 tahun 2015 angka
kelahiran akan mencapai kurang lebih 600 ekor.
4

3.3 Visi dan Misi

Visi perusahaan
Menunjang program pemerintah untuk mencukupi kebutuhan daging secara
berkelanjutan baik regional maupun nasional berbasis integrasi sawit sapi dan
menjadikan ternak sapi sebagai komoditas strategis.

Misi perusahaan
1. Pemanfaatan hasil samping industri sawit sebagai pakan ternak (bungkil sawit,
solid, pelepah daun, fiber).
2. Pemanfaatan tanaman cover crops kebun sawit sebagai pakan hijauan makanan
ternak.
3. Pemanfaatan limbah sapi (feses dan urine) sebagai pupuk dan biogas.
4. Pemeliharaan indukan untuk sumber anakan sebagai salah satu upaya
peningkatan populasi.
5. Pemeliharaan sapi bakalan lokal/impor untuk penggemukan utamanya
penggunaan bakalan hasil indukan sendiri yang pada gilirannya akan
mengurangi impor bakalan secara bertahap.
6. Menyiapkan bibit berkualitas bagi peternak/petani plasma, koperasi, dan
sebagainya.

3.4 Struktur Organisasi

PT Sulung Ranch mempunyai struktur organisasi yang sangat lengkap dan


tertata rapi. PT Sulung Ranch dipimpin oleh seorang manager yang dibantu oleh
asisten kepala untuk mengkoordinasi, mengawasi, dan melaksanakan seluruh
kegiatan perusahaan. PT Sulung Ranch memiliki assisten livestock, assisten pakan
ternak, asisten umum, Kepala Tata Usaha (KTU), dan Dokter hewan, serta assisten
Holti dan Villa untuk membantu menjalankan kegiatan perusahaan yang
bertanggung jawab kepada manager.
Asissten livestock bertugas mengatur dan mengawasi unit produksi
peternakan perusahaan. Assisten pakan ternak bertugas mengatur dan mengawasi
nutrisi yang dibutuhkan ternak baik hijuan makan ternak maupun feedmill. Assisten
umum bertugas mengatur dan mengawasi baik traksi maupun maintenance agar
dapat menunjang kegiatan produksi perusahaan. Kepala Tata Usaha bertugas
mengatur dan mengawasi administrasi perusahaan seperti gudang, produksi, dan
satpam. Dokter hewan bertugas mengatur dan mengawasi kesehetan ternak yang
dibantu oleh paramedik. Assiten Holti dan Villa bertugas merawat Holtikultura dan
Villa yang dimiliki oleh owner perusahaan PT Sulung Ranch. Stuktur organisasi PT
Sulung Ranch dapat dilihat pada Gambar 2.
5

Ranch Manager

Askep Dokter Hewan

As. As. As, As.


Livestock Livestock Livestock
Pakan As, KTU Paramedik As. Horti
Ternak Umum & Villa

Unit Krani Unit Perawatan


Produksi
HMT Feedmill Maintenance Traksi Gudang Kantor Satpam Villa

Gambar 2 Struktur organisasi PT Sulung Ranch

Keterangan : : Garis komando


: Garis koordinasi

3.5 Ketenagakerjaan

PT Sulung Ranch memiliki 177 tenaga kerja yang terdiri dari bagian
Breeding, Community Development Organizer (CDO), Feedmiil, hijauan makan
ternak (HMT), Kantor, Maintenance, Security. Jam kerja PT Sulung Ranch mulai
pada pukul 06.30 WIB dan dilanjutkan kembali pada pukul 14.00 WIB, sedangkan
jam kerja untuk di area penggembalaan sawit terbagi menjadi tiga shift, yaitu pagi
(06.30-15.00 WIB), sore (15.00-24.00 WIB), malam (24.00-08.00 WIB). Tenaga
kerja PT Sulung Ranch berasal dari warga sekitar dan perantauan. Waktu libur staf
setiap hari minggu dalam satu minggu dan mendapat cuti 12 hari dalam setahun
sedangkan waktu libur karyawan cuti 12 hari dalam setahun. Ketenagakerjaan di
PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Ketenagakerjaan PT Sulung Ranch
Bagian Jumlah (orang)
Breeding 101
Community Development Organizer (CDO) 1
Feedmeal 10
HMT 26
Kantor 13
Maintenance 7
Security 6
Traksi 13
Total 177
Sumber: PT Sulung Ranch 2019
6

4 SARANA DAN PRASARANA

4.1 Luas Lahan dan Penggunaanya

Luas keseluruhan lahan yang dimiliki PT Sulung Ranch adalah 142 ha.
Penggunaan untuk padang penggembalaan seluas ± 96 ha dan untuk tanaman
hijauan makan ternak seluas ± 35 ha. Sisa luas lahan tersebut digunakan untuk
bangunan. bangunan ini terdiri dari bangunan permanen dan bangunan sementara.
bangunan permanen, antara lain rumah manger, rumah karyawan, kantor , gudang
induk, posko jaga, rumah genzet, dan rumah penjaga rusa. Sedangkan bangunan
non permanen yaitu kandang. Luas lahan dan penggunaanya di PT Sulung Ranch
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Luas lahan dan penggunaanya di PT Sulung Ranch
No Jenis Bangunan Luas Bangunan (m²)
1 Rumah G-1 (Manager) 72
2 Rumah G-2 (Karyawan) 144
3 Rumah G-6 A (Karyawan) 126
4 Rumah G-6 B (Karyawan) 126
5 Rumah G-6 C (Karyawan) 126
6 Rumah G-6 D (Staff kantor) 126
7 Kantor Estate 35
8 Gudang Induk 96
9 Posko Jaga 6
10 Rumah Genzet 8
11 Rumah Penjaga Rusa 24
12 Kandang Induk A 36
13 Kandang Induk B 258
14 Kandang Induk C 126
15 Kandang Induk D 126
16 Kandang Induk E 126
17 Kandang Induk F 126
18 Kandang Induk G 126
19 Kandang Induk H 126
20 Kandang Naungan 16
21 Kandang Naungan Rusa 48
Total 2 003
Sumber: PT Sulung Ranch 2019

4.2 Jumlah dan Komposisi Ternak

PT Sulung Ranch memiliki populasi sapi sebanyak 7 258 ekor pada bulan
Januari 2019 yang terdiri dari cow (induk dewasa), bull (pejantan dewasa), heifer
(dara), young bull (pejantan muda), weaner male (lepas sapih jantan), weaner
female (lepas sapih betina), calf male (pedet jantan), calf female (pedet betina) bull
7

fattening (pejantan penggemukan), dry cow (indukan penggemukan). Jumlah sapi


di PT Sulung Ranch selalu berubah setiap periodenya dikarenakan kematian
(mortailtas), kelahiran, dan afkir. Bangsa sapi yang dimiliki PT Sulung Ranch
antara lain sapi Bali, sapi Brahman Cross, dan sapi mix breed. Jumlah dan
Komposisi sapi di PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Jumlah dan komposisi sapi di PT Sulung Ranch
Class Jumlah (ekor) Satuan ternak (ST) Persentase ST (%)
Bull 560 560 11.44
Cow 2633 2633 53.81
Calf Male 606 151.5 3.10
Calf Female 740 185 3.78
Weaner Male 885 442.5 9.04
Weaner Female 1275 637.5 13.03
Young Bull 62 31 0.63
Heifer 490 245 5.01
Bull Fattening 2 2 0.04
Dry Cow 6 6 0.12
7259 4893.5 100
Sumber: PT Sulung Ranch 2019

4.3 Sumber Air dan Penggunaanya

Sumber air yang digunakan PT Sulung Ranch terdiri dari dua sumber yaitu
air danau dan air bersih dari pabrik kelapa sawit. Air danau yang dipompa dan
disaring terlebih dahulu, kemudian ditampung pada tiga tower berkapasitas
sebanyak 64 000 liter. Air danau digunakan untuk keperluan minum sapi dan
sanitasi. Air dari pabrik kelapa sawit merupakan air bersih yang disalurkan untuk
keperluan mushola, mess karyawan, kantor, dan air munim. Air dari pabrik kelapa
sawit dikirim menggunakan truk tangki air lalu ditampung pada tower berkapasitas
sebanyak 43 800 liter. Bak penampungan air danau di PT Sulung Ranch dapat
dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Bak penampungan air danau


8

4.4 Sumber Listrik dan Penggunaanya

Sumber listrik yang digunakan PT Sulung Ranch berasal dari pabrik kelapa
sawit yang disalurkan ke perusahan melalui kabel berkapasitas sebesar 20 000 V.
Sumber listrik digunakan untuk keperluan penerangan di area perusahaan,
menggerakan mesin pakan, menggerakan mesin pompa air dari danau dan
menggerakan alat mekanis lainnya.

4.5 Gudang Pakan

PT Sulung Ranch memiliki gudang pakan konsentrat dan hijaun. Gudang


pakan konsentrat digunakan untuk penyimpanan bahan baku konsentrat seperti
bungkil inti kelapa sawit, dedak, onggok, urea, garam, kapur, tetes, solid. Gudang
pakan kosentrat tersebut sekaligus sebagai tempat pembuatan konsentrat,
sedangkan gudang pakan hijauan digunakan sebagai penyimpanan hijauan yang
sudah di panen. Gudang pakan hijauan tersebut sekaligus tempat choping hijauan.
Pembuatan konsentrat di PT Suluing Ranch selama 24 jam menggunakan alat
produksi mixer vertikal yang berkapasitas 8 ton/jam. Konsentrat ini yang nantinya
akan didistribusikan ke penggembalaan sawit sebagai pakan tambahan untuk
mencukupi kebutuhan sapi. Choping rumput di PT Sulung Ranch dilakukan pada
pukul 07.00 WIB. Gudang pakan konsentrat setiap harinya memproduksi minimal
sebanyak 30 ton. Sedangkan Gudang pakan hijauan setiap harinya berproduksi
minimal 2 ton untuk mencukupi kebutuhan sapi yang berada di ranch. Gudang
pakan konsentrat (a) dan hijauan (b) di PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Gambar
4.

(a) (b)
Gambar 4 Gudang pakan konsentrat (a) dan hijauan (b)

4.6 Peralatan Produksi

PT Sulung Ranch memiliki peralatan produksi ringan dan berat. Peralatan


produksi ringan, antara lain mesin alcon, mesin chopper, mesin potong rumput,
mesin rubin, mixer vertikal , travo las, mesin pencacah rumput. Peralatan produksi
berat, antara lain Dum Truk , L-200 Tryton, traktor, truck tank air, Single kabin
Strada Triton. Peralatan produksi di PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Tabel 4.
9

Tabel 4 Peralatan produksi di PT Sulung Ranch


No Peralatan Jumlah
1 Mesin Chopper 3
Truck tanki air dyna 6R chasis 130 ps kap.
2 2
8000 Lt
3 Mesin Alcon 3" 1
4 Mesin Potong Rumput 1
5 Travo Las ( 13X6.400 ) 1
6 Mesin Robin Uk 2" 1
7 Mesin Potong Rumput 1
8 Mesin Potong Rumput 1
9 Mesin Potong Rumput 2
10 Mesin Pencacah Pelepah Sawit 1
11 Mixer Vertikal Kap 1 Ton 1
12 Mesin Robin Uk 2" 1
13 Mesin Robin Uk 2" 1
14 Mesin Robin Uk 3" 1
Single kabin Strada Triton SC-HDX 4x4
15 1
M/T
16 Farm Traktor Sht 504-08 1
17 L-200 Tryton 1
18 Dum Truk 1
Total 22
Sumber: PT Sulung Ranch 2019

5 MANAJEMEN PEMELIHARAAN COW DAN BULL

5.1 Manajemen Pemeliharaan Replacement Stock


5.1.1 Pemeliharaan Heifer
Menurut Rianto dan Purbowati (2009) waktu pertama kali kawin pada sapi
dara harus benar diperhatikan, memang pada umur 12-15 bulan sapi dara sudah
menunjukkan gejala berahi. Namun, pada umur tersebut sapi belum bisa
dikawinkan karena pertumbuhan tubuhnya belum mencapai titik optimum.
Sebaiknya, sapi dara dikawinkan pertama kali pada umur 18-24 bulan.
Pertumbuhan tubuh sapi betina pada umur tersebut sudah mencapai optimum untuk
mendukung perkembangan janin. Calf (pedet) yang dipelihara bersama induknya
selama enam bulan dan telah memasuki fase weaner (lepas sapih) dipenggembalaan
sawit akan disapih dengan induknya (weaning) dengan cara menggiring kelompok
sapi menggunakan kuda (mustering) menuju cattle yard lalu dipisahkan antar induk
dan weaner. Weaner female yang telah di panen diberikan procesing weaner, antara
lain weighting (penimbangan), deworming (pemberian obat cacing), eartaging
(idenifikasi), dehorning (penghilangan tanduk), dan training tailing (pelatihan
pembiasan weaner terhadap pita listrik, kuda dan pemanggilan suara khusus).
Weaner female yang telah melakukan training tailing minimal selama dua minggu
10

akan dikembalikan ke penggembalaan sawit untuk proses pembesaran sampai umur


2.5 atau mencapai fase heifer untuk melakukan perkawinan pertama. Bobot badan
sapi heifer di PT Sulung Ranch pertama kali dikawinkan seberat 300 kg untuk heifer
Brahman cross sedangkan untuk heifer sapi Bali bobot 250.

5.1.2 Pemeliharaan Young Bull


Pejantan muda merupakan ternak yang akan dijadikan sebagai bibit dalam
suatu program usaha perbibitan. Pemilihan pejantan muda dapat dilihat dari uji
performa pada setiap periode yaitu saat lahir, disapih, umur setahun, pubertas, dan
pasca pubertas. Uji performa dilakukan dengan memilih individu yang
menunjukkan prestasi diatas nilai pertumbuhan tubuh dan perkembangan
reproduksi rata-rata. Sama halnya dengan heifer sapi yang telah disapih akan
diberikan procesing weaner terkecuali dehorning sebab weaner male PT Sulung
Ranch yang nantinya akan digunakan sebagai sapi penggemukan menjelang Idul
Fitri dan Idul Adha. Weaner male yang telah melalui pembesaran sampai umur 2.5
tahun di penggembalaan sawit akan dibawa ke ranch untuk proses seleksi dan
dijadikan sebagai replacement stock young bull sebesar 5% dari populasi. PT
Sulung Ranch memiliki kriteria weaner male yang akan dijadikan young bull antara
lain tidak albino, testis simetris, tumpuan kaki belakang kuat, tidak tempramen atau
liar, breed jelas. Bobot badan sapi young bull di PT Sulung Ranch pertama kali
dikawinkan seberat 400 kg untuk young bull Brahman Cross sedangkan untuk
young bull sapi Bali bobot 350 kg. Pembesaran weaner male di PT Sulung Ranch
dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Pembesaran weaner male

5.2 Manajemen Penggembalaan

5.2.1 Persiapan Penggembalaan


Sebelum cow dan bull digembalakan perlu dilakukan persiapan
penggembalan terlebih dahulu. Persiapan penggembalaan di PT Sulung Ranch
dilakukan pada sore hari sekitar jam 16.00 WIB. Peralatan yang digunakan untuk
penggembalaan bernama Portable Electric Fancing berupa tiang pancang, pita
listrik, panel surya, accu listrik, dan fault finder atau alat deteksi tegangan pita
listrik. Tiang pancang dipasang sebanyak dengan memasang 300 pagar besi dengan
jarak antara besi satu dengan yang lainnya 8-9 meter mengelilingi area
11

penggembalaan sawit seluas +/- 30 ha. Lalu di kaitkan pita pada bagian atas dan
bawah besi masing-masing pita sepanjang 2600 m² dan dialiri arus listrik dari panel
bertipe tenaga surya. Arus listrik yang mengalir pada pita sebesar 8.0 KV.

Gambar 6 Portable Electric Fancing

5.2.1 Rotasi Penggembalaan


Pada sistem penggembalaan rotasi penggembalaan sangatlah penting
dilakukan agar sapi dapat memenuhi kebutuhan akan serat dan tidak terjadi
kelebihan jumlah ternak yang digembalakan (over stocking). Over stocking tidak
memberi kesempatan yang cukup bagi hijauan pakan untuk tumbuh kembali
(regrowth) sehingga pertumbuhan dan perkembangan hijauan pakan terhambat,
sedangkan hijauan yang tidak dimakan ternak tumbuh lebih baik. Kondisi demikian
selaras dengan pendapat Fan et al (2011) bahwa kelebihan jumlah ternak yang
digembalakan menurunkan produksi hijauan secara bertahap yang selanjutnya
berdampak terhadap rendahnya kapasitas tampung. Rotasi penggembalaan cow dan
bull di PT Sulung Ranch dilakukan pada pagi hari sekitar jam 08.00 WIB. Rotasi
penggembalaan tersebut dilakukan setiap hari bertujuan agar produksi rumput
tumbuh kembali pada saat rotasi penggembalan berikutnya. Setiap rotasi
penggembalaan dilakukan stock opname untuk mengetahui populasi sapi tersebut,
kontrol kesehatan, dan penghitungan Body Condition Score (BCS).

Gambar 7 Rotasi penggembalaan


12

5.3 Manajemen Pakan

5.3.1 Pakan Hijauan


Menurut Muktiani (2014) Hijauan berupa makanan sapi yang berasal dari
alam yakni rumput-rumputan. Pakan hijauan memiliki kandungan serat sebanyak
18% dalam bentuk bahan kering. Serat kasar dibutuhkan oleh ternak untuk
membantu memproduksi saliva yang akan digunakan sebagai bahan buffer di dalam
rumen. Pakan hijauan sapi cow dan bull PT Sulung Ranch langsung didapatkan di
penggembalaan sawit. Tanaman yang tumbuh di kebun sawit terdiri atas rumput,
legum, dan gulma. Semua spesies rumput, legum, dan gulma dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak. Tingkat produktivitas Hijauan pada kebun sawit berbeda beda
tergantung kondisi lingkungan seperti kesuburan tanah, ketersediaan air, dan
naungan dari tajuk sawit (cahaya). Adriadi et al (2012) melaporkan komposisi
botani pada perkebunan kelapa sawit terdiri 20 famili, 47 genus, dan 56 spesies.
Tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai sumber pakan hijauan dipenggembalaan
sawit PT Sulung Ranch untuk jenis rumput, antara lain Paspalum conjogatum,
Ctococcum accrescen, Setaria palmifolia, Panicum sarmentosum. Jenis Legum,
antara lain Phaseolus calcaratus, Mucuna sp, Pueraria javanica, Asystasia intrusa,
Mikania micrantha. Jenis gulma seperti Nephrolepis biserrata, Cyclosorus aridus,
Ageratum conyzoides, Stenochlaena palustris. Hijauan yang tersedia di
penggembalaan sawit PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Hijauan di penggembalaan sawit

5.3.2 Pakan Konsentrat


Ketersediaan hijauan di penggembalaan sawit yang tidak mencukupi
kebutuhan akan nutrien dalam tubuh sapi cow dan bull maka PT Sulung Ranch
memberi pakan tambahan atau konsentart agar kebutuhan nutrien tubuh sapi dapat
terpenuhi. Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan
pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan
dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai suplemen (pelengkap) atau
pakan pelengkap. Konsentrat memiliki kadar serat rendah dan kadar energi.
Menurut Yulianti (2012) penambahan konsentrat pada sapi bertujuan untuk
meningkatkan nilai pakan dan menambah energi. Standar jumlah pemberian pakan
konsentrat di PT Sulung Ranch pada musim kemarau sebanyak 7 kg/ekor untuk cow
dan 10 kg/ekor untuk bull, sedangkan pada musim hujan sebanyak 5 kg/ekor untuk
cow dan 7 kg/ekor untuk bull. Pemberian konsentrat di penggembalaan sawit dapat
berubah setiap harinya tergantung produktivitas rumput yang tersedia di
13

penggembalaan sawit dan Body Condition Score (BCS). Waktu pemberian pakan
konsentrat di penggembalaan sawit pada pukul 05.00 WIB dan 17.00 WIB. PT
Sulung Ranch memproduksi pakan konsentrat sendiri dengan memanfaatkan hasil
indutri pabrik kelapa sawit yang langsung dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak
dan mudah diaplikasikan seperti lumpur sawit (solid) dan bungkil inti kelapa sawit.
Diketahui untuk 1 ton kelapa sawit akan mampu menghasilkan limbah berupa
tandan kosong kelapa sawit sebanyak 23% atau 230 kg, limbah cangkang (Shell)
sebanyak 6.5% atau 65 kg, wet decanter solid (lumpur sawit) 4% atau 40 kg, serabut
(fiber) 13% atau 130 kg serta limbah cair sebanyak 50% (Mandiri 2012). Konsentrat
yang digunakan PT Sulung Ranch memiliki proporsi yang tepat setiap bahan
bakunya untuk memenuhi kebutuhan sapi cow dan bull agar menghasilkan
produktivitas yang optimal. Proporsi bahan baku konsentrat di PT Sulung Ranch
terdiri dari Bungkil inti sawit 28%, Dedak 12.5%, Onggok 12%, Urea 0.5%, Garam
0.5%, Kapur 0.5%, Tetes 6%, solid 40%. Bahan baku solid (a) dan pemberian pakan
konsentrat (b) di PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Gambar 9.

(a) (b)

Gambar 9 Solid (a) dan pemberian pakan konsentrat (b)

5.4 Manajemen Reproduksi

5.4.1 Sistem Perkawinan


Perkawinan pada sapi dapat dilakukan secara kawin alam atau inseminasi
buatan. PT Sulung Ranch melakukan perkawinan secara alami dimana sapi cow dan
bull digembalakan secara bersamaan di padang penggembalaan sawit. Sistem
perkawinan alam memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tingggi yaitu sebesar
90% (Affandi 2014). Keuntungan kawin alam peternak tidak perlu memeriksa
gejala birahi sapi betina satu per satu, cukup mengandalkan tingkah lakunya saja.
Perbandingan perkawinan di PT Sulung Ranch antara sapi bull dan cow yaitu 1:20
dengan lama musim kawin selama 3 bulan. Perkawinan pertama di PT Sulung
Ranch harus sesama breed sedangkan perkawinan selanjutnya boleh disilangkan
dengan breed yang lain. Selama perkawinan setiap satu bulan sekali bull diganti
dengan bull yang unggul yang telah diseleksi di ranch bertujuan agar meningkatkan
fertilitas. Proses perkawinan alam di PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Gambar
10.
14

Gambar 10 Proses perkawinan alam

5.4.2 Periksa Kebuntingan


Periksa kebuntingan adalah suatu kegiatan yang melibatkan seorang ahli
dalam menentukan dan memperkirakan suatu perubahan fisik bagi dari luar maupun
dari dalam uterus seekor ternak betina. Pemeriksaan kebuntingan secara dini dan
tepat sangatlah penting untuk menunjang kegiatan breeding. Kebuntingan pada sapi
dapat diagnosa dengan palpasi rektal atau penentuan kadar progesterone dalam
serum darah. Lama masa kebuntingan pada ternak sapi adalah periode dari
terjadinya fertilisasi oleh sperma dengan sel telur sampai terjadinya kelahiran anak
yang berkisar antara 278 sampai 291 hari (Prasojo et al 2010). PT Sulung Ranch
mendiagnosa kebuntingan sapi dengan cara palpasi rektal. Periksa kebuntingan di
PT Sulung Ranch dilakukan setiap enam bulan sekali dihitung saat dimana betina
dan jantan dipertemukan di penggembalaan sawit. Betina yang gagal bunting dalam
satu periode perkawinan akan diberi tanda dengan eartag berwarna merah dan akan
diberi kesempatan perkawinan satu periode kembali. Angka kebuntingan
(Conseption rate) di PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Conseption rate di PT Sulung Ranch


Jumlah cow bunting Jumlah cow Conception rate
Shipment
(ekor) (ekor) (%)
SR 2 121 359 34
SR 3B 285 314 91
SR 3C 244 408 60
SR 3D 335 363 92
Heifer 1 278 330 84
Rataan 72.2
Sumber : PT Sulung Ranch 2018

Conseption rate PT Sulung Ranch sebsar 72.2%. Angka conseption rate


tersebut sudah tergolong baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Hariadi dkk (2011)
nilai conseption rate yang baik adalah 65% samapai 75%. Periksa kebuntingan di
PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Gambar 11.
15

Gambar 11 Periksa kebuntingan

5.4.3 Calving Interval


Calving Interval adalah jarak antara kelahiran satu dengan kelahiran
berikutnya pada ternak betina. Keberhasilan suatu usaha pengembangbiakan sapi
sangat terkait dengan performa reproduksi dan tingkat mortalitas induk dan anak.
Faktor performa reproduksi yang penting salah satunya yaitu jarak beranak atau
calving interval (CI) (Nuryadi 2011). Calving interval PT Sulung Ranch adalah 15-
18 bulan. Salah satu faktor yang mempengaruhi calving interval, antara lain umur
pertama kali dikawinkan.

5.4.4 Calving Rate


Calving rate merupakan persentase jumlah anak yang lahir hidup dari hasil
perkawinan. Calving rate merupakan tolak ukur yang sangatlah penting bagi
perusaahan breeding karena panen utama dari breeding adalah anak sapi. Beberapa
faktor yang mempengaruhi calving rate antara lain kesuburan bull, kesuburan cow,
dan kesanggupan cow untuk memelihara anak selama bunting. Besarnya nilai
calving rate tergantung pada kesuburan pejantan dan kesanggupan betina
memelihara anak dalam kandungan sampai lahir. Calving rate PT Sulung Ranch
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Calving rate di PT Sulung Ranch
Shipment Jumlah Anak (ekor) Jumlah cow (ekor) Calving Rate (%)
SR 1 149 273 55
SR 2 163 372 44
SR 3A 194 402 48
SR 3B 178 403 44
SR 3C 170 388 43
SR 3D 199 412 48
Heifer 1 207 343 60
Rataan 48.85
Sumber : PT Sulung Ranch 2019
16

Calving rate PT Sulung Ranch sebesar 48.85 %. Angka calving rate ini
tergolong dalam kisaran rendah. Hal ini sesuai dengan rekomendasi pulitbangnak
(2010) merekomendasikan calving rate untuk sekelompok sapi betina produktif
memiliki angka kelahiran > 70% setiap tahunnya.

5.5 Manajemen Kesehatan

5.5.1 Pengendalian Endoparasit


Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh inangnya. Pencegahan
endoparasit pada cow dan bull meliputi pemberian obat cacing, vaksinasi, dan
Pemberian obat cacing (deworming) di PT Sulung Ranch dilakukan setahun sekali.
Obat cacing yang digunakan PT Sulung Ranch yaitu obat cacing spektrum luas
yang mengandung Albendazole sebanyak 1 ml/15 kg selama satu tahun sekali dan
obat cacing yang mengandung Ivermectin dan Clorsulon sebanyak 1 ml/50 kg
secara kondisional.
Vaksinasi yang dilakukan PT Sulung Ranch pada cow dan bull yaitu vaksin
Surra (Trypanosomiasis) dengan metode intramuscular. Vaksin Surra merupakan
vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit Surra
(Trypanosomiasis/Mubeng). Vaksin surra dilakukan 6 bulan sekali. Pencegahan
endoparasit pada cow (a) dan bull (b) di PT Sulung Ranch dapat dilihat pada
Gambar 12.

(a) (b)

Gambar 12 Pencegahan endoparasit pada cow (a) dan (b)

5.5.2 Pengendalian ektoparasit


Ektoparasit yaitu parasit yang hidup di luar tubuh hospes atau liang-liang kulit
yang masih mempunyai hubungan dengan dunia luar. Pencegahan ektoparasit cow
dan bull di PT Sulung Ranch yaitu penyemprotan obat lalat. Penyemprotan lalat
pada cow dan bull di PT Sulung Ranch menggunakan cairan yang mengandung
Abamectin dan pelarut Diethylene glycol monobuyl ether sebanyak 200 ml/ekor
secara kondisional bergantung kondisi cuaca saat tidak hujan agar cairan tersebut
terserap kedalam tubuh sapi. Pencegahan ektoparasit pada cow dan bull di PT
Sulung Ranch dapat dilihat pada Gambar 13.
17

(a) (b)

Gambar 13 Pencegahan ektoparasit pada cow (a) dan bull (b)

5.5.3 Jenis Penyakit dan Pengobatannya


Kepincangan merupakan penyakit yang sering muncul pada sapi. Penyakit ini
akan menimbulkan kerugian ekonomi sangat tinggi jika tidak segera ditangani.
Kepincangan dapat disebabkan oleh kesalahan konformasi kaki, nutrisi, faktor
gangguan lingkungan , erosi pada teracak, populasi bakteri yang tinggi di lokasi
kandang, faktor manajemen, perawatan dan pemotongan kuku. Penyakit
kepincangan pada cow atau bull di PT Sulung Ranch sering terjadi pada saat
penggembalaan sawit. Penyebab kepincangan pada cow dan bull di PT Sulung
Ranch salah satunya pada saat sapi menginjak duri pelepah sawit. Pengobatan yang
dilakukan PT Sulung Ranch yaitu menangkap sapi pincang tersebut lalu dibawa ke
cattle yard utama yang berada di ranch menggunkan truk. Sapi yang terkena
kepincangan diberi obat yang mengandung flunixin meglumine dan Phenol Ph.Eur
sebanyak 1 ml/40 kg bobot badan. Kepinacanag pada cow dan bull di PT Sulung
Ranch dapat dilihat pada Gambar 14.

(a) (b)

Gambar 14 Kepincangan pada cow (a) dan bull (b)

Abses merupakan kumpulan nanah (netrofil yang mati) yang berada dalam
kavitas jaringan tubuh yang biasanya pada daerah kulit dan menimbulkan luka yang
cukup serius karena infeksi dari bakteri pembusuk. Sebagian sel mati dan hancur,
meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi (Muslikhah
18

2013). Penyakit abses pada cow dan bull di PT Sulung Ranch sering terjadi
disebabkan oleh luka akibat duri pelepah sawit. Adanya luka tersebut
memungkinkan masuknya agen mikroba. Agen mikroba yang masuk dalam tubuh
kemudian memicu terjadinya reaksi inflamasi. Reaksi inflamasi ini akan
ditunjukkan salah satunya dengan kondisi abses. Pengobatan yang dilakukan PT
Sulung Ranch yaitu menangkap sapi yang terserang abses tersebut lalu dibawa ke
cattle yard utama yang berada di ranch menggunkan truk. Sapi yang terkena abses
dilakukan pembedahaan menggunakan pisau kecil, abses di tekan sampai cairan
nanahnya keluar lalu diberi antibiotik yang mengandung Procaine penicilin G dan
Dhydrostreptomycin sulphate. Pemberian antibiotik menyesuaiakan ukuran abses
tersebut. Setelah itu disemprotkan gusanek pada kulit yang telah dibedah untuk
menghindari infeksi akibat mikroba yang dibawa oleh lalat. Abses pada cow dan
bull di PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Gambar 15.

(a) (b)

Gambar 15 Abses pada cow (a) dan bull (b)

Myasis atau belatungan adalah infestasi larva lalat ke dalam jaringan hidup
hewan maupun manusia. Awal infestasi larva terjadi pada daerah kulit yang terluka,
selanjutnya larva bergerak lebih dalam menuju jaringan otot. Kondisi tersebut
menyebabkan tubuh ternak menjadi lemah, nafsu makan menurun, demam serta
diikuti penurunan produksi susu dan bobot badan bahkan dapat terjadi anemia.
Penyebab penyakit myasis pada cow dan bull di PT Sulung Ranch yaitu luka yang
tidak diketahui di padang penggembalaan sehingga terjadi infestasi larva dan larva
tersebut memakan jaringan tubuh ternak. Pengobatan yang dilakukan PT Sulung
Ranch yaitu menangkap sapi yang terserang myasis tersebut lalu dibawa ke cattle
yard utama yang berada di ranch menggunkan truk. Pengobatan myasis di PT
Sulung Ranch dengan cara luka dibersihkan menggunakan alkohol secukupnya,
setelah itu luka diberi cairan yang mengandung Deltamethrin secukupnya agar
belatung yang berada pada luka tesebut keluar. Kemudian bersihkan luka dari
belatung dan beri obat yang mengandung Bacitracin zinc dan Neomycin sulfate
yang berfungsi untuk mengobati infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Gram
positif dan Gram negatif yang peka terhadap Neomycin dan Bacitracin, luka bakar,
luka karena operasi, pioderma, dan folikulitis. Pemberian obat enbatik
menyesuaikan lebar luka myasis. Myasis pada cow dan bull di PT Sulung Ranch
dapat dilihat pada Gambar 16.
19

(a) (b)

Gambar 16 Myasis pada cow (a) dan bull (b)

6 PEMASARAN

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang


ditujukan untuk merencanakan, mentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Rantai tataniaga pemasaran PT
Sulung Ranch yaitu PT Suung Ranch mengajukan sapi yang akan dijual ke pada
marketing center lalu marketing center mempromosikan kepada konsumen, jika
terdapat konsumen yang berminat akan melalukan transaksi di marketing center
lalu konsumen mengambil sapi yang akan dibelinya di PT Sulung Ranch. Pengajuan
yang dilakukan PT Sulung Ranch yaitu melakukan penjualan sapi feedlot
menjelang hari raya idul fitri dan idul adha dan melakukan penjualan sapi reject,
dry cow, dan non produktif.

7 SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan di PT Sulung Ranch dapat


disimpulkan bahwa manajemen pemeliharaan cow dan bull integrasi sapi sawit di
PT Sulung Ranch sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan dapat dilihat dari
hasil rataan conseption rate sebesar 72.2%. Manajemen pemeliharaan cow dan bull
integrasi sapi sawit di PT Sulung ranch memprioritaskan pada manajemen
penggembalaan, manajemen pakan, manajemen reproduksi, dan manajemen
kesehatan.
20

7.2 Saran

PT Sulung Ranch sebaiknya mengafkir bull yang sudah tidak produktif dan
mengganti dengan bull yang unggul serta mengadakan seleksi untuk calon induk
agar evaluasi performa reproduksi meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Adriadi A, Chairul, Solfiyeni. 2012. Analisi vegetasi gulma pada perkebunan


kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) di kilangan, Muaro Bulian, Batang Hari.
Jbiol Univ Andalas 1:108-115.
Afandhy L, Aryogi, Tiesnamurty B. 2014. Perkawinan Sapi Potong Di Indonesia.
Jakarta (ID): IAARD Press.
Albarrak AS. 2009. Comparative studies on house fly, Musca domestica L.,
population in different animal farm in relation to attractants and control at hail
province, Saudi Arabia. Pak Entomol. 31(2):1-7.
Badan Pusat Statistik (BPS) 2017.
Fan, L., B. Ketzer., H. Liu and C. Bernhofer. 2011. Grazing Effects on Seasonal
Dynamics and Interannual Variabilities of Spectral Reflectance in Semi-Arid
Grassland in Inner Mongolia. Plant Soil (2011) 340:169-180 DOI 10.1007
/s11104-010-0448-5.
Hariadi, M., S. Hardjoprayanto, Wurlina, H. A. Hermadi, B. Utomo, Rimayanti, I.
N. Triana dan H. Ratnani. 2011. Ilmu Kemajiran pada Ternak. Airlangga
University Press. Surabaya.
Mandiri. 2012. Manual Pelatihan Teknologi Energi Terbarukan. Jakarta.
Muktiani. 2014. Sukses Usaha Penggemukan Sapi Potong. Yogyakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Muslikhah, U. Winangsih, R. Yuliana dan Nugroho. 2013. Uji Mikrobiologis
Parau-Paru Sapi Dari Tempat Pemotongan Hewan (Tph) Di Kota Gorontalo.
Jurnal EULER Vol 1, No1.
Nuryadi dan Wahjuningsih, S. 2011. Penampilan Reproduksi Sapi Peranakan
Ongole dan Peranakan Limousin di Kabupaten Malang. Journal Ternak
Tropika 12 (1): 76-81.
Prasojo G, L Ariatini, dan K Muhamad. 2010. Korelasi antara lama kebuntingan,
bobot lahir dan jenis kelamin dari hasil inseminasi buatan pada sapi bali.
Jurnal veteriner,11 (1): 41-45.
Rianto, E., dan E. Purbowati. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar
Swadaya, Jakarta
Saleh. Amiruddin, Aida Vitalaya, dan Sutisna RS. 2014. Pengembangan Sistem
Produksi dan Keamanan Pangan Sapi Potong peranakan Ongole (PO) Melalui
Penguatan Peternakan Rakyat di Kabupaten Bojonegoro. Bogor (ID): IPB.
Winarto, B. 2010. Kamus Rimbawan. Yayasan Bumi Indonesia Hijau. Jakarta.
Yulianti .H. 2012. Laporan Praktikum Penggunaan UMB.
(https://wordpress.com/2008/10/pakan-ternak-bag2.doc). Diakses tanggal 15
Agustus 2014.
21

LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta rotasi penggembalaan PT Sulung Ranch

Lampiran 2 mustering
22

Lampiran 3 Training dan Tailing


27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 17 Mei 1998. Penulis


merupakan putra ke enam dari pasangan Acu Samsudin dan
Dedeh. Penulis memulai pendidikan Sekolah Dasar di SD
Negeri Pamoyanan 2 pada tahun 2004 dan mengikuti
organisasi sebagai anggota Pramuka kemudian lulus pada
tahun 2010. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 13 Bogor pada tahun 2013
dan mengikuti organisasi sebagai pemimpin regu Pramuka.
Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di
SMA Negeri 4 Bogor dan mengikuti organisasi sebagai bendahara Pramuka
kemudian lulus pada tahun 2016. Penulis diterima sebagai mahasiswa program
studi Teknologi dan Manajemen Ternak Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
(IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2016 dan
mengikuti organisasi sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Peternakan Diploma
(Himaterma) IPB.
Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan 1 di PT Bangun Karso
Peternak Indonesia Kabupaten Bogor Jawa barat yang bergerak dibidang
penggemukan domba selama 6 minggu yang dibimbing oleh M. Baihaqi, SPt, MSc.
penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan 2 di PT Sulung Ranch Kabupaten
Kotawaringin Kalimantan Tengah yang bergerak dibidang pembibitan sapi selama
12 minggu yang di bimbing oleh Dr Jakaria, SPt, Msi.

Anda mungkin juga menyukai