Mantap
Mantap
Mantap
Laporan Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh gelar
Ahli Madya
Pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Ternak
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal lulus :
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
2 METODE 2
2.1 Waktu dan Tempat 2
2.2 Metode Pelaksanaan 2
3 KEADAAN UMUM 2
3.1 Lokasi dan Tata Letak 2
3.2 Sejarah dan Perkembangan 3
3.3 Visi dan Misi 4
3.4 Struktur Organisasi 4
3.5 Ketenagakerjaan 5
4 SARANA DAN PRASARANA 6
4.1 Luas Lahan dan Penggunaanya 6
4.2 Jumlah dan Komposisi Ternak 6
4.3 Sumber Air dan Penggunaanya 7
4.5 Gudang Pakan 8
4.6 Peralatan Produksi 8
5 MANAJEMEN PEMELIHARAAN COW DAN BULL 9
5.1 Manajemen Pemeliharaan Replacement Stock 9
5.1.1 Pemeliharaan Heifer 9
5.1.2 Pemeliharaan Young Bull 10
5.2 Manajemen Penggembalaan 10
5.2.1 Persiapan Penggembalaan 10
5.2.1 Rotasi Penggembalaan 11
5.3 Manajemen Pakan 12
5.3.1 Pakan Hijauan 12
5.3.2 Pakan Konsentrat 12
5.4 Manajemen Reproduksi 13
5.4.1 Sistem Perkawinan 13
5.4.2 Periksa Kebuntingan 14
5.4.3 Calving Interval 15
5.4.4 Calving Rate 15
5.5 Manajemen Kesehatan 16
5.5.1 Pengendalian Endoparasit 16
5.5.2 Pengendalian Ektoparasit 16
5.5.3 Jenis Penyakit dan Pengobatannya 17
6 PEMASARAN 19
7 SIMPULAN DAN SARAN 19
7.1 Simpulan 19
7.2 Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 21
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Prospek usaha dibidang budidaya sapi pedaging sangat menjanjikan, hal ini
dikarenakan dengan pertambahannya penduduk yang terus meningkat
menyebabkan kebutuhan akan protein hewani juga meningkat. Peningkatan
kebutuhan tersebut harus diimbangi dengan jumlah populasi sapi pedaging di
Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi ternak sapi
tahun 2017 sebanyak 16 599 247 ekor mengalami kenaikan 3.59 % dari tahun 2016.
Namun kebutuhan daging sapi dalam negeri tahun 2018 mencapai 662.54 ton
dengan asumsi rata-rata konsumsi nasional sebesar 2.5 kg/kapita/tahun, sehingga
untuk memenuhi permintaan tersebut pemerintah berupaya untuk dapat dipenuhi
dari produksi dalam negeri, sedangkan impor dilakukan untuk memenuhi
kekurangannya. Telah kita ketahui pemeliharaan sapi banyak dilakukan oleh
peternakan rakyat dengan jumlah pemeliharaan sekitar 3-7 ekor sapi saja dengan
tujuan sebagai tabungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Saleh et al 2014),
sebagian besar produksi daging sapi di Indonesia hampir seluruhnya diperoleh dari
peternakan rakyat 78%, sisanya dari impor, sekitar 5 % berupa daging sapi dan 17%
ternak hidup.
Sistem pemeliharaan di Indonesia umumnya dipelihara secara tradisional
dengan memanfaatkan pakan hijaun yang tersedia di alam dan tidak atau sedikit
diberi pakan tambahan. Pemeliharaan sapi berdasarkan tahapan dan tujuan
produksinya dibagi menjadi tiga, antara lain cow calf production, stocker program,
dan cattle finish. Budidaya sapi pedaging akan menguntungkan jika sapi yang
dipelihara menunjukkan produktivitas yang sangat baik, Hal ini harus dibarengi
dengan manajemen pemeliharaan yang sangat baik terutama pada tahap
pemeliharan cow dan bull sebab pada tahap tersebut akan menghasilkan anakan
yang akan dipelihara selanjutnya baik stocker program atau cattle finish.
Lahan pertanian yang semakin berkurang, menyebabkan para petani harus
berfikir kreatif membuat alternatif untuk menambah pendapat seperti integrasi sapi
dan kebun kelap sawit. Pengembangan sistem integrasi tanaman ternak (sapi)
bertujuan untuk: 1) mendukung upaya peningkatan kandungan bahan organik lahan
pertanian melalui penyediaan pupuk organik yang memadai, 2) mendukung upaya
peningkatan produktivitas tanaman, 3) mendukung upaya peningkatan produksi
daging dan populasi ternak sapi, dan 4) meningkatkan pendapatan petani atau
pelaku pertanian.
PT Sulung Ranch merupakan peternakan yang bergerak dibidang pembibitan
sapi pedaging yang berada di Desa Sulung Kecamatan Arut Selatan Kabupaten
Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah dengan sistem pemeliharan integrasi sapi
sawit. Hal inilah yang membuat peternakan PT Sulung Ranch menarik untuk dikaji.
Berkenaan dengan hal tersebut, perlu dilakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
bagi mahasiswa di PT Sulung Ranch untuk memberikan pengalaman bagi
mahasiswa guna meningkatkan kualitas diri dalam bidang peternakan.
2
1.2 Tujuan
2 METODE
3 KEADAAN UMUM
PT Sulung Ranch didirikan pada tahun 2005 dengan Akta Notaris No. 03
Tanggal 02 Februari 2005 dan Akta Perubahan No.03 Tanggal 05 Agustus 2008.
Awalnya PT Sulung Ranch mendatangkan sapi lokal dari Bali sebanyak 200 ekor
untuk dikembangbiakan di area yang telah disediakan oleh perusahaan, kemudian
pada tahun 2010 perusahaan mendapat bantuan sebanyak 50 ekor sapi Bali dari
Dinas Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah
untuk koperasi karyawan dan berkembang dengan baik menjadi 98 ekor. Pada tahun
2010 pakan konsentrat masih didatangkan dari pulau Jawa dan belum
memanfaatkan hasil samping industri kelapa sawit. Sejak akhir tahun 2010
beberapa terobosan yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain pembangunan
gudang bahan baku dan pabrik pakan ternak dan peralatan dengan kapasitas
produksi 8 ton/jam. Pembuatan cattle yard dan equipment dengan lahan seluas 35
meter × 25 meter. Pembangunan Paddock dan tempat pakan sebagai padang
penggembalaan seluas kurang lebih 20 ha . PT Sulung Ranch mendatangkan sapi
Brahman Cross dari Bandung sebanyak 300 ekor. Penggunaan hasil samping
industri sawit (bungkil inti sawit, solid, pelepah daun sawit) sebagai bahan pakan
ternak sehingga dapat meminimalisasi biaya pakan.
Pada tahun 2014 PT Sulung Ranch telah melakukan beberapa hal terkait
pengembangan dan pengelolaan, antara lain PT Sulung Ranch merencanakan impor
sapi sebanyak 2 500 ekor dengan jenis sapi indukan Brahman Cross dari Australia.
Sapi yang berhasil terealisasi hanya 1974 ekor dari 2500 ekor sapi karena sulitnya
memperoleh kapal angkutan ternak. Proses sebelum diberangkatkan ke Indonesia
dilakukan seleksi dan dari jumlah tersebut 796 ekor diantaranya dalam keadaan
bunting 5-7 bulan. Sampai tanggal 24 agustus 2014 dari indukan impor tersebut
telah dilahirkan 12 ekor anak dan diperkirakan triwulan 1 tahun 2015 angka
kelahiran akan mencapai kurang lebih 600 ekor.
4
Visi perusahaan
Menunjang program pemerintah untuk mencukupi kebutuhan daging secara
berkelanjutan baik regional maupun nasional berbasis integrasi sawit sapi dan
menjadikan ternak sapi sebagai komoditas strategis.
Misi perusahaan
1. Pemanfaatan hasil samping industri sawit sebagai pakan ternak (bungkil sawit,
solid, pelepah daun, fiber).
2. Pemanfaatan tanaman cover crops kebun sawit sebagai pakan hijauan makanan
ternak.
3. Pemanfaatan limbah sapi (feses dan urine) sebagai pupuk dan biogas.
4. Pemeliharaan indukan untuk sumber anakan sebagai salah satu upaya
peningkatan populasi.
5. Pemeliharaan sapi bakalan lokal/impor untuk penggemukan utamanya
penggunaan bakalan hasil indukan sendiri yang pada gilirannya akan
mengurangi impor bakalan secara bertahap.
6. Menyiapkan bibit berkualitas bagi peternak/petani plasma, koperasi, dan
sebagainya.
Ranch Manager
3.5 Ketenagakerjaan
PT Sulung Ranch memiliki 177 tenaga kerja yang terdiri dari bagian
Breeding, Community Development Organizer (CDO), Feedmiil, hijauan makan
ternak (HMT), Kantor, Maintenance, Security. Jam kerja PT Sulung Ranch mulai
pada pukul 06.30 WIB dan dilanjutkan kembali pada pukul 14.00 WIB, sedangkan
jam kerja untuk di area penggembalaan sawit terbagi menjadi tiga shift, yaitu pagi
(06.30-15.00 WIB), sore (15.00-24.00 WIB), malam (24.00-08.00 WIB). Tenaga
kerja PT Sulung Ranch berasal dari warga sekitar dan perantauan. Waktu libur staf
setiap hari minggu dalam satu minggu dan mendapat cuti 12 hari dalam setahun
sedangkan waktu libur karyawan cuti 12 hari dalam setahun. Ketenagakerjaan di
PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Ketenagakerjaan PT Sulung Ranch
Bagian Jumlah (orang)
Breeding 101
Community Development Organizer (CDO) 1
Feedmeal 10
HMT 26
Kantor 13
Maintenance 7
Security 6
Traksi 13
Total 177
Sumber: PT Sulung Ranch 2019
6
Luas keseluruhan lahan yang dimiliki PT Sulung Ranch adalah 142 ha.
Penggunaan untuk padang penggembalaan seluas ± 96 ha dan untuk tanaman
hijauan makan ternak seluas ± 35 ha. Sisa luas lahan tersebut digunakan untuk
bangunan. bangunan ini terdiri dari bangunan permanen dan bangunan sementara.
bangunan permanen, antara lain rumah manger, rumah karyawan, kantor , gudang
induk, posko jaga, rumah genzet, dan rumah penjaga rusa. Sedangkan bangunan
non permanen yaitu kandang. Luas lahan dan penggunaanya di PT Sulung Ranch
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Luas lahan dan penggunaanya di PT Sulung Ranch
No Jenis Bangunan Luas Bangunan (m²)
1 Rumah G-1 (Manager) 72
2 Rumah G-2 (Karyawan) 144
3 Rumah G-6 A (Karyawan) 126
4 Rumah G-6 B (Karyawan) 126
5 Rumah G-6 C (Karyawan) 126
6 Rumah G-6 D (Staff kantor) 126
7 Kantor Estate 35
8 Gudang Induk 96
9 Posko Jaga 6
10 Rumah Genzet 8
11 Rumah Penjaga Rusa 24
12 Kandang Induk A 36
13 Kandang Induk B 258
14 Kandang Induk C 126
15 Kandang Induk D 126
16 Kandang Induk E 126
17 Kandang Induk F 126
18 Kandang Induk G 126
19 Kandang Induk H 126
20 Kandang Naungan 16
21 Kandang Naungan Rusa 48
Total 2 003
Sumber: PT Sulung Ranch 2019
PT Sulung Ranch memiliki populasi sapi sebanyak 7 258 ekor pada bulan
Januari 2019 yang terdiri dari cow (induk dewasa), bull (pejantan dewasa), heifer
(dara), young bull (pejantan muda), weaner male (lepas sapih jantan), weaner
female (lepas sapih betina), calf male (pedet jantan), calf female (pedet betina) bull
7
Sumber air yang digunakan PT Sulung Ranch terdiri dari dua sumber yaitu
air danau dan air bersih dari pabrik kelapa sawit. Air danau yang dipompa dan
disaring terlebih dahulu, kemudian ditampung pada tiga tower berkapasitas
sebanyak 64 000 liter. Air danau digunakan untuk keperluan minum sapi dan
sanitasi. Air dari pabrik kelapa sawit merupakan air bersih yang disalurkan untuk
keperluan mushola, mess karyawan, kantor, dan air munim. Air dari pabrik kelapa
sawit dikirim menggunakan truk tangki air lalu ditampung pada tower berkapasitas
sebanyak 43 800 liter. Bak penampungan air danau di PT Sulung Ranch dapat
dilihat pada Gambar 3.
Sumber listrik yang digunakan PT Sulung Ranch berasal dari pabrik kelapa
sawit yang disalurkan ke perusahan melalui kabel berkapasitas sebesar 20 000 V.
Sumber listrik digunakan untuk keperluan penerangan di area perusahaan,
menggerakan mesin pakan, menggerakan mesin pompa air dari danau dan
menggerakan alat mekanis lainnya.
(a) (b)
Gambar 4 Gudang pakan konsentrat (a) dan hijauan (b)
penggembalaan sawit seluas +/- 30 ha. Lalu di kaitkan pita pada bagian atas dan
bawah besi masing-masing pita sepanjang 2600 m² dan dialiri arus listrik dari panel
bertipe tenaga surya. Arus listrik yang mengalir pada pita sebesar 8.0 KV.
penggembalaan sawit dan Body Condition Score (BCS). Waktu pemberian pakan
konsentrat di penggembalaan sawit pada pukul 05.00 WIB dan 17.00 WIB. PT
Sulung Ranch memproduksi pakan konsentrat sendiri dengan memanfaatkan hasil
indutri pabrik kelapa sawit yang langsung dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak
dan mudah diaplikasikan seperti lumpur sawit (solid) dan bungkil inti kelapa sawit.
Diketahui untuk 1 ton kelapa sawit akan mampu menghasilkan limbah berupa
tandan kosong kelapa sawit sebanyak 23% atau 230 kg, limbah cangkang (Shell)
sebanyak 6.5% atau 65 kg, wet decanter solid (lumpur sawit) 4% atau 40 kg, serabut
(fiber) 13% atau 130 kg serta limbah cair sebanyak 50% (Mandiri 2012). Konsentrat
yang digunakan PT Sulung Ranch memiliki proporsi yang tepat setiap bahan
bakunya untuk memenuhi kebutuhan sapi cow dan bull agar menghasilkan
produktivitas yang optimal. Proporsi bahan baku konsentrat di PT Sulung Ranch
terdiri dari Bungkil inti sawit 28%, Dedak 12.5%, Onggok 12%, Urea 0.5%, Garam
0.5%, Kapur 0.5%, Tetes 6%, solid 40%. Bahan baku solid (a) dan pemberian pakan
konsentrat (b) di PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Gambar 9.
(a) (b)
Calving rate PT Sulung Ranch sebesar 48.85 %. Angka calving rate ini
tergolong dalam kisaran rendah. Hal ini sesuai dengan rekomendasi pulitbangnak
(2010) merekomendasikan calving rate untuk sekelompok sapi betina produktif
memiliki angka kelahiran > 70% setiap tahunnya.
(a) (b)
(a) (b)
(a) (b)
Abses merupakan kumpulan nanah (netrofil yang mati) yang berada dalam
kavitas jaringan tubuh yang biasanya pada daerah kulit dan menimbulkan luka yang
cukup serius karena infeksi dari bakteri pembusuk. Sebagian sel mati dan hancur,
meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi (Muslikhah
18
2013). Penyakit abses pada cow dan bull di PT Sulung Ranch sering terjadi
disebabkan oleh luka akibat duri pelepah sawit. Adanya luka tersebut
memungkinkan masuknya agen mikroba. Agen mikroba yang masuk dalam tubuh
kemudian memicu terjadinya reaksi inflamasi. Reaksi inflamasi ini akan
ditunjukkan salah satunya dengan kondisi abses. Pengobatan yang dilakukan PT
Sulung Ranch yaitu menangkap sapi yang terserang abses tersebut lalu dibawa ke
cattle yard utama yang berada di ranch menggunkan truk. Sapi yang terkena abses
dilakukan pembedahaan menggunakan pisau kecil, abses di tekan sampai cairan
nanahnya keluar lalu diberi antibiotik yang mengandung Procaine penicilin G dan
Dhydrostreptomycin sulphate. Pemberian antibiotik menyesuaiakan ukuran abses
tersebut. Setelah itu disemprotkan gusanek pada kulit yang telah dibedah untuk
menghindari infeksi akibat mikroba yang dibawa oleh lalat. Abses pada cow dan
bull di PT Sulung Ranch dapat dilihat pada Gambar 15.
(a) (b)
Myasis atau belatungan adalah infestasi larva lalat ke dalam jaringan hidup
hewan maupun manusia. Awal infestasi larva terjadi pada daerah kulit yang terluka,
selanjutnya larva bergerak lebih dalam menuju jaringan otot. Kondisi tersebut
menyebabkan tubuh ternak menjadi lemah, nafsu makan menurun, demam serta
diikuti penurunan produksi susu dan bobot badan bahkan dapat terjadi anemia.
Penyebab penyakit myasis pada cow dan bull di PT Sulung Ranch yaitu luka yang
tidak diketahui di padang penggembalaan sehingga terjadi infestasi larva dan larva
tersebut memakan jaringan tubuh ternak. Pengobatan yang dilakukan PT Sulung
Ranch yaitu menangkap sapi yang terserang myasis tersebut lalu dibawa ke cattle
yard utama yang berada di ranch menggunkan truk. Pengobatan myasis di PT
Sulung Ranch dengan cara luka dibersihkan menggunakan alkohol secukupnya,
setelah itu luka diberi cairan yang mengandung Deltamethrin secukupnya agar
belatung yang berada pada luka tesebut keluar. Kemudian bersihkan luka dari
belatung dan beri obat yang mengandung Bacitracin zinc dan Neomycin sulfate
yang berfungsi untuk mengobati infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Gram
positif dan Gram negatif yang peka terhadap Neomycin dan Bacitracin, luka bakar,
luka karena operasi, pioderma, dan folikulitis. Pemberian obat enbatik
menyesuaikan lebar luka myasis. Myasis pada cow dan bull di PT Sulung Ranch
dapat dilihat pada Gambar 16.
19
(a) (b)
6 PEMASARAN
7.1 Simpulan
7.2 Saran
PT Sulung Ranch sebaiknya mengafkir bull yang sudah tidak produktif dan
mengganti dengan bull yang unggul serta mengadakan seleksi untuk calon induk
agar evaluasi performa reproduksi meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 2 mustering
22
RIWAYAT HIDUP