Pelabuhan Ayu

Unduh sebagai xlsx, pdf, atau txt
Unduh sebagai xlsx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 138

Perencanaan Pelabuhan

BAB II
PERENCANAAN PELABUHAN

2.1 Data-data Perencanaan


2.1.1 Data Primer
- Direncanakan jumlah kapal yang akan merapat ke dermaga 2 buah kapal
- Tipe Kapal = Kapal Barang
- Gross Tonnage = 20000 Ton
- Kecepatan merapat/sandar kapal = 0.20 m/det
Titik sentuh kapal pada 1/4 L ; L = Panjang kapal
- Tinggi pasang surut (dari HWL ke LWL) = 3.00 m
Dengan muka air relata (MSL)
- Elevasi dasar laut pada jarak = 300 m = -10.0 m
Jarak dari pantai/daratan diambil 10 s.d.25 m
- Jenis tanah pada dasar laut (Sea Bed) adalah Clay (Sompressible Soil) dengan
nilai SPT < 20 digunakan konstruksi dasar dermaga Tipe Tiang Panjang
Data hasil Sondir diperoleh:
P = Nilai konis tanah diambil = 45 kg/cm²
C = Harga Cleef rata-rata = 607.50 kg/cm²
Pada kedalaman tanah = 25 kg/cm²
- Kecepatan Arus Tegak Lurus Pantai = 0.20 Knots
- Beban angin Tegak Lurus Pantai = 40.0 Kg/m²
- Data Gelombang : a. Tinggi gelombang = 0.200 m
b. Kecepatan gelombang = 0.20 m/det
- Koefisien Gempa = 0.15
- Beban Hidup Mereta di Atas Dermaga = 110 kg/cm²
- Beban truk = 10.0 Ton
- Beban Crane Kup + Forkilft = 20.0 Ton
- Lebar Apron = 25.0 m
- Ketentuan lain disesuaikan dengan Peraturan dan Persyaratan yang berlaku pada
Perencanaan Pelabuhan.

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

2.2 Perencanaan Dermaga


Rumus umum : Lp = n . Loa + (n + 1) . 10% . Loa
Dimana :
Lp : Panjang Dermaga
Loa : Panjang Kapal yang ditambat
n : Jumlah Kapal yang ditambat

(Sumber : Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 214)

Berdasarkan Nilai Gross Tonnage dari soal sebesar = 20000 ton, untuk kapal barang
(kapal Cargo) dapat diperoleh nilai panjang, lebar dan draft (karajteristik kapal) yang dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Karakteristik Kapal
Panjang Lebar Draft
No Bobot Ket
Loa ( m ) (m) (m)
1 3,000 92 14.2 5.7
2 5,000 109 16.4 6.8
3 8,000 126 18.7 8
4 10,000 137 19.9 8.5
5 15,000 153 22.3 9.3
6 20,000 177 23.4 10.00

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

7 30,000 186 27.1 10.9


8 40,000 201 29.4 11.7
9 50,000 216 31.5 12.4
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal.37)
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai karakteristik kapal sebagai berikut:
a. Panjang Kapal (Loa) = 177.00 m
b. Lebar Kapal (B) = 23.40 m
c. Draft Kapal (d) = 10.00 m

Sketsa Karakteristik Kapal Rencana

2.2.1 Panjang Dermaga


Rumus umum : Lp = n . Loa + (n + 1) . 10% . Loa
( Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 214 )
Sehingga, diperoleh panjang dermaga (Lp)
Lp = 2 x 177 + 2 + 1 x 10% x 177
= 240.430 m ≈ 241 m

2.2.2 Lebar Dermaga


Lebar Apron (a) = 25.0 m (dari soal)
Lebar Area Parkir = 50 m (direncanakan)
Lebar Area Bebas = 50 m (direncanakan)
Untuk perencanaan lebar apron dengan 2 jalur kendaraan maka digunakan ad = 8.0 m
Dapat dilihat pada gambar 6.29 penentuan lebar apron ( Bambang Triatmodjo Perencanaan
Pelabuhan, Hal 216)

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Dapat dilihat pada gambar 6.29 penentuan lebar apron ( Bambang Triatmodjo Perencanaan
Pelabuhan, Hal 216)

a e
6.0 15.0
7.8 12.6
9.0 10.5
10.8 9.0
12.9 7.5
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai e= 12.25 m (Hasil dari interpolasi)

Rumus Umum : d = Lp - 2e
3 xA
b=
(d - 2e)
Dengan:
A : Luas Gudang a : Lebar Apron
L : Panjang Kapal yang ditambat e : Lebar Jalan
b : Lebar Gudang
(Sumber Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 215)
Berdasarkan rumus diatas, diperoleh nilai d sebagai berikut:
d= 241 - 2 x 12.25
= 216.50 m
Direncanakan Luas Gudang = 20000 m² maka, Lebar Gudang (b) :
2 xA
b=
(d - e)
2 x 20000
=
216.50 - 12.25
= 195.84 ≈ 196 m
Sehingga, Lebar Minimum Dermaga (L) adalah
L = Lebar apron + lebar gudang + lebar jalan + lebar parkir + lebar area bebas
= 25 + 196 + 12.25 + 50 + 50
= 333.25 m

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Sketsa perencanaan dermaga tipe Wharf

2.2.3 Kedalaman Dasar Kolam Dermaga

Sumber : Perencanaan Pelabuhan Soedjono, hal. 311


Dik : a: Clearence = 0,8 - 1,0 (digunakan 1,0 m)
b: Taraf Dermaga = 0,5 - 1,5 (digunakan 1,5 m)

Sketsa Kedalaman Dasar Kolam Dermaga


Tinggi pasang surut (dari HWL ke LWL) = 3.00 m, maka :
a. HWL = 1.5 m
b. MSL = 0.00 m
c. LWL = -1.50 m
Maka, kedalaman kolam dermaga pada muatan maksimum dari MSL
H = - LWL + Draft kapal + Clearence
= - 1.50 + 10.00 + 1.0

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

= - 12.50 m
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kedalaman kolam
dermaga adalah = -12.50 m

2.2.4 Elevasi dermaga


Elevasi dermaga = HWL + Taraf dermaga
Dimana, taraf dermaga (0,5 - 1,5), pada perencanaan ini diambil nilai maksimum= 1.5 m
Elevasi dermaga = HWL + Taraf dermaga
= 1.50 + 1.50
= 3.00 m

2.3 Dimensi Alur (Lebar Alur Di Depan dan Di Luar Pelabuhan)


2.3.1 Lebar alur di depan pelabuhan
Lebar kapal (B) = 23.40 m ≈ 24.0 m
Lebar keamanan = 1.5 x B = 35.1 m ≈ 36.0 m
Jalur gerak = 1.8 x B = 42.1 m ≈ 43.0 m
Lebar keamanan antar kapal = 1.0 x B = 23.4 m ≈ 24.0 m

Lebar Lebar Leb


keama keaman ar
nan an kea
150% B antar man
kapal an
180% B 150
%B

B B

1,5.B 1,8.B 1,0.B 1,8.B 1,5.B

(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 153)


total panjang 7,6.B
Sehingga, total lebar alur di depan pelabuhan adalah
= 2 x lebar keamanan + 2 x jalur gerak + lebar keamanan antar kapal
= 2 x 36.0 + 2 x 43.0 + 24.0
= 182.0 m

2.3.2 Lebar Alur Luar Pelabuhan

Karena alur di luar pelabuhan maka harus lebih besar dari pada di depan pelabuhan agar
kapal bisa bermanuver dengan aman di bawah pengaruh gelombang arus topografi.

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

B B

10.B

Maka, direncanakan lebar alur di luar pelabuhan adalah 10.B atau


= 10 x B
= 10 x 24.0
= 240 m

2.3.3 Kedalaman Alur Pelayaran


Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di laur masuk harus cukup
besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan
penuh. Kedalaman air dalam alur pelayaran dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini:
Dengan:
d : Draft kapal
G : Gerak vertikal kapal karena
gelombang dan squat
R : Ruang kebebasan bersih
d
P : Ketelitian pengukuran
G
S : Pengendapan sedimen antara
P
dua pengerukan
R
K : Toleransi pengukuran

S
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal. 147)
K

Kedalaman air total adalah :


H= d + G + R + P + S + K
Dimana :
d = 10.00 + 0.30 = 10.30 m

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

(0,3 adalah angka koreksi minimun kerena adanya salinitas dan kondisi muatan)
hbruto = Ruang kebebasan bruto
= 15% x d
= 15% x 10.00
= 1.5 m
R = 0,5 m (untuk dasar laut berpasir) Dipakai R = 0.5 m
= 1 m (untuk dasar laut terdapat karang laut)
G = 20% dari draft kapal = 20% x 10.00 = 2.00 m
P = 10% dari draft kapal = 10% x 10.00 = 1.00 m
S = 10% dari draft kapal = 10% x 10.00 = 1.00 m
K = 10% dari draft kapal = 10% x 10.00 = 1.00 m
Catatan:
Untuk memeperhitungakan nilai P,S dan K digunakan faktor keamanan sebesar 10%
dari draft kapal
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 150)
Maka kedalaman alur total (H) adalah :
H=d+G+R+P+S+K
= 10.30 + 2.00 + 0.5 + 1.00 + 1.00 + 1.00
= 15.80 m

2.3.4 Kolam Putar (Turning Basin) dan Kolam Pelabuhan

Luas kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal minimum adalah luasan
lingkaran dengan jari-jari 1,5 kali panjang kapal total (Loa) dari kapal terbesar yang
menggunakannya.

Apabila perputaran kapal dilakukan dengan bantuan jangkar atau menggunakan kapal
tunda, luas kolam putar minimum adalah luas lingkaran dengan jari-jari sama dengan
panjang total kapal (Loa)
(Sumber Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 156)
a. Luas kolam putar minimum
A = π x r2 r = 1,5 x Loa = 265.50
= 3.14 x 265.50 ²
= 221451.652 m²

b. Luas kolam putar minimum dengan menggunakan kapal tunda


A = π x r2 r = Loa = 177.00 m
= 3.14 x 177.00 ²
= 98422.956 m²

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

c. Kedalaman kolam pelabuhan


Dengan memperhitungkan gerak isolasi kapal karena, angin dan arus pasang surut,
kedalaman kolam pelabuhan adalah 1,1 kali draft kapal pada pengaruh alam seperti
gelombang muatan penuh di bawah elevasi muka air rencana.

Tabel 2.2 Kedalaman Kolam Pelabuhan


Bobot (ton) Kedalaman (m)
3000 6.5
5000 7.5
8000 9.0
10000 10.0
15000 11.0
20000 11.5
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal.157)
Berdasarkan tabel diatas bahwa untuk Kapal Barang (Kapal Cargo) dengan bobot 4500 TON
diperoleh nilai kedalaman kolam pelabuhan = 11.5 m

Catatan :
Apabila dalam perencanaan terdapat bobot kapal yang tidak tersedia secara langsung maka
dapat diselesaikan dengan metode interpolasi

Arah Gelombang

Pemecah Gelombang A

Pemecah Gelombang

        
          

11,467 m 114,67 m 11,467 m 114,67 m 11,467 m


0,1 x Loa Loa Loa
0,1 x Loa 0 ,1 x Loa

Kap al Baran g (Peti Kemas) = 600 0 ton Ka pal Barang ( Peti Kemas) = 6000 ton

Bollard Bitt

a = 19 m

Garis P antai Garis Pan tai

Gudang Gudang
b = 280 m

Sketsa Kolam Putar


T angki
Tangk i Air B ahan B akar

e = 1 2,25 m

Kantor
Area Parkir Area Parkir
p = 100 m

2.4 Perencanaan Squat A b = 75 m


P os Jag a
Mu sholah

Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh
kecepatan kapal. Squat ini diperhitungkan berdasarkan dimensi, kecepatan kapal dan
kedalaman air.
Ayu Amaliah Porotuo
F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh
kecepatan kapal. Squat ini diperhitungkan berdasarkan dimensi, kecepatan kapal dan
kedalaman air.

Gambar Squat

(Sumber Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 149)


Besar Squat dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut yang didasarkan dengan
percobaan dilaboratorium (Bruun.P.,1981)
Δ Fr²
z = 2.4 x
L²pp 1- Fr²
Dengan:
z : Squat
Δ : Volume air air yang dipindahkan (m³) g : Percepatan gravitasi (m/dtk²)
Lpp : Panjang garis air (m) h : Kedalaman air (m)
V
Fr : Angka froude =
g.h
V : Kecepatan (m/dtk) (dari soal)
2.4.1 Volume air laut yang dipindahkan
W 20000 ton
Δ= = = 19512.20 m³
Ɣ air laut 1.025 ton/m³
2.4.2 Panjang Garis Air
Lpp = 0,846.Loa1,0193 = 0.846 x 177.00 1,0193 = 165.47 m
2.4.3 Angka Froude (Fr)
V 0.20
Fr= =
g.h 9.81 x 10.00

= 0.0202

Maka nilai Squat (z) adalah


Δ Fr²
z = 2.4 x
Lpp2 1- Fr²
19512.20 0.0202 2
= 2.4 x
165.474 2 1- 0.0202 2
= 0.00070 m

Pengaruh Squat sangat kecil, sehingga elevasi dasar laut nominal dapat langsung
menggunakan draft terkoreksi ditambah dengan clearance.

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Dari perhitungan sebelumnya diketahui :


» Draft kapal terkoreksi = 10.30 m
» Clearence = 1.00 m

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

3000 14
5000 16

3000 5.7
5000 6.8

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

407.10

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

102

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

2.5 Perencanaan Konstruksi Pelat Lantai (Apron Dermaga) dan Balok Dermaga
Diketahui :
» ɣbeton = 2400 kg/m3 = 2.40 t/m3
» ɣair = 1000 kg/m3 = 1.000 t/m3
» Panjang dermaga = 241.00 m
» Lebar dermaga = 333.25 m
» Lebar apron = 25.0 m

2.5.1 Beban Mati (WDL)


Direncanakan :
» Dimensi balok induk (b x h) = 60 x 90 cm
= 0.6 x 0.9 m
» Tebal pelat (tpelat) = 25 cm = 0.25 m
» Tinggi genangan air hujan = 5 cm = 0.05 m
» Tinjauan perpanel arah X dan Arah Y, dengan :
Lx = 4.0 m
Ly = 5.0 m

● Berat sendiri pelat = tpelat x ɣbeton


= 0.25 x 2.40
= 0.60 t/m2
● Berat genangan air hujan = tinggi genangan air hujan x ɣair
= 0.05 x 1.00
= 0.05 t/m2
● Berat balok induk = b x h x ɣbeton
= 0.6 x 0.9 x 2.40
= 1.296 t/m2
Total beban mati (WDL) = 0.60 + 0.050 + 1.296
= 1.946 t/m2

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

2.5.2 Beban Hidup (WLL)


● Beban hidup merata di atas dermaga (WLL1) = 110 kg/m2
= 0.11 t/m2
● Beban truck = 8.5 ton

8.5 ton

8.5 ton

Distribusi Tegangan Roda Arah Memanjang Distribusi Tegangan Roda Arah Melintang
● Maka, beban merata akibat tekanan/tegangan roda adalah :
» Beban truk (P) = 8.5 ton

» Tinjauan luasan pembebanan = 1 x 0.5


» Beban merata akibat tekanan tiap roda (WLL2)
P
WLL2 =
A
8.5
=
1 x 0.5
= 17.000 t/m2

● Beban crane kup + forklift


» Beban crane kup + forklift (P) = 20 ton
» Tinjauan luasan pembebanan = 4.0 x 5.0 m
» Beban merata crane cup + forklift (W LL3
)
P
WLL3 =
A
20
=
4.0 x 5.0
= 1.000 t/m2

Total beban hidup (WLL) = WLL1 + WLL2 + WLL3


= 0.11 + 17 + 1.00

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

= 18.110 t/m2

Maka, beban ultimate pelat dermaga (Wult)


Wult = 1.2 WDL + 1.6 WLL
= 1.2 1.95 + 1.6 18.110
= 31.311 t/m2

2.5.3 Perhitungan Momen pada Pelat Dermaga


Perhitungan berdasarkan Metode Koefisien Momen PBI 1971.
Dalam hal ini setiap panel ditinjau pada kondisi jepit sempurna.
Dik :
qu = Wult = 31.311
Lx = 4.0 m
5.0 m Ly = 5.0 m
Ly 5.0
= = 1.25
Lx 4.0

4.0m
Berdasarkan tabel koefisien momen, momen di pelat persegi yang menumpu pada
keempat tepinya akibat beban merata:

Mlx = + 0.001 · qu · Lx2 · x


Untuk Ly/Lx = 1.25 diperoleh nilai x = 29.5
Mly = + 0.001 · qu · Lx2 · x
Untuk Ly/Lx = 1.25 diperoleh nilai x = 19.5
Mtx = - 0.001 · qu · Lx2 · x
Untuk Ly/Lx = 1.25 diperoleh nilai x = 66.50
Mty = - 0.001 · qu · Lx2 · x
Untuk Ly/Lx = 1.25 diperoleh nilai x = 56.5
Keterangan :
Nilai x diperoleh dari Tabel 13.3.1. Hal. 202 PBI 1971

Sehingga diperoleh :
Mlx = + 0.001 · qu · Lx2 · x
= + 0.001 · 31.311 · 4.0 2 29.5

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

= + 14.779 ton.m

Mly = + 0.001 · qu · Lx2 · x


= + 0.001 · 31.311 · 4.0 2 19.5
= + 9.769 ton.m
Mtx = - 0.001 · qu · Lx2 · x
= - 0.001 · 31.311 · 4.0 2 66.50
= - 33.315 ton.m

Mtx = - 0.001 · qu · Lx2 · x


= - 0.001 · 31.311 · 4.0 2 56.5
= - 28.305 ton.m

2.5.4 Penulangan Pelat Lantai Dermaga


Direncanakan :
b = 1000 mm (tinjauan per meter)
h = 250 mm
fy = 400 MPa
fc' = 30 MPa
Tebal selimut beton (d') = 20 mm
Diameter tulangan (Øtul.) = 16 mm (pada daerah lapangan)
22 mm (pada daerah tumpuan)
1) Penulangan pada Daerah Lapangan Arah X dan Arah Y
Dik: Mu = Mlx = Mly = 14.779 ton.m
= 147788864 N.mm
b = 1000 mm (tinjau per meter)
h = 250 mm

● Tinggi efektif (d) arah X dan arah Y


d = h - d' - ½ · Ø tul.
= 250 - 20 - ½ · 16
= 222 mm

● Rasio Kekuatan Bahan (m)


fy 400
m = = = 15.686
0.85 . fc' 0.85 x 30

● Koefisien Tahanan ( Rn )

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Mu 147788864
Rn = = = 3.748
Ø . b . d2 0.8 x 1000 222 2

● Rasio tulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.0035
fy 400

ρmax = 0.75 ρb

Dimana :
0.85 · fc' · β1 600
ρb = x
fy 600 + fy

·
0.85 · 30 · 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.033
Jadi,
ρmax = 0.75 . 0.033
= 0.0244

● Rasio penulangan (ρperlu)


1 2 · m Rn
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 15.686 3.748
= 1 1 -
15.686 400
= 0.0102
Cek : ρmin < ρperlu < ρmax
0.0035 < 0.0102 < 0.0244
maka digunakan, ρperlu = 0.0102
● Luas tulangan
Ast = ¼ · π · Ø tul. 2
= ¼ · π · 16 2
= 200.96 mm2

● As perlu = ρ · b · d
= 0.0102 · 1000 · 222
= 2261 mm2

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

● Jumlah tulangan (n)


As perlu 2261
n = = = 11.25 Tulangan
Ast 200.96

● Jarak tulangan (S)


b 1000
S = = = 97.6 mm
n-1 11 - 1
≈ 100 mm
Maka, digunakan tulangan Ø16 - 100

2) Penulangan pada Daerah Tumpuan Arah X dan Arah Y


Dik: Mu = Mlx = Mly = 33.315 ton.m
= 333151168.0 N.mm
b = 1000 mm (tinjau per meter)
h = 250 mm

● Tinggi efektif (d) arah X dan arah Y


d = h - d' - ½ · Ø tul.
= 250 - 20 - ½ · 22
= 219 mm

● Rasio Kekuatan Bahan (m)


fy 400
m = = = 15.69
0.85 . fc' 0.85 x 30

● Koefisien Tahanan ( Rn )
Mu 333151168.0
Rn = = 2
= 8.683
Ø . b . d2 0.8 1000 219

● Rasio tulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.0035
fy 400

ρmax = 0.75 ρb

Dimana :
0.85 fc' x β1 600
ρb = x
fy 600 fy

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

0.85 30 · 0.85 600


ρb = x
400 600 + 400
= 0.033

Jadi, = 0.75 . 0.033


ρmax = 0.0244

● Rasio penulangan (ρperlu)


1 2 m Rn
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 15.69 8.68
= 1 - 1 -
15.686 400
= 0.0277
Cek : ρmin < ρperlu < ρmax
0.0035 < 0.0277 > 0.0244

maka digunakan, ρmin = 0.0244


● Luas tulangan
Ast = ¼ · π · Ø tul. 2
= ¼ · π · 22 2
= 379.94 mm2

● As perlu = ρ · b · d
= 0.0244 · 1000 · 222
= 5413 mm2

● Jumlah tulangan (n)


As perlu 5413
n = = = 14 Tulangan
Ast 379.94

● Jarak tulangan (S)


b 1000
S = = = 75.5 mm
n-1 14 - 1
Maka, digunakan tulangan Ø22 - 80

2.6 Gaya Geser Dasar Horizontal Akibat Gempa (V)


2.6.1 Akibat Pembebanan Horizontal (Beban Mati VDL)
1) Beban Pelat = Luas x tebal x ɣbeton

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

= 241.0 x 333 x 0.25 x 24


= 481879.50 kN
2) Beban Balok = (vol. balok arah X ∙ n) + (vol. balok arah Y ∙ n) ɣbeton
Dengan :
n = Jumlah panel balok per arah
Lebar Apron 25.0
n arah X = + 1 = + 1 = 7.25 8
Lx 4.0
Panjang Dermaga 241
n arah Y = + 1 = + 1 = 49 buah
Ly 5.0
Sehingga,
Beban Balok = (vol. balok arah X ∙ n) + (vol. balok arah Y ∙ n) ɣbeton
= 0.6 0.9 241 8 0.6 0.9 25 49 24
= 40927.68 kN

3) Beban Air hujan (5 cm) = Luas x tebal genangan x ɣair


= 241 x 25.0 x 0.05 10
= 3012.50 kN
Total beban mati (VDL) = 481879.50 + 40927.68 + 3012.50
= 525819.68 kN

2.6.2 Akibat Pembebanan horizontal (Beban Hidup VLL)


1) Beban merata pelat = Luasan (A) · Beban hidup di atas dermaga (q)
Dimana :
Luasan Dermaga (A) = Panjang dermaga x Lebar apron
= 241.0 x 25.0
= 6025.0 m2
Beban hidup merata di atas dermaga (q) = 110 kg/m2 = 1.10 kN/m2
Beban merata pelat = Luasan (A) · Beban hidup di atas dermaga (q)
= 6025.00 x 1.10
= 6627.5 kN
2) Beban truk = 10.00 ton
= 100.00 kN
3) Beban crane kup + forklift = 20.00 ton
= 200 kN
Total beban hidup (VLL) = 6628 + 100.0 + 200
= 6927.50 kN

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Maka, Beban Ultimate (Vult) = 1.2 VDL + 1.6 VLL


= 1.2 525819.68 + 1.60 6927.50
= 642067.62 kN

2.6.3 Perhitungan gaya geser dasar horizontal akibat gempa (V)


1) Waktu Getar Alami Fundamenatal Struktur Gedung (T1)
Bangunan direncanakan untuk daerah gempa 4
● Menurut SNI 1726 - 2002, waktu getar alami fundamental (T) dari struktur gedung harus
dibatasi, bergantung pada koefisien ζ untuk Wilayah Gempa tempat struktur gedung
berada dan jumlah tingkatnya (n) menurut persamaan :

T1 < ζ · n
Dimana : ζ = Koefisien gempa
Koefisien gempa untuk wilayah 4
n = Jumlah tingkat = 1
Sehingga,
T1 = ζ · n
= 0.15 · 1
= 0.15
2) Menentukan koefisien Gempa Dasar
Dari Grafik Respon Spektrum Gempa Rencana dengan T = 0.15
diperoleh C = 0.67

3) Faktor Keamanan (I)


Kategori Gedung dan Bangunan, diperoleh nilai I untuk kategori gedung umum

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran, mempunyai faktor


keamanan (I) = 1.0

(Sumber SNI 1726 - 2002, Hal 12)

4) Faktor Reduksi Gempa (R)


Dalam peraturan SNI 1726 - 2002, faktor jenis struktur diubah menjadi daktalitas
struktur (m) dan reduksi gempa (R).
Direncanakan taraf kinerja struktur gedung daktail penuh, sehingga diperoleh :
m = 5.3
R = 8.5

Tabel Parameter Daktilitas Struktur Gedung

(Sumber SNI 1726 - 2002, Hal 15)

5) Gaya Geser Gempa Horizontal (V)

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

C · I 0.67 · 1.0
V = Vult = 642068
R 8.5
= 50610.036 kN
Tabel distribusi gaya geser horizontal akibat gaya gempa sepanjang tinggi pelabuhan
dalam arah X dan Y
hi Wi Wi ∙ hi Fi (xi , yi) Untuk tiap portal
Tingkat
(m) (kN) (kN.m) (kN)
1
/6 ∙ Fix 1
/61 ∙ Fiy

1 15.50 642067.616 9952048.048 50610.0 6980.695 1028.659


Σ 9952048.048 50610.0 6980.695 1028.659

6) Gaya Geser Gempa Horizontal tiap joint (Vi)


Fix
● Akibat beban gempa arah X (Vix) =
n kolom
6980.695
=
49
= 141.884

Fiy
● Akibat beban gempa arah Y (Viy) =
n kolom
1028.659
=
7.25
= 141.884
2.7 Perencanaan Dimensi Balok
2.7.1 Pembebanan Balok
1) Beban mati (WDL) = 1.95 t/m2 = 19.46 kN/m2
2) Beban hidup (WLL) = 18.11 t/m2 = 181.10 kN/m3
3) Berat sendiri balok = lebar balok x tinggi balok x ɣbeton
Direncanakan Lebar balok (b) = 60 cm = 0.6 m
Tinggi balok (h) = 90 cm = 0.9 m
ɣbeton = 2400 kg/m 3

Berat sendiri balok = b . h . ɣbeton


= 0.6 x 0.9 x 24
= 12.96 kN/m'

2.7.2 Distribusi Pembebanan Balok


1) Beban Segitiga Tinjau Bentang A-B

2.50 m

Ayu Amaliah Porotuo A B


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

A B
2.50 m

4.00 m

● Luas segitiga
A = ½ a t n n = Jumlah bangun
= ½ 4 2.5 2
= 10.00 m2

● Beban Segitiga
Beban mati = A . WDL
= 10.00 x 19.46
= 194.600 kN

Beban hidup = A . WLL


= 10.00 x 181.1
= 1811.000 kN

● Reaksi Tumpuan
RAV = RBV = ½ · beban segitiga
Beban mati = ½ · 194.600 = 97.300
Beban hidup = ½ · 1811.000 = 905.500
● Momen Maksimum Ditengah Bentang (Beban Simetris)
·
2.00

0.90
A B
Q
L = 4 m

2 m

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

» Beban Mati
Q = ½ a t n x WDL
= ½ 2 2 2 · 19.46
= 77.8 kN

Mmax = RAV · ½ · 4 - Q 1/3 ½ 4


= 97.30 2 - 77.8 0.667
= 142.707 kN.m

» Beban Hidup
Q = ½ · a · t n x WLL
= ½ · 2 · 2 2 x 181.1
= 724.400 kN

Mmax = RAV · ½ · L - Q 1/3 ½ L ·


= RAV · ½ · 4 - Q 1/3 ½ 4 ·
= 905.50 2 - 724.40 x 0.667
= 1328.07 kN.m

● Beban merata eqivalen (qek)


» Beban Mati (qek DL)
Mmax = 1/8 · qek DL · L2
142.71 = 1/8 · qek DL · 4 2
qek DL = 71.353 kN/m'
» Beban Hidup (qek LL)
Mmax = 1/8 · qek LL · L2
1328.07 = 1/8 · qek LL · 4 2
qek LL = 664.033 kN/m'

Maka : qDL = qek DL + Berat sendiri balok


= 71.353 + 12.960
= 84.313 kN/m'

qLL = qek LL
= 664.033 kN/m'

● Beban Terfaktor (qult)


qult = 1.2 qDL + 1.6 qLL
= 1.2 84.313 + 1.6 664.033

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

= 1163.629 kN/m'
Dari hasil analisis SAP 2000, diperoleh nilai gaya dalam maksimum sebagai berikut :
● Momen tumpuan Max = 3594.282 kN.m
● Momen lapangan Max = 2399.156 kN.m
● Gaya geser (lintang) Max = 3605.497 kN
● Gaya normal Max = 202.206 kN

2.7.3 Penulangan balok induk ·


1) Penulangan Daerah Tumpuan
● Mu = Mmax = 3594.282 kN.m
= 3594281800 N.mm

● Dimensi balok = 600 x 900 mm2

● Perkiraan tinggi efektif penampang (d)


Selimut beton (d') = 20 mm
Diameter tulangan pokok (Øtul) = 32 mm
Diametet begel (Øbegel) = 12 mm
d = h - (d' + Øbegel + ½ . Øtul)
= 900 - 20 + 12 + ½ 32
= 852 mm

● Koefisien tahanan (k)


Mu
k =
Ø · b · d 2
3594281800.000
=
0.8 600 852 2
= 10.31553 N/mm2

● Nilai m
fy 400
m = =
0.85 x fc' 0.85 x 30 30
= 15.686
● Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.0035
fy 400

1 2 m k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

1 2 15.69 10.32
= 1 - 1 -
15.686 400
= 0.03589

ρmax = 0.75 ρb

0.85 · fc' · β1 600


ρb = x
fy 600 + fy
0.85 · 30 · 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.03251
Jadi,
ρmax = 0.75 0.03251
= 0.0244

Syarat : ρmin < ρperlu < ρmax


0.00350 < 0.03589 < 0.02438
Karena, ρmin < ρperlu
maka digunakan: ρ = ρperlu = 0.03589 = 0.036

● Luas tulangan perlu (Asperlu)


Asperlu = ρ · b · d
= 0.03589 · 600 · 852
= 18348.743 mm2

● Luas tulangan pokok (AsD16)


AsD25 = ¼ · π · D 2
= ¼ · π · 32 2
= 804.248 mm2

● Jumlah tulangan (n)


Asperlu 18348.743
n = = = 22.815 ≈ 23 batang
AsD36 804.248

Jadi, tulangan yang digunakan 8D36

2) Penulangan Daerah Lapangan


● Mu = Mmax = 2399.156 kN.m

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

= 2399156400 N.mm
● Dimensi balok = 600 x 900 mm2
● Perkiraan tinggi efektif penampang (d)
Selimut beton (d') = 20 mm
Diameter tulangan pokok (Øtul) = 25 mm
Diameter begel (Øbegel) = 12 mm
d = h - (d' + Øbegel + ½ . Øtul)
= 900 - 20 + 12 + ½ 25
= 855.5 mm

● Lebar efektif (bef)


L 4000
▪ = = 1000 mm
4 4
▪ bw + 16 . hf = 600 + 16 250 = 4600 N.mm
▪ As ke As = 4000 mm
Digunakan bef terkecil :
Jadi, bef = 1000 mm

● Momen tahanan (MR)


MR = Ø 0.85 fc' bef hf d - ½ 250
= 0.8 · 0.85 · 30 · 1000 · 250 · 855.5 125
= 3725550000 N.mm

Syarat: MR > MU
3725550000 N.mm > 2399156400 N.mm

● Koefisien tahanan (k)


Mu
k =
Ø · bef · d 2
2399156400.000
=
0.80 · 1000 · 855.5 2
= 4.09759 N/mm2

● Nilai m
fy 400
m = = = 15.69
0.85 x fc' 0.85 x 30

● Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00350

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

ρmin = = = 0.00350
fy 400
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 15.686 · 4.098
= 1 - 1 -
15.686 400
= 0.01123

ρmax
= 0.75 ρb

0.85 · fc' · β1 600


ρb = x
fy 600 + fy
0.85 · 30 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.03251
Jadi,
ρmax = 0.75 0.03251
= 0.02438

Syarat: ρmin < ρperlu < ρmax


0.00350 < 0.01123 < 0.02438 batang
Karena, ρmin > ρperlu
maka digunakan: ρ = ρperlu = 0.01123

● Luas tulangan perlu (Asperlu)


Asperlu = ρ · bef · d
= 0.01123 · 1000 855.5
= 9610.481 mm2

● Luas tulangan pokok (AsD25)


AsD25 = ¼ · π · D2
= ¼ · π · 25 2
= 490.874 mm2

● Jumlah tulangan (n)


Asperlu 9610.481
n = = = 19.578 ≈ 20 batang
AsD25 490.874

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Jadi, tulangan yang digunakan 20D25

3) Penulangan Geser (Sengkang)


● Vu = 3605.497 kN

● Ukuran balok = 600 x 900 mm2

● Perkiraan tinggi efektif penampang (d)


Selimut beton (d') = 20 mm
Diametr tulangan pokok (Øtul) = 25 mm
Diameter begel (Øbegel) = 12 mm

d = h - (d' + Øbegel + ½ . Øtul)


= 900 - 20 + 12 + ½ 25 ·
= 855.5 mm
● Kekuatan Nominal Geser Penampang (ØVc)
1
Vc = fc' b d
6
1
= 30 600 855.5 ·
6
= 468576.648 N
·
= 468.577 kN

ØVc = 0.6 x 468.577


= 281.146 kN

Cek : ØVc < Vu


281.146 kN < 3605.497 kN
dibutuhkan tulangan geser
● Syarat Keseimbangan Geser
Vu
Vs = - Vc
Ø
3605.497
= - 468.577
0.6
= 5540.585018721 kN
= 5540585.019 N

1 1
fc' b d = 30 600 855.5
3 3

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

= 937153.296 N
= 937.153 kN

Cek : 1
Vs < fc' b d · ·
3
5540.585 kN > 937.153 kN

Digunakan spasi tulangan maksimum (Smaks)


1
Smaks = d
2
1
= 855.5
2
= 427.75 mm
Tulangan geser yang digunakan Ø12-400 mm

4) Penulangan Torsi
Dik : ▪ Dimensi balok :
Lebar balok (b) = 600 mm
Tinggi balok (h) = 900 mm
▪ Diameter sengkang (Øsengkang) = 12 mm
▪ Tebal selimut beton (ts) = 20 mm
▪ Torsi ultimate (Tu)
Mu lapangan 2399156400
Tu = =
Ø 0.6
= 3998594000.0 MPa
▪ Mutu beton (fc') = 30 MPa
▪ Mutu baja (fy) = 400 MPa
▪ Øtorsi = 0.6

● b1 = b - 2 . ts - 2 ½ ∙ Øsengkang
= 600 - 2 20 - 2 ½ ∙ 12
= 548 mm

● h1 = h - 2 ts - 2 ½ ∙ Øsengkang
= 900 - 2 20 - 2 ½ ∙ 12
= 848 mm

fc'
● Tc = x b2 x h
15

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

30 2
= x 600 x 900
15
= 118308072.421 N.mm

● Ø Tc = 0.6 118308072.421
= 70984843.45 N.mm

Syarat : Ø Tc < Tu
70984843.45 N.mm < 3998594000.000 N.mm
Perlu tulangan torsi
● Ø Ts = Tu - Ø Tc
= 3998594000.000 - 70984843.453
= 3927609156.547 N.mm

● Perhitungan tulangan longitudinal torsi


h1 848
2 + 2 +
b1 548
αt = = = 1.18 ≤ 2
3 3

b1 + h1 2 ∙ Tu - Ø Tc D
At = x
b1 ∙ h1 αt x Ø ∙ fy ·

548 + 848 2 3927609156.547


= x
548 ∙ 848 1.18 ∙ 0.6 400

= 0.00300 x 27679138.603

= 83149.871 mm2

Dipasang tulangan memanjang pada kedua sisi. Untuk tiap sisinya direncanakan
menggunakan 4 tulangan, sehingga :
At
▪ Perkiraan luasan total tulangan =
4
= 83149.871
4
= 20787.468 mm2

▪ Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter tulangan 16 mm

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Luas tulangan (AsD16) = ¼ · π D2


2
= ¼ · 3.14 16
= 201.062 mm2
Luas total tulangan (As4D16) = 4 · AsD16
= 4 · 201.0619
= 804.248 mm2

804.248 mm2 < 20787.468 mm2

Sehingga digunakan tulangan memanjang 4D16 persisinya.

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

2.8 Perencanaan Pile Cap


Untuk keseragaman dan nilai estetika (keindahan serta kemudahan) dalam pengerjaannya,
maka direncanakan dengan penampang yang sama. Ditinjau Pile Cap yang menerima beban
paling besar yaitu di tengah bentang.

Balok Arah Y

Pile Cap
2.5 m
2,3 m
Balok Arah X

2.5 m m
2,3

22,3
m 2 2,3
m 24
m m
10

Direncanakan Dimensi Pile Cap :


» Panjang Pile Cap (LPC) = 1000 mm = 1m
» Lebar Pile Cap (bPC) = 1000 mm = 1m
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 800 mm = 0.8 m
Diketahui :
» ɣbeton = 2400 kg/m3
» ɣair = 1000 kg/m3
» Tinggi genangan air hujan = 0.05 m
» Dimensi Pelat Tinjauan Perpanel (Arah X = Arah Y)
▪ Panjang pelat (Lpelat) = 5.0 m
▪ Lebar pelat (bpelat) = 4.0 m
▪ Tebal pelat (tpelat) = 0.25 m
» Dimensi Balok Tinjauan Perpanel (Arah X = Arah Y)
▪ Panjang balok (Lbalok) = 5.0 m
▪ Lebar balok (bbalok) = 0.6 m
▪ Tinggi balok (hbalok) = 0.9 m

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

2.8.1 Pembebanan Pile Cap (PC)


1) Beban Mati (PDL)
● Berat sendiri PC = LPC ∙ bPC ∙ hPC ∙ ɣbeton
= 1.0 ∙ 1.0 0.8 ∙ 24
= 19.20 kN

● Berat genangan air hujan = Lpelat∙bpelat∙tinggi genangan air hujan∙ɣair


= 5.0 ∙ 4.0 . 0.05 ∙ 10
= 10.0 kN

● Berat sendiri pelat = Lpelat ∙ bpelat ∙ tpelat ∙ ɣbeton


= 5.0 ∙ 4.0 0.25 ∙ 24 ∙
= 120 kN

● Berat sendiri balok


▪ Balok arah X = Lbalok arah X ∙ bbalok ∙ (hbalok - tpelat) ∙ ɣbeton
= 5.0 ∙ 0.6 ∙ 0.65 . 24 -
= 46.80 kN

▪ Balok arah Y = Lbalok arah Y ∙ bbalok ∙ (hbalok - tpelat) ∙ ɣbeton


= 5.0 ∙ 0.6 ∙ 0.65 . 24 -
= 46.80 kN ###

Total berat sendiri balok = Balok arah X + Balok arah Y


= 46.80 + 46.80
= 93.60 kN

Total beban mati (PDL) = Berat sendiri PC + berat genangan air hujan + berat sendiri pelat +
berat sendiri balok
= 19.20 + 10.00 + 120.0 + 93.60
= 242.80 kN

2) Beban Hidup (PLL)


● Beban hidup di atas dermaga
Diketahui : Beban merata di atas dermaga = 110 kg/m2
= 1.10 kN/m2

Sehingga, beban di atas dermaga = Beban merata ∙ Lpelat ∙ bpelat


= 1.10 x 5.0 x 4.0

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

= 22.00 kN
● Beban truck +
Diketahui : Beban truk (P) = 8.5 ton
= 85 kN
● Beban crane cup + forklift
Diketahui : Beban crane cup + forklift (P) = 1.0000 ton
= 10.000 kN

Total beban hidup (PLL) = Beban hidup di atas dermaga + Beban truck + (Beban crane cup +
forklift)
= 22.00 + 85 + 10.000
= 117.00 kN

3) Beban Terfaktor (Pult)


Pult = 1.2 . PDL + 1.6 . PLL 0.7
= 1.2 . 242.80 + 1.6 . 117.00
= 478.56 kN

2.8.2 Pemeriksaan Kekuatan Maksimum Pile Cap


ØPn maks = 0.80 · Ø 0.85 . fc' · Ag - Ast
Dimana:
Ø = 0,65 (untuk sengkang persegi) ; 0,70 (untuk sengkang bulat/sengkang
spiral). Digunkan sengkang persegi dengan Ø =
fc' = kuat tekan beton = 30 MPa
fy = tegangan leleh baja = 400 MPa 0.1
Ag = luas penampang beton Pile Cap
= LPC · bPC
= 1000 · 1000
= 1000000 mm 2

Ast = luas tulangan kolom

● Rasio tulangan :
» ρg = Rasio penulangan, dimana : 0.01 < ρg < 0.08
Digunakan, ρg = 0.08
Ast
» ρg = Ast = ρg · Ag
Ag
» Ast = ρg · Ag
= 0.08 · 1000000
= 80000 mm2

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

● ØPn maks = 0.80 · Ø 0.85 fc' Ag - Ast + fy . Ast


= 0.80 x 0.65 . 0.85 · 30 x
1000000 - 80000 + 400 . 80000
= 28839200.000 N <
= 28839.200 kN

Ag
Syarat : ØPn maks > Pult
28839.200 kN > 478.560 kN

Dapat disimpulkan, bahwa dimensi Pile Cap (PC) yang direncanakan tersebut aman terhadap
beban aksial yang terjadi.
Ast
Dimensi Pile Cap (PC) : ###
» Panjang Pile Cap (LPC) = 1000 mm
» Lebar Pile Cap (bPC) = 1000 mm
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 800 mm

2.8.3 Beban Merata Pada Pile Cap (q)


● q = Pult / L m
= 478.560 / 4.0 m
= 119.640 kN/m'

108.936 kN/m'
q = 700,480 kN/m'

4m
4.0
4,6mm 4,6 m 4.0 m4,6 m

Gaya yang bekerja akibat beban merata (q) pada Pile Cap :
Vu

4.0 m

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

4.0 m

● Gaya yang bekerja pada Pile Cap


» Gaya yang bekerja pada bagian pinggir
Vu = ½ ∙ q ∙ L L = Panjang tinjauan perpanel
= ½ ∙ 119.64 ∙ 5.0
= 299.100 kN

» Gaya yang bekerja pada bagian lengan


Vu = 1.15 ∙ ½ ∙ q ∙ L
= 1.15 ∙ ½ ∙ 119.64 ∙ 5.0
= 343.965 kN

Diperoleh Vu maks = 343.965 kN


● Momen yang terjadi akibat pembebanan ekstrim pada Pile Cap (M)
M = Vu maks ∙ L
= 343.965 ∙ 5.0
= 1719.825 kN.m

2.8.4 Penulangan Geser


Diketahui :
» Panjang Pile Cap (LPC) = 1000 mm
» Lebar Pile Cap (bPC) = 1000 mm
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 800 mm
» Vu maks = 343.97
Direncanakan :
» Diameter tulangan pokok (Øtul) = 19 mm
» Diameter begel/sengkang (Øbegel) = 10 mm
» selimut beton (ds) = 40 mm

● Tinggi efektif (d)


d = hPC - ds - ½ ∙ Øtul - Øbegel
= 800 - 40 - ½ ∙ 19 - 10
= 740.500 mm

● Kekuatan geser nominal beton


1
Vc = fc' · bPC · d
6
1
= 30 · 1000 · 740.5

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

= 30 · 1000 · 740.5
6
= 675980.923 N
= 675.981 kN

● Kontrol kebutuhan tulangan geser


½ ∙ Ø ∙ Vc = ½ ∙ 0.6 ∙ 675.981
= 202.794 kN

Syarat : Vu max > ½ ∙ Ø ∙ Vc


343.965 kN > 202.794 kN

Sehingga dibutuhkan tulangan geser

● Kebutuhan tulangan geser


Direncanakan mengguakan tulangan geser dengan diameter tulangan = 10 mm
» Spasi Tulangan (S)
Av · 3 · fy
S =
bPC
¼ · π · D2 3 · fy
=
bPC
¼ · π · 10 2 3 · 400
=
1000
= 94.248 mm ≈ 100 mm
Sehingga digunakan tulangan geser Ø10-100 mm

2.9 Gaya-Gaya yang Bekerja Pada Dermaga


Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya vertikal dan horizontal. Gaya
vertikal meliputi berat sendiri bangunan dermaga, beban hidup, beban peralatan bongkar muat (Crane) dan
sebagainya. Gaya horizontal dapat dibedakan menjadi gaya benturan kapal ketika kapal merapat ke dermaga
(gaya sandar, berthing forces) dan gaya tambat (mooring forces) yaitu gaya yang ditimbulkan ketika kapal
bertambat di dermaga yang disebabkan oleh angin, arus dan gelombang.

1) Gaya Sandar (berthing forces)


Kapal yang merapat ke dermaga akan mempunyai sudut terhadap sisi dermaga dan mempunyai
kecepatan tertentu. Dalam perencanaan kapal diasumsikan bermuatan penuh dan merapat dengan sudut 10o
terhadap sisi depan dermaga dengan benturan kapal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Kapal yang merapat ke dermaga akan mempunyai sudut terhadap sisi dermaga dan mempunyai
kecepatan tertentu. Dalam perencanaan kapal diasumsikan bermuatan penuh dan merapat dengan sudut
Perencanaan 10o
Pelabuhan
terhadap sisi depan dermaga dengan benturan kapal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

W ∙ (Vx)2
E = ∙ Cm ∙ Ce ∙ Cs ∙ Cc
2 ∙ g
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 218)
Keterangan :
E = Energi benturan (ton.m) )
Vx = Komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat
membentur dermaga (m/det)
g = Gaya gravitasi bumi = 9.81 m/det2
W = Displacement tonage (ton)
Cm = Koefisien massa
Ce = Koefisien eksentrisitas
Cs = Koefisien kekerasan (diambil = 1.00 )
Cc = Koefisien bentuk dari tambatan (diambil = 1.00 )

Dimana :
π d
Cm = 1 + ∙
2 ∙ Cb B

W
Cb =
Lpp ∙ B ∙ d ∙ ɣo
Keterangan :
Lpp = Panjang garis air (m)
d = Draft kapal (m)
B = Lebar kapal (m)
ɣo = Berat jenis air laut (t/m3)
» Loa = 177 m
» B = 23.4 m
» d = 10 m
» ɣo = 1.025 t/m3
» Lpp = 0.846 ∙ Loa 1.0193
= 0.846 ∙ 177 1.0193
= 165.47 m

Tabel Karakteristik Kapal

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 40)


» Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Displacement Tonnage (W) kapal
barang dengan Gross Tonnage = 20000 ton adalah :
W = 26600 ton
Sehingga :
W
Cb =
Lpp ∙ B ∙ d ∙ ɣo
26600
=
165.47 ∙ 23.4 ∙ 10 ∙
= 0.670

π d
Cm = 1 + ∙
2 ∙ Cb B
π 10
= 1 + ∙
2 ∙ 0.670 23.4
= 2.002
● Koefisien eksentrisitas
1
Ce =
l 2
1 +
r
Dimana :
l = Jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai titik sandar kapal.
r = Jari-jari putaran di sekeliling pusat berat kapal pada permukaan air.
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 220)

l = ¼ ∙ Loa
= ¼ ∙ 177
= 44.25 m

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Grafik Jari-jari Putaran di Sekeliling Pusat Berat Kapal

(Sumber :
Perencanaan
Pelabuhan,
Bambang
Triatmodjo, 2010,
hal. 221)

Dari hasil plot pembacaan grafik didapatkan bahwa untuk koefisien blok (Cb) =
nilai perbandingan r/L adalah:
r
= 0.238
Loa

r = 0.238 ∙ Loa
= 0.238 ∙ 177
= 42.13 m
Jadi,
1
Ce =
l 2
1 +
r
1
=
44.25 2
1 +
42.13
= 0.48

Besarnya energi yang diserap oleh Fender (Energi benturan) :


W ∙ (Vx)2
E = ∙ Cm ∙ Ce ∙ Cs ∙ Cc
2 ∙ (g)
Dimana :
Vx = V ∙ sin α (asumsi kapal merapat dengan sudut 10o)
= 0.2 ∙ sin 10 o
V = Kecepatan kapal saat merapat
= 0.035 m/det = 0.20
Sehingga :
W ∙ (Vx)2
E = ∙ Cm ∙ Ce ∙ Cs ∙ Cc

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

E = ∙ Cm ∙ Ce ∙ Cs ∙ Cc
2 ∙ g
26600 ∙ 0.035 2
E = ∙ 2.00 ∙ 0.48 ∙
2 ∙ 9.81
= 1.556 ton.m

2) Gaya tambat (mooring forces)


a. Gaya akibat angin
Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan gerakan kapal
yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Apabila arah angin menuju ke dermaga, maka gaya
tersebut berupa gaya benturan ke dermaga. Sedangkan jika arahnya meninggalkan dermaga, akan
menyebabkan gaya tarikan kapal pada alat penambat. Besarnya gaya angin tergantung pada arah dan
kecepatan hembus angin, dan dapat dihitung dengan rumus :

● Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah haluan ( α = 0o )


Rw = 0.42 ∙ Qa ∙ Aw
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 222)
● Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah buritan ( α = 180o )
Rw = 0.50 ∙ Qa ∙ Aw
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 222)
● Gaya lateral apabila angin datang dari arah lebar ( α = 90o )
Rw = 1.10 ∙ Qa ∙ Aw
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 222)

Dimana :
» Qa = 0.063 ∙ (V)2
Keterangan :
» Rw = Gaya akibat angin (kg)
» Qa = Tekanan angin (kg/m2)
» V = Kecepatan angin (m/det)
» Aw = Proyeksi bidang yang tertiup angin (m2)
m
Dengan asumsi angin datang dari arah lebar (α = 90o)
Diketahui :
» Qa = 100.800 kg/m2
» Kare
na
asu
Dimana
msi : B = Lebar kapal
angi
n
Ayu Amaliah Porotuo data
F 111 16 152 ng
dari
arah
Perencanaan Pelabuhan

y = Asumsi tinggi kapal yang berada di atas permukaan air


dan terkena tiupan angin

Aw = B ∙ y
= 23.4 ∙ 12
= 280.80 m2

» Misalnya proyeksi bidang kapal yang tertiup angin adalah 70% dari luas bagian kapal
yang berada di atas permukaan air, maka gaya pada kapal adalah :
Pw = 1.10 ∙ Qa ∙ Aw
= 1.10 ∙ 100.8 ∙ 280.8 ∙ 70%
= 21794.573 kg
= 21.794573 ton

b. Gaya akibat arus


Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga menyebabkan
terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada alat penambat dan dermaga. Besar gaya
yang ditimbulkan oleh arus, diberikan pada persamaan berikut :

Vc2
Ra = Cc ∙ gw ∙ Ac
2.g
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 223)

Dengan :
» Ra = Gaya akibat arus (kg)
» Ac = Luas tampang kapal yang terendam air (m2)
» gw = Rapat massa air laut = 1025 kg/m3
» Vc = Kecepatan arus (m/det)
» Cc = Koefisien tekanan arus
Diketahui :
» 1 knots = 1.15 mil/jam
» 1 mil = 1.609 km
» V = 0.20 knots
= 0.23 mil/jam
= 0.37007 km/jam
= 0.1027972222 m/det
» Panjang kapal (Loa) = 177 m
» Lebar kapal (B) = 23.4 m
» Draft (d) = 10 m

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

» Panjang garis air (Lpp) = 165.47 m


» Koefisien tekanan arus (Cc) = 0.60 Perbandingan antara draft
kapal dan kedalaman air
mendekati 1.

» Ac = Panjang garis air (Lpp) ∙ lebar kapal (B)


= 165.47 ∙ 23.4
= 3872.09 m 2

Sehingga :
Vc2
Ra = Cc ∙ gw ∙ Ac
2.g
0.103 2
= 0.60 ∙ 1025 ∙ 3872.09
2.00 9.81
= 1282.579 kg
= 1.2826 ton

2.10 Perencanaan Fender


Diketahui : Energi benturan kapal (E) = 1.556 ton.m
a. Energi yang diserap oleh fender dan dermaga biasanya ditentukan ½ E, setengah energi lain diserap
oleh kapal dan air sehingga :
Efender= ½ ∙ E
= ½ ∙ 1.556
= 0.778 ton.m
Tabel gaya reaksi dan energi fender Tipe A per panjang satu meter dan pada 2

defleksi 45%

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 265)

Dalam perencanaan ini, digunakan fender model KAF 200H, dengan parameter sebagai berikut:
» Energi serap = 1.0 ton.m
(Dengan memperhitungkan
» Reaksi = 15.28 ton HWL dan LWL terhadap
taraf dermaga)
» Panjang fender = 4.5 m

Kontrol : Energi serap > Energi fender


1.0 ton.m > 0.778 ton.m
Jadi, fender yang digunakan aman terhadap perencanaan dermaga. Maka digunakan fender tipe
KAF 200H.

b. Jarak antar fender


Diketahui : Kedalaman kolam dermaga = -12.50 m
Adapun jarak maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
2
L = 2 ∙ r2 - r - h

Dimana :
h = tinggi fender = 200 mm = 0.2 m
r = jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal ###

» Log r = -1.055 + 0.65 Log DWT

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Log r = -1.055 + 0.65 . Log 20000 serta d


Log r = -1.055 + 2.7956694972
Log r = 1.741
r = 55.04 m
maka, L = 2 ∙ r2 - r - h 2
L = 2 ∙ 55.04 2 - 55.04
= 9.38 m ≈ 8.0 m
0.20
Diambil L = 8.0 m karena jarak antar tiang = 4.0 m
perencanaan fender harus berdiri / dipasang sejajar dengan tiang dan balok.
» Jumlah fender yang digunakan
Lp
n = + 1
L
Diketahui : Panjang dermaga (Lp) = 241.0 m
maka, Lp
n = + 1
L
241.0 -
= + 1
8
= 31.13 ≈ 32 buah fender
m
2.11 Perencanaan Bollard (Alat Penambat)

Kapal yang berlabuh ditambatkan ke dermaga dengan mengikatkan tali-tali penambat


kebagian haluan, buritan, dan badan kapal. Tali-tali penambat tersebut diikatkan pada alat
penambat yang dikenal dengan bitt yang dipasang disepanjang sisi dermaga.
Bitt dengan ukuran lebih besar disebut bollard yang diletakkan pada kedua ujung dermaga
atau ditempat yang agak jauh dari sisi muka dermaga. Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada
kondisi cuaca normal. Sedangkan bollard selain untuk mengikat kapal pada kondisi normal dan
kondisi badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat ke dermaga atau untuk
membelok atau memutar terhadap ujung dermaga atau dolphin.

Agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan (bongkar muat barang) maka tinggi bollard tidak
boleh lebih dari 50 cm di atas lantai dermaga. (Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang
Triatmodjo, 2010, hal 283).

Tabel Gaya Bollard dan Jarak Antar Bollard

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Has
il
Inte
rpol
asi

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 279)

Berdasarkan tabel gaya tarik bollard dan jarak antar bollard, dengan displacement kapal
= 26600 ton, maka diperoleh :
» Gaya bolard (P) = 634 kN
» Jarak antar bolard = 20 m
» Gaya bolard tegak lurus tambatan = 28.3 kN/m
» Gaya bolard sepanjang tambatan = 20 kN/m

Direncanakan menggunakan Bollard "Kidney Type Dock Bollard"

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

(Sumber : https%3A//www.google.com&tiba=Dock%20Bollard%20Supplier%2C% 20China


%20Marine%20Bollard%20Manufacturer%20-%20Hi-Sea%20Marine" />)

Digunakan kapasitas bollard 70 ton, dengan spesifikasi dimensi sebagai mana ditunjukan pada tabel di
atas.

Adapun jumlah Bollard yang digunakan berdasarkan jumlah kapal rencana yaitu 2 buah, maka jumlah
Bollard yang digunakan juga 2 buah.

● Perencanaan Bitt
Diketahui : Jumlah kapal (n) = 2 buah
Panjang dermaga (Lp) = 241.0 m
Gross tonnage (GT) = 20000 ton

Tabel Penempatan Bitt


###

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 279)


Berdasarkan tabel penempatan bitt dengan data ukuran kapal (GRT) = 20000 ton
Diperoleh jarak maksimum antar Bitt = 25 m

» Jumlah bitt yang digunakan


Panjang dermaga
Jumlah Bitt =
Jarak maksimum antar Bitt

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

241.00
= + 1
25
= 10.64 ≈ 11 buah bitt
» Panjang dermaga yang dilewati Biit
= (Jumlah biit - 2) ∙jarak antara Bitt
= 11 - 2 ∙ 25
= 225 m
» Jarak Bollard antara sisi dermaga
(Panjang dermaga - panjang dermaga yang dilewati Bitt)
=
4
241.00 - 225.00
=
4
= 4.00 m
Direncanakan menggunakan Bitt tipe "Single Bitt Bollard"

(Sumber : https%3A//www.google.com&tiba=Dock%20Bollard%20Supplier%2 C%20China


%20Marine%20Bollard%20Manufacturer%20-%20Hi-Sea%20Marine" />)

Digunakan kapasitas bitt 50 ton, dengan spesifikasi dimensi sebagai mana ditunjukan pada tabel di atas.

2.12 Perencanaan Tiang Pancang


Diketahui :

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

● Lebar apron = 25.00 m


● Tebal pelat (tpelat) = 250 mm = 0.25 m
● Dimensi Balok
» Lebar balok (b) = 600 mm = 0.6 m
» Tinggi balok (h) = 900 mm = 0.9 m
● Dimensi Pile Cap (PC) :
» Lebar Pile Cap (bPC) = 1000 mm = 1m
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 1000 mm = 1m

2.40 t/m
3
● ɣbeton = 2400 kg/m3 =
Dari perhitungan sebelumnya diketahui :
● Beban ultimate pelat dermaga = 31.311 t/m2
● Gaya akibat arus = 1.283 ton
● Gaya akibat angin = 21.795 ton
● Reaksi fender = 15.280 ton
● Gaya gempa = 141.884 kN = 14.19 ton
● Gaya bolard (P) = 634 kN = 63.4 ton
Untuk merencanakan tiang pancang pendukung dermaga, dihitung gaya-gaya vertikal dan horizontal
serta momen gaya terhadap titik tengah pada posisi dasar dermaga (Titik A)

Tabel gaya vertikal dan momen terhadap titik A


Lengan ke A Momen ke A
No Gaya Vertikal (ton)
(m) (ton.m)
1 25.00 x 0.00 x 2.40 = 0.000 0.00 0.000
2 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 -10.00 -12.960
3 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 -6.00 -7.776
4 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 -2.00 -2.592
5 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 2.00 2.592
6 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 6.00 7.776
7 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 10.00 12.960
8 4.00 x 0.90 x 2.40 = 8.640 -8.00 -69.120
9 4.00 x 0.90 x 2.40 = 8.640 -4.00 -34.560
10 4.00 x 0.90 x 2.40 = 8.640 0.00 0.000
11 4.00 x 0.90 x 2.40 = 8.640 4.00 34.560
12 4.00 x 0.90 x 2.40 = 8.640 8.00 69.120
13 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.440 -10.00 -14.400
14 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.440 -6.00 -8.640
15 0.60 x 1.00 x 2.40 = 1.440 -2.00 -2.880
16 0.60 x 1.00 x 2.40 = 1.440 2.00 2.880

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

17 0.60 x 1.00 x 2.40 = 1.440 6.00 8.640


18 0.60 x 1.00 x 2.40 = 1.440 10.00 14.400
19 31.311 x 25.0 x 2.40 = 1879 0.00 0.000
ΣV = 1938.288 ΣM = 0.000

Tabel perhitungan gaya horizontal dan momen terhadap titik A


Momen ke A
No Gaya Horizontal (ton) Lengan ke A
(Ton.m)
1 Gaya akibat Arus = 1.283 2.25 1.28
2 Gaya akibat angin = 21.795 2.25 21.79
3 Gaya akibat Fender = 15.280 2.25 15.28
4 Gaya akibat gempa = 14.188 2.25 14.19
5 Gaya bollard = 63.400 2.25 63.40
ΣH = 115.946 ΣM = 115.95

● Lebar balok melintang = 25.00 m


● Jarak antar balok melintang = 4.0 m
● Untuk pias sepanjang 4,0 m, gaya-gaya dan momen adalah :
» V = ((1771.56-1724.800-14.400)(4,0))+(1724.800/6)+(14.400/6)
= 551.576 ton
» M = 115.946 x 4
= 463.782 ton.m
» H = 115.946

● Perhitungan daya dukung tiang pancang


Diketahui : » Jenis tanah = Lempung (Clay)
» Nilai konis (P) = 45 kg/cm2
» Harga cleef (C) = 607.5 kg/cm2
» Kedalaman tanah (L) = 25 m
» Beban vertikal (V) = 551.58 ton = 5516 kN

● Direncanakan menggunakan tiang pancang lingkaran diameter = 600 mm


» Data tiang pancang
▪ Keliling tiang pancang (As) = 2 π r₁ = 0.9425 m
▪ Luas tiang pancang (Ap) = π r₁² = 0.0707 m2
▪ Berat tiang pancang /m' = 393 kg/m =
▪ Berat total tiang pancang (W) = 393 x 25 = 9825 kg

» Ket : r₁ = 0.15 m D₂ = 250 mm

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

r₂ = 0.2 m
t = 100 mm
D₁ = 300 mm
Data diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Data yang sebelumnya digunakan untuk menghitung:


» Daya dukung tiang pancang (Qp)
Qp = P x Ap
= 450 x 0.0707
= 31.80862562 kN
» Daya dukung kulit tiang pancang (Qs)
Qs = C x As x L
= 6075 x 0.942 x 25
= 143138.815 kN
Qult = Qp + Qs
= 31.809 + 143138.815
= 143170.624 kN

» Daya dukung tiang (Qa)


Qult Fs = 2,5 (untuk bangunan permanen pengendalian
Qa =
normal)
Ayu Amaliah Porotuo
F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Qa = Fs = 2,5 (untuk bangunan permanen pengendalian


Fs normal)
143170.624
=
2.5
= 57268.25 kN

Kontrol daya dukung :


Qa > V+W
57268.25 kN > 5614.01 kN

● Jumlah tiang yang mendukung dermaga tampak samping adalah 6 buah untuk panjang 20 m, ###
bagian penampang tiang seperti :
» X1 = -10.00 m
» X2 = -6.00 m
» X3 = -2.00 m
» X4 = 2.00 m
» X5 = 6.00 m
» X6 = 10.00 m ###
∑ X2 =-10.00 2 + -6.00 2 + -2.00 2 kN
+ 6.00 2 + 10.00 2 ###
= 280.00 m 2

● Gaya vertikal yang bekerja pada tiang dermaga, dihitung dengan rumus : ###
V ∑ M.X
P = +
n ∑ X2 ###
maka :
551.576 463.8 x -10.00 ###
» P1 = + = 121.33
4 280.00
551.576 463.8 x -6.00 ###
» P2 = + = 127.956
4 280.00
551.576 463.8 x -2.00
» P3 = + = 134.581
4 280.00
551.576 463.8 x 2.00
» P4 = + = 141.207
4 280.00
551.576 463.8 x 6.00
» P5 = + = 147.832
4 280.00
551.576 463.8 x 10.00
» P6 = + = 154.458
4 280.00
Dari hasil perhitungan, digunakan gaya yang paling besar bekerja yaitu :
P6 = 154.458 ton

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

● Penulangan pondasi
Direncanakan menggunakan tiang pancang lingkaran, diameter = 600 mm
» Ag = ¼ ∙ π ∙ D2
= ¼ ∙ π ∙ 600 2
= 282743.339 mm2

Direncanakan rasio tulangan ρ = 2 % = 0.020


Sehingga :
» As = ρ ∙ Ag
= 0.020 ∙ 282743.339
= 5654.867 mm2
Direncanakan tulangan Ø28
» Ast = ¼ ∙ π ∙ D2
= ¼ ∙ π ∙ 28 2
= 615.752 mm2
Jumlah tulangan (n)
As 5654.867 ≈
» n = = = 9.184 10 batang
Ast 615.752
Jadi, digunakan tulangan 10Ø28

● Gaya horizontal yang bekerja pada tiang pancang


H
T = < T = 0.7 ton
n
Dimana :
H = Gaya horizontal = 115.95 ton
n = Jumlah tiang = 6 buah

Maka gaya horizontal yang bekerja pada tiang pancang adalah :


115.946
T =
6
= 19.32 ton

Kontrol :
T = 19.32 ton > 0.7 ton

Gaya horizontal tersebut lebih besar dari gaya dukung yang diizinkan tiang, maka tiang-tiang
pancang dipancang dengan rencana kemiringan sebagai berikut

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

No M:1 V (ton) H (ton)


1 - 121.330 -
2 - 127.956 -
3 - 134.581 -
4 3:1 141.207 47.069
5 3:1 147.832 49.277
6 3:1 154.458 51.486
ΣH 147.832

Gaya horizontal yang bekerja pada tiang adalah


H - ΣH = 115.946 - 147.832
= -31.887

ΣH
T =
Jumlah Portal
-31.887
=
6
= -5.314 < 0.7 ton

● Menentukan panjang tiang pancang


Diketahui bahwa jenis tanah pada dasar laut adalah berlempung dengan nilai SPT = 18, maka
digunakan konstruksi dasar dermaga tipe tiang pancang
Diperoleh data hasil sondir :
» Nilai konis tanah, P = 45 kg/cm2
» Nilai kohesi, C = 607.5 kg/cm2
» Pada kedalaman tanah = 25 m

Dari hasil sondir di atas, diketahui bahwa jenis tanah pada kedalaman 25 m adalah tanah keras
sehingga telah mampu memikul seluruh beban yang terjadi di atasnya.
Namun untuk memperoleh kedalaman/panjang tiang yang efisien maka perlu perhitungan gaya
geser tiang terhadap tanah dengan data sbb :
» Nilai SPT (N) = 18
» H (kedalaman pemancangan tiang pada tanah)
» Kedalaman tanah - kedalaman palung = 25 - -12.50
= 37.5 m

Luas tiang :
Ag = ¼ ∙ π ∙ D2
= ¼ ∙ π ∙ 600 2

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

= 282743.339 mm2
= 0.283 m2

Qs = 0.2 N (untuk tanah pasir atau lumpur)

Beban yang dipikul, Qu = 154.458 ton


Qs1 = Qs ∙ ∆s1
= 0.2 x 18 ∙ 0.283 x 37.5
= 38.170 ton

Sehingga kedalaman efisien tiang adalah :


Qs1
h = H - ∙ H
Qu
38.170
= 25 - ∙ 25
154.458
= 18.822 m ≈ 19 m

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

320
107

60.3 60.5

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

. ·

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

kN/m2

m
m
24

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

400

batang

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

N.mm

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

2
2
16

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

m
m
m

kN/m3
kN/m3

24


1.0
1.0 10
0.8

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

24

24

0.8

0.05

24

0.25 4.0

0.25

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

fy . Ast

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

q = 700,480 kN/m'

4,6 m 4,6 m 4,6 m

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ø10 mm

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

1.025

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

###

1.00

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

m/det

###

(asumsi)

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

serta dalam

10000
20000
300
500
15
20
20
25
15
20

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

m
m

m
m

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

ton
ton

Mo
men
ke A
(ton.
m)
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

kN/m2
Mo 2
kN/m
men
ke A
(ton. 450 kN
m)
### ###
###
###
### mm
###
###

kN
kg

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

###
###
0.2
###
9825

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

ton

ton

ton

ton

ton

ton

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

batang

mm

600
20
6.6667

168
188
412
82.4

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Perencanaan Pelabuhan

Ayu Amaliah Porotuo


F 111 16 152
Dari hasil analisis SAP 2000, diperoleh nilai gaya dalam maksimum sebagai berikut :
● Momen tumpuan Max = 976.984 kN.m
● Momen lapangan Max = 867.978 kN.m
● Gaya geser (lintang) Max = 1461.059 kN
● Gaya normal Max = 2847.470 kN

2.7.3 Penulangan balok induk


1) Penulangan Daerah Tumpuan
● Mu = Mmax = 976.984 kN.m
= 976984000.000 N.mm

● Dimensi balok = 500 x 700 mm2

● Perkiraan tinggi efektif penampang (d)


Selimut beton (d') = 75 mm
Diametr tulangan pokok (Øtul) = 25 mm
Diametet begel (Øbegel) = 12 mm

d = h - (d' + Øbegel + ½ . Øtul)


= 700 - 75 + 12 + ½ · 25
= 600.5 mm

● Koefisien tahanan (k)


Mu
k =
Ø · b · d 2
976984000.000
=
0.8 500 600.5 2
= 6.77332 N/mm2

● Nilai m
fy 400
m = = = 15.68627
0.85 · fc' 0.85 · 30

● Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00350
fy 400

1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 15.686 · 6.773
= 1 - 1 -
15.686 400
= 0.02010

ρmax
= 0.75 ρb

0.85 · fc' · β1 600


ρb = x
ρb = x
fy 600 + fy
0.85 · 30 · 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.03251
Jadi,
ρmax = 0.75 0.03251
= 0.02438

Syarat : ρmin < ρperlu < ρmax


0.00350 < 0.02010 < 0.02438
Karena, ρmin > ρperlu
maka digunakan: ρ = ρmin = 0.00350

● Luas tulangan perlu (Asperlu)


Asperlu = ρ · b · d
= 0.00350 · 500 · 600.5
= 1050.875 mm2

● Luas tulangan pokok (AsD16)


AsD25 = ¼ · π · D 2
= ¼ · π · 25 2
= 490.874 mm2

● Jumlah tulangan (n)


Asperlu 1050.875
n = = = 2.141 ≈ 3 batang
AsD16 490.874

Jadi, tulangan yang digunakan 3D25

2) Penulangan Daerah Lapangan


● Mu = Mmax = 867.978 kN.m
= 867978300.000 N.mm

● Dimensi balok = 500 x 700 mm2

● Perkiraan tinggi efektif penampang (d)


Selimut beton (d') = 75 mm
Diametr tulangan pokok (Øtul) = 25 mm
Diametet begel (Øbegel) = 12 mm

d = h - (d' + Øbegel + ½ . Øtul)


= 700 - 75 + 12 + ½ · 25
= 600.5 mm

● Lebar efektif (bef)


L 3500
▪ = = 875 mm
4 4
▪ bw + 16 . hf = 500 + 16 300 = 5300 mm
▪ As ke As = 3500 mm
Digunakan bef terkecil :
Jadi, bef = 875 mm

● Momen tahanan (MR)


MR = Ø · 0.85 · fc' · bef · hf · d - ½ hf
= 0.8 · 0.85 · 30 · 875 · 300 · 600.5 - ½ 300
= 2412427500.000 N.mm

Syarat: MR > MU
2412427500.000 N.mm > 867978300.000 N.mm

● Koefisien tahanan (k)


Mu
k =
Ø · bef · d 2
867978300.000
=
0.8 · 875 · 600.5 2
= 3.43862 N/mm2

● Nilai m
fy 400
m = = = 15.6862745
0.85 · fc' 0.85 · 30

● Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00350
fy 400

1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 15.6862745 · 3.43862
= 1 - 1 -
15.6862745098 400
= 0.00927

ρmax
= 0.75 ρb

0.85 · fc' · β1 600


ρb = x
fy 600 + fy
0.85 · 30 · 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.03251
Jadi,
ρmax = 0.75 0.03251
= 0.02438
Syarat: ρmin < ρperlu < ρmax
0.00350 < 0.00927 < 0.02438
ρmin > ρperlu Tetap digunakan ρperlu untuk daerah lapangan.
Maka digunakan: ρ = ρperlu = 0.00927

● Luas tulangan perlu (Asperlu)


Asperlu = ρ · bef · d
= 0.00927 · 875 · 600.5
= 4871.141 mm 2

● Luas tulangan pokok (AsD25)


AsD25 = ¼ · π · D2
= ¼ · π · 25 2
= 490.874 mm 2

● Jumlah tulangan (n)


Asperlu 4871.141
n = = = 9.923 ≈ 10 batang
AsD16 490.874

Jadi, tulangan yang digunakan 10D25

3) Penulangan Geser (Sengkang)


● Vu = 1461.059 kN

● Ukuran balok = 500 x 700 mm2

● Perkiraan tinggi efektif penampang (d)


Selimut beton (d') = 75 mm
Diametr tulangan pokok (Øtul) = 16 mm
Diameter begel (Øbegel) = 10 mm

d = h - (d' + Øbegel + ½ . Øtul)


= 700 - 75 + 10 + ½ · 16
= 607 mm
● Kekuatan Nominal Geser Penampang (ØVc)
1
Vc = fc' · b · d
6
1
= 30 · 500 · 607
6
= 277056.327 N
= 277.056 kN

ØVc = 0.6 · 277.056


= 166.234 kN
Syarat : ØVc < Vu
166.234 kN < 1461.059 kN dibutuhkan tulangan geser

● Syarat Keseimbangan Geser


Vu
Vs = - Vc
Ø
1461.059
= - 277.056
0.6
= 2158.04200633 kN
= 2158042.006 N

1 1
fc' · b · d = 30 · 500 · 607
3 3

= 554112.654 N
= 554.113 kN

Syarat : 1
Vs < fc' · b · d
3
2158.042 kN > 554.113 kN

Digunakan spasi tulangan maksimum (Smaks)


1
Smaks = d
2
1
= 607
2
= 303.5 mm

● Kebutuhan tulangan geser memakai Ø10 (Sperlu) daerah tumpuan


Av · fy · d
Sperlu =
Vs
¼ · π · 10 2 400 · 607
=
2158042.006
= 8.836 mm » 8 mm

Sperlu < Smax, maka digunakan Sperlu = 8 mm


Tulangan geser yang digunakan Ø10-8 mm

● Kebutuhan tulangan geser memakai Ø10 (Sperlu) daerah lapangan


Av · 3 · fy
Sperlu =
b
¼ · π ·
10 2 3 · 400
=
500
= 188.496 mm » 180 mm

Sperlu < Smax, maka digunakan Sperlu = 180 mm


Tulangan geser yang digunakan Ø10-180 mm
4) Penulangan Torsi
Dik : ▪ Dimensi balok :
Lebar balok (b) = 500 mm
Tinggi balok (h) = 700 mm
▪ Diameter sengkang (Øsengkang) = 10 mm
▪ Tebal selimut beton (ts) = 75 mm
▪ Torsi ultimate (Tu)
Mu lapangan 867978300.000
Tu = =
Ø 0.8
= 1084972875.000 N.mm
▪ Mutu beton (fc') = 30 MPa
▪ Mutu baja (fy) = 400 MPa
▪ Øtorsi = 0.6

● b1 = b - 2 . ts - 2 ½ ∙ Øsengkang
= 500 - 2 ∙ 75 - 2 ½ ∙ 12
= 338 mm

● h1 = h - 2 ts - 2 ½ ∙ Øsengkang
= 700 - 2 ∙ 75 - 2 ½ ∙ 12
= 538 mm

fc'
● Tc = x b2 x h
15
30 2
= x 500 x 700
15
= 63900965.042 N.mm

● Ø Tc = 0.6 ∙ 63900965.042
= 38340579.025 N.mm

Syarat : Ø Tc < Tu
38340579.025 N.mm < 1084972875.000 N.mm Perlu tulangan torsi

● Ø Ts = Tu - Ø Tc
= 1084972875.000 - 38340579.025
= 1046632295.975 N.mm

● Perhitungan tulangan longitudinal torsi


h1 538
2 + 2 +
b1 338
αt = = = 1.20 ≤ 2
3 3

b1 + h1 2 ∙ Tu - Ø Tc
At = x
b1 ∙ h1 αt x Ø ∙ fy
338 + 538 2 ∙ 1046632295.975
= x
= x
338 ∙ 538 1.20 ∙ 0.6 ∙ 400
= 0.00482 x 7285043.576

= 35094.357 mm2

Dipasang tulangan memanjang pada kedua sisi. Untuk tiap sisinya direncanakan
menggunakan 4 tulangan, sehingga :
At
▪ Perkiraan luasan total tulangan =
4
35094.357
=
4
= 8773.589 mm2

▪ Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter tulangan 16 mm


Luas tulangan (AsD16) = ¼ · π · D2
= ¼ · 3.14 · 16 2
= 201.062 mm2
Luas total tulangan (As4D16) = 4 · AsD16
= 4 · 201.062
= 804.248 mm2

804.248 mm2 < 8773.589 mm2 Dapat digunakan.

Sehingga digunakan tulangan memanjang 4D16 persisinya.

2.8 Perencanaan Pile Cap


Untuk keseragaman dan nilai estetika (keindahan serta kemudahan) dalam pengerjaannya, maka
direncanakan dengan penamapang yang sama. Ditinjau Pile Cap yang menerima beban paling besar
yaitu di tengah bentang.
Balok Arah Y

Pile Cap
4,6 m

Balok Arah X

4,6 m

4,6 m 4,6 m
Balok Arah Y

Pile Cap
2,3 m
Balok Arah X

2,3 m

2,3 m 2,3 m

Direncanakan Dimensi Pile Cap :


» Panjang Pile Cap (LPC) = 500 mm = 0.5 m
» Lebar Pile Cap (bPC) = 500 mm = 0.5 m
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 250 mm = 0.25 m
Diketahui :
» ɣbeton = 2400 kg/m3 = 24 kN/m3
» ɣair = 1000 kg/m3 = 10 kN/m3
» Tinggi genangan air hujan = 0.05 m
» Dimensi Pelat Tinjauan Perpanel (Arah X = Arah Y)
▪ Panjang pelat (Lpelat) = 3.5 m
▪ Lebar pelat (bpelat) = 3.5 m
▪ Tebal pelat (tpelat) = 0.3 m

» Dimensi Balok Tinjauan Perpanel (Arah X = Arah Y)


▪ Panjang balok (Lbalok) = 3.5 m
▪ Lebar balok (bbalok) = 0.5 m
▪ Tinggi balok (hbalok) = 0.7 m

2.8.1 Pembebanan Pile Cap (PC)


1) Beban Mati (PDL)
● Berat sendiri PC = LPC ∙ bPC ∙ hPC ∙ ɣbeton
= 0.5 ∙ 0.5 ∙ 0.25 ∙ 24
= 1.50 kN

● Berat genangan air hujan = Lpelat ∙ bpelat ∙ tinggi genangan air hujan ∙ ɣair
= 3.5 ∙ 3.5 ∙ 0.05 ∙ 10
= 6.13 kN

● Berat sendiri pelat = Lpelat ∙ bpelat ∙ tpelat ∙ ɣbeton


= 3.5 ∙ 3.5 ∙ 0.3 ∙ 24
= 88.200 kN
● Berat sendiri balok
▪ Balok arah X = Lbalok arah X ∙ bbalok ∙ (hbalok - tpelat) ∙ ɣbeton
= 3.5 ∙ 0.5 ∙ 0.7 - 0.3 ∙ 24
= 16.80 kN

▪ Balok arah Y = Lbalok arah Y ∙ bbalok ∙ (hbalok - tpelat) ∙ ɣbeton


= 3.5 ∙ 0.5 ∙ 0.7 - 0.3 ∙ 24
= 16.80 kN

Total berat sendiri balok = Balok arah X + Balok arah Y


= 16.80 + 16.80
= 33.60 kN

Total beban mati (PDL) = Berat sendiri PC + berat genangan air hujan + berat
sendiri pelat + berat sendiri balok
= 1.50 + 6.13 + 88.20 + 33.60
= 129.43 kN

2) Beban Hidup (PLL)


● Beban hidup di atas dermaga
Diketahui : Beban merata di atas dermaga = 110 kg/m2
= 1.10 kN/m2

Sehingga, beban di atas dermaga = Beban merata ∙ Lpelat ∙ bpelat


= 1.10 ∙ 3.5 ∙ 3.5
= 13.48 kN
● Beban truck
Diketahui : Beban truk (P) = 10 ton
= 100 kN
● Beban crane cup + forklift
Diketahui : Beban crane cup + forklift (P) = 20 ton
= 200 kN

Total beban hidup (PLL) = Beban hidup di atas dermaga + Beban truck +
(Beban crane cup + forklift)
= 13.48 + 100 + 200
= 313.48 kN

3) Beban Terfaktor (Pult)


Pult = 1.2 PDL + 1.6 PLL
= 1.2 129.43 + 1.6 313.48
= 656.87 kN

2.8.2 Pemeriksaan Kekuatan Maksimum Pile Cap


ØPn maks = 0.80 · Ø 0.85 · fc' Ag - Ast + fy · Ast
Dimana:
Ø = 0,65 (untuk sengkang persegi) ; 0,70 (untuk sengkang bulat/sengkang
spiral). Digunkan sengkang persegi dengan Ø = 0.65
fc' = kuat tekan beton = 30 MPa
fy = tegangan leleh baja = 400 MPa
Ag = luas penampang beton Pile Cap
= LPC · bPC
= 500 · 500
= 250000 mm2
Ast = luas tulangan kolom

● Rasio tulangan :
» ρg = Rasio penulangan, dimana : 0.01 < ρg < 0.08
Digunakan, ρg = 0.03

Ast
» ρg = Ast = ρg · Ag
Ag

Ast = ρg · Ag
= 0.03 · 250000
= 7500 mm2

● ØPn maks = 0.80 · Ø 0.85 · fc' Ag - Ast + fy · Ast


= 0.80 · 0.65 0.85 · 30 250000 - 7500 + 400
· 7500
= 4775550.000 N
= 4775.550 kN

Syarat : ØPn maks > Pult


4775.550 kN > 656.870 kN

Dapat disimpulkan, bahwa dimensi Pile Cap (PC) yang direncanakan tersebut aman terhadap
beban aksial yang terjadi.
Dimensi Pile Cap (PC) :
» Panjang Pile Cap (LPC) = 500 mm
» Lebar Pile Cap (bPC) = 500 mm
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 250 mm

2.8.3 Beban Pile Cap Ditinjau Permeter (q)


● q = Pult / 1 m
= 656.870 / 1 m
= 656.870 kN/m'

q = 700,480 kN/m'

4,6 m 4,6 m 4,6 m


4,6 m 4,6 m 4,6 m

Gaya yang bekerja akibat beban merata (q) pada Pile Cap :
Vu

● Gaya yang bekerja pada Pile Cap


» Gaya yang bekerja pada bagian pinggir
Vu = ½ ∙ q ∙ L L = Panjang tinjauan perpanel
= ½ ∙ 656.87 ∙ 3.5
= 1149.523 kN

» Gaya yang bekerja pada bagian lengan


Vu = 1.15 ∙ ½ ∙ q ∙ L
= 1.15 ∙ ½ ∙ 656.87 ∙ 3.5
= 1321.951 kN

Diperoleh Vu maks = 1321.951 kN

● Momen yang terjadi akibat pembebanan ekstrim pada Pile Cap (M)
M = Vu maks ∙ L
= 1321.951 ∙ 3.5
= 4626.828 kN.m
300
Perlu tulangan torsi
Berat sendiri PC + berat genangan air hujan + berat
sendiri pelat + berat sendiri balok

3.5
400
3.13 Perencanaan Poure
Untuk keseragaman dan nilai estetika (keindahan) serta keindahan dalam pengerjaanya,
maka direncanakan dengan penampang yang sama. Ditinjau Pier yang menerima beban
paling besar yaitu di tengah bentang.

4m

4m

4m 4m

Balok Arah Y

Balok Arah X

4m

4m
Direncanakan dimensi Pier :
1000 x 1000 x 1000
t P L

A. Beban mati (WDL)

* Berat sendiri pier


= t.pier x P.pier x L.pier x ɣbeton
= 1 x 1 x 1
= 2.4 ton

* Berat genangan air hujan (5 cm)


= t.genangan x luas pelat x ɣ air hujan
= 0.05 x 4 x 4
= 0.8 ton

* Berat sendiri pelat


= t.pelat x p.pelat x l.pelat x ɣ beton
= 0.3 x 4 x 4
= 11.52 ton
* Beban Crane cup + Forkflift
Dik : P 10.5 ton
PxL = 4 x 4

P
Sehingga σ =
A

* Berat sendiri balok

Balok arah Y = (b x (0,8 - 0,3 ) x 4 ) 2,4


= ( x
= 2.88 ton

Balok arah X = (b x (0,8 - 0,3 ) x 4 ) 2,4


= ( x
= 2.88 ton

Total berat sendiri balok =


=
=

Total Beban Mati : = Berat sendiri Pier + Bera


Berat sendiri pelat + Bera
cup forkflit
= 2.4
= 21.14

B Beban Hidup (WLL)

* Beban merata diatas dermaga


Sehingga: = Beban merata x P x L
= 0.11 x 4
= 1.76 ton

* Beban Truk = 8.1 ton

Total Beban Hidup = 1.76


= 9.86

C Beban Ultimate = 1,2 x WDL + 1,6 x WLL


= 1.2 x 21.14
= 41.1395 ton
D Pemeriksaan Kuat maksimum
Diketahui: θ = 0.6
ρ9 = 0.03 - 0.08
fy = 400 Mpa
fx' = 30 Mpa
Aq = 1000 x

Ast = ρg x Ag
= 0.03 x 1000000
= 30000 mm2

Pu max = 0.8 x θ ( 0,8 x fc' ( A9 - Ast) + (fy x Ast)

= 16934400 N
= 1693.44 ton

Kontrol = Pmax > Pu


= 1693.44 ton > 41.1395

Maka dimensi pier tersebut aman terhadap beban aksial yang terjadi sehingga dimensi
yang digunakan adalah :

b = 1000 mm
h = 1000 mm
L = 1000 mm

q= 41.1395

A B C D
4m 4m 4m
* Gaya yang bekerja akibat q pada pelat

Vu

1/2 x 1 = 0,5 m

* Gaya yang bekerja pada bagian pingir (A dan D)

Vu = 1/2. x q x L
= 1/2. x 41.140 x
= 82.279 ton.m

* Gaya yang bekerja pada bagian lengan (B dan C)

Vu = 2 x 1/2. q x
= 2 x 1/2. 41.14
= 164.558 ton.m

* Momen yang terjadi akibat pembebanan ekstrim pada pier

Mu = Vu x L
= 164.558 x 0.5
= 82.279 ton.m

* Penulangan Geser

Vumax = 164.558 ton

* Data-data Perencanaan sebagai Berikut

Dik : SB = 40 mm
ᴓtl = 16 mm
ᴓse = 10 mm
d = bw - SB -
= 1000 - 40 -
= 934.000 mm

* Kekuatan geser Normal Beton

Vc = 1/6. x fc' x bw
= 0.17 x 30 x 1000
= 852621.448 kN

* Kontrol Kebutuhan Tulangan Geser

1/2x θ x Vc = 1/2. x 0.6 x


= 0.5 x 0.6 x
= 255786.434 ton

θ x Vc = 0.6 x 852621.448
= 511572.869 ton

Karena Vu = 164.558 ton


Maka tidak digunakan tulangan geser

* Kebutuhan Tulangan Geser

Direncanakan digunakan tulangan θ 16

Maka Av x fy
S =
θVc

200.96 x
S =
511572

= 146.7604335417

Sehingga digunakan tulangan θ 16 - 140 mm


3.14 Perencanaan pender

Diketahui:
Gross Tonnage (W) = #REF!
Loa = #REF!
Lebar Kapal = #REF!
Lpp = #REF!
Draft = #REF!
ɣair = 1.025
r = 0.2

1. Menghitung Energi Benturan antar kapal dan dermaga.

w x V2
E = x Cm
2xg

a) Menghitung nilai Cb

w
Cb =
Lpp x B x d x ɣair

#RE
=
#REF! x #REF!

= #REF!

п
Cm = 1 +
2 x Cb

3.41
= 1 +
2x

= #REF!

1
L = x Loa
4
1
= x #REF!
4
r = 0.35 x Loa
= 0.35 x #REF!

1
Ce =
1+(L/r)2
1
=
#REF!
1 + ( #REF!
* Kecepatan Merapat Kapal:

* Maka Energi Benturan

#REF! x
E =
2 x

= #REF! x

= #REF! ton.m
Dari perhitungan Energi Benturan kapal dan pender maka dapat ditentukan
pender yang dapat digunaka, dipilih fender dengan dimensi AD 250

Dimana nilai Energi serap =

* Jumlah Fender yang digunakan (n)

Lpp #REF!
n = =
s 15
dimana :
s =
3.15 Perencanaan Bollard

Metode Pengikat Kapal pada Dermaga


247 m

107,30 m 107,30 m
10,73m 10,94 m 10,73m

Kapal Barang Kapal Barang

Agar tidak menggangu kegiatan bongkar muat barang maka tinggi bollard tidak bole
lebih daro 0,5 m diatas lantai dermaga.

Tabel 13.15.1 Gaya Tarik Kapal (B.triatmojo)


Bobot Kapal (GRT) Gaya Tarik pada Bollard (ton)
#REF! 193.33

Dengan demikian diambil Bollard type staghorn MSH 125


Ukuran Baut = 2 Inchi
Panjang = 750 mm

Perencanaan Bollard
Jumlah Kapal = 2 Buah
Panjang dermaga = #REF! m
Gross Tonnage = #REF! ton
Jarak (s) = 15 m

Jadi Jumlah Bollard


Lp
= ( s
) + 1
#REF!
= ( 15
) + 1
= #REF! = 18 Buah

3.16 Perencanaan Tiang Pancang

SKETSA DENAH PEM

4m 4m 4m 4m 4m

3,5m

4m

4m

4m

247m
* Qa = 45 kg/m2 Tekanan angin untuk pembebanan

* Aw = Proyeksi bidang yang tertutup angin (m2)


Diambil Aw = 2 x

* Menghitung gaya akibat tekanan angin di wilaya dermaga (Rw)


Maka:
Rw = 1.1 x 45 x
= 198 kg

* Gaya akibat arus


Rf = 0.14 x s x V2

Diketahui :
Panjang kapal = #REF!
Lebar kapal = #REF!
Draft = #REF!
S = Loa
= #REF!
= #REF!
V = #REF!

Rf = 0.14 x #REF! x
= #REF! kg

* Perhitungan gaya gempa


F = K x w
= (KxLxB)xw
= F x Ka x L x B

Diketahui :
f Gaya gempa
w Beban Horizontal dengan muatan hidup penuh
k Koefisien gempa
B Faktor tanah yang mendukung bangunan
L Faktor lajur gempa (PMI)

Sehingga = F = ( 0.15 x
= 1.17 ton

Jadi besarnya gaya gempa adalah =

Tabel gaya vertikal dan momen terhadap titik 0


No Gaya Vertikal (ton)
1 #REF! x #REF! = #REF!
2 0.3 x #REF! x 2.4 = #REF!
3 0.6 x 0.8 - 0.3 2.4 = 0.720
4 1.4 x 0.8 - 0.3 2.4 = 1.68
5 0.6 x 0.8 - 0.3 2.4 = 0.720
6 3.4 x 0.8 - 0.3 2.4 = 4.08
7 0.6 x 0.8 - 0.3 2.4 = 0.720
8 0.7 x 0.8 - 0.3 2.4 = 0.84
9 0.6 x 0.8 - 0.3 2.4 = 0.720
10 3.4 x 0.8 - 0.3 2.4 = 4.08
11 0.6 x 0.8 - 0.3 2.4 = 0.720
12 1 x 1 x 2.4 = 2.4
13 1 x 1 x 2.4 = 2.4
14 1 x 1 x 2.4 = 2.4
15 1 x 1 x 2.4 = 2.4
16 1 x 1 x 2.4 = 2.4
zV = #REF!

Tabel perhitungan gaya horizontal dan momen terhadap titik o


No Gaya Horizontal (ton)
1 Gaya akibat Arus = #REF!
2 Gaya akibat angin = 0.45
3 Gaya akibat Fender = #REF!
4 Gaya akibat gempa = 1.17
ZV = #REF!

* Lebar balok melintang adalah 15,5 m dan jarak antar melintang balok adalah
4 m dan 3,5 m. Gaya-gaya dan momen yang bekerja adalah:

V = #REF! x 4 = #REF!
M = #REF! x 4 = #REF!
H = #REF! ton.m

* Penulangan pondasi
Perencanaan Ast 2 % maka

Ag = 1/4. x п x d2
= 1/4. x 3.14 x 600
= 282600 mm 2

As = 2% x Ag
= 0.02 x 282600
= 5652 mm2

* Digunakan diameter tulangan ᴓ

* Jumlah Tulangan (s)

As 5652
s = = =
Ast 490.625

* Menghitung panjang tiang


Dik:
* Nilai Konis Tanah diambil
* Harga Cleef rata-rata
* Kedalaman Tanah

Dari data hasil sondir diatas diketahui bahwa jenis tanah pada kedalaman 25 m
adalah tanah keras sehingga dianggap tanah mampu seluas beban yang terjadi di
atasnya.
x 2.4

x 1

x 2.4
= 16 m2

10.5
= = 0.7 ton
16

- 0,3 ) x 4 ) 2,4
0.6 x ( 0.8 - 0.3 ) x 4 )

- 0,3 ) x 4 ) 2,4
0.6 x ( 0.8 - 0.3 ) x 4 )

Balok arah y + Balok arah x


2.88 + 2.88
5.76 ton

Berat sendiri Pier + Berat genangan air hujan +


Berat sendiri pelat + Berat sendiri balok + barat crane
cup forkflit
+ 0.8 + 11.52 + 5.76 + 0.7
21.14 ton

= 0.11 ton

x 4

1.76 + 8.1
9.86 ton

21.14 + 1.6 x 9.86


0.08 = 0.03

1000 = 1000000 mm2

1000000

c' ( A9 - Ast) + (fy x Ast)

41.1395 ton ...... Ok!!!

sehingga dimensi

41.1395 ton

D
4m
4

L
x 4

fc' = 30 Mpa
Fy = 400 Mpa
bw = 1000 mm
1/2.ᴓ tul - ᴓsengkang
16 - 10

x d
1000 x 934

Vc
852621.448

852621.448

< θ x Vc = 511572.869 ton

Av = 1/4. x п x 16 .2

= 0.25 x 3.14 x 16
= 200.96 mm2

x d
θVc

400 x 934.000
511572.869
#REF! ton
#REF! m
#REF! m
#REF! m
#REF! m
1.025 ton.m
- 0.5

x Ce

#REF!
#REF! x #REF! x 1.025

d
x
B

3.41 #REF!
x
#REF! #REF!

= #REF! = #REF! m
#REF! = #REF! m

1
= #REF!
#REF!
#REF!
)2

V = v x sin 10
= #REF! x sin10
= #REF! m/detik

#REF!
x #REF! x #REF!
9.81

#REF! x #REF!

nder maka dapat ditentukan jenis


gan dimensi AD 250

2.78 t.m > #REF!

#REF!
= #REF! = #REF! Buah Fender
15

jarak antar pender


Berdasarkan kedalaman kolam dermaga
dapat ditentujan jarak antar pender, pada
Tabel 7.4 (B.triatmojo)
10,73m

ka tinggi bollard tidak boleh

Gaya tarik tegak lurus dermaga (ton)


3.33 15
SKETSA DENAH PEMANCANGAN

4m

angin untuk pembebanan di daerah laut

2 = 4 m2

4
#REF! m
#REF! m
#REF! m
x B
#REF! x #REF!
#REF! m2
#REF! Knot

#REF! .2

uatan hidup penuh = 7.8


= 0.15
ng bangunan = 1
= 1

1 x 1 ) x 7.8

1.17 ton

Momen ke o Lengan ke o
#REF! 0 #REF!
#REF! 0 #REF!
0.720 -7 -5.04
1.68 -6 -10.08
0.720 -5 -3.6
4.08 -3 -12.24
0.720 -1 -0.72
0.84 -0.35 -0.294
0.720 1.35 0.972
4.08 3 12.24
0.720 5 3.6
2.4 7 16.8
2.4 -7 -16.8
2.4 -5 -12
2.4 -1 -2.4
2.4 7 16.8
#REF! zV #REF!

Lengan ke 0 Momen ke 0
#REF! 0.3 #REF!
0.45 0.3 0.135
#REF! 0.3 #REF!
1.17 0.3 0.351
#REF! ZV #REF!

#REF! ton.m
#REF! ton.m

600 2.

25 = Ast = 490.625 mm2

11.52 Buah Tulangan


= #REF! kg/cm2
= #REF! kg/cm2
= #REF! m

ada kedalaman 25 m
s beban yang terjadi di
2.4

2.4
.2
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja kepala sekolah, dan guru di
UPT Dinas Pendidikan Wilayah 4, maka perlu diadakan Pemilihan
Kepala Sekolah Berprestasi dan Guru Berprestasi UPT Dinas
Pendidikan Wilayah 4 Tahun 2019.
b. bahwa untuk maksud tersebut pada point a di atas, perlu ditetapkan
dengan keputusan Kepala UPT Dinas Pendidikan Wilayah 4.

Mengingat : 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional;


2 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah;
3 Keputusan Presiden RI Nomor 23 Tahun 1976, tentang Hadiah Seni,
Ilmu Pengetahuan, Pendidikan, Pengabdian dan Olahraga;
4 Keputusan Presiden RI Nomor 55 Tahun 2003, tentang Tanda
Kehormatan Satyalancana Pendidikan;
5 Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005, tentang Rencana
Pembangunan Jangka
Keputusan Mentri Menengah
Pendidikan Nasional
Nasional Tahun
Nomor 2004-2009;tentang
031/0/2002,
6 Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah;
Surat Edaran Dinas Pendidikan Kota Palu Nomor : 005/667/Pend,
Memperhatikan : 1 tanggal, 28 Februari 2018 tentang Pemanggilan Peserta Seleksi Tenaga
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan berdedikasi
tingkat kota Palu.
2 Hasil Keputusan Rapat Bersama Kepala UPTD Pendidikan UPT Dinas
Pendidikan Wilayah 4, Pengawas TK/SD, Kepala Sekolah TK/RA,
SD/MI se - UPT Dinas Pendidikan Wilayah 4 tanggal 01 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai