Kortikosteroid Dan Gentamisin
Kortikosteroid Dan Gentamisin
Kortikosteroid Dan Gentamisin
dimiliki segera diketahui dan dipakai sebagai terapi. Tetapi setetlah diketahui secara
jelas efek kortikosteroid pada penggunaan dosis tinggi dan jangka waktu lama, maka
manfaat dan kerugiannya, agar tujuan terapi tercapai dengan efek samping yang
minimal.1
Kortikosteroid atau adrenokortikosteroid adalah hormon yang diproduksi oleh
kelenjar adrenal bagian korteks yang secara struktural mengandung inti steroid.
Kortikosteroid tidak hanya diproduksi secara normal oleh tubuh namun juga dibentuk
Efek samping
menimbulkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam, mialgia, atralgia dan
malaise. Insufisiensi terjadi akibat kurang berfungsinya kelenjar adrenal yang telah
lama tidak memproduksi kortikosteroid endogen karena rendahnya mekanisme umpan
balik oleh kortikosteroid eksogen. Penggunaan yang terus menerus menyebabkan efek
samping yang serius dan bersifat merugikan. Efek samping yang ditimbulkan oleh
kortikosteroid akan menjadi semakin buruk apabila digunakan tidak sesuai dengan
aturan pakainya, baik itu dosis maupun lama pemakaian. Salah satu efek samping dari
jam. Hal ini terjadi karena adanya redistribusi temporer limfosit dari intravaskuler ke
dalam limpa, kelenjar limfe, duktus torasikus dan sumsum tulang. Pemberian
Efek Fisiologis
Glukokortikoid memiliki efek yang luas karena dapat mempengaruhi fungsi
sebagian besar sel dalam tubuh. Namun beberapa efek penting adalah hasil dari
respons homeostatik oleh insulin dan glukagon. Meskipun banyak dari efek
glukokortikoid terkait dosis dan menjadi diperbesar ketika jumlahnya besar diberikan
untuk tujuan terapeutik, ada juga efek lainnya disebut efek permisif . Misalnya,
respons vaskular dan bronkial otot polos untuk katekolamin berkurang karena tidak
adanya kortiso. Demikian pula dengan respons lipolitik sel lemak terhadap
glukokortikoid.2
Efek Metabolik
protein, dan metabolisme lemak. Efek yang sama bertanggung jawab untuk beberapa
efek samping serius yang terkait dengan dosis yang mereka gunakan dalam terapi.
Glukokortikoid merangsang dan diperlukan untuk glukoneogenesis dan sintesis
glikogen sintase dan pelepasan asam amino dalam perjalanan katabolisme otot.
pelepasan insulin dan menghambat penyerapan glukosa oleh otot sel, sementara itu
juga merangsang lipase hormon yang sensitif dan dengan demikian terjadi lipolisis.
Peningkatan sekresi insulin merangsang lipogenesis dan pada tingkat yang lebih
lemak dan dikombinasikan dengan peningkatan pelepasan asam lemak dan gliserol ke
dalam sirkulasi. Hasil bersih dari tindakan ini paling jelas dalam puasa, ketika
pasokan glukosa dari glukoneogenesis, pelepasan asam amino dari katabolisme otot,
limfoid dan jaringan ikat, otot, lemak tepi, dan kulit. Jumlah
karena efek yang dalam pada konsentrasi, distribusi, dan fungsi leukosit perifer dan
untuk efek supresi pada sitokin dan kemokin inflamasi dan pada mediator peradangan
jaringan yang terkena. Peristiwa ini dimediasi oleh a serangkaian interaksi molekul
adhesi sel putih yang kompleks dengan yang ada di sel endotel dan dihambat oleh
neutrofil dalam sirkulasi meningkat sedangkan limfosit (sel T dan B), monosit,
eosinofil, dan basofil menurun. Perubahan maksimal pada 6 jam dan hilang dalam 24
darah ke dalam dsumsum tulang dan penurunan migrasi dari pembuluh darah, yang
limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil yang bersirkulasi terutama adalah hasil dari
Profil Gentamicin
pengobatan infeksi yang disebabkan oleh Gram-positif dan bakteri Gram-negatif. Kelompok
"Amynoglycosides" termasuk senyawa aktif lain struktur kimia dasar, seperti amikacin,
sangat efektif untuk menghambat sintesis protein dan merusak membran plasma yang
berikatan dengan ribosom 30S subunit dari sel bakteri. Gentamisin adalah salah satu yang
paling umum digunakan karena biaya yang murah dan dapat diandalkan terhadap aktivitas
aerob gram negatif. Antibiotik ini menunjukkan aksi yang mematikan dan bergantung pada
konsentrasi cepat seperti meningkatkan konsentrasi dengan dosis yang lebih tinggi dan
Kegunaan
secara klinis digunakan untuk melawan bakteri gram negatif. Bila gentamisin dikombinasi
proteus,enterobacter, klebsiella, serratia, dan strainstrain gram negatif lain yang kemungkinan
resisten terhadap antibiotik lainnya. Gentamisin tidak memiliki efektifitas terhadap organisme
anaerob. Gentamisin digunakan pada septikemia dan infeksi berat lain yang disebabkan oleh
bakteri gram-negatif aerob, infeksi saluran kemih, infeksi saluran empedu, dan infeksi serius
bakterial. 2
Gentamisin sulfat topikal diindikasikan untuk infeksi kulit primer, termasuk impetigo
gangrenosum, dan untuk infeksi kulit sekunder seperti eczematoid infeksi dermatitis, jerawat
pustular, psoriasis pustular, dermatitis seboroik yang terinfeksi, dermatitis kontak yang
terinfeksi (termasuk poison ivy), eksoriasi yang terinfeksi, dan superinfeksi bakteri akibat
infeksi jamur atau virus. Studi tahun 1970-an melaporkan bahwa gentamisin efektif dalam
perawatan septikemia yang disebabkan oleh basil gram negatif yang rentan pada orang
pengobatan septikemia yang disebabkan oleh basil gram negatif yang rentan di Indonesia
Tingginya penggunaan gentamisin yang tidak rasional yang berlebihan dan tidak tepat guna
sangat meningkatkan prevalensi patogen yang resisten terhadap beberapa obat, serta
meningkatnya toksisitas dan efek samping obat, menurunnya efektifitas dan meningkatnya
Efek samping
nefrotoksik yang perlu diketahui oleh para klinisi sebelum memberikan aminoglikosida
yaitu : usia tua, komorbid penyakit ginjal dan gangguan hati, penggunaan aminoglikosida
multidosis selama lebih dari 3 hari, menggunakan obat bersifat nefrotoksik secara bersamaan
seperti vankomisin, manitol, amfoterisin B dan radiokontras untuk diagnostik atau penderita
rawat Intensive Care Unite dengan hipotensi akibat hipovolemik mempunyai risiko tinggi
untuk terjadi nefrotoksik. Nekrosis tubulus renal yang mendasari nefrotoksik, umumnya
bersifat ringan dan revesibel. Recovery akan terjadi secara spontan beberapa hari setelah
penghentian obat, selama tidak didapatkan hipotensi berkepanjangan, dan tidak menggunakan
obat nefrotoksik yang lain secara bersamaan dan terjadi nekrosis kortek renal akibat penyakit
yang lain. Efek toksik yang lain adalah kerusakan koklea dan vestibular sehingga
mengakibatkan tuli bilateral yang bersifat permanen. Efek samping ini umumnya baru
terdeteksi setelah pemberian aminoglikosida selesai diberikan. Faktor faktor risiko terjadinya
efek samping ini sama halnya dengan faktor risiko pada nefrotoksik. Salah satu efek samping
aminoglikosida yang lebih jarang terjadi tetapi mengancam jiwa (lifethreatening) yaitu
otot, penekanan sistem pernapasan dan paralisis flaccid. Faktor risiko akan komplikasi ini
adalah penderita miastenia gravis, hipomagnesemia, hipokalsemia berat dan penggunaan obat
pelumpuh otot secara bersamaan. Efek samping yang lain yaitu hepatotoksik terutama
disebabkan oleh gentamisin, karena gentamisin merupakan zat xenobiotik yang merusak
hepatosit. Organ kedua yang dirusak setelah hepar adalah paru- paru. Gentamisin juga diduga
dapat merusak alveolus paru-paru secara tidak langsung. Difusi gentamisin ke cairan pleura
dapat mencapai keseimbangan dengan kadar plasma setelah pemberian secara berulang. 5
REFERENCES
1. Abidin Z. 2018. Penggunaan Kortikosteroid dalam praktek klinis
2. Katzung, B.G. 2012. Basic and Clinical Pharmacology
3. Krugere E. 2013 Gentamicin Biosynthesis, Medicinal Applications and Potensial Side
Effects
4. James N. & Parker M.Philip. 2004. A Medical Dictionary, Bibliography, and Annotated
Research Guide to Internet References.
5. Gan, V.S.H dan Istiantoro Y.H., 2007. Aminoglikosid. Hal 705-717, Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.