Laporan KP Baru2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja Praktik (KP) adalah mata kuliah wajib yang dilaksanakan pada
semester genap. Kegiatan Mata Kuliah ini dilaksanakan bersifat praktek
secara nyata dan mandiri di Instansi terkait dengan Fakultas Sains dan Teknik
(FST). Lebih khusus Jurusan Teknik Elektro. Dengan melakukan praktek
secara nyata, mahasiswa diharapkan dapat memahami keterkaitan antara
teori, metoda, teknik, realita di tempat kerja dan memberikan tambahan
wawasan bagi mahasiswa sebagai bekal untuk bekerja setelah menyelesaikan
pendidikan di kampus.
Dunia Pertelekomunikasian adalah salah satu bidang yang termasuk
lapangan kerja bagi mahasiswa lulusan Jurusan Teknik Elektro .
Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio (BALMON) adalah unit
pelaksana teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi,
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal
Pos dan Telekomunikasi diharapkan menjadi Instansi yang dapat menyerap
lulusan dari Jurusan Teknik Elektro.

1.2. Ruang Lingkup

Adapun Ruang Lingkup dalam laporan Kerja Praktek ini


adalah :

1. Perangkat-perangkat penunjang yang digunakan dalam sistem monitoring


Sistem Komunikasi seluler dan Siaran TVdi wilayah Kota Kupang.

2. Jenis-jenis parameter yang di monitor oleh BALMON.


3. Perhitungan Daya Pancar dari hasil pengukuran

1
1.3. Tujuan dan kegunaan
Tujuan:
 Untuk mengetahui perangkat-perangkat penunjang yang digunakan dalam
sistem monitoring dan prinsip kerjanya

 Untuk memandingkan dan mempelajari keterkaitan antara teori yang


diperoleh di bangku kuliah dan praktek di Lapangan.

Kegunaan:

 Agar mahasiswa Teknik Elektro dapat berlaatih dan beradaptasi dengan


lingkungan kerja yang sebenarnya dan sebagai syarat untuk
menyelesaikan perkuliahan
 Menambah wawasan mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja

2
BAB II

PROFIL UMUM INSTANSI


2.1 Tinjauan Umum Balai Monitor Spektrum Frekuensi Kelas II Kupang
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Monitor Spektrum Frekuensi Radio
mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan pengendalian dibidang
penggunaan spektrum frekuensi radio yang meliputi kegiatan pengamatan,
deteksi sumber pancaran, monitoring, penertiban, evaluasi dan pengujian
ilmiah, pengukuran, koordinasi monitoring frekuensi radio, penyusunan
rencana dan program, penyediaan suku cadang, pemeliharaan dan perbaikan
perangkat, serta urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

Pelaksana Teknis Monitor Spektrum Frekuensi Radio di klasifikasikan


dalam 4 (empat) kelas yaitu :

1. Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I


2. Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II
3. Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio
4. Pos Monitor Spektrum Frekuensi Radio
Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Kupang merupakan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Sumber Daya dan
Perangkat Pos dan Informatika, di bawah Kementerian Komunikasi dan
Informatika Wilayah kerja Balmon Kelas II Kupang meliputi seluruh
wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur.

2.2 Logo Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio

Gambar 2.1 Logo Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio( Balmon )

3
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 03 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Bidang Monitor Spektrum Frekuensi Radio, tugas pokok dan
fungsi Balmon Kelas II Kupang adalah sebagai berikut :
2.3.1 Tugas Pokok
UPT Balai Monitor spektrum frekuensi Radio Kelas II Kupang
memiliki tugas pokok melaksanakan pengawasan dan pengendalian yang
meliputi kegiatan pengamatan, deteksi sumber pancaran, monitor,
penertiban, evaluasi dan pengujian ilmiah, pengukuran, koordinasi
monitoring frekuensi radio, penyusunan rencana program, penyediaan
suku cadang, pemeliharaan dan perbaikan perangkat, serta urusan tata
usaha dan rumah tangga.
2.3.2 Fungsi
Selain tugas pokok, Balmon Kelas II Kupang juga memiliki fungsi
sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana dan program, penyediaan suku cadang,
pemeliharaan perangkat monitor spektrum frekuensi radio.
2. Pelaksanaan pengamatan, deteksi lokasi sumber pancaran,
pemantauan/monitor spektrum frekuensi radio.
3. Pelaksanaan kalibrasi dan perbaikan perangkat monitor spektrum
frekuensi radio.
4. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Unit Pelaksana
Teknis Monitor Spektrum Frekuensi Radio.
5. Koordinasi monitor spektrum frekuensi radio.
6. Penertiban dan penyidikan pelanggaran terhadap penggunaan spektrum
frekuensi radio.
7. Pelayanan pengaduan masyarakat terhadap gangguan spektrum
frekuensi radio.
8. Pelaksanaan evaluasi dan pengujian ilmiah serta pengukuran spektrum
frekuensi radio.

4
Dalam operasional pelaksanaan tugas, tugas pokok dan fungsi tersebut
di atas dijabarkan lagi dalam bentuk yang lebih sederhana, aspiratif,
rasional dan aplikatif sesuai kondisi lapangan sebagai berikut:

1. Melakukan pengawasan penggunaan frekuensi radio.


2. Menemukenali sumber-sumber pancaran.
3. Memonitor secara rutinfrekuensi mara bahaya dan dinas-dinas
tertentu.
4. Mengamati dan mencatat pendudukan spektrum frekuensi radio.
5. Membenahi pancaran spektrum frekuensi radio dari sumber pancaran
yang merugikan baik dari dalam negeri maupun darilua rnegeri.
6. Melakukan pengukuran parameter teknis terhadap stasiun radio:
a. OperatorTelekomunikasi
b. Penyelenggara Radio Siaran
c. Penyelenggara TV Siaran
d. Radio KomunikasiKonvensional.
7. Melakukan pemeliharaan secara rutin terhadap seluruh perangkat
monitoring spektrum frekuensi radio agar selalu dalam kondisi
terpelihara dan siap pakai.
8. Mensosialisasikan berbagai peraturan perundang-undangan dan
kebijakan pemerintah di bidang telekomunikasi dan penggunaan
spektrum frekuensi radio.
9. Melaksanakan penatausahaan administrasi dan operasional
perkantoran.
2.4 Visi dan Misi

2.4.1. Visi

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Balai Monitor Spektrum


Frekuensi Radio Kelas II Kupang memiliki Visi : “Terwujudnya
penggunaan spectrum frekuensi radio yang legal, efektif dan efisien serta
sesuai dengan peruntukkannya menuju masyarakat informasi yang taat
hukum dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”

5
2.4.2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut Balai Monitor Kelas II
Kupang akan lebih meningkatkan bidang operasional yang
terangkum dalam misi, yaitu :
1. Meningkatkan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
baik secara sektoral maupun global.
2. Memberikan jaminan kenyamanan bagi pengguna frekuensi radio
dan pengguna jasa frekuensi radio melalui kegiatan observasi
monitoring frekuensi radio, pemeriksaan stasiun radio dan
penanganan gangguan spektrum frekuensi radio.
3. Meningkatkan pengendalian dan penindakan hukum atas
penyalahgunaan penggunaan spektrum frekuensi radio melalui
operasi penertiban spektrum frekuensi radio terhadap seluruh
pengguna spektrum frekuensi radio khusunya pengguna yang tidak
legal.
4. Meningkatkan pendapatan negara sub sektor telekomunikasi
melalui pelaksanaan pembinaan, pelayanan, pengukuran parameter
teknis dan penegakan hukum kepada penyelenggara dan pengguna
spektrum frekuensi radio.

2.5 Struktur Organisasi


Untuk menjalankan visi dan misi Balai Monitor Spektrum Frekuensi
Radio Kelas II Kupang, membuat struktur organisasi yang terdiri dari 1 (satu)
orang Kepala Balai Monitor SpektrumFrekuensi Radio Kelas II Kupang, 1
(satu) orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha danRumahTanggadan 2 (dua)
orang Kepala Seksi yang terdiri dari Kepala Seksi Pemantauan dan
Penertiban Spektrum Frekuensi Radio dan Kepala Seksi Operasi,
Pemeliharaan dan Perbaikan. Struktur organisas Balmon Kelas II Kupang
dapat dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini.

6
Sumber: Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 03 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Monitor Spektrum FrekuensiRadio.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi BalmonKelas II Kupang

Adapun uraian tugas yang dilakukan dalam tiap bagian :


1. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan
urusan administrasi keuangan, tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga
Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio.
2. Seksi Operasi, Pemeliharaan dan Perbaikan mempunyai tugas pelaksanaan
pelayanan/pengaduan masyarakat, mengadakan pemeliharaan dan
perbaikan perangkat monitor frekuensi radio.
3. Seksi Pemantauan dan Penertiban mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pengolahan dan mengevaluasi data, penyusunan rencana,
program, monitoring dan penertiban terhadap pengguna spektrum
frekuensi radio.
4. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan yang berhubungan dengan keahlian fungsionalnya.

7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Spektrum Frekuensi Radio

Spektrum frekuensi radio adalah susunan pita frekuensi radio yang


mempunyai frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran
gelombang elektromagnetik yang merambat ruang udara. Alokasi spektrum
frekuensi yang dikeluarkan secara resmi oleh International
Telecomunication Union (ITU) untuk wilayah 3 pada peraturan radio edisi
2008.

Alokasi frekuensi ITU juga menjadi acuan bagi Negara-negara lain


didunia. Peraturan tentang alokasi frekuensi radio ini telah diatur
Kementrian Komunikasi dan Informatika Indonesia dalam peraturan menteri
nomor 29 tahun 2009 yang dikeluarkan 30 juli 2009. Penetapan frekuensi
radio bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan (interference) dan
untuk menetapkan protocol demi keserasian antara pemancar dan penerima.
Contoh aplikasi menggunakan frekuensi yaitu:

 Telepon, radio dan TV

 Jaringan global komunikasi suara, gambar ,tulisan, data / computer

 Penilitian dan pertahanan seperti radar, telemetri, komputer dll

3.2 Elemen Sistem Komunikasi

Komunikasi adalah proses pemindahan informasi dari suatu titik


dalam ruang pada waktu tertentu (titik sumber) ke titik lain yang merupakan
tujuan atau pemakai. Adapun elemen lain yakni dari sumber asalnya
informasi, massage, tujuan komunikasi dan transduser. Sumber informasi
dapat berupa orang, alat music dll, massage adalah salah satu bentuk fisik
informasi, contohnya huruf, cahaya yang berubah-ubah dll, tujuan
komunikasi adalah menyediakan replika massage pada tempat tujuan dan

8
transduser yaitu yang mengubah massage menjadi sinyal listrik atau
sebaliknya.

3.3 Objek Monitoring

Observasi monitoring dilakukan terhadap semua penggunaan Spektrum


frekuensi radio mulai dari band Very Low Frequncy ( VLF ) sampai dengan
Extra High Frequency ( EHF ) yang digunakan oleh dinas – dinas,
perusahaan, instansi pemerintah maupun perorangan ( Frederensi )

Tabel 3.1 Band frekuensi radio

PANJANG NAMA
FREKUENS
N A M A GELOMBAN GELOMBANG
I
G

Very Low Frequency VLF Kurang dari Lebih dari 10 Gelombang


30 Hz KM Myriameter

Low Frequency LF 30 – 300 1 – 10 KM Gelombang


KHz Kilometer

Medium Frequency MF 300 – 3.000 100-1.000 M Gelombang


kHz Hektometer

High Frequency HF 3 – 30 MHz 10 – 100 M Gelombang


Dekameter

Very High Frequency VHF 30 – 300 1 – 10 M Gelombang


MHz Meter

Ultra High Frequency UHF 300– 3.000 10 – 100 cm Gelombang


MHz Decimeter

Super High SHF 3 – 30 GHz 1 – 10 cm Gelombang


Frequency Sentimeter

Extremly High EHF 30 – 300 1 – 10 mm Gelombang


Frequency GHz Milimeter

9
Tabel 3.2 Jenis Dinas yang menggunakan frekuensi radio

NO NAMA DINAS PENJELASAN

1. Dinas Tetap Perhubungan antara 2 (dua) tempat yg tetap

2. Dinas Bergerak Perhubungan antara tempat yg bergerak

Bergerak Maritim Peerhubungan untuk kapal laut

Bergerak Penerbangan Perhubungan untuk pesawat udara

3. Siaran Radio, Televisi, dll

4. Ruang Angkasa Perhubungan untuk ruang angkasa

5. Bumi – Ruang Angkasa Perhubungan dari bumi ke ruang angkasa

6. Radio Navigasi Radio navigasi dengan gelombang radio

Navigasi Penerbangan Pendaratan dgn peralatan radio altimeter

Navigasi Maritim Loran, Beacon, Decca, dll

7. Radio Lokasi Pengukuran kedudukan, pencari arah (kecuali


radio navigasi)

8. Radio Astronomi Pengukuran gelombang radio astronomi


dengan telescope radio, dll

9. Radio Meteorologi Radio sende, radar cuaca, dll

10. Amatir Perhubungan yang diselenggarakan karena


hoby para amatir

11. Frekuensi Standar Pelayanan pancaran gelombang standar yang


sangat teliti

10
3.4 Stasiun Monitoring

Stasiun monitoring memiliki tugas untuk memonitor dan mengamati


spectrum frekuensi radio, serta mengidentifikasi stasiun-stasiun radio untuk
dibuat sebuah catatan atas kegiatan penyiaran stasiun tersebut. Stasiun
monitoring dan pengukuran frekuensi radio dibagi menjadi dua bagian
yaitu :
3.4.1 Stasiun Monitoring Tetap

Gambar 3.1 Stasiun Monitoring Tetap (Fixed)

Stasiun Monitoring Tetap (Fixed) adalah stasiun monitoring yang


melakukan monitoring dan pengukuran di Balai Monitoring Frekuensi
Radio. Kelebihan melakukan monitoring dan pengukuran dengan stasiun
tetap adalah pengoperasian alat bisa diatur secara komputerisasi dan
otomatis, perangakat yang lebih lengkap dan Jangkauan penerimaan
frekuensi lebih luas. Namun stasiun ini juga memiliki kekurangan yaitu
daerah jangkuan luas tetapi tidak dapat menentukan letak dari lokasi
pemancar secara pasti baik yang terganggu maupun pengganggu dan tidak
dapat menentukan secara pasti penyebab dari gangguan yang terjadi pada
pemakaian frekuensi (Frefrensi) Chairiani Y . 2016

11
3.4.2 Stasiun Monitoring Bergerak

Gambar 3.2 Stasiun Monitoring Bergerak

Stasiun monitor bergerak merupakan stasiun yang menggunakan unit


mobil dalam pengoperasiannya sehingga dapat dipindah-pindahkan.
Berfungsi untuk memonitoring dan melakukan pengukuran yang tidak dapat
dikerjakan stasiun tetap. Unit ini bertugas mengamati dan mendeteksi
pancaran-pancaran frekuensi radio di daerah masing-masing sesuai dengan
kemampuan pengamatan terhadap daerah spektrum frekuensi dan
mengadakan penelitian-penelitian propagasi terhadap frekuensi radio.
Kekurangan stasiun ini adalah keterbatasan alat untuk mengukur kuat
medan, menentukan lokasi pancar yang tidak dikenal. Chairiani Y . 2016
3.4.3 Alokasi Frekuensi dan Perencanaan Pita Penyiaran.

Alokasi spektrum frekuensi radio dan perencanaan pita untuk penyiaran


(broadcasting services) di Indonesia dilakukan pada tingkat internasional
(ITU), regional (Asia-Pacific Broadcasting Union, ABU) dan bilateral.
Penyiaran biasanya memiliki pemancar berdaya pancar tinggi dan cakupan
yang relative luas. Oleh karena itu penggunaan spektrum memerlukan
perencanaan pemetaan distribusi kanal frekuensi radio (master plan) serta
koordinasi erat dengan negara tetangga di daerah perbatasan.

12
TABEL 3.3. PENGALOKASIAN BAND FREKUENSI

Dinas atau keperluan Alokasi Frekuensi


Radio Siaran AM 526,5 1.606,5 kHz
Radio Siaran FM 87.6 – 108 MHz
Penerbangan 108 – 137 MHz
TV VHF 174 – 230 MHz
TV UHF 470 – 806 MHz
AMPS (Uplink) 835 -845 MHz
AMPS (Downlink) 880-890 MHz
GSM (Uplink) 890- 915 MHz
GSM (Downlink) 935-960 MHz

3.5 ALOKASI SPEKTRUM DAN PERENCANAAN PITA

Sistem selular Indonesia berbasis teknologi generasi ke-2 (digital


selular) yaitu GSM dan CDMA. Kedua sistem tersebut memiliki
kemampuan untuk menyediakan layanan 2.5G.
Road Map Industri Selular menuju 3G dapat digambarkan sebagai berikut:
 G SM (2G) GPRS (2.5G) EDGE (2.5G+)
(migrasi) WCDMA (overlay) HSPA LTE
 cdmaOne (2G) CDMA2000-1X (2.5G+)
CDMA2000-1xEV DO/DV (3GLTE)

Alokasi frekuensi dan standar penyelenggaraan selular di Indonesia dapat


digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
 GSM/GPRS/EDGE (900/1800 MHz) WCDMA (1.9/2.1
GHz (IMT-2000))
 CDMA (450/800/1900 MHz)

Berikut ini adalah diagram alokasi pita frekuensi selular pada


sejumlah pita frekuensi. Tabel 3.4 menjelaskan alokasi frekuensi selular di
Indonesia . Tabel 3.5 menjelaskan alokasi frekuensi selular di Indonesia
berdasarkan peraturan yang terbaru

13
TABEL 3.4. ALOKASI FREKUENSI SELULAR INDONESIA

14
TABEL 3.5 ALOKASI FREKUENSI SELULAR SAAT INI

15
Dari tabel di atas Terdapat 11 izin penyelenggara selular nasional di
Indonesia, sedangkan Perushaan yang mengelola jaringan telekomuniksi yang
ada di kota Kupang adalah Telekomsel, indosat, dan Excelcomindo/XL ke tiga
perusahan tersebut yang terdaftar sebagai peyedia layan telekomunikasi dan
telah di setujui oleh Balai Minitoring spectrum Analizer kelas II kupang
( BALMON ). data tabel frekuensi Uplink dan Dawnlink yang di pake oleh
BALMON untuk melakukan monitirung ferkuensi dapat di liat pada Lampiran

3.6 PERENCANAAN SPEKTRUM UNTUK PENYIARAN

Secara singkat, sistem penyiaran yang saat ini di Indonesi


dikelompokkan berdasarkan jenis pita frekuensi terdiri dari :
1. Penyiaran Terrestrial Nirkabel
A. Pita Frekuensi LF/MF/HF meyediaan layan berupan Siaran radio
AM dan Analog
b. Pita Frekuensi VHF meyediaan layan berupan siaran VHF Band II
meliputi Siaran radio FM dan siaran Analog dan VHF Band III
meliputi Siaran TV VHF dan siaran Analog
c. Pita Frekuensi UHF meyediaan layan berupan siaran UHF Band
IV dan V yang meliputi Siaran TV UHF dan siaran Analog
2. Penyiaran Terrestrial Kabel
3. Penyiaran Satelit

16
TABEL 3.6. ALOKASI FREKUENSI PENYIARAN TERRESTRIAL
ANALOG

3.7 FREKUENSI SIARAN TV UHF DAN VHF

Ditjen Postel telah menyelesaikan Master Plan Frekuensi TV untuk


pita frekuensi UHF untuk hampir semua provinsi dan kota-kota besar di
Indonesia yang telah dituangkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan
No.74 tahun 2003.
Di Indonesia, sampai saat ini masih digunakan TV analog. Standar TV
analog yang digunakan untuk VHF adalah PAL-B. Sedangkan standar
untuk UHF adalah PAL-G. Bandwidth VHF (PAL-B) adalah 7 MHz,
sedangkan Bandwidth UHF (PAL-G) adalah 8 MHz.
Tabel 3.7 berikut ini merupakan tabel frekuensi TV VHF band I dan III
band I dan III untuk standar PAL-B. Sedangkan Tabel 6 menjelaskan
mengenai tabel frekuensi TV UHF Band IV dan V untuk Standar PALG.

17
TABEL 3.7 RENCANA PENGKANALAN TV VHF BAND I DAN III
STANDAR PAL B

TABEL 3.8. RENCANA PENGKANALAN TV UHF BAND V STANDAR


PAL-G

18
Di Indonesia, sampai saat ini masih digunakan TV analog. Standar TV
analog yang digunakan untuk VHF adalah PAL-B. Sedangkan standar untuk
UHF adalah PAL-G. Bandwidth VHF (PAL-B) adalah 7 MHz, sedangkan
Bandwidth UHF (PAL-G) adalah 8 MHz.
Tabel 3.8 menjelaskan mengenai tabel frekuensi TV UHF Band IV dan V
untuk Standar PALG.

TABEL 3.9. RENCANA PENGKANALAN TV UHF BAND V STANDAR


PAL-G

19
Pengelompokan kanal (channel grouping) sering dilakukan dalam
pengaturan frekuensi UHF yang memiliki lebih banyak kemungkinan
kombinasi kanal dibandingkan frekuensi VHF. Pada frekuensi VHF sendiri
tidak dapat dilakukan channel grouping tersebut.
Pengelompokan kanal frekuensi Siaran TV sangat penting, terutama
bila akan diatur pemanfaatan tower dan sistem antenna bersama yang sangat
menguntungkan bagi broadcaster maupun bagi masyarakat. Bagi para
broadcaster, dapat menghemat dana untuk membangun tower dan sistem
antenna masing-masing.
Selain itu karena antena berada di satu lokasi untuk suatu wilayah
layanan tertentu, seluruh masyarakat mendapat keuntungan karena hanya
perlu memasang 1 antena dengan arah tertentu untuk menerima seluruh
program siaran TV. Bagi para broadcaster pun akan menguntungkan dari
pangsa pasar karena dapat menjangkau lebih banyak lagi pemirsa.

20
3.8. Perhitungan Daya Pancar
Sinyal yang ditransmisikan melalui media apapun akan mengalami
penurunan daya akibat redaman yang sebanding dengan jarak Penurunan
daya sinyal (loss atau attenuation) dinyatakan dengan power loss.
Sebaliknya, jika sinyal dikuatkan (oleh amplifier ataupun antena),
dinyatakan dengan power gain. Ukuran untuk daya absolut sering
dinyatakan dgn dBW atau dBm, dimana daya aktual dibandingkan daya
1 W atau 1 mW. Berikut Rumus Konversi dari dB ke WattRumus
konversi dari satuan dBW ke satuan Watt :

 Rumus konversi dari satuan dBm ke satuan mW :

Daya sinyal perlu dikontrol untuk menjaga agar cukup tinggi


dibandingkan noise ataupun cukup rendah untuk menghindari cross
talking.Nurdin D. M. 2015

21
BAB IV
Pembahasan

4.1 Gambaran Umum Teknis Pelaksanaan Monitoring


 Pertama-tama meminta ijin kepada Kepala Seksi Pemantauan dan
Penertiban untuk melalukan observasi
 Pengecekan dan pesiapan alat yang akan digunakan
 Melakukan kegiatan Observasi

Proses kegiatan observasi dapt diliat pada diagram di bawa ini :

Gambar 4.1 Flowchart Observasi Siaran TV

22
4.2 Perangkat SPFR (Stasiun Pengendali Frekuensi Radio) Balai
Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Kupang
Secara garis besar perangkat SPFR yang dibangun di Balai Monitor
memiliki konsep sebagai berikut :

 Antena Penerima berfungsi sebagai Penerima Sinyal kemudian sinyal


tersebut ditranmisikan ke processing Unit
 Processing Unit berfungsi untuk mengubah bentuk sinyal asli kedalam
bentuk sinyal lain kemudian ditransmisikan ke display/remote
 Display/remote berfunsi untuk menampilkan sinyal yang diterima baik itu
gambar, suara ataupun video.

Gambar 4.2 diagram kerja perangkat SPFR

SPFR yang dibangun di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II


Kupang terdiri dari 2 fungsi yaitu :

1) sebagai unit fungsi analisa pencarian arah (direction finding).


2) sebagai unit monitoring dan analisa frekuensi. Alat yang ada pun
disesuaikan dengan fungsinya.

23
Dalam pelaksanaan kegiatan monitoring ini menggunakan beberapa alat
yakni :

SPEKTRUM ANALYSER (PR 100)

 Perangkat ini berfungsi sebagai :


 Penerima data dari Antenna.
 Melakukan proses pengolahan data yang diterima dari
Antenna.
 Pencari arah (direction finder).
 Melakukan analisa frekuensi.
 Rentang frekuensi yang dianalisa adalah 100 KHz – 3,6 GHz

Gambar 4.3 PR 100

A. Antena Linkgret

Antenna linkgret digunakan untuk menerima sinyal frekuensi antara


3 KHz sampai 3GHz. Antenna ini digunakan untuk melakukan
pemantauan frekuensi VHF (Very High Frekuensi) di rentang
frekuensi 3 KHz sampai 3GHz.

24
B. Mobil SPFR berfungsi sebagai :

 Alat Transportasi untuk Melakukan Kegiatan Monitoring


diluar Kantor.
 Sebagai stasiun bergerak untuk melakukan monitoring.

Gambar 4.4 Mobil SPFR

C. GPS GARMIN
GPS ini digunakan untuk menentukan posisi, tujuan,
kecepatan dan arah atau titik koordinat saat melakukan pengukuran
spektrum frekuensi radio.

D. Hand Talk (HT)


HT digunakan sebagai alat pemerima sinyal output berupa
sinyal suara.

Gambar 4.5 Hand Talk

25
E. Kompas
Selama kegiatan kerja praktek di Balai Monitoring, terdapat beberapa
kegiatan yang dilakukan, yaitu:

4.3 Hasil Observasi Kerja paraktek

 Observasi
Selama kegiatan kerja praktek di Balai Monitoring, terdapat beberapa
kegiatan yang dilakukan, yaitu:

4.3.1 Observasi Kanal Televisi.

Pengukuran kanal frekuensi radio siaran dan televise siaran Very High
Frequency / Ultra High Frequency (VHF/UHF) menggunakan Spektrum
Analyzer dan Antena sebagai alat ukurnya.
Dalam menentukan pendudukan kanal, Spektrum Analyser berfungsi
sebagai alat yang mendeteksi frekuensi kanal televisi. Kegiatan yang harus
dilakukan adalah menentukan center frekuensi yang dilengkapi dengan 3
marker yang berfungsi sebagai batas – batas frekuensi. Marker-marker
tersebut mewakilkan 3 jenis frekuensi, yaitu frekuensi video, frekuensi
colour, frekuensi audio. Setelah itu mengatur span agar sesuai dengan level
yang telah ditentukan. Kemudian mencocokkan dengan data yang ada untuk
melihat pada kanal berapa frekuensi tersebut bekerja.
Parameter yang di dapatkan dari kegiatan tersebut adalah level daya
frekuensi pada masing-masing kanal. Kemudian menggunakan tv tunner
untuk pengecekan kanal (sebagai visualisasi dari siaran televisi).

26
Tabel 4.1 Hasil Observasi siaran TV dan perhitungan konversi daya Terima dari dB ke Watt

Nama siaran Frekuensi Audio Frekuensi video Daya Pancar frekuensi audio Daya Pancar frekuensi video
(Mhz) (Mhz)
Indosiar 612.75 Mhz Tidak Terukur - 69.6dBm = 10 -69,6/10 Tidak Terukur
=10 -6,96
= 1,096 x 10-7 mW
= 0,0000001096 mW
= 0,1096 nW

Metro TV Tidak Terukur 639.25 Mhz Tidak Terukur - 69.3dBm = 10 -69,3/10


= 10 -6,93
= 1,174 x 10-7 mW
= 0,0000001174 mW

Global TV 676.75 Mhz 671.25 Mhz - 68.3dBm=10 -68,3/10 -59,8dBm=10 -59,8/10


= 10 -6,83 = 10 -5,98
= 1,479 x 10-7 mW = 1,047 x 10-6 mW
= 0,0000001479 mW = 0,000001047 mW

27
Nama siaran Frekuensi Audio Frekuensi video Daya Pancar frekuensi Audio Daya Pancar frekuensi video
(Mhz) (Mhz)
RCTI 708.75 Mhz 703.25 Mhz -72,2 dBm = 10 -72,2/10 - 68,7 dBm =10 -68,7/10
= 10 -7,22 = 10 -6,87
= 6,025 x 10-8 mW = 1,348 x 10-7 mW
= 0,00000006025 mW = 0,0000001348 mW

Trans TV 724.75 Mhz 719.25 Mhz -69,0 dBm = 10 -69,0/10 - 70.9 dBm = 10 -70,9/10
= 10 -6,90 = 10 -7,09
= 1,258 x 10-7 mW = 8,128 x 10-8 mW
= 0,0000001258 mW = 0,00000008128 mW

TVRI 740.75 Mhz 735.25 Mhz -64,5 dBm = 10 -64,5/10 -49,4 dBm = 10 -49,4/10
= 10 -6,45 = 10 -4,94
= 3,548 x 10-7 mW = 1,148 x 10-5 mW
= 0,0000003548 mW = 0,00001148 mW

28
Penyebab terjadinya Frekuansi yang tidak Terukur karena
Gangguan atau Interference adalah dari energi yang tidak diinginkan yang
disebabkan oleh satu atau gabungan dari emisi, radiasi, atau induksi
terhadap penerimaan dalam sistim komunikasi radio ( diwujudkan dengan
adanya penurunan dayaguna, kesalahan tafsir atau kehilangan informas)i .

4.3.2 Hasil Observasi Kanal Seluler

Pengukuran pendudukan kanal frekuensi radio jarigan Seluler Very


High Frequency / Ultra High Frequency (VHF/UHF) menggunakan Spektrum
Analyzer dan Antena sebagai alat ukurnya.
Dalam menentukan kedudukan kanal, spektrum analyzer berfungsi
sebagai alat yang mendeteksi frekuensi data DOWNLINK & UPLINK.
Kegiatan yang harus dilakukan adalah menentukan kedudukan data
DOWNLINK & UPLINK pada tiap jaringan layanan penyedia jasa
telekomunikasi. Setelah itu mengatur span agar sesuai dengan level yang telah
ditentukan. Kemudian mencocokkan dengan data yang ada untuk melihat pada
kanal berapa frekuensi tersebut bekerja.
Parameter yang di dapatkan dari kegiatan tersebut adalah level daya
frekuensi pada masing-masing kanal. Dengan menggunakan Tabel alokasi
Frekuensi DOWNLINK & UPLINK untuk pengecekan kanal

29
Tabel 4.2 Hasil Observasi Sinyal seluler dan perhitungan daya Terima Dari dBm ke Whtt
Nama Jaringan Seluler Chanel jaringan Seluler Frekuensi Downlink Daya pancar jarinagn seluler
GSM Indosat CH 16 938.2 Mhz -72,2 dBm = 10 -72,2 /10
= 10 -7,22
= 6.025 x 10-8 mW
= 0,00000006025 mW

GSM Indosat CH 46 945.2 Mhz -70,1 dBm = 10 -70,1 /10


= 10 -7,01
= 9,772 x 10-8 mW
= 0,00000009772 mW

GSM Telkomsel CH 16 947.2 Mhz -68,2 dBm = 10 -68,2 /10


= 10 -6,82
= 1,513 x 10-7 mW
= 0,0000001513 mW

30
Nama Jaringan Seluler Chanel jaringan Seluler Frekuensi Downlink Daya pancar jarinagn seluler
GSM CH 112 947.4 Mhz -58,7 dBm = 10 -58,7 /10
Excelcomindo/XL = 10 -5,87
= 1,348 x 10-6 mW
= 0,000001348 mW

GSM CH 124 959.8 Mhz -74,5 dBm = 10 -74,5 /10


Excelcomindo/XL = 10 -7,45
= 3.548 x 10-8 mW
= 0,00000003548 mW

DCS Natrindotel CH 679 1 838.6 Mhz -85,7 dBm = 10 -85,7 /10


(Exis) = 10 -8,57
= 2.691 x 10-9 mW
= 0,000000002691 mW

31
Nama Jaringan Seluler Chanel jaringan Seluler Frekuensi Downlink Daya pancar jarinagn seluler
DCS Indosat CH 768 1 856.4 Mhz -92,5 dBm = 10 -92,5 /10
= 10 -9,25
= 5.623 x 10-10 mW
= 0,0000000005623 mW

DCS Telkomsel CH 795 1 861.8 Mhz -59,7 dBm = 10 -59,7 /10


= 10 -5,97
= 1.071 x 10-6 mW
= 0,000001071 mW

UMTS Telkomsel Belum ada Data 2 122.6 Mhz -70,5 dBm = 10 -70,5 /10
= 10 -7,05
= 8.912 x 10-8 mW
= 0,00000008912 mW

32
Nama Jaringan Seluler Chanel jaringan Seluler Frekuensi Downlink Daya pancar jarinagn seluler
UMTS Telkomsel Belum ada Data 2 127. 2 Mhz -71,5 dBm = 10 -71,5 /10
= 10 -7,15
= 7.079 x 10-8 mW
= 0,00000007079 mW

UMTS Telkomsel Belum ada Data 2 132.6 Mhz -73,0 dBm = 10 -73,0 /10
= 10 -7,30
= 5.011 x 10-8 mW
= 0,00000005011 mW

33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Monitor Spektrum Frekuensi Radio


mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan pengendalian dibidang
penggunaan spektrum frekuensi radio yang meliputi kegiatan pengamatan,
deteksi sumber pancaran, monitoring, penertiban, evaluasi dan pengujian
ilmiah, pengukuran, koordinasi monitoring frekuensi radio, penyusunan
rencana dan program, penyediaan suku cadang, pemeliharaan dan
perbaikan perangkat. Maka dengan dilakukannya kerja praktek pada
BALMON kami berkesimpulan bahwa :

 Kegiatan observasi monitoring yang dilakukan sangat penting dalam


menjaga dan memonitor penggunaan frekuensi tv dan seluler.
 Alat – alat utama yang di gunakan melakukan observasi meliputi Antena
dan spektrum analyser, yang di bawa pada Stasiun Monitoring
bergerak seihungga mememudahkan Monitoring
 Terdapat juga stasiun monitoring tetap (fixed) yang memliki daya jangkau
pancaran yang lebih besar dan dapat menetukan arah datang pancaran atau
frekuensi yang di pantau
 Parameter yang di gunakan adalah dBm sebagi penentu kuat sinyal yang di
Pancarkan
 Penertiban pengguna frekuensi tv dan seluler yang tidak berijin perlu
dtinditindaklanjuti berupa tindakan pembinaan maupun jalur hukum.
 Penggunaan yang tidak sesuai dengan peruntukannya dari segi
frekuensi seluler dapat mengganggu kenyamanan pengguna lain,
sedangkan dari segi siaran tv dapat mengganggu broadcasting dari
siaran tv lain

34
5.2 Saran
Saran selama kegiatan kerja praktek berlangsung yaitu:

 Perlu adanya penambahan sumber daya manusia agar perkerjaan cepat


terselesaikan tepat waktu.

 Saat menangani masalah laporan kanal frekuensi yang terganggu,


sebaiknya petugas Balai Monitoring didampingi oleh pihak yang berwajib
(Polisi) agar penindakan bisa berlangsung dengan baik.

 Penambahan Alat pendeteksi sumber frekuensi pengganggu sangat


diperlukan, sehingga mempermudah petugas saat melakukan pencarian
sumber pengganggu frekuensi

35
DAFTAR PUSTAKA
Chairiani Y . 2016 Observasi Pendudukan Kanal dan Pengukuran Spektrum
Frekuensi Radio. Bandung : Universitas Telkom

Peraturan Pemerintah Nomor 52 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan


Telekomunikasi.

Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2000 tentang penggunaaan Spektrum


Frekuensi Radio.

eraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 25 Tahun 2014 tentang


Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia

Setiawan D. 2004 Alokasi Frkuansi Kebijakan dan Perencanaan Spektrum


Indonesia. Direktorat jenderal pos dan telekomunikasi

Nurdin D. M. 2015 Sinyal Analog dan Sinyal Digital. Lhokseumawe :Teknik


Elektro FT-Unimal

Teknik Elektronika. Pengertian Spektrum Frekuensi Radio Indonesi. Diambil dari


:http://teknikelektronika.com/pengertian-spektrum-frekuensi-radio-
pengalokasiannya/ ( 15 Desember 2017 )

36
LAMPIRAN

37
hasil Observasi siyal Tv

Kanal (Nama Screen Capture PR 100


Siaran )
Indosiar

Gambar frekunsi pembawa Audio pada kanal siaran Indosiar


Metro TV

Gambar frekunsi pembawa video pada kanal siaran Metro


TV

38
Global TV

Gambar frekunsi pembawa Audio pada kanal siaran Global

Gambar frekunsi pembawa Video pada kanal siaran Global

39
RCTI

Gambar frekunsi pembawa Audio pada kanal siaran RCTI

Gambar frekunsi pembawa Video pada kanal siaran RCTI


Trans TV

Gambar frekunsi pembawa Audio pada kanal siaran Trans

40
Gambar frekunsi pembawa video pada kanal siaran Trans
TVRI

Gambar frekunsi pembawa Audio pada kanal siaran TVRI

Gambar frekunsi pembawa video pada kanal siaran TVRI

41
hasil Observasi jaringan Seluler

Kanal ( Nama Screen Capture PR 100


Jaringan )
Downlink GSM
Indosat CH 16

Downlink GSM
Indosat CH 46

Downlink GSM
Telkomsel CH 16

42
Downlink GSM
Excelcomindo/XL CH
112

Downlink GSM
Excelcomindo/XL CH
124

Downlink DCS
Natrindotel (Exis) CH
679

43
Downlink DCS
Indosat CH 768

Downlink DCS
Telkomsel CH 795

Downlink UMTS
Telkomsel CH -

44
Downlink UMTS
Telkomsel CH -

Downlink UMTS
Telkomsel CH -

45
Daftar Tabel Saluran Downlink dan Uplink pada seluler

46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
Peta peyebaran BTS Telkomsel di kota Kupang

60
Peta Peyebaran BTS di Kabupeten Kupang

61
62

Anda mungkin juga menyukai