Laporan Makalah Gizi Kuliner

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

PENGENALAN BAHAN MAKANAN,

PENIMBANGAN BERAT KOTOR DAN


BERAT BERSIH, BERAT YANG DAPAT
DIMAKAN (BDD), UKURAN RUMAH
TANGGA

PENYUSUN

Amalia Sintiarani (1913411024)

Batrisya Sahira (1913411032)

Firza Rahmalia (1913411005)

Frisca Delvia (1913411043)

Vega Aurellia Putri (1913411051)

POLTEKKES TANJUNGKARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ukuran rumah tangga ( URT ) adalah satuan jumlah bahan makanan atau makanan
yang dinyatakan dalam ukuran peralatan yang digunakan dirumah tangga sehari-
hari,seperti piring,sendok,gelas,potongan,buah,ikan,dan sebagainya.daftar URT
digunakan dalam menafsirkan jumlah makanan,jika ingin mengkonversi dari URT
kedalam ukuran berat (gram) dan ukuran voume (liter).

Bumbu merupakan hasil pertanian yang bersifat aromatic dan apabila ditambahkan
kedalam masakan akan meningkatkan mrtu makanan dan memberikan rasa rezat serta
membangkitkan selera makan.pengolahan bumbu adalah mempersiapkan bumbu
terfiri dari berbagai macam bumbu dengan takaran tertentu,mulai dari
dibersihkan,dicuci diiris atau dihaluskan,sampai bumbu siap dipakai.

1.2 Tujuan
1. Pada akhir materi perkuliahan ini mahasiswa mampu memahami
pengelompokan bahan makan menurut sumber gizi dan terampil menimbang
bahan makanan dalam keadaan mentah,bersih,matamg serta menghitung
pesentase berat bahan dapat dimakan dan ukuran rumah tangga bahan
makanan.
2. Pada akhir pertemuan mata kuliah ini peserta didik mampu memahami jenis-
jenis bumbu fungsi dan cara menggunakan.
3. Memahami tentang pengelompokan bahan makanan
4. Dapat melakukan penimbangan bahan mentah dengan benar
5. Dapat melakukan penimbangan bahan makanan bersih
6. Menyebutkan jenis-jenis menurut bagian tumbuhan
7. Memahami sifat-sifat dan fungsi hokum
8. Menyiapkan bumbu
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran Rumah Tangga adalah satuan jumlah bahan makanan atau makanan yang
dinyatakan dalam ukuran peralatan yang digunakan dirumah tangga sehari-hari,
seperti : piring, sendok, gelas, potongan, buah, ikat, dan sebagainya. Daftar URT
digunakan dalam menaksirkan jumlah bahan makanan jika ingin mengonversi dari
URT kedalam ukuran berat (gram) dan ukuran volume (liter). Pada umumnya URT
untuk setiap daerah dan rumah tangga berbeda-beda. Oleh sebab itu, sebelum
menggunakan daftar URT perlu dilakukan koreksi sesuai dengan URT yang
digunakan. Terutama untuk ukuran-ukuran potong, buah, butir, iris, bungkus, biji,
batang, ikat dan lain-lainnya, sehingga informasi dan pencatatan harus dilengkapi
dengan besar/kecil ukuran bahan makanan atau makanan tersebut (Supariasa dkk.
2016). Untuk memudahkan menggunakan daftar URT maka bahan makanan dalam
daftar dinyatakan dalam URT. Cara ini cukup praktis untuk dipakai dalam
pembuatan diet khusus, (Supariasa, 2016: 360). Daftar Ukuran Rumah Tangga sering
digunakan dalam perencanaan konsumsi pangan dan pengumpulan data konsumsi
pangan yang sering dilakukan melalui survei maupun konsultasi gizi. Metode ini
sangat dipengaruhi oleh keahlian enumerator dalam menggali informasi atau data
yang diperlukan dan ketepatan menaksir jumlah pangan dari URT kedalam satuan
berat (Hardinsyah & Briawan, 1994).

Bumbu merupakan hasil pertanian yang bersifat aromatic dan apabila ditambahkan
kedalam masakan akan meningkatkan mrtu makanan dan memberikan rasa rezat serta
membangkitkan selera makan.pengolahan bumbu adalah mempersiapkan bumbu
terfiri dari berbagai macam bumbu dengan takaran tertentu,mulai dari
dibersihkan,dicuci diiris atau dihaluskan,sampai bumbu siap dipakai. Pemakaian
bumbu adalah hal yang penting bagi sebuah pemasakan suatu makanan. Apabila
penggunaan bumbu digunakan secara wajar, maka makanan yang di masak akan
memiliki rasa yang pas yang dapat menggugah selera seseorang.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Judul praktikum

Ukuran Rumah Tangga dan Pengenalan jenis bumbu Gizi Kuliner

3.2 Tempat Praktikum

Laboratorium gizi kulinari dasar

3.3 Hari Dan Tanggal Praktikum

Kamis, 01 Agustus 2019

3.4 Alat Dan Bahan Yang Digunakan


a. Alat persiapan bahan makanan :
pisau, saringan santan, timbangan,gelas ukur,sendok,baskom kecil
b. Alat pengolahan bahan makanan terdiri dari:
Spatula,wajan
c. Alat penyajian makanan:
piring, gelas,mangkuk

3.5 Prosedur kerja


Proses kerja pada praktikum Ukuran Rumah Tangga adalah adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan bahan yang akan ditimbang
2. Catatlah hasil dari berat kotor dan bersih
3. Bersihkan semua bahan yang akan dimasak
4. Siapkan air sebanyak 700ml untuk perebusan kangkung
5. Masaklah air sampai mendidih,lalu masukkan kangkung dengan waktu 10
menit
6. Setelah 10 menit angkatlah kangkung,lalu peraslah kangkung sampai keluar
airnya,kemudian timbanglah kangkung tersebut
7. Ambillah buah sawo, kupas dan timbanglah
8. Lalu hitunglah berat bersih dan berat kotor dari buah sawo tersebut
9. Ambil tepung terigu dan timbanglah seberat 27gram,lalu tambahkan air
10. Aduklah tepung tersebut sampai merata lalu masukkan udang
11. Siapkan wajan,spatula,dan minyak 50ml
12. Masukkan udang tersebut kedalam minyak yang panas,tunggu sampai warna
kecoklatan dan kemudian tiriskan
13. Masukkan santan kedalam baskom,lalu masukkan air sebanyak 800ml dan
peraslah santan dengan saringan
14. Siapakan panci dan spatula,masukkan santan dan masaklah sampai
mendidih,tambahkan garam sebanyak 10gram.
15. Ambilah piring,gelas untuk menyajikan kangkung dan santan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil praktikum pengenalan alat-alat laboratprium dapat di lihat pada table di bawah
ini:
Tabel Hasil praktikum URT serta Berat Bersih dan Berat Kotor
NAMA GAMBAR Hasil
Kangkung Berat kotor dari kangkung adalah
338 gram.

Kangkung Berat bersih dari kangkung adalah


103 gram

Berat yang tidak dapat dimakan 261


gram

Kangkung
Berat kacang kedelai seluruhnya
adalah 247 gram

Kacang
Kedelai

Kacang Berat kacang kedelai yang tidak bisa


Kedelai dimakan yaitu seberat 4 gram

Mengambil kacang kedelai sebanyak


utuh seberat 222 gram
Kacang
kedelai

Kacang Mengambil kacang kedelai yang


kedelai bentuknya kurang sempurna dan
ditimbang dengan berat 19 gram
Udang Berat kotor dari udang yang belum
di siangi yaitu seberat 48 gram

Berat bersih dari udang yang sudah


Udang di siangi yaitu seberat 30 gram

Berat udang yang tidak dapat


Udang dimakan yaitu seberat 20 gram
sesuai dengan timbangan

Sawo Berat kotor dua sawo yaitu 219 gram


Berat kotor sawo yang besar yaitu
seberat 106 gram, sedangkan berat
kotor sawo yang kecil yaitu 90 gram

Sawo
Berat bersih dua sawo yaitu 196
gram
Sawo Berat sawo yang tidak dapat
dimakan yaitu seberat 23 gram
sesuai dengan timbangan

Tauco Berat kotor tauco sesuai dengan


timbangan yaitu 25 gram

Kelapa parut Berat bersih kelapa parut yaitu 316


gram

Kangkung Berat bersih kangkung yang sudah


direbus yaitu seberat 64 gram

Berat bersih tepuung maizena yaitu


Tepung seberat 27 gram. Atau setara dengan
maizena satu gelas penuh atau setara dengan
5 ¼ sendok makan.
Kacang
kedelai Berat kacang kedelai yang diambil
sebanyak 25 ml yaitu seberat 135
gram

4.2 Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Ukuran Rumah Tangga dan Pengenalan Jenis Bumbu” ini
membahas mengenai pengukuran ukuran rumah tangga dan pengenalan jenis bumbu
pada Gizi Kuliner Dasar. Pada praktikum ini, kami mengukur berat kotor dari bahan
makanan (BM), kami mengukur berat bersih dan berat kotor dengan menggunakan
Berat Bersih
rumus BDD yaitu × 100%.
Berat Kotor

Pada awalnya kami menimbang berat kotor kangkung dengan seberat 338 gram.
Setelah itu kami menyiangi kangkung tersebut sehingga mendapat berat bersih
sebanyak 62 gram. Dan sisa atau bahan yang tidak bisa dimakan dengan berat 261
gram sesuai dengan timbangan yang digunakan. Dengan menggunakan rumus BDD,
62
hasil yang dapat dimakan yaitu × 100% = 0.183. Setelah menghitung
338

perhitungan tersebut kami mencuci kangkung tersebut dan menimbangnya kembali


dengan berat menjadi 103 gram. Lalu, kami memasaknya dengan air sebanyak 700 ml
selama 10 menit dengan hasil penyerapan air 5. Lalu pada akhirnya kangkung yang
telah direbus tersebut kami peras dan kami timbang kembali dengan berat akhir
menjadi 64 gram.
Pada tahap selanjutnya kami menimbang kedelai dengan berat kotor yaitu 247 gram.
Lalu kami menyianginya dengan memisahkan kedelai yang pecah atau berbentuk
setengah, kotor atau sampah, dan kedelai dengan bentuk yang sempurna. Berat
kedelai yang utuh sempurna yaitu seberat 222 gram dimana berat tersebut adalah
berat bersih. Lalu kami menimbang berat kotor kedelai tersebut dengan berat menjadi
4 gram. Lalu kami menimbang kedelai yang berbentuk setengah dengan berat 19
gram. Di akhir penimbangan kedelai kami menakar kedelai 25 ml dan
222
menimbangnya, dan mendapatkan hasil 135 gram. Kami menghitung × 100%
247

yaitu dengan hasil 0.898 BDD kedelai yang dapat dimakan.


Pada tahap ketiga kami menimbang sawo dengan berat kotor 219 gram dan
menyianginya dengan berat bersih 196 gram. Dan berat kulit sawo tersebut 23 gram.
Masing-masing sawo tersebut memiliki 2 ukuran berbeda, yaitu sawo berukuran
besar berat bersihnya 106 gram dan berat bersih sawo kecil yaitu 90 gram. BDD yang
diperoleh yaitu 0,894.
Pada tahap ke empat kami menimbang udang dengan berat kotor 48 gram dan setelah
dibersihkan memperoleh berat bersih 30 gram dengan berat kulit udang sebesar 22
gram. BDD yang diperoeh yaitu 0,625. Lalu kami memasaknya dengan cara digoreng
menggunakan 27 gram tepung dan memperoleh berat 10 gram setelah dimasak.
Pada tahap ke empat kami menimbang tauco dengan berat bersih 25 gram dan tidak
memberikan perlakuan apa-apa.

Pada tahap terakhir, kami menimbang kelapa parut dengan berat bersih 316 gram.
Lalu kami membuatnya menjadi santan dengan air 800 ml atau setara dengan 4 gelas
½ dan lalu direbus hingga matang. Kami menambahkan garam sebanyak 250 gram
sebagai perasa dalam santan. Setelah masak, kami mengambil santan sebanyak 100
ml.
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Bahwa pengukuran berat bersih dan berat kotor harus dipahami agar mengetahui
berapa banyak bahan makanan yang diperlukan pada saat memasak agar sesuai
dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan ketidak akuratan dalam
penimbangan.
2. Ukuran rumah tangga (URT) dan takaran saji dapat ditentukan dengancara
mengukur berat pada makanan tersebut. URT pada makanan yang
diukur berbeda dengan URT pada tabel DKBM sehingga berat makanan
tersebut berbeda. Nilai URT yang terdapat pada tabel DKBM merupakan nilai ra
ta-ratakemampuan konsumsi suatu makanan oleh orang Indonesia
3. Bumbu merupakan campuran berbagai macam bahan makanan seperti bawang
putih, bawang merah, lengkuas, kunyit dan lain-lain. Yang apabila di haluskan
bisa menjadi bumbu kuning, bumbu putih dan lain-lainnya sesuai dengan
kebutuhan bumbu dan masakan apa yang akan di masak. Bumbu menambahkan
rasa khas yang sesuai dengan makanan tersebut dengan menambahkan cita rasa,
aroma, dan tekstur sebuah makanan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/4679645/Laporan_IGD_fix

Handayati dkk (2008). Konversi Satuan Ukuran Rumah Tangga ke dalam Satuan
Berat (Gram) pada Beberapa Jenis Pangan Sumber Protein. Jurnal Gizi dan Pangan

Hardinsyah, Briawan D (1994). Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Bogor:


Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian IPB.

Supariasa dkk (2016). Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGC.


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai