T7.Konsep Askep Gadar Psikiatri (19-24)
T7.Konsep Askep Gadar Psikiatri (19-24)
T7.Konsep Askep Gadar Psikiatri (19-24)
OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Kegawatdaruratan Psikiatri”. Meskipun banyak tantangan dan
hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
meluruskan penulisan makalah ini, baik dosen maupun teman-teman yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi positif dalam proses
pengerjaannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini
untuk ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi peningkatan proses
belajar mengajar dan menambah pengetahuan kita bersama. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengkajian Keperawatan Kegawatdaruratan pada Psikiatri......................3
2.2 Prinsip Umum Kegawatdaruratan Psikiatri.............................................10
2.3 Diagnosa Keperawatan Kegawatdaruratan pada Psikiatri.......................11
BAB III PENUTUP................................................................................................14
3.1 Simpulan..................................................................................................14
3.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana pengkajian keperawatan dalam kegawatdaruratan pskiatri?
1.2.2. Bagaimana prinsip umum kegawatdaruratan psikiatri?
1.2.3. Apa diagnosa keperawatan psikiatri?
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengkajian Keperawatan Kegawatdaruratan pada Psikiatri
A. Pengkajian
Kedaruratan psikiatri merupakan cabang dari Ilmu Kedokteran Jiwa
dan Kedokteran Kedaruratan, yang dibuat untuk menghadapi kasus
kedaruratan yang memerlukan intervensi psikiatrik. Tempat pelayanan
kedaruratan psikiatri antara lain di rumah sakit umum, rumah sakit jiwa,
klinik dan sentra primer. Kasus kedaruratan psikiatrik meliputi
gangguan pikiran, perasaan dan perilaku yang memerlukan intervensi
terapeutik segera, antara lain: (Elvira, Sylvia D dan Gitayanti
Hadisukanto, 2010)
1. Kondisi gaduh gelisah
2. Tindak kekerasan (violence)
3. Tentamen Suicidum/percobaan bunuh diri
4. Gejala ekstra piramidal akibat penggunaan obat
5. Delirium
Format Pengkajian :
3
4
B. Pertimbangan Dalam Penegakan Diagnosis Dan Terapi
1. Diagnosis
Meskipun pemeriksaan gawat darurat tidak harus lengkap,
namun ada beberapa hal yang harus dilakukan sesegera mungkin
untuk keakuratan data , misalnya penapisan toksikologi ( tes urin
untuk opioid, amfetamin), pemeriksaan radiologi, EKG dan tes
laboratorium. Data penunjang seperti catatan medik sebelumnya,
informasi dari sumber luar juga dikumpulkan sebelum memulai
tindakan.
2. Terapi
Pemberian terapi obat atau pengekangan harus mengikuti prinsip
terapi Maximum tranquilization with minimum sedation. Tujuannya
adalah untuk:
5
a. Membantu pasien untuk dapat mengendalikan dirinya kembali
b. Mengurangi/menghilangkan penderitaannya
c. Agar evaluasi dapat dilanjutkan sampai didapat suatu
kesimpulan akhir Obat-obatan yang sering digunakan
adalah :
1) Low-dose High-potency antipsychotics
seperti haloperidol, trifluoperazine,
perphenazine dsb
2) Atypical antipsychotics, seperti risperidone, quetiapine,
olanzapine.
3) Injeksi benzodiazepine. Kombinasi benzodiazepine dan
antipsikotik kadang sangat efektif.
C. Evaluasi
Menilai kondisi pasien yang sedang dalam krisis secara cepat dan
tepat adalah tujuan utama dalam melakuka evaluasi kedaruratan
psikiatrik. Tindakan segera yang harus dilakukan secara tepat adalah:
1. Menentukan diagnosis awal
2. Melakukan identifikasi faktor-faktor presipitasi dan kebutuhan pasien
3. Memulai terapi atau merujuk pasien ke fasilitas yang sesuai
Dalam proses evaluasi, dilakukan:
1. Wawancara Kedaruratan Psikiatrik
Wawancara dilakukan lebih terstruktur, secara umum fokus
wawancara ditujukan pada keluhan pasien dan alasan dibawa ke unit
gawat darurat. Keterangan tambahan dari pihak pengantar, keluarga,
teman atau polisi dapat melengkapi informasi, terutama pada pasien
mutisme, tidak kooperatif, negativistik atau inkoheren. Hubungan
dokter-pasien sangat berpengaruh terhadap informasi yang
diberikan. Karenanya diperlukan kemampuan mendengar,
melakukan observasi dan melakukan interpretasi terhadap apa yang
dkatakan ataupun yang tidak dikatakan oleh pasien, dan ini
dilakukan dalam waktu yang cepat.
6
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan psikiatrik standar meliputi : riwayat perjalanan
penyakit, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status
fisik/neurologik dan jika perlu pemeriksaan penunjang. Yang
pertama dan terpenting yang harus dilakukan oeh seorang dokter di
unit gawat darurat adalah menilai tanda-tanda vital pasien. Tekanan
darah, suhu, nadi adalah sesuatu yang mudah diukur dan dapat
memberikan informasi bermakna. Misalnya seorang yang gaduh
gelisah dan mengalami halusinasi, demam, frekuensi nadi 120 per
menit dan tekanan darah meningkat, kemungkinan besar mengalami
delirium dibandingkan dengan suatu gangguan psikiatrik. Lima hal
yang harus ditentukan sebelum menangani pasien selanjutnya:
a. Keamanan pasien
Sebelum mengevaluasi pasien, dokter harus dapat memastikan
bahwa situasi di UGD, jumlah pasien di ruangan tersebut aman
bagi pasien. Jika intervensi verbal tidak cukup atau
kontraindikasi, perlu dipikirkan pemberian obat atau
pengekangan.
b. Medik atau psikiatrik
Penting bagi dokter untuk menilai apakah kasusnya medik,
psikiatrik atau kombinasi keduanya, sebab penanganannya akan
jauh berbeda. Kondisi medik umum seperti trauma kepala,
infeksi berat dengan demam inggi, kelainan metabolisme,
intoksikasi atau gejala putus zat seringkali menyebabkan
gangguan fungsi mental yang menyerupai gangguan psikiatrik
umumnya. Dokter gawat darurat tetap harus menelusuri semua
kemungkinan penyebab gangguan fungsi mental yang tampak.
c. Psikosis
Yang penting bukanlah penegakan diagnosisnya, tetapi seberapa
jauh ketidakmampuannya dalam menilai realita dan buruknya
tilikan. Hal ini dapat mempengaruhi sikapnya terhadap
pertolongan yang kita berikan serta kepatuhannya dalam berobat.
7
d. Suicidal atau homicidal
Semua pasien dengan kecenderungan bunuh diri harus
dobservasi secara ketat. Perasaan-perasaan yang berkaitan
dengan tindak kekerasan atau pikiran bunuh diri harus selalu
ditanyakan kepada pasien.
e. Kemampuan merawat diri sendiri
Sebelum memulangkan pasien, harus dipertimbangkan apakah
pasien mampu merawat dirinya sendir, mampu menjalankan
saran yang dianjurkan. Ketidakmampuan pasien dan atau
keluarganya untuk merawat pasien di rumah merupakan salah
asatu indikasi rawat inap.
8
2.2 Prinsip Umum Kegawatdaruratan Psikiatri
A. Kriteria dari kedaruratan psikiatri adalah :
1. Ancaman segera terhadap kehidupan, kesehatan, harta benda, atau
lingkungan
2. Telah menyebabkan kehilangan kehidupan, gangguan kesehatan, serta
harta benda dan lingkungan
3. Memiliki kecenderungan adanya peningkatan bahaya yang tinggi dan
segera terhadap kehidupan, kesehatan, harta benda atau lingkungan
B. Prinsip penanganan dari kedaruratan psikiatri dibagi kedalam
1. Fase intesif I (24 jam pertama)
Fase intensif I adalah fase 24 jam pertama pasien dirawat dengan
observasi, diagnosa, tritmen dan evaluasi yang ketat. Berdasarkan hasil
evaluasi pasien maka pasien memiliki tiga kemungkinan yaitu
dipulangkan,dilanjutkan ke fase intensif II, atau dirujuk ke rumah sakit
jiwa.
2. Fase intensif II (24-72 jam pertama)
Fase intensif II perawatan pasien dengan observasi kurang ketat
sampai dengan 72 jam. Berdasarkan hasil evaluasi maka pasien pada
9
fase ini memiliki empat kemungkinan yaitu dipulangkan, dipindahkan
ke ruang fase intensif III, atau kembali ke ruang fase intensif I.
3. Fase intensif III (72 jam – 10 hari)
Fase intensif III pasien di kondisikan sudah mulai stabil, sehingga
observasi menjadi lebih berkurang dan tindakan-tindakan keperawatan
lebih diarahkan kepada tindakan rehabilitasi. Fase ini berlangsung
sampai dengan maksimal 10 hari. Merujuk kepada hasil evaluasi maka
pasien pada fase ini dapat dipulangkan, dirujuk ke rumah sakit jiwa
atau unit psikiatri di rumah sakit umum, ataupun kembali ke ruang fase
intensif I atau II.
10
b. Indikasi
Pasien dengan skor 11-20 skala RUFA
3. Tindakan Fase Intensif III (72 jam-10 hari)
a. Prinsip Tindakan
1) Observasi lanjutan dari fase akut intensif II
2) Memfasilitasi perawatan mandiri pasien
b. Indikasi
Pasien dengan skor 21-31 skala RUFA
Koping keluarga
Respons pascatrauma
inefektif
23 Sebagai diagnosis utama, yakni masalah utama menjadi etiologi, yaitu risiko
mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan
11
halusinasi pendengaran. Perubahan sensori persepsi: halusinasi pendengaran
berhubungan dengan menarik diri. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan
dengan harga diri rendah kronis.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kedaruratan psikiatri merupakan cabang dari Ilmu Kedokteran
Jiwa dan Kedokteran Kedaruratan, yang dibuat untuk menghadapi kasus
kedaruratan yang memerlukan intervensi psikiatrik. Tempat pelayanan
kedaruratan psikiatri antara lain di rumah sakit umum, rumah sakit jiwa,
klinik dan sentra primer. Kasus kedaruratan psikiatrik meliputi gangguan
pikiran, perasaan dan perilaku yang memerlukan intervensi terapeutik segera,
antara lain: (Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto, 2010).
Meskipun pemeriksaan gawat darurat tidak harus lengkap, namun
ada beberapa hal yang harus dilakukan sesegera mungkin untuk keakuratan
data , misalnya penapisan toksikologi ( tes urin untuk opioid, amfetamin),
pemeriksaan radiologi, EKG dan tes laboratorium. Data penunjang seperti
catatan medik sebelumnya, informasi dari sumber luar juga dikumpulkan
sebelum memulai tindakan. Pemberian terapi obat atau pengekangan harus
mengikuti prinsip terapi Maximum tranquilization with minimum sedation.
Kriteria dari kedaruratan psikiatri adalah ancaman segera terhadap
kehidupan, kesehatan, harta benda, atau lingkungan. Telah menyebabkan
kehilangan kehidupan, gangguan kesehatan, serta harta benda dan
lingkungan. Memiliki kecenderungan adanya peningkatan bahaya yang tinggi
dan segera terhadap kehidupan, kesehatan, harta benda atau lingkungan.
Menurut Carpenito (1998), diagnosis keperawatan adalah penilaian
klinis tentang respons aktual atau potensial dari individu, keluarga, atau
masyarakat terhadap masalah kesehatan/ proses kehidupan. Rumusan
diagnosis yaitu Permasalahan (P) berhubungan dengan Etiologi dan
keduanya ada hubungan sebab akibat secara ilmiah. Perumusan diagnosis
keperawatan jiwa mengacu pada pohon masalah yang sudah dibuat.
3.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah mengenai asuhan
keperawatan kegawatdaruratan psikiatri pembaca dapat memahami tentang
13
pengkajian kegawatdaruratan psikiatri, memahami prinsip umum
kegawtdaruratan psikiatri, dan mengetahui cara menentukan diagnosa pada
pasien psikiatri.
DAFTAR PUSTAKA
Sadock, B.J., Sadock, V.A., et al. 2007. Kaplan & Sadock's Synopsis of
Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th
Edition. New York: Lippincott Williams & Wilkins.
Tomb, D.A. 2004. Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. Jakarta: EGC.
http://astaqauliyah.com/2006/12/falsafah-dasar-
kegawatdaruratan/trackback/
14
Yusuf, Ah., PK, Rizky Fitryasari., Nihayati, Hanik Endang. (2015). Buku
Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
15