Buku 1 Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 108

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas Kurikulum
menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan program aktivitas
pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan
sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai pengalaman belajar
bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh sekolah.Pengalaman belajar harus
terprogram dan berpusat pada peserta didik “student is the central focus of the curriculum”.
Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai pengalaman dan aktivitas pembelajaran
terstruktur dan terukur dengan baik.
1. Latar Belakang
Dalam menghadapi tantangan abad pengetahuan, pendidikan mempunyai peran yang
penting dan sangat strategis. Pendidikan di abad pengetahuan memainkan peranan yang
sangat fundamental dalam mewujudkan cita-cita suatu bangsa dan negara, utamanya dalam
kehidupan global yang bercirikan adanya persaingan dalam kerjasama dan kerjasama dalam
persaingan.
Ciri kehidupan era global di atas unsur keterbukaan dan keterbukaan dan kemajuan
teknologi informasi yang berkembang secara cepat, pembangunan bidang pendidikan
dihadapkan pada berbagai tantangan dan permasalahan yang lebih kompleks. Untuk itu,
pembangunan di bidang pendidikan perlu dirancang secara komprehensif agar mampu
menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Kemampuan ini
ditunjukkan oleh adanya indikator bahwa pembangunan bidang pendidikan mampu
melahirkan generasi sebagai asset sumber daya manusia yang memiliki keunggulan dalam
kemampuan emulasi.
Salah satu komponen sistem yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan dibidang
pendidikan nasional di era global, adalah kebijakan mengenai pengembangan kurikulum.
Untuk itu pengembangan kurikulum perlu dirancang dan disempurnakan secara periodik
dan terus menerus sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah sebagai perwujudan
peningkatkan mutu layanan dan hasil pendidikan yang diharapkan berimplikasi pada
peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia. Indikator sumber daya manusia yang
bermutu dalam hal ini adalah mampu berkehidupan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,
demokratis, dan mampu bersaing baik pada tingkat lokal, nasional, regional maupun
internasional.
Eksistensi dan perkembangan bangsa Indonesia di era global tidak lagi ditentukan
oleh kekayaan sumber daya alam dan modal padat karya, tetapi lebih ditentukan oleh modal
intelektual, sosial, budaya. Untuk itu, pentingnya selalu berupaya terus menerus
melakukan pemutakhiran pengetahuan sesuai dengan tuntutan dinamikan kebutuhan hidup
di era global. Tolok ukur mutu sumber daya manusia tidak cukup bila hanya diukur dengan
standar lokal, tetapi dituntut juga menngacu pada standar internasional.
Pada era ini, berbagai industri dikembangkan dengan teknologi tinggi sebagai
representasi dari kemampuan mensinergikan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Di samping itu, industri yang dikembangkan dengan menerapkan teknologi tinggi juga
merupakan sinergi antara aspek SDM (humanware), perangkat teknologi baik secara
kuntitatif maupun kualitatif (technoware), pengelolaan diseminasi berbagai temua teknologi
baru (infoware), dan kelembagaan pengembangan teknologi baik di sekolah maupun di
industri (organoware). Untuk mencapai sinergi keempat aspek teknologi tersebut
diperlukan masyarakat atau sumber daya yang mau dan mampu melakukan aktivitas
learning, unlearning, dan relearning yang mengarah pada terbentuknya masyarakat belajar
(learning sociaty) sepanjang hayat.
Agar mutu lulusan SMK NU Ma’arif 3 Kudus memiliki keunggulan kompetitif baik
dilihat dari standar mutu nasional maupun standar internasional, maka kurikulum di masa
depan perlu dirancang berdasarkan ritme fenomena dialektika perkembangan Ipteks, sosial
budaya, dan kebutuhan hidup warga, bangsa dan negara. Hal ini perlu dilakukan agar sistem
pendidikan nasional mampu merespon secara proaktif, sistematik dan arief terhadap
berbagai perkembangan fenomena dialektika Ipteks. Dengan demikian pengembangan
kurikulum di SMK NU Ma’arif 3 Kudus tidak akan kehilangan relevansinya dengan
tuntutan perkembangan kebutuhan baik pada tingkat lokal, regional, nasional, maupun
internasional. Untuk itulah pusat kurikulum menyelenggarakan kegiatan kajian pelaksanaan
standar isi secara periodik dan terus menerus.
Analisis Kontek dan Upaya Pencapaian Dalam Penyusunan KTSP
No Aspek Kondisi Saat Ini Upaya Pencapaian
I Manajemen
Kurikulum
a. Revitalisasi  Ketidakpahaman  Kerjasama dengan
Kurikulum beberapa stakeholder sekolah rujukan
tentang pentingnya
sinkronisasi
kurikulum dengan
industri.
 Kesulitan memilih  Meningkatkan
industri dalam kerjasama dengan
sinkronisasi industri
kurikulum SMK.
Belum sesuainya 1) Mengadakan
standar isi (KI dan KD) validasi dengan
yang tetap untuk mata DU/DI
pelajaran produktif 2) Melakukan
(program keahlian) penyesuaian
SMK dengan tuntutan terhadap KI/KD
dunia usaha yang ada
Penambahan materi Penyelarasan materi ajar
pelajaran muatan muatan Nasional,
nasional & muatan Muatan kewilayahan
kewilayahan pada dan Muatan peminatan
struktur kurikulum kejuruan.
kurang mendukung
materi kejuruan
Sulitnya menentukan Melakukan analisis
SK,KD untuk muatan kesesuaian materi
lokal mulok dengan program
keahlian yang ada

Penyelarasan kurikulum
bermuatan lokal

Pembelajaran masih Penyelerasan


banyak menekankan kompetensi sikap,
pada pencapaian pengetahuan dan
kompetensi ketrampilan
pengetahuan
Kurang maksimalnya Integrasi intrakurikuler,
integrasi intrakurikuler, kokurikuler dan
kokurikuler dan ekstrakurikuler untuk
ekstrakurikuler untuk penguatan karakter
penguatan karakter produktif dan kreatif
produktif dan kreatif
Kurangnya kompetensi Penguatan kompetensi
No Aspek Kondisi Saat Ini Upaya Pencapaian
leadership dalam mata leadership dalam mata
pelajaran PKK pelajaran PKK
Beban belajar Jam real praktik
Perbandingan alokasi disekolah dan industri
waktu tatap muka, harus dihitung.
praktik sekolah dan Penambahan jumlah jam
praktik industri (1:2:4) pelajaran maksimal dari
berimplikasi pada 4 jam (mapel wajib)
penyediaan waktu lebih pelajaran untuk
banyak dari yang memenuhi pencapaian
diamanatkan pada standar kompetensi
standar isi lulusan
(mengakomodasi
jumlah jam perminggu
mak. 48 jam)
Struktur kurikulum Adopsi perkembangan
SMK belum sepenuhnya industri secara berkala
sesuai dengan
kebutuhan industri.
Pengembangan model Mengoptimalkan
pembelajaran berbasis Pembelajaran Berbasis
industri di SMK masih Industri, Teaching
kurang. Factory, dan unit
produksi
Proses pembelajaran  Pengembangan
mapel kejuruan yang project base learning
kurang variatif  Metode
pemebelajaran
menyenangkan
 Pengembangan
system evaluasi dan
uji kompetensi
 Pengembangan
teaching factory .
 Pengembangan
model dan metode
pembelajaran
b. Kerjasama Kerjasama dengan Memaksimalkan
Industri belum komunikasi sekolah
maksimal. dengan industri dalam
menentukan format
kerjasama, antara lain :
 Sinkronisasi
Kurikulum
 Guru Tamu
 Tempat magang guru
 PKL
 BKK
No Aspek Kondisi Saat Ini Upaya Pencapaian
Pemetaan Industri
berbasis kewilayahan
dan regional.
Komunikasi dengan Mengoptimalkan
industri masih lemah. komunikasi dengan
industri
Kurang kepercayaan Penyelarasan kurikulum
industri terhadap dengan industri
kompetensi yang
dimiliki siswa SMK

Monitoring siswa PKL Monitoring PKL


masih kurang dioptimalkan untuk
mengetahui
perkembangan siswa di
industri
c. Revitalisasi Pembinaan Guru magang di industri
Profesional profesionalisme guru
Guru dan masih belum optimal.
Tenaga
Kepedidikan
Belum maksimalnya Bintek pengembangan
pengembangan abad 21 bagi guru
pembelajaran HOTS
Revitalisasi Kualitas sarana dan Kualitas sarana dan
Standarisasi prasarana utama prasarana utama
dan laboratorium masih laboratorium melalui
Optimalisasi belum sesuai dengan pengadaan oleh sekolah
Sarana dan DU/DI
Prasarana

d. Sertifikasi Belum semua lulusan 1. Pengembangan


dan SMK bidang teknik LSP P1,
Kompetisi memperoleh sertifikat pengembangan
kompetensi jejaring dan
pembentukan LSP
P2.
2. Pembiayaan
melalui subsidi uji
kompetensi
keahlian.
3. Pembinaan LSP
4. Pembinaan assesor
5. Pemberdayaan
asesor
6. Pelibatan industri
pariwisata dalam
pelaksanaan
monitoring uji
No Aspek Kondisi Saat Ini Upaya Pencapaian
sertifikasi
e. Implementasi Sebagian warga sekolah Sosialisasi dan
Kurikulum belum memahami pendampingan yang
mengenai standar isi, menyeluruh pada setiap
substansinya dan jenjang dan diikuti
implementasinya dengan pelatihan
kedalam KTSP singkat menyusun
KTSP, Silabus dan RPP
bagi semua guru
Struktur kurikulum dan 1). Mengidentifikasi
beban belajar sbg subtansi materi
penjabaran Permen pelajaran adaptif,
Diknas 22 dianggap normatif dan
masih terlalu sarat produktif yang
beban yang berdampak benar-benar
pada penambahan jam dibutuhkan
pelajaran untuk ruang 2). Mengintegrasikan
lingkup adaptif dan subtansi materi mata
normative pelajaran normatif,
adaptif dan produktif
yang tumpang tindih
b. Bahan ajar Belum tercukupinya Optimalisasi dan
bahan ajar yang dapat pengadaan bahan ajar
memenuhi standar yang dapat memenuhi
kompetensi lulusan baik standar kompetensi
secara kuantitatif, lulusan melalui
kualitatif dan relevansi 1) pelatihan penyusunan
bahan ajar
2).menyusun, memodi -
fikasi bahan ajar oleh
kelompok guru mata
pelajaran masing-
masing
c. Buku referensi Masih terbatasnya Pengadaan referensi dan
referensi perluas akses informasi
d. Administrasi
dan proses
pembelajaran
- Silabus & Belum tersusun Melakukan analisis
RPP berdasarkan analisis kebutuhan sekolah dan
kebutuhan sekolah dan potensi daerah rapat
keunggulan lokal koordinasi dengan
instansi terkait
No Aspek Kondisi Saat Ini Upaya Pencapaian
Belum Tersusunnya Melakukan Sosialisasi
silabus dan RPP yang tentang implementasi
memuat nilai-nilai muatan nilai-nilai
karakter bangsa, karakter bangsa,
kewirausahaan dan kewirausahaan dan
berwawasan lingkungan berwawasan lingkungan
dalam Silabus dan RPP

- Kalender Belum terlaksanakannya Sinkronisasi antara


akademik kalender akademik kebijakan pemerintah
dalam memfasilitasi pusat dan pemda dalam
tercapainya standar penyusunan kalender
kompetensi lulusan akademik berdasarkan
kebutuhan dan tuntutan
standar kompetensi
lulusan

- Proses Belum terintegrasinya 1). Pelatihan model-


muatan nilai-nilai model pembelajaran
Pembelajaran karakter bangsa, yang mampu
kewirausahaan dan memenuhi SKL dan
wawasan lingkungan mengintegrasikan
dalam standar isi, muatan Nilai-nilai
standar proses dan karakter bangsa,
standar kelulusan kewirausahaan dan
wawasan lingkungan
2). Pendampingan
3).Monitoring dan
evaluasi

- Assesment Sebagian guru belum Melakukan pelatihan,


/penilaian melaksanakan sistem pedampingan dan
penilaian sesuai tuntutan monitoring sistem
KTSP penilaian
II Organisasi dan
Manajemen
sekolah
a. Organisasi Belum seluruh sekolah Penyunan RENSTRA
dalam menyusun visi, visi, misi, dan tujuan
misi, tujuan dan yang melibatkan seluruh
RENSTRA melibatkan komponen sekolah
seluruh komponen melalui rapat kerja
sekolah sekolah
b. Manajemen Belum menerapkan Membentuk tim kendali
sistem manajemen mutu mutu dan merancang
atau Quality ansurance sistem manajemen mutu
c. Keuangan Keterbatasan dana untuk Menggali berbagai
No Aspek Kondisi Saat Ini Upaya Pencapaian
melakukan penyusunan sumber dana yang
KTSP, Silabus, RPP mungkin untuk diakses
d. Peningkatan Belum memiliki Menyusun program
mutu program peningkatan peningkatan mutu
mutu
e. Teknologi Keterbatasan Pelatihan IT dan
Informasi penguasaan IT dan pengadaan alat
sarana
III Ketenagaan
a. Kepala Sekolah Kepala sekolah belum 1).Pelatihan manajemen
terfasilitasi dalam dan penerapannya
mengambil keputusan 2).Pengembangan
guna memobilisasi wawasan melalui
sumber daya sekolah program cangkok
atau study banding
3).Membuka fasilitas
klinik pengembangan
manajemen sekolah
melalui elektronik
b. Guru Mentalitas guru yang Mendorong guru untuk
terbiasa menunggu terbiasa proaktif,
instruksi untuk melalui pelatihan
melaksanakan sesuatu, motivasional,
terbiasa dengan pola peningkatan kreativitas,
seragam dan kurangnya pemberian target-target
kreativitas tertentu dan
pemanfaatan teknologi
informasi
Guru kurang menguasai Up grading, job
dalam menjabarkan training, pendampingan,
standar isi monitoring dan evalusi
Keterbatasan guru untuk Alih fungsi, out
mata pelajaran baru sourcing, rangkap tugas,
rekruitmen
Tolok ukur kompetensi Mengikuti program
guru pada bidang yang sertifikasi guru
diampunya belum
terstandar
c. Tenaga Keterbatasan Pelatihan IT, pengadaan
Kependidikan penguasaan IT dan alat dan akses informasi
akses informasi
IV. Sarana
Prasarana
a. Ruang Belajar Keterbatasan ruang Optimalisasi dan
belajar untuk “moving pembangunan ruang
class” kelas baru
b. Ruang Keterbatasan ruang Optimalisasi dan
Praktik/lab praktik/lab untuk pembangunan ruang
mendukung pencapaian praktik/lab baru untuk
No Aspek Kondisi Saat Ini Upaya Pencapaian
standar kompetensi mendukung pencapaian
lulusan standar kompetensi
lulusan
c. Peralatan Keterbatasan fasilitas 1). Optimalisasi,
Praktik peralatan untuk revitalisasi dan
memenuhi standar isi penambahan
peralatan praktik
2). Melakukan out
sourcing dalam
optimalisasi
penggunaan
peralatan
d. Bahan Ajar dan Keterbatasan bahan ajar Pemenuhan bahan ajar
bahan praktik dan bahan praktik sesuai dan bahan praktik serta
dengan standar isi penyediaan akses
informasi/internet
e. Peralatan Keterbatasan peralatan Optimalisasi, revitalisasi
Media media dan penambahan
peralatan media
f. Perpustakaan Keterbatasan jumlah Pengadaan buku, digital
judul, banyak buku, dan library dan akses
akses ke perpustakaan internet untuk
maya mengakses perpustakaan
di luar negeri
V. Pembiayaan
a. Sumber Alokasi dana anggran Realisasi amanat UU
pusat dan daerah No. 20 th 2003 ttg
terbatas Sisdiknas yang
mengalokasikan dana
sebesar 20 % APBN dan
APBD untuk pendidikan
diluar gaji pegawai

b. Alokasi Ketidak sesuaian alokasi Pengalokasian anggaran


anggaran dengan disesuaikan dengan
kebutuhan tuntutan standar isi,
proses dan kelulusan
VI. Peserta Didik
a. Input Kualitas calon siswa Melakukan matrikulasi
relatif rendah dan belum mata pelajaran
memenuhi standar B.Indonesia, B. Inggris,
kelulusan SMP Matematika, dan
Komputer
b. Attitude Tingkat kedisiplinan 1) Aplikasi mata
siswa rendah dan pelajaran akhlak
tingkat kenakalan cukup mulia,
tinggi kewarganegaraan
dan kepibadian
dalam kehidupan
No Aspek Kondisi Saat Ini Upaya Pencapaian
sehari-hari
2). Keteladanan dan
penerapan aturan
disiplin serta
konsekuensi
pelanggaran disiplin
VII. Peran serta
Masyarakat
a. Komite Peran Komite masih Peningkatan peran
Sekolah terbatas komite dalam
penyusunan kurikulum
sekolah
b. Institusi Peran institusi pasangan Memberdayakan
Pasangan masih terbatas institusi pasangan
melalui jaringan
kerjasama
VIII. Lingkungan dan Mentalitas warga Mendorong warga
Kultur Sekolah sekolah yang terbiasa sekolah untuk terbiasa
menunggu instruksi proaktif, melalui
untuk melaksanakan pelatihan motivasional,
sesuatu, terbiasa dengan peningkatan kreativitas,
pola seragam dan pemberian target-target
kurangnya kreatifitas tertentu dan
pemanfaatan teknologi
informasi
Belum optimalnya Menyusun Program
penerapan Nilai-hilai penerapan Nilai-hilai
karakter Bangsa, karakter Bangsa,
Kewirausahaan dan Kewirausahaan dan
wawasan lingkungan di wawasan lingkungan di
sekolah sekolah
IX. Bisnis Center Belum berfungsi Menyusun pola kegiatan
sebagai pendukung bisnis center yang
pencapaian kompetensi mendukung pencapaian
lulusan kompetensi lulusan

2. Kesimpulan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh sekolah, merupakan kebijakan baru dari pemerintah dalam
rangka mengakomodasi kepentingan sekolah, daerah dan sekaligus untuk mengembangkan
potensi masyarakat. Namun dalam implementasinya masih mengahadapi berbagai kendala
yang meliputi antara lain manajemen kurikulum, organisasi dan manajemen sekolah,
ketenagaan, sarana prasarana, peserta didik, pembiayaan, peran serta masyarakat,
lingkungan dan kultur sekolah, dan unit produksi. Jabaran kendala dalam implementasi
kurikulum dalam setiap aspek diberikan sebagai berikut;
1. Aspek manajemen kurikulum
a. Persepsi dalam menjabarkan Permendiknas No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Isi
ke dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana proses pembelajaran
(silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), masih relatif beragam
b. Beban belajar dirasakan sangat berat dengan adanya tuntutan perbandingan alokasi
waktu tatap muka, praktik sekolah dan praktik industri adalah 1:2:4
c. Sebagian besar warga sekolah belum memahami secara memadai mengenai standar
isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) secara substantif khususnya dalam
implementasi KTSP yang bermuatan Nilai nilai karakter bangsa dan kewirausahaan
d. Belum tersusun KTSP yang berdasarkan hasil analisis kebutuhan sekolah dan hasil
analisis keunggulan lokal (potensi daerah).
2. Aspek organisasi dan manajemen sekolah
a. Belum memadainya wawasan tentang manajemen penjaminan mutu (Quality
ansurance) sehingga belum dapat menyusun program-program peningkatan mutu
sekolah secara komprehensif
b. Masih terbatasnya sarana prasana dan penguasaan teknologi informasi oleh
seluruh komponen sekolah.
3. Aspek ketenagaan
a. Sebagaian besar guru masih kurang memahami standar isi yang harus dijabarkan
dalam pengembangan kurikulum yang bermuatan Nilai nilai karakter bangsa,
kewirausahaan dan wawasan lingkungan tingkat intruksional, operasional dan
eksperensial.
b. Adanya keterbatasan jumlah tenaga pengajar/guru untuk mengampuh mata pelajaran
baru antara lain Matematika, seni budaya dan muatan lokal, serta mapel produktif
khususnya di SMK
4. Aspek sarana dan prasarana
a. Adanya keterbatasan jumlah, kualitas dan relevansi fasilitas pembelajaran
khususnya mata pelajaran produktif bila dikaitkan terhadap tuntutan pemenuhan
standar isi dan perkembangan Ipteks.
b. Adanya keterbatasan jumlah judul, banyak buku, dan keluasan akses dalam
penggunaan virtual library (perpustakaan maya)
c. Adanya keterbatasan jumlah ruang kelas bila dibandingkan dengan jumlah
rombongan belajar dan tuntutan pelaksanaan pembelajaran moving class.
5. Aspek peserta didik
a. Tingkat kemampuan bekal ajar siswa yang masuk ke sekolah sebagaian besar masih
relatif rendah bila dilihat dari prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.
b. Tingkat kedisiplinan sebagian siswa masih relatif rendah, hal ini ditunjukkan oleh
tingginya tingkat kenakalan.
6. Aspek pembiayaan
a. Besarnya alokasi anggaran untuk operasional sekolah sesuai dengan tuntutan KTSP
baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah masih relatif terbatas.
b. Relevansi alokasi anggaran baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah masih
relatif rendah bila dikaitkan dengan tuntutan pelaksanaan standar isi, standar proses
dan standar kelulusan.
c. Kepedulian dan kemampuan masyarakat dalam peran sertanya yang terkait dengan
pembiayaan pendidikan masih relatif rendah.
7. Aspek peran serta masyarakat
a. Peran serta institusi pasangan (dunia usaha dan dunia industri) dalam pelaksanaan
pembelajaran untuk bidang produktif masih relatif rendah bila dikaitkan dengan
tuntutan pelaksanaan standar isi, standar proses dan standar kelulusan.
b. Jaringan kerjasama antara sekolah dan institusi pasangan (dunia usaha dan
dunia industri) dalam upaya untuk optimalisasi pemanfaatan sumber belajar sesuai
dengan tuntutan pelaksanaan standar isi, standar proses dan standar kelulusan masih
relatif rendah.
8. Aspek lingkungan & kultur sekolah
a. Adanya sebagian warga sekolah (pendidik dan tenaga kependidikan) yang
masih relatif belum memiliki kemandirian/otoritas profesional dalam menjalankan
perannnya melaksanakan KTSP sesuai dengan tuntutan, jiwa dan karakteristik dari
kurikulum tersebut.
b. Adanya sebagian warga sekolah (pendidik dan tenaga kependidikan) yang masih
terbiasa menunggu instruksi untuk melaksanakan sesuatu, terbiasa dengan pola
seragam dan kurang kreatif dalam menjalankan perannya sesuai dengan tuntutan
KTSP.
9. Aspek unit produksi/Bisnis Center
a. Belum berfungsinya secara optimal baik secara kuantitas, kualitas dan relevansi
keberadaan unit produksi di sekolah bila dikaitkan dengan upaya sebagai pendukung
penguatan pelaksanaan standar isi, standar proses dan standar kelulusan.
b. Belum optimalnya pengelolaan unit produksi di sekolah bila dikaitkan dengan
prinsip-prinsip wirausaha yang lebih berorientasi pada kemandirian, pelaksanaan
teaching factory dan memberikan income generating bagi pemberdayaan dan
penguatan lembaga sekolah dalam memenuhi tuntutan pelaksanaan KTSP.

3. Rekomendasi
Sebagai upaya memfasilitasi percepatan penguatan tingkat pemahaman, wawasan
dan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan perlu diberikan beberapa
rekomendasi. Rekomendasai ini disusun berdasarkan temuan–temuan kajian pelaksanaan
standar isi, standar kompetensi, kompetensi dasar mata pelajaran dan standar kompetensi
lulusan. Beberapa rekomendasi yang dapat memfasilitasi implementasi alternatif
pemecahan masalah yang telah di berikan dalam tabel permasalahan dan alternatif
pemecahan pelaksanaan KTSP di atas, perlu dilakukan penguatan pada aspek-aspek sebagai
berikut.
a. Manajemen kurikulum, organisasi dan manajemen sekolah dan pembiayaan melalui
kegiatan peningkatan wawasan warga sekolah (pendidik dan tenaga kependidikan)
terhadap kebijakan implementasi KTSP dalam bentuk workshop kurikulum, On The
Job Training, In House Training, monitoring dan program pendampingan yang
difasilitasi baik pengembangn program, narasumber maupun pembiayaannya dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
b. SDM sekolah (pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik) melalui (1) program
peningkatan kualifikasi dan setifikasi guru, (2) pelatihan-pelatihan untuk pendidik dan
tenaga kependidikan sesuai dengan tuntutan kemajuan teknologi informasi, dan (3)
program matrikulasi bagi peserta didik pada mata pelajaran tertentu (Bahasa Inggris,
Bahasa Indonesia, Matematika dan Komputer).
c. Sarana dan prasarana melalui pemenuhan kebutuhan secara bertahap dan sistimatik
sesuai dengan tuntutan standar sarana dan prasarana pendidikan dalam PP 24 Tahun
2007 dengan memberdayakan peranserta masyarakat, pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
d. Lingkungan sekolah dan unit produksi melalui (1) penciptaan lingkungan sekolah yang
kondusif dan menerapkan program 7K (ketertiban, keamanan kebersihan, keindahan,
kerindangan, kenyamanan dan kekeluargaan) dan (2) mendorong tumbuh kembangnya
unit produksi di SMK sebagai tempat teaching factory atau teaching industry.
e. Peran serta masyarakat melalui pemberdayaan (1) dunia usaha dan dunia industri dalam
pelaksanaan kegiatan praktik kerja industri (prakerind) siswa, outsourcing, program
magang guru dan validasi dan sinkronisasi KTSP dan (2) komite sekolah dalam
meningkatkan peran serta masyarakat secara lebih optimal, sehingga terjadi sinergi
positif antara sekolah, keluarga, dan masyarakat (industri dan nonindustri) dalam
mendukung optimalisasi implementasi KTSP.

B. Dasar Hukum

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional;

b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

c. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

d. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI)

e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor13 Tahun2015
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;

f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah

g. Permendikbud No. 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingungan Sekolah bagi Peserta
Didik baru

h. Permendikbud No. 60 tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK

i. Permendikbud No. 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

j. Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler

k. Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstra Kurikuler Wajib Pramuka

l. Permendikbud No. 64 tahun 2014 tentang Peminatan Pendidikan Menengah


m. Permendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013

n. Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Menengah

o. Permendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum
2013

p. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 Tentang Pembangunan Sumber Daya Industri

q. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti

r. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam Rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia

s. Permendikbud No. 3 tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan pada Pendidikan dasar dan Menengah

t. Perpres No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter

u. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/ madrasah Aliyah Kejuruan

v. Permendikbud No. 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan
dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah

w. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan Formal

x. Peraturan Daerah Jawa tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa

y. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda No.
9 tahun 2012

z. Edaran Kepala Dinas Propinsi Jawa Tengah No. 424/13242 tgl 23 juli 2013 tentang
Implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
aa. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tanggal 4
Juni 2014 tentang Kurikulum mata pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang pendidikan
SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTS, SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK Negeri dan Swasta
di Provisi Jawa Tengah
bb. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
cc. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
07/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah
Aliyah Kejuruan
dd. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 03/M-IND/PER/2017, tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi yang Link and Match
Dengan Industri
ee. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan

C. Visi SMK NU Ma’arif 3 Kudus


Terwujudnya Sekolah Kejuruan NU yang menghasilkan lulusan yang Terampil, Mandiri,
Profesional, Unggul, Kompetitif, Berakhlakul Karimah dan Berwawasan Budaya Bangsa.

D. Misi SMK NU Ma’arif 3 Kudus


Untuk mencapai Visi tersebut, SMK NU Ma’arif 3 Kudus mengembangkan misi sebagai
berikut :
1. Menyelenggarakan pembelajaran yang berasaskan Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
2. Membentuk sikap yang beraqidah kuat dan berakhlaqul karimah
3. Menyelenggarakan pembelajaran adaptif dan normatif yang profesional
4. Membentuk muslim/muslimah yang unggul agar terampil di bidang Otomotif
Menyelenggarakan pendidikan produktif yang berkualitas sehingga menghasilkan lulusan
yang kompetitif di tingkat global

E. Tujuan Pendidikan SMK SMK NU Ma’arif 3 Kudus


Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara lebih rinci tujuan SMK NU Ma’arif 3 Kudus
adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan peserta didik untuk menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT;
2. Menyiapkan peserta didik untuk menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan berahlaqul
karimah;
3. Menyiapkan peserta didik untuk menjadi manusia yang memiliki keterampilan sesuai dengan
program keahliannya;
4. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi
lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat
menengah sesuai dengan kompetensi pada program keahlian yang dipilihnya;
5. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi;
6. Menyiapkan peserta didik dengan ilmu pegetahuan, teknologi dan seni agar mampu
mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendikan
yang lebih tinggi;
7. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program
keahlian yang dipilih;
Membentuk peserta didik berkarakter dan berjiwa ahlussunnah wal jama’ah.

F. Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Keahlian


Standar kompetensi lulusan SMK dikembangkan dari tujuan pendidikan nasional dan
profil lulusan dalam rumusan area kompetensi. SMK adalah bagian dari system pendidikan
nasional yang memiliki tujuan pendidikan kejuruan yaitu menghasilkan tenaga kerja terampil
yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha/industry, serta
mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan kejuruan diatas diperlukan standar kompetensi
lulusan SMK yang dijabarkan dari profil lulusan sebagai berikut :
1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;
2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan;
3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan sesuai
dengan kebutuhan pembangunan;
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja pada
pihak lain atau berwirausaha, dan
5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang kompetitif menghadapi pasar
global.
Standar kompetensi lulusan SMK dirumuskan pada masing-masing program pendidikan seperti
ditunjukkan pada matriks berikut :
Tabel 1. Standar Kompetensi Lulusan – 3 Tahun
No. Area Kompetensi Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun
A.1 Keimanan dan A.1.1Memiliki pemahaman, penghayatan,dan
Ketakwaan kesadaran dalam mengamalkan ajaran agama
Kepada Tuhan yang dianut
Yang Maha Esa A.1.2Memiliki pemahaman, penghayatan, dan
kesadaran dalam berperilaku yang
menggambarkan akhlak mulia
A.1.3Memiliki pemahaman, penghayatan, dan
kesadaran dalam hidup berdasarkan nilai kasih
dan sayang
A.2 Kebangsaan dan A.2.1 Meyakini Pancasila sebagai dasar Negara
Cinta Tanah Air Kesatuan Republik Indonesia
A.2.2 Memiliki kesadaran sejarah, rasa cinta, rasa
bangga, dan semangat berkorban untuk tanah
air, bangsa, dan negara
A.2.3 Menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang demokratis dan warga masyarakat
global
A.2.4 Mekerjasama dalam keberagaman suku, agama,
ras, antargolongan, jender, dan bahasa dengan
menjunjung hak asasi dan martabat manusia
A.2.5Memiliki pemahaman, penghayatan, dan
kesadaran untuk patuh terhadap hokum dan
norma sosial
A.2.6Memilikikesadaran untuk menjaga dan
melestarikan lingkungan alam, kepedulian
sosial dalam konteks pembangunan
berkelanjutan
A.3 Karakter Pribadi A.3.1 Memiliki kebiasaan, pemahaman, dan kesadaran
dan Sosial untuk bersikap dan berperilaku jujur
A.3.2 Memiliki kemandirian dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugas pekerjaannya
A.3.3 Memiliki kemampuan berinteraksi dan bekerja
dalam kelompok secara santun, efektif, dan
produktif dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya
A.3.4Memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan
situasi dan lingkungan kerja secara efektif
A.3.5 Memiliki rasa ingin tahu untuk mengembangkan
keahliannya secara berkelanjutan
A.3.6Memiliki etos kerja yang baik dalam
menjalankan tugas keahlik annya
A.4 Kesehatan A.4.1Memiliki pemahaman dan kesadaran berperilaku
Jasmani dan hidup bersih dan sehat untuk diri dan lingkungan
Rohani kerja
A.4.2 Memiliki kebugaran dan ketahanan jasmani dan
rohani dalam menjalankan tugas keahliannya
A.4.3 Menyadari potensi dirinya, tangguh mengatasi
tekanan pekerjaan, dapat bekerja produktif, dan
bermanfaat bagi lingkungan kerja
A.5 Literasi A.5.1Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
keahliannya
A.5.2Memiliki kemampuan menggunakan bahasa
Inggris dan bahasa asing lainnya untuk
menunjang pelaksanaaan tugas sesuai
keahliannya
A.5.3Memiliki pemahaman matematika dalam
melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.4 Memiliki pemahaman konsep dan prinsip sains
dalam melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.5Memiliki pemahaman konsep dan prinsip
pengetahuan sosial dalam melaksanakan tugas
sesuai keahliannya
A.5.6 Memiliki kemampuan menggunakan teknologi
dalam melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.7Memiliki kemampuan mengekspresikan dan
mencipta karya seni budaya lokal dan nasional
A.6 Kreativitas A.6.1Memiliki kemampuan untuk mencari dan
menghasilkan gagasan, cara kerja, layanan, dan
produk karya inovatif sesuai keahliannya
A.6.2Memiliki kemampuan bekerjasama
menyelesaikan masalah dalam melaksanakan
tugas sesuai keahliannya secara kreatif
A.7 Estitika A.7.1Memiliki kemampuan mengapresiasi,
mengkritisi, dan menerapkan aspek estetika
dalam menciptakan layanan dan/atau produk
sesuai keahliannya
A.8 Kemampuan A.8.1Memiliki kemampuan dasar dalam bidang
Teknis keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja
A.8.2Memiliki kemampuan spesifik dalam program
keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja dan menerapkan kemampuannya
sesuai prosedur/kaidah dibawah pengawasan
A.8.3Memiliki pengalaman dalam menerapkan
keahlian spesifik yang relevan dengan dunia
kerja
A.8.4Memiliki kemampuan menjalankan tugas
keahliannya dengan menerapkan prinsip
keselamatan, kesehatan, dan keamanan
lingkungan
A.9.1 Memiliki kemampuan mengidentifikasi dan
memanfaatkan peluang usaha dengan
mendayagunakan pengetahuan dan keterampilan
dalam keahlian tertentu
A.9.2Memiliki kemampuan memperhitungkan dan
mengambil resiko dalam mengembangkan dan
mengelola usaha
A.9.3Memiliki keinginan kuat dan kemampuan
mengelola usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan dalam keahlian
tertentu
Standar kompetensi lulusan SMK merupakan acuan utama mengembangkan standar isi,
standar proses pembelajaran, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar biaya operasi.

G. Profil Lulusan
Tujuan kompetensi keahlian Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor secara umum mengacu
pada isi Undang Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional ( UU SPN ) pasal 3 mengenai
tujuan pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan
menengah kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Secara khusus tujuan program keahlian Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor adalah
membekali peserta didik dengan keterampilan , pengetahuan, dan sikap agar kompeten:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi para peserta
didiknya.
2. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggungjawab.
3. Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan
dan seni.
4. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam kompetensi keahlian
tertentu agar dapat bekerja baik secara mandiri/berwirausaha atau mengisi lowongan
pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenega kerja tingkat
menengah.
5. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karier, berkompetensi dan mengembangkan
sikap profesional dalam kompetensi keahlian yang ditekuninya.
6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi
yang berminat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
7. Menyelenggarakan sistem pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan beretos kerja
tinggi.
8. Memenuhi kebutuhan tenaga yang terampil di Bidang Teknik dan Bisnis Sepeda Motor .
9. Mendidik tenaga kerja yang disiplin mempunyai loyalitas yang tinggi.
10. Mendidik tenaga kerja yang mampu bersaing baik tingkat nasional, regional maupun global.
11. Mendidik Tenaga terampil yang mampu menciptakan lapangan kerja.
12. Mengembangkan Unit Produksi Teknik dan Bisnis Sepeda Motor .
13. Menyalurkan tenaga kerja yang profesional di Bidang Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
sesuai dengan kebutuhan DU/DI
H. Deskripsi KKNI Level 2 atau 3 sesuai Kompetensi Keahlian
1. Deskripsi KKNI
Penyusunan Kurikulum SMK NU ma’arif 3 Kudus mencakup pengembangan program
pembelajaran program pendidikan 3 (tiga) tahun sesuai spektrum pendidikan menengah
kejuruan. SKKNI adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang merupakan
salah satu bentuk dari SKK. Penyusunan Kurikulum SMK NU ma’arif 3 Kudus
memperhatikan jenjang KKNI minimal kualifikasi 2 untuk kompetensi keahlian 3 tahun.
Deskripsi Jenjang Kualifikasi 2 KKNI:
a. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang
terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya;

b. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang
spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim
timbul;

c. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing
orang lain.
2. Skema Sertifikasi/Uji Kompetensi
2.1 Ruang Lingkup : Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor
Lingkup Penggunaan Sertifkat : pada perusahaan, instansi, lembaga, atau organisasi yang
memiliki divisi atau berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi
3. Tujuan Sertifikasi
3.1. Memastikan kompetensi siswa SMK pada Kompetensi keahlian Teknik Dan Bisnis
Sepeda Motor pada kualifikasi Level II.
3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP–P2 Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Tengah dan asesor kompetensi
4. Acuan Normatif
4.1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional
4.2 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.3 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
4.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan
Nasional Sertifikasi Profesi
4.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
4.6 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
4.7 Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi Pendidikan Menengah
Kejuruan dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.
4.8 Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 3/M-IND/PER/1/2017Tahun 2017 tentang
program Link and Match Dunia Industri dengan SMK
4.9 Menteri KetenagakerjaanRepublik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Sistem
Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
4.10Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP
95/MEN/IV/2005 Tentang Penetapan SKKNI Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor
4.11Peraturan BNSP Nomor 1/BNSP/III/2014 Tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian –
Persyaratan Umum Lembaga sertifikasi Profesi ( Pedoman BNSP 201 versi 2014 )
4.12Peraturan BNSP Nomor 4/BNSP/III/2014 Tentang Pedoman Pengembangan dan
Pemeliharaan Skema sertifikasi Profesi ( Pedoman BNSP 210 versi 2014)
4.13Peraturan BNSP Nomor 1/BNSP/II/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi
Kompetensi Bagi lulusan SMK.
4.14Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
No.130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur, Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan
5. Kemasan / Paket Kompetensi

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1 OTO.SM01.001.01 Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan
2 OTO.SM01.002.01 Membaca dan Memahami Gambar Teknik
3 OTO.SM01.003.01 Menggunakan dan Memelihara Peralatan dan Perlengkapan di
Tempat Kerja
4 OTO.SM01.004.01 Memberikan Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja
5 OTO.SM01.005.01 Melakukan Operasi Penanganan Manual
6 OTO.SM01.006.01 Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur
7 OTO.SM01.007.01 Melakukan Teknik Pematrian
8 OTO.SM01.008.01 Memelihara Komponen-komponen Operasi dan Perbaikan
9 OTO.SM01.009.01 Memasang Sistem Hidrolik
10 OTO.SM01.010.01 Memelihara Sistem Hidrolik
11 OTO.SM02.001.01 Memelihara Engine berikut Komponen-komponennya
12 OTO.SM02.002.01 Memelihara dan Memperbaiki Sistem Kontrol Emisi
13 OTO.SM02.003.01 Melepas Kepala Silinder, Menilai Komponen-kompo-nennya
serta Merakit Kepala Silinder.
14 OTO.SM02.004.01 Memelihara Sistem Pendingin berikut Komponen-
komponennya
15 OTO.SM02.005.01 Memperbaiki dan Melakukan Overhaul Sistem Pendingin
berikut Komponen-komponennya
16 OTO.SM02.006.01 Memelihara Sistem Bahan Bakar Bensin
17 OTO.SM02.007.01 Memperbaiki dan Melakukan Overhaul Komponen Sistem
Bahan Bakar Bensin
18 OTO.SM02.008.01 Melakukan Overhaul Engine dan Menilai Komponen-
komponennya, Memeriksa Toleransi serta Melakukan
Prosedur Pengujian yang Sesuai
19 OTO.SM02.009.01 Memperbaiki Engine berikut Komponen-komponennya
20 OTO.SM02.010.01 Memelihara Unit Kopling Manual dan Otomatis
21 OTO.SM02.011.01 Melakukan Overhaul Kopling Manual dan Otomatis berikut
Komponen-komponen Sistem Pengoperasiannya
22 OTO.SM02.012.01 Memelihara Sistem Transmisi Manual
23 OTO.SM02.013.01 Melakukan Overhaul Sistem Transmisi Manualberikut
Komponen-komponen Sistem Pengoperasiannya
24 OTO.SM02.014.01 Memelihara Sistem Rem
25 OTO.SM02.015.01 Merakit dan Memasang Sistem Rem berikut Komponen-
komponennya
26 OTO.SM02.016.01 Memperbaiki Sistem Rem
27 OTO.SM02.017.01 Memeriksa Sistem Kemudi
28 OTO.SM02.018.01 Memperbaiki Sistem Kemudi
29 OTO.SM02.019.01 Memeriksa Sistem Suspensi
30 OTO.SM02.020.01 Memperbaiki Sistem Suspensi
31 OTO.SM02.021.01 Memelihara Sistem Suspensi
32 OTO.SM02.022.01 Melepas, Memasang, dan Menyetel Roda
33 OTO.SM02.023.01 Membongkar, Memperbaiki, dan Memasang Ban Dalam dan
Ban Luar
34 OTO.SM02.024.01 Memelihara Rantai/chain
35 OTO.SM02.025.01 Mengganti Rantai/chain
36 OTO.SM02.026.01 Menguji, Memelihara, dan Mengganti Baterai
37 OTO.SM02.027.01 Melakukan Perbaikan Ringan pada Rangkaian/Sistem
Kelistrikan
38 OTO.SM02.028.01 Memperbaiki Sistem Kelistrikan
39 OTO.SM02.029.01 Memperbaiki Instrumen dan Sistem Peringatan
40 OTO.SM02.030.01 Memperbaiki Sistem Starter
41 OTO.SM02.031.01 Memperbaiki Sistem Pengisian
42 OTO.SM02.032.01 Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan
dan Wiring
43 OTO.SM02.033.01 Memperbaiki Sistem Pengapian
44 OTO.SM02.034.01 Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Pengaman
45 OTO.SM03.001.01 Memelihara Sistem Transmisi Otomatis
46 OTO.SM03.002.01 Melakukan Overhaul Sistem Transmisi Otomatis
47 OTO.SM03.004.01 Memelihara dan Memperbaiki Sistem Manajemen Engine
5.1 PENCAPAIAN KOMPETENSI

Skema KKNI Level II pada kompetensi keahlian Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor dapat
dicapai melalui pendekatan klaster dan harus dicapai dalam 3 (tiga) tahun. Klaster yang
digunakan adalah sebagai berikut :
5.1.1 Klaster Perawatan Berkala Sepeda Motor

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1 OTO.SM01.001.01 Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan
2 OTO.SM01.002.01 Membaca dan Memahami Gambar Teknik
3 OTO.SM01.003.01 Menggunakan dan Memelihara Peralatan dan
Perlengkapan di Tempat Kerja
4 OTO.SM01.004.01 Memberikan Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja
5 OTO.SM01.006.01 Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur
6 OTO.SM02.001.01 Memelihara Engine berikut Komponen-komponennya
7 OTO.SM02.002.01 Memelihara dan Memperbaiki Sistem Kontrol Emisi
8 OTO.SM02.004.01 Memelihara Sistem Pendingin berikut Komponen-
komponennya
9 OTO.SM02.006.01 Memelihara Sistem Bahan Bakar Bensin
10 OTO.SM02.010.01 Memelihara Unit Kopling Manual dan Otomatis
11 OTO.SM02.012.01 Memelihara Sistem Transmisi Manual
12 OTO.SM02.014.01 Memelihara Sistem Rem
13 OTO.SM02.017.01 Memeriksa Sistem Kemudi
14 OTO.SM02.019.01 Memeriksa Sistem Suspensi
15 OTO.SM02.021.01 Memelihara Sistem Suspensi
16 OTO.SM02.024.01 Memelihara Rantai/chain
17 OTO.SM02.026.01 Menguji, Memelihara, dan Mengganti Baterai
18 OTO.SM03.001.01 Memelihara Sistem Transmisi Otomatis

5.1.2 Klaster Perbaikan Mesin Sepeda Motor

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1 OTO.SM01.001.01 Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan
2 OTO.SM01.002.01 Membaca dan Memahami Gambar Teknik
3 OTO.SM01.003.01 Menggunakan dan Memelihara Peralatan dan
Perlengkapan di Tempat Kerja
4 OTO.SM01.004.01 Memberikan Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja
5 OTO.SM01.005.01 Melakukan Operasi Penanganan Manual
6 OTO.SM01.006.01 Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur
7 OTO.SM02.001.01 Memelihara Engine berikut Komponen-komponennya
8 OTO.SM02.002.01 Memelihara dan Memperbaiki Sistem Kontrol Emisi
9 OTO.SM02.003.01 Melepas Kepala Silinder, Menilai Komponen-kompo-
nennya serta Merakit Kepala Silinder.
10 OTO.SM02.005.01 Memperbaiki dan Melakukan Overhaul Sistem Pendingin
berikut Komponen-komponennya
11 OTO.SM02.007.01 Memperbaiki dan Melakukan Overhaul Komponen
Sistem Bahan Bakar Bensin
12 OTO.SM02.008.01 Melakukan Overhaul Engine dan Menilai Komponen-
komponennya, Memeriksa Toleransi serta Melakukan
Prosedur Pengujian yang Sesuai
13 OTO.SM02.009.01 Memperbaiki Engine berikut Komponen-komponennya
14 OTO.SM02.011.01 Melakukan Overhaul Kopling Manual dan Otomatis
berikut Komponen-komponen Sistem Pengoperasiannya
15 OTO.SM02.013.01 Melakukan Overhaul Sistem Transmisi Manualberikut
Komponen-komponen Sistem Pengoperasiannya
16 OTO.SM03.002.01 Melakukan Overhaul Sistem Transmisi Otomatis
17 OTO.SM03.004.01 Memelihara dan Memperbaiki Sistem Manajemen Engine

5.1.3 Klaster Perbaikan Sistem Kelistrikan Sepeda Motor

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1 OTO.SM01.001.01 Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan
2 OTO.SM01.002.01 Membaca dan Memahami Gambar Teknik
3 OTO.SM01.003.01 Menggunakan dan Memelihara Peralatan dan
Perlengkapan di Tempat Kerja
4 OTO.SM01.004.01 Memberikan Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja
5 OTO.SM01.005.01 Melakukan Operasi Penanganan Manual
6 OTO.SM01.006.01 Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur
7 OTO.SM01.007.01 Melakukan Teknik Pematrian
8 OTO.SM01.008.01 Memelihara Komponen-komponen Operasi dan Perbaikan
9 OTO.SM02.026.01 Menguji, Memelihara, dan Mengganti Baterai
10 OTO.SM02.027.01 Melakukan Perbaikan Ringan pada Rangkaian/Sistem
Kelistrikan
11 OTO.SM02.028.01 Memperbaiki Sistem Kelistrikan
12 OTO.SM02.029.01 Memperbaiki Instrumen dan Sistem Peringatan
13 OTO.SM02.030.01 Memperbaiki Sistem Starter
14 OTO.SM02.031.01 Memperbaiki Sistem Pengisian
15 OTO.SM02.032.01 Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem
Penerangan dan Wiring
16 OTO.SM02.033.01 Memperbaiki Sistem Pengapian
17 OTO.SM02.034.01 Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Pengaman
18 OTO.SM03.004.01 Memelihara dan Memperbaiki Sistem Manajemen Engine

5.1.4 Perbaikan Sistem Rangka Sepeda Motor

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1 OTO.SM01.001.01 Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan
2 OTO.SM01.002.01 Membaca dan Memahami Gambar Teknik
3 OTO.SM01.003.01 Menggunakan dan Memelihara Peralatan dan
Perlengkapan di Tempat Kerja
4 OTO.SM01.004.01 Memberikan Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja
5 OTO.SM01.005.01 Melakukan Operasi Penanganan Manual
6 OTO.SM01.006.01 Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur
7 OTO.SM01.007.01 Melakukan Teknik Pematrian
8 OTO.SM01.008.01 Memelihara Komponen-komponen Operasi dan Perbaikan
9 OTO.SM01.009.01 Memasang Sistem Hidrolik
10 OTO.SM01.010.01 Memelihara Sistem Hidrolik
11 OTO.SM02.015.01 Merakit dan Memasang Sistem Rem berikut Komponen-
komponennya
12 OTO.SM02.016.01 Memperbaiki Sistem Rem
13 OTO.SM02.018.01 Memperbaiki Sistem Kemudi
14 OTO.SM02.020.01 Memperbaiki Sistem Suspensi
15 OTO.SM02.022.01 Melepas, Memasang, dan Menyetel Roda
16 OTO.SM02.023.01 Membongkar, Memperbaiki, dan Memasang Ban Dalam
dan Ban Luar
17 OTO.SM02.025.01 Mengganti Rantai/chain

6. Persyaratan Dasar Pemohon Sertifikasi


6.1. Peserta didik pada SMK bidang keahlian Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor yang telah
menyelesaikan seluruh mata pelajaran
6.2. Telah memiliki sertifikat atau surat keterangan telah melaksanakan Praktek Kerja
Industri
6.3. Memiliki nilai rapot pada kompetensi terkait
7. Hak Pemohon Sertifikasi Dan Kewajiban Pemegang Sertifikat
6.4. Hak Pemohon
6.4.1. Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifikasi sesuai dengan
skema sertifikasi
6.4.2. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi
6.4.3. Memperoleh pemberitahuan tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan
alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus sepanjang integritas
asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang bersifat
nasional.
6.4.4. Memperoleh jaminan kerahasiaan terhadap proses sertifikasi
6.4.5. Memperoleh hak banding terhadap keputusan Sertifikasi
6.4.6. Memperoleh sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten Menggunakan
sertifikat yang diperoleh untuk promosi diri sebagai tenaga pada bidang Teknik
Dan Bisnis Sepeda Motor
6.5. Kewajiban Pemegang Sertifikat
6.5.1. Melaksanakan keprofesian di kompetensi keahlian Bisnis dan Teknik Sepeda
Motor
6.5.2. Menjaga dan mentaati kode etik profesi secara sungguh-sungguh dan konsekuen
6.5.3. Menjamin bahwa sertifikat kompetensi tidak disalahgunakan
6.5.4. Menjamin terpeliharanya kompetensi yang sesuai pada sertifikat kompetensi
6.5.5. Menjamin bahwa seluruh pernyataan dan informasi yang diberikan adalah
terbaru, benar dan dapat dipertanggung jawabkan
6.5.6. Membayar biaya sertifikasi
7. Biaya Sertifikasi
7.1. Biaya sertifikasi dapat bersumber dari pemerintah, partisipasi masyarakat atau sumber
dana lainnya.
7.2. Biaya uji terdiri dari biaya pendaftaran peserta, penerbitan sertifikat, honor asesor,
penggandaan materi, biaya akomodasi dan transport asesor yang diperhitungkan sesuai
kondisi dan rencana pelaksanaan asesmen.
8. Proses Sertifikasi
8.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses asesmen KKNI Level II bidang kompetensi
keahlian Bisnis dan Teknik Sepeda Motor yang mencakup persyaratan dan
ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses asesmen, hak pemohon, biaya
sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat yang dapat diperoleh di sekretariat
LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL-01) yang dilengkapi
dengan bukti :
a. Copy Kartu Pelajar
b. Bukti telah menyelesaikan mata pelajaran sesuai dengan persyaratan 6.1
c. Pas foto 4x6 berwarna sebanyak 2 lembar
9.1.3. Pemohon mengisi formulir Asesmen madiri (APL-02) yang dilengkapi dengan
bukti-bukti pendukung.
9.1.4. Peserta menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan
memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.
9.1.5. LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menelaah berkas permohonan
untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam skema sertifikasi.
9.1.6. Pemohon yang memenuhi persyaratan dinyatakan sebagai peserta sertifikasi
8.2. Proses Asesmen
8.2.1. Asesmen skema sertifikasi kualifikasi KKNI Level II pada Kompetensi
Keahlian Bisnis dan Teknik Sepeda Motor direncanakan dan disusun dengan
cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah
dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi
memastikan kompetensi.
8.2.2. Pelaksanaan asesmen untuk skema kualifikasi KKNI Level II Kompetensi
Keahlian Bisnis dan Teknik Sepeda Motor dapat dilakukan sekaligus atau
dengan cara asesmen per klaster kompetensi.
8.2.3. LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menugaskan Asesor
Kompetensi untuk melaksanakan asesmen.
8.2.4. Asesor melakukan verifikasi sesuai persyaratan skema dengan menggunakan
perangkat asesmen dan konfirmasi terhadap bukti berdasarkan bukti yang
dikumpulkan.
8.2.5. Asesor menjelaskan, membahas dan menyepakati rincian rencana asesmen dan
proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi.
8.2.6. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen
pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri
APL-02, untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang
diperlukan
8.2.7. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut uji kompetensi.
8.3. Proses Uji Kompetensi
8.3.1. Uji kompetensi KKNI Level II Kompetensi Keahlian Bisnis dan Teknik
Sepeda Motor dirancang untuk menilai kompetensi yang dapat dilakukan
dengan menggunakan metoda praktek, tertulis, lisan, pengamatan atau cara lain
yang handal dan objektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema
sertifikasi. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji
dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan,
termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan.
8.3.2. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang
ditetapkan;
8.3.3. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian KKNI Level II
Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan dan dikalibrasi.
8.3.4. Proses Uji kompetensi dilakukan dengan cara dicicil per klaster sesuai dengan
butir 5.7. Hasil uji kompetensi per klaster dicatatkan pada buku skill passport.
8.3.5. Bukti yang dikumpulkan melalui uji kompetensi dievaluasi untuk memastikan
bahawa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk
memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti VATM.
8.3.6. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Belum Kompeten”
8.3.7. Asesor melaporkan dan menyampaikan rekomendasi hasil uji kompetensi
kepada LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
8.4.Keputusan Sertifikasi
9.4.1. LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi
mencukupi untuk:
a. mengambil keputusan sertifikasi;
b. melakukan penelusuran apabila terjadi banding
9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta dilakukan oleh LSP P2 Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah berdasarkan rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan
oleh asesor kompetensi melalui proses uji kompetensi. Personil pelaksanaan uji
kompetensi tidak ikut serta dalam membuat keputusan sertifikasi.
9.4.3. Personil LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang membuat keputusan
sertifikasi harus memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman dalam proses
sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.
9.4.4. Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.
9.4.5. LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah melakukan sidang pleno untuk
memverifikasi berkas sertifikasi dan menetapkan status kompetensi yang dibuat
dalam Berita Acara untuk proses penerbitan sertifikat kompetensi.
9.4.6. LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menerbitkan sertifikat
kompetensi kepada semua yang berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat
dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP
P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dengan masa berlaku sertifikat 3 (tiga)
tahun
9.4.7. Sertifikat diserahkan setelah seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.
8.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat
9.5.1 Pembekuan dan pencabutan sertifikat dilakukan jika seorang pemegang sertifikat:
 Melanggar ketentuan pemegang sertifikat
 Melanggar ketentuan disiplin peserta didik
 Menyalahgunakan kewenangan yang telah diberikan
 Mencemarkan nama baik LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
9.5.2. LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Akan melakukan pencabutan
sertifikat apabila tidak mengindahkan peringatan yang telah diberikan dalam
penyalahgunaan sertifikat.
8.6. Pemeliharaan Sertifikat ( jika ada )
LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah tidak melaukan pemeliharaan terhadap
sertifikat kompetensi
8.7. Proses Sertifikasi Ulang
LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah tidak melalukan proses sertifikasi ulang,
perpanjangan sertifikat disarankan dilakukan oleh LSP P3
8.8. Penggunaan Sertifikat
Pemegang sertifikat KKNI Level II Kompetensi Keahlian Teknik Dan Bisnis Sepeda
Motor harus menandatangani persetujuan untuk :
8.8.1. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi yanag relevan
8.8.2. Menyatakan bahwa sertifikatnya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi
yang diberikan
8.8.3. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP P2 Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dan tidak memberikan persyaratan yang
berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Tengah dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah
8.8.4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan
sertifikasi yang memuat acuan LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
setelah dibekukan atau dicabut sertifikatnya serta mengembalikan sertifikat
kepada LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang menerbitkannya
8.9. Banding
8.9.1. LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menetapkan prosedur untuk
menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap banding.
8.9.2. LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Menetapkan prosedur yang
menjamin dan semua banding ditangani secara konstruktif dan tidak berpihak dan
tepat waktu.
8.9.3. LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menyampaikan penjelasan
mengenai proses penangan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.
8.9.4. LSP P2 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Memberitahukan secara resmi
kepada pemohon tentang hasil proses banding.
BAB II
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan


Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Peraturan Dirjen Dikdasmen
Nomor 07/D.5/KK/2018. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan berisi Muatan
Umum yang terdiri atas: (A) Muatan Nasional dan (B) Muatan Kewilayahan yang
dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah dan (C) Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas
Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian.
Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu: (1) Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti; (2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia; (4) Matematika;
(5) Sejarah Indonesia; (6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya. Muatan Kewilayahan
berisi dua Mata Pelajaran yaitu: (1) Seni Budaya dan (2) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan. Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas tiga subkelompok, yaitu: (1) Dasar
Bidang Keahlian; (2) Dasar Program Keahlian; (3) Kompetensi Keahlian.
Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran KTSP SMK dari masing-masing Kompetensi
Keahlian dapat dilihat dalam Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 07/D.5/KK/2018, sedangkan
untuk Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI/KD) tertuang dalam Peraturan Dirjen
Dikdasmen Kemendikbud Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian
(C1), Dasar Program Keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian (C3).

Struktur Kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor

Model Blok

ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris danBahasa Asing Lainnya 352
Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144
Jumlah B 252
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Fisika 108
3. Kimia 108
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik Otomotif 144
2. Teknologi Dasar Otomotif 144
3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 180
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 560
2. Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor 424
3. Pemeliharaan Listrik Sepeda Motor 526
4. Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor 204
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 3.030
Total 5.160
Model Implementatif

Kelas/Semester
No. Mata Pelajaran X XI XII
1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris danBahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4

Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 2 2 2 2 - -


Kesehatan
3. Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
Jumlah B 7 7 4 4 2 2
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1 Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -

2. Fisika 3 3 - - - -

3. Kimia 3 3 - - - -
C2 Dasar Program Keahlian
1. Ga mbar Teknik Otomotif 4 4 - - - -

2. Te knologi Dasar Otomotif 4 4 - - - -

3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 5 5 - - - -


C3 Kompetensi Keahlian
1. Pe meliharaan Mesin Sepeda Motor - - 8 8 8 8

2. Pe meliharaan Sasis Sepeda Motor - - 8 8 4 4


3. Pe meliharaan Kelistrikan Sepeda Motor - - 8 8 7 7

4. Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor - - - - 6 6

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8

Jumlah C 22 22 31 31 33 33

TOTAL JUMLAH JAM 48 48 48 48 48 48

B. Kompetensi Mata Pelajaran

Sebagaimana tertuang pada rumusan SKL, kompetensi yang bersifat generik mencakup
3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap
spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek
sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian
kompetensi yang bersifat generik tersebut diuraikan menjadi empat yaitu kompetensi inti sikap
spiritual disebut KI-1, kompetensi inti sikap sosial disebut KI-2, kompetensi inti pengetahuan
disebut KI-3, dan kompetensi inti keterampilan disebut KI-4.

Kompetensi Inti Sekolah Menengah Kejuruan

Kompetensi Inti
Sikap Spiritual Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
(KI-1)
Sikap Sosial Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
(KI-2) tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa pada pergaulan dunia.
Pengetahuan Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
(KI-3) faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah.

Keterampilan Mengolah, menalar, dan menyaji dalamranah konkret dan


(KI-4) ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik
di bawah pengawasan langsung.

C. Program Muatan Lokal


Tujuan pembelajaran Muatan lokal (Mulok) adalah untuk membekali peserta didik agar
mampu:

1. Mengidentifikasi berbagai potensi yang ada di daerah tempat tinggalnya

2. Mengembangkan aspek lingkungan, sosial, budaya, dan seni yang dapat menjadi nilai
ekonomis

3. Memanfaatkan sumber daya daerah untuk menunjang pembangunan nasional.


Langkah-langkah atau tahapan pengembangan Muatan Lokal adalah:

1. Analisis konteks lingkungan alam, sosial dan/atau budaya;

2. Identifikasi muatan lokal;

3. Perumusan kompetensi dasar untuk setiap jenis Muatan Lokal;

4. Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar;

5. Pengintegrasian kompetensi dasar ke dalam muatan pembelajaran yang relevan;

6. Penetapan Muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi mata
pelajaran yang berdiri sendiri;

7. Penyusunan silabus, dan

8. Penyusunan buku teks pelajaran.


Agar Muatan Lokal dapat dilaksanakan dengan baik, harus memperhatikan aspek-aspek
sebagai berikut:

1. Muatan lokal dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan sumber
daya pendidikan yang tersedia.
2. Muatan lokal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk berdiri sendiri sebagai mata
pelajaran mempunyai waktu beban belajar maksimum 2 (dua) jam per minggu. Jika muatan
lokal tersebut telah ditentukan dan ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah Provinsi untuk
satuan pendidikan yang ada di wilayahnya, maka sekolah harus melaksanakannya.

3. Muatan lokal yang bukan berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri, harus diintegrasikan di
dalam salah satu atau lebih dari ketiga mata pelajaran Kelompok Wajib B dan C3 (Seni
Budaya, Produk Kreatif dan Kewirausahaan, dan Pendidikan Jasmani, Olah raga dan
Kesehatan) dengan waktu beban yang terintegrasi pada salah satu atau lebih mata pelajaran
tersebut.

4. Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan beban belajar muatan
lokal, ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan (Permendikbud 79 Tahun 2014,
Pasal 8, ayat (3)).
Penilaian Muatan Lokal

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.


Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah (Muatan lokal) yang dikembangkan di
SMK NU Ma’arif 3 Kudus adalah muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah
provinsi Jawa Tengah yaitu Bahasa Jawa.

D. Kegiatan Pengembangan Diri


Secara umum, pengembangan diri di sekolah mempunyai tujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan
memperhatikan kondisi sekolah.
Secara khusus, pengembangan diri bertujuan menunjang menfasilitasi peserta didik
dalam mengembangkan (1) bakat, (2) minat, (3) kreativitas, (4) kompetensi dan kebiasaan dalam
kehidupan, (5) kemampuan kehidupan keagamaan, (6) kemampuan sosial, (7) kemampuan
belajar, (8) wawasan dan perencanaan karir, (9) Kemampuan pemecahan masalah, dan ( 10)
kemandirian.
Kegiatan pengembangan diri di SMK dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1)
terprogram, dan (2) tidak terprogram. Kegiatan terprogram dilaksanakan dengan perencanaan
khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual,
kelompok dan atau klasikal melalui penyelenggaraan :
a. Layanan dan kegiatan pendukung konseling;
b. Kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut :
a. Kegiatan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam, ibadah khusus keagamaan bersama,
keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.
b. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti : pembentukan
perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang
pendapat (pertengkaran).
c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti : berpakaian rapi,
berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain,
datang tepat waktu, serta kebiasaan-kebiasaan postif lainnya.
Kegiatan pengembangan diri di SMK NU Ma’arif 3 Kudus dilaksanakan dengan kegiatan
bimbingan konseling, ekstrakurikuler, dan PPK.
1. Bimbingan dan Konseling
a. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling

Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru yang mempunyai
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa. Layanan bimbingan dan konseling
adalah kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam menyusun
rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan
konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta
melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi.

b. Tujuan layanan bimbingan dan konseling


Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta
didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam
kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup
aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal. Tujuan khusus
layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar mampu:
1. Memahami dan menerima diri dan lingkungannya;
2. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan
karir dan kehidupannya di masa yang akan datang;
3. Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
4. Menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
5. Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam
kehidupannya dan
6. Mengaktualiasikandirinya secara bertanggung jawab.
c. Asas Layanan bimbingan Konseling meliputi :
1. Asas Kerahasiaan
2. Asas Kesukarelaan
3. Asas Keterbukaan
4. Asas Keaktifan
5. Asas Kemandirian
6. Asas Kekinian
7. Asas Kedinamisan
8. Asas Keterpaduan
9. Asas keharmonisan
10. Asas Keahlian
11. Asas Gotong Royong
12. Asas Tut Wuri Handayani
d. Komponen Layanan Bimbingan dan Konseling
Pedoman bimbingan dan konseling mencakup komponen-komponen berikut ini.
1. Jenis Layanan meliputi :
a) Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan
bagi siswa baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri
serta mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan
berkarakter.
b) Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
c) Layanan Penempatan dan Penyaluran yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat di dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman
minat, program latihan, magang, dan kegiatan ekstrakurikuler secara terarah,
objektif dan bijak.
d) Layanan Penguasaan Konten yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau
kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna
dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan
tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi dan
peminatan dirinya.
e) Layanan Konseling Perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui
prosedur perseorangan.
f) Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan
sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta
melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui
dinamika kelompok.
g) Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang
dialami sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika
kelompok.
h) Layanan Konsultasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan
cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai
dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
i) Layanan Mediasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan
pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
j) Layanan Advokasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan
dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas
yang terpuji.
2. Kegiatan Pendukung Layanan meliputi:
a. Aplikasi Instrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri siswa dan
lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
b. Himpunan Data yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan
peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif,
terpadu, dan bersifat rahasia.
c. Konferensi Kasus yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam
pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan,
yang bersifat terbatas dan tertutup.
d. Kunjungan Rumah yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau
anggota keluarganya.
e. Tampilan Kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat
digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan
belajar, dan karir/ jabatan.
f. Alih Tangan Kasus yaitu kegiatan untuk memin-dahkan penanganan masalah peserta
didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli yang dimaksud.
2. Format Layanan meliputi:
a. Individual yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani peserta didik
secara perorangan.
b. Kelompok yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah peserta
didik dalam satu kelas rombongan belajar.
d. Lapangan yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
e. Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat
memberikan kemudahan.
f. Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan
siswa melalui media dan/ atau saluran jarak jauh, seperti surat dan sarana elektronik.
3. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Program Layanan
Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, ada lima jenis
program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, yaitu sebagai berikut :
1. Program Tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluru
kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing kelas rombongan belajar pada
satuan pendidikan.
2. Program Semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
3. Program Bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
4. Program Mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
5. Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan
pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari
program mingguan dalam bentuk Satuan Layanan atau Rencana Program Layanan
dan/atau Satuan Kegiatan Pendukung atau Rencana Kegiatan Pendukung pelayanan
bimbingan dan konseling.
b. Penyelenggaraan Layanan
Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling, Guru Bimbingan dan Konseling
atau Konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan layanan yang mengarah pada
(1) pelayanan dasar, (2) pelayanan pengembangan, (3) pelayanan peminatan studi, (4)
pelayanan teraputik, dan (5) pelayanan diperluas diantaranya sebagai berikut :
1) Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa
yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan
kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosio-emosional. Orang tua, guru dan orang-
orang yang dekat (significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar siswa. Dalam hal ini, Guru Bimbingan dan Konseling
atau Konselor pada umumnya berperan secara tidak langsung dan mendorong para
significant persons berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer
siswa.
2) Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta
didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkem-bangannya. Dengan
pelayanan pengembangan yang cukup baik siswa akan dapat menjalani kehidupan dan
perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban yang memberatkan, memperoleh
penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap
masa depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan
pelayanan pengembangan bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan, para
pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan
pengembangan terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan bimbingan dan konseling
yang dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor selalu
diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.
3) Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/Pendalaman Minat Studi Siswa, yaitu
pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas minat/pendalaman
minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah
peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang bimbingan
pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis
layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan Bimbingan dan
Konseling. Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik ini
terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.
4) Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan yang
diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan,
serta pelayanan pemi natan. Permasalahan tersebut dapat terkait dengan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya
menangani permasalahan peserta didik, Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor memiliki peran dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru Bimbingan
dan Konseling atau Konselor dapat menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar,
pelayanan pengembangan, dan pelayanan peminatan.
5) Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan
pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat
lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah
pokok terselenggaranya dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses
pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan diperluas
ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan
dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas.
c. Waktu dan Posisi Pelaksanaan Layanan
1. Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/ atau pendukung bimbingan dan
konseling) diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran berlangsung)
dan/atau di luar kelas (di luar jam pembelajaran)
a) Di dalam jam pembelajaran:
 Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar
siswa dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan layanan informasi,
penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta
layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
 Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan
konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,
tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
b) Di luar jam pembelajaran:
 Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk layanan
orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok,
mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksana-kan di luar
kelas.
 Satu kali kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling di luar
kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran
tatap muka dalam kelas.
 Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembe-lajaran satuan
pendidikan maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan pendidikan.
2. Program pelayanan bimbingan dan konseling pada masing-masing satuan pendidikan
dikelola oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dengan memperhatikan
keseimbangan dan kesi-nambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan
mensinkronisasikan program pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler dengan mengefektifkan
dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.
d. Pihak Yang Terlibat
Pelaksana utama pelayanan bimbingan dan konseling adalah Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor. Penyelenggara pelayanan bimbingan dan konseling di SMK NU
Ma’arif 3 Kudus adalah Guru Bimbingan dan Konseling.
1. Pada satu SMK NU Ma’arif 3 Kudus diangkat sejumlah Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor dengan rasio 1 : 150 (satu Guru bimbingan dan konseling
atau Konselor melayani 150 orang siswa) pada setiap tahun ajaran.
2. Jika diperlukan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang bertugas di SMK
NU Ma’arif 3 Kudus dapat meminta bantuan kepada pihak berwenang untuk
mengalihtangankan kasus permasalahan peserta didik.
3. Sebagai pelaksana utama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di satuan
pendidikan, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor wajib menguasai spektrum
pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional bimbingan dan
konseling, meliputi:
a) Pengertian, tujuan, prinsip, asas-asas, paradigma, visi dan misi pelayanan
bimbingan dan konseling profesional
b) Bidang dan materi pelayanan bimbingan dan konseling, termasuk di dalamnya
materi pendidikan karakter dan arah peminatan siswa
c) Jenis layanan, kegiatan pendukung dan format pelayanan bimbingan dan konseling
d) Pendekatan, metode, teknik dan media pelayanan bimbingan dan konseling,
termasuk di dalamnya pengubahan tingkah laku, penanaman nilai-nilai karakter
dan peminatan peserta didik.
e) Penilaian hasil dan proses layanan bimbingan dan konseling
f) Penyusunan program pelayanan bimbingan dan konseling
g) Pengelolaan pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling
h) Penyusunan laporan pelayanan bimbingan dan konseling
i) Kode etik profesional bimbingan dan konseling
j) Peran organisasi profesi bimbingan dan konseling
4. Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor merumuskan dan menjelaskan kepada
pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, Guru Mata
Pelajaran, dan orang tua, sebagai berikut:
a. Sejak awal bertugas di satuan pendidikan, Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor merumuskan secara konkrit dan jelas tugas dan kewajiban
profesionalnya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, meliputi:
1. Struktur pelayanan bimbingan dan konseling
2. Program pelayanan bimbingan dan konseling
3. Pengelolaan program pelayanan bimbingan dan konseling
4. Evaluasi hasil dan proses pelayanan bimbingan dan konseling
5. Tugas dan kewajiban pokok Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor.
b. Hal-hal sebagaimana tersebut pada butir a di atas dijelaskan kepada siswa,
pimpinan, dan sejawat pendidik (Guru Mata pelajaran dan Wali Kelas) pada
satuan pendidikan, dan orang tua secara profesional dan proporsional.
c. Kerjasama
1. Dalam melaksanakan tugas pelayanan bimbingan dan konseling Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor bekerjasama dengan berbagai pihak
di dalam dan di luar satuan pendidikan untuk suksesnya pelayanan yang
dimaksud.
2. Kerjasama tersebut di atas dalam rangka manajemen bimbingan dan konseling
yang menjadi bagian integral dari manajemen satuan pendidikan secara
menyeluruh.

Kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakuler yang dilaksanakian di SMK NU Ma’arif 3 Kudus meliputi:
1. Kegiatan ekstra kurikuler wajib yaitu Pramuka, semua peserta didik kelas X diwajibkan
mengikuti pendidikan kepramukaan baik teori maupaun berupa kegiatan fisik atau praktik.
2. Kegiatan ekstra kurikuler pilihan, yang terdiri dari:
a. Sepak Bola
b. Bola Voli
c. Pramuka
d. Pencak Silat/Pagar Nusa
e. Kewirausahaan
Jadwal kegiatan pelaksanaan ekstrakurikuler SMK NU Ma’arif 3 Kudus
Nama Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan
1. Sepak Bola Selasa
2. Bola Voli Rabu
3. Pramuka Kamis
4. Pencak Silat/Pagar Nusa Sabtu
5. Kewirausahaan Senin

Materi kegiatan ekstrakurikuler


Kegiatan Materi
1) Sepak Bola a. Keterampilan teknik dasar menyundul bola
dipadukan dengan tendangan sudut.
b. Kombinasi gerakan menggiring, menendang
dan menghentikan bola.
c. Koordinasi keterampilan teknik dasar
dilakukan secara bersama dan terorganisasi
menggiring, menahan, menyundul.

2) Bola Voli a. Passing bawah, passing atas, servis bawah


b. Gerakan teknik smash
c. Permainan yang dimodif
d. Formasi permainan bola voly
e. Taktik dan strategi permainan bola voly
f. Taktik pertahanan
3) Pramuka
a. Pemimpin upacara
b. Pengatur upacara
c. Pembawa acara
d. Pembawa naskah Pancasila
e. Pembaca teks pembukaan UUD 1945
f. Pembaca do’a
g. Pengibar bendera
h. Pemimpin pasukan
i. Pengetahuan baris berbaris
j. Pengenalan kepaskibraan
k. Latihan dasar kepemimpinan
l. Permainan

4) Pencak a. Jurus dasar I


b. Jurus dasar II
Silat/Pagar Nusa
c. Rangkaian dan teknik
d. Jurus tunggal
e. Teknik bertarung
f. Fisik
g. Kuncian

5) Kewirausahaan a. Produksi Jasa dan Barang


b. Estimasi Biaya
c. Packing
d. Pemasaran

Pendidikan Kepramukaan
Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib dalam konteks
Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi dan penguatan capaian
pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-1, KI-2, dan ranah keterampilan
dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren dengan sikap dan kecakapan
Kepramukaan. Dengan demikian terjadi proses saling interaktif dan saling menguatkan
(mutually interactive and reinforcing.) Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib. Pendidikan
Kepramukaan diorganisasikan dalam Model sebagai berikut :
Pegorganisasian
No. Nama Model Sifat
Kegiatan
1. Model Blok Wajib, setahun  Kolaboratif
sekali, berlaku  Bersifat
intramural atau
bagi seluruh
ekstramural (di
peserta didik, luar dan/atau
terjadwal, didalam
lingkungan
penilaian umum
satuan
pendidikan)
2. Model Wajib, rutin,  Pembina
Aktualisasi terjadwal, berlaku Pramuka
 Bersifat
untuk seluruh
intramural
peserta didik (dalam
dalam setiap kelas, lingkungan
satuan
penjadwalan, dan
pendidikan)
penilaian formal

Secara rinci untuk masing-masing model dapat dideskripsikan sebagai berikut.


1. Model Blok memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh seluruh siswa kelas X
b. Dimulai dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.
c. Untuk Kelas X dilaksanakan selama 8 kali pertemuan
d. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua Mabigus.
e. Pembina kegiatan adalah Guru Mata pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina
Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka).
2. Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh siswa kelas X, XI, dan XII
b. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
c. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 90 menit.
Penilaian kegiatan ekstrakurikuler perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta
didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif.
Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai Baik pada kegiatan ekstrakurikuler wajib
pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib kepramukaan
berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik.
Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program
ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku
rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti.
Penguatan Pendidikan Karakter dan Literasi
Bangsa besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat berdampingan dengan kompetensi
yang tinggi, yang tumbuh dan berkembang dari pendidikan yang menyenangkan dan lingkungan
yang menerapkan nilai-nilai baik dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Hanya
dengan karakter yang kuat dan kompetensi yang tinggilah jati diri bangsa menjadi kokoh, kolaborasi
dan daya saing bangsa meningkat sehingga mampu menjawab berbagai tantangan era abad 21. Untuk
itu, pendidikan nasional harus berfokus pada penguatan karakter di samping pembentukan
kompetensi.
Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir Nawacita pemerintah yang dicanangkan
Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Komitmen ini
ditindaklanjuti dengan arahan Presiden kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk
mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan, dan pada tahun
2017 Presiden RI telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 87 tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter. Atas dasar ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mencanangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara bertahap mulai tahun 2016.
Penguatan Pendidikan Karakter bagi siswa SMK merupakan aspek penting yang harus
diperhatikan dalam pembelajaran di sekolah. Selain penguasaan kompetensi akademik, kompetensi
sesuai bidang keahlian, pengembangan bakat dan minat serta karakter juga harus diberi perhatian.
Untuk itu diperlukan suatu program yang mampu menjadi wadah ekspresi pengembangan diri
peserta didik dalam pendidikan karakter. Salah satu wadah pengembangan bakat, minat, wahana
ekspresi, latihan kepemimpinan serta pembinaan karakter dan bela negara bagi peserta didik adalah
melalui kegiatan pelatihan kepemimpinan bagi peserta didik.
Melalui Penguatan Pendidikan Karakter diharapkan praktik-praktik baik yang telah
membudaya disekolah dapat di pertahankan dan ditingkatkan, sedangkan hal-hal yang masih dirasa
kurang dapat di perbaiki sehingga siswa/i ataupun lulusan SMK dapat menguasai kompetensi
keahlian masing-masing (hard skill) yang dilengkapi dengan karakter yang baik (soft Skill).
Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter
1. Kegiatan Literasi
Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah merupakan kemampuan mengakses, memahami,
dan menggunakan informasi secara cerdas.
a. Strategi Membangun Budaya Literasi
b. Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi
1) Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah, termasuk koridor dan
kantor (kepala sekolah, guru, administrasi, bimbingan konseling)
2) Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan yang seimbang
kepada semua peserta didik
3) Buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca di semua ruang kelas
4) Buku dan materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan orangtua/pengunjung
di kantor dan ruangan di luar ruang kelas
5) Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didikdan buku bacaan untuk anak
6) Kantor Kepala Sekolah mudah diakses oleh warga sekolah
c. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif
1) Penghargaan terhadap prestasi peserta didik (akademik dan non akademik)diberikan
secara rutin
2) Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi, dilaksnakan kegiatan
pembimbingan e-literasi secara bertanggungjawab,memperkenalkan etika perilaku dan
hokum dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
3) Merayakan hari-hari besar nasional dan agama bernuansa literasi, misalnya merayakan
hari kartini dengan membaca surat-suratnya
4) Terdapat budaya kolaborasi antar guru dan staf dengan menjunjung meritrokasi,yaitu
mengakui kepakaran masing-masing dan memberi peluang kepada orang lain untuk maju
berdasarkan kelayakan kecakapannya
5) Terdapat waktu yang memadai bagi seluruh staf untuk berkolaborasi dalam menjalankan
program literasi dan hal-hal yang terkait dengan pelaksanaannya, misalnya dalam
pembuatan bahan kaya teks. Memilih cara dan jenis e-literasi yang tepat untuk proses
pembelajaran, produksi pengetahuan, dan menyebarkannya
6) Staf SMK dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam menjalankan
program literasi di SMK
d. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat
1) Terdapat Tim Literasi Sekolah yang bertugas melakukan perencanaan dan asesmen
2) Disediakan waktu khusus yang cukup untuk pembelajaran dan pembiasaan literasi:
membaca dalam hati, membaca terpandu, diskusi buku, bedah buku, presentasi,
menghadirkan guru tamu dalam pembelajaran atau nara sumber kegiatan kesiswaan,
mengunggah hasil karya melalui laman SMK, blog guru/siswa.
3) Waktu kegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untuk kepentingan lain yang
dianggap tidak perlu
4) Disepakati waktu berkala untuk Tim Literasi Sekolah (TLS) membahas pelaksanaan
gerakan literasi sekolah di SMK, termasuk evaluasi kegiatan dan pencapaian program
5) Buku fiksi dan non fiksi terdapat dalam jumlah cukup banya sekolah. Buku cerita fiksi
sama pentingnya dengan buku berbasis ilmu pengetahuan
6) Ada beberapa buku yang wajib di baca oleh warga sekolah
7) Ada kesempatan pengembangan professional
2. Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah
1. Gerakan membaca
Gerakan membaca adalah suatu gerakan yang bertujuan untuk pembiasaan membaca bagi
semua warga sekolah. Peserta didik dibimbing, didampingi dan diarahkan untuk melakukan
kegiatan membaca mandiri, yaitu membaca buku atau sumber lain nonpelajaran, melalui
kegiatan-kegiatan berikut ini.
a) Membiasakan membaca dalam hati dalam hati selama 15 menit sebelum kegiatan
pembelajaran
b) Membudayakan bersama-sama bagi guru dan peserta didik (guru menjadi contoh)
c) Mendisiplinkan membaca karya sastra sampai selesai dengan membuat daftar buku yang
sudah dibaca
d) Membudayakan meramaikan madding dan/atau bulletin sekolah/ majalah peserta didik
e) Mewajibkan setiap guru bidang studi untuk menerapkan metode diskusi dan presentasi
pada kegiatan beberapa kegiatan pembelajaran
f) Menyediakan sudut buku kelas
g) Mendokumentasikan karya peserta didik (cerpen, puisi dll) ke dalam bentuk buku
h) Memberikan penghargaan non-akademik terhadap kebiasaan membaca
i) Mengadakan perayaan literasi sepanjang tahun dan pameran
2. Festival/lomba literasi
a) Lomba penulisan karya ilmiah, sastra, dan atau resensi buku
b) Lomba membaca puisi, menulis puisi/cerpen
c) Lomba menulis/mengarang di blog bagi guru dan peserta didik
d) Kompetisi pembuatan desain poster, slogan, literatur, komik untuk konten tertentu
(misalnya: kesehatan dan keselamatan kerja, menghormati guru, saling menghormati
warga sekolah,
e) Lomba membuat film pendek/video: documenter, iklan layanan masyarakat, profil
sekolah, teater sekolah, dll
3. Pembudayaan e-learning
a) Mendorong pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
b) Mendorong guru memproduksi materi pembelajaran jarak jauh
4. Pembudayaan e-email/atau blog warga SMK
a) Semua guru dan peserta didik memiliki e-mail dan blog
b) Membudayakan guru menyajikan materi ajar melalui blog
c) Membiasakan guru membuat tagihan tugas melalui e-mail
5. Penyediaan sarana e-literasi
a) Menyediakan akses internet sehat bagi SMK
b) Penyediaan e-sabak/sabak digital (tablet) buku sekolah elektronik bagi SMK
6. Penyediaan materi ajar elektronik
a) Melaksanakan kegiatan penyusunan materi ajar
b) Mengunggah materi ajar ke laman sekolah dan laman Direktora PSMK
7. Penguatan/pemahaman/apresiasi budaya dalam kegiatan seni dan budaya
a) Teater, tari, seni tradisional
b) Nonton bersama, menikmati budaya
c) Mengundang budayawan, seniman, kreator, tokoh agama/masyarakat
Penumbuhan literasi di sekolah dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidentil. Kegiatan
tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan, pengembangan dan
pembelajaran.
Tahap Pelaksanaan Literasi Sekolah
1. Pembiasaan
Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud 23/2015)
Tujuan : Menumbuhkan rasa cinta membaca
Prinsip : Tidak ada tagihan
Jenis kegiatan
a. Pembentukan Tim Literasi Sekolah
perlu diterbitkan SK Tim Literasi Sekolah oleh Kepala SMK
b. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
guru dan warga sekolah lainnya juga melakukan kegiatan membaca
c. Pembuatan Jurnal membaca siswa
pencatatan kegiatan membaca harian tiap peserta didik
d. Penyiapan sarana literasi (penyediaan area baca, buku bacaan dan akses internet)
e. Menciptakan lingkungan sosial dan afektif yang nyaman untuk membaca
f. Pembimbingan e-literasi secara bertanggungjawab
dapat dilakukan, misalnya dengan cara sharing tentang penggunaan gawai (gadget) dan
medsos
g. Memperkenalkan etika perilaku dan hukum dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi memperkenalkan UU ITE
2. Pengembangan
Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan (ada tagihan
nonakademik). Tujuan tahap pengembangan adalah pengembangan Minat baca untuk
meningkatkan kemampuan literasi secara digital dan non digital.
Prinsip kegiatan tahapan pengembangan adalah adanya tagihan Non Akademik
Jenis kegiatan :
a. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
kegiatan membaca dilakukan oleh seluruh warga sekolah dengan bentuk kegiatan yang
variatif
b. Pembuatan respons bacaan: graphic organizers, peta cerita, Penilaian non-akademik
agar efektif dapat dilakukan pemajangan respons bacaan peserta didik dan dilakukan
penggantian seminggu sekali
c. Pembuatan bahan kaya teks oleh siswa
antara lain dapat dilakukan pembuatan visualisasi konten bacaan yang telah dibaca peserta
didik. Sekolah harus mengupayakan tersedianya bahan dan alat yang diperlukan
d. Pembimbingan penggunaan komputer dan internet untuk kegiatan literasi
dapat dilakukan dengan pemberian informasi tentang berkreasi dengan komputer
e. Pengenalan penggunaan berbagai bahan referensi cetak dan digital untuk mencari informasi
menggunakan e-book; mengunduh bahan/ materi bacaan
Kegiatan literasi tahap pengembangan adalah :
• Ada program dan pelaksanaan 15 menit membaca
• Tersedia berbagai bentuk hasil tagihan non akademik
• Tersedia bahan kaya teks yang dikoleksi dan dipajang
• Dilaksanakannya pembimbingan penggunaan komputer dan internet
• Pembimbingan penggunaan bahan-bahan literasi digital
3. Pembelajaran
Meningkatkan kemampuan literasi disemua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan dan
strategi membaca di semua mata pelajaran (ada tagihan akademik)
Tujuan tahapan literasi pembelajaran adalah :
• Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan menggunakan bahan-
bahan pengayaan baik secara digital maupuan non digital
Jenis kegiatan tahapan literasi pembelajaran adalah :
• 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
pada tahap pembelajaran ini sudah diberlakukan tagihan akademik terhadap kegiatan
membaca. Untuk itu, bahan bacaan dapat dikorelasikan dengan materi pengayaan mata
pelajaran tertentu-misalnya mata pelajaran produktif
• Pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran
kegiatan literasii sudah dilakukan di semua mata pelajaran; pembelajaran sesdikit mungkin
berupa ceramah dari guru
• Pengembangan kemampuan e-literasi dalam pembelajaran bagi guru dan siswa antara lain
penggunaan video presentasi atau presentasi video
• Penilaian akademik
kegiatan literasi menjadi bagian kegiatan pembelajaran
• Pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik
• Memilih cara dan jenis e-literasi yang tepat untuk proses pembelajaran, produksi
pengetahuan, dan menyebarkannya di kalangan warga SMK

Ragam Kegiatan Literasi Terkait Pengembangan 15 Menit Membaca :


1. membaca nyaring (read Aloud)
2. membaca mandiri
3. membaca bersama
4. membaca terpandu
5. saling menceritakan hasil bacaan (berpasangan)
6. melanjutkan cerita
7. mengembangkan tokoh
8. menulis cerita/ puisi/ artikel/ pengalaman
9. membuat Graphic Organizer/ pengatur grafis
10. membuat kelas kaya literasi
Cara Mengatasi Kebutuhan Bahan Bacaan
1. Menyediakan Buku dengan dana sekolah
2. Mengajukan proposal CSR kepada dunia usaha setempat
3. Mewajibkan siswa membawa buku untuk dibaca, dan dipajang di sudut baca di kelas masing-
masing untuk dibaca bergantian
4. Sedekah buku
5. Mengunduh bahan bacaan dari internet dan membukukannya
6. Membukukan karya siswa dan atau guru
7. Mencetak karya warga sekolah

II. Mengenal Diri


Salah satu kunci dalam proses pengembangan diri. Orang yang mengenal diri sendiri
akan mudah mengenal orang lain, atau dapat dikatakan mampu menyesuaikan diri di keadaan
yang berganti-ganti. Mengenal diri dengan konsep Aku Diri, Aku Sosial, Aku Ideal. Konsep
pertama atau Aku Diri yaitu konsep mengenal diri melalui proses dengan cara merasakan dan
memahami segala apa yang dibutuhkan oleh diri saya atau saya yang seperti saya pahami,
misalnya saya paham kenapa saya menyukai warna ungu. Proses mengenal Aku Diri dapat
dimulai dengan menyediakan waktu untuk merenungkan diri, intropeksi diri, memiliki catatan
perjalanan hidup hari ini dan perencanaan yang akan datang.
Aku Sosial yang menjadikan saya terus ingat bahwa manusia merupakan makhluk
sosial yang selalu berinteraksi dengan masyarakat, seperti bergaul dengan kelompok yang
fokus pada apa yang saya sukai. Interaksi sosial dapat menjadi cerminan diri saya dari
masyarakat.
Aku Ideal merupakan gambaran diri saya di masa depan. Membentuk Aku Ideal dapat
dimulai dari tentukan lebih spesifik tentang mimpi dan cita-cita saya. Kemudian dirumuskan
menjadi mengapa dan bagaimana saya menjadi mimpi dan cita-cita saya.
Berhasil menggapai apa yang diinginkan tak selalu harus dimulai dengan melakukan
hal-hal besar yang bersifat fenomenal. Terkadang kita perlu memulainya dari hal-hal yang
mendasar dalam hidup. Salah satunya dengan mengenal diri yang merupakan upaya untuk
mengetahui sebenar-benarnya tujuan hidup hingga kemampuan diri.

III. Komunikasi Efektif


Proses mengirim atau menerima pesan yang mampu menghasilkan perubahan sikap.
Komunikasi efektif ini menjadi satu rangkaian proses yang digunakan oleh manusia secara
terucap maupun tak terucap. Setiap orang harus memiliki kemampuan berkomunikasi efektif
dan bersikap asertif dengan berbagai orang lintas usia dan latar belakang budaya agar terbiasa
memilah dan memilih informasi sebelum menyebarkannya.
Proses komunikasi disampaikan melalui tahap mengelola interpretasi, proses
mencerna suatu komunikasi simbol-simbol pada pemikiran, kemudian proses mengirim dan
menerima, dan selanjutnya proses umpan balik. Tentunya proses komunikasi efektif ini
didampingi dengan prinsip yang dapat menunjang hasil dari yang diinginkan, seperti
menghargai sesama, memberikan rasa empati, mudah didengar dan dimengerti, kejelasan, dan
sederhana.
 Menghargai sesama dalam proses komunikasi efektif dengan menyeleksi kosakata saat
menyampaikan pendapat atau mendengarkan setiap pendapat.
 Memberikan rasa empati sebagai bentuk menghargai dengan menempatkan diri pada
situasi atau kondisi yang tengah dihadapi lawan bicara.
 Mudah didengar. Suatu pesan yang mengandung makna harus mudah didengar dan dapat
dimengerti.
 Kejelasan dari pesan yang disampaikan ditetapkan dari penggunaan intonasi suara yang
baik, sehingga tujuan dari komunikasi dapat tercapai.
 Sederhana menjadi sikap memberikan peran pada lawan bicara. Sikap ini dipraktikan
dengan rendah hati memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara terlebih
dahulu dan diri kita menjadi pendengar yang baik.

IV. Kepemimpinan
Kita percaya bahwa siapa pun memiliki hak menjadi seorang pemimpin. Jika tidak
menjadi pemimpin bagi orang lain, minimal bisa menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri.
Bersamaan dengan itu, jiwa kepemimpinan menjadi salah satu faktor yang akan
mempengaruhi konsep futuristis dari seorang pemimpin, meskipun tak tertanam secara tiba-
tiba. Namun, alangkah baiknya jika jiwa kepemimpinan dibangun sejak masih muda, di
mana saja, dan dari siapapun. Kepemimpinan hari ini lebih ditekankan pada demokratis dan
pemanduan, bukan lagi instruksi dan pengendalian. Pada praktiknya, pola kepemimpinan
tersebut lebih membagi tanggung jawab kepada para anggotanya. Hal ini yang disebut
dengan kerjasama.
Pembangunan manusia di Indonesia memiliki proses yang panjang. Pendidikan
tidak hanya menyentuh peserta didik itu sendiri, tetapi juga menciptakan peserta didik
tersebut menjadi manusia yang berkarakter hingga hari ini ada dihadapan kita semua,
seperti; guru, presiden, dokter, ahli arkeologi, menteri, pilot, dan banyak lagi. Kita telah
mengenal pepatah lama yang menjadi nilai dasar sejarah panjang pendidikan dan
kepemimpinan bangsa Indonesia, “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso,
Tut Wuri Handayani”. Maka dari itu, sudah seharusnya tidak ada satupun yang tertinggal
dalam proses pembangunan sumber daya manusia, karena kepemimpinan menciptakan
keadilan yang universal.

V. Pembinaan Karakter Bangsa melalui Bela Negara


Dalam era globalisasi yang disebut juga era informasi, maka interaksi antar-
manusia di dunia ini akan semakin meningkat, demikian pula penyebaran informasi baik
positif maupun negatif akan mudah diakses oleh semua tingkatan umur. Oleh karena itu
diperlukan suatu strategi agar tidak mudah terpengaruh oleh derasnya informasi baik
melalui saluran informasi berupa internet, majalah, computer, televise, surat kabar maupun
media informasi lainnya.
Seiring dengan banyaknya perubahan-perubahan pada semua aspek kehidupan,
baik sosial, ekonomi, iptek akibat pengaruh arus keterbukaan informasi dan semakin
jauhnya kesenjangan antara generasi tua dan generasi muda, maka perlu ditanamkan
kembali karakter pendidikan khususnya bagi generasi muda yang mampu menanamkan dan
membentuk sikap serta perilaku positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta
memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik,
sehingga dapat menjadi manusia yang percaya pada kemampuan sendiri dan memiliki iman
dan ketaqwaan dalam ikut berkontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara.
Kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan yang menjadikan pendidikan
karakter sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran, menjadi salah satu
kompetensi inti merupakan hal yang layak untuk diperkuat dan dipertajam. Menyadari akan
derasnya arus informasi dan masuknya budaya dari luar yang dapat mengikis rasa
kebangsaan dan bela negara, maka dipandang perlu dilaksanakan pendidikan yang
memperkuat rasa kebangsaan, kesadaran bela negara sekaligus mengasah kepemimpinan di
kalangan kaum muda khususnya peserta didik.
Pendidikan karakter melalui bela negara ditujukan untuk menyiapkan lulusan yang
siap untuk bekerja, melanjutkan atau berwirausaha. Dengan tujuan tersebut, maka dalam
pencapaian pendidikan di SMK diperlukan pembekalan Kompetensi akademik, Karakter
Kepemimpinan, serta agar menjadi pembelajar sepanjang hayat.

VI. Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme Dan Radikalisme


Merebaknya paham radikalisme yang berujung pada tindakan terorisme saat ini
menjadi bahasan hangat di seantero Indonesia. Organisasi teroris dunia seperti ISIS diketahui
tenyata merekrut anggotanya dari berbagai negara termasuk Indonesia. Hal inilah yang
kemudian menyebarkan kekhawatiran di masyarakat kita. Paham radikal tentu menyebar
bukan tanpa penyebab. Alasan yang memicu persebaran paham radikal di antaranya
kesenjangan sosial-ekonomi yang cukup tingga dan rendahnya wawasan pemahaman ilmu
pengetahuan. Kemiskinan dan ketidaktahuan adalah pintu yang mudah bagi pembawa paham
radikal untuk merekrut orang-orang yang mudah terperdaya karena dijanjikan berbagai hal
manis. Janji-janji yang ditawarkan misalnya bahwa tindakan radikal ini benar dan mulia,
maupun ditawarkan harta atau posisi tertentu bila bersedia menjadi anggota organisasi radikal
ini.
Oleh karena itu, penting bagi kaum muda untuk meningkatkan pemahaman ilmu
pengetahuan mengikuti kelompok-kelompok radikal yang berbahaya. Para pemuda perlu
untuk semakin mendalami ajaran agama masing-masing agar tidak mudah tertipu paham
yang menyesatkan. Selain itu, kesadaran untuk menjaga perdamaian dan kesatuan dalam
lingkup NKRI juga perlu dikobarkan agar tidak mudah terpecah-belah oleh paham-paham
yang mengancam kesatuan negara Indonesia. Peran aktif masyarakat dibutuhkan untuk
menjaga kebersamaan dan tidak ragu untuk melaporkan ke pihak yang berwenang jika ada
paham radikalisme dan terorisme yang muncul di lingkungannya.

VII. Kewirausahaan sebagai Penopang Ketahanan Ekonomi Bangsa


Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan salah satu faktor produksi yang memegang
peranan penting di dalam pembangunan. Menurut Joseph
• Schumpeter (1883–1950), sumber utama kemakmuran bukan terletak pada
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, melainkan pada pembangunan ekonomi yang
didominasi oleh peran kewirausahaan dari para pelaku ekonominya.
Dalam kehidupan perekonomian bangsa, kewirausahaan berperan penting dalam beberapa
hal berikut:
1. Penyedia Lapangan Kerja
Kewirausahaan telah menyumbangkan jumlah lapangan kerja yang tidak sedikit di
Indonesia. Tumbuhnya iklim kewirausahaan Indonesia beberapa waktu terakhir telah
turut andil dalam mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia yang per Februari
2017 ada di angka 7.01 juta orang.
2. Pemutar Gerak Roda Ekonomi
Aktivitas produksi dan pemasaran oleh wirausaha selain menyerap tenaga kerja, juga
akan menambah transaksi jual-beli bahan baku dan hasil produksinya. Seiring dengan
semakin banyak jumlah wirausaha, maka akan semakin bergerak pula roda ekonomi
suatu negara.
3. Mengurangi Kesenjangan Ekonomi dan Sosial
Beberapa aktivitas wirausaha yang berkembang di Indonesia adalah yang berbasis
permasalahan sosial (social entrepreneur). Keuntungan yang didapatkan dari kegiatan
usaha ini selain digunakan untuk mengembangkan usaha, juga diinvestasikan untuk
pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah usaha tersebut. Karenanya, wirausaha
sosial berdampak besar dalam peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat.
4. Penghasil Devisa
Jumlah wirausaha Indonesia yang telah berhasil menembus pasar internasional semakin
bertambah dari waktu ke waktu. Prestasi ini memberikan keuntungan bagi negara
karena selain menjadi kebangsaan bangsa, produk Indonesia yang diekspor juga
menghasilkan devisa yang memperkuat cadangan devisa Indonesia.

IX. Optimalisasi Penggunaan IT di Era Digital


Arus informasi di dunia maya sangatlah rentan untuk pengguna internet jika tidak bijak
memilih. Cyber bullying dan hoax sudah cukup banyak membuat penggunannya terjerat
hukum. Era kemajuan teknologi telah menghampiri dunia kita. Kemajuan teknologi ini
memberikan berbagai bentuk kemudahan bagi masyarakat, salah satunya kemudahan akses
informasi dari dunia maya. Melalui koneksi internet, suatu berita atau informasi dapat
dengan sangat mudah menyebar dan diketahui oleh seluruh dunia.
Kemudahan akses ini tentu saja merupakan keuntungan yang sangat besar karena siapa saja
dapat memperkaya wawasannya dari berbagai informasi bermanfaat yang ditemukan dari
internet. Kemudahan ini sudah seharusnya dimanfaatkan dengan optimal untuk belajar dan
menyerap hal baru sebanyak-banyaknya sehingga mutu SDM Indonesia dapat bersaing di
dunia global.
Media pembelajaran yang dapat ditemukan di internet pun amat bervariasi. Selain teks
bacaan, berbagai video dan media interaktif lainnya pun bertebaran untuk membantu proses
belajar suatu topik. Dengan kondisi ini, diharapkan literasi dan minat baca masyarakat dapat
meningkat sehingga wawasannya pun semakin berkualitas.

Namun bersama dengan kemudahan akses ini, terbit pula beberapa sisi negatif internet yang
perlu diwaspadai. Selayaknya materi positif yang mudah didapatkan, informasi palsu (hoax)
dan berbagai hal buruk pun leluasa untuk didapatkan. Untuk itu, pengguna internet perlu
menyaring setiap informasi yang diperoleh karena tidak setiap hal yang beredar di dunia
maya sudah pasti merupakan kebenaran.

Di era ini, tidak sedikit orang tidak bertanggung jawab yang mensuplai informasi dengan
identitas anonim sehingga penting untuk memvalidasi informasi yang masuk sebelum
memercayai dan ikut menyebarkan agar dapat terhindar dari dampak negatif informasi yang
keliru.

E. Pengaturan Beban Belajar


1. SMK NU Ma’arif 3 Kudus menggunakan sistem paket. Beban belajar yang diatur pada
ketentuan ini adalah beban belajar dengan menggunakan sistem paket. Sistem Paket adalah
sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti
seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas
sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar
setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
2. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur,
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
3. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran
pada SMK NU Ma’arif 3 Kudus selama 45 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per
minggu di SMK NU Ma’arif 3 Kudus adalah 50 jam pelajaran, beban belajar di kelas X, XI
dan XII dalam satu semester 18 Minggu. Beban belajar di kelas XI pada semester ganjil 18
minggu, sedangkan pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16
minggu
4. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik 0 – 60%.
5. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik dan guru tetapi
maksimum 60% dari jam tatap muka dalam satu semester.
6. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Walaupun pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat
dilakukan secara fleksibel, menetapkan alokasi waktu yang sama setiap semesternya yakni
50 jam pelajaran per minggu. Penambahan jam pembelajaran tambahan dari alokasi
minimal didasarkan pada pertimbangan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi, tingkat kesulitan, dan atas dasar pencapaian prestasi akademik siswa.
7. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam
sistem paket di SMK NU Ma’arif 3 Kudus 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan
potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensinya
8. Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah tiga tahun.
SMK NU Ma’arif 3 Kudus tidak melaksanakan program percepatan peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
9. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam
tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

1. Praktik Kerja Lapangan


a. Perencanaan Program PKL
1) Pemilahan Kompetensi dan Penetapan DUDI

Pemilahan kompetensi merupakan proses analisis Kompetensi Dasar (KD) dan topik
pembelajaran/pekerjaan dari mata pelajaran pada Kompetensi Keahlian, kemudian
memetakannya berdasarkan kemungkinan atau peluang dilaksanakan pembelajaran
topik-topik tersebut di masing-masing DUDI yang menjadi Institusi Pasangan,
dilakukan sebelum penyusunan program PKL. Penetapan industri bertujuan untuk
memperoleh data Institusi Pasangan (DUDI) yang sesuai dengan KD yang dipelajari
oleh peserta didik Di sam[ing untuk meningkatkan jalinan hubungan kerja sama
antara sekolah dengan DUDI.

Pemilahan komptensi melalui proses analisis KD dan topik-topik pembelajaran atau


pekerjaan yang ada dalam silabus, dilakukan dengan mempertimbangkan daya
dukung sumber daya yang dimiliki pihak sekolah (SMK) dan pihak Institusi
Pasangan (DUDI). Berdasarkan data ketersediaan sumber daya yang dimiliki
masing-masing Institusi Pasangan, diperoleh kejelasan tentang berapa dan mana saja
KD dan topik-topik pembelajaran/pekerjaan yang dapat dipelajari oleh peserta
melalui kegiatan PKL di DUDI. Dari hasil analisis KD dan topik-topik
pembelajaran/pekerjaan, kemudian dilakukan penentuan industri yang sesuai dengan
hasil pemilahan kompetensi.

2) Penyusunan Program PKL


Berdasarkan hasil penentuan DUDI, sekolah menyusun program PKL yang memuat
sejumlah KD yang akan dipelajari peserta didik di dunia kerja (DUDI). Kompetensi
Dasar yang pembelajarannya tidak dapat dilakukan di DUDI wajib dilaksanakan di
sekolah.

Rancangan program PKL sebagai bagian integral dari program pembelajaran perlu
memperhatikan kesiapan Institusi Pasangan/ DUDI dalam melaksanakan
pembelajaran KD terkait, agar dalam pelaksanaan penempatan peserta didik tepat
sasaran sesuai dengan KD yang akan dipelajari.
2. Pengaturan Pelaksanaan PKL
Pelaksanaan PKL diatur sebagai berikut
a. Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 6-10 bulan yang dapat dilakukan pada kelas
XI dan atau kelas XII untuk program 3 tahun dan atau kelas XII dan atau kelas XIII untuk
program 4 tahun. Untuk menjamin keterlaksanaan program PKL maka dapat dilakukan
alternatif pengaturan sebagai berikut:

1) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas XI, sekolah harus menata
ulang topik-topik pembelajaran pada semester 4 dan semester 5, agar pelaksanaan
PKL tidak mengurangi waktu untuk pembelajaran materi pada semester 4 dan
sebagian materi pada semester 4 dapat dipindah ke semester 5.

2) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 5 kelas XII, sekolah harus
melakukan pengaturan yang sama untuk materi pembelajaran pada kedua semester
tersebut.
b. Praktik kerja lapangan dapat dilaksanakan menggunakan pola harian (90 hari), atau pola
mingguan (12 minggu) atau pola bulanan (3 bulan) seperti dijelaskan pada Bab II.
c. Untuk memenuhi pemerataan jumlah jam di Institusi Pasangan/DUDI yang memiliki jam
kerja kurang dari 5 hari per minggu, maka sekolah perlu mengatur rotasi/perputaran
kelompok peserta PKL.
d. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran muatan Nasional dan muatan Kewilayahan dapat
dilakukan di satuan pendidikan dan/atau DUDI (terintegrasi dengan PKL) dengan
portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
e. Jika pembelajaran mata pelajaran muatan Nasional dan muatan Kewilayahan tidak
terintegrasi dalam kegiatan PKL, maka pembelajarannya dilakukan di satuan pendidikan
(sebelum atau setelah kembali dari kegiatan PKL) dalam bentuk blok, dengan jumlah jam
setara dengan jumlah jam satu semester.
f. Mengingat kebijakan UN yang tidak lagi menjadi salah satu faktor penentu kelulusan,
maka program PKL dapat dilaksanakan sebelum UN pada semester 6 secara blok penuh
selama 8 bulan.

3. Pembekalan Peserta PKL

Pembekalan peserta dilakukan terhadap peserta didik yang akan melaksanakan PKL.
Program tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang kegiatan belajar yang
harus dilakukan di Institusi Pasangan/DUDI. Materi pembekalan PKL bagi peserta didik
antara lain meliputi:
a. Karakteristik budaya kerja di industri/nilai-nilai karakter budaya industri;
b. Tata aturan kerja di DUDI;
c. Penyusunan jurnal;
d. Pembuatan dokumen portopolio, dan
e. Penilaian PKL.

Pemberian informasi program PKL kepada orang tua, antara lain meliputi:
a. Maksud dan tujuan PKL;
b. Pembiayaan operasional peserta didik yakni akomodasi, konsumsi dan transportasi
selama pelaksanaan di lokasi PKL (life cost).
c. Karakteristik budaya kerja di DUDI/nilai-nilai karakter budaya industri;
d. Tata aturan kerja di DUDI, dan
e. Penilaian PKL.
4. Penetapan Pembimbing
Pembimbing PKL terdiri atas pembimbing sekolah dan pembimbing industri. Pembimbing
dari pihak sekolah adalah guru yang bertanggung-jawab terhadap pembelajaran kompetensi
yang pembelajarannya dilaksanakan di Institusi Pasangan/DUDI, dan pembimbing industri
yang sekaligus selaku instruktur yang mengarahkan peserta didik dalam melakukan pekerjaan
di Institusi Pasangan/DUDI.

5. Uraian Tugas Pembimbing


a. Uraian tugas pembimbing sekolah
1) Merencanakan teknis pelaksanaan PKL bersama dengan Wakil Kepala sekolah bidang
Hubin dan kepala Kompetensi Keahlian.
2) Mengadakan koordinasi pelaksanaan PKL dengan Wakil Kepala sekolah bidang
Hubin dan kepala Kompetensi Keahlian.
3) Memberikan pembekalan peserta PKL bersama-sama dengan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Hubungan Industri dan Kepala Kompetensi Keahlian;
4) Memantau dan merespon informasi dan permasalahan yang dihadapi oleh peserta
didik selama PKL.
5) Memberikan keteladanan implementasi nilai-nilai karakter kepada seluruh peserta
PKL;
6) Melayani konsultasi peserta didik tentang permasalahan yang dihadapinya di
perusahaan tempat pelaksanaan PKL.

7) Melayani konsultasi peserta didik dalam pembuatan laporan melalui media


komunikasi yang ada, khususnya berkaitan dengan tata tulis laporan.
b. Uraian tugas pembimbing industri
1) Merencanakan teknis pelaksanaan PKL bersama peserta PKL dan pembimbing
sekolah.
2) Melakukan koordinasi dengan unsur terkait di DUDI demi lancarnya pelaksanaan
PKL.
3) Memberikan keteladanan implementasi nilai-nilai karakter budaya industri kepada
seluruh peserta PKL;
4) Memberikan bimbingan pengembangan ranah sikap dan nilai-nilai karakter budaya
industri, keterampilan maupun pengetahuan selama peserta didik PKL.
5) Memantau dan merespon informasi dan permasalahan yang dihadapi oleh peserta
didik selama PKL.
6) Melayani konsultasi peserta didik tentang permasalahan yang dihadapi di DUDI
tempat pelaksanaan PKL, khususnya yang berkaitan dengan substansi komptensi yang
dipelajari ditempat PKL dan pembuatan dokumen portopolio PKL.

6. Pelaksanaan Program PKL

1. Jurnal Kegiatan PKL


Selama melakukan kegiatan pembelajaran di Institusi Pasangan/ DUDI, peserta didik
wajib menyusun jurnal kegiatan PKL. Jurnal ini dibuat selengkap mungkin sesuai
dengan topik-topik pembelajaran/jenis pekerjaan dan tugas-tugas lain yang diberikan
pembimbing industri, dilengkapi catatan kejadian-kejadian penting (pengalaman belajar)
selama kegiatan PKL. Format jurnal kegiatan PKL dapat menggunakan contoh sebagai
berikut.

2. Dokumentasi Portopolio PKL

Dokumentasi portopolio PKL disusun oleh peserta didik di bawah pembinaan


pembimbing Institusi Pasangan/DUDI. Pembuatan dokumentasi portopolio dilakukan
dengan cara mengompilasi catatan-catatan pengalaman belajar dari seluruh pekerjaan/
kegiatan pembelajaran di Institusi Pasangan/DUDI yang berasal dari jurnal kegiatan
PKL. Hasil kompilasi kemudian dituangkan dalam bentuk dokumen portopolio.
Dokumentasi portopolio PKL sekurang-kurangnya memuat sebagai berikut.
 Halaman Judul
 Halaman Pengesahan
 Daftar Isi
 Daftar Gambar
 Daftar Lampiran
 BAB I. PENDAHULUAN
 BAB II. PROSES DAN HASIL BELAJAR DI DUDI
 BAB III.PENUTUP
Dokumen portopolio hasil kegiatan PKL di Institusi Pasangan/ DUDI digunakan sebagai
bahan penilaian peserta didik.
3. Petunjuk Umum bagi Peserta PKL
Petunjuk umum bagi peserta PKl dimasudkan sebagai acuan bagi peserta didik selama
mengikuti PKL. Petunjuk umum bagi peserta PKL dapat dikembangkan oleh satuan
pendidikan. Contoh petunjuk umum bagi peserta PKL adalah sebagai berikut.
a. Peserta PKL memahami tata tertib/aturan yang berlaku di tempat PKL dan wajib
mengikuti tata tertib/aturan tersebut.
b. Peserta PKL menandatangani format tata tertib/aturan yang sudah disiapkan selama
melaksanakan PKL.

c. Peserta PKL harus mengisi Jurnal PKL sesuai dengan format jurnal yang
ditetapkan satuan pendidikan. Pengisian jurnal ditulis tangan dengan rapih dan
jelas, serta memperhatikan saran-saran yang disampaikan oleh pembimbing
industri. Selama berkonsultasi/pembimingan peserta PKL harus selalu menjaga
etika sopan santun.

d. Peserta PKL memahami identitas perusahaan, riwayat singkat perusahaan dan


struktur organisasi perusahaan sebagai kelengkapan dari jurnal PKL.

e. Peserta PKL mengenal staf/karyawan maupun deskripsi tugas dan tanggung-


jawabnya pada perusahaan tempat PKL.

f. Peserta PKL harus mengetehui jenis peralatan, bahan yang digunakan, proses yang
dipakai dan nilai-nilai karakter budaya industri yang berlaku di tempat PKL.

g. Pada saat melaksanakan PKL agar memperhatikan hal-hal berikut.

1) berkonsentrasi dengan pembimbing industri atau guru pembimbing dalam


melaksanakan PKL;

2) menjaga etika sopan santun dan tata tertib selama berkonsultasi maupun
mengikuti pembimbingan PKL;

3) selalu mematuhi jadwal PKL sesuai kesepakatan;

4) mengikuti penjelasan dan arahan dari pembimbing industri;

5) mencatat agenda kegiatan harian kerja praktik pada buku Jurnal PKL dengan
jujur dan teliti, selanjutnya di paraf oleh pembimbing industri;

6) melaksanakan tugas yang diberikan pembimbing DUDI pada saat


melaksanakan kegiatan PKL dengan sungguh-sunguh, bertanggung-jawab,
disiplin, bekerja keras dan penuh percaya diri;

7) melaksanakan seluruh instruksi dan atau arahan dari pembimbing industri,


terkait tugas-tugas PKL.
h. Setelah selesai melaksanakan PKL di DUDI selama kurun waktu yang ditentukan,
peserta PKL selanjutnya membuat dokumen portopolio dan atau laporan PKL
secara jujur dan bertanggung-jawab berdasarkan jurnal pelaksanaan PKL. Peserta
PKL dapat ditugaskan untuk menganalisis salah satu materi praktik yang dianggap
paling menarik untuk dibahas atau dikembangkan sesuai dengan kompetensi
keahlianya.
7. Penilaian PKL
Pedoman Penilaian Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2017 pada halaman 46
menyebutkan bahwa penilaian PKL merupakan integrasi dari penilaian seluruh Kompetensi Inti
peserta didik (KI-1 s.d KI-4). Kemudian pada halaman 64 dinyatakan bahwa Penilaian PKL
merupakan kewajiban mitra dunia usaha dan industri. Sekolah sepenuhnya menyerahkan
penilaian kepada institusi atau mitra industri dengan pedoman dan rubrik penilaian yang
dirancang oleh sekolah.
Hasil penilaian yang disampaikan dalam rapor bebentuk diskripsi dengan mencantumkan
keterangan industri tentang kinerja peserta didik secara keseluruhan, disampaikan melalui Jurnal
PKL dan sertifikat atau surat keterangan PKL dari Industri. Penilaian PKL meliputi penilaian
proses dan hasil kegiatan PKL.

1. Penilaian Peserta Didik


Penilaian hasil belajar peserta didik selama melaksanakan program PKL sebagai realisasi
Pendidikan Sistim Ganda dilakukan secara menyeluruh mencakup ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Begitu pula untuk PKL sebagai pemantapan kompetensi.
Penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/DUDI dilakukan oleh pembimbing
industri, sedangkan instrumen penilaiannya disiapkan oleh sekolah. Prinsip-prinsip penilaian
hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/DUDI adalah sama dengan penilaian hasil
belajar di sekolah. Penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan digabungkan dengan
formula tertentu yang ditetapkan satuan pendidikan. Nilai PKL dalam bentuk angka
kuantitatif dikonversi dengan rentang predikat sebagai berikut.
 86 – 100 = Amat Baik.
 70 – 85 = Baik.
 <70 = Kurang.
Nilai 70 merupakan batas lulus yang didasarkan pada kriteria minimal pencapaian
kompetensi yang ditetapkan DUDI.

2. Pemberian Sertifikat PKL


Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 tentang “Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link
and Match dengan Industri”, pada Pasal 10 ayat (4) menyatukan bahwa “Perusahaan Industri
dan Perusahaan Kawasan Industri memberikan sertifikat kepada peserta didik dan guru
bidang studi produktif yang telah menyelesaikan PKL dan/atau Pemagangan Industri”.
Pemberian sertifikat juga diberikan oleh industri pada peserta magang sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pemagangan di Dalam Negeri. Pasal 19 menyatakan bahwa:

a. peserta pemagangan yang telah memenuhi standar kompetensi yang ditentukan oleh
perusahaan diberikan sertifikat pemagangan.

b. dalam hal pemagangan yang tidak memenuhi standar kompetensi yang ditentukan oleh
perusahaan, diberikan surat keterangan telah mengikuti pemagangan.

Dunia Usaha / Dunia Industri sebagai institusi pasangan dalam melaksanakan kerjasama
dalam hal pendidikan di industri diusahakan diikat dalam bentuk naskah kesepakatan atau
MoU ( Memorandum of Understanding ).
Adapun perusahaan yang sudah melaksanakan kerjasama dalam kegiatan praktik kerjka
industri, adalah sebagai berikut :

Daftar Nama dan Alamat DU/DI

NO NAMA PERUSAHAAN
AHASS MURIA MOTOR
1 Jl. Raya Pati – Kudus N0. 210 , Karang, Kauman, Kec Jekulo, Kab.
Kudus
YAMAHA HARPINDO JAYA PENTOL KUDUS
2
Jl. Jenderal Sudirman N0. 168 , Rendeng, Kab. Kudus
YAMAHA MATARAM SAKTI NGEMBAL KUDUS
3
Jl. Raya Pati – Kudus km 4 , Ngembal, Jati, Kudus
4 PT TARUNA ADI PRIMA CAB. BESITO
Besito, Gebog, Kudus
PT ZIRANG UTAMA KUDUS
5
Jl. AKBP Agil Kusumadya N0. 22, Jati Kulon, Jati, Kudus
6 AHASS BINA PUTRA KUDUS
Gang 22, undaan Lor
YAMAHA MURAH MOTOR
7
Jl. Jenderal Ahmad yani N0.88 – 89, Panjunan, Kudus
9 PT TARUNA ADIPRIMA MOTOR
Jl. Jend. Sudirman No. 275
14 CV JAYA MOTOR
Jl. Sunan Kudus No. 100 Demaan Kudus
15 2 ND PRODUCT GARAGE RACING TEAM
Jl. KH. Turaichan Adjuri Pejaten Langgar Dalem Kudus

F. Ketuntasan Belajar (Skor Ketuntasan Minimal)


Sebagai pembeda antara SMK dan satuan pendidikan lain adalah penetapan
KriteriaPencapaian Kompetensi. Kriteria Pencapaian Kompetensi yang selanjutnya disebut KPK
adalah penguasaan kompetensi minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu
pada Standar Kompetensi Kelulusan, indikator pencapaian kompetensi dan/atau kriteria unjuk
kerja pada unit kompetensi dalam SKKNI yang sepadan dengan kompetensi dasar dalam
kurikulum. Lebih lanjut KPK digunakan untuk menentukan Skor Ketuntasan Minimal (SKM)
SKM atau yang secara istilah pengukuran disebut dengan cut off score merupakan bagian
dari standard setting yang secara operasional ditetapkan dalam bentuk angka. SKM digunakan
sebagai acuan penentuan peserta didik yang wajib mengikuti pembelajaran remedial hingga
memenuhi KPK dan sebagai salah satu acuan kriteria kenaikan kelas.

Kriteria ketuntasan hasil belajar diperlukan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar peserta
didik. Penentuan ketuntasan hasil belajar dilakukan pada awal tahun pelajaran melalui
musyawarah oleh satuan pendidikan.

1. Mekanisme dan Prosedur Penentuan SKM


Guru atau kelompok guru menetapkan SKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan empat
aspek kriteria, yaitu :
a. Karakteristik peserta didik (intake)
Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan
peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau
psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta
didik di kelas sebelumnya.
b. Karakteristik mata pelajaran (kompleksitas)
Kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi,
apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi
sebagai berikut: guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan
pada peserta didik; guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang
bervariasi; guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang
diajarkan; peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi; peserta didik yang
cakap/terampil menerapkan konsep; . peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam
penyelesaian tugas/pekerjaan; waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut
karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses
pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan; tingkat kemampuan penalaran dan
kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.
c. Kondisi satuan pendidikan (daya dukung)
Karakteristik satuan pendidikan (daya dukung) antara lain meliputi (1) Kompetensi pendidik;
(2) jumlah peserta didik dalam satu kelas manajemen sekolah; (3) predikat akreditasi sekolah
dan (4) kelayakan sarana dan prasarana sekolah.
d. Analisis hasil penilaian
Hasil penetapan SKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga SKM mata pelajaran. Hasil
penetapan SKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah
untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian; SKM yang ditetapkan
disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan
dinas pendidikan; SKM dicantumkan dalam LHB (raport) pada saat hasil penilaian
dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik. Untuk memudahkan analisis setiap
indikator masing-masing mata pelajaran, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati oleh
guru mata pelajaran.
Contoh: Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian

Kompleksitas Tinggi < 69 ; Sedang 70-80 ; Rendah 81-100 ;


Daya Dukung Tinggi 81-100 ; Sedang 70-80; Rendah <69
Intake siswa Tinggi 81-100; Sedang 70-80; Rendah <69.

Skor ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua
peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di
sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Skor
ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan
dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

2. Daftar Skor Ketuntasan Minimal (SKM)


Sesuai dengan Panduan Penilaian Hasil Belajar Dan Pengembangan Karakter Pada
SMK Tahun 2018 disebutkan nilai ketuntasan belajar kompetensi pada mata pelajaran wajib
A, B dan C1 adalah minimal 60, sedangkan untuk mata pelajaran C2 dan C3 nilai
ketuntasan belajar adalah minimal 65 dengan menyesuaikan karakteristik kompetensi/paket
keahlian.
Predikat dibuat untuk menentukan posisi peserta didik dalam tingkat penguasaan
kompetensi. Dalam hal ini, predikat C dijadikan cut off score dalam penentuan kompeten
atau belum kompetennya peserta didik dalam suatu materi atau penguasaan kompetensi.
Nilai minimal dalam predikat C dijadikan acuan penentuan ketuntasan belajar.

Predikat/Kategori

Keterangan

Kategori Rentang Keterangan Penguasaan

Kompetensi
A+ N ≥ 95* Peserta didik secara Sangat

A 95 > N ≥ 90* konsisten menunjukkan Kompeten

A- 90 > N ≥ 85* pemahaman yang


mendalam pada semua
materi.

B+ 85 > N ≥ 80* Peserta didik secara Kompeten

B 80 > N ≥ 75* konsisten menunjukkan

B- 75 > N ≥ 70* pemahaman yang


mendalam pada sebagian
besar materi.

C Mata pelajaran muatan Peserta didik menunjukkan Cukup


Adaptif dan Normatif pemahaman yang cukup Kompeten
(A, B, C1) pada semua materi.
70 > N ≥ 60
Mata pelajaran muatan
Produktif (C1, C2, dan
C3)
70 > N ≥ 65

D Mata pelajaran muatan Peserta didik belum Belum


Adaptif dan Normatif menunjukkan pemahaman Kompeten
(A, B, C1) yang cukup pada sebagian
N < 60 besar materi.
Mata pelajaran muatan
Produktif (C1, C2 dan
C3)
N < 65

*untuk seluruh mata pelajaran

Predikat/Kategori Mapel Adaptif dan Normatf Mapel Produktif


A+ ≥95 ≥95
A 90-94 90-94
A- 85-89 85-89
B+ 80-84 80-84
B 75-79 75-79
B- 70-74 70-74
C 60-69 65-69
D <60 <65
Adapun ketuntasan belajar siswa kompetensi keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel SKM semua mapel adalah sebagai berikut
Kelas/Semester
No Mata Pelajaran X XI XII
. 1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 68 68
2. Pendidikan Pancasila dan 68 68
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 65 65
4. Matematika 65 65
5. Sejarah Indonesia 65 65
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 65 65
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 65 65

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 65 65


Kesehatan
3. Bahasa Jawa 65 65
C.
C1
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 65 65

2. Fisika 65 65

3. Kimia 65 65
C2
1. Gambar Teknik Otomotif 70 70

2. Teknologi Dasar Otomotif 70 70

3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 70 70


C3 KOMPETENSI KEAHLIAN
1. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 70 70

2. Pemeliharaan Sasis Sepeda 70 70


3. Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor 70 70

4. Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor 70 70

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 70 70

Kelas/Semester
No Mata Pelajaran X XI XII
. 1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 68 68
2. Pendidikan Pancasila dan 68 68
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 65 65
4. Matematika 65 65
5. Sejarah Indonesia - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 65 65
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya - -

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 65 65


Kesehatan
3. Bahasa Jawa 65 65
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1 DASAR BIDANG KEAHLIAN
1. Simulasi dan Komunikasi Digital - -

2. Fisika - -

3. Kimia - -
C2 DASAR PROGRAM KEAHLIAN
1. Gambar Teknik Otomotif - -

2. Teknologi Dasar Otomotif - -

3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif - -

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 76


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
C3 KOMPETENSI KEAHLIAN
1. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 70 70

2. Pemeliharaan Sasis Sepeda 70 70

3. Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor 70 70

4. Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor


5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 70 70

Kelas/Semester
No Mata Pelajaran X XI XII
. 1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 68 68
2. Pendidikan Pancasila dan 68 68
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 65 65
4. Matematika 65 65
5. Sejarah Indonesia - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 65 65
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya - -

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan - -


Kesehatan
3. Bahasa Jawa 65 65
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1 DASAR BIDANG KEAHLIAN
1. Simulasi dan Komunikasi Digital - -

2. Fisika - -

3. Kimia - -
C2 DASAR PROGRAM KEAHLIAN

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 77


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
1. Gambar Teknik Otomotif - -

2. Teknologi Dasar Otomotif - -

3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif - -


C3 KOMPETENSI KEAHLIAN
1. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 70 70

2. Pemeliharaan Sasis Sepeda 70 70

3. Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor 70 70

4. Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor 70 70

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 70 70

3. Upaya sekolah untuk Meningkatkan SKM

Fungsi kriteria ketuntasan minimal adalah sebagai acuan bagi pendidik dalam
menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.
Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan SKM yang
ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian
kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan;
sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus
dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.

Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian


agar mencapai nilai melebihi SKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik
harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan; dapat digunakan
sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah.

Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari


keberhasilan pencapaian SKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD
berdasarkan SKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang
peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses
pembelajaran maupun pemenuhan sarana prasarana belajar di sekolah; merupakan

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 78


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan
dengan masyarakat.

Keberhasilan pencapaian SKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama


antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik
melakukan upaya pencapaian SKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan
penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian SKM dengan proaktif mengikuti
kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik.
Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi
putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan
berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses
pembelajaran dan penilaian di sekolah; merupakan target satuan pendidikan dalam
pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.

Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui SKM


yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian SKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja
satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan
dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi
tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.

G. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian dijabarkan dalam uraian sebagai berikut:
1. Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh pendidik merupakan penilaian proses
pembelajaran (assessment for learning), penilaian capaian pembelajaran (assessment
of learning), dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning), yang
dilakukan melalui mekanisme Penilaian Pembelajaran sebagai berikut :
a. Pendidik menetapkan lingkup penilaian meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
b. Pendidik menyusun perencanaan penilaian dan melaksanakan penilaian.
c. Pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk pengambilan keputusan berkaitan
dengan peserta didik, perbaikan proses pembelajaran, membuat pelaporan, dan
kegunaan lain yang sesuai.

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 79


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
d. Penilaian terkait RPL dilakukan oleh pendidik sesuai kompetensi yang dipelajari
peserta didik melalui pengalaman kerja (tacit knowledge) dengan kriteria unjuk
kerja atau indikator pencapaian kompetensi yang tercantum dalam silabus.
e. Penilaian perkembangan karakter peserta didik dilakukan oleh pendidik secara
khusus melalui pengamatan sikap peserta didik berdasarkan butir-butir sikap yang
dikelompokkan dalam nilai-nilai pengembangan karakter.
2. Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan merupakan penilaian
capaian hasil belajar (assessment of learning), yang dilakukan dengan mekanisme
sebagai berikut.
a. Penilaian oleh satuan pendidikan meliputi ranah pengetahuan dan keterampilan.
b. Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk Ujian Sekolah/Madrasah diselenggarakan
oleh satuan pendidikan terakreditasi pada akhir jenjang pendidikan.
c. Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk UPK dilaksanakan oleh satuan pendidikan
terakreditasi di tempat uji kompetensi pada satuan pendidikan atau tempat lain
yang ditunjuk pada akhir periode pembelajaran dalam bentuk semester dan/atau
tingkat.
d. Pelaporan hasil penilaian UPK dilakukan oleh satuan pendidikan terakreditasi
bekerja sama dengan mitra dunia usaha/industri dan/atau Lembaga Sertifikasi
Profesi dalam bentuk paspor keterampilan dan/atau sertifikat paket kompetensi
yang telah dicapai.
e. Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, akhir tahun, dan
kelulusan peserta didik ditetapkan dalam rapat dewan pendidik satuan pendidikan.
 Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh Pemerintah Pusat merupakan penilaian
capaian pembelajaran (assessment of learning), yang dilakukan dengan mekanisme
sebagai berikut:
o Penilaian oleh Pemerintah Pusat dapat meliputi ranah pengetahuan dan
keterampilan.
o Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk Ujian Nasional
diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
o Satuan pendidikan pelaksana Ujian Nasional adalah satuan pendidikan
terakreditasi.
o Ujian Nasional diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dan sebanyak-
banyaknya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 80


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
o Pemerintah Pusat dapat menyelenggarakan Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk
lain yang hasilnya dapat digunakan untuk peningkatan, pemerataan, dan
penjaminan mutu pendidikan.
 Pengujian Kompetensi peserta didik oleh Lembaga Sertifikasi Profesi dan atau
satuan pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri merupakan
pengukuran capaian kompetensi berdasarkan skema okupasi dan atau skema
kualifikasi. Hasil pengujian untuk memperoleh sertifikat kompetensi. Mekanisme
pengujian dilakukan sesuai ketentuan Lembaga Sertifikasi Profesi atau satuan
pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri.
1. Mekanisme RPL Kompetensi Keahlian
Rekognisi Pembelajaran Lampau (Recognition of Prior Learning)/ RPL adalah
proses pengakuan atas capaian pembelajaran siswa yang dilakukan secara otodidak dari
pengalaman hidupnya, pendidikan non formal, atau pendidikan informal ke dalam sektor
pendidikan formal di SMK Muhammadiyah Ponpes Kudus
Pengakuan atas capaian pembelajaran siswa yang diperoleh dari pengalaman
kerja , pendidikan non formal, atau pendidikan informal, ke dalam sector pendidikan
formal dilakukan melalui mekanisme Rekognisi Pembelajaran Lampau (Recognition of
Prior Learning)/ RPL.
Pengakuan atas capaian pembelajaran siswa yang diperoleh dari pengalaman
kerja , pendidikan non formal, atau pendidikan informal, ke dalam sektor pendidikan
formal dalam rangka pendidikan sepanjang hayat
Mekanisme pelaksanaan Rekognisi Pembelajaran Lampau di SMK NU Ma’arif 3 Kudus
- Pemohon melakukan konsultasi dengan sekolah tentang prosedur yang harus
ditempuh
- Pemohon diminta menyiapkan bukti-bukti dokumen yang sahih, kredibel dan
relevan, sebagai bukti kemampuan/kompetensi pemohon
- Pemohon harus mengisi formulir yang disediakan oleh sekolah, disertai dengan
pengumpulan bukti pendukung
- Sekolah mengevaluasi berkas yang diajukan oleh pemohon
- Kepala Sekolah membuat keputusan hasil evaluasi lengkap dengan pembebasan KI,
KD, Indikator, atau mata pelajaran dan atau kegiatan ekstrakuriler yang diperoleh
pemohon

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 81


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
- Pemohon melanjutkan pendidikan dan menyelesaikan mata pelajaran dan atau
kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan struktur kurikulum kompetensi keahliannya.
2. Mekanisme Remidial dan Pengayaan oleh Pendidik
a. Mekanisme Remedial
1. Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada
peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai
ketuntasan yang ditetapkan. Siswa harus mencapai ketuntasan belajar yaitu tingkat
minimal pencapaian kompetensi terutama untuk pengetahuan dan keterampilan
2. Peserta didik yang belum mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKM) pada
ulangan harian harus mengikuti remedial.
3. Remedial diberikan setelah dilakukan analisis terhadap hasil ulangan siswa
bersangkutan tidak mencapai Standar ketuntasan minimal (SKM).
4. Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran remidial :
- Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta
didik yang mengikuti remedial maksimal 20%;
- Penugasan kelompok diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta
didik yang mengikuti remedial lebih dari 20% tetapi kurang dari 50 %;
- Pembelajaran ulang diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta
didik yang mengikuti remedial lebih dari 50 %;
5. Pembelajaran remidi dapat diselenggarakan dengan berbagai kegiatan antara lain:
- Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda
melalui kegiatan tatap muka di luar jam efektif.
- Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.
- Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.
- Pemanfaatan tutor sebaya.
6. Remedial teaching ditindaklanjuti dengan remedial test.
b. Mekanisme Pengayaan
1. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan
untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang
memiliki kelebihan sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan
perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 82


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
2. Peserta didik yang telah berhasil melampaui SKM pada ulangan harian berhak
diberikan program pengayaan.
3. Pembelajaran pengayaan diberikan setelah dilakukan analisis terhadap hasil
ulangan harian ( untuk beberapa KD ) ketercapaiannya lebih dari SKM masing-
masing
4. Jenis-jenis pembelajaran pengayaan :
Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan
kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh
masyarakat, dsb yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum
Ketrampilan proses yang diperlukan peserta didik agar berhasil dalam
pendalaman dan investigasi terhadap topic yang diminati dalam bentuk
pembelajaran mandiri
Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki
kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan
investigatif/penelitian ilmiah
5. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan:
a. Belajar kelompok
Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan
pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil
menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena
belum mencapai ketuntasan
b. Belajar mandiri
Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati
c. Pembelajaran berbasis tema
Memadukan kurikulum dibawah tema besar sehingga peserta didik dapat
mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu
d. Pemadatan kurikulum
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum
diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik
untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek
secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.
Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 83
Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
6. Kegiatan pembelajaran pengayaan tidak hanya terkait dengan kegiatan tatap
muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa tetapi dapat pula dilaksanakan
dalam bentuk kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak tersruktur.
Pembelajaran seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik
mempersiapkan diri mengikuti kompetisi seperti LKS, O2SN, OSTN dll
7. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai
sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik normal.

Penilaian pembelajaran remedial dan pengayaan dilakukan melalui:

1. Nilai remidial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir


2. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai
indikator yang belum tuntas dengan nilai hasil remedial, selanjutnya diolah dengan
rerata nilai seluruh KD.
3. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal pada
suatu KD antara nilai awal dan nilai indicator hasil remidial
4. Penilaian hasil belajar pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa,
tetapi cukup dalam bentuk portofolio.

Hight Order Thinking Skill (HOTS)


Penilaian yang dikembangkan oleh guru diharapkan dapat mendorong peningkatan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan kreativitas, dan membangun
kemandirian peserta didik untuk menyelesaikan masalah. Soal-soal HOTS merupakan
instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan
kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite).
Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke
konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai
informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,
dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang
berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall.
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif,
tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja. Dimensi

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 84


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang
berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi
pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan
mengambil keputusan yang tepat. Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom
sebagaimana yang telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas
kemampuan: mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan
(aplying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan
mengkreasi (creating-C6).
Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis
(analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).Pada
pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS,
hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO. Sebagai contoh kata kerja
‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam konteks
penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ bisa jadi ada pada ranah C5
(mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan didahului dengan proses berpikir
menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu peserta didik diminta
menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja ‘menentukan’ bisa digolongkan C6
(mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan
masalah baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses
berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
Pada penyusunan soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus.Stimulus merupakan
dasar untuk membuat pertanyaan.Dalam konteks HOTS, stimulus yang disajikan
hendaknya bersifat kontekstual dan menarik.Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global
seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan
infrastruktur. Stimulus juga dapat diangkat dari permasalahan-permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau
berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu. Kreativitas seorang guru sangat
mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang digunakan dalam penulisan soal HOTS.
Soal-soal HOTS bertujuan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi.Dalam
melakukan Penilaian, guru dapat menyisipkan beberapa butir soal HOTS.
Berikut langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS :
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal- soal HOTS.Tidak

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 85


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS.Guru-guru secara mandiri atau
melalui forum MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan
soal-soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam
menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu
guru dalam: (a) memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih materi
pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan
(d) menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk
membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh
peserta didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk
membaca.Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan
sekolah atau daerah setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS.Kaidah
penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada
umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi
dan bahasa relatif sama.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran
atau kunci jawaban.Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian.Sedangkan
kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks
(benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat
Dalam konteks pelaksanaan Penilaian HOTS, SMK Muhammadiyah Ponpes Kudus :
1. Menyiapkan bahan-bahan Penilaian dalam bentuk soal-soal yang memuat soal-
soal HOTS.
2. Meningkatkan pemahaman guru tentang penulisan butir soal yang mengukur
kemampuanberpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).
3. Meningkatkan keterampilan guru untuk menyusun instrumen penilaian (High
Order Thinking Skills/HOTS)

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 86


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
4. Memberikan arahan teknis kepada guru-guru/MGMPsekolah tentang strategi
penyusunan soal-soal HOTS yang mencakup:
1. Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS;
2. Menyusun kisi-kisi soal HOTS;
3. Menulis butir soal HOTS;
4. Membuat pedoman penilaian HOTS;
5. Menelaah dan memperbaiki butir soal HOT;
6. Menggunakan beberapa soal HOTS dalam Penilaian.

H. Kenaikan Kelas
Seluruh hasil penilaian untuk semua mata pelajaran yang diperoleh peserta didik
baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan setelah diolah dan dianalisis akan
menentukan apakah peserta didik tersebut berhak naik kelas atau tidak. Secara umum
peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
b. Memiliki sikap yang dimanifestasikan dalam kriteria karakter sekurang-kurangnya
BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
c. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK sesuai
kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
d. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran wajib A, B, dan C1 (adaptif dan
normatif) yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi
keterampilannya di bawah skor ketuntasan minimal (SKM) atau predikat D. Apabila
ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil, nilai
akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran tersebut.
e. Tidak memiliki nilai mata pelajaran C2 dan C3 (produktif) yang masing-masing nilai
kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah skor
ketuntasan minimal (SKM) atau predikat D.
f. Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik masing-masing sekolah.
Penentuan kenaikan kelas merupakan wewenang satuan pendidikan. Satuan
pendidikan dapat menentukan ketentuan kenaikan kelas berdasarkan rapat pleno dewan

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 87


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
guru dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah seperti minimal kehadiran, tata tertib,
dan peraturan yang berlaku di sekolah tersebut.
1. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis ujian pada Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK/MAK) terdiri atas
ulangan, ujian sekolah/madrasah, ujian nasional, Ujian Unit Kompetensi (UUK),
dan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)
b. Ulangan adalah proses yang dilakukan oleh pendidik untuk memantau kemajuan
dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan.
c. Penilaian tengah semester
d. Ujian akhir sekolah
e. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi
belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
f. Ujian Nasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik.
g. Ujian Unit Kompetensi yang selanjutnya disebut UUK adalah penilaian terhadap
pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi yang dapat membentuk 1 (satu)
Skema Sertifikasi Profesi yang dilaksanakan setiap tahun oleh satuan pendidikan
terakreditasi. Unit Kompetensi terdiri atas beberapa Kompetensi Dasar (KD) untuk
mencapai kemampuan melaksanakan satu bidang pekerjaan spesifik.
h. Ujian Kompetensi Keahlian yang selanjutnya disebut UKK adalah penilaian
terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada KKNI yang
dilaksanakan di akhir masa studi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama
(LSP-P1) atau satuan pendidikan terakreditasi bersama DUDI dengan
memperhatikan paspor keterampilan (Skills Passport)
i. Skills Passport adalah salah satu laporan evaluasi hasil belajar peserta didik, yang
berisi tentang kompetensi dasar-kompetensi dasar yang sudah dipelajari dan
diujikan serta keterangan lain yang diperlukan.
j. Skills passport berfungsi sebagai dokumen pendukung pada saat peserta didik
mengikuti uji kompetensi yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi
(LSP). Kompetensi dasar yang sudah dinyatakan lulus dalam dokumen ini
diharapkan menjadi Recognition Prior Learning (RPL) dan Recognition Current
Competency (RCC) pada pelaksanaan uji kompetensi

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 88


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
k. Skema sertifikasi profesi merupakan persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan
dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan menggunakan standar dan aturan
khusus yang sama, serta prosedur yang sama. Dalam bahasa sehari-sehari
merupakan jenis- jenis produk sertifikasi profesi
l. Teknik penilaian yang digunakan meliputi observasi, tes tertulis, tes lisan,
penugasan, kinerja, proyek, dan portofolio.
m. Pinsip penilaian hasil belajar adalah sahih, obyektif, adil, terpadu, terbuka,
menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, akuntabel dan
andal.
n. Penilaian autentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dn penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa, dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian,pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten
sebagai akuntabilitas publik.
o. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.
p. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada
sikap/perilaku dan keterampilan.
q. Penilaian berbasis HOTs adalah penilaian yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
2. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar
Laporan kemajuan hasil belajar siswa berdasarkan hasil belajar yang dilakukan oleh
guru dalam kurun waktu tertentu dalam bentuk buku raport. Hasil penilaian yang
dilaporkan meliputi pencapaian kompetensi sikap (sikap spiritual dan sikap sosial),
pengetahuan dan ketrampilan. Laporan kompetensi sikap dalam bentuk deskripsi,
sedangkan pengetahuan dan ketrampilan diberikan dalam bentuk bilangan bulat (skala
0-100), predikat dan dilengkapi dengan deskripsi. Seluruh hasil penilaian yang
dilakukan oleh guru dijadikan bahan dalam penyusunan rapor dan disimpan dalam
bentuk portofolio perkembangan siswa yang dapat ditunjukkan pada siswa,
oragtua/wali.

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 89


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
I. Kriteria Kelulusan
Seorang peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada SMK
Muhammadiyah Ponpes Kudus setelah memenuhi Kriteria Kelulusan sebagai berikut :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Memperoleh nilai sikap / perilaku minimal baik
3. Mengikuti Ujian Nasional
4. Lulus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
Target kelulusan pada tahun pelajaran 2019/2020 di SMK NU Ma’arif 3 Kudus adalah
100%. Program kegiatan dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan antara lain:
1. Pemadatan materi ujian nasional.
2. Istighosah.
3. Sosialisasi ke orang tua /wali peserta didik.
4. Try out.
5. Ujian akhir semester menggunakan komputer serta mendukung pelaksanaan UNBK.
Program kegiatan setelah pelaksanaan ujian nasional sebagai antisipasi bagi peserta didik
antara lain:
1. Mengkuti jobfair.
2. Magang di perusahaan-perusahaan garmen, perusahaan roti, bengkel
3. Pemantapan pendataan calon alumni untuk pemberdayaan dan penelusuran lulusan;
4. Bimbingan karier;
5. Pemberdayaan BKK;
6. Siswa mengikuti pelatihan BLK;
7. Mendatangkan motivator dari DU/DI;
8. Latihan psikotest.
Peminatan
Peminatan pada SMK untuk memberikan kesempatan pada peserta didik
mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan minat,
bakat dan/atau kemampuan dalam kompetensi keahlian agrobisnis pengolahan hasil
pertanian. Peminatan dilaksanakan pada saat pendaftaran peserta didik baru sesuai
dengan minat masing-masing.
Peminatan/Pemilihan Progrma Keahlian/Kompetensi Keahlian di SMK NU
Ma’arif 3 Kudus berpedoman pada spektrum keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan,
berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 90


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
Pendidikan dan Kebudayaan nomor 06/D.D5/KK/2018. Pemilihan Program Keahlian dan
Kompetensi Keahlian dilaksanakan pada saat siswa melakukan pendaftaran (PPDB)
masuk SMK NU Ma’arif 3 Kudus pada kelas X melalui angket pemilihan program
keahlian karena setiap Program Keahlian di SMK NU Ma’arif 3 Kudus hanya memilki
satu Paket Keahlian, yaitu Program Keahlian Teknik Otomotif dengan kompetensi
keahliannya Teknik dan Bisnis Sepeda Motor, Program Keahlian Teknik Komputer dan
Informatika dengan kompetensi keahliannya Teknik Komputer dan Jaringan.

J. Kalender Pendidikan

 Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta


didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

 Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

 Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

 Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan ekstrakurikuler.

 Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari
libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.

 Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan sekolah


melaporkan kepada dinas pendidikan.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 91


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif Minimum 34 Digunakan untuk kegiatan


belajar minggu dan pembelajaran efektif pada setiap
maksimum 36 satuan pendidikan.
minggu

2. Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester.


semester minggu

3. Jeda antarsemester Maksimum 2 Antara semester I dan II.


minggu

4. Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan kegiatan


pelajaran minggu dan administrasi akhir dan awal
tahun pelajaran.

5. Hari libur 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan


keagamaan libur keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif.

6. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan


umum/nasional minggu Pemerintah.

7. Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai


minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing.

8. Kegiatan khusus Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang


sekolah/madrasah minggu diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif.

1. Pembagian Jam Mengajar

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 92


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
Pembagian jam mengajar dilakukan sebelum awal pelajaran dimulai dengan
memperhitungkan jumlah jam pelajaran pada tiap mapel dan jumlah pengajar/pengampu
yang ada, kemudian dikeluarkan SK pembagian tugas mengajar. Penghitungan jam dan
pembagian jam mengajar di SMK Muhammadiyah Ponpes Kudus sebagai berikut
(terlampir )
2. KBM
Permulaan Tahun Pelajaran untuk kelas X hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung
selama 3 (tiga) hari untuk melaksanakan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS), yaitu
mulai tanggal 15 sampai dengan 17 Juli 2019. Sedangkan permulaan tahun
pembelajaran efektif untuk semua kelas dimulai pada hari Kamis tanggal 18 Juli 2019.
Bentuk kegiatan MPLS meliputi :
1. Diskusi konseling misalnya tentang peminatan dan prospeknya dan keprofesian
2. Melibatkan secara aktif dalam diskusi
3. Pengenalan tata cara makan,tata cara penggunaan toilet, dan tata cara
berpakaian/sepatu
4. Menginformasikan fasilitas-fasilitas umum di sekolah
5. Menginformasikan kewajiban peemliharaan fasilitas dan sarana prasarana sekolah
dan fasilitas umum
6. Kegiatan simulasi penanggulangan bencana
7. Menginformasikan daerah rawan di sekitar sekolah
8. Kegiatan pengenalan manfaat dan dampak teknologi informasi, termasuk sanksi
yang diatur dalam perundangan terkait
9. Pengenalan metode pembelajaran
10. Mendatangkan narasumber dari berbagai profesi untuk berbagai pengalaman, misal
materi kesehatan remaja oleh Puskesmas, PPK dari TNI-Polri, narkotika dari BNN
dll
11. Kegiatan pengenalan kewirausahaan Kegiatan pengenalan institusi pasangan
12. Kegiatan atraksi masing-masing kelas, antara lain perlombaan bidang kesenian dan
olahraga
13. Kegiatan menjalin keakraban antar siswa dengan warga sekolah antara lain dengan
permainan dan diskusi kelompok
14. Kegiatan cinta lingkungan hidup

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 93


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
15. Kerja bhakti membersihkan lingkungan sekolah dan pengenalan tata cara
membuang sampah penggunaan sumber daya sekolah (air, listrik, teleon dll)secara
efisien
16. Mengajarkan simulasi antri melalui baris sebelum masuk kelas, dan saat bergantian
memakai fasilitas sekolah
a. Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi
semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran sebagai berikut:

HARI WAKTU BELAJAR


Senin 07.00 – 14.15
Selasa 07.00 – 14.15
Rabu 07.00 – 14.15
Kamis 07.00 – 14.15
Sabtu 07.00 – 14.15
Ahad 07.00 – 14.15

Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar
sebagai berikut:
Jumlah Minggu
Bulan Keterangan
Minggu Efekti
Libur Akhir Tahun
Pelajaran, pelaksanaan PLS,
Juli 2019 4 1
dan Libur Awal Ramadhan,
libur Idul Fitri
Agustus 2019 5 5
September 2019 4 3 UTS
Oktober 2019 4 3
November 2019 5 5
Ulangan Akhir Semester,
Desember 2019 4 1 Pengisian LHB dan Libur
Akhir Semester
Januari 2020 5 5
Pebruari 2020 5 5

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 94


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
Perkiraan Ujian Sekolah
Maret 2020 5 3
Utama
Perkiraan Ujian Nasional
April 2020 4 3
Utama
Mei 2020 5 3
Ulangan Kenaikan Kelas
Juni 2020 4 0
dan Libur Akhir Semester
Jumlah 54 36

b. Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi,
dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah. Penentuan hari
libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah:
 Libur Semester Gasal: 23 Desember 2019– 1 Januari 2020.
 Libur Semester Genap: 9 Juni - 14 Juli 2020.
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
 Tahun Baru
 Idul Fitri dan Cuti Bersama
 Idul Adha
 Tahun Baru Imlek
 Tahun Baru Hijriah
 Hari Raya Nyepi
 Maulid Nabi Muhammad saw.
 Tahun Baru Imlek
 Wafat Isa Al masih
 Hari Raya Waisak

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 95


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
 Kenaikan Isa Al Masih
 Hari Kemerdekaan RI
 Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.
 Hari Raya Natal
c. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan sekolah tahun pelajaran 2017/2018 adalah sebagaimana tertera pada
tabel berikut ini.
Rencana Kegiatan Sekolah Tahun Pelajaran 2019/2020

NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN KET.


1. Penerimaan Peserta didik Baru 18 – 27 Juni 2019
2. Worksop KTSP 2018-2019 18 Juni 2019
3. Verifikasi/Validasi data ke Dinas 20 – 30 Juni 2019
4. Daftar Ulang Peserta Didik Baru 18 juni – 13 Juli
2019
5. Pembuatan jadwal pembelajaran 13 – 14 Juli 2019
6. Pembagian Kelas X 14 Juli 2019
7. Pengenalan Lingkungan Sekolah
15 – 17 Juli 2019
(PLS)
9. Rapat Persiapan KBM Semester
13 Juli 2019
Gasal
10. Hari pertama tahun pelajaran
15 Juli 2019
2017/2018
11. Menyusun program penilaian, Minggu ke 9 Juli
remedial, dan pengayaan 2019
12. Rapat Koordinasi TU Setiap hari Senin 1 X 1 Bulan
Minggu Ketiga
13. Rapat Kordinasi Wali Peserta Didik Setiap hari Senin 1 X 1 Bulan
Minggu Kedua
14. Rapat Kordinasi Pembina OSIS Setiap hari Senin 1 X 1 Bulan
Minggu Pertama
15. Rapat Koordinasi Staf & wakil Setiap hari Senin 1 X 1 Bulan
Minggu Keempat
16. Peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2019 Upacara

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 96


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
17. Remedial/Pengayaan Setiap hari efektif Di luar jam
belajar KBM
18. Pemilihan Ketua OSIS Periode
September 2019
2018/2019
19. Rapat Evaluasi Smt. Gasal &
14 November 2019
Persiapan Smt.Genap
20. Penyerahan BLHB Semester Gasal 22 Desember 2019
21. Libur Semester Gasal 23 Desember
2019-1 Januari
2020
22. Hari pertama semester Genap 3 Januari 2020
23. Rapat Pembentukan Panitia US/UN 14 Januari 2020
24. Januari – April
Pemantapan Kelas XII
2020
25. UPK Awal Maret 2020
26. Ujian Praktik Maret 2020
27. Ujian Sekolah Maret 2020
Jan, Feb., Maret
28. Try Out Ujian Nasional
2020
29. Ujian Nasional 13 – 16 April 2020
30. Rapat Kelulusan Mei 2020
31. Pelepasan Peserta Didik kelas XII Mei 2020
Rapat Kenaikan Kelas dan Evaluasi
32. 4 Juni 2020
Tahun Pelajaran 2018/2019
33. Pembagian LHB 9 Juni 2020

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 97


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
BAB III
PENUTUP

Demikianlah penyusunan Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus Tahun Pelajaran


2019/2020 telah selesai kami laksanakan, dengan harapan segala upaya yang telah kami
rancang ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di SMK NU Ma’arif 3 Kudus
dan di Indonesia pada umumnya.

Pendidikan sebagai aset bangsa sudah selayaknya mendapat perhatian dan


diutamakan oleh semua pihak sebab investasi di bidang ilmu pengetahuan akan membawa
kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Semoga dengan diselenggarakannya otonomi
pendidikan dan otonomi sekolah dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk
pencerahan anak bangsa.

Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya Kurikulum SMK NU Ma’arif
3 Kudus ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan kami berdo’a semoga
Allah swt. membalas amal baik Bapak/Ibu/Sdr. dengan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya
kepada Allah jualah kita semua bertawakal, semoga apapun yang kita lakukan senantiasa
mendapatkan ridlo-Nya. Amin.

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 98


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
PENGEMBANGAN RPP

Komponen dan Sistematika RPP


Mengacu pada Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran, RPP merupakan
rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pembelajaran atau
tema tertentu sesuai dengan silabus.
Komponen RPP mencakup: (1) identitas sekolah/nama satuan pendidikan, mata pelajaran, dan
kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, Indikator Pencapaian Kompetensi; (4) tujuan
pembelajaran; (5) materi pembelajaran; (6) pendekatan, model dan metode; (7) media/alat,
bahan, dan sumber belajar; (8) langkah-langkah pembelajaran, dan (9) penilaian
pembelajaran.
Komponen RPP untuk SMK secara operasional diwujudkan dalam bentuk format sebagai
berikut.

FORMAT RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : …...........................................................................
Mata Pelajaran : …...........................................................................
Kelas/Semester : ……........................................................................
Alokasi Waktu : …...........................................................................

A. Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
2. Keterampilan

B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI pengetahuan
2. KD pada KI keterampilan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Indikator KD pada KI pengetahuan
2. Indikator KD pada KI keterampilan

D. Tujuan Pembelajaran

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 99


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
E. Materi Pembelajaran
(Rincian dari Materi Pokok Pembelajaran)

F. Pendekatan, Model dan Metode

G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (… menit)
b. Kegiatan Inti (... menit)
c. Penutup (… menit)
2. Pertemuan Kedua:*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (… menit)
b. Kegiatan Inti (... menit)
c. Penutup (… menit),
dan pertemuan seterusnya.

H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan


5. Instrumen dan Teknik Penilaian
6. Analisis Hasil Penilaian
7. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

I. Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media
2. Alat
3. Bahan
4. Sumber Belajar

Mengetahui ______________, _________

Kepala …….......................... Guru Mata Pelajaran,

NIP NIP

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 100


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
Langkah-langkah Penyusunan RPP

RPP disusun melalui langkah-langkah berikut;

a. Analisis Program Semester

Analisis program semester merupakan langkah awal sebelum menyusun RPP. Analisis ini
dikembamgkan berdasarkan alur pencapaian kompetensi, dimaksudkan untuk menentukan
urutan pembelajaran kompetensi dasar (KD) per semester yang dikembangkan berdasarkan
silabus. Analisis program semester juga dilakukan untuk menentukan alokasi waktu yang
di setiap pasangan kompetensi dasar (KD). Tabel 1 berikut merupakan contoh analisis
program semester pada mata pelajaran Simulasi Digital.

Tabel 1. Hasil Analisis Program Semester/Pasangan KD


Semester/
Kegiatan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Jam
Pembelajaran
Pelajaran
KD 3.2 1. Pengelolaan 6
menerapkan informasi digital
pengetahuan melalui
pengelolaan komunikasi
informasi digital daring asinkron
melalui 2. Pengelolaan
pemanfaatan informasi digital
perangkat lunak melalui
pengolah informasi. komunikasi
daring sinkron

KD 4.2
menyajikan hasil
pengelolaan
informasi digital
melalui
pemanfaatan
perangkat lunak
pengolah informasi.
KD 3.1 4

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 101


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
Semester/
Kegiatan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Jam
Pembelajaran
Pelajaran
KD 4.1

KD 3.3 8

KD 4.3

Jumlah JP/KD per semester 18

Berdasarkan Tabel diatas, guru membuat Analisis Program Semester berdasarkan dokumen
silabus.

b. Mengembangkan RPP dengan menggunakan format RPP yang pengisiannya mengikuti


rambu-rambu yang tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Rambu-rambu Pengembangan RPP

No. Komponen Keterangan

1. a. Identitas Sekolah a. Diisi nama satuan pendidikan.


b. Mata Pelajaran b. Diisi nama Mata Pelajaran, seperti tertera
pada Struktur Kurikulum.
c. Kelas/Semester c. Diisi kelas dan semester; ganjil/genap.

2. Alokasi waktu Diisi jumlah jam pelajaran hasil analisis


program semester.
3. Kompetensi Inti Disalin dari Kompetensi Inti yang tertuang
pada Lampiran Permendikbud Nomor …….
tentang Kurikulum SMK 2013 untuk KI
pengetahuan dan KI keterampilan.
4. Kompetensi Dasar a. KD disalin dari Lampiran Permendikbud
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Strutur
Kurikulum SMK dan SK Dirjen Nomor
1769/D 3.3/KEP/KP/2014 tentang Silabus
Mata Pelajaran dan Kompetensi Dasar
Program Keahlian (C2) dan Paket
Keahlian (C3) SMK/MAK.
b. Rumusan KD dituliskan untuk KD dari

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 102


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
No. Komponen Keterangan
pengetahuan dan KD dari keterampilan.
5. Indikator Pencapaian Dirumuskan sesuai kaidah pengembangan
Kompetensi IPK KD
Contoh IPK KD Pengetahuan
3.2 Menerapkan pengetahuan pengelolaan
informasi digital melalui pemanfaatan
perangkat lunak pengolah informasi

Berdasarkan dimensi pengetahuan dan


proses kognitif, maka IPK dari KD
pengetahuan di atas sebagai berikut:
3.2.1 Menjelaskan simbul yang digunakan
pada komunikasi daring online;
3.2.2 Menjelaskan pengertian komunikasi
daring online;
3.3.3 Mendeskripsikan jenis-jenis
komunikasi daring online;
3.3.4 Menentukan teknik komunikasi daring
online yang akan digunakan sesuai
jenis alat yang disediakan
Contoh IPK KD Keterampilan
4.2 . Menyajikan hasil pengelolaan
informasi digital melalui komunikasi
daring online..
Berdasarkan KD 4.8 tersebut, kata
“menyajikan” adalah dimensi keterampilan
konkret pada gradasi minimal P1 = level
keterampilan konkret imitasi (minimal kelas
X).
Berdasarkan analisis tersebut, maka IPK nya
adalah:
4.2.1 Melakukan komunikasi daring
asinkron dan sinkron berdasarkan
contoh.
4.2.2 Mendemonstrasikan komunikasi
daring asinkron dan sinkron
berdasarkan tugas

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 103


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
No. Komponen Keterangan

6. Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran dikembangkan sesuai


rumusan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan IPK di atas, maka rumusan
tujuan pembelajarannya yaitu:
1. Setelah berdiskusi dan menggali
informasi, peserta didik akan dapat
menjelaskan pengertian komunikasi
daring online sesuai dengan buku teks
secara santun.
2. Setelah berdiskusi dan menggali
informasi, peserta didik akan dapat
menjelaskan 4 simbul yang digunakan
pada pengelolaan informasi digital daring
online sesuai dengan buku teks secara
santun.
3. Setelah berdiskusi dan menggali
informasi, peserta didik akan dapat
menjelaskan 2 jenis pengelolaan
informasi digital melalui komunikasi
daring online dengan santun.
4. Setelah berdiskusi dan menggali
informasi, peserta didik akan dapat
menentukan kebutuhan pokok fasilitas
yang diperlukan untuk pengelolaan
informasi digital daring online secara
mandiri.
5. Setelah berdiskusi dan menggali
informasi, peserta didik akan dapat
menjelaskan cara melakukan komunikasi
daring online dengan percaya diri.
6. Disediakan peralatan komunikasi dan
jaringan internet, peserta didik akan dapat
melakukan komunikasi daring asinkron
dan sinkron berdasarkan contoh dengan
percaya diri.
7. Disediakan peralatan komunikasi dan
jaringan internet, peserta didik akan dapat
mendemonstrasikan komunikasi daring
asinkron dan sinkron berdasarkan tugas

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 104


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
No. Komponen Keterangan
sesuai prosedur dengan percaya diri.

7. Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran dikembangkan sesuai


rumusan materi pembelajaran
Berdasarkancontoh tujuan pembelajaran
diatas maka materi pembelajarannya adalah:
1. Pengertian komunikasi daring online
2. Simbol pada digital daring online
3. Jenis komunikasi daring online
4. Kebutuhan pokok fasilitas komunikasi
daring online
5. Cara melakukan komunikasi daring
online
Materi yang dikembangkan termasuk materi
pengayaan (dapat dikembangkan
berdasarkan buku siswa, referensi lain),
materi yang terintegrasi dengan muatan
lokal, dan materi yang diintegrasikan pada
kegiatan ekstrakurikuler.
8. Pendekatan, Model dan Diisi dengan model pembelajaran yang
Metode Pembelajaran sesuai dengan KD dan IPK (lihat konsep
Pemahaman Proses Pembelajaran: Tabel
Perancah Pemaduan Sintaksis Model
Pembelajaran dan Pendekatan Saintifik).
9. Kegiatan Pembelajaran a. Diisi mengacu sintaks model
pembelajaran yang ditetapkan.
b. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
diorganisasikan menjadi kegiatan yang
terdiri atas:
1) Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan guru:
 Mengkondisikan suasana belajar
yang menyenangkan.
 Mendiskusikan kompetensi yang
telah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya terkait dengan
kompetensi yang akan dipelajari.

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 105


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
No. Komponen Keterangan
 Menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai dan manfaatnya bagi
kehidupan.
 Menyampaikan garis besar cakupan
materi dan kegiatan yang akan
dilakukan.
 Menyampaikan lingkup dan teknik
penilaian yang akan digunakan.
2) Kegiatan Inti
 Diisi dengan kegiatan siswa dan
guru, dapat mengikuti urutan sintaks
model belajar yang dipadukan
dengan pendekatan saintifik (hasil
analisis pemaduan model tugas sesi
3).
 Kegiatan 5M tersebut tidak harus
terjadi sekaligus pada satu kali
pertemuan, tetapi disesuaikan dengan
karakteristik materi yang sedang
dibahas.
Catatan: sintaksis (langkah-langkah)
model pembelajaran dan langkah
pendekatan saintifik (5M) dapat
menggunakan hasil penataan dari
format perancah.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup meliputi antara lain:
 membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
 refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
 merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan).
 menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
10. Penilaian a. Diisi dengan hasil analisis teknik dan

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 106


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
No. Komponen Keterangan
instrumen penilaian (hasil pembelajaran
sesi 4).
Contoh:
Teknik
KD Instrumen
Penilaian
KD 3.2
menerapkan 1. Tes 1. Soal tes
pengetahuan Tertulis tertulis
pengelolaan 2. Penugas 2. Lembar
informasi an tugas dan
digital Lembar
melalui penilaian
komunikasi tugas
daring
KD 4.2
Menyajikan 1. Tes 1. Lembar
hasil praktik/ soal
pengelolaan unjuk praktik
informasi kerja dan
digital Lembar
melalui observasi
komunikasi unjuk
daring kerja
online..
b. Diisi dengan program remedial dan
pengayaan.
11. Media, Alat, dan Sumber Diisi dengan:
Belajar a. Sarana, alat bantu dan bahan yang
digunakan pada proses pembelajaran di
setiap RPP.
b. Sumber belajar dapat berupa buku, media
cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan untuk
setiap pertemuan sesuai dengan tuntutan
KD.
c. Sumber belajar ditulis sesuai ketentuan
penulisan literatur/referensi.
Contoh:

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 107


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
No. Komponen Keterangan

KD Media, Alat ,
Bahan, dan
Sumber Belajar
KD 3.2 Media:
menerapkan N focus/LCD
pengetahuan
pengelolaan Alat, bahan:
informasi
Fasilitas
digital melalui
komunikasi daring
komunikasi
dan jaringan
daring
internet
KD 4.2
Menyajikan
Sumber belajar:
hasil
buku teks
pengelolaan
pembelajaran, buku
informasi
referensi lain
digital melalui
komunikasi
daring online..

Kurikulum SMK NU Ma’arif 3 Kudus 108


Teknik dan Bisnis Sepeda Motor

Anda mungkin juga menyukai