Buku 1 Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor
Buku 1 Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor
Buku 1 Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor
PENDAHULUAN
A. Rasional
Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas Kurikulum
menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan program aktivitas
pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan
sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai pengalaman belajar
bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh sekolah.Pengalaman belajar harus
terprogram dan berpusat pada peserta didik “student is the central focus of the curriculum”.
Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai pengalaman dan aktivitas pembelajaran
terstruktur dan terukur dengan baik.
1. Latar Belakang
Dalam menghadapi tantangan abad pengetahuan, pendidikan mempunyai peran yang
penting dan sangat strategis. Pendidikan di abad pengetahuan memainkan peranan yang
sangat fundamental dalam mewujudkan cita-cita suatu bangsa dan negara, utamanya dalam
kehidupan global yang bercirikan adanya persaingan dalam kerjasama dan kerjasama dalam
persaingan.
Ciri kehidupan era global di atas unsur keterbukaan dan keterbukaan dan kemajuan
teknologi informasi yang berkembang secara cepat, pembangunan bidang pendidikan
dihadapkan pada berbagai tantangan dan permasalahan yang lebih kompleks. Untuk itu,
pembangunan di bidang pendidikan perlu dirancang secara komprehensif agar mampu
menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Kemampuan ini
ditunjukkan oleh adanya indikator bahwa pembangunan bidang pendidikan mampu
melahirkan generasi sebagai asset sumber daya manusia yang memiliki keunggulan dalam
kemampuan emulasi.
Salah satu komponen sistem yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan dibidang
pendidikan nasional di era global, adalah kebijakan mengenai pengembangan kurikulum.
Untuk itu pengembangan kurikulum perlu dirancang dan disempurnakan secara periodik
dan terus menerus sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah sebagai perwujudan
peningkatkan mutu layanan dan hasil pendidikan yang diharapkan berimplikasi pada
peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia. Indikator sumber daya manusia yang
bermutu dalam hal ini adalah mampu berkehidupan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,
demokratis, dan mampu bersaing baik pada tingkat lokal, nasional, regional maupun
internasional.
Eksistensi dan perkembangan bangsa Indonesia di era global tidak lagi ditentukan
oleh kekayaan sumber daya alam dan modal padat karya, tetapi lebih ditentukan oleh modal
intelektual, sosial, budaya. Untuk itu, pentingnya selalu berupaya terus menerus
melakukan pemutakhiran pengetahuan sesuai dengan tuntutan dinamikan kebutuhan hidup
di era global. Tolok ukur mutu sumber daya manusia tidak cukup bila hanya diukur dengan
standar lokal, tetapi dituntut juga menngacu pada standar internasional.
Pada era ini, berbagai industri dikembangkan dengan teknologi tinggi sebagai
representasi dari kemampuan mensinergikan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Di samping itu, industri yang dikembangkan dengan menerapkan teknologi tinggi juga
merupakan sinergi antara aspek SDM (humanware), perangkat teknologi baik secara
kuntitatif maupun kualitatif (technoware), pengelolaan diseminasi berbagai temua teknologi
baru (infoware), dan kelembagaan pengembangan teknologi baik di sekolah maupun di
industri (organoware). Untuk mencapai sinergi keempat aspek teknologi tersebut
diperlukan masyarakat atau sumber daya yang mau dan mampu melakukan aktivitas
learning, unlearning, dan relearning yang mengarah pada terbentuknya masyarakat belajar
(learning sociaty) sepanjang hayat.
Agar mutu lulusan SMK NU Ma’arif 3 Kudus memiliki keunggulan kompetitif baik
dilihat dari standar mutu nasional maupun standar internasional, maka kurikulum di masa
depan perlu dirancang berdasarkan ritme fenomena dialektika perkembangan Ipteks, sosial
budaya, dan kebutuhan hidup warga, bangsa dan negara. Hal ini perlu dilakukan agar sistem
pendidikan nasional mampu merespon secara proaktif, sistematik dan arief terhadap
berbagai perkembangan fenomena dialektika Ipteks. Dengan demikian pengembangan
kurikulum di SMK NU Ma’arif 3 Kudus tidak akan kehilangan relevansinya dengan
tuntutan perkembangan kebutuhan baik pada tingkat lokal, regional, nasional, maupun
internasional. Untuk itulah pusat kurikulum menyelenggarakan kegiatan kajian pelaksanaan
standar isi secara periodik dan terus menerus.
Analisis Kontek dan Upaya Pencapaian Dalam Penyusunan KTSP
No Aspek Kondisi Saat Ini Upaya Pencapaian
I Manajemen
Kurikulum
a. Revitalisasi Ketidakpahaman Kerjasama dengan
Kurikulum beberapa stakeholder sekolah rujukan
tentang pentingnya
sinkronisasi
kurikulum dengan
industri.
Kesulitan memilih Meningkatkan
industri dalam kerjasama dengan
sinkronisasi industri
kurikulum SMK.
Belum sesuainya 1) Mengadakan
standar isi (KI dan KD) validasi dengan
yang tetap untuk mata DU/DI
pelajaran produktif 2) Melakukan
(program keahlian) penyesuaian
SMK dengan tuntutan terhadap KI/KD
dunia usaha yang ada
Penambahan materi Penyelarasan materi ajar
pelajaran muatan muatan Nasional,
nasional & muatan Muatan kewilayahan
kewilayahan pada dan Muatan peminatan
struktur kurikulum kejuruan.
kurang mendukung
materi kejuruan
Sulitnya menentukan Melakukan analisis
SK,KD untuk muatan kesesuaian materi
lokal mulok dengan program
keahlian yang ada
Penyelarasan kurikulum
bermuatan lokal
2. Kesimpulan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh sekolah, merupakan kebijakan baru dari pemerintah dalam
rangka mengakomodasi kepentingan sekolah, daerah dan sekaligus untuk mengembangkan
potensi masyarakat. Namun dalam implementasinya masih mengahadapi berbagai kendala
yang meliputi antara lain manajemen kurikulum, organisasi dan manajemen sekolah,
ketenagaan, sarana prasarana, peserta didik, pembiayaan, peran serta masyarakat,
lingkungan dan kultur sekolah, dan unit produksi. Jabaran kendala dalam implementasi
kurikulum dalam setiap aspek diberikan sebagai berikut;
1. Aspek manajemen kurikulum
a. Persepsi dalam menjabarkan Permendiknas No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Isi
ke dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana proses pembelajaran
(silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), masih relatif beragam
b. Beban belajar dirasakan sangat berat dengan adanya tuntutan perbandingan alokasi
waktu tatap muka, praktik sekolah dan praktik industri adalah 1:2:4
c. Sebagian besar warga sekolah belum memahami secara memadai mengenai standar
isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) secara substantif khususnya dalam
implementasi KTSP yang bermuatan Nilai nilai karakter bangsa dan kewirausahaan
d. Belum tersusun KTSP yang berdasarkan hasil analisis kebutuhan sekolah dan hasil
analisis keunggulan lokal (potensi daerah).
2. Aspek organisasi dan manajemen sekolah
a. Belum memadainya wawasan tentang manajemen penjaminan mutu (Quality
ansurance) sehingga belum dapat menyusun program-program peningkatan mutu
sekolah secara komprehensif
b. Masih terbatasnya sarana prasana dan penguasaan teknologi informasi oleh
seluruh komponen sekolah.
3. Aspek ketenagaan
a. Sebagaian besar guru masih kurang memahami standar isi yang harus dijabarkan
dalam pengembangan kurikulum yang bermuatan Nilai nilai karakter bangsa,
kewirausahaan dan wawasan lingkungan tingkat intruksional, operasional dan
eksperensial.
b. Adanya keterbatasan jumlah tenaga pengajar/guru untuk mengampuh mata pelajaran
baru antara lain Matematika, seni budaya dan muatan lokal, serta mapel produktif
khususnya di SMK
4. Aspek sarana dan prasarana
a. Adanya keterbatasan jumlah, kualitas dan relevansi fasilitas pembelajaran
khususnya mata pelajaran produktif bila dikaitkan terhadap tuntutan pemenuhan
standar isi dan perkembangan Ipteks.
b. Adanya keterbatasan jumlah judul, banyak buku, dan keluasan akses dalam
penggunaan virtual library (perpustakaan maya)
c. Adanya keterbatasan jumlah ruang kelas bila dibandingkan dengan jumlah
rombongan belajar dan tuntutan pelaksanaan pembelajaran moving class.
5. Aspek peserta didik
a. Tingkat kemampuan bekal ajar siswa yang masuk ke sekolah sebagaian besar masih
relatif rendah bila dilihat dari prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.
b. Tingkat kedisiplinan sebagian siswa masih relatif rendah, hal ini ditunjukkan oleh
tingginya tingkat kenakalan.
6. Aspek pembiayaan
a. Besarnya alokasi anggaran untuk operasional sekolah sesuai dengan tuntutan KTSP
baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah masih relatif terbatas.
b. Relevansi alokasi anggaran baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah masih
relatif rendah bila dikaitkan dengan tuntutan pelaksanaan standar isi, standar proses
dan standar kelulusan.
c. Kepedulian dan kemampuan masyarakat dalam peran sertanya yang terkait dengan
pembiayaan pendidikan masih relatif rendah.
7. Aspek peran serta masyarakat
a. Peran serta institusi pasangan (dunia usaha dan dunia industri) dalam pelaksanaan
pembelajaran untuk bidang produktif masih relatif rendah bila dikaitkan dengan
tuntutan pelaksanaan standar isi, standar proses dan standar kelulusan.
b. Jaringan kerjasama antara sekolah dan institusi pasangan (dunia usaha dan
dunia industri) dalam upaya untuk optimalisasi pemanfaatan sumber belajar sesuai
dengan tuntutan pelaksanaan standar isi, standar proses dan standar kelulusan masih
relatif rendah.
8. Aspek lingkungan & kultur sekolah
a. Adanya sebagian warga sekolah (pendidik dan tenaga kependidikan) yang
masih relatif belum memiliki kemandirian/otoritas profesional dalam menjalankan
perannnya melaksanakan KTSP sesuai dengan tuntutan, jiwa dan karakteristik dari
kurikulum tersebut.
b. Adanya sebagian warga sekolah (pendidik dan tenaga kependidikan) yang masih
terbiasa menunggu instruksi untuk melaksanakan sesuatu, terbiasa dengan pola
seragam dan kurang kreatif dalam menjalankan perannya sesuai dengan tuntutan
KTSP.
9. Aspek unit produksi/Bisnis Center
a. Belum berfungsinya secara optimal baik secara kuantitas, kualitas dan relevansi
keberadaan unit produksi di sekolah bila dikaitkan dengan upaya sebagai pendukung
penguatan pelaksanaan standar isi, standar proses dan standar kelulusan.
b. Belum optimalnya pengelolaan unit produksi di sekolah bila dikaitkan dengan
prinsip-prinsip wirausaha yang lebih berorientasi pada kemandirian, pelaksanaan
teaching factory dan memberikan income generating bagi pemberdayaan dan
penguatan lembaga sekolah dalam memenuhi tuntutan pelaksanaan KTSP.
3. Rekomendasi
Sebagai upaya memfasilitasi percepatan penguatan tingkat pemahaman, wawasan
dan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan perlu diberikan beberapa
rekomendasi. Rekomendasai ini disusun berdasarkan temuan–temuan kajian pelaksanaan
standar isi, standar kompetensi, kompetensi dasar mata pelajaran dan standar kompetensi
lulusan. Beberapa rekomendasi yang dapat memfasilitasi implementasi alternatif
pemecahan masalah yang telah di berikan dalam tabel permasalahan dan alternatif
pemecahan pelaksanaan KTSP di atas, perlu dilakukan penguatan pada aspek-aspek sebagai
berikut.
a. Manajemen kurikulum, organisasi dan manajemen sekolah dan pembiayaan melalui
kegiatan peningkatan wawasan warga sekolah (pendidik dan tenaga kependidikan)
terhadap kebijakan implementasi KTSP dalam bentuk workshop kurikulum, On The
Job Training, In House Training, monitoring dan program pendampingan yang
difasilitasi baik pengembangn program, narasumber maupun pembiayaannya dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
b. SDM sekolah (pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik) melalui (1) program
peningkatan kualifikasi dan setifikasi guru, (2) pelatihan-pelatihan untuk pendidik dan
tenaga kependidikan sesuai dengan tuntutan kemajuan teknologi informasi, dan (3)
program matrikulasi bagi peserta didik pada mata pelajaran tertentu (Bahasa Inggris,
Bahasa Indonesia, Matematika dan Komputer).
c. Sarana dan prasarana melalui pemenuhan kebutuhan secara bertahap dan sistimatik
sesuai dengan tuntutan standar sarana dan prasarana pendidikan dalam PP 24 Tahun
2007 dengan memberdayakan peranserta masyarakat, pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
d. Lingkungan sekolah dan unit produksi melalui (1) penciptaan lingkungan sekolah yang
kondusif dan menerapkan program 7K (ketertiban, keamanan kebersihan, keindahan,
kerindangan, kenyamanan dan kekeluargaan) dan (2) mendorong tumbuh kembangnya
unit produksi di SMK sebagai tempat teaching factory atau teaching industry.
e. Peran serta masyarakat melalui pemberdayaan (1) dunia usaha dan dunia industri dalam
pelaksanaan kegiatan praktik kerja industri (prakerind) siswa, outsourcing, program
magang guru dan validasi dan sinkronisasi KTSP dan (2) komite sekolah dalam
meningkatkan peran serta masyarakat secara lebih optimal, sehingga terjadi sinergi
positif antara sekolah, keluarga, dan masyarakat (industri dan nonindustri) dalam
mendukung optimalisasi implementasi KTSP.
B. Dasar Hukum
b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
d. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI)
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
g. Permendikbud No. 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingungan Sekolah bagi Peserta
Didik baru
i. Permendikbud No. 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
n. Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Menengah
o. Permendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum
2013
p. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 Tentang Pembangunan Sumber Daya Industri
r. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam Rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia
s. Permendikbud No. 3 tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan pada Pendidikan dasar dan Menengah
u. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/ madrasah Aliyah Kejuruan
v. Permendikbud No. 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan
dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah
w. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan Formal
x. Peraturan Daerah Jawa tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa
y. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda No.
9 tahun 2012
z. Edaran Kepala Dinas Propinsi Jawa Tengah No. 424/13242 tgl 23 juli 2013 tentang
Implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
aa. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tanggal 4
Juni 2014 tentang Kurikulum mata pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang pendidikan
SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTS, SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK Negeri dan Swasta
di Provisi Jawa Tengah
bb. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
cc. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
07/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah
Aliyah Kejuruan
dd. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 03/M-IND/PER/2017, tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi yang Link and Match
Dengan Industri
ee. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan
G. Profil Lulusan
Tujuan kompetensi keahlian Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor secara umum mengacu
pada isi Undang Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional ( UU SPN ) pasal 3 mengenai
tujuan pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan
menengah kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Secara khusus tujuan program keahlian Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor adalah
membekali peserta didik dengan keterampilan , pengetahuan, dan sikap agar kompeten:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi para peserta
didiknya.
2. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggungjawab.
3. Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan
dan seni.
4. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam kompetensi keahlian
tertentu agar dapat bekerja baik secara mandiri/berwirausaha atau mengisi lowongan
pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenega kerja tingkat
menengah.
5. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karier, berkompetensi dan mengembangkan
sikap profesional dalam kompetensi keahlian yang ditekuninya.
6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi
yang berminat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
7. Menyelenggarakan sistem pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan beretos kerja
tinggi.
8. Memenuhi kebutuhan tenaga yang terampil di Bidang Teknik dan Bisnis Sepeda Motor .
9. Mendidik tenaga kerja yang disiplin mempunyai loyalitas yang tinggi.
10. Mendidik tenaga kerja yang mampu bersaing baik tingkat nasional, regional maupun global.
11. Mendidik Tenaga terampil yang mampu menciptakan lapangan kerja.
12. Mengembangkan Unit Produksi Teknik dan Bisnis Sepeda Motor .
13. Menyalurkan tenaga kerja yang profesional di Bidang Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
sesuai dengan kebutuhan DU/DI
H. Deskripsi KKNI Level 2 atau 3 sesuai Kompetensi Keahlian
1. Deskripsi KKNI
Penyusunan Kurikulum SMK NU ma’arif 3 Kudus mencakup pengembangan program
pembelajaran program pendidikan 3 (tiga) tahun sesuai spektrum pendidikan menengah
kejuruan. SKKNI adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang merupakan
salah satu bentuk dari SKK. Penyusunan Kurikulum SMK NU ma’arif 3 Kudus
memperhatikan jenjang KKNI minimal kualifikasi 2 untuk kompetensi keahlian 3 tahun.
Deskripsi Jenjang Kualifikasi 2 KKNI:
a. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang
terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya;
b. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang
spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim
timbul;
c. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing
orang lain.
2. Skema Sertifikasi/Uji Kompetensi
2.1 Ruang Lingkup : Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor
Lingkup Penggunaan Sertifkat : pada perusahaan, instansi, lembaga, atau organisasi yang
memiliki divisi atau berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi
3. Tujuan Sertifikasi
3.1. Memastikan kompetensi siswa SMK pada Kompetensi keahlian Teknik Dan Bisnis
Sepeda Motor pada kualifikasi Level II.
3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP–P2 Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Tengah dan asesor kompetensi
4. Acuan Normatif
4.1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional
4.2 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.3 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
4.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan
Nasional Sertifikasi Profesi
4.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
4.6 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
4.7 Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi Pendidikan Menengah
Kejuruan dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.
4.8 Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 3/M-IND/PER/1/2017Tahun 2017 tentang
program Link and Match Dunia Industri dengan SMK
4.9 Menteri KetenagakerjaanRepublik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Sistem
Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
4.10Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP
95/MEN/IV/2005 Tentang Penetapan SKKNI Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor
4.11Peraturan BNSP Nomor 1/BNSP/III/2014 Tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian –
Persyaratan Umum Lembaga sertifikasi Profesi ( Pedoman BNSP 201 versi 2014 )
4.12Peraturan BNSP Nomor 4/BNSP/III/2014 Tentang Pedoman Pengembangan dan
Pemeliharaan Skema sertifikasi Profesi ( Pedoman BNSP 210 versi 2014)
4.13Peraturan BNSP Nomor 1/BNSP/II/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi
Kompetensi Bagi lulusan SMK.
4.14Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
No.130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur, Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan
5. Kemasan / Paket Kompetensi
Skema KKNI Level II pada kompetensi keahlian Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor dapat
dicapai melalui pendekatan klaster dan harus dicapai dalam 3 (tiga) tahun. Klaster yang
digunakan adalah sebagai berikut :
5.1.1 Klaster Perawatan Berkala Sepeda Motor
Model Blok
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris danBahasa Asing Lainnya 352
Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144
Jumlah B 252
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Fisika 108
3. Kimia 108
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik Otomotif 144
2. Teknologi Dasar Otomotif 144
3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 180
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 560
2. Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor 424
3. Pemeliharaan Listrik Sepeda Motor 526
4. Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor 204
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 3.030
Total 5.160
Model Implementatif
Kelas/Semester
No. Mata Pelajaran X XI XII
1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris danBahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
2. Fisika 3 3 - - - -
3. Kimia 3 3 - - - -
C2 Dasar Program Keahlian
1. Ga mbar Teknik Otomotif 4 4 - - - -
Jumlah C 22 22 31 31 33 33
Sebagaimana tertuang pada rumusan SKL, kompetensi yang bersifat generik mencakup
3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap
spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek
sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian
kompetensi yang bersifat generik tersebut diuraikan menjadi empat yaitu kompetensi inti sikap
spiritual disebut KI-1, kompetensi inti sikap sosial disebut KI-2, kompetensi inti pengetahuan
disebut KI-3, dan kompetensi inti keterampilan disebut KI-4.
Kompetensi Inti
Sikap Spiritual Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
(KI-1)
Sikap Sosial Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
(KI-2) tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa pada pergaulan dunia.
Pengetahuan Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
(KI-3) faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah.
2. Mengembangkan aspek lingkungan, sosial, budaya, dan seni yang dapat menjadi nilai
ekonomis
4. Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar;
6. Penetapan Muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi mata
pelajaran yang berdiri sendiri;
1. Muatan lokal dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan sumber
daya pendidikan yang tersedia.
2. Muatan lokal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk berdiri sendiri sebagai mata
pelajaran mempunyai waktu beban belajar maksimum 2 (dua) jam per minggu. Jika muatan
lokal tersebut telah ditentukan dan ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah Provinsi untuk
satuan pendidikan yang ada di wilayahnya, maka sekolah harus melaksanakannya.
3. Muatan lokal yang bukan berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri, harus diintegrasikan di
dalam salah satu atau lebih dari ketiga mata pelajaran Kelompok Wajib B dan C3 (Seni
Budaya, Produk Kreatif dan Kewirausahaan, dan Pendidikan Jasmani, Olah raga dan
Kesehatan) dengan waktu beban yang terintegrasi pada salah satu atau lebih mata pelajaran
tersebut.
4. Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan beban belajar muatan
lokal, ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan (Permendikbud 79 Tahun 2014,
Pasal 8, ayat (3)).
Penilaian Muatan Lokal
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru yang mempunyai
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa. Layanan bimbingan dan konseling
adalah kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam menyusun
rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan
konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta
melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi.
Kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakuler yang dilaksanakian di SMK NU Ma’arif 3 Kudus meliputi:
1. Kegiatan ekstra kurikuler wajib yaitu Pramuka, semua peserta didik kelas X diwajibkan
mengikuti pendidikan kepramukaan baik teori maupaun berupa kegiatan fisik atau praktik.
2. Kegiatan ekstra kurikuler pilihan, yang terdiri dari:
a. Sepak Bola
b. Bola Voli
c. Pramuka
d. Pencak Silat/Pagar Nusa
e. Kewirausahaan
Jadwal kegiatan pelaksanaan ekstrakurikuler SMK NU Ma’arif 3 Kudus
Nama Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan
1. Sepak Bola Selasa
2. Bola Voli Rabu
3. Pramuka Kamis
4. Pencak Silat/Pagar Nusa Sabtu
5. Kewirausahaan Senin
Pendidikan Kepramukaan
Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib dalam konteks
Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi dan penguatan capaian
pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-1, KI-2, dan ranah keterampilan
dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren dengan sikap dan kecakapan
Kepramukaan. Dengan demikian terjadi proses saling interaktif dan saling menguatkan
(mutually interactive and reinforcing.) Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib. Pendidikan
Kepramukaan diorganisasikan dalam Model sebagai berikut :
Pegorganisasian
No. Nama Model Sifat
Kegiatan
1. Model Blok Wajib, setahun Kolaboratif
sekali, berlaku Bersifat
intramural atau
bagi seluruh
ekstramural (di
peserta didik, luar dan/atau
terjadwal, didalam
lingkungan
penilaian umum
satuan
pendidikan)
2. Model Wajib, rutin, Pembina
Aktualisasi terjadwal, berlaku Pramuka
Bersifat
untuk seluruh
intramural
peserta didik (dalam
dalam setiap kelas, lingkungan
satuan
penjadwalan, dan
pendidikan)
penilaian formal
IV. Kepemimpinan
Kita percaya bahwa siapa pun memiliki hak menjadi seorang pemimpin. Jika tidak
menjadi pemimpin bagi orang lain, minimal bisa menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri.
Bersamaan dengan itu, jiwa kepemimpinan menjadi salah satu faktor yang akan
mempengaruhi konsep futuristis dari seorang pemimpin, meskipun tak tertanam secara tiba-
tiba. Namun, alangkah baiknya jika jiwa kepemimpinan dibangun sejak masih muda, di
mana saja, dan dari siapapun. Kepemimpinan hari ini lebih ditekankan pada demokratis dan
pemanduan, bukan lagi instruksi dan pengendalian. Pada praktiknya, pola kepemimpinan
tersebut lebih membagi tanggung jawab kepada para anggotanya. Hal ini yang disebut
dengan kerjasama.
Pembangunan manusia di Indonesia memiliki proses yang panjang. Pendidikan
tidak hanya menyentuh peserta didik itu sendiri, tetapi juga menciptakan peserta didik
tersebut menjadi manusia yang berkarakter hingga hari ini ada dihadapan kita semua,
seperti; guru, presiden, dokter, ahli arkeologi, menteri, pilot, dan banyak lagi. Kita telah
mengenal pepatah lama yang menjadi nilai dasar sejarah panjang pendidikan dan
kepemimpinan bangsa Indonesia, “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso,
Tut Wuri Handayani”. Maka dari itu, sudah seharusnya tidak ada satupun yang tertinggal
dalam proses pembangunan sumber daya manusia, karena kepemimpinan menciptakan
keadilan yang universal.
Namun bersama dengan kemudahan akses ini, terbit pula beberapa sisi negatif internet yang
perlu diwaspadai. Selayaknya materi positif yang mudah didapatkan, informasi palsu (hoax)
dan berbagai hal buruk pun leluasa untuk didapatkan. Untuk itu, pengguna internet perlu
menyaring setiap informasi yang diperoleh karena tidak setiap hal yang beredar di dunia
maya sudah pasti merupakan kebenaran.
Di era ini, tidak sedikit orang tidak bertanggung jawab yang mensuplai informasi dengan
identitas anonim sehingga penting untuk memvalidasi informasi yang masuk sebelum
memercayai dan ikut menyebarkan agar dapat terhindar dari dampak negatif informasi yang
keliru.
Pemilahan kompetensi merupakan proses analisis Kompetensi Dasar (KD) dan topik
pembelajaran/pekerjaan dari mata pelajaran pada Kompetensi Keahlian, kemudian
memetakannya berdasarkan kemungkinan atau peluang dilaksanakan pembelajaran
topik-topik tersebut di masing-masing DUDI yang menjadi Institusi Pasangan,
dilakukan sebelum penyusunan program PKL. Penetapan industri bertujuan untuk
memperoleh data Institusi Pasangan (DUDI) yang sesuai dengan KD yang dipelajari
oleh peserta didik Di sam[ing untuk meningkatkan jalinan hubungan kerja sama
antara sekolah dengan DUDI.
Rancangan program PKL sebagai bagian integral dari program pembelajaran perlu
memperhatikan kesiapan Institusi Pasangan/ DUDI dalam melaksanakan
pembelajaran KD terkait, agar dalam pelaksanaan penempatan peserta didik tepat
sasaran sesuai dengan KD yang akan dipelajari.
2. Pengaturan Pelaksanaan PKL
Pelaksanaan PKL diatur sebagai berikut
a. Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 6-10 bulan yang dapat dilakukan pada kelas
XI dan atau kelas XII untuk program 3 tahun dan atau kelas XII dan atau kelas XIII untuk
program 4 tahun. Untuk menjamin keterlaksanaan program PKL maka dapat dilakukan
alternatif pengaturan sebagai berikut:
1) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas XI, sekolah harus menata
ulang topik-topik pembelajaran pada semester 4 dan semester 5, agar pelaksanaan
PKL tidak mengurangi waktu untuk pembelajaran materi pada semester 4 dan
sebagian materi pada semester 4 dapat dipindah ke semester 5.
2) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 5 kelas XII, sekolah harus
melakukan pengaturan yang sama untuk materi pembelajaran pada kedua semester
tersebut.
b. Praktik kerja lapangan dapat dilaksanakan menggunakan pola harian (90 hari), atau pola
mingguan (12 minggu) atau pola bulanan (3 bulan) seperti dijelaskan pada Bab II.
c. Untuk memenuhi pemerataan jumlah jam di Institusi Pasangan/DUDI yang memiliki jam
kerja kurang dari 5 hari per minggu, maka sekolah perlu mengatur rotasi/perputaran
kelompok peserta PKL.
d. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran muatan Nasional dan muatan Kewilayahan dapat
dilakukan di satuan pendidikan dan/atau DUDI (terintegrasi dengan PKL) dengan
portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
e. Jika pembelajaran mata pelajaran muatan Nasional dan muatan Kewilayahan tidak
terintegrasi dalam kegiatan PKL, maka pembelajarannya dilakukan di satuan pendidikan
(sebelum atau setelah kembali dari kegiatan PKL) dalam bentuk blok, dengan jumlah jam
setara dengan jumlah jam satu semester.
f. Mengingat kebijakan UN yang tidak lagi menjadi salah satu faktor penentu kelulusan,
maka program PKL dapat dilaksanakan sebelum UN pada semester 6 secara blok penuh
selama 8 bulan.
Pembekalan peserta dilakukan terhadap peserta didik yang akan melaksanakan PKL.
Program tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang kegiatan belajar yang
harus dilakukan di Institusi Pasangan/DUDI. Materi pembekalan PKL bagi peserta didik
antara lain meliputi:
a. Karakteristik budaya kerja di industri/nilai-nilai karakter budaya industri;
b. Tata aturan kerja di DUDI;
c. Penyusunan jurnal;
d. Pembuatan dokumen portopolio, dan
e. Penilaian PKL.
Pemberian informasi program PKL kepada orang tua, antara lain meliputi:
a. Maksud dan tujuan PKL;
b. Pembiayaan operasional peserta didik yakni akomodasi, konsumsi dan transportasi
selama pelaksanaan di lokasi PKL (life cost).
c. Karakteristik budaya kerja di DUDI/nilai-nilai karakter budaya industri;
d. Tata aturan kerja di DUDI, dan
e. Penilaian PKL.
4. Penetapan Pembimbing
Pembimbing PKL terdiri atas pembimbing sekolah dan pembimbing industri. Pembimbing
dari pihak sekolah adalah guru yang bertanggung-jawab terhadap pembelajaran kompetensi
yang pembelajarannya dilaksanakan di Institusi Pasangan/DUDI, dan pembimbing industri
yang sekaligus selaku instruktur yang mengarahkan peserta didik dalam melakukan pekerjaan
di Institusi Pasangan/DUDI.
c. Peserta PKL harus mengisi Jurnal PKL sesuai dengan format jurnal yang
ditetapkan satuan pendidikan. Pengisian jurnal ditulis tangan dengan rapih dan
jelas, serta memperhatikan saran-saran yang disampaikan oleh pembimbing
industri. Selama berkonsultasi/pembimingan peserta PKL harus selalu menjaga
etika sopan santun.
f. Peserta PKL harus mengetehui jenis peralatan, bahan yang digunakan, proses yang
dipakai dan nilai-nilai karakter budaya industri yang berlaku di tempat PKL.
2) menjaga etika sopan santun dan tata tertib selama berkonsultasi maupun
mengikuti pembimbingan PKL;
5) mencatat agenda kegiatan harian kerja praktik pada buku Jurnal PKL dengan
jujur dan teliti, selanjutnya di paraf oleh pembimbing industri;
a. peserta pemagangan yang telah memenuhi standar kompetensi yang ditentukan oleh
perusahaan diberikan sertifikat pemagangan.
b. dalam hal pemagangan yang tidak memenuhi standar kompetensi yang ditentukan oleh
perusahaan, diberikan surat keterangan telah mengikuti pemagangan.
Dunia Usaha / Dunia Industri sebagai institusi pasangan dalam melaksanakan kerjasama
dalam hal pendidikan di industri diusahakan diikat dalam bentuk naskah kesepakatan atau
MoU ( Memorandum of Understanding ).
Adapun perusahaan yang sudah melaksanakan kerjasama dalam kegiatan praktik kerjka
industri, adalah sebagai berikut :
NO NAMA PERUSAHAAN
AHASS MURIA MOTOR
1 Jl. Raya Pati – Kudus N0. 210 , Karang, Kauman, Kec Jekulo, Kab.
Kudus
YAMAHA HARPINDO JAYA PENTOL KUDUS
2
Jl. Jenderal Sudirman N0. 168 , Rendeng, Kab. Kudus
YAMAHA MATARAM SAKTI NGEMBAL KUDUS
3
Jl. Raya Pati – Kudus km 4 , Ngembal, Jati, Kudus
4 PT TARUNA ADI PRIMA CAB. BESITO
Besito, Gebog, Kudus
PT ZIRANG UTAMA KUDUS
5
Jl. AKBP Agil Kusumadya N0. 22, Jati Kulon, Jati, Kudus
6 AHASS BINA PUTRA KUDUS
Gang 22, undaan Lor
YAMAHA MURAH MOTOR
7
Jl. Jenderal Ahmad yani N0.88 – 89, Panjunan, Kudus
9 PT TARUNA ADIPRIMA MOTOR
Jl. Jend. Sudirman No. 275
14 CV JAYA MOTOR
Jl. Sunan Kudus No. 100 Demaan Kudus
15 2 ND PRODUCT GARAGE RACING TEAM
Jl. KH. Turaichan Adjuri Pejaten Langgar Dalem Kudus
Kriteria ketuntasan hasil belajar diperlukan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar peserta
didik. Penentuan ketuntasan hasil belajar dilakukan pada awal tahun pelajaran melalui
musyawarah oleh satuan pendidikan.
Skor ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua
peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di
sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Skor
ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan
dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
Predikat/Kategori
Keterangan
Kompetensi
A+ N ≥ 95* Peserta didik secara Sangat
2. Fisika 65 65
3. Kimia 65 65
C2
1. Gambar Teknik Otomotif 70 70
Kelas/Semester
No Mata Pelajaran X XI XII
. 1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 68 68
2. Pendidikan Pancasila dan 68 68
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 65 65
4. Matematika 65 65
5. Sejarah Indonesia - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 65 65
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya - -
2. Fisika - -
3. Kimia - -
C2 DASAR PROGRAM KEAHLIAN
1. Gambar Teknik Otomotif - -
Kelas/Semester
No Mata Pelajaran X XI XII
. 1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 68 68
2. Pendidikan Pancasila dan 68 68
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 65 65
4. Matematika 65 65
5. Sejarah Indonesia - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 65 65
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya - -
2. Fisika - -
3. Kimia - -
C2 DASAR PROGRAM KEAHLIAN
Fungsi kriteria ketuntasan minimal adalah sebagai acuan bagi pendidik dalam
menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.
Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan SKM yang
ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian
kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan;
sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus
dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.
G. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian dijabarkan dalam uraian sebagai berikut:
1. Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh pendidik merupakan penilaian proses
pembelajaran (assessment for learning), penilaian capaian pembelajaran (assessment
of learning), dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning), yang
dilakukan melalui mekanisme Penilaian Pembelajaran sebagai berikut :
a. Pendidik menetapkan lingkup penilaian meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
b. Pendidik menyusun perencanaan penilaian dan melaksanakan penilaian.
c. Pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk pengambilan keputusan berkaitan
dengan peserta didik, perbaikan proses pembelajaran, membuat pelaporan, dan
kegunaan lain yang sesuai.
H. Kenaikan Kelas
Seluruh hasil penilaian untuk semua mata pelajaran yang diperoleh peserta didik
baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan setelah diolah dan dianalisis akan
menentukan apakah peserta didik tersebut berhak naik kelas atau tidak. Secara umum
peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
b. Memiliki sikap yang dimanifestasikan dalam kriteria karakter sekurang-kurangnya
BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
c. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK sesuai
kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
d. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran wajib A, B, dan C1 (adaptif dan
normatif) yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi
keterampilannya di bawah skor ketuntasan minimal (SKM) atau predikat D. Apabila
ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil, nilai
akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran tersebut.
e. Tidak memiliki nilai mata pelajaran C2 dan C3 (produktif) yang masing-masing nilai
kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah skor
ketuntasan minimal (SKM) atau predikat D.
f. Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik masing-masing sekolah.
Penentuan kenaikan kelas merupakan wewenang satuan pendidikan. Satuan
pendidikan dapat menentukan ketentuan kenaikan kelas berdasarkan rapat pleno dewan
J. Kalender Pendidikan
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan ekstrakurikuler.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari
libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar
sebagai berikut:
Jumlah Minggu
Bulan Keterangan
Minggu Efekti
Libur Akhir Tahun
Pelajaran, pelaksanaan PLS,
Juli 2019 4 1
dan Libur Awal Ramadhan,
libur Idul Fitri
Agustus 2019 5 5
September 2019 4 3 UTS
Oktober 2019 4 3
November 2019 5 5
Ulangan Akhir Semester,
Desember 2019 4 1 Pengisian LHB dan Libur
Akhir Semester
Januari 2020 5 5
Pebruari 2020 5 5
b. Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi,
dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah. Penentuan hari
libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah:
Libur Semester Gasal: 23 Desember 2019– 1 Januari 2020.
Libur Semester Genap: 9 Juni - 14 Juli 2020.
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
Tahun Baru
Idul Fitri dan Cuti Bersama
Idul Adha
Tahun Baru Imlek
Tahun Baru Hijriah
Hari Raya Nyepi
Maulid Nabi Muhammad saw.
Tahun Baru Imlek
Wafat Isa Al masih
Hari Raya Waisak
Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya Kurikulum SMK NU Ma’arif
3 Kudus ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan kami berdo’a semoga
Allah swt. membalas amal baik Bapak/Ibu/Sdr. dengan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya
kepada Allah jualah kita semua bertawakal, semoga apapun yang kita lakukan senantiasa
mendapatkan ridlo-Nya. Amin.
FORMAT RPP
Sekolah : …...........................................................................
Mata Pelajaran : …...........................................................................
Kelas/Semester : ……........................................................................
Alokasi Waktu : …...........................................................................
A. Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI pengetahuan
2. KD pada KI keterampilan
D. Tujuan Pembelajaran
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (… menit)
b. Kegiatan Inti (... menit)
c. Penutup (… menit)
2. Pertemuan Kedua:*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (… menit)
b. Kegiatan Inti (... menit)
c. Penutup (… menit),
dan pertemuan seterusnya.
NIP NIP
Analisis program semester merupakan langkah awal sebelum menyusun RPP. Analisis ini
dikembamgkan berdasarkan alur pencapaian kompetensi, dimaksudkan untuk menentukan
urutan pembelajaran kompetensi dasar (KD) per semester yang dikembangkan berdasarkan
silabus. Analisis program semester juga dilakukan untuk menentukan alokasi waktu yang
di setiap pasangan kompetensi dasar (KD). Tabel 1 berikut merupakan contoh analisis
program semester pada mata pelajaran Simulasi Digital.
KD 4.2
menyajikan hasil
pengelolaan
informasi digital
melalui
pemanfaatan
perangkat lunak
pengolah informasi.
KD 3.1 4
KD 3.3 8
KD 4.3
Berdasarkan Tabel diatas, guru membuat Analisis Program Semester berdasarkan dokumen
silabus.
KD Media, Alat ,
Bahan, dan
Sumber Belajar
KD 3.2 Media:
menerapkan N focus/LCD
pengetahuan
pengelolaan Alat, bahan:
informasi
Fasilitas
digital melalui
komunikasi daring
komunikasi
dan jaringan
daring
internet
KD 4.2
Menyajikan
Sumber belajar:
hasil
buku teks
pengelolaan
pembelajaran, buku
informasi
referensi lain
digital melalui
komunikasi
daring online..