10 Bab 5 Hubungan Pemerintah Pusat Dan Daeran

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Sukadana


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas/Semester : X (Sepuluh) / 1 (Satu)
Tema : Mari kita Perkokoh Hubungan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah
Materi Pokok : Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Menurut UUD Negara
Republik Indonesia 1945
Jumlah Pertemuan : 4 X Pertemuan
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.5. Menghormati hubungan pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa
2.5. Peduli hubungan pemerintahan pusat dan daerah yang harmonis di daerah setempat
3.5. Menganalisis hubungan pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4.5. Melakukan penelitian sederhana tentang hubungan pemerintahan pusat dan daerah
menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1.5.1.Membangun nilai-nilai proaktif secara adil tentang hubungan struktural dan fungsional
pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
1.5.2.Membangun nilai-nilai responsif secara adil tentang hubungan struktural dan
fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945

2.5.1.Membangun nilai-nilai proaktif yang terkandung dalam hubungan struktural dan


fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
2.5.2.Membangun nilai-nilai responsif yang terkandung dalam hubungan struktural dan
fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945

3.5.1.Menganalisis desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan


Republik Indonesia
3.5.2.Mengidentifikasi kedudukan dan peran pemerintah pusat
3.5.3.Mengidentifikasi kedudukan dan peran pemerintah daerah
3.5.4.Menunjukkan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah

4.5.1 Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan
daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4.5.2 Mengkomunikasikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan
pusat dan daerah menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

D. Tujuan Pembelajaran :
Pertemuan 1
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomuni kasikan peserta didik dapat:
1. Menganalisis desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia
2. Menyaji hasil analisis desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia
3. Menerapkan perilaku proaktif dan responsif selama kegiatan pembelajaran berlangsung

Pertemuan 2
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomuni kasikan peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasi kedudukan dan peran pemerintah pusat
2. Menyaji hasil identifikasi kedudukan dan peran pemerintah pusat
3. Menerapkan perilaku responsif dan proaktif selama kegaiatan pembelajaran
berlangsung.

Pertemuan 3
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomuni kasikan peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasi kedudukan dan peran pemerintah daerah
2. Menyaji hasil identifikasi kedudukan dan peran pemerintah daerah
3. Menerapkan perilaku proaktif dan responsif selama kegiatan pembelajaran berlangsung

Pertemuan 4
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomuni kasikan peserta didik dapat:
1. Menunjukkan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
2. Menerapkan perilaku responsif dan proaktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung

E. Materi Pembelajaran
Fakta
Desentralisasi atau otonomi daerah menyuburkan KKN dan sentimen kedaerahan

Konsep
1. Desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat.
3. Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah
4. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah. (materi- materi
tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam RPP berdasarkan fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur).
Prinsip
Desentralisasi atau otonomi daerah tidak memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa

Prosedur
Proses pembentukan pemerintah daerah yang baru

Pertemuan 1
1. Desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
a) Desentralisasi
Desentralisasi pada dasarnya adalah suatu proses penyerahan sebagian wewenang
dan tanggung jawab dari urusan yang semula adalah urusan pemerintah pusat
kepada badan-badan atau lembaga- lembaga pemerintah daerah agar menjadi
urusan rumah tangganya sehinggga urusan- urusan tersebut beralih kepada daerah
dan menjadi wewenang serta tanggung jawab pemerintah daerah.
Praktiknya, desentralisasi sebagai suatu sistem penyelenggaraan pemerintah
daerah memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan desentralisasi, di
antaranya adalah sebagai berikut.
1) Struktur organisasi yang didesentralisasikan merupakan pendelegasian
wewenang dan memperingan manajemen pemerintah pusat.
2) Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan.
3) Dalam menghadapi permasalahan yang amat mendesak, pemerintah daerah
tidak perlu menunggu instruksi dari pusat.
4) Hubungan yang harmonis dan gairah kerja antara pemerintah pusat dan daerah
dapat ditingkatkan.
5) Peningkatan efisiensi dalam segala hal, khususnya penyelenggara pemerintahan
baik pusat maupun daerah.
6) Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena keputusan dapat segera
dilaksanakan.
7) Bagi organisasi yang besar dapat memperoleh manfaat dari keadaan di tempat
masing-masing.
8) Sebelum rencana dapat diterapkan secara keseluruhan maka dapat diterapkan
dalam satu bagian tertentu terlebih dahulu sehingga rencana dapat diubah.
9) Risiko yang mencakup kerugian dalam bidang kepegawaian, fasilitas, dan
organisasi dapat terbagi-bagi.
10) Dapat diadakan pembedaan dan pengkhususan yang berguna bagi kepentingan-
kepentingan tertentu.
11) Desentralisasi secara psikologis dapat memberikan kepuasan bagi daerah
karena sifatnya yang langsung.
12) Adapun kelemahan desentralisasi, di antaranya adalah sebagai berikut.
13) Besarnya organ-organ pemerintahan yang membuat struktur pemerintahan
bertambah kompleks dan berimplikasi pada lemahnya koordinasi.
14) Keseimbangan dan kesesuaian antara bermacam-macam kepentingan daerah
dapat lebih mudah terganggu.
15) Desentralisasi teritorial mendorong timbulnya paham kedaerahan. (p). Keputusan
yang diambil memerlukan waktu yang lama karena
16) memerlukan perundingan yang bertele-tele.
17) Desentralisasi memerlukan biaya yang besar dan sulit untuk memperoleh
keseragaman dan kesederhanaan.

b) Otonomi Daerah
Berikut adalah beberapa definisi tentang otonomi daerah yang dikemukakan para
ahli di antaranya adalah sebagai berikut.
1) C. J. Franseen, mendefinisikan otonomi daerah adalah hak untuk mengatur
urusan-urusan daerah dan menyesuaikan peraturan- peraturan yag sudah dibuat
dengannya.
2) J. Wajong, mendefinisikan otonomi daerah sebagai kebebasan untuk
memelihara dan memajukan kepentingan khusus daerah dengan keuangan
sendiri, menentukan hukum sendiri dan pemerintahan sendiri.
3) Ateng Syarifuddin, mendefinisikan otonomi daerah sebagai kebebasan atau
kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Namun kebebasan itu terbatas
merupakan perwujudan dari pemberian kesempatan yang harus
dipertanggungjawabkan.
4) Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

c) Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan


Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia diselenggarakan dalam rangka
memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan
oleh pemerintah daerah dengan memperhatikan potensi dan kekhasan daerah
masing-masing. Hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah
daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang
menjadi hak daerah.
Pasal 18 B Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan negara mengakui dan menghormati satuan- satuan pemerintahan
daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-
undang. Undang-Undang yang dimaksud adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Adapun yang dimaksud satuan-satuan
pemerintahan daerah yang bersifat khusus adalah daerah yang diberi otonomi
khusus, yaitu Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Provinsi Papua. Adapun daerah
istimewa adalah Daerah Istimewa Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam ) dan Daerah
Istimewa Yogyakarta.

Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua merupakan kewenangan khusus yang diakui
dan diberikan kepada Provinsi Papua, termasuk provinsi-provinsi hasil pemekaran
dari Provinsi Papua, untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dan hak- hak dasar
masyarakat Papua berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2001

Pertemuan 2
2. Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat.
Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi sebagai
berikut.
1) Fungsi Layanan (Servicing Function)
Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan cara tidak diskriminatif dan tidak memberatkan serta dengan kualitas yang
sama. Dalam pelaksanaan fungsi ini pemerintah tidak pilih kasih, melainkan semua
orang memiliki hak sama, yaitu hak untuk dilayani, dihormati, diakui, diberi
kesempatan (kepercayaan), dan sebagainya.
2) Fungsi Pengaturan (Regulating Function)
Fungsi ini memberikan penekanan bahwa pengaturan tidak hanya kepada rakyat,
tetapi juga kepada pemerintah. Artinya, dalam membuat kebijakan lebih dinamis
yang mengatur kehidupan masyarakat dan sekaligus meminimalkan intervensi
negara dalam kehidupan masyarakat. Jadi, fungsi pemerintah adalah mengatur dan
memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam menjalankan hidupnya sebagai
warga negara.
3) Fungsi Pemberdayaan
Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat tahu, menyadari diri, dan mampu memilih alternatif yang baik untuk
mengatasi atau menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Pemerintah dalam
fungsi ini hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk membantu masyarakat
menemukan jalan keluar dalam menghadapi setiap persoalan hidup.

Pemerintah pusat memiliki kewenangan lain sebagai berikut.


1) Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro.
2) Dana perimbangan keuangan.
3) Sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara. (4). Pembinaan
dan pemberdayaan sumber daya manusia.
4) Pendayagunaan sumber daya alam dan pemberdayaan sumber daya strategis.
5) Konservasi dan standarisasi nasional.

Ada beberapa tujuan diberikannya kewenangan kepada pemerintah pusat dalam


pelaksanaan otonomi daerah, meliputi tujuan umum sebagai berikut.
1) Meningkatkan kesejahteraan rakyat. (2). Pemerataan dan keadilan.
2) Menciptakan demokratisasi.
3) Menghormati serta menghargai berbagai kearifan atau nilai-nilai lokal dan nasional.
4) Memperhatikan potensi dan keanekaragaman bangsa, baik tingkat lokal maupun
nasonal.

Pertemuan 3
3. Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan tugas


pembantuan. Tugas pembantuan (asas medebewind) adalah keikutsertaan pemerintah
daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah yang kewenangannya lebih luas dan
lebih tinggi di daerah tersebut. Tugas pembantuan (medebewind) dapat diartikan
sebagai ikut serta dalam menjalankan tugas pemerintahan. Dengan demikian, tugas
pembantuan merupaka kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan peraturan-
peraturan yang ruang lingkup wewenangnya bercirikan tiga hal berikut.
a) Materi yang dilaksanakan tidak termasuk rumah tangga daerah-daerah otonom
untuk melaksanakannya.
b) Dalam menyelenggarakan tugas pembantuan, daerah otonom memiliki kelonggaran
untuk menyesuaikan segala sesuatu dengan kekhususan daerahnya sepanjang
peraturan memungkinkan.
c) Dapat diserahkan tugas pembantuan hanya pada daerah-daerah otonom saja.

Dalamhalpembagianurusanpemerintahan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


23 Tahun 2014 menyatakan bahwa pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat.
Beberapa urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota
meliputi beberapa hal berikut.
a) Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
b) Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
c) Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
d) Penyediaan sarana dan prasarana umum.
e) Penanganan bidang kesehatan.
f) Penyelenggaraan pendidikan.
g) Penaggulangan masalah sosial.
h) Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
i) Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah.
j) Pengendalian lingkungan hidup.
k) Pelayanan pertanahan.

Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah dilaksanakan


secara luas, utuh, dan bulat yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian, dan evaluasi pada semua aspek pemerintahan. Indikator untuk
menentukan serta menunjukkan bahwa pelaksanaan kewenangan tersebut berjalan
dengan baik, dapat diukur dari 3 tiga indikasi berikut.
1) Terjaminnya keseimbangan pembangunan di wilayah Indonesia, baik berskala lokal
maupun nasional.
2) Terjangkaunya pelayanan pemerintah bagi seluruh penduduk Indonesia secara adil
dan merata.
3) Tersedianya pelayanan pemerintah yang lebih efektif dan efisien.

Sebaliknya, tolok ukur yang dipakai untuk merealisasikan ketiga indikator di atas, aparat
pemeritah pusat dan daerah diharapkan memiliki sikap sebagai berikut.
a) Kapabilitas (kemampuan aparatur), (b). Integritas (mentalitas),
b) Akseptabilitas (penerimaan), dan
c) Akuntabilitas ( kepercayaan dan tanggung jawab).

Pertemuan 4
4. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah. (materi- materi
tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam RPP berdasarkan fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur).
a) Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan Daerah
Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara yang dapat
menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemeritah daerah. Cara pertama,
disebut dengan sentralisasi, yakni segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang
penyelenggaraan pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya
dilakukan secara dekonsentrasi. Cara kedua, dikenal sebagai desentralisasi, yakni
segala urusan, tugas, dan wewenang pemerintahan diserahkan seluas-luasnya
kepada pemerintah daerah.
Terdapat tiga faktor yang menjadi dasar pembagian fungsi, urusan, tugas, dan
wewenang antara pemerintah pusat dan daerah.
1) Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi negara
sebagai kesatuan politik diserahkan kepada pemerintah pusat.
2) Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan secara
beragam untuk seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat.
3) Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas dan tidak
memerlukan tingkat pelayanan yang standar, dikelola oleh pemerintah daerah
yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan daerah masing-masing.
Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000. Berdasarkan ketentuan tersebut daerah diberi
kesempatan untuk membentuk lembaga-lembaga yang disesuaikan dengan
kebutuhan daerah.

b) Hubungan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah


Pada dasarnya pemerintah pusat dan daerah memiliki hubungan kewenangan yang
saling melengkapi satu sama lain. Hubungan tersebut terletak pada visi, misi, tujuan,
dan fungsinya masing-masing.
Visi dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat lokal maupun nasional adalah
melindungi serta memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah dan
mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan kondisi dan kemampuan
daerahnya.

Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah tergambar pada bagan
berikut.
Bagan Hubungan Koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah

F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Problem Base Learning
3. Metode : Ceramah, diskusi kelompok,tanya jawab, dan penugasan

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 15 menit
proses belajar mengajar: kerapian dan kebersihan ruang
kelas, presensi, menyiapkan media serta buku yang
diperlukan.
2. Guru memberikan penguatan tentang aspek motivasi
belajar dan sikap spiritual dan sosial peserta didik.
3. Guru menyampaikan tujuan materi “Desentralisasi atau
Otonomi daerah dalam Konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia”, dan menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai.

Kegiatan Inti 1. Sebelum peserta didik memahami desentralisasi atau 60 menit


otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia, guru dapat menunjukkan
ilustrasi/paparan/ wacana tentang permasalahan sumber
daya dan kemampuan daerah dalam penerapan otonomi
daerah. Guru dapat memulai pelajaran dengan
mengemukakan hakikat desentralisasi dan kelebihan
serta kekurangannya.
2. Peserta didik disajikan wacana tentang tentang
permasalahan sumber daya dan kemampuan daerah
dalam penerapan otonomi daerah.
3. Peserta didik diberi waktu untuk membaca wacana
tentang permasalahan sumber daya dan kemampuan
daerah dalam penerapan otonomi daerah.
4. Peserta didik diminta untuk membuat pertanyaan
tentang wacana tersebut (diharapkan peserta didik dapat
membuat 5 pertanyaan yang berbeda dengan teman
sebangku).
5. Peserta didik mengumpulkan informasi dari buku teks
atau sumber lain yang relevan melalui media
cetak/elektronik hal yang berkaitan dengan
desentralisasi dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
6. Peserta didik membuat analisis diskusi dalam kelompok
tentang desentralisasi dalam Negara Kesatuan Republik
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Indonesia.
7. Peserta didik mengkomunikasikan hasil analisi diskusi
dalam kelompok tentang desentralisasi dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam bentuk komunikasi
tulisan.

Penutup 1. Guru menyimpulkan materi tentang desentralisasi atau 15 menit


otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Sebagai umpan balik pembelajaran peserta didik
ditugaskan melengkapi Tabel 4.2. Makna Otonomi
Daerah di Indonesia.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa
pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan
lancar.

Pertemuan 2
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 15 menit
proses belajar mengajar dilanjutkan dengan apersepsi[[
2. Guru menyampaikan tujuan materi “Otonomi daerah dan
Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan”.
3. Guru mempersiapkan pembahasan materi melalui
metode diskusi, (kelompok 4 diminta mempersiapkan
kelompoknya).

Kegiatan Inti 1. Presentasi kelompok 4, topik Bab 4, Sub-bab A, pada 60 menit


Sub-bab 2 dan 3.
2. Pada saat kelompok 4 tampil presentasi, kelompok
lainnya menyimak materi presentasi yang sedang
dijelaskan (mengamati).
3. Setelah presentasi selesai dipaparkan oleh kelompok 4,
kelompok lain memberikan saran/masukan dan
mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang
sedang dibahas (menanya).
4. Pengajuan pertanyaan dilakukan dalam bentuk termin
pertanyaan (jumlah termin disesuaikan dengan alokasi
waktu waktu yang tersedia).
5. Kegiatan mengumpulkan informasi dilakukan sebelum
presentasi kelompok dalam bentuk penugasan mencari
informasi terkait dengan materi yang akan
dipresentasikan.
6. Kegiatan mengasosiasikan dilakukan baik oleh
kelompok yang mendapat tugas presentasi, juga
kelompok lain dengan melakukan analisis dalam
kelompok pada saat menyimak jalannya presentasi
guna membuat pertanyaan

Penutup 1. Guru menyimpulkan materi dan jalannya diskusi. 15 menit


2. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru dapat melakukan
refleksi terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah
dalam negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa
pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan
lancer
Pertemuan 3
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 15 menit
proses belajar mengajar dilanjutkan dengan apersepsi
dan tak kalah penting aspek sikap spiritual peserta didik.
2. Guru menyampaikan topik tentang Hubungan Struktural
dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah

Kegiatan Inti Orientasi peserta didik pada masalah 60 menit


(Sintak 1) 1. Guru menegaskan kembali tentang topik dan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
2. Guru meminta peserta didik untuk mengamati dengan
membaca buku Bab 4, Sub-Bab B. Kedudukan dan
Peran Pemerintah Pusat dan Sub-Bab C. Kedudukan
dan Peran Pemerintah Daerah.
3. Guru meminta peserta didik untuk menganalisis suatu
permasalahan yang terjadi pada penerapan otonomi
daerah yang dialami oleh Pemerintah Pusat dan
permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah

(Sintak 2) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar


1. Guru membagi peserta didik dalam 7 kelompok yang
beranggotakan antara 4 - 5 orang siswa. Dengan
pembagian tugas sebagai berikut.
- Kelompok Ganjil (Kelompok 1, 3, 5, dan 7)
Analisis tentang permasalahan yang terjadi pada
penerapan otonomi daerah yang dialami oleh
pemerintah pusat
- Kelompok Genap (Kelompok 2, 4, dan 6)
Analisis tentang permasalahan yang terjadi pada
penerapan otonomi daerah yang dialami oleh
pemerintah daerah
2. Guru meminta peserta didik secara kelompok mencatat
pertanyaan yang ingin diketahui, dan mendorong
peserta didik untuk terus menggali rasa ingin tahu
dengan pertanyaan secara mendalam dalam daftar
pertanyaan, terkait dengan tugas yang diberikan.
3. Guru mengamati keterampilan peserta didik secara
perorangan dan kelompok dalam menyusun pertanyaan.
4. Selama penyelidikan, peserta didik didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari informasi
sebanyak-banyaknya tentang tugas diberikan dengan
indikator sebagai berikut.
a. Landasan hukum
b. Kedudukan dan peran pemerintah pusat/ pemerintah
daerah menurut peraturan yang berlaku
c. Identifikasi 3 (tiga) permasalahan atau kendala yang
dihadapi oleh pemerintah pusat/pemerintah daerah
dalam penerapan otonomi daerah di Indonesia
d. Solusi terkait dengan permasalahan atau kendala
yang dihadapi pemerintah pusat/pemerintah daerah

(Sintak 3) Membimbing penyelidikan individual dan kelompok


1. Guru membantu dan membimbing peserta didik untuk
mengumpulkan informasi tentang tentang tugas
diberikan dengan indikator sebagai berikut.
a. Landasan hukum
b. Kedudukan dan peran pemerintah pusat/ pemerintah
daerah menurut peraturan yang berlaku
c. Identifikasi 3 (tiga) Permasalahan atau kendala yang
dihadapi oleh pemerintah pusat/ pemerintah daerah
dalam penerapan otonomi daerah di Indonesia
d. Solusi terkait dengan permasalahan atau kendala
yang dihadapi pemerintah pusat/pemerintah daerah
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
2. Peserta didik mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya dari berbagai sumber, dan mengajukan
pertanyaan pada peserta didik lain dalam kelompok
untuk berpikir tentang jawaban terhadap pemecahan
masalah terhadap kendala-kendala permasalahan atau
kendala yang dihadapi pemerintah pusat/pemerintah
daerah tersebut
3. Guru bertindak sebagai sumber belajar bagi peserta
didik dengan membei konfirmasi atas jawaban peserta
didik, atau mengungkap lebih jauh penyelidikan yang
telah mereka lakukan.

(Sintak 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


1. Guru membimbing peserta didik dalam kelompok untuk
menyusun laporan hasil kajian kelompok
2. Laporan tersebut dapat berupa bahan tayang
3. (powerpoint) atau laporan tertulis.
4. Guru membimbing setiap kelompok untuk menyajikan
hasil telaah di kelas. Kegiatan penyajian dapat dilakukan
setiap kelompok secara bergantian di depan kelas dan
kelompok lain memberikan pertanyaan atau komentar
terhadap hasil kerja dari kelompok penyaji.

(Sintak 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan


masalah
1. Guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi
pemikiran dan aktivitas mereka selama proses kegiatan
pengumpulan informasi, proses analisis serta preses
berlangsungnya tugas kelompok.
2. Guru membantu peserta didik melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan dan proses- proses yang
telah mereka lakukan.

Penutup 1. Guru menyimpulkan materi dan jalannya diskusi. 15 menit


2. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru dapat melakukan
refleksi terkait dengan kasus tersebut.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa
pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan
lancar

Pertemuan 4
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 15 menit
proses belajar mengajar dilanjutkan dengan apersepsi
dan tidak kalah penting aspek sikap spiritual dan sosial
peserta didik.
2. Guru menyampaikan tujuan materi Bab 4, Sub-bab D
“Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah”.
3. Guru mempersiapkan pembahasan materi melalui
model pembelajaran inquiry

Kegiatan Inti 1. Sebelum peserta didik memahami hubungan struktural 60 menit


dan fungsional pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, guru memaparkan tentang konsep materi
tersebut secara general.
2. Peserta didik diberi waktu untuk membaca buku teks
pelajaran PPKn Sub-bab D materi Bab 4 atau materi
yang relevan dari sumber lain (seperti website/internet/
media sosial/sumber lainnya).
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
3. Peserta didik diberi waktu untuk menganalisis dalam
kelompok tentang topik materi Bab 4, Sub-bab D
“Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah”. (dalam kegiatan ini
terintegrasi dengan kegiatan mengumpulkan informasi
terkait pencarian informasi hubungan struktural dan
fungsional pemerintah pusat dan daerah dari sumber
lain yang relevan).
4. Perwakilan kelompok (2 s.d 3 orang) menyampaikan
hasil analisis diskusi dalam kelompok di hadapan
peserta didik dari kelompok lain disertai dengan
masukan, sanggahan, pertanyaan dari kelompok lain
serta argumentasi kelompok penyaji (menanya).
5. Hasil analisis kelompok dalam bentuk tertulis
dikumpulkan kepada guru.

Penutup 1. Guru menyimpulkan hasil pemaparan diskusi kelompok. 15 menit


2. Sebagai refleksi, peserta didik dapat mengambil
manfaat dari pembelajaran Bab 4 “Harmonisasi
Pemerintah Pusat dan Daerah”.
3. Sebagai umpan balik, peserta didik diminta untuk
melengkapi Tabel 4.6. Hubungan Pemerintah Pusat dan
Daerah.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa
pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan
lancar

H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan


Pertemuan 1
1) Teknik Penilaian
Penilaian terhadap peserta didik dilakukan dengan penilaian autentik yaitu:
1. Penilaian sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya
dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung.

2. Penilaian Pengetahuan
Sebagai uji kompetensi (penilaian pengetahuan) dilakukan dalam bentuk penugasan,
peserta didik ditugasi untuk membuat 5 pertanyaan terkait dengan wacana tentang
permasalahan sumber daya.
Pastikan komentar dan pertanyaan yang kalian tulis ke dalam kolom di bawah ini
berbeda dengan komentar dan pertanyaan yang diajukan kelompok lain.

3. Penilai Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dalam bentuk portofolio hasil diskusi kelompok tentang
makna negara kesatuan dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Instrumen Penilaian
Pastikan komentar dan pertanyaan yang kalian tulis ke dalam kolom di bawah ini
berbeda dengan komentar dan pertanyaan yang diajukan kelompok lain

No Pertanyaan
1
2
3
4
5

Tabel 4.2
Makna Otonomi Daerah di Indonesia
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia saat ini?
2 Bagaimana upaya yang dapat dilakukan
untuk menggerakkan partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan otonomi
daerah?
3 Apa yang akan terjadi jika masyarakat tidak
ikut serta dalam pelaksanaan otonomi
daerah?
4 Mengapa pelaksanaan otonomi daerah oleh
oknum pejabat daerah sering
disalahgunakan?
5 Mengapa saat ini banyak kepala daerah
yang tersangkut dalam kasus korupsi di
daerahnya? Apa penyebabnya?

Pertemuan 2
1) Teknik Penilaian
Penilaian terhadap peserta didik dilakukan dengan penilaian autentik yaitu:
1. Penilaian sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses diskusi
berlangsung. Penilaian dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya
dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat diskusi berlangsung,
kemampuan menyampaikan pendapat, argumentasi/menjawab pertanyaan serta aspek
kerja sama kelompok
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta didik diberi tugas
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam Tabel 4.3. Makna
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia.
Diskusikanlah tentang makna desentralisasi dan penerapan otonomi daerah di
Indonesia. Tuliskan pengertian, landasan hukum, kelebihan, dan kekurangan
desentralisasi.
3. Penilai Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam
presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab/mempertahankan
argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran terkait dengan
materi yang sedang dibahas (mengkomunikasikan secara lisan

2) Instrumen Penilaian
Tabel 4.3. Makna Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia.
Diskusikanlah tentang makna desentralisasi dan penerapan otonomi daerah di
Indonesia. Tuliskan pengertian, landasan hukum, kelebihan, dan kekurangan
desentralisasi.
No NKRI Rumusan Hasil Diskusi
1 Makna Desentralisasi
2 Makna Otonomi Daerah
3 Landasan Hukum
Pelaksanaan Otonomi Daerah di
Indonesia
4 Kelebihan Desentralisasi
5 Kekurangan Desentralisasi

Pertemuan 3
1) Teknik Penilaian
Penilaian terhadap peserta didik dilakukan dengan penilaian autentik yaitu:
1. Penilaian sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dilakukan dengan menggunakan observasi.
Observasi terhadap peserta didik terkait dengan aktivitas peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung

2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta didik
mengumpulkan hasil analisis dengan kelompok tentang suatu permasalahan yang
terjadi pada penerapan otonomi daerah yang dialami oleh pemerintah pusat dan
permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah, sebagaimana tersebut dalam
kegiatan pembembelajaran di atas.

3. Penilai Keterampilan
Penilaian keterampilan ini dilakukan dalam bentuk portofolio, peserta didik diminta untuk
mengumpulkan hasil diskusi kelompok tentang analisis permasalahan yang dihadapi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penerapan otonomi daerah di Indonesia

2) Instrumen Penilaian
-

Pertemuan 4
1) Teknik Penilaian
Penilaian terhadap peserta didik dilakukan dengan penilaian autentik yaitu:
1. Penilaian sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dilakukan dengan menggunakan observasi.
Observasi terhadap peserta didik terkait dengan aktivitas peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung\

2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta didik ditugasi untuk
menjawab/melengkapi pertanyaan yang terdapat dalam Tabel 4.6. Hubungan
Pemerintah Pusat dan Daerah.
Diskusikan dengan kelompok tentang bagaimanakah hubungan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, kemudian lengkapilah tabel berikut.
Tabel 4.6 Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah.
No Hubungan Rumusan Hasil Diskusi
1 Makna Hubungan Struktural
2 Makna Hubungan Fungsional

3. Penilai Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dalam bentuk praktik belajar Kewarganegaraan.

2) Instrumen Penilaian
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !
1. Perkembangan penyelenggaran kekuasaan negara di daerah juga terjadi dalam
proses pemilihan kepala daerah. Ada tiga sistem pemilihan atau pengangkatan
kepala daerah yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu penunjukan langsung oleh
pemerintah pusat (gubernur ditunjuk dan diangkat oleh presiden, bupati/walikota
oleh Menteri Dalam Negeri), dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pada
saat sekarang ini pemilihan kepala daerah dilakukan oleh….
a. dipilih oleh partai politik
b. dipilih langsung oleh rakyat
c. pengangkatan kepala daerah
d. dipilih oleh pemuka dan tokoh masyarakat
e. dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

2. Konsekuensi logis ketentuan Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 adalah adanya pembagian pemerintah antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah daerah diberi kewenangan
untuk menjalankan seluruh urusan pemerintahan di daerah, yang menjadi
kewenangan ranah pemerintah daerah, adalah …
a. Peradilan/yustisi,
b. Politik luar negeri
c. Kebijakan pendidikan
d. Pertahanan dan keamanan
e. Moneter dan fiskal nasional

3. Pemerintahan daerah merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem pemerintah


Republik Indonesia. Kewenangan tersebut dipergunakan untuk mengelola
kekuasaan negara dalam rangka mewujudkan tujuan negara, pemerintahan daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan berdasarkan….
a. asas keterbukaan dan akuntabilitas
b. asas otonomi dan tugas pembantuan
c. asaa kepastian hukum dan demokrasi
d. asas pemerataan dan pembagian kekuasaan
e. asas keseimbangan dan pembagian keuntungan

4. Di dalam negara yang tingkat pendidikan masyarakatnya relatif belum merata,


apabila terdapat kekurangan tenaga ahli dalam bidang pemerintahan, maka
kekurangan tenaga ahli disiapkan oleh pemerintah pusat. Hal tersebut dalam praktik
kenegaraan merupakan kelebihan negara yang berbentuk....
a. Federal
b. Serikat
c. Monarki
d. Kesatuan
e. Negara bagian

5. Perhatikan data berikut :


(1). Politik luar negeri, pertahanan, kesehatan, agama (2). Pertahanan, agama,
moneter, politik luar negeri (3). Perumahan, kesehatan, tata ruang, pertanahan (4).
Kesehatan, agama, politik luar negeri, yusitisi (5). Agama, moneter, politik luar
negeri, keamanan
Berdasarkan data di atas, bidang yang masih menjadi kewenangan pemerintah
pusat ditunjukkan oleh nomor....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 5
d. 2 dan 4
e. 2 dan 5

6. Provinsi DKI Jakarta sebagai satuan pemerintahan yang bersifat khusus dalam
kedudukannyasebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik
Indonesiadansebagaidaerah otonom memiliki fungsi dan peran yang penting dalam
mendukung penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, DKI Jakarta diberikan
kekhususan terkait dengan tugas, hak, kewajiban, dan anggung jawab dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Undang-Undang yang mengatur tentang
kekhususan DKI Jakarta adalah....
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2001
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2001
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2006
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2007
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2012

7. Peraturan daerah (Perda) dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah


provinsi/kabupaten/kota dan tugas pembantuan. Perda merupakan penjabaran lebih
lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan
ciri khas masing-masing daerah. Perda tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Perda
ditetapkan oleh daerah setelah mendapat persetujuan dari....
a. MPR
b. DPR
c. DPD
d. DPRD
e. Presiden

8. Negara kesatuan Republik Indonesia menganut asas desentralisasi, maka terdapat


kewenangan dan tugas-tugas tertentu yang menjadi urusan pemerintah daerah. Hal
ini pada akhirnya menimbulkan.....
a. Pemerintah pusat tidak memiliki hubungan dengan pemerintahan daerah.
b. Pemerintah pusat dan pemerintah derah mempunyai kedudukan yang sejajar.
c. Hubungan kewenangan dan pengawasan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
d. Kedudukan pemerintah pusat lebih tinggi dibandingkan dengan pemerintah
daerah.
e. Pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian mempunyai kedudukan yang
berbeda.

9. Konsekuensi logis ketentuan Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 adalah adanya pembagian pemerintah antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah daerah diberi kewenangan
untuk menjalankan seluruh urusan pemerintahan di daerah, yang menjadi
kewenangan ranah pemerintah daerah, adalah …
a. Peradilan/yustisi
b. Politik luar negeri
c. Kebijakan pendidikan
d. Pertahanan dan keamanan
e. Moneter dan fiskal nasional

10. Pemerintahan daerah merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem pemerintah
Republik Indonesia. Kewenangan tersebut dipergunakan untuk mengelola
kekuasaan negara dalam rangka mewujudkan tujuan negara, Pemerintahan daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan berdasarkan….
a. asas otonomi dan tugas pembantuan
b. asas keterbukaan dan akuntabilitas
c. asaa kepastian hukum dan demokrasi
d. asas pemerataan dan pembagian kekuasaan
e. asas keseimbangan dan pembagian keuntungan

B. Uraian
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan negara kesatuan. Jelaskan penerapan konsep
negara kesatuan dengan sistem desentralisasi.
2. Apakah yang dimaksud dengan otonomi daerah? Jelaskan penerapan otonomi
daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Jelaskan kedudukan dan peran pemerintah pusat dalam penerapan otonomi daerah
pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Jelaskan kedudukan dan peran pemerintah daerah dalam penerapan otonomi
daerah di Indonesia.
5. Jelaskan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah dalam
penerapan otonomi daerah di Indonesia.

C. Kunci Jawaban
Soal Pilihan Ganda
No Soal Kunci Jawaban No Soal Kunci jawaban
1 B 6 D
2 C 7 D
3 B 8 C
4 D 9 C
5 E 10 A

Soal Uraian
No Jawaban Skor
1 Negara kesatuan adalah negara dimana segala urusan kenegaraan dan 4
pemerintahan diatur oleh pemerintah pusat.
Desentralisasi pada dasarnya adalah suatu proses penyerahan
sebagian wewenang dan tanggung jawab dari urusan yang semula
adalah urusan pemerintah pusat kepada badan-badan atau lembaga-
lembaga pemerintah daerah agar menjadi urusan rumah tangganya
sehinggga urusan-urusan tersebut beralih kepada daerah dan menjadi
wewenang serta tanggung jawab pemerintah daerah.
Dalam praktiknya desentralisasi pada negara kesatuan Republik
Indonesia dibedakan atas 3 (tiga) bagian.
1. Desentralisasi politik, yakni pelimpahan kewenangan dari
pemerintah pusat yang meliputi hak mengatur dan mengurus
kepentingan rumah tangga sendiri bagi badan-badan politik di
daerah yang dipilih oleh rakyat dalam daerah-daerah tertentu.

2. Desentralisasi fungsional, yaitu pemberian hak kepada


golongan-golongan tertentu untuk mengurus segolongan
kepentingan tertentu dalam masyarakat baik terikat maupun tidak
pada suatu daerah tertentu, seperti mengurus irigasi bagi petani.

3. Desentralisasi kebudayaan, yakni pemberian hak kepada


golongan-golongan minoritas dalam masyarakat untuk
menyelenggarakan kebudayaan sendiri, seperti mengatur
pendidikan, agama, dan sebagainya.

2 Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom 4


untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

NegaraRepublik Indonesia sebagainegarakesatuanmenganut asas


desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu dengan
memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk
menyelenggarakan otonomi daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia diselenggarakan dalam


rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu
daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan
memperhatikan potensi dan kekhasan daerah masing- masing. Hal ini
merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah
untuk membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan
yang menjadi hak daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum,


juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang
diberdayakandengancara memberikandaerah kewenanganyang lebih
luas, lebih nyata, dan bertanggung jawab terutama dalam mengatur,
memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di
daerahnya masing-masing. Maju atau tidaknya suatu daerah sangat
ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan
pemerintahan daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan
berekspresi dalam rangka membangun daerahnya

3 Penyelenggara pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di 4


Indonesia adalah presiden dibantu oleh wakil presiden, dan menteri
negara. Berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah, kebijakan yang
diambil dalam menyelenggarakan pemerintahan digunakan asas
desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga)


fungsi
1) Fungsi Layanan (Servicing Function)
Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dengan cara tidak diskriminatif dan tidak
memberatkan serta dengan kualitas yang sama. Dalam
pelaksanaan fungsi ini pemerintah tidak pilih kasih, melainkan
semua orang memiliki hak sama, yaitu hak untuk dilayani,
dihormati, diakui, diberi kesempatan (kepercayaan), dan
sebagainya.

2) Fungsi Pengaturan (Regulating Function)


Fungsi ini memberikan penekanan bahwa pengaturan tidak hanya
kepada rakyat tetapi kepada pemerintah sendiri. Artinya, dalam
membuat kebijakan lebih dinamis yang mengatur kehidupan
masyarakat dan sekaligus meminimalkan intervensi negara dalam
kehidupan masyarakat. Jadi, fungsi pemerintah adalah mengatur
dan memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam
menjalankan hidupnya sebagai warga negara.

3) Fungsi Pemberdayaan
Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan
masyarakat. Masyarakat tahu, menyadari diri, dan mampu memilih
alternatif yang baik untuk mengatasi atau menyelesaikan persoalan
yang dihadapinya. Pemerintah dalam fungsi ini hanya sebagai
fasilitator dan motivator untuk membantu masyarakat menemukan
jalan keluar dalam menghadapi setiap persoalan hidup.

4 Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan 4


oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia

Penyelenggaraan pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi


dan tugas pembantuan. Tugas pembantuan (medebewind) adalah
keikutsertaan pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan
pemerintah yang kewenangannya lebih luas dan lebih tinggi di daerah
tersebut.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004


menyatakan bahwa pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan menjadi urusan
pemerintah pusat.

Beberapa urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk


kabupaten/kota meliputi beberapa hal berikut.
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum.
5. Penanganan bidang kesehatan.
6. Penyelenggaraan pendidikan.
7. Penaggulangan masalah sosial.
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
9. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah.
10. Pengendalian lingkungan hidup.
11. Pelayanan pertanahan.

5 a. Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan Daerah 4


Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua
cara yang dapat menghubungkan antara pemerintah pusat dan
pemeritah daerah. Cara pertama, disebutdengansentralisasi,
yaknisegala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang penyelenggaraan
pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya
dilakukan secara dekonsentrasi. Cara kedua, dikenal sebagai
desentralisasi, yakni segala urusan, tugas, dan wewenang
pemerintahan diserahkan seluas-luasnya kepada pemerintah
daerah.

Pelimpahan wewenang dengan cara dekonsentrasi dilakukan


melalui pendelegasian wewenang kepada perangkat yang berada di
bawah hirarkinya di daerah, sedangkan pelimpahan wewenang
dengan cara desentralisasi dilakukan melalui pendelegasian urusan
kepada daerah otonom.
Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000. Berdasarkan
ketentuan tersebut daerah diberi kesempatan untuk membentuk
lembaga-lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah
b. Hubungan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah
Pada dasarnya pemerintah pusat dan daerah memiliki hubungan
kewenangan yang saling melengkapi satu sama lain. Hubungan
tersebut terletak pada visi, misi, tujuan, dan fungsinya masing-
masing. Visi dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat lokal
maupun nasional adalah melindungi serta memberi ruang
kebebasan kepada daerah untuk mengolah dan mengurus rumah
tangganya sendiri berdasarkan kondisi dan kemampuan daerahnya.

Adapun tujuannya adalah untuk melayani masyarakat secara adil


dan merata dalam berbagai aspek kehidupan. Sementara fungsi
pemerintah pusat dan daerah adalah sebagai pelayan, pengatur,
dan pemberdaya masyarakat. Hubungan wewenang antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten,
dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota diatur dengan
undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum,
pemanfatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya antara
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan
secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.

Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan


pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan
dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi
hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Hubungan
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan
sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras.
Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
sumber daya alam, dan sumber daya lainnya menimbulkan
hubungan administrasi dan kewilayahan antarsusunan
pemerintahan

NILAI = (Jumlah betul PG X 1) + (Jumlah betul Uraian X 4) X 100 : 3


= 100

3) Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai materi
pelajaran dan belum mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Bentuk yang
dilakukan antara lain peserta didik secara terencana mempelajari buku teks
pelajaran PPKn pada bagian tertentu yang belum dikuasainya. Guru menyediakan
soal-soal latihan atau pertanyaan yang merujuk pada pemahaman kembali tentang
isi buku teks pelajaran PPKn bab 7. Peserta didik diminta komitmennya untuk belajar
secara disiplin dalam rangka memahami materi pelajaran yang belum dikuasasinya.
Guru kemudian mengdakan uji kompetensi kembali pada materi yang belum
dikuasai peserta didik yang bersangkutan
b. Pengayaan
Kegiatan pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah menguasasi materi
pelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Bentuk yang dilakukan
antara lain peserta didik diminta untuk mencari informasi materi relevan yang tingkat
kompetensinya lebih tinggi dari kompetensi yang diharapkan dalam Bab 7 Selain itu
peserta didik tersebut diminta menyampaikan atau mengumpulkan hasil informasi
yang itentukan.

I. Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar


 Alat/media : LCD Projector, Gambar
 Bahan Belajar : Video Bhinneka Tunggal Ika
 Sumber Belajar :
1) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SMA/MA/SMK/MK, Kelas X . Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
2) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan SMA/MA/SMK/MK, Kelas X. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4) Internet / Media masa / Blog : asminkarris.wordpress.com dan
asminkarris.blogspot.com
5) Buku PPKn SMK Kelas XI lainnya yang relevan

Mengetahui Sukadana, Juli 2018


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Tulus, S.Pd Iswandi, S.Pd


NIP 19761113 200502 1 002 NIP. 19630504 200604 1 005

Catatan Kepala Sekolah


.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
..............................

Anda mungkin juga menyukai