10 Bab 5 Hubungan Pemerintah Pusat Dan Daeran
10 Bab 5 Hubungan Pemerintah Pusat Dan Daeran
10 Bab 5 Hubungan Pemerintah Pusat Dan Daeran
(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.5. Menghormati hubungan pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa
2.5. Peduli hubungan pemerintahan pusat dan daerah yang harmonis di daerah setempat
3.5. Menganalisis hubungan pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4.5. Melakukan penelitian sederhana tentang hubungan pemerintahan pusat dan daerah
menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4.5.1 Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan
daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4.5.2 Mengkomunikasikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan
pusat dan daerah menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
D. Tujuan Pembelajaran :
Pertemuan 1
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomuni kasikan peserta didik dapat:
1. Menganalisis desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia
2. Menyaji hasil analisis desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia
3. Menerapkan perilaku proaktif dan responsif selama kegiatan pembelajaran berlangsung
Pertemuan 2
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomuni kasikan peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasi kedudukan dan peran pemerintah pusat
2. Menyaji hasil identifikasi kedudukan dan peran pemerintah pusat
3. Menerapkan perilaku responsif dan proaktif selama kegaiatan pembelajaran
berlangsung.
Pertemuan 3
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomuni kasikan peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasi kedudukan dan peran pemerintah daerah
2. Menyaji hasil identifikasi kedudukan dan peran pemerintah daerah
3. Menerapkan perilaku proaktif dan responsif selama kegiatan pembelajaran berlangsung
Pertemuan 4
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomuni kasikan peserta didik dapat:
1. Menunjukkan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
2. Menerapkan perilaku responsif dan proaktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung
E. Materi Pembelajaran
Fakta
Desentralisasi atau otonomi daerah menyuburkan KKN dan sentimen kedaerahan
Konsep
1. Desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat.
3. Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah
4. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah. (materi- materi
tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam RPP berdasarkan fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur).
Prinsip
Desentralisasi atau otonomi daerah tidak memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa
Prosedur
Proses pembentukan pemerintah daerah yang baru
Pertemuan 1
1. Desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
a) Desentralisasi
Desentralisasi pada dasarnya adalah suatu proses penyerahan sebagian wewenang
dan tanggung jawab dari urusan yang semula adalah urusan pemerintah pusat
kepada badan-badan atau lembaga- lembaga pemerintah daerah agar menjadi
urusan rumah tangganya sehinggga urusan- urusan tersebut beralih kepada daerah
dan menjadi wewenang serta tanggung jawab pemerintah daerah.
Praktiknya, desentralisasi sebagai suatu sistem penyelenggaraan pemerintah
daerah memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan desentralisasi, di
antaranya adalah sebagai berikut.
1) Struktur organisasi yang didesentralisasikan merupakan pendelegasian
wewenang dan memperingan manajemen pemerintah pusat.
2) Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan.
3) Dalam menghadapi permasalahan yang amat mendesak, pemerintah daerah
tidak perlu menunggu instruksi dari pusat.
4) Hubungan yang harmonis dan gairah kerja antara pemerintah pusat dan daerah
dapat ditingkatkan.
5) Peningkatan efisiensi dalam segala hal, khususnya penyelenggara pemerintahan
baik pusat maupun daerah.
6) Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena keputusan dapat segera
dilaksanakan.
7) Bagi organisasi yang besar dapat memperoleh manfaat dari keadaan di tempat
masing-masing.
8) Sebelum rencana dapat diterapkan secara keseluruhan maka dapat diterapkan
dalam satu bagian tertentu terlebih dahulu sehingga rencana dapat diubah.
9) Risiko yang mencakup kerugian dalam bidang kepegawaian, fasilitas, dan
organisasi dapat terbagi-bagi.
10) Dapat diadakan pembedaan dan pengkhususan yang berguna bagi kepentingan-
kepentingan tertentu.
11) Desentralisasi secara psikologis dapat memberikan kepuasan bagi daerah
karena sifatnya yang langsung.
12) Adapun kelemahan desentralisasi, di antaranya adalah sebagai berikut.
13) Besarnya organ-organ pemerintahan yang membuat struktur pemerintahan
bertambah kompleks dan berimplikasi pada lemahnya koordinasi.
14) Keseimbangan dan kesesuaian antara bermacam-macam kepentingan daerah
dapat lebih mudah terganggu.
15) Desentralisasi teritorial mendorong timbulnya paham kedaerahan. (p). Keputusan
yang diambil memerlukan waktu yang lama karena
16) memerlukan perundingan yang bertele-tele.
17) Desentralisasi memerlukan biaya yang besar dan sulit untuk memperoleh
keseragaman dan kesederhanaan.
b) Otonomi Daerah
Berikut adalah beberapa definisi tentang otonomi daerah yang dikemukakan para
ahli di antaranya adalah sebagai berikut.
1) C. J. Franseen, mendefinisikan otonomi daerah adalah hak untuk mengatur
urusan-urusan daerah dan menyesuaikan peraturan- peraturan yag sudah dibuat
dengannya.
2) J. Wajong, mendefinisikan otonomi daerah sebagai kebebasan untuk
memelihara dan memajukan kepentingan khusus daerah dengan keuangan
sendiri, menentukan hukum sendiri dan pemerintahan sendiri.
3) Ateng Syarifuddin, mendefinisikan otonomi daerah sebagai kebebasan atau
kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Namun kebebasan itu terbatas
merupakan perwujudan dari pemberian kesempatan yang harus
dipertanggungjawabkan.
4) Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua merupakan kewenangan khusus yang diakui
dan diberikan kepada Provinsi Papua, termasuk provinsi-provinsi hasil pemekaran
dari Provinsi Papua, untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dan hak- hak dasar
masyarakat Papua berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2001
Pertemuan 2
2. Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat.
Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi sebagai
berikut.
1) Fungsi Layanan (Servicing Function)
Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan cara tidak diskriminatif dan tidak memberatkan serta dengan kualitas yang
sama. Dalam pelaksanaan fungsi ini pemerintah tidak pilih kasih, melainkan semua
orang memiliki hak sama, yaitu hak untuk dilayani, dihormati, diakui, diberi
kesempatan (kepercayaan), dan sebagainya.
2) Fungsi Pengaturan (Regulating Function)
Fungsi ini memberikan penekanan bahwa pengaturan tidak hanya kepada rakyat,
tetapi juga kepada pemerintah. Artinya, dalam membuat kebijakan lebih dinamis
yang mengatur kehidupan masyarakat dan sekaligus meminimalkan intervensi
negara dalam kehidupan masyarakat. Jadi, fungsi pemerintah adalah mengatur dan
memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam menjalankan hidupnya sebagai
warga negara.
3) Fungsi Pemberdayaan
Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat tahu, menyadari diri, dan mampu memilih alternatif yang baik untuk
mengatasi atau menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Pemerintah dalam
fungsi ini hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk membantu masyarakat
menemukan jalan keluar dalam menghadapi setiap persoalan hidup.
Pertemuan 3
3. Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebaliknya, tolok ukur yang dipakai untuk merealisasikan ketiga indikator di atas, aparat
pemeritah pusat dan daerah diharapkan memiliki sikap sebagai berikut.
a) Kapabilitas (kemampuan aparatur), (b). Integritas (mentalitas),
b) Akseptabilitas (penerimaan), dan
c) Akuntabilitas ( kepercayaan dan tanggung jawab).
Pertemuan 4
4. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah. (materi- materi
tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam RPP berdasarkan fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur).
a) Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan Daerah
Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara yang dapat
menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemeritah daerah. Cara pertama,
disebut dengan sentralisasi, yakni segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang
penyelenggaraan pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya
dilakukan secara dekonsentrasi. Cara kedua, dikenal sebagai desentralisasi, yakni
segala urusan, tugas, dan wewenang pemerintahan diserahkan seluas-luasnya
kepada pemerintah daerah.
Terdapat tiga faktor yang menjadi dasar pembagian fungsi, urusan, tugas, dan
wewenang antara pemerintah pusat dan daerah.
1) Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi negara
sebagai kesatuan politik diserahkan kepada pemerintah pusat.
2) Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan secara
beragam untuk seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat.
3) Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas dan tidak
memerlukan tingkat pelayanan yang standar, dikelola oleh pemerintah daerah
yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan daerah masing-masing.
Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000. Berdasarkan ketentuan tersebut daerah diberi
kesempatan untuk membentuk lembaga-lembaga yang disesuaikan dengan
kebutuhan daerah.
Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah tergambar pada bagan
berikut.
Bagan Hubungan Koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 15 menit
proses belajar mengajar: kerapian dan kebersihan ruang
kelas, presensi, menyiapkan media serta buku yang
diperlukan.
2. Guru memberikan penguatan tentang aspek motivasi
belajar dan sikap spiritual dan sosial peserta didik.
3. Guru menyampaikan tujuan materi “Desentralisasi atau
Otonomi daerah dalam Konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia”, dan menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai.
Pertemuan 2
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 15 menit
proses belajar mengajar dilanjutkan dengan apersepsi[[
2. Guru menyampaikan tujuan materi “Otonomi daerah dan
Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan”.
3. Guru mempersiapkan pembahasan materi melalui
metode diskusi, (kelompok 4 diminta mempersiapkan
kelompoknya).
Pertemuan 4
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 15 menit
proses belajar mengajar dilanjutkan dengan apersepsi
dan tidak kalah penting aspek sikap spiritual dan sosial
peserta didik.
2. Guru menyampaikan tujuan materi Bab 4, Sub-bab D
“Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah”.
3. Guru mempersiapkan pembahasan materi melalui
model pembelajaran inquiry
2. Penilaian Pengetahuan
Sebagai uji kompetensi (penilaian pengetahuan) dilakukan dalam bentuk penugasan,
peserta didik ditugasi untuk membuat 5 pertanyaan terkait dengan wacana tentang
permasalahan sumber daya.
Pastikan komentar dan pertanyaan yang kalian tulis ke dalam kolom di bawah ini
berbeda dengan komentar dan pertanyaan yang diajukan kelompok lain.
3. Penilai Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dalam bentuk portofolio hasil diskusi kelompok tentang
makna negara kesatuan dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Instrumen Penilaian
Pastikan komentar dan pertanyaan yang kalian tulis ke dalam kolom di bawah ini
berbeda dengan komentar dan pertanyaan yang diajukan kelompok lain
No Pertanyaan
1
2
3
4
5
Tabel 4.2
Makna Otonomi Daerah di Indonesia
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia saat ini?
2 Bagaimana upaya yang dapat dilakukan
untuk menggerakkan partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan otonomi
daerah?
3 Apa yang akan terjadi jika masyarakat tidak
ikut serta dalam pelaksanaan otonomi
daerah?
4 Mengapa pelaksanaan otonomi daerah oleh
oknum pejabat daerah sering
disalahgunakan?
5 Mengapa saat ini banyak kepala daerah
yang tersangkut dalam kasus korupsi di
daerahnya? Apa penyebabnya?
Pertemuan 2
1) Teknik Penilaian
Penilaian terhadap peserta didik dilakukan dengan penilaian autentik yaitu:
1. Penilaian sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses diskusi
berlangsung. Penilaian dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya
dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat diskusi berlangsung,
kemampuan menyampaikan pendapat, argumentasi/menjawab pertanyaan serta aspek
kerja sama kelompok
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta didik diberi tugas
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam Tabel 4.3. Makna
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia.
Diskusikanlah tentang makna desentralisasi dan penerapan otonomi daerah di
Indonesia. Tuliskan pengertian, landasan hukum, kelebihan, dan kekurangan
desentralisasi.
3. Penilai Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam
presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab/mempertahankan
argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran terkait dengan
materi yang sedang dibahas (mengkomunikasikan secara lisan
2) Instrumen Penilaian
Tabel 4.3. Makna Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia.
Diskusikanlah tentang makna desentralisasi dan penerapan otonomi daerah di
Indonesia. Tuliskan pengertian, landasan hukum, kelebihan, dan kekurangan
desentralisasi.
No NKRI Rumusan Hasil Diskusi
1 Makna Desentralisasi
2 Makna Otonomi Daerah
3 Landasan Hukum
Pelaksanaan Otonomi Daerah di
Indonesia
4 Kelebihan Desentralisasi
5 Kekurangan Desentralisasi
Pertemuan 3
1) Teknik Penilaian
Penilaian terhadap peserta didik dilakukan dengan penilaian autentik yaitu:
1. Penilaian sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dilakukan dengan menggunakan observasi.
Observasi terhadap peserta didik terkait dengan aktivitas peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta didik
mengumpulkan hasil analisis dengan kelompok tentang suatu permasalahan yang
terjadi pada penerapan otonomi daerah yang dialami oleh pemerintah pusat dan
permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah, sebagaimana tersebut dalam
kegiatan pembembelajaran di atas.
3. Penilai Keterampilan
Penilaian keterampilan ini dilakukan dalam bentuk portofolio, peserta didik diminta untuk
mengumpulkan hasil diskusi kelompok tentang analisis permasalahan yang dihadapi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penerapan otonomi daerah di Indonesia
2) Instrumen Penilaian
-
Pertemuan 4
1) Teknik Penilaian
Penilaian terhadap peserta didik dilakukan dengan penilaian autentik yaitu:
1. Penilaian sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dilakukan dengan menggunakan observasi.
Observasi terhadap peserta didik terkait dengan aktivitas peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung\
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta didik ditugasi untuk
menjawab/melengkapi pertanyaan yang terdapat dalam Tabel 4.6. Hubungan
Pemerintah Pusat dan Daerah.
Diskusikan dengan kelompok tentang bagaimanakah hubungan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, kemudian lengkapilah tabel berikut.
Tabel 4.6 Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah.
No Hubungan Rumusan Hasil Diskusi
1 Makna Hubungan Struktural
2 Makna Hubungan Fungsional
3. Penilai Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dalam bentuk praktik belajar Kewarganegaraan.
2) Instrumen Penilaian
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !
1. Perkembangan penyelenggaran kekuasaan negara di daerah juga terjadi dalam
proses pemilihan kepala daerah. Ada tiga sistem pemilihan atau pengangkatan
kepala daerah yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu penunjukan langsung oleh
pemerintah pusat (gubernur ditunjuk dan diangkat oleh presiden, bupati/walikota
oleh Menteri Dalam Negeri), dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pada
saat sekarang ini pemilihan kepala daerah dilakukan oleh….
a. dipilih oleh partai politik
b. dipilih langsung oleh rakyat
c. pengangkatan kepala daerah
d. dipilih oleh pemuka dan tokoh masyarakat
e. dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
6. Provinsi DKI Jakarta sebagai satuan pemerintahan yang bersifat khusus dalam
kedudukannyasebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik
Indonesiadansebagaidaerah otonom memiliki fungsi dan peran yang penting dalam
mendukung penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, DKI Jakarta diberikan
kekhususan terkait dengan tugas, hak, kewajiban, dan anggung jawab dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Undang-Undang yang mengatur tentang
kekhususan DKI Jakarta adalah....
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2001
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2001
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2006
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2007
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2012
10. Pemerintahan daerah merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem pemerintah
Republik Indonesia. Kewenangan tersebut dipergunakan untuk mengelola
kekuasaan negara dalam rangka mewujudkan tujuan negara, Pemerintahan daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan berdasarkan….
a. asas otonomi dan tugas pembantuan
b. asas keterbukaan dan akuntabilitas
c. asaa kepastian hukum dan demokrasi
d. asas pemerataan dan pembagian kekuasaan
e. asas keseimbangan dan pembagian keuntungan
B. Uraian
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan negara kesatuan. Jelaskan penerapan konsep
negara kesatuan dengan sistem desentralisasi.
2. Apakah yang dimaksud dengan otonomi daerah? Jelaskan penerapan otonomi
daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Jelaskan kedudukan dan peran pemerintah pusat dalam penerapan otonomi daerah
pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Jelaskan kedudukan dan peran pemerintah daerah dalam penerapan otonomi
daerah di Indonesia.
5. Jelaskan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah dalam
penerapan otonomi daerah di Indonesia.
C. Kunci Jawaban
Soal Pilihan Ganda
No Soal Kunci Jawaban No Soal Kunci jawaban
1 B 6 D
2 C 7 D
3 B 8 C
4 D 9 C
5 E 10 A
Soal Uraian
No Jawaban Skor
1 Negara kesatuan adalah negara dimana segala urusan kenegaraan dan 4
pemerintahan diatur oleh pemerintah pusat.
Desentralisasi pada dasarnya adalah suatu proses penyerahan
sebagian wewenang dan tanggung jawab dari urusan yang semula
adalah urusan pemerintah pusat kepada badan-badan atau lembaga-
lembaga pemerintah daerah agar menjadi urusan rumah tangganya
sehinggga urusan-urusan tersebut beralih kepada daerah dan menjadi
wewenang serta tanggung jawab pemerintah daerah.
Dalam praktiknya desentralisasi pada negara kesatuan Republik
Indonesia dibedakan atas 3 (tiga) bagian.
1. Desentralisasi politik, yakni pelimpahan kewenangan dari
pemerintah pusat yang meliputi hak mengatur dan mengurus
kepentingan rumah tangga sendiri bagi badan-badan politik di
daerah yang dipilih oleh rakyat dalam daerah-daerah tertentu.
3) Fungsi Pemberdayaan
Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan
masyarakat. Masyarakat tahu, menyadari diri, dan mampu memilih
alternatif yang baik untuk mengatasi atau menyelesaikan persoalan
yang dihadapinya. Pemerintah dalam fungsi ini hanya sebagai
fasilitator dan motivator untuk membantu masyarakat menemukan
jalan keluar dalam menghadapi setiap persoalan hidup.