Panduan Pengelolaan B3 2019
Panduan Pengelolaan B3 2019
Panduan Pengelolaan B3 2019
RUMAH SAKIT
TAHUN 2019
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
No.
TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DAN
LIMBAH B3
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANGPANDUAN
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
DAN LIMBAH B3RUMAH SAKIT
Kedua : Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3
di Rumah Sakit sebagaimana terlampir dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Panduan sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua merupakan acuan
bagi manajemen maupun karyawan Rumah Sakit dalam melakukan
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3 ;
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Direktur RS ,
BAB I
DEFINISI
Dalam Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3 di Rumah
Sakit ini, yang dimaksud dengan :
1) Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah : Bahan yang karena sifat atau
konsentrasinya, dan atau jumlahnya, baik secara langsung atau tidak langsung, dapat
mencemarkan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya
2) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) adalah : semua sisa kegiatan yang
berbentuk cair ataupun padat yang mengandung unsur bahaya
3) Sampah infeksius adalah semua sisa dari hasil kegiatan pembiakan mokrobiologi,
kegiatan perawatan dan pengobatan pasien yang kontak langsung dengan tubuh
pasien atau cairan tubuh pasien.
4) Sampah infeksius benda tajam adalah semua sisa dari hasil kegiatan pembiakan
mokrobiologi, kegiatan perawatan dan pengobatan pasien yang kontak langsung
dengan tubuh pasien atau cairan tubuh pasien yang berbentuk tajam atau bisa
melukai
5) Sampah Sitotoksik adalah semua sisa kegiatan yang berasal dari proses peracikan
dan penggunaan obat kemoterapi
6) Limbah radiologi adalah semua sisa kegiatan radiologi yang mengandung bahan –
bahan kimia berbahaya (cairan fixer dan developer)
7) Limbah cair bahan berbahaya dan beracun adalah semua sisa kegiatan yang
berbentuk cair yang mengandung unsur bahaya
8) Pengelolaan B3 adalah proses yang terjadi mulai dari Pengadaan, Penerimaan,
Penyimpanan, Pengunaan, Pendistribusian ke ruangan, Pelabelan, Penanggulangan
kontaminasi B3, Penganan tumpahan dan Penggunaan APD
9) Pengelolaan LB3 adalah : Pengelolaan Limbah Cair, Penyimpanan Limbah B3 di
TPS, Pemberian Simbol dan Label Limbah B3, Penanganan Paparan dan Tumpahan
Limbah B3, Penggunaan Incenerator, Pemeliharaan incinerator, Penanganan Limbah
B3 jika incinerator tidak berfungsi, Pengelolaan Kecelakaan Kerja di TPS Limbah
B3, dan Penggunaan APD
10) Pengadaan B3 adalah : kegiatan pemesanan B3 kepada produsen ataupun distributor
oleh RS dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan B3 yang dilakukan oleh bagian
pengadaan.
11) Penerimaan B3 adalah : kegiatan menerima B3 yang telah di order atau dipesan
kepada produsen ataupun distributor oleh pihak logistik dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku di RS
12) Penyimpanan B3 adalah : teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas
dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan mahluk lainnya.
13) Pengunaan B3 adalah :kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja yang ada di RS yang
menggunakan bahan B3 untuk memenuhi kebutuhan pelayanan.
14) Pendistribusian B3 ke ruangan adalah : kegiatan pemberian/pengambilan bahan B3
dari Farmasi ke ruangan .
15) Pelabelan B3 adalah penempelan uraian singkat dan gambar yang menjelaskan
tentang klasifikasi B3 pada wadah untuk memudahkan identifikasi
16) Penanggulangan kontaminasi B3 adalah : tindakan yang harus dilakukan oleh
pekerja atau karyawan jika terkontaminasi oleh B3 yang digunakan
17) Penganan tumpahan B3 adalah : tindakan yang dilakukan untuk membersihkan
tumpahan B3 dengan menggunakan peralatan yang terdapat dalam spilkit.
18) Spill kit adalah perlengkapan yang terdiri dari bahan dan peralatan yang digunakan
untuk membersihkan tumpahan B3.
19) Pengelolaan Limbah Cair adalah : upaya untuk meningkatkan kualitas air limbah
yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan Rumah Sakit agar mencapai baku mutu
yang ditetapkan sehingga tidak potensial mencemari lingkungan atau mempengaruhi
kesehatan
20) Pemberian Simbol dan Label LB3 adalah : dimana petugas khusus memberikan
tanda / simbol sesuai karakteristik limbah / sampah B3 pada wadah limbah / sampah
B3 sebelum memindahkan ke TPS Khusus B3 dan pada wadah limbah/sampah B3
setelah menajdi dust incenerator saat disimpan di TPS B3 dalam lingkungan Rumah
Sakit
21) Penanganan Paparan dan Tumpahan LB3 : tindakan yang dilakukan untuk
melindungi karyawan dan setiap orang yang berada di lingkungan RS dari bahaya
paparan limbah B3 baik yang berdampak pada kesehatan, keselamtan ataupun
pencemaran lingkungan
22) Pengelolaan Kecelakaan Kerja di TPS LB3 adalah : suatu upaya perencanaan dan
tindakan kegiatan serta operasional di TPS B3 agar senantiasa mengikuti normal
atau ketentuan K3 yang berlaku
23) Penggunaan APD : Alat pelindung yang digunakan untuk melindungi pekerja dari
paparan dan resiko kerja
BAB II
RUANG LINGKUP
2. Penerimaan :
Waktu penerimaan dilakukan saat pihak ke 3 mengirim B3 ke Rumah Sakit yang
diterima oleh pihak Farmasi dan Bagian Rumah Tangga untuk disimpan di gudang
khusus B3 diterima oleh Petugas Gudang.
B. Penerimaan B3
Penerimaan B3 adalah kegiatan menerima B3 dari suplier oleh Pihak Rumah Sakit.
1. Bagian Tim penerima barang PPHP bertanggung jawab dalam melakukan
pemeriksanaan barang dari distributor dengan keadaan baik dan sesuai
persyaratan.
2. Pada saat penyerahan distributor ke bagian tim penerima barang maka faktur
penyerahan harus mencantumkan dengan jelas nama bahan, nama kimia, nama
dagang, jumlah bahan, nama distributor, dan nama pengimpor/produsen.
C. Penyimpanan B3
1. Penyimpanan B3 secara umum
a) Kenali dengan seksama jenis bahan yang akan disimpan
b) Baca petunjuk / lihat golongan hazards melalui kemasan / MSDS (Material
Safety Data Sheet) atau petunjuk lain mengenai penyimpanan
c) Letakkan bahan sesuai dengan ketentuan mengikuti seperti FIFO (First In
First Out)
d) Perhatikan suhu lemari atau ruang penyimpanan dan pastikan suhu lemari /
ruangan sudah sesuai dengan yang ditentukan dalam petunjuk
e) Perhatikan batas waktu pemakaian bahan yang disimpan.
f) Jangan menyimpan bahan satu dengan yang lainya jika dapat menimbulkan
reaksi diantara bahan.
g) Pastikan kerja aman dalam pengambilan dan penempatan bahan, hindari
terjadinya tumpahan bahan atau kebocoran
h) Laporkan bila menemukan adanya kebocoran bahan kimia maupun gas
kepada K3 dan Kesehatan Lingkungan RS.
i) Laporkan segala kejadian maupun kemungkinan kejadian yang menimbulkan
bahaya atau kecelakaan Kepada K3 dan Kesehatan Lingkungan RS.
2. Penyimpanan B3 dalam gudang B3
a) Persyaratan ruang penyimpanan :
a. Kedap air, tidak bocor, ada ventilasi untuk mencegah akumulasi gas,
Suhu Ruangan sesuai yang tertera pada MSDS, lubang angin dilengkapi
dengan kassa penutup agar burung dan binatang tidak masuk dan
dilengkapi penerangan yang mencukupi .
b. Instalasi penerangan harus tidak menimbulkan ledakan, dengan
memasang lampu penerangan minimal 1 meter diatas kemasan.
c. Tersedia sarana pencucian tangan dan Eye washer yang dekat lokasi dan
memadai untuk membilas mata atau bagian tubuh lainnya yang terpapar
bahan berbahaya dan beracun.
d. Tersedia sistem pemadam kebakaran dan deteksi kebakaran yang sesuai
dengan luas ruang dan jenis bahan yang disimpan
e. Tersedia fasilitas P3K dalam jumlah dan jenis yang memadai
f. Peralatan komunikasi dalam ruang penyimpanan harus tersedia agar
memudahkan komunikasi dengan bagian lain
g. Tersedia pengontrol suhu dan kelembaban disetiap ruang penyimpanan
bahan berbahaya dan beracun.
h. Ruangan penyimpanan tidak boleh terkena cahaya matahari secara
langsung karena dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia pada bahan
bahan kimia yang tidak stabil
i. Ruangan penyimpanan bahan berbahaya dan beracun dinyatakan sebagai
“restricted area” sehingga setiap orang yang tidak berkepentingan tidak
diperkenankan masuk
j. Sebelum disimpan bahan kimia diberi Simbol sesuai standar NFPA
(National Fire Protection Association).
k. Semua sistim pengamanan ruangan penyimpanan bahan B3 harus
diperiksa sekurang kurangnya setiap bulan
b) Cara penyimpanan:
a. Disimpan dengan menggunakan rak dan lemari dimana masing – masing
rak hanya terdapat satu jenis B3 atau lebih dengan syarat B3 yang
ditempatkan dalam 1 rak tidak akan bereaksi satu dan lainnya.
b. Maksimum tumpukan 3 lapis, kecuali untuk bahan kimia yang disimpan
dalam wadah botol, tidak diperkenankan untuk disimpan bersusun .
c. Jarak kemasan terluar tidak boleh kurang dari 1 (satu) meter dari atap
d. Kemasan B3 yang tidak saling cocok harus disimpan terpisah, tidak
dalam satu blok untuk menghindari terjadinya reaksi kimia yang
membahayakan
e. Penempatan kemasan harus dengan syarat tidak ada kemungkinan
tumpah ke kemasan lain
F. Dalam menyimpan dan menggunakan B3 petugas harus memperhatikan
petunjuk dari MSDS
G. Penyimpanan setiap bahan diberi jarak satu dengan yang lain supaya
tidak menempel
c) Penyimpanan berdasarkan jenis B3
a. Bahan Beracun
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Jauhkan dari bahan lain yang dapat bereaksi
c) Tersedia alat pelindung diri
b. Bahan Korosif
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Bahan disimpan dalam wadah tertutup dan berlabel
c) Tersedia alat pelindung diri
c. Bahan Mudah Terbakar
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
c) Hindari terjadinya loncatan api listrik atau bara rokok
d) Tersedia alat pemadam kebakaran
e) Penyimpanan harus dijauhkan dari bahan kimia oksidator
f) Tersedia alat pelindung diri
d. Bahan Mudah Meledak
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
c) Tersedia alat pemadam kebakaran
d) Tempat penyimpanan tidak menimbulkan gesekan atau benturan
mekanis
e) Tersedia alat pelindung diri
e. Bahan Oksidator
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
c) Hindari terjadinya loncatan api listrik atau bara rokok
d) Penyimpanan harus terpisah dengan bahan mudah terbakar atau
bahan pereduksi
e) Tersedia alat pelindung diri
f. Bahan Reaktif
a) Ruangan penyimpanan harus dingin, kering dan berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
c) Ruangan harus kedap air
d) Tersedia alat pemadam kebakaran
e) Tersedia alat pelindung diri
g. Pembersihan gudang dilakukan oleh CS setiap minggudan dilakukan
inspeksi/pengawasan tempat penyimpanan dilakukan oleh K3 dan
Kesehatan Lingkungan.
d. Penyimpanan B3 di Unit Kerja
a. Penyimpanan B3 di unit kerja disimpan dalam lemari B3 yang tidak
boleh dicampur dengan bahan dan peralatan kerja lain dan disertai
dengan MSDS.
b. Lemari penyimpanan harus kering, tidak lembab dan terhindar dari
tetesan air.
c. Lemari penyimpanan harus diberi label dan simbol sesuai kriteria B3
yang disimpan
d. Jumlah B3 yang disimpan di unit kerja tidak boleh melebihi kapasitas
yang telah ditentukan.
e. Dalam menyimpan dan menggunakan B3 petugas harus
memperhatikan petunjuk dari MSDS.
f. Inspeksi tempat penyimpanan dilakukan oleh K3 dan Kesehatan
Lingkungan setiap bulan.
g. Setiap bahan B3 diberi jarak supaya tidak berdekatan minimal 5 cm
setiap bahan B3 yang berbeda Jenisnya.
D. Pendistribusian B3
Pendistribusian B3 adalah kegiatan memindahkan B3 dari gudang ke ruangan atau
unit kerja.
A. Unit terkait yang membutuhkan B3 melakukan permintaan B3 kepada
Instalasi Farmasi dengan persetujuan penangung jawab ruangan.
B. Logistik Farmasi akan mempersiapkan dan memberikan B3 yang diminta
kepada unit terkait sesuai dengan kebutuhan.
C. Pada saat diserahkan, B3 harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Diserahkan dalam wadah yang aman, tidak bocor, tidak berkarat dan tidak
rusak.
b. Wadah atau kemasan sudah ditempeli etiket, label dan simbol sesuai
karakteristik B3
c. Tidak mencapur B3 satu dengan B3 lainnya dalam 1 wadah.
d. B3 yang diberikan sesuai dengan permintaan dengan jumlah yang standar
keperluan yang berada diruangan tidak terlalu banyak
D. Kemudian B3 dibawa oleh petugas ke ruangan dengan menggunakan box/ troli
bila permintaan banyak namun harus memperhatikan penyusunan diatas troli
agar tetap aman dan tidak ditumpuk.
E. Hindari pengangkutan B3 ke ruangan dengan memegang langsung botol atau
wadah B3 menggunakan tangan tanpa APD.
F. Pastikan selama pengangkutan B3 tidak terjadi goncangan yang bisa
menyebabkan B3 tertumpah atau jatuh.
Pemberian label dan symbol pada kemasan B3 dilakukan oleh Instalasi Farmasi dan
perawat memeriksa barang yang diterima, bila tidak berlabel perawat wajib
mengembalikan barang tersebut.
1) Iritan
2) Korosif
3) Beracun
4) Mudah Terbakar
5) Mudah Meledak
6) Oksidator
7) Bahaya Bagi Lingkungan
A. Karakteristik Limbah B3
Berdasarkan PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah b3, maka jenis limbah
B3 yang terdapat di Rumah Sakit adalah termasuk dalam limbah B3 dari Sumber
Spesifik Umum.
KATEGORI WAKTU
NO JENIS LIMBAH BAHAYA PENYIMPAN
KEMASAN
AN
10. Limbah Baterai AA dan AAA 1 Max 180 hari Sulo atau kardus
11. Limbah Batere Sel Kering (Batere Sulo atau kardus
1 Max 180 hari
UPS)
12. Limbah Batere Sel Basah (Accu) 1 Max 180 hari Sulo atau kardus
A. Limbah Radiologi
Limbah cair radiologi berasal dari kegitan unit radiologi yang menggunakan
cairan B3 sebagai bahan bakunya. Sisa dari cairan B3 yang sudah tidak dipakai
lagi menjadi limbah yang harus mendapatkan penanganan khusus.
Pengelolaan limbah cair radiologi meliputi :
a. Pengumpulan limbah cair radiologi dilakukan setiap kali selesai melakukan
kegiatan yang menggunakan larutan fixer dan developer. Pengumpulan
dilakukan oleh petugas radiologi.
b. Pemindahan limbah radiologi ke TPS Limbah B3 dilakukan sesuai keadaan
(bila tempat penampungan limbah sudah terisi 2/3 bagian). Pemindahan
dilakukan oleh petugas Cleaning service.
c. Limbah B3 diberi label sesuai jenis B3, dengan tanggal pembuangan
d. Penyimpanan limbah radiologi di TPS limbah B3 maksimal 90 hari dan
setelah 90 hari limbah radiologi harus dibuang menggunakan jasa pihak
ketiga.
e. Setelah pembuangan maka unit kesling akan melaporkan manifest
pembuangan limbah B3 ke dinas terkait yaitu Bapedal kota , Badan
Lingkungan Hidup dan Kementrian Lingkungan Hidup setiap 3 bulan sekali.
f. Untuk pembuangan film badge dikumpulkan oleh bagian Radiologi, dan
disimpan di dalam lemari B3 setelah terkumpul dimusnakan bersama limbah
B3 lainnya.
B. Lumpur IPAL
Lumpur IPAL adalah sisa endapan yang berasal dari proses pengolahan yang
terjadi didalam IPAL. Lumpur IPAL bersifat infeksius sehingga penanganannya
diperlakukan seperti limbah B3 lainnya.
Pengelolaan lumpur IPAL meliputi :
a. Pengumpulan lumpur didapat dengan cara pengurasan sludge tank di IPAL
minimal setiap 6 bulan sekali atau bisa juga tergantung situasi limbah cair
saat itu. Pengurasan dilakukan oleh petugas maintenance atau pihak 3.
b. Lumpur yang didapat disimpan didalam drum atau container yang anti bocor.
Tempat penyimpanan adalah TPS limbah B3 dan penyimpanan paling lama
dilakukan maksimal 90 hari, setelah itu lumpur akan dibuang kepembuangan
limbah B3 menggunakan jasa pihak ketiga.
c. Setelah pembuangan maka unit kesling akan melaporkan manifest
pembuangan limbah B3 ke dinas terkait yaitu Bapedal kota , Badan
Lingkungan Hidup dan Kementrian Lingkungan Hidup setiap 3 bulan sekali.
C. Oli Bekas dan Cat
Di RS oli bekas diperoleh dari kegiatan unit maintenance.
a. Pengumpulan oli bekas dilakukan setiap kali selesai melakukan kegiatan yang
menggunakan oli. Pengumpulan dilakukan oleh petugas maintenace.
b. Penyimpanan oli bekas di TPS limbah B3 maksimal 90 hari dan setelah 90
hari limbah oli harus dibuang menggunakan jasa pihak ketiga.
c. Setelah pembuangan maka unit kesling akan melaporkan manifest
pembuangan limbah B3 ke dinas terkait yaitu Bapedal kota Pekanbaru,
Badan Lingkungan Hidup dan Kementerian Lingkungan Hidup setiap 3
bulan sekali
Untuk menangani tumpahan B3 RS menyediakan spill kit. Spill kit tersedia dalam 3 Jenis
yaitu spill kit. Kelengkapan isi dari spill kit merupakan tanggung jawab dari masing –
masing unit kerja, pengawasan kelengkapan dan ketersediaan isi spill kit dilakukan oleh
K3 dan kesehatan Lingkungan RS setiap bulan.
1. Spill Infeksi ( untuk tumpahan infeksi atau cairan tubuh pasien )
a. Masker
b. Safety Gloves ( hand skond)
c. Apron
d. Google glass
e. Boots
f. Shining
g. Tissue
h. kain Absorbent
i. Kantong sampah warna kuning
j. Cairan Chlorine
k. Deterjen
l. Jepitan Gunting
2. Spill kit Kimia ( untuk tumpahan bahan kimia serbuk, mudah terbakar,
pengoksidasi )
a. Masker
b. Safety Gloves ( hand skond)
c. Apron
d. Google glass
e. Boots
f. Shining
g. Pasir
h. Kantong sampah warna coklat
i. kain Absorbent
j. Sekop dan Penyapu kecil
k. Sapu pel kecil & pengering lantai
l. Air
3. Spill Sitotoksik ( untuk tumpahan Ruangan kemoterapi atau cairan obat
kemoterapi)
a. Masker
b. Safety Gloves ( hand skond)
c. Apron
d. Google glass
e. Boots
f. Shining
g. Tissue
h. kain Absorbent
i. Kantong sampah warna Ungu
j. Cairan Chlorine
k. Deterjen
l. Jepitan Gunting
Pemberian label dan symbol pada tempat limbah B3 di ruangan dilakukan oleh masing –
masing unit. Pemberian symbol atau signed TPS B3 di tempat penyimpanan dilakukan
oleh petugas TPS limbah B3dan diinspeksi oleh K3RS setiap bulan.
TUMPAHAN B3
Tanggal/Hari/Tahun :
a. Sitotoksik
b. Infeksius
c. Benda Tajam
d. Laboratorium/ Radiologi
e. dll (disebutkan)....................... Volume tumpahan (kg) :
Keterangan :
a. Tumpahan B3 dibersihkan mengunakan Spilkit sesuai dengan jenis dan bahan tumpahan
b. Sebelum membersihkan tumpahan petugas melihat MSDS (Material Safety Data Sheet) di
Lemari B3
c. Tumpahan B3 dibersihkan oleh petugas Cleaning Service
d. Petugas mengisi formulir laporan kecelakaan tumpahan B3 setelah tumpahan di bersihkan
e. Limbah dikirim ke TPS B3 atau menghubungi Pengawas Cleaning Service
f. Formulir tumpahan diserahkan oleh Unit K3 dan Kesehatan Lingkungan/ menghubungi ext :
732 .