Panduan Pengelolaan B3 2019

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

PANDUAN PENGELOLAAN

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


DAN LIMBAH B3

RUMAH SAKIT
TAHUN 2019
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
No.

TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DAN
LIMBAH B3
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG

DIREKTUR RUMAH SAKIT

Menimbang : a. Bahwa untuk menunjang pelayanan di Rumah Sakit, Rumah Sakit


menggunakan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan menghasilkan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)
b. Bahwa dalam pengelolaan B3 dan Limbah B3 terdapat beberapa
ruangan atau tempat di Rumah Sakit yang menjadi tempat
penyimpanan B3, sehingga dapat menimbulkan resiko terjadinya
kebakaran, peledakan, pemaparan radiasi, kontaminasi dan pencemaran
terhadap manusia dan lingkungan
c. Bahwa dalam melindungi keselamatan pasien, pengunjung dan
karyawan dari poin b di atas maka, perlu dilakukan upaya-upaya untuk
mengurangi resiko dengan menetapkan Panduan Pengelolaan B3 dan
Limbah B3 di Rumah Sakit

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 Tahun 2001


tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
2. Keputusan Menteri Kesehatan R.I Nomor
1087/Menkes/SK/VIII/2010 Tentang standar Kesehatan
keselamatan Kerja
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor 187 tahun 1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja
4. Peraturan Pemerintah Nomor. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah B3
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56
Tahun 2015 tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
58/MENLH/12/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Rumah Sakit.
7. Peraturan menteri Kesehatan No.472 Tahun 1996 Tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANGPANDUAN
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
DAN LIMBAH B3RUMAH SAKIT
Kedua : Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3
di Rumah Sakit sebagaimana terlampir dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Panduan sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua merupakan acuan
bagi manajemen maupun karyawan Rumah Sakit dalam melakukan
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3 ;
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Direktur RS ,
BAB I
DEFINISI

Dalam Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3 di Rumah
Sakit ini, yang dimaksud dengan :
1) Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah : Bahan yang karena sifat atau
konsentrasinya, dan atau jumlahnya, baik secara langsung atau tidak langsung, dapat
mencemarkan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya
2) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) adalah : semua sisa kegiatan yang
berbentuk cair ataupun padat yang mengandung unsur bahaya
3) Sampah infeksius adalah semua sisa dari hasil kegiatan pembiakan mokrobiologi,
kegiatan perawatan dan pengobatan pasien yang kontak langsung dengan tubuh
pasien atau cairan tubuh pasien.
4) Sampah infeksius benda tajam adalah semua sisa dari hasil kegiatan pembiakan
mokrobiologi, kegiatan perawatan dan pengobatan pasien yang kontak langsung
dengan tubuh pasien atau cairan tubuh pasien yang berbentuk tajam atau bisa
melukai
5) Sampah Sitotoksik adalah semua sisa kegiatan yang berasal dari proses peracikan
dan penggunaan obat kemoterapi
6) Limbah radiologi adalah semua sisa kegiatan radiologi yang mengandung bahan –
bahan kimia berbahaya (cairan fixer dan developer)
7) Limbah cair bahan berbahaya dan beracun adalah semua sisa kegiatan yang
berbentuk cair yang mengandung unsur bahaya
8) Pengelolaan B3 adalah proses yang terjadi mulai dari Pengadaan, Penerimaan,
Penyimpanan, Pengunaan, Pendistribusian ke ruangan, Pelabelan, Penanggulangan
kontaminasi B3, Penganan tumpahan dan Penggunaan APD
9) Pengelolaan LB3 adalah : Pengelolaan Limbah Cair, Penyimpanan Limbah B3 di
TPS, Pemberian Simbol dan Label Limbah B3, Penanganan Paparan dan Tumpahan
Limbah B3, Penggunaan Incenerator, Pemeliharaan incinerator, Penanganan Limbah
B3 jika incinerator tidak berfungsi, Pengelolaan Kecelakaan Kerja di TPS Limbah
B3, dan Penggunaan APD
10) Pengadaan B3 adalah : kegiatan pemesanan B3 kepada produsen ataupun distributor
oleh RS dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan B3 yang dilakukan oleh bagian
pengadaan.
11) Penerimaan B3 adalah : kegiatan menerima B3 yang telah di order atau dipesan
kepada produsen ataupun distributor oleh pihak logistik dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku di RS
12) Penyimpanan B3 adalah : teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas
dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan mahluk lainnya.
13) Pengunaan B3 adalah :kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja yang ada di RS yang
menggunakan bahan B3 untuk memenuhi kebutuhan pelayanan.
14) Pendistribusian B3 ke ruangan adalah : kegiatan pemberian/pengambilan bahan B3
dari Farmasi ke ruangan .
15) Pelabelan B3 adalah penempelan uraian singkat dan gambar yang menjelaskan
tentang klasifikasi B3 pada wadah untuk memudahkan identifikasi
16) Penanggulangan kontaminasi B3 adalah : tindakan yang harus dilakukan oleh
pekerja atau karyawan jika terkontaminasi oleh B3 yang digunakan
17) Penganan tumpahan B3 adalah : tindakan yang dilakukan untuk membersihkan
tumpahan B3 dengan menggunakan peralatan yang terdapat dalam spilkit.
18) Spill kit adalah perlengkapan yang terdiri dari bahan dan peralatan yang digunakan
untuk membersihkan tumpahan B3.
19) Pengelolaan Limbah Cair adalah : upaya untuk meningkatkan kualitas air limbah
yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan Rumah Sakit agar mencapai baku mutu
yang ditetapkan sehingga tidak potensial mencemari lingkungan atau mempengaruhi
kesehatan
20) Pemberian Simbol dan Label LB3 adalah : dimana petugas khusus memberikan
tanda / simbol sesuai karakteristik limbah / sampah B3 pada wadah limbah / sampah
B3 sebelum memindahkan ke TPS Khusus B3 dan pada wadah limbah/sampah B3
setelah menajdi dust incenerator saat disimpan di TPS B3 dalam lingkungan Rumah
Sakit
21) Penanganan Paparan dan Tumpahan LB3 : tindakan yang dilakukan untuk
melindungi karyawan dan setiap orang yang berada di lingkungan RS dari bahaya
paparan limbah B3 baik yang berdampak pada kesehatan, keselamtan ataupun
pencemaran lingkungan
22) Pengelolaan Kecelakaan Kerja di TPS LB3 adalah : suatu upaya perencanaan dan
tindakan kegiatan serta operasional di TPS B3 agar senantiasa mengikuti normal
atau ketentuan K3 yang berlaku
23) Penggunaan APD : Alat pelindung yang digunakan untuk melindungi pekerja dari
paparan dan resiko kerja
BAB II
RUANG LINGKUP

I. Waktu Pengelolaan B3 dan Limbah B3


II. Tempat Pengelolaan B3 dan Limbah B3
III. Kualifikasi Staf Yang Berhubungan Dengan B3
IV. Klasifikasi B3 di Rumah Sakit
V. Jenis Wadah Limbah B3 Rumah Sakit
VI. Standar Pengelolaan B3
VII. Inventarisasi B3 dan limbah B3
VIII. Standar Operasional Penanganan Limbah B3
IX. Penanganan Tumpahan B3
X. Penyediaan dan Pengawasan APD
XI. Standar Operasional Penanganan Bila Terjadi Kecelakaan
XII. Perijinan Pengelolaan Limbah B3
BAB III
PELAKSANAAN

I. Waktu Pengelolaan B3 dan Limbah B3


Pengelolaan B3 dan Limbah B3 di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng
dilaksanakan setiap saat tergantung pada kebutuhan bagian pelayanan :
1. Perencanaan Dan Pengadaan :
Dilaksanakan saat ada kebutuhan B3 dari Unit atau Instalasi yang membutuhkan.

2. Penerimaan :
Waktu penerimaan dilakukan saat pihak ke 3 mengirim B3 ke Rumah Sakit yang
diterima oleh pihak Farmasi dan Bagian Rumah Tangga untuk disimpan di gudang
khusus B3 diterima oleh Petugas Gudang.

3. Penyimpanan Dan Pendistribusian :


Saat pendistribusian dilakukan bila perawat melakukan permintaan barang ke
bagian unit terkait, ruangan melaksanakan permintaan barang 1 minggu sekali.

4. Penanganan Dan Pembuangan Limbah B3 :


Penanganan dilaksanakan bila terjadi tumpahan dan pembuangan limbah B3 medis
diangkut setiap hari, untuk B3 Non Medis diangkut minimal 90 hari sekali, limbah
dari setiap ruangan dibawa ke TPS pada Pagi 05.30-07.30 Siang :10.00-12.00
Malam : 21.00- 22.00.

II. Tempat Pengelolaan B3 dan Limbah B3


Tempat pengelolaan B3 terdiri dari :
1. Tempat Penyimpanan B3
Penyimpanan B3 di Rumah Sakit terdapat ruangan dan lemari khusus
penyimpanan B3.
UNIT PENGGUNA B3 LOKASI PENYIMPANAN
Keperawatan Poli Lantai 1 Dan 2
Keperawatan Rawat Inap Ranap Lantai 3 S/D 6
Keperawatan Rawat Khusus Lemari B3 Diruangan
Unit Laundry Lantai 1
Gudang Farmasi Gudang B3 Lantai 5 Dan 6
Laboratorium Gudang B3 Laboratorium
Radiologi Lemari B3 Radiologi
Rumah Tangga Lantai 8
Cssd Lemari B3
Pest Control Gudang Pest Control
Cleaning Service Gudang Cleaning Service
2. Tempat Penggunaan B3
Penggunaan B3 terdapat diseluruh ruangan dan lingkungan Rumah Sakit seperti
Keperawatan, Laboratorium, Radiologi, Farmasi, IPSRS, Laundry, CCSD.
3. Tempat Penghasil Limbah B3
Tempat penghasil limbah B3 berada diseluruh Ruangan Perawatan, Ruang Gizi,
Ruang Administrasi, Ruang Genset, Ruang Boiler dan Area IPAL (Instalasi
Pengolahan Limbah Cair).

4. Tempat Penyimpanan Limbah B3


a. Tempat penyimpanan limbah B3 medis dari setiap ruangan dikumpulkan di
ruangan khusus (Janitor) berfungsi sebagai tempat penyimpanan limbah yang
berada di setiap lantai, umumnya lokasi janitor berada dipojok ruangan.
b. Penyimpanan sementara limbah B3 non medis setelah habis pakai
dibawa/diretur ke lantai 8 dan ditaruh di Tempat sampah Khusus B3 yang
tersedia. B3 yang dibawa kelantai 8 seperti Batrai, Lampu TL, Tinta Printer
(Catridge).

5. Untuk penyimpanan sampah sebelum diolah disimpan di Tempat Penyimpanan


Sementara B3 (TPS B3) yang berada di belakang masjid area Pos 4, ruangan
dipisahkan antara TPS B3 dan TPS Domestik dengan titik koordinat S 6ᵒ21.0ᵒ E
106ᵒ44’55,3ᵒ.

III. Standar Pengelolaan B3.

A. Perencanaan Dan Pengadaan B3


1. Bagian Farmasi dan Rumah Tangga bertanggung jawab terhadap pemesanan B3
2. Pemesanan B3 dilakukan bila disertai permintaan tertulis yang di tanda tangani
oleh Ka.Instalasi Farmasi atau Kepala bagian yang meminta barang.
3. Pemesanan dilakukan melalui distributor resmi yang terdaftar pada Balai POM
atau Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
4. Setiap pemesanan harus mencantumkan dengan jelas nama bahan kimia dan
nama dagang, jumlah yang dipesan, nama dan alamat distributor.
5. Saat melaksanakan pengadaan barang Mou disertakan MSDS berbahasa
Indonesia.
6. Tidak diperkenankan memesan B3 yang terlarang berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan
Beracun.

B. Penerimaan B3
Penerimaan B3 adalah kegiatan menerima B3 dari suplier oleh Pihak Rumah Sakit.
1. Bagian Tim penerima barang PPHP bertanggung jawab dalam melakukan
pemeriksanaan barang dari distributor dengan keadaan baik dan sesuai
persyaratan.

2. Pada saat penyerahan distributor ke bagian tim penerima barang maka faktur
penyerahan harus mencantumkan dengan jelas nama bahan, nama kimia, nama
dagang, jumlah bahan, nama distributor, dan nama pengimpor/produsen.

3. Setiap B3 yang diserahkan harus disertai dengan Lembar Data Pengamanan


Bahan (Material Safety Data Sheet) berbahasa Indonesia yang berisi merk
dagang, rumus kimia, jenis B3, klasifikasi, teknik penyimpanan, dan tata cara
penanganan bila kecelakaan.
4. Pada saat diserahkan, B3 harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Diserahkan dalam bentuk kemasan yang kompak (Utuh)
b) Wadah kemasan tidak bocor
c) Tidak berkarat
d) Tidak rusak
e) Disertai dengan penandaan nama dagang, nama bahan, berat, yang sesuai
dengan yang tertera pada nota penyerahan bahan.

5. Setiap B3 yang diserahkan harus memiliki tanda peringatan sesuai dengan


jenis dan bahayanya, simbol bahaya dan petunjuk P3K yang harus mudah
dilihat, dibaca , dimengerti dan tidak luntur.

6. Bahan B3 tidak dapat diterima apabila :


a) Dokumen tidak lengkap
b) Label yang tertera pada bahan dan dokumen tidak cocok
c) Kualitas : berubah warna, menimbulkan bau karena terjadi reaksi,
kadaluarsa, kemasan rusak, segel terbuka dll
d) Kuantitas : jumlah yang diterima tidak sesuai dengan nota permintaan
atau melebihi kapasitas maksimal

Penyerahan bahan berbahaya harus dilakukan secara langsung kepada petugas


Gudang untuk disimpan diruangan khusus kemudian diberikan kepada unit
terkait untuk ditempatkan lemari penyimpanan B3 sesuai persyaratan.

C. Penyimpanan B3
1. Penyimpanan B3 secara umum
a) Kenali dengan seksama jenis bahan yang akan disimpan
b) Baca petunjuk / lihat golongan hazards melalui kemasan / MSDS (Material
Safety Data Sheet) atau petunjuk lain mengenai penyimpanan
c) Letakkan bahan sesuai dengan ketentuan mengikuti seperti FIFO (First In
First Out)
d) Perhatikan suhu lemari atau ruang penyimpanan dan pastikan suhu lemari /
ruangan sudah sesuai dengan yang ditentukan dalam petunjuk
e) Perhatikan batas waktu pemakaian bahan yang disimpan.
f) Jangan menyimpan bahan satu dengan yang lainya jika dapat menimbulkan
reaksi diantara bahan.
g) Pastikan kerja aman dalam pengambilan dan penempatan bahan, hindari
terjadinya tumpahan bahan atau kebocoran
h) Laporkan bila menemukan adanya kebocoran bahan kimia maupun gas
kepada K3 dan Kesehatan Lingkungan RS.
i) Laporkan segala kejadian maupun kemungkinan kejadian yang menimbulkan
bahaya atau kecelakaan Kepada K3 dan Kesehatan Lingkungan RS.
2. Penyimpanan B3 dalam gudang B3
a) Persyaratan ruang penyimpanan :
a. Kedap air, tidak bocor, ada ventilasi untuk mencegah akumulasi gas,
Suhu Ruangan sesuai yang tertera pada MSDS, lubang angin dilengkapi
dengan kassa penutup agar burung dan binatang tidak masuk dan
dilengkapi penerangan yang mencukupi .
b. Instalasi penerangan harus tidak menimbulkan ledakan, dengan
memasang lampu penerangan minimal 1 meter diatas kemasan.
c. Tersedia sarana pencucian tangan dan Eye washer yang dekat lokasi dan
memadai untuk membilas mata atau bagian tubuh lainnya yang terpapar
bahan berbahaya dan beracun.
d. Tersedia sistem pemadam kebakaran dan deteksi kebakaran yang sesuai
dengan luas ruang dan jenis bahan yang disimpan
e. Tersedia fasilitas P3K dalam jumlah dan jenis yang memadai
f. Peralatan komunikasi dalam ruang penyimpanan harus tersedia agar
memudahkan komunikasi dengan bagian lain
g. Tersedia pengontrol suhu dan kelembaban disetiap ruang penyimpanan
bahan berbahaya dan beracun.
h. Ruangan penyimpanan tidak boleh terkena cahaya matahari secara
langsung karena dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia pada bahan
bahan kimia yang tidak stabil
i. Ruangan penyimpanan bahan berbahaya dan beracun dinyatakan sebagai
“restricted area” sehingga setiap orang yang tidak berkepentingan tidak
diperkenankan masuk
j. Sebelum disimpan bahan kimia diberi Simbol sesuai standar NFPA
(National Fire Protection Association).
k. Semua sistim pengamanan ruangan penyimpanan bahan B3 harus
diperiksa sekurang kurangnya setiap bulan
b) Cara penyimpanan:
a. Disimpan dengan menggunakan rak dan lemari dimana masing – masing
rak hanya terdapat satu jenis B3 atau lebih dengan syarat B3 yang
ditempatkan dalam 1 rak tidak akan bereaksi satu dan lainnya.
b. Maksimum tumpukan 3 lapis, kecuali untuk bahan kimia yang disimpan
dalam wadah botol, tidak diperkenankan untuk disimpan bersusun .
c. Jarak kemasan terluar tidak boleh kurang dari 1 (satu) meter dari atap
d. Kemasan B3 yang tidak saling cocok harus disimpan terpisah, tidak
dalam satu blok untuk menghindari terjadinya reaksi kimia yang
membahayakan
e. Penempatan kemasan harus dengan syarat tidak ada kemungkinan
tumpah ke kemasan lain
F. Dalam menyimpan dan menggunakan B3 petugas harus memperhatikan
petunjuk dari MSDS
G. Penyimpanan setiap bahan diberi jarak satu dengan yang lain supaya
tidak menempel
c) Penyimpanan berdasarkan jenis B3
a. Bahan Beracun
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Jauhkan dari bahan lain yang dapat bereaksi
c) Tersedia alat pelindung diri
b. Bahan Korosif
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Bahan disimpan dalam wadah tertutup dan berlabel
c) Tersedia alat pelindung diri
c. Bahan Mudah Terbakar
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
c) Hindari terjadinya loncatan api listrik atau bara rokok
d) Tersedia alat pemadam kebakaran
e) Penyimpanan harus dijauhkan dari bahan kimia oksidator
f) Tersedia alat pelindung diri
d. Bahan Mudah Meledak
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
c) Tersedia alat pemadam kebakaran
d) Tempat penyimpanan tidak menimbulkan gesekan atau benturan
mekanis
e) Tersedia alat pelindung diri
e. Bahan Oksidator
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
c) Hindari terjadinya loncatan api listrik atau bara rokok
d) Penyimpanan harus terpisah dengan bahan mudah terbakar atau
bahan pereduksi
e) Tersedia alat pelindung diri
f. Bahan Reaktif
a) Ruangan penyimpanan harus dingin, kering dan berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
c) Ruangan harus kedap air
d) Tersedia alat pemadam kebakaran
e) Tersedia alat pelindung diri
g. Pembersihan gudang dilakukan oleh CS setiap minggudan dilakukan
inspeksi/pengawasan tempat penyimpanan dilakukan oleh K3 dan
Kesehatan Lingkungan.
d. Penyimpanan B3 di Unit Kerja
a. Penyimpanan B3 di unit kerja disimpan dalam lemari B3 yang tidak
boleh dicampur dengan bahan dan peralatan kerja lain dan disertai
dengan MSDS.
b. Lemari penyimpanan harus kering, tidak lembab dan terhindar dari
tetesan air.
c. Lemari penyimpanan harus diberi label dan simbol sesuai kriteria B3
yang disimpan
d. Jumlah B3 yang disimpan di unit kerja tidak boleh melebihi kapasitas
yang telah ditentukan.
e. Dalam menyimpan dan menggunakan B3 petugas harus
memperhatikan petunjuk dari MSDS.
f. Inspeksi tempat penyimpanan dilakukan oleh K3 dan Kesehatan
Lingkungan setiap bulan.
g. Setiap bahan B3 diberi jarak supaya tidak berdekatan minimal 5 cm
setiap bahan B3 yang berbeda Jenisnya.

D. Pendistribusian B3
Pendistribusian B3 adalah kegiatan memindahkan B3 dari gudang ke ruangan atau
unit kerja.
A. Unit terkait yang membutuhkan B3 melakukan permintaan B3 kepada
Instalasi Farmasi dengan persetujuan penangung jawab ruangan.
B. Logistik Farmasi akan mempersiapkan dan memberikan B3 yang diminta
kepada unit terkait sesuai dengan kebutuhan.
C. Pada saat diserahkan, B3 harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Diserahkan dalam wadah yang aman, tidak bocor, tidak berkarat dan tidak
rusak.
b. Wadah atau kemasan sudah ditempeli etiket, label dan simbol sesuai
karakteristik B3
c. Tidak mencapur B3 satu dengan B3 lainnya dalam 1 wadah.
d. B3 yang diberikan sesuai dengan permintaan dengan jumlah yang standar
keperluan yang berada diruangan tidak terlalu banyak
D. Kemudian B3 dibawa oleh petugas ke ruangan dengan menggunakan box/ troli
bila permintaan banyak namun harus memperhatikan penyusunan diatas troli
agar tetap aman dan tidak ditumpuk.
E. Hindari pengangkutan B3 ke ruangan dengan memegang langsung botol atau
wadah B3 menggunakan tangan tanpa APD.
F. Pastikan selama pengangkutan B3 tidak terjadi goncangan yang bisa
menyebabkan B3 tertumpah atau jatuh.

XII. Inventarisasi B3 dan Limbah B3


Pemberian symbol atau signing B3 di tempat penyimpanan dilakukan oleh unit masing
- masing dan diinspeksi oleh bagian K3 dan Kesehatan lingkungan RS setiap bulan.
Penanganan limbah B3 mulai dari Pemilahan, Pengangkutan, Penyimpanan,
Penanganan Tumpahan sampai ke Pemusnahan Limbah dilakukan pengawasan oleh
bagian K3 dan Kesehatan Lingkungan RS.

a. Simbol dan Label B3


Semua B3 dan tempat penyimpanan B3 harus memiliki simbol dan label. Hal ini
untuk memberikan informasi kepada semua orang bahwa setiap melihat benda dan
tempat yang ditempeli dengan simbol dan label B3 adalah benda atau tempat yang
harus diwaspadai penggunaannya. Pemberian label disesuaikan dengan Permen LH
No. 03 Tahun 2008 tentang tata cara pemberian symbol dan label B3 :
Atau pelabelan dilakukan berdasarkan National Fire Protection Association (NFPA)
berupa :
1. Label berbentuk belah ketupat yang dibagi empat, dengan warna masing-masing
kotak berbeda dan dalam masing – masing kotak diisi dengan angka
0 sampai dengan 4 atau tanda khusus
2. Arti dari warna :
a. Biru : Bahaya terhadap kesehatan
b. Merah : Bahaya terhadap timbulnya kebakaran
c. Kuning: Bahaya terhadap adanya air
d. Putih : Bahaya khusus HEALTH
3. Arti dari angka : FIRE
JENIS TINGKAT ARTI BAHAYA REACTIVITY
BAHAYA BAHAYA
Health / 0 Minimal Tidak terdapat bahaya toksisitas
Kesehatan 1 Ringan Mempunyai karakter dapat menyebabkan iritasi, tetapi hanya berakibat minor
bahkan tanpa perawatan, dan atau tidak berbahaya bila digunakan secara hati –
hati dan bertanggung jawab
2 Moderat Mempunyai karakter dapat menyebabkan bahaya bila paparan berlanjut dan
mungkin menyebabkan luka atau kerusakan kecuali dilakukan pengobatan
3 Serius Mempunyai karakter yang dapat menyebabkan luka atau kerusakan pada
paparan yang singkat walau dilakukan pengobatan dan atau diketahui
mempunyai sifat karsinogen, mutagen atau teratogen pada binatang
4 Ekstrim Merupakan bahan yang sangat toksik yang dapat menyebabkan kematian atau
kerusakan dalam paparan yang sangat singkat, dan dilakukan pengobatan.
Fire / 0 Minimal Tidak terbakar, tidak menyebabkan flash point, tidak terbakar di udara bila
Kebakaran terpapar pada 815,5ᵒC selama 5 menit.
1 Ringan Baru dapat terbakar bila dipanaskan terlebih dahulu, dan/atau akan terbakar di
udara terbuka bila terpapar pada 815,5ᵒC selama 5 menit, dan/atau mempunyai
flash point di bawah 93,4ᵒC
2 Moderat Bahan tidak mudah terbakar yang mempunyai karakter dapat terbakar bila
terpapar panas terlebih dahulu, atau perlu terpapar pada temperature tinggi agar
kebakaran terjadi, dan/atau bahan padat yang menghasilkan uap mudah
Terbakar, dan/atau mempunyai flash point di atas 37,8ᵒC tetapi lebih kecil dari
93,4ᵒC
3 Serius Bahan mudah terbakar yang mempunyai karakter menghasilkan uap yang
mudah terbakar dalam kondisi biasa, dan/atau dapat membentuk ledakan yang
terbakar dengan cepat di udara, dan/atau siap terbakar dengan sendirinya akibat
kandungan oksigen di dalamnya, dan/atau mempunyai flash point di atas
22,8ᵒC, tetapi di bawah 37,8ᵒC
4 Ekstrim Merupakan bahan yang mudah terbakar dengan flash point di bawah 22,8ᵒC
Reactivity 0 Minimal Bahan yang stabil, dan tidak reaktif terhadap air.
/ Reaktif 1 Ringan Bahan yang stabil yang menjadi tidak stabil bila terpapar pada temperatur
Terhadap tekanan tinggi.
Air 2 Moderat Bahan yang tidak stabil dan akan cepat berubah tetapi tidak menimbulkan
ledakan, dan/atau bahan yang akan berobah kompisisi kimianya
Dengan melepaskan enersi yang dikandungnya pada temperatur dan tekanan
Normal, dan/atau akan bereaksi dengan keras bila terdapat air, dan/atau akan
Menghasilkan ledakan bila bercampur dengan air
3 Serius Bahan yang dapat meledak namun membutuhkan penyulut yang kuat agar
terjadi, atau dapat menyimpan panas sebelum terjadi kebakaran, dan/atau
bahan yang sensitive terhadap panas, atau terhadap kejutan mekanis pada
temperatur tinggi, dan/atau bahan yang bereaksi dengan sendirinya dengan air
tanpa membutuhkan panas terlebih dahulu.
4 Ekstrim Bahan yang dapat meledak dan terdekomposisi secara keras pada temperatur
dan tekanan normal, dan atau bahan yang dapat menghasilkan reaksi
eksotermis dengan sendirinya bila berkontak dengan bahan tanpa atau adanya
Biasa biasa, dan/atau bahan yang sensitive terhadap perubahan kejutan
mekanis atau panas pada temperatur dan tekanan normal.
Special Hazard W Reaktif terahadap air (dengan kode: W)
/ Bahaya Ox Bahan oksidator
Khusus Tanda Bahan radioaktif
Radioakt
if
Tanda Bahan racun
Racun

Pemberian label dan symbol pada kemasan B3 dilakukan oleh Instalasi Farmasi dan
perawat memeriksa barang yang diterima, bila tidak berlabel perawat wajib
mengembalikan barang tersebut.

IV. Standar Kualifikasi Staf Yang Berhubungan Dengan B3


Staf yang melaksanakan pengolahan B3 haruslah staf yang terlatih, yaitu :
1. Kualifikasi staf yang melaksanakan pengawasan pengolahan B3 adalah K3 dan
Kesehatan Lingkungan
2. Seluruh staf Rumah Sakit yang karena pekerjaannya berkaitan langsung dengan
penggunaan B3 dan menghasilkan Limbah B3.
3. Petugas yang pernah mengikuti pelatihan pengelolaan B3, petugas dapat
mengikuti pelatihan dengan cara mengikuti pelatihan di luar rumah sakit,
pelatihan in-house Training Rumah Sakit, Sosialisasi B3 disetiap ruangan.
4. Staf yang harus menguasaiPengelolaan B3 dan LB3 adalah :
a. Petugas Farmasi yang melakukan pengadaan dan pengawasan penyimpanan
B3 di gudang B3.
b. Semua petugas Farmasi yang melakukan pemesanan B3 kepada distributor
c. Semua petugas K3 dan Kesehatan lingkungan RS
d. Petugas Cleaning Service
e. Petugas Teknisi IPSRS
f. Petugas Operator IPAL
5. Staf yang bertanggung jawab terhadap pengadaan B3 adalah Ka.Instalasi Farmasi
6. Staf yang bertangung jawab dalam pengelolaan B3 dan Limbah B3 adalah Bagian
Kesehatan Lingkungan

V. Klasifikasi B3 di Rumah Sakit


a. Klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun
Berdasarkan PP No. 74 / 2001, terdapat 15 jenis klasifikasi B3. Untuk
klasifikasi yang digunakan di Rumah Sakit dibedakan menjadi 7 jenis berdasarkan
material yang berada di rumah sakit, yaitu :

1) Iritan
2) Korosif
3) Beracun
4) Mudah Terbakar
5) Mudah Meledak
6) Oksidator
7) Bahaya Bagi Lingkungan

VI. Jenis Wadah Limbah B3 Rumah Sakit


Jenis Wadah dan Limbah medis RS dengan daftar terlampir :
VII. Standar Penanganan Bila Terjadi Kecelakaan
Sebelum melakukan Penanganan kecelakaan sebaiknya mengetahui terlebih dulu
bahan atau tumpahan, setelah itu disarankan untuk membaca MSDS bahan tersebut.
Secara umum penanganan yang dilakukan bila terjadi kecelakaan :
1. Bila terkena kulit :
a. Segera buka pakaian dan sepatu yang terkontaminasi
b. Kulit yang terkena B3 segera bilas dengan air yang mengalir selama 15 menit.
c. Bila tidak tertanggulangi larikan ke Emergency.
2. Bila terhirup
a. Longgarkan pakaian yang kencang seperti ikat pinggang atau dasi.
b. Pindahkan korban ketempat yang segar atau beri oksigen
c. Lakukan nafas buatan bila perlu dengan menggunakan alat ( jangan lakukan
mouth to mouth )
d. Jaga korban tetap tenang dan istirahatkan
e. Bila tidak tertanggulangi larikan ke Emergency
3. Bila kontak dengan mata
a. Cuci mata yang terkena B3 dengan Eye Washer atau dengan air yang mengalir
selama 15 menit.
b. Lakukan pencucian sambil mengedip-kedipkan mata sesekali sambil dipastikan
tidak ada bahan kimia yang tertinggal.
c. Bila tidak tertanggulangi larikan ke Emergency
4. Bila terminum
a. Bilas bagian luar mulut dengan air dan kumur – kumur
b. Boleh minum susu atau air putih satu gelas
c. Jangan rangsang untuk muntah
d. Bila tidak tertanggulangi larikan ke Emergency

XIII. Standar Penanganan Limbah B3

A. Karakteristik Limbah B3
Berdasarkan PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah b3, maka jenis limbah
B3 yang terdapat di Rumah Sakit adalah termasuk dalam limbah B3 dari Sumber
Spesifik Umum.

KATEGORI WAKTU
NO JENIS LIMBAH BAHAYA PENYIMPAN
KEMASAN
AN

1. Limbah Rumah Sakit (limbah klinis a. Kantong


plastik kuning
memiliki karakteristik infeksius)
= Medis
infeksius
a. Limbah medis infeksius 1 Max 90 hari b. Sharp
b. Limbah benda tajam container =
Benda tajam
c. Limbah cair laboratorium c. Jirigen = Cair
laboratorium
2. Produk Farmasi Kadaluarsa Kardus dan
1 Max 180 hari
plastik coklat

3. Bahan Kimia Kadaluarsa Kantong plastik


1 Max 180 hari
kuning

4. Peralatan laboratorium Kantong plastik


terkontaminasi B3 1 Max 180 hari kuning / sharp
container

5. Peralatan medis mengandung logam Sulo atau kardus


berat, termasuk merkuri (Hg), 1 Max 180 hari
cadmium (Cd), dan sejenisnya

6. Kemasan limbah B3 Kantong plastik


2 Max 365 hari
kuning

7. Sludge IPAL 2 Max 365 hari

8. Minyak pelumas bekas antara lain Jerigen


minyak pelumas bekas hidrolik,
mesin, gear, lubrikasi, indulasi, heat 2 Max 365 hari
transmission, grit chambers,
separator dan/atau campurannya

9. Limbah Elektronik (termasuk Kardus


Cathode Ray Tube (CRT), lampu TL,
2 Max 365 hari
printed circuit board (PCB), karet
kawat (wire rubber)

10. Limbah Baterai AA dan AAA 1 Max 180 hari Sulo atau kardus
11. Limbah Batere Sel Kering (Batere Sulo atau kardus
1 Max 180 hari
UPS)

12. Limbah Batere Sel Basah (Accu) 1 Max 180 hari Sulo atau kardus

13. Limbah Toner dan Tinta Printer Sulo atau kardus


2 Max 365 hari
(cartridge)

I. Pengelolaan Limbah B3 Padat

1. Pengelolaan Limbah B3 Medis (Infeksisus)


Sampah medis adalah sampah yang dihasilkan rumah sakit pada kegiatan klinis
penanganan pasien, yang termasuk sampah medis yaitu Sampah Infeksius, infeksius
benda tajam, sitotoksik, tumpahan B3
a. Pemisahan dan pemilahan limbah B3 diruangan
a) Sampah di setiap ruang/unit harus dipisahkan sesuai dengan karakteristik jenis
sampah dan dimasukkan kedalam tempat /kantong plastik yang telah
disediakan.
b) Berdasarkan karakteristik limbah B3 maka pemisahan dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
 Sampah Infeksius ditempatkan pada tempat sampah yang berlabel
infeksius yang telah diberi kantong sampah berwarna kuning
 Sampah Infeksius benda tajam ditempatkan pada kontainer khusus, tahan
air, anti bocor yang telah diberi label infeksius.
 Sampah sitotoksik dan sampah tumpahan B3 dibuang kekantong warna
merah dengan ketentuan :
- Sampah Sitotoksik hanya ada di Farmasi, Ruang Kemoterapi di
Ruangan Sirsak sehingga pada ruangan tersebut disediakan tempat
sampah khusus sititoksik yang telah diberi kantong plastik warna ungu.
- Tumpahan sampah B3 yang berasal dari ruangan pelayanan biasa
dibuang kedalam kantong warna sesuai jenis tumpahan maupun
ataupun dibuang kedalam TPS B3
b. Penanganan dan pengangkutan limbah B3 di ruangan
a) Setiap kantong sampah terisi ¾ bagian dianggap penuh, kemudian diikat dan
harus segera diangkut ketempat pengumpulan sampah sementara (TPS)
b) Pengangkutan sampah / limbah dari ruangan dilakukan oleh petugas cleaning
service dengan standart :
 Menggunakan APD yaitu : masker, safety gloves dan sepatu.
 Pastikan sampah / limbah yang akan dibawa sudah tertutup rapat atau
terikat erat untuk menghindari tumpahan atau ceceran dan pastikan pada
kantong dan kontainer sampah / limbah sudah terpasang simbol sesuai
karakteristik masing – masing sampah / limbah.
 Sampah dibawa dengan menggunakan troli khusus sampah yang tertutup
dan tidak boleh dicampur dengan barang – barang lain.
 Tidak menggunakan lift pasien dan tidak dibenarkan berbarengan dengan
pengangkutan makanan dengan petugas gizi didalam lift.
 Sampah / limbah yang dibawa tidak dibenarkan dibongkar atau dibuka
dari troli kecuali di TPS dan pastikan sampah atau limbah telah disimpan
pada TPS yang tepat.
c. Pencatatan Limbah B3
a) Semua Limbah B3 yang bersifat infeksius, infeksius benda tajam,
sitotoksik, dan tumpahan B3 yang masuk dan disimpan di TPS B3 akan
dilakukan pencatatan berupa :
- Volume
- Asal LB3
- Tanggal Masuk
b) Pencatatan dilakukan di Laporan pembuangan limbah medis ruangan ke
TPS B3 (loogbook B3)
c) Data yang ada di laporan tersebut akan direkap setiap bulannya menjadi
neraca LB3

2. Penanganan Limbah B3 Non Medis


Sampah B3 Non Medis adalah hasil kegiatan dari kegiatan Non klinis termasuk
Lampu bekas, aki bekas, dan batrai bekas

A. Limbah Radiologi
Limbah cair radiologi berasal dari kegitan unit radiologi yang menggunakan
cairan B3 sebagai bahan bakunya. Sisa dari cairan B3 yang sudah tidak dipakai
lagi menjadi limbah yang harus mendapatkan penanganan khusus.
Pengelolaan limbah cair radiologi meliputi :
a. Pengumpulan limbah cair radiologi dilakukan setiap kali selesai melakukan
kegiatan yang menggunakan larutan fixer dan developer. Pengumpulan
dilakukan oleh petugas radiologi.
b. Pemindahan limbah radiologi ke TPS Limbah B3 dilakukan sesuai keadaan
(bila tempat penampungan limbah sudah terisi 2/3 bagian). Pemindahan
dilakukan oleh petugas Cleaning service.
c. Limbah B3 diberi label sesuai jenis B3, dengan tanggal pembuangan
d. Penyimpanan limbah radiologi di TPS limbah B3 maksimal 90 hari dan
setelah 90 hari limbah radiologi harus dibuang menggunakan jasa pihak
ketiga.
e. Setelah pembuangan maka unit kesling akan melaporkan manifest
pembuangan limbah B3 ke dinas terkait yaitu Bapedal kota , Badan
Lingkungan Hidup dan Kementrian Lingkungan Hidup setiap 3 bulan sekali.
f. Untuk pembuangan film badge dikumpulkan oleh bagian Radiologi, dan
disimpan di dalam lemari B3 setelah terkumpul dimusnakan bersama limbah
B3 lainnya.
B. Lumpur IPAL
Lumpur IPAL adalah sisa endapan yang berasal dari proses pengolahan yang
terjadi didalam IPAL. Lumpur IPAL bersifat infeksius sehingga penanganannya
diperlakukan seperti limbah B3 lainnya.
Pengelolaan lumpur IPAL meliputi :
a. Pengumpulan lumpur didapat dengan cara pengurasan sludge tank di IPAL
minimal setiap 6 bulan sekali atau bisa juga tergantung situasi limbah cair
saat itu. Pengurasan dilakukan oleh petugas maintenance atau pihak 3.
b. Lumpur yang didapat disimpan didalam drum atau container yang anti bocor.
Tempat penyimpanan adalah TPS limbah B3 dan penyimpanan paling lama
dilakukan maksimal 90 hari, setelah itu lumpur akan dibuang kepembuangan
limbah B3 menggunakan jasa pihak ketiga.
c. Setelah pembuangan maka unit kesling akan melaporkan manifest
pembuangan limbah B3 ke dinas terkait yaitu Bapedal kota , Badan
Lingkungan Hidup dan Kementrian Lingkungan Hidup setiap 3 bulan sekali.
C. Oli Bekas dan Cat
Di RS oli bekas diperoleh dari kegiatan unit maintenance.
a. Pengumpulan oli bekas dilakukan setiap kali selesai melakukan kegiatan yang
menggunakan oli. Pengumpulan dilakukan oleh petugas maintenace.
b. Penyimpanan oli bekas di TPS limbah B3 maksimal 90 hari dan setelah 90
hari limbah oli harus dibuang menggunakan jasa pihak ketiga.
c. Setelah pembuangan maka unit kesling akan melaporkan manifest
pembuangan limbah B3 ke dinas terkait yaitu Bapedal kota Pekanbaru,
Badan Lingkungan Hidup dan Kementerian Lingkungan Hidup setiap 3
bulan sekali

2. Pengolahan limbah Cair B3


Limbah cair yang berasal dari kegiatan sehari – hari yang dibuang langsung
melalui wastafel, toilet dan spoel hook sebelum dibuang ke saluran pembuangan
perkotaan, seluruh limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan pelayanan di Rumah
Sakit akan diolah menjadi limbah cair yang memenuhi persyaratan kesehatan
lingkungan.
Pengelolaan limbah cair adalah upaya untuk meningkatkan kualitas air limbah
yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan Rumah Sakit agar mencapai baku mutu
yang ditetapkan sehingga tidak potensial mencemari lingkungan atau
mempengaruhi kesehatan serta penanganan limbah cair Radiologi.
Tujuan pengelolaan limbah cair di Rumah Sakit adalah melakukan pengelolaan
limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan di Rumah Sakit agar memenuhi Baku
Mutu Limbah Cair Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 58/MENLH/12/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Rumah Sakit.
a. Pengolahan Limbah Cair dilakukan secara terpadu pada Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL)
b. Kapasitas dan metode pengolahan air limbah disesuaikan dengan kebutuhan
dengan tetap mempertimbangkan kualitas hasil pengolahan yang sesuai
dengan Baku Mutu Limbah Cair yang telah ditentukan.
c. Limbah cair disalurkan ke IPAL secara tertutup melalui saluran yang kedap
air dan dapat mengalir dengan lancar.
d. Proses IPAL
Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng memilki 2 IPAL dengan Sistem
yang berbeda :
a) Sistem Lumpur Active : Proses pengolahan limbah cair mengunakan
padatan lumpur tersuspensi dengan Kapasitas 230 m3/hari.dengan proses
alur mulai dari Grease Trap, Sumpit B3, Equaliasi Tank, Aeration Tank,
Sedimentasi tank, Clorinisasi tank, sand filter dan saringan karbon karena
IPAL lama mengunakan sistem lumpur aktif sehingga hampir di seluruh
proses menghasilkan limbah Lumpur B3.
b) Sistem Membran Bio Reactor : Proses pengolahan limbah cair mengunakan
proses aerob dan non aerob mengunakan media sarang tawon dengan
kapasitas 500 m3/hari.dengan proses melewati Bak kontrol, Grease trap,
HMP lab, Sumpit, Septick tank, Bar screen, Equalisasi, Bak MBR dan
Chlorinisasi.
e. Pemantauan, pengawasan, bakumutu dan pelaporan
a) Pemantauan yang dilakukan pada limbah cair adalah :
 Pembersihan harian pada saringan primary tank dimana sampah yang
tersaring dikategorikan sampah infeksius dan dimusnahkan oleh pihak
ke 3.
 Pencatatan debit limbah harian dan pengukuran pH pada outlet
b) Pemeriksaan bakumutu terhadap kualitas limbah cair dilakukan setiap bulan
pada titik outlet dengan menggunakan jasa laboratorium pihak ketiga.
c) Hasil pemantauan harian dan pemeriksaan bakumutu bulanan dilaporkan
pada Dinas Kebersihan dan lingkungan hidup per 6 bulan sekali dengan
menyerahkan laporan UKL dan UPL.
d) Bila dalam pemeriksaan kualitas limbah cair ditemukan hasil diluar
bakumutu maka dilakukan analisa dan perbaikan secepat mungkin untuk
dilakukan perbaikan.

XI. Penanganan Tumpahan B3


Bila terjadi kecelakaan dan tumpahan yang membahayakan sesegera mungkin
dilaksanakan sesuai dengan SOP dan petunjuk dari MSDS, penanganan dilakukan
mengunakan Spillkit sesuai jenisnya, setelah itu dilaporkan kebagian K3 dan Kesehatan
Lingkungan mengunakan Formulir Tumpahan Dan Kecelakaan.

Untuk menangani tumpahan B3 RS menyediakan spill kit. Spill kit tersedia dalam 3 Jenis
yaitu spill kit. Kelengkapan isi dari spill kit merupakan tanggung jawab dari masing –
masing unit kerja, pengawasan kelengkapan dan ketersediaan isi spill kit dilakukan oleh
K3 dan kesehatan Lingkungan RS setiap bulan.
1. Spill Infeksi ( untuk tumpahan infeksi atau cairan tubuh pasien )
a. Masker
b. Safety Gloves ( hand skond)
c. Apron
d. Google glass
e. Boots
f. Shining
g. Tissue
h. kain Absorbent
i. Kantong sampah warna kuning
j. Cairan Chlorine
k. Deterjen
l. Jepitan Gunting
2. Spill kit Kimia ( untuk tumpahan bahan kimia serbuk, mudah terbakar,
pengoksidasi )
a. Masker
b. Safety Gloves ( hand skond)
c. Apron
d. Google glass
e. Boots
f. Shining
g. Pasir
h. Kantong sampah warna coklat
i. kain Absorbent
j. Sekop dan Penyapu kecil
k. Sapu pel kecil & pengering lantai
l. Air
3. Spill Sitotoksik ( untuk tumpahan Ruangan kemoterapi atau cairan obat
kemoterapi)
a. Masker
b. Safety Gloves ( hand skond)
c. Apron
d. Google glass
e. Boots
f. Shining
g. Tissue
h. kain Absorbent
i. Kantong sampah warna Ungu
j. Cairan Chlorine
k. Deterjen
l. Jepitan Gunting

e. Penanganan Tumpahan dilaksanakan berdasarkan jenis tumpahan B3,berikut adalah


cara yang digunakan dalam menangani tumpahan B3 :
a. B3 Bubuk/Serbuk:
a) Penanganan dilakukan sendiri oleh petugas yang menumpahkan atau
memanggil Cleaning service.
b) Ambil spilkit yang sudah tersedia
c) Pasang Shining tumpahan B3
d) Gunakan APD ( masker dan hand skond )
e) Ambil kain absorbent yang sudah dibasahi dengan air
f) Usap tumpahan bahan kimia dengan kain absorbent yang basah sampai
tumpahan menyerap dan menempel
g) Kemudian buang kain yang telah menyerap B3 tersebut kedalam kantong
plastik warna coklat.
h) Perhatikan bekas tempat tumpahan B3 :
 Bila bekas tumpahan B3 meninggalkan noda maka tuangkan cairan
chlorine pada noda tersebut kemudian bersihkan dengan menggunakan
tissue
 Bila bekas tumpahan B3 tidak meninggalkan noda maka cukup
dibersihkan dengan tissue saja
i) Buang semua tissue bekas dan peralatan yang digunakan untuk
membersihkan tumpahan B3 ke dalam kantong plastik warna coklat.
j) Ikat plastik bagian atas dan buang platik coklat tersebut langsung ke TPS
B3
b. B3 Pengoksidasi atau mudah menguap:
a) Penanganan dilakukan sendiri oleh petugas yang menumpahkan atau
memanggil Cleaning service.
b) Ambil spilkit yang sudah tersedia
c) Pasang shining tumpahan B3
d) Gunakan APD ( masker dan hand skond )
e) Ambil kain absorbent yang sudah dibasahi dengan air
f) Tutup tumpahan dengan kain yang basah
g) Lalu tambahkan air diatas kain supaya konsentrasi menurun
h) Kemudian buang kain yang telah menyerap B3 tersebut kedalam kantong
plastik warna coklat.
i) Perhatikan bekas tempat tumpahan B3 :
 Bila bekas tumpahan B3 meninggalkan noda maka tuangkan cairan
chlorine pada noda tersebut kemudian bersihkan dengan menggunakan
tissue
 Bila bekas tumpahan B3 tidak meninggalkan noda maka cukup
dibersihkan dengan tissue saja
j) Buang semua tissue bekas dan peralatan yang digunakan untuk
membersihkan tumpahan B3 ke dalam kantong plastik warna coklat.
k) Ikat plastik bagian atas dan buang platik coklat tersebut langsung ke TPS
B3
l) Laporkan kejadian tumpahan kepada K3 dan Kesehatan Lingkungan RS
dengan menggunakan Formulir Tumpahan B3
c. B3 yang Mudah Menyala dan Asam:
a) Penanganan dilakukan sendiri oleh petugas yang menumpahkanatau
memanggil Cleaning service.
b) Ambil spilkit yang sudah tersedia
c) Gunakan APD ( masker dan hand skun )
d) Pasang Shining tumpahan B3
e) Ambil pasir dan lakukan lokalisir dengan cara menuangkan pasir dari
pinggir ketengah sampai semua permukaan tumpahan B3 tertutup oleh
pasir.
f) Biarkan pasir menyerap tumpahan beberapa menit
g) Kemudian buang pasir yang telah menyerap B3 tersebut dengan
menggunakan sendok ke dalam kantong plastik warna coklat.
h) Bersihkan sisa pasir dengan menggunakan tissue atau kain
i) Perhatikan bekas tempat tumpahan B3 :
 Bila bekas tumpahan B3 meninggalkan noda maka tuangkan cairan
chlorine pada noda tersebut kemudian bersihkan dengan menggunakan
tissue
 Bila bekas tumpahan B3 tidak meninggalkan noda maka cukup
dibersihkan dengan tissue saja
j) Buang semua tissue bekas dan peralatan yang digunakan untuk
membersihkan tumpahan B3 ke dalam kantong plastik warna coklat.
k) Ikat plastik bagian atas dan buang platik coklat tersebut langsung ke TPS
B3
l) Laporkan kejadian tumpahan kepada K3 dan Kesehatan Lingkungan RS
dengan menggunakan Formulir Tumpahan B3

d. Penanganan Tumpahan Infeksi dan cairan Tubuh Pasien :


a) Penanganan dilakukan sendiri oleh petugas yang menumpahkanatau
memanggil Cleaning service.
b) Amankan tempat kejadian dengan memasang sign atau barier line radius
minimal setengah meter atau sesuai keadaan tumpahan
c) Ambil spilkit yang sudah tersedia
d) Gunakan APD ( masker dan hand skun )
e) Ambil tissu dan lakukan lokalisir dengan cara melingkarkan tissu dari
pinggir ke tengah sampai semua permukaan tumpahan B3 tertutup oleh
tissu.
f) Kemudian buang tissu yang telah menyerap B3 tersebut ke dalam kantong
plastik warna merah.
g) Perhatikan bekas tempat tumpahan B3 :
h) Bila bekas tumpahan B3 meninggalkan noda maka tuangkan cairan chlorine
pada noda tersebut kemudian bersihkan dengan menggunakan kain
absorben/tissue
i) Buang semua tissue bekas dan peralatan yang digunakan untuk
membersihkan tumpahan B3 ke dalam kantong plastik warna kuning.
j) Ikat plastik bagian atas dan buang platik kuning tersebut ke tempat sampah
infeksius.
k) Laporkan kejadian tumpahan kepada K3 dan Kesehatan Lingkungan RS
dengan menggunakan Formulir Tumpahan B3

e. Penanganan Paparan dan Tumpahan Limbah B3


Penanganan bila terjadi paparan / kontaminasi limbah B3 secara umum :
1. Bila terkena kulit :
a. Segera buka pakaian dan sepatu yang terkontaminasi
b. Kulit yang terkena limbah B3 segera bilas dengan air yang mengalir
selama 15 menit
c. Cuci dengan sabun
d. Bila tidak tertagulangi larikan ke Emergency
2. Bila terhirup
a. Segera pindahkan korban ke tempat yang segar
b. Longgarkan pakaian yang kencang seperti ikat pinggang
c. Lakukan nafas buatan bila perlu
d. Jaga korban tetap tenang dan istirahatkan
e. Bila tidak tertanggulangi larikan ke Emergency
3. Bila kontak dengan mata
a. Cuci mata yang terkena limbah B3 dengan Eye Washer selama 15
menit.
b. Lakukan pencucian sambil mengedip-kedipkan mata sesekali sambil
dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal
c. Bila tidak tertanggulangi larikan ke Emergency
4. Bila terminum
a. Bilas bagian luar mulut dengan air dan kumur - kumur
b. Bila tidak tertanggulangangi larikan ke emergency

II. Pemberian Label dan Simbol LB3


Semua kemasan limbah B3 dan TPS limbah B3 harus memiliki simbol dan label. Hal
ini untuk memberikan informasi kepada semua orang bahwa setiap melihat benda dan
tempat yang ditempeli dengan simbol dan label B3 adalah benda atau tempat yang
harus diwaspadai penggunaannya. Pemberian label disesuaikan dengan Keputusan
Kepala Bapedal No. 5 tahun 1995 tentang tata cara pemberian symbol dan label
limbah B3. Label dan Symbol limbah B3 adalah sebagai berikut :

Pemberian label dan symbol pada tempat limbah B3 di ruangan dilakukan oleh masing –
masing unit. Pemberian symbol atau signed TPS B3 di tempat penyimpanan dilakukan
oleh petugas TPS limbah B3dan diinspeksi oleh K3RS setiap bulan.

X. Penyediaan dan Pengawasan APD


Dalam meracik dan menggunakan B3 petugas harus menggunakan APD sesuai
dengan resiko bahaya yang ditimbulkan oleh B3. Penyediaan APD disediakan oleh
logistik dan masing – masing unit kerja sesuai dengan kebutuhan. Untuk
melaksanakan pengawasan kepatuhan penggunaan APD maka dilakukan inspeksi
setiap bulan oleh K3RS mengunakan Formulir Kepatuhan APD.
jenis APD yang dipakai tergantung bahan B3 yang digunakan yang diterangkan dalam
MSDS bahan B3.

XI. Pengelolaan LB3 RS


Pengumpulan limbah B3 seperti lampu bekas, aki bekas dan batrai bekas diretur/tukar
kembali dengan yang baru ke bagian Rumah Tangga. Setelah terkumpul limbah dibawa
ke dibagian Rumah Tangga ke TPS B3 Non Medis.

a. Pencatatan volume limbah


a) Semua Limbah B3 yang masuk dan disimpan di TPS B3 akan dilakukan
pencatatan berupa :
 Jenis
 Volume
 Asal LB3
 Tanggal Masuk
 Tanggal Keluar
b) Pencatatan dilakukan di Log Book yang telah disediakan
c) Data yang ada di Log Book akan direkap setiap bulannya menjadi Neraca Limbah
B3
b. Pembersihan TPS
Pembersihan TPS dilakukan setiap hari oleh petugas Cleaning Service diawasi oleh
petugas Kesehatan Lingkungan.
c. Pembuangan ke Transporter
a) Limbah B3 yang sudah disimpan dalam TPS B3 hanya disimpan maksimal 90
hari setelah masuk TPS, setelah itu harus diserahkan ke pihak pengolah
Limbah B3.
b) Pengangkutan limbah B3 wajib disertai dokumen limbah B3 yaitu :
 Manifest lembar ke 3 yang dikeluarkan oleh transporter terkait.
 Surat jalan yang dikeluarkan oleh RS
c) Pihak transporter wajib melengkapi petugasnya dengan APD dan mengikuti
prosedur yang ada.
d. Pelaporan Manifest limbah B3
a) Setelah limbah B3 diangkut oleh transporter dan diserahkan pada
pemanfaat limbah B3 maka pihak transporter menyerahkan kembali dokumen
kepada pihak RS yaitu :
 Manifest lembar ke 2 dan manifest lembar ke 7 yang sudah ditanda
tangani oleh pihak pemanfaat Limbah B3.
 Sertifikat pengolahan Limbah B3 yang di keluarkan oleh transporter.
 Rekapan data pengangangkutan Limbah B3 setiap harinya diinput
mengunakan Festronik (Manifest Elektronik) yang dibuat oleh
KLHK(Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Per 3 bulan sekali data limbah diinput ke dalam aplikasi online yaitu Siraja Limbah
dan diterima oleh KLHK

XIII. Perizinan Pengolahan B3


Sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah maka dalam pengelolaan
limbah B3 RS harus memiliki ijin yang dikeluarkan oleh dinas terkait. Ijin – ijin yang
harus dimiliki oleh RS dalam pengelolaan limbah B3 adalah :
1. Ijin TPS B3
Ijin TPS B3 RS dikeluarkan oleh BPTSP (Badan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu)DKI Jakarta dengan masa berlaku 5 tahun
2. Ijin Pembuangan Limbah Cair
Ijin pembuangan limbah cair RS dikeluarkan oleh BPTSP dengan masa berlaku 5
tahun, Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng memiliki 2 ijin karena memiliki 2
IPAL.
3. MOU Pembuangan Limbah B3 Dengan Pihak Ketiga
MOU pembuangan limbah B3 RS bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu PT.
Tenang Jaya Sejahtera, MOU ini meliputi pengangkutan dan pemanfaatan limbah
B3 yang dihasilkan oleh RS.
BAB IV
DOKUMENTASI

Seluruh pengelolaan B3 dan LB3 didokumentasikan melalui :


1. Ceklist pemeriksaan pengelolaan B3 : K3RS/015/CPPB3/13/Rev.0
2. Formulir kecelakaan kerja : K3/005/LKK/Rev.2
3. Audit Kepatuhan Penggunaan APD Non Medis : K3/011/AKPAPDPNM/12/Rev.1
4. Log Book / Pencatatan pengelolaan LB3 : K3/013/PPBL3/13/Rev.0
5. Pencatatan debit harian Limbah Cair : K3 / 012 / LMDPHLC / 13 / Rev. 0
XII. Formulir tumpahan
FORMULIR LAPORAN INSIDEN UNIT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KESEHATAN
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG

FORMULIR LAPORAN KECELAKAAN

TUMPAHAN B3

Tanggal/Hari/Tahun :

Lokasi Tumpahan B3:....................................................................................................................................

Penangung Jawab Ruangan : .......................................................................................................................

Kronologis Kejadian Tumpahan :

Petugas Pelaksana Pembersihan Tumpahan:..............................................................................................

Karakteristik bahan B3 : Nama Bahan Tumpahan :

a. Sitotoksik
b. Infeksius
c. Benda Tajam
d. Laboratorium/ Radiologi
e. dll (disebutkan)....................... Volume tumpahan (kg) :

Dampak Akibat Tumpahan B3 :

Tanda Tangan Petugas


Penangung Petugas Pelaksana Petugas yang Penerima Petugas
Jawab Unit: pembersihan : menumpahkan Laporan : Penerima
: Sampah :

Keterangan :

a. Tumpahan B3 dibersihkan mengunakan Spilkit sesuai dengan jenis dan bahan tumpahan
b. Sebelum membersihkan tumpahan petugas melihat MSDS (Material Safety Data Sheet) di
Lemari B3
c. Tumpahan B3 dibersihkan oleh petugas Cleaning Service
d. Petugas mengisi formulir laporan kecelakaan tumpahan B3 setelah tumpahan di bersihkan
e. Limbah dikirim ke TPS B3 atau menghubungi Pengawas Cleaning Service
f. Formulir tumpahan diserahkan oleh Unit K3 dan Kesehatan Lingkungan/ menghubungi ext :
732 .

Anda mungkin juga menyukai