Askep Pda

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


PATENT DUCTUS ARTERIOSUS

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin
yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus
tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi
ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus
Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri
yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang
bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah
lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi)
ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)
Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah
kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus
arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan
pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara normal dalam waktu 2
bulan dan meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai ligamentum arteriosum. PDA
dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri (isolated), atau disertai kelainan jantung lain.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 1


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010
2. Epidemiologi

Prevalensi sekitar 5-10% dari semua CHD. Diperkirakan insidens dari PDA sebesar
1 dari 2000 kelahiran normal, dan insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak dari bayi laki-
laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15 %.

3. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan :

1. Faktor Prenatal :
 Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
 Ibu alkoholisme.
 Umur ibu lebih dari 40 tahun.
 Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
 Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.

2. Faktor Genetik :
 Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
 Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
 Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
 Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh
Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)

3. Patofisiolgi

Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah


pulmonal ke aliran darah sistemik dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini (shunt) ini
diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam masa kehamilan
tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan aliran darah bersih dari ibu (melalui
vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel
kanan kembali ke aliran sistemik melalui duktus arteriosus. Normalnya duktus arteriosus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 2


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010
berasal dari arteri pulmonalis utama (atau arteri pulmonalis kiri) dan berakhir pada bagian
superior dari aorta desendens, ± 2-10 mm distal dari percabangan arteri subklavia kiri.

Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media) yang
tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk lapisan
yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal dan tersusun
rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus sensitif terhadap mediator
vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2).

Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera
setelah eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan
meningkatnya pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu 2
minggu. Duktus arteriosus yang persisten (PDA) akan mengakibatkan pirai (shunt) L-R yang
kemudian dapat menyebabkan hipertensi pulmonal dan sianosis. Besarnya pirai (shunt)
ditentukan oleh diameter, panjang PDA serta tahanan vaskuler paru (PVR) .

 Ductus arteriosus menutup secara spontan dalam beberapa jam sampai


beberapa hari setelah lahir.
 Tidak terjadi penutupan berarti adanya abnormal aliran darah dari tekanan aorta
yang tinggi ke tekanan rendah arteri pulmonal. Kemudian akan meningkatkan
aliran darah pulmonal dan bahkan akan mengalami kongesti pulmonal dan CHF.
 Post natal: Tekanan sistemik melebihi tekanan pulmonal. Darah mengalir dari
aorta melalui duktus, ke arteri pulmonal (terjadi pirau dari kiri ke kanan).
 Darah dari paru – paru mengalir kembali ke atrium dan ventrikel kiri. Hal ini akan
mengakibatkan workload jantung kiri meningkat, kongesti vena pulmonal
meningkat, resistensi vena pulmonal meningkat, tekanan ventrikel kanan
meningkat sehingga mengakibatkan hipertrofi.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 3


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010
4. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-
masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-
tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA
kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda
gagal jantung kongestif (CHF)
 Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung
 Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata
terdengar di tepi sternum kiri atas)
 Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat,
Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)
 Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik
 Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
 Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
 Apnea
 Tachypnea
 Retraksi dada
 Hipoksemia
 Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)
(Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236, Betz & Sowden, 2002 ; 376)

Tanda - tanda lain yang kemungkinan terjadi :


 Murmur kontinyu (machinery) derajat 1 sampai 4/6 terdengar dengan jelas pada
ULSB atau daerah infraklavikula kiri yang merupakan petanda khas kelainan ini.
Rumble apikal terdengar pada PDA besar.
 Pulsasi nadi perifer yang lemah dan lebar
 CHF dan infeksi paru berulang seringkali terjadi pada PDA besar.
 Penutupan spontan PDA tidak akan terjadi pada bayi aterm.
 Akan terjadi hipertensi pulmonal dan PVOD bila PDA dibiarkan tanpa tindakan
penutupan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 4


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010
 Sianosis yang terjadi pada PDA dengan PVOD dikenal sebagai sianosis diferensial
oleh karena hanya ekstremitas bawah yang biru sedangkan ekstremitas atas tetap
normal.
5. Komplikasi
 Endokarditis
Infeksi jantung (endokarditis). Orang-orang dengan masalah jantung struktural,
seperti patent ductus arteriosus, berada pada risiko tinggi infeksi endokarditis
daripada populasi umum. Endokarditis infeksi adalah suatu peradangan pada
lapisan dalam jantung yang disebabkan oleh infeksi bakteri
 Obstruksi pembuluh darah pulmonal
 CHF
 Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)
 Enterokolitis nekrosis
 Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau
displasia bronkopulmoner)
 Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
 Hiperkalemia (penurunan keluaran urin).
 Aritmia
Pembesaran hati karena ductus arteriosus paten meningkatkan resiko aritmia. Ini
biasanya terjadi peningkatan risiko hanya dengan ductus arteriosus paten yang
besar.
 Gagal tumbuh
 Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal). Bila terlalu banyak darah
terus beredar melalui jantung arteri utama melalui patent ductus arteriosus, dapat
menyebabkan hipertensi pulmonal. Pulmonary hypertension can cause permanent
lung damage. Hipertensi paru dapat menyebabkan kerusakan paru-paru
permanen. Sebuah ductus arteriosus paten yang besar dapat menyebabkan
Eisenmenger’s syndrome, suatu jenis ireversibel hipertensi paru.
 Gagal jantung. Sebuah paten ductus arteriosus pada akhirnya dapat
menyebabkan otot jantung melemah, menyebabkan gagal jantung. Gagal jantung
adalah suatu kondisi kronis di mana jantung tidak dapat memompa secara efektif.

(Betz & Sowden, 2002 ; 376-377, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 5


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010

6. Pemeriksaan Diagnostik
 Foto Thorak : Atrium dan ventrikel kiri membesar secara signifikan (kardiomegali),
gambaran vaskuler paru meningkat
 Ekhokardiografi : Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada
bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh
peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)
 Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi aliran
darah dan arahnya.
 Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil
tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.
 Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil
ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek tambahan
lainnya.
(Betz & Sowden, 2002 ;377)

7. Penatalaksanaan Medis
 Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan bemberian obat-obatan :
Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis
dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, pemberian Indomethacin
(inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian
antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.
 Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.
 Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu
kateterisasi jantung.
(Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236)

Beberapa cara penatalaksanaan medis untuk mengatasi PDA, yang pemilihannya


tergantung kepada berbagai faktor :

1. PDA kecil dalam jangka penuh bayi mungkin secara spontan menutup tanpa
intervensi. PDA besar tidak mungkin untuk menutup.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 6


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010
2. Pasien dengan CHF membutuhkan terapi medis untuk CHF diikuti dengan
prosedur definitif untuk menutup PDA baik oleh pembedahan atau kateterisasi.

3. Bedah perbaikan direkomendasikan untuk pasien dengan PDA kecil sampai


besar karena risiko endokarditis. Komplikasi ligasi bedah sebagian besar terkait
dengan torakotomi lateral kiri. Bedah angka kesakitan dan kematian dapat
diabaikan, dan awal komplikasi pascabedah yang berhubungan dengan
komplikasi lain lahir prematur.

4. Profilaksis untuk infeksi endokarditis (subakut bakteri endokarditis [SbE]) harus


diikuti pada saat-saat diperkirakan risiko (bakteremia) sampai pasien dapat
mengalami perbaikan. (Khusus rekomendasi untuk antibiotik profilaksis dapat
ditemukan di setiap arus penyakit infeksi atau antibiotik referensi.)

5. Transfer ke pusat perawatan tersier adalah wajib bagi pasien dalam presentasi
di jerau extremis CHF sekali stabil dengan diuretik dan ventilasi tekanan positif,
seperti yang ditunjukkan.

8. Prognosis

Jika PDA relatif kecil, gejala yang ditimbulkan pada jantung kemungkinan dapat
berkembang. Pasien dengan PDA yang cukup besar, masalah yang ditimbulkan pada
jantung dapat diminimalisir dengan tindakan bedah.

Tindakan dengan mengunakan pengobatan dapat diandalkan dalam beberapa situasi,


dengan sedikit efek samping. Pengobatan yang dilakukan sesegera mungkin, akan
menunjukkan hasil yang lebih baik.

Pembedahan dapat membawa beberapa resiko yang signifikan pada jantung,


pembedahan dapat menghilangkan beberapa masalah yang ditimbulkan oleh PDA, tapi
ini juga dapat mneimbulkan masalah baru. Keuntungangn dan resiko lebih baik dikaji
lebih mendalam sebelum dilakukan sebuah pembedahan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 7


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Pengkajian Awal
Pengkajian ini dibuat dengan cepat selama pertemuan pertama dengan pasien yang
meliputi ABC (airway, Breathing, dan Circulation)

Pengkajian Data Masalah


Objektif Subjektif
Airway - - -

Breathing - P - Pasien Pola Nafas Tidak Efektif


asien tampak sesak mengatakan
dengan aktifitas ringan sering batuk
atau istirahat kering.
- R - Pasien
R lebih dari 24 kali/menit, mengatakan
- i sesak saat
rama ireguler dangkal beraktivitas
- p - pasien
asien tampak mengatakan sulit
menggunakan otot bantu bernafas
nafas

Penurunan- saturasi O2 arteri t


(hipoksemis) ampak ekspansi dada MK : Asidosis metabolik
tidak penuh
Circulation - Takikardi - Pasien Kerusakan Pertukaran
- TD meningkat / menurun, mengatakan lemas Gas
- Edema pada ekstremitas - Pasien
- Akral dingin mengatakan
- Kulit pasien tampak pucat jantungnya terasa
polisitemia Clubbing
- Output urine menurun berdebar-debar fingers dan
- pasien tampak
toes

Anemia (jika
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS
Fe tidak siap ARTERIOSUS Page 8
dipecah Hb)
MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010
gelisah

b. Pengkajian Dasar
a. Identitas pasien
- Tgl/Jam
- Ruangan
- No RM
- Diagnosa Medis
- Nama Pasien
- Umur
- Jenis kelamin
- Status perkawinan
- Sumber infomasi
- Agama
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Suku/bangsa
- Alamat
b. Riwayat sakit dan kesehatan
- Keluhan utama saat MRS.
- Keluhan utama saat pengkajian
- Riwayat penyakit saat ini
- Riwayat alergi
- Riwayat pengobatan
- Riwayat penyakit sebelumnya
- Riwayat penyakit keluarga

c. Berdasarkan 6B

Pengkajian Data Masalah


Objektif Subjektif

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 9


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010
Breathing - - Pasien Pola nafas tidak efektif
Pasien tampak sesak dengan mengatakan
aktifitas ringan atau sesak saat
istirahat beraktivitas
- - pasien
RR lebih dari 24 kali/menit, mengatakan sulit
- bernafas
irama ireguler dangkal
-
pasien tampak menggunakan
otot bantu nafas
-
tampak ekspansi dada tidak
penuh
Blood - Takikardi - Pasien Gangguan Perfusi
- TD meningkat / mengatakan Jaringan
menurun sesak saat Penurunan curah
- CRT > 2 detik beraktivitas jantung
- Edema

Brain - - Tidak ada masalah


Bladder - - Tidak ada masalah

Bowel - Nafsu makan menurun - Pasien mengeluh Tidak ada masalah


nafsu makan
berkurang

Bone - Pasien tampak - Pasien Intoleransi Aktivitas


lemah mengatakan
badannya terasa
lemas

c. Pengkajian Terus-Menerus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 10


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010
Dikaji saat perawatan pada pasien secara continue

2. Diagnosa keperawatan
 Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi ditandai dengan kongesti pulmonar.
 Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan sekuncup jantung
ditandai dengan hipertrofi jantung kiri.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan suplai oksigen ditandai dengan kelelahan dan dispnea
 Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan kerusakan transportasi
oksigen melewati membran kapiler dan atau alveolar ditandai dengan edema
paru.
 Pola Nafas Tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan
hipoksia.

3. Rencana Tindakan
Diagnosa 1: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
perfusi ventilasi ditandai dengan kongesti pulmonar
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ........x 24 jam diharapkan pasien
memenuhi kriteria hasil:
1. Pasien terlihat tenang
2. Frekuensi nadi normal 120-160x/menit
3. Kulit pasien hangat/kering
4. Frekuensi nafas normal 30 – 60 x/menit

Tindakan / Intervensi Rasional


Mandiri: Manifestasi distres pernafasan tergantung
Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status
bernafas. kesehatan umum.
Observasi warna kulit, membran mukosa, Sianosis kuku menunjukkan vasokonstriksi atau
dan kuku, catat adanya sianosis perifer respon tubuh terhadap demam/menggigil. Namun
(kuku) atau sianosis sentral(sirkumoral). sianosis daun telinga, membran mukosa, dan
kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksemia
sistemik.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 11


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010
Pantau irama dan frekuensi jantung Takikardia merupakan respon hipoksemia
Kolaborasi: Alat dalam memperbaiki hipoksemia yang dapat
Berikan oksigen tambahan yang sesuai terjadi sekunder terhadap penurunan ventilasi/
indikasi menurunnya permukaan alveolar paru.

Diagnosa 2: penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan sekuncup


jantung ditandai dengan hipertrofi jantung kiri.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ........x24 jam diharapkan curah
jantung pasien adekuat dengan memenuhi kriteria hasil:
1. Pasien tidak mengalami sianosis/pucat
2. pasien tenang
3. Frekuensi nadi pasien normal 120-160x/menit
4. Pasien tidak sesak lagi

Tindakan / Intervensi Rasional


Mandiri Biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat
Auskultasi nadi apikal: kaji frekuensi, irama istirahat) untuk mengkompensasi penurunan
jantung kontraktilitas ventrikuler
Catat bunyi jantung Suara murmur dapat menunjukan
inkompetensi/stenosis katup.
Palpasi nadi perifer Penurunan curah jantung dapat menunjukan
menurunnya nadi radial, popliteal, dorsalis pedia,
dan postibial. Nadi mungkin cepat hilang atau
tidak teratur untuk dipalpasi, dan pulsus alternan
(denyut kuat lain dengan denyut lemah) mungkin
ada.
Amati warna kulit, adanya sianosis, Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer
kelembaban suhu, dan masa pengisian sekunder terhadap tidak adekuatnya curah
kapiler. jantung, vasokonstriksi, dan anemia. Sianosis
dapat terjadi sebagai refraktori GJK. Area yang
sakit sering berwarna biru atu belang karena
peningkatan kongesti vena.
Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis
batasi jumlah pengunjung dan lamanya sehingga dapat memberikan efek relaksasi dan
tinggal. menurunkan kerja jantung.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 12


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010
Kolaborasi: Meningkatkan sediaan oksigen
Berikan oksigen tambahan dengan nasal
kanul/masker sesuai indikasi
Berikan obat sesuai indikasi Banyaknya obat dapat digunakan untuk
meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki
kontraktilitas, dan menurunkan kongesti.

Diagnosa 3: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara


kebutuhan dan suplai oksigen ditandai dengan kelelahan dan dispnea

Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ........x24 jam diharapkan pasien
dapat mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat dengan kriteria hasil:
1. Pernafasan normal (30-60x/menit)
2. Frekuensi nadi normal ( 120-160x/menit)
3. Pasien tidak terlihat mudah lelah

Tindakan / Intervensi Rasional


Mandiri: Menetapkan kemampuan/kebutuhan pasien dan
Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. memudahkan melakukan intervensi.
Catat laporan dispnea, peningkatan
kelemahan/kelelahan dan perubahan TTV
selama dan setelah aktivitas.
Bantu anak untuk memilih aktivitas yang Agar anak tetap dapat beraktivitas namun tidak
sesuai dengan usia, kondisi dan merupakan kontraindikasi atas perawatannya.
kemampuan anak.
Berikan lingkungan tenang dan batasi Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan,
pengunjung selama fase akut sesuai meningkatkan istirahat.
indikasi.
Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi
jantung daripada kelebihan aktivitas
Kolaborasi: Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari
Implementasikan program rehabilitasi kerja jantung/konsumsi oksigen berlebihan.
jantung/ aktivitas Penguatan dan perbaikan fungsi jantung di
bawah stres, bila disfungsi jantung tidak dapat
membaik kembali.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 13


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010

2. Evaluasi
1. Dx1: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
perfusi ventilasi ditandai dengan kongesti pulmonar
S : Orang tua pasien mengatakan pasien tidak sesak lagi
O: Pasien terlihat tenang
Ada nadi perifer/kuat dengan frekuensi normal 120-160x/menit
Kulit pasien hangat/kering
Frekuensi nafas normal 30 – 60 x/menit
A: Tujuan tecapai
P: Pertahankan kondisi pasien
2. Dx2: penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan sekuncup
jantung ditandai dengan hipertrofi jantung kiri.
S : Orang tua pasien mengatakan pasien tidak gelisah lagi
O: Pasien tidak mengalami sianosis/pucat
pasien tenang
Frekuensi nadi pasien normal 120-160x/menit
Pasien tidak sesak lagi
A: Tujuan Tercapai
P: Pertahankan kondisi pasien
3. Dx3: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan suplai oksigen ditandai dengan kelelahan dan dispnea

S : Orang tua pasien mengatakan pasien masih terlihat mudah lelah


O: Pernafasan normal (30-60x/menit)
Frekuensi nadi normal ( 120-160x/menit)
A: Tujuan tercapai sebagian
P: Lanjutkan intervensi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 14


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010

DAFTAR PUSTAKA

1. Carolyn M. Hudak. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII. Volume II.
Alih Bahasa : Monica E. D Adiyanti. Jakarta : EGC ; 1997
2. Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC ; 2001
3. Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC;
2001 (Buku asli diterbitkan tahun 1996)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 15


MATA AJAR KEPERAWATAN INTENSIF 2010
4. Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for
planning and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa, I.M. Jakarta: EGC;
1999 (Buku asli diterbitkan tahun 1993)
5. Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2001
6. Kasuari, Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler Dengan
Pendekatan Patofisiology, Magelang, Poltekes Semarang PSIK Magelang, 2002
7. Available at http://www.scribd.com /Kematian-Post-Ligasi-Patent-Ductus-
Arteriosus-Dengan-Anestesi-Umum. Diakses tanggal 16 November 2010
8. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh
Darah Nasional Harapan Kita, 2001

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Page 16

Anda mungkin juga menyukai