Tugas Minggu Ke 3 2019
Tugas Minggu Ke 3 2019
Tugas Minggu Ke 3 2019
TUJUAN TUGAS :
Mahasiswa mampu mampu menghitung erosivitas hujan dan erodibilitas tanah secara
tepat.
URAIAN TUGAS :
a. Obyek garapan :Perhitungan Erosivitas Tahunan dan Erodibilitas Tanah
Erosi dihitung sebagai perkalian dari erosivitas curah hujan (faktor R, yang sama dengan
energi potensial hujan) kemampuan lingkungan mengendalikan erosi, yang terdiri dari K
(erodibilitas tanah), SL (faktor topografi), C (tutupan tanaman dan teknik pertanian) dan P
(praktik pengendalian erosi oleh manusia). Karena itu adalah perkalian, jika satu faktor
cenderung ke nol, erosi akan cenderung ke nol.
E = R × K × SL × C × P
1. Pertama, R, indeks erosivitas curah hujan, sama dengan E, energi kinetik curah hujan,
dikalikan dengan I30 (intensitas hujan maksimum dalam 30 menit dinyatakan dalam cm per
jam). Indeks ini sesuai dengan potensi risiko erosi di wilayah tertentu di mana erosi
permukaan muncul pada plot terbuka dengan kemiringan 9%.
1
2. Erodibilitas tanah, K, tergantung dari bahan organik dan tekstur tanah,
permeabilitasnya dan struktur profilnya. Ini bervariasi dari 0.7 untuk tanah yang paling
mudah tererosi hingga 0.01 untuk tanah yang paling stabil. Ini diukur pada plot standar
terbuka (tanpa tanaman) dengan panjang 22,2 m dengan kelerengan 9%, dolah searah
lereng dan tidak menerima bahan organik selama tiga tahun.
3. SL, faktor topografi, tergantung pada panjang dan kemiringan lereng. Ini bervariasi dari
0,1 hingga 5 dalam konteks lahan pertanian pada umumnya, dan dapat mencapai 20 di
daerah pegunungan.
4. C, faktor tutupan tanaman, adalah hubungan sederhana antara erosi pada tanah kosong
dan erosi yang diamati di bawah sistem penanaman. Faktor C menggabungkan tutupan
tanaman, tingkat produksinya, dan teknik tanam yang diterapkan. Ini bervariasi dari 1 di
tanah kosong hingga 0.001 di bawah hutan, 0.01 di bawah padang rumput dan tanaman
penutup, dan 1 hingga 0.9 di bawah tanaman semusim yang kurang perawatan.
Masing-masing faktor ini akan dipelajari secara rinci dalam tugas ini. Untuk tugas yang
pertama ikan dilakukan penugasan faktor R dan K.
1. Model hanya berlaku untuk erosi permukaan karena sumber energi adalah air hujan;
jadi itu tidak berlaku untuk memprediksi erosi alur, selokan atau massa.
2
2. Model ini diujikan di kawasan pedesaan: model ini telah diuji dan diverifikasi di
lahan datar hingga berbukit dengan lereng 1-20%, dan tidak termasuk dikawasan
pegunungan, terutama lereng yang lebih curam dari 40%, di mana limpasan
merupakan sumber energi yang lebih besar daripada hujan dan di mana ada
pergerakan massa tanah yang signifikan.
3. Jenis curah hujan: hubungan antara energi kinetik dan intensitas curah hujan yang
umumnya digunakan dalam model ini hanya berlaku untuk daratan sub tropis, dan
tidak ke daerah pegunungan. Untuk itu sub-model yang di kawasan tropis perlu
dikembangkan untuk indeks erosivitas curah hujan, R.
4. Model ini hanya berlaku untuk data rata-rata curah hujan selama 20 tahun dan tidak
berlaku untuk hujan ektrim. Model MUSLE telah dikembangkan untuk
memperkirakan muatan sedimen yang dihasilkan oleh setiap kejadian hujan, yang
tidak memperhitungkan erosivitas curah hujan tetapi volume limpasan (Williams
1975).
5. Terakhir, batasan utama dari model adalah bahwa ia mengabaikan interaksi tertentu
antara faktor-faktor untuk membedakan lebih mudah efek individu masing-masing.
Misalnya, tidak memperhitungkan efek pada erosi lereng yang dikombinasikan
dengan tutupan tanaman, atau pengaruh tipe tanah terhadap efek lereng.
Untuk daerah tropis, seperti di Indonesia, telah dikembangkan pendugaan nilai R dengan
keterbatasan data hujan yang umumnya hanya tersedia data curah hujan harian yang tidak
dapat digunakan untuk menghitung intensitas hujan. Persamaan yang dikembangkan antara
lain:
2.467 ( 𝐶𝐻ℎ)2
Rh = . (Bols, 1978) ........................(1)
(0.02727∗𝐶𝐻ℎ)+0.725
Atau,
3
R = 6.119 (CHb)1.21(HHb) -0.47 (MaxCHb) 0.53 (BOLS, 1978) ...............(3)
atau,
Atau,
Atau,
25 𝐶𝐻𝑡 2
Rt = (Bols, 1978) ........................(7)
100 (0.073 𝐶𝐻𝑡+0.73
Atau,
Atau,
Untuk itu dengan menggunakan data di Lampiran tugas ini (catatan: file dalam
bentuk xls.) dari stasion curah hujan di Kabupaten Mojokerto. Masing-masing
mahasiswa mengerjakan untuk data dari stasion Mojokerto satu data dari satu
stasion dan tahun tertentu sesuai urutan absen mahasiswa, dan untuk semua
mahasiswa menghitung serupa untuk data statisun Lampung. lakukan perhitungan
Erosivitas dengan rumus 1 s/d 9. Sajikan proses dan hasil hitungan dalam laporan
dan lakukan pembahasan perbedaan antara Erosivitas Hujan di Mojokerto dan
Lampung.
4
Model erodibilitas tanah yang banyak diapilkasikan oleh praktisi Konservasi Tanah adalah
menggunakan Nomograph erodibilitas tanah (Gambar 1), atau persamaan sebagai berikut:
100K = 1.292* (2.1* M1.14 *(10-4) *(12-a) + 3.25*(b-2)+ 2.5* (c-3)) .........(10)
Dimana K = erodibilitas tanah, M= (presentase pasir sangat halus dan debu) * (100-
presentase liat); a= presentase bahan organik atau % C_organik * 1.724; b = kode struktur
tanah; c = kode kelas permebimitas tanah.
5
Untuk itu dengan menggunakan data di Tabel 1 dan Lampiran tugas ini (catatan: file dalam
bentuk xls., lakukan penetapan erodibilitas tanah sesuai data dengan urutan absen (data
yang di exls), dengan rumus dan nomograph. Sajikan proses dan hasil hitungan
dalam laporan dan lakukan pembahasan.
KRITERIA PENILAIAN :
6
Hasil Pendugaan R dan K yang disajikan ada
Antara Sangat Baik dan
>75- 80 namun ada sedikit sekali salah pendugaan,
Baik
pembahasan relatif jelas
Hasil Pendugaan R dan K yang disajikan ada dan
tidak ada kesalahan pendugaan, pembahasan
Sangat Baik >80
sangat jelas dan dilakukan secara bertanggung
jawab serta mengikuti aturan tugas dengan tertib.