Tugas Minggu Ke 3 2019

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BENTUK TUGAS

MATA KULIAH : Teknologi Konservasi Sumberdaya Lahan


WAKTU : Minggu ke 3
SEMESTER : Ganjil sks 3 (2-1)

• Sub-Capaian Pembelajaran Mata Kuliah: Mahasiswa mampu menghitung


erosivitas hujan dan erodibilitas tanah secara tepat dan sistematis tahapan
menghitungnya serta mampu menganalisis hasilnya secara bertanggung jawab.

TUJUAN TUGAS :
Mahasiswa mampu mampu menghitung erosivitas hujan dan erodibilitas tanah secara
tepat.

URAIAN TUGAS :
a. Obyek garapan :Perhitungan Erosivitas Tahunan dan Erodibilitas Tanah

b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : ……………………


Setelah 20 tahun percobaan erosi di skala plot ukuran 22 m x 2 m di setidaknya 10 negara
bagian di AS, Wischmeier (1958) , ahli statistik dari Soil Conservation Service, ditugaskan
untuk menganalisis data erosi tersebut. Tujuan Wischmeier dan Smith (1960 dan 1978)
adalah untuk membangun model empiris untuk memprediksi erosi di lahan pertanaman
semusim sehingga para praktisi lapangan untuk mengendalikan erosi dapat memilih jenis
tindakan yang diperlukan untuk menjaga tingkat erosi hingga batas erosi yang dapat
diperbolehkan.

Erosi dihitung sebagai perkalian dari erosivitas curah hujan (faktor R, yang sama dengan
energi potensial hujan) kemampuan lingkungan mengendalikan erosi, yang terdiri dari K
(erodibilitas tanah), SL (faktor topografi), C (tutupan tanaman dan teknik pertanian) dan P
(praktik pengendalian erosi oleh manusia). Karena itu adalah perkalian, jika satu faktor
cenderung ke nol, erosi akan cenderung ke nol.

Persamaan pendugaan erosi tanah ini terdiri dari lima sub-persamaan:

E = R × K × SL × C × P

1. Pertama, R, indeks erosivitas curah hujan, sama dengan E, energi kinetik curah hujan,
dikalikan dengan I30 (intensitas hujan maksimum dalam 30 menit dinyatakan dalam cm per
jam). Indeks ini sesuai dengan potensi risiko erosi di wilayah tertentu di mana erosi
permukaan muncul pada plot terbuka dengan kemiringan 9%.

1
2. Erodibilitas tanah, K, tergantung dari bahan organik dan tekstur tanah,
permeabilitasnya dan struktur profilnya. Ini bervariasi dari 0.7 untuk tanah yang paling
mudah tererosi hingga 0.01 untuk tanah yang paling stabil. Ini diukur pada plot standar
terbuka (tanpa tanaman) dengan panjang 22,2 m dengan kelerengan 9%, dolah searah
lereng dan tidak menerima bahan organik selama tiga tahun.

3. SL, faktor topografi, tergantung pada panjang dan kemiringan lereng. Ini bervariasi dari
0,1 hingga 5 dalam konteks lahan pertanian pada umumnya, dan dapat mencapai 20 di
daerah pegunungan.

4. C, faktor tutupan tanaman, adalah hubungan sederhana antara erosi pada tanah kosong
dan erosi yang diamati di bawah sistem penanaman. Faktor C menggabungkan tutupan
tanaman, tingkat produksinya, dan teknik tanam yang diterapkan. Ini bervariasi dari 1 di
tanah kosong hingga 0.001 di bawah hutan, 0.01 di bawah padang rumput dan tanaman
penutup, dan 1 hingga 0.9 di bawah tanaman semusim yang kurang perawatan.

5. Akhirnya, P adalah faktor yang memperhitungkan praktik pengendalian erosi tertentu


seperti penanaman searah garis kontur atau guludan, atau pembuatan teras searah garis
kontour. Ini bervariasi dari 1 pada tanah kosong tanpa pengendalian erosi hingga sekitar
0.1 dengan teras gulud di lahan landai.

Masing-masing faktor ini akan dipelajari secara rinci dalam tugas ini. Untuk tugas yang
pertama ikan dilakukan penugasan faktor R dan K.

Dalam praktiknya, untuk langkah-langkah pengendalian erosi dalam sistem produksi


pertanian yang akan ditetapkan di wilayah tertentu, langkah pertama adalah menentukan
risiko erosi dari curah hujan, kemudian tingkat erodibilitas tanah. Langkah selanjutnya
adalah penetapan nilai C dari sistem pertanaman yang berjalan dan faktor P yang sesuai
dengan kondisi aktual lahan. Penetapan faktor L dan S ditetapkan. Perkalian
R*K*L*S*C*P merupakan erosi aktual dan kemudian dibandingkan dengan erosi yang
dapat diperbolehkan. Untuk pengendalian erosi, maka disusun sekenario dengan
mengkombinasikan tindakan manajemen lahan (P), bila memungkinkan dilakukan
perubahan pertanaman (C), dan atau memodifikasi panjang lereng (L). Bila tindakan ini
masih lebih tinggi dari erosi yang dapat diperbolehkan maka dapat dilakukan dengan
mengurangi tindakan pengurangan kemiringan (S) hingga dicapai erosi yang dapat
diperbolehkan atau lebih rendah. Oleh karena itu, ini adalah model praktis untuk seorang
praktisi lapangan dengan sedikit data untuk digunakan sebagai dasar untuk menemukan
solusi rasional untuk masalah-masalah praktis tingginya tingat erosi lahan pertanian.

Model ini memiliki keterbatasan yaitu:

1. Model hanya berlaku untuk erosi permukaan karena sumber energi adalah air hujan;
jadi itu tidak berlaku untuk memprediksi erosi alur, selokan atau massa.

2
2. Model ini diujikan di kawasan pedesaan: model ini telah diuji dan diverifikasi di
lahan datar hingga berbukit dengan lereng 1-20%, dan tidak termasuk dikawasan
pegunungan, terutama lereng yang lebih curam dari 40%, di mana limpasan
merupakan sumber energi yang lebih besar daripada hujan dan di mana ada
pergerakan massa tanah yang signifikan.

3. Jenis curah hujan: hubungan antara energi kinetik dan intensitas curah hujan yang
umumnya digunakan dalam model ini hanya berlaku untuk daratan sub tropis, dan
tidak ke daerah pegunungan. Untuk itu sub-model yang di kawasan tropis perlu
dikembangkan untuk indeks erosivitas curah hujan, R.

4. Model ini hanya berlaku untuk data rata-rata curah hujan selama 20 tahun dan tidak
berlaku untuk hujan ektrim. Model MUSLE telah dikembangkan untuk
memperkirakan muatan sedimen yang dihasilkan oleh setiap kejadian hujan, yang
tidak memperhitungkan erosivitas curah hujan tetapi volume limpasan (Williams
1975).

5. Terakhir, batasan utama dari model adalah bahwa ia mengabaikan interaksi tertentu
antara faktor-faktor untuk membedakan lebih mudah efek individu masing-masing.
Misalnya, tidak memperhitungkan efek pada erosi lereng yang dikombinasikan
dengan tutupan tanaman, atau pengaruh tipe tanah terhadap efek lereng.

Untuk daerah tropis, seperti di Indonesia, telah dikembangkan pendugaan nilai R dengan
keterbatasan data hujan yang umumnya hanya tersedia data curah hujan harian yang tidak
dapat digunakan untuk menghitung intensitas hujan. Persamaan yang dikembangkan antara
lain:

Curah hujan harian:

2.467 ( 𝐶𝐻ℎ)2
Rh = . (Bols, 1978) ........................(1)
(0.02727∗𝐶𝐻ℎ)+0.725

Atau,

Rh = -4.41 + 10.26 CHh .(Utomo, 1989).......................................................... (2)

Dimana Rh= erosivitas hujan harian (Mj*mm/ (ha*jam))


CHh = Curah hujan harian (mm)

Erosivitas tahunan (Rt) adalah jumlah seluruh erosivitas harian (Rh).

Curah hujan Bulanan

3
R = 6.119 (CHb)1.21(HHb) -0.47 (MaxCHb) 0.53 (BOLS, 1978) ...............(3)

atau,

R = 10.80 + 4.15 CHb (Utomo dan Mahmud, 1984) ........................... (4)

Atau,

Rb = 2.21 (Hb)1.36 .................................................................................(5)

Atau,

R = -18.79+ 7.01 CHb (Utomo, 1989) ............................................... (6)

Dimana R= erosivitas hujan (Mj*mm/ (ha*jam))


CHb = Curah hujan selama sebulan (cm)
HHb = jumlah Hari Hujan dalam sebulan
MaxCHb= Curah hujan maximum yang terjadi dalam bulan tersebut (cm)

Erosivitas tahunan (Rt) adalah jumlah seluruh erosivitas harian (Rh).

Curah hujan tahunan

25 𝐶𝐻𝑡 2
Rt = (Bols, 1978) ........................(7)
100 (0.073 𝐶𝐻𝑡+0.73
Atau,

Rt = 2.34 (Ht)1.98 .....................................................................(8)

Atau,

Rt = 38.5 + 0.35 (CHt) ..........................................................(9)

Untuk itu dengan menggunakan data di Lampiran tugas ini (catatan: file dalam
bentuk xls.) dari stasion curah hujan di Kabupaten Mojokerto. Masing-masing
mahasiswa mengerjakan untuk data dari stasion Mojokerto satu data dari satu
stasion dan tahun tertentu sesuai urutan absen mahasiswa, dan untuk semua
mahasiswa menghitung serupa untuk data statisun Lampung. lakukan perhitungan
Erosivitas dengan rumus 1 s/d 9. Sajikan proses dan hasil hitungan dalam laporan
dan lakukan pembahasan perbedaan antara Erosivitas Hujan di Mojokerto dan
Lampung.

4
Model erodibilitas tanah yang banyak diapilkasikan oleh praktisi Konservasi Tanah adalah
menggunakan Nomograph erodibilitas tanah (Gambar 1), atau persamaan sebagai berikut:

100K = 1.292* (2.1* M1.14 *(10-4) *(12-a) + 3.25*(b-2)+ 2.5* (c-3)) .........(10)

Dimana K = erodibilitas tanah, M= (presentase pasir sangat halus dan debu) * (100-
presentase liat); a= presentase bahan organik atau % C_organik * 1.724; b = kode struktur
tanah; c = kode kelas permebimitas tanah.

Gambar 1 Nomograph Erodibiltas Tanah (K) satuan Metrik.


Tabel 1. Data hasil survey erodibiltas tanah
Pasir Pasir C-
Tanah Pasir kasar Halus Debu Liat Organik Permiabilitas Struktur
% % % % % % cm / jam Tanah
Granuler sangat
1.02
Psasmment1 80 30 50 19 1 >50 halus
Ustropept1 21 6 15 49 30 1.07 3.15 Granuler kasar
Granuler sangat
1.20
Psasmment2 60 45 15 30 10 >50 halus
Ustropept2 15 5 10 43 42 0.61 0.15 Granuler kasar
Tanah
Mojokerto Data ada di file xls untuk per mahasiswa

5
Untuk itu dengan menggunakan data di Tabel 1 dan Lampiran tugas ini (catatan: file dalam
bentuk xls., lakukan penetapan erodibilitas tanah sesuai data dengan urutan absen (data
yang di exls), dengan rumus dan nomograph. Sajikan proses dan hasil hitungan
dalam laporan dan lakukan pembahasan.

c. Metodologi/ cara pengerjaan, acuan yang digunakan :


Tugas ini dilakukan secara mandiri oleh masing-masing mahasiswa yang mengambil
matakuliah Teknologi Konservasi Sumberdaya Lahan dan dikumpulkan hasil tugas ini
pada satu minggu setelah penugasan ini, kepada dosen yang memberi tugas. Hasil tugas ini
ditulis dengan bagian tulisan sebagai berikut:
(1) halaman Judul tulisan dan penulisnya (Nama, NIM, Kelas),
(2) Bab 1: Latar belakang pendugaan erosivitas hujan dan erodibiltas tanah.
(3) Bab 2: Hasil dan Pembahasan Pendugaan Erosivitas Hujan.
(4) Bab 3: Hasil dan Pembahasan Pendugaan Erodibilitas Tanah dan
(5) Bab 4: Kesimpulan dan saran

d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/ dikerjakan:


Tugas ini disajikan secara tertulis dalam paper tidak dibatasi halamannya dengan ukuran
kertas A4, diketik dengan type Arial 11 satu spasi.

KRITERIA PENILAIAN :

GRADE SKOR INDIKATOR KINERJA


Tidak mengumpulkan tugas, atau mengumpulkan
tugas tetapi penulis tidak jujur dengan bukti
Sangat Kurang <45
mengcopy / dicopy tugas teman yang lain,
melakukan plagiasi.
Hasil Pendugaan dilakukan tetapi tidak jelas
Kurang >45-50
mengerjakannya, ada tanda tanda plagiasi.
Antara Cukup dan Hasil Pendugaan R dan K yang disajikan ada
>50–55 namun banyak salah pendugaan.
Kurang
Hasil Pendugaan R dan K yang disajikan ada
Cukup >55-60
namun mayoritas salah pendugaan.
Hasil Pendugaan R dan K yang disajikan ada
Antara Baik dan Cukup >60– 70 namun ada beberapa salah pendugaan,
pembahasan kurang jelas
Hasil Pendugaan R dan K yang disajikan ada
Baik >70- 75 namun ada sedikit salah pendugaan, pembahasan
cukup jelas

6
Hasil Pendugaan R dan K yang disajikan ada
Antara Sangat Baik dan
>75- 80 namun ada sedikit sekali salah pendugaan,
Baik
pembahasan relatif jelas
Hasil Pendugaan R dan K yang disajikan ada dan
tidak ada kesalahan pendugaan, pembahasan
Sangat Baik >80
sangat jelas dan dilakukan secara bertanggung
jawab serta mengikuti aturan tugas dengan tertib.

Anda mungkin juga menyukai