Jurnal Mita

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2018 / 2019

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI ETIL ASETAT


DAUN JAMBU BOL ( SYZYGIUM MALACCENSE L.MERR&PERRY) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Ria Afrianti1,Diza Sartika1,Mita Ardini1


Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang

ABSTRAC

Daun jambu bol (Syzygium malaccense (L) Merr&Perry) merupakan salah satu tanaman
yang digunakan sebagai alternatif obat tradisional. Salah satu khasiat dari daun jambu bol
adalah sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri
ekstrak etanol dan fraksi etil asetat daun jambu bol dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan
menggunakan metode difusi agar. Hasil uji aktivitas antibakteri dianalisis menggunakan
ANOVA satu arah dan dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian, terdapat perbedaan bermakna
pada diameter setiap kelompok (P<0,05), artinya ekstrak etanol dan fraksi etil asetat daun jambu
bol memberikan aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri uji. Konsentrasi yang efektif
sebagai antibakteri adalah Escherichia coli pada konsentrasi uji ekstrak etanol 15% dengan
diameter daya hambat 14,6 mm kategori sedang, dan efektif juga pada fraksi etil asetat dengan
konsentrasi uji 15% dengan diameter daya hambat 16,3 mm kategori sedang, sedangkan pada
bakteri Staphylococcus aureus pada ekstrak etanol dengan konsentrai uji 15% dengan diameter
hambat 12 mm dan pada fraksi etil asetat konsentrasi 15% dengan diameter hambat 13 mm
masih dikategorikan Resistant.

Kata kunci : Antibakteri, Daun jambu bol, Escherichia coli, Staphylococcus aureus

1. PENDAHULUAN Salah satu tanaman tradisional


Penelitian Tortora pada tahun 2001 yang dapat digunakan adalah daun
menjelaskan bahwa mikrobiologis sekarang jambu bol. Alasan pemilihan daun
ini fokus terhadap pencarian substansi yang jambu bol, secara tradisional digunakan
dapat menghancurkan mikroorganisme untuk anti inflamasi, antivirus,
penyebab infeksi tanpa merusak manusia
antijamur, antibakteri, antibiotik, obat
maupun binantang yang merupakan
inangnya, salah satu substansi tersebut gatal, diuretik, penggunaan losion kulit
adalah antibiotik. dan antiedema (Fajrina, 2017).
WHO (2008) mengatakan Penelitian oleh Fikrian (2016)
kelemahan dari antibiotik adalah sebagian menunjukkan hasil bahwa ekstrak daun
ada yang toksik bagi manusia, kekebalan jambu bol memiliki khasiat sebagai
mikroorganisme terhadap beberapa antibakteri yang efektif pada
antibiotik, meningkatnya efek samping obat konsentrasi 150 mg/ml.
dan bahkan berdampak kematian. Hasil skrining fitokimia daun
Alternatif lain sebagai pengganti jambu bol menunjukkan adanya senyawa
antibiotik dapat digunakan untuk metabolit sekunder golongan alkaloid,
mencegah atau mengatasi hal tersebut terpenoid, steroid, saponin, tanin dan
adalah dengan menggunakan obat flavonoid (Ooi et al., 2014). Metabolit
tradisional (Green, 2005). sekunder golongan flavonoid memiliki

Page 1
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2018 / 2019

potensi sebagai antibakteri, dengan cara Bahan


menghambat sintesis DNA, protein, dan Bahan yang digunakan adalah air
lipid bakteri. Flavonoid menghambat fungsi suling, DMSO, aluminium foil, daun jambu
membran sitoplasma dengan membentuk Bol, etanol 96%, etil asetat, NaCl 10%,
senyawa kompleks terhadap protein H2SO4 1%, BaCl2 1% ,kultur murni bakteri
ekstraseluler yang menganggu integritas Escherichia coli dan Staphylococcus
membran sel bakteri. Flavonoid juga aureus, Medium Mueller Hinton.
memiliki kecendrungan untuk mengikat
protein bakteri dan mampu menghambat Pengambilan sampel
aktifitas enzim yang terlibat dalam proses Sampel yang digunakan dalam
metabolisme bakteri. Adapun aktivitas penelitian ini adalah daun segar jambu bol
lainnya dari flavonoid adalah antioksidan, yang diambil di daerah Kubang Guo
antipenuaan, dan vasodilator (Agyare, Kuranji, Padang. Bakteri yang digunakan
2013; Sharman, 2006). diambil di RSUP M.Djamil Padang,
Pada penelitian ini uji aktivitas Sumbar.
antibakteri dari daun jambu bol
menggunakan metoda maserasi, kemudian Identifikasi Sampel
dilakukan proses fraksinasi dengan Identifikasi sampel dilakukan di
menggunakan 2 pelarut yang tidak saling Herbarium ANDA, Universitas Andalas
tercampur. Pemilihan ekstrak etanol dan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
fraksi etil asetat bertujuan untuk melihat Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA),
perbandingan kosentrasi daya hambat Universitas Andalas.
antara sediaan uji ekstrak etanol dan fraksi
etil asetat terhadap pertumbuhan bakteri Penyiapan Sampel
Escerichia coli dan Staphylococcus aureus. Daun yang digunakan adalah daun
Berdasarkan uraian di atas maka segar yang sudah disortir dan dibersihkan
akan dilakukan penelitian tentang uji dari pengotor, lalu dikeringkan dengan
aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi etil oven dan diserbuk menggunakan grinder.
asetat daun jambu bol terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Ekstraksi dan fraksinasi Sampel
Staphylococcus aureus. Sampel daun jambu bol (Syzygium
malccenseL.Merr&Perry) yang telah kering
2. PROSEDUR KERJA ditimbang sebanyak 400 g dimasukkan ke
dalam wadah maserasi, dengan pelarut
Waktu dan Tempat Penelitian etanol. Wadah maserasi ditutup dan
Penelitian ini telah dilakukan selama ± disimpan selama 24 jam di tempat yang
2 bulan pada bulan Desember 2018 – tanpa pemaparan sinar matahari sambil
Februari 2019 di Laboratorium sesekali diaduk, selanjutnya disaring,
Farmakologi Stifi Perintis Padang. dipisahkan antara ampas dan filtrat. Ampas
diekstraksi kembali dengan pelarut etanol.
Alat Hal ini dilakukan selama 3 x 24 jam. Filtrat
Alat-alat yang digunakan pada yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan
penelitian ini adalah autoklaf (Smichmodel diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental
YX-280 B), Oven, cawan petri diameter 10 etanol. Kemudian difraksinasi dengan
cm, Erlenmeyer 100 ml dan 250 ml (Pirex), corong pisah menggunakan pelarut heksan
gelas piala 100 ml (Pirex), inkubator dan air suling dengan perbandingan (1:1)
(Memmert), spritus, jangka sorong, ose kemudian dikocok dan didiamkan sampai
bulat, tabung reaksi (Pirex), timbangan terbentuk 2 lapisan dan dipisahkan sehingga
analitik, kertas cakram, lidi kapas steril, diperoleh fraksi heksan dan fraksi sisa.
pipet mikro, penggaris. Terhadap fraksi sisa difraksinasi kembali
menggunakan pelarut etil asetat dengan

Page 2
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2018 / 2019

perbandingan (1:1) kemudian kocok dan  Uji Fenolik


didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan Ambil lapisan air 1-2 tetes, teteskan
sehingga diperoleh fraksi etil asetat dan pada plat tetes lalu tambahkan pereaksi
fraksi sisa. Fraksi etil asetat diuapkan dan FeCl3, terbentuk warna biru menandakan
diperoleh ekstrak kental etil asetat. adanya kandungan fenolik.
 Uji Saponin
Rendemen Ekstrak Diambil lapisan air, kemudian kocok
Hitung rendemen yang diperoleh yaitu kuat-kuat dalam tabung reaksi,
persentase bobot (b/b) antara rendemen terbentuknya busa yang permanen (± 15
dengan bobot serbuk simplisia yang menit) menunjukkan adanya saponin.
digunakan dengan penimbangan. Timbang  Uji Tanin
sampel yang telah diserbukkan (A) Sebanyak 0,5 g sampel disari dengan 10
kemudian ekstrak yang diperoleh ditimbang mL air suling, disaring lalu filtratnya
kembali (B). rendemen harus mencapai diencerkan dengan air suling sampel tidak
angka sekurang-kurangnya sebagaimana berwarna. Filtrat yang diperoleh, diambil 2
ditetapkan pada masing-masing monografi mL larutan lalu ditambah 1 sampai 2 tetes
ekstrak. Hitung rendemen dengan rumus pereaksi besi (III) klorida. Terjadi warna
(Depkes RI, 2008). biru atau hijau kehitaman menunjukkan
Rendemen= adanya tanin.
berat ekstrak yang diperoleh (B)
X 100%  Uji Alkaloid (Metoda “Culvenore-
berat sampel (A) Fristgerald”)
Diambil sedikit lapisan kloroform
Ekstrak ditimbang dan disimpan tambahkan 10 ml kloroform amoniak 0,05
dalam wadah gelas tertutup sebelum N, aduk perlahan tambahkan beberapa tetes
digunakan untuk pengujian (Depkes RI, H2SO4 2N kemudian kocok perlahan,
2008). biarkan memisah. Diambil lagi lapisan air
dimasukkan dalam tabung reaksi (lapisan
Pemeriksaan Ekstrak kental
asam) tambahkan beberapa tetes pereaksi
1.Pemeriksaan Organoleptis
mayer, reaksi positif alkaloid ditandai
Pengamatan dilakukan secara
dengan adanya kabut putih hingga
visual dengan mengamati bentuk, warna,
gumpalan putih.
bau dan rasa.
 Uji Terpenoid dan Steroid
(Metode”Simes)
2.Uji Fitokimia
Diambil sedikit lapisan kloroform
Ekstrak kental daun jambu bol
disaring dengan norit, kemudian masukkan
ditimbang 0,5 gram kemudian ditambahkan
dalam plat tetes dibiarkan mengering,
5 ml aquadest dan 5 ml kloroform, lalu
ditambahkan 2 tetes H2SO4(p), dan
kocok kuat dan biarkan sampai terbentuk
ditambahkan asam asetat anhidrat,
dua lapisan, yaitu lapisan air dan lapisan
terbentuknya warna biru ungu menandakan
kloroform. Lapisan air digunakan untuk
adanya steroid, sedangkan bila terbentuk
pemeriksaan flavonoid, fenolik, saponin,
warna merah menunjukkan adanya
dan lapisan kloroform untuk pemeriksaan
terpenoid.
terpenoid, steroid dan alkaloid (Harbone,
1987).
Penentuan Susut Pengeringan
Bertujuan untuk menunjukkan
 Uji Flavonoid (Metode “Sianidin Test”)
batas maksimal (rentang) senyawa yang
Ambil lapisan air 1-2 tetes, teteskan
hilang pada proses pengeringan. Ekstrak
pada plat tetes lalu tambahkan serbuk Mg
ditimbang sebanyak 1 gram, dimasukkan
dan HCl(p), terbentuknya warna merah
kedalam botol timbang dengan tutup yang
menandakan adanya flavonoid.
sebelumnya telah dipanaskan. Ratakan
bahan dalam botol timbang dengan

Page 3
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2018 / 2019

menggoyangkan botol. Masukkan dalam disterilkan dengan cara dibakar, sedangkan


pengering, buka tutupnya, keringkan media MH disterilkan dengan autoklaf pada
selama 1 jam pada suhu 105oC hingga suhu 121 º C selama 15 menit.
bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan,
biarkan botol dalam keadaan tertutup Pembuatan Media
mendingin dalam desikator hingga suhu Media yang digunakan dalam bentuk
ruang. Tentukan persentase susut serbuk yang telah tersedia dalam kemasan.
pengeringan (Depkes RI, 2008). Jumlah serbuk yang ditimbang disesuaikan
% Susut Pengeringan = dengan kebutuhan. Serbuk 9,5 gram
(B−A)− (C−A) dilarutkan dahulu dalam 250 ml aquades,
(B−A)
X 100%
cara pembuatannya sesuai dengan petunjuk
Keterangan : A = Berat krus kosong pada kemasan, kemudian disterilkan dengan
B = Berat krus + sampel autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit,
sebelum dipanaskan dituang dalam cawan petri, dan didiamkan
C = Berat krus + sampel pada suhu kamar hingga padat.
setelah dipanaskan
Pembuatan Suspensi Bakteri
Penentuan Kadar Abu Bakteri diambil 1 – 2 koloni tunggal,
Bertujuan untuk memberikan disuspensikan dalam media Nacl 0,9 %
gambaran kandungan minimal internal dan sebanyak 5 ml, kemudian di vortex selama
eksternal yang berasal dari proses awal 2 jam. Suspensi bakteri yang digunakan
sampai terbentuknya ekstrak. Ekstrak untuk pengujian konsentrasinya disamakan
ditimbang sebanyak 2-3 gram bahan uji standart Mc.Farland 0,5% sebanyak 10 ml
yang telah dihaluskan dan masukkan ke 0,1 BaCl2 1% dalam 9,9 mL H2SO4 1%.
dalam krus silikat yang telah dipijar dan
ditara, pijarkan perlahan-lahan hingga arang Pembuatan Sediaan Uji Ekstrak Etanol
habis, dinginkan dan timbang. Jika dengan dan Fraksi Etil Asetat Daun Jambu Bol
cara ini arang tidak dapat dihilangkan, Sediaan ekstrak etanol dan fraksi etil
tambahkan air panas, aduk, saring melalui asetat dibuat dengan konsentrasi 1%, 5%,
kertas saring bebas abu. Pijarkan kertas 10%, 15%, yang dilarutkan dengan DMSO.
saring beserta sisa penyaringan dalam krus
yang sama. Masukkan filtrat ke dalam krus, Uji Aktivitas Bakteri
uapkan dan pijarkan hingga bobot tetap Uji daya hambat ekstrak etanol dan
(Depkes RI, 2008). fraksi etil asetat daun jambu bol terhadap
C−A
% Kadar abu = B−A X 100% pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan
Keterangan : A = Berat krus kosong Staphylococcus aureus di lakukan dengan
B = Berat krus + sampel metode difusi agar. Media Mueller Hinton
sebelum pemijaran agar yang telah memadat di usapkan
C = Berat krus + sampel dengan suspensi bakteri Escherichia coli
setelah pemijaran dan Staphylococcus aureus secara merata,
selanjutnya kertas cakram steril di tetesi
Sterilisasi Alat 10µL sediaan uji ekstrak etanol dan fraksi
Alat-alat gelas seperti tabung reaksi, etil asetat daun jambu bol di letakkan di
beaker glass, petri, dan alat gelas lainnya atas media, kemudian di inkubasi pada suhu
dicuci hingga bersih. Kemudian 370C selama ± 24 jam. Diamati
dikeringkan hingga tidak ada sisa air yang pertumbuhan bakteri dan hitung diameter
dapat mengganggu proses sterilisasi. Alat – daya hambat yang ditandai dengan adanya
alat yang telah kering dibungkus dengan daerah bening, pertanda tidak ditumbuhi
kertas kemudian disterilkan dengan oven bakteri. Pengujian terhadap ekstrak dan
pada suhu 160º-180º C selama 1-2 jam. Ose fraksi etil asetat dilakukan pengulangan

Page 4
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2018 / 2019

sebanyak 3x. Untuk kontrol negatifnya ekstrak etanol dan fraksi etil asetat daun
digunakan DMSO. jambu bol adalah sebagai berikut :
1. Hasil identifikasi sampel yang
Pengukuran Diameter Daya Hambat dilakukan di Herbarium Andalas
Parameter uji yang diamati adalah zona (ANDA) Jurusan Biologi, Fakultas
hambat (mm) dari masing-masing MIPA, UNAND, Padang. Menunjukan
perlakuan ekstrak etanol dan fraksi etil bahwa sampel merupakan spesies
asetat daun jambu bol dengan Syzigium Malaccense L.Merr&Perry.
menggunakan penggaris atau jangka sorong 2. Dari 400 g serbuk daun jambu bol
dan diukur jarak zona hambat dari kertas diperoleh hasil ekstrak kental etanol
cakram ke zona hambat terluar, Penentuan sebanyak 60,234 g dengan
zona hambat dilakukan dengan cara randemennya 15,0585 % (Lampiran 11
mengamati zona terang yang berada di zona Tabel I).
terluar kertas cakram yang mengandung 3. Dari 30 g ekstrak etanol di peroleh
ekstrak etanol dan fraksi etil asetat daun fraksi etil asetat sebanyak 7,159 g.
jambu bol pada media agar yang telah di 4. Hasil uji organoleptis ekstrak dan
olesi dengan suspensi bakteri fraksi berwarna coklat kehijauan,
Escherichia.coli dan Staphylococcus memiliki bau yang khas dengan bentuk
aureus. Semakin besar zona hambat (zona yang kental.
terang) maka semakin besar pula 5. Ekstrak tumbuhan ini positif bereaksi
kemampuan ekstrak etanol dan fraksi etil dengan pereaksi Alkaloid, steroid,
asetat daun jambu bol untuk menghambat saponin, dan flavonoid.
pertumbuhan bakteri, Cara mengukur zona 6. Hasil uji daya hambat ekstrak etanol
hambat adalah dengan mengukur zona terhadap bakteri Staphylacoccus
terluar dari kertas cakram sampai pada aureus dan Escherichia coli. pada
batas terluar zona hambat dengan konsentrasi 1% 2,66 mm; 5% 3,33
menggunakan mistar. Daerah hambatan mm; 10 % 5,33 mm; 15% 12 mm (
pertumbuhan bakteri secara umum Lampiran 14 Tabel 6).
mengacu dengan range < 14 mm resisten, 7. Hasil uji daya hambat fraksi etil asetat
15-16 mm sedang dan > 20 mm kuat terhadap bakteri Staphylococcus
(Cockerill et al., 2012). aureus pada konsentrasi 1% 0,666
mm; 5% 3,666 mm; 10% 6,333 mm;
Analisis Data 15% 13 mm ( Lampiran 14 Tabel 6).
Data hasil pengujian aktivitas 8. Hasil uji daya hambat ekstrak etanol
antibakteri ekstrak dan fraksi etil asetat terhadap bakteri Escherichia coli pada
daun jambu bol diolah secara statistik konsentrasi 1% 4,33 mm; 5% 6,33
dengan analisis variasi (ANOVA) satu arah. mm; 10% 9,66 mm; 15% 14,66 mm (
dengan program Statistical Product Lampiran 14 tabel 6 ).
Services Solution (SPSS 22) dengan taraf 9. Hasil uji daya hambat fraksi etil asetat
kepercayaan 95% atau α = 0,05, dilanjutkan terhadap bakteri Escherichia coli pada
dengan uji Duncan. konsentrasi 1% 5,33 mm; 5% 8 mm;
Hasil akan berarti bila perbandingan daya 10% 10,66 mm; 15% 16,33 mm (
hambat pada setiap konsenstrasi Lampiran 14 tabel 6).
memberikan perbedaan yang nyata dan
bermakna secara statistik. Pembahasan
Dalam penelitian ini digunakan
daun jambu bol untuk mengetahui aktivitas
3. HASIL DAN PEMBAHASAN antibakteri ekstrak etanol dan fraksi etil
Hasil asetat daun jambu bol terhadap bakteri
Dari hasil penelitian yang telah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
dilakukan tentang uji aktivitas antibakteri sampel yang digunakan pada penelitian ini

Page 5
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2018 / 2019

sebelumnya di identifikasi di Herbarium pelarutnya diuapkan dengan rotary


ANDA, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, evaporator dengan tujuan mengurangi
Universitas Andalas. Hal ini merupakan tekanan udara pada permukaan dan
langkah awal agar diperoleh identitas menurunkan titik didih pelarut tersebut. Hal
sampel sehingga tidak terjadi kesalahan ini dapat mengurangi kemungkinan
terhadap tanaman yang digunakan. terurainya senyawa aktif yang tidak tahan
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan pemanasan yang terdapat dalam ekstrak
diperoleh hasil bahwa sampel yang tersebut.
digunakan adalah daun jambu bol Dari 400 g serbuk kering
(Syzygium malaccense L.Merr&Perry). didapatkan ekstrak kental 60,234 g yang
Sampel yang digunakan adalah daun kemudian dilakukan karakterisasi untuk
dari jambu bol yang berwarna hijau pekat. melihat mutu dari ekstrak daun jambu bol
Daun jambu bol mempunyai banyak tersebut. Karakterisasi yang dilakukan yaitu
manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Daun pemeriksaan organoleptis, perhitungan
jambu bol berkhasiat untuk anti inflamasi, rendemen, kadar abu dan susut
antijamur, obat gatal dan sebagai pengeringan. Setelah dilakukan
antibakteri alami (Fajrina, 2017). pemeriksaan organoleptis diperoleh data
Daun jambu bol yang digunakan harus bahwa ekstrak daun jambu bol berupa
dikering anginkan sehingga air yang ekstrak kental, berwarna coklat kehijauan,
terkandung di dalam jaringan tumbuhan bau khas. Rendemen yang diperoleh dari
berkurang. Ini bertujuan untuk mencegah ekstraksi daun jambu bol adalah sebesar
tumbuhnya jamur sehingga sampel bisa 15,0585 %. Setelah didapatkan ekstrak
digunakan dalam jangka waktu yang lama. kental etanol proses selanjutnya adalah
Sebelum ekstraksi dilakukan, sampel fraksinasi.
dihaluskan agar memperluas bidang Fraksinasi pada prinsipnya adalah
permukaan dan mempercepat proses proses penarikan senyawa pada suatu
penetrasi pelarut ke dalam sel tanaman, dan ekstrak dengan menggunakan dua macam
juga proses pelarutan senyawa-senyawa pelarut yang tidak saling bercampur.
yang terkandung di dalam sampel. Proses Pelarut yang umumnya dipakai untuk
ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi. fraksinasi adalah n-heksan, etil asetat, dan
Cara maserasi dipilih karena metanol. Untuk menarik lemak dan
pelaksanaannya sederhana, mudah dan senyawa non polar digunakan n-heksan,
menghindari kemungkinan terjadinya etilasetat untuk menarik senyawa semi
penguraian zat aktif yang terkandung di polar, sedangkan metanol untuk menarik
dalam sampel yang dipengaruhi oleh suhu. senyawa-senyawa polar. Dari proses ini
Maserasi sampel dilakukan di dalam bejana dapat diduga sifat kepolaran dari senyawa
gelap dan tertutup untuk mencegah yang akan dipisahkan. Sebagaimana
terjadinya oksidasi oleh cahaya (Harbone, diketahui bahwa senyawa-senyawa yang
1987). bersifat non polar akan larut dalam pelarut
Maserasi dilakukan dengan yang non polar sedangkan senyawa
menggunakan etanol sebagai pelarut karena senyawa yang bersifat polar akan larut
etanol mempunyai sifat yang dapat dalam pelarut yang bersifat polar juga
melarutkan hampir semua zat, baik yang (Mutiasari, 2012).
bersifat polar, semi polar dan non polar. Pada penelitian ini yang digunakan
Etanol juga dapat mengendapkan protein untuk uji aktivitas antibakteri yaitu ekstrak
dan menghambat kerja enzim sehingga zat etanol dan fraksi etil asetat. Fraksi etil
aktif dapat terhindar dari proses hidrolisis asetat yang didapatkan setelah diuapkan
dan oksidasi oleh enzim. Maserasi adalah 7,159 g dari 30 g ekstrak kental
dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol. Hasil dari skrining fitokimia
etanol 96% (Harbone, 1987). Setelah menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
maserasi dilakukan, maserat disaring dan

Page 6
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2018 / 2019

jambu bol mengandung alkaloid, flavonoid, dosis jika penelitian ini diulangi atau
saponin, dan terpenoid. dilanjutkan dimana hasil susut pengeringan
Metabolit sekunder golongan flavonoid yang berbeda memiliki jumlah kandungan
memiliki potensi sebagai antibakteri, kimia ekstrak yang berbeda pula sehingga
dengan cara menghambat sintesis DNA, efektifitasnya juga akan berbeda. Selain itu,
protein, dan lipid bakteri. Flavonoid uji susut pengeringan juga berfungsi
menghambat fungsi membran sitoplasma menentukan karakter dari ekstrak.
dengan membentuk senyawa kompleks Penentuan kadar abu bertujuan
terhadap protein ekstraseluler yang untuk memberikan gambaran kandungan
menganggu integritas membran sel bakteri. mineral internal dan eksternal yang berasal
Flavonoid juga memiliki kecendrungan dari proses awal sampai terbentuknya
untuk mengikat protein bakteri dan mampu ekstrak. Kadar abu ekstrak yang diperoleh
menghambat aktifitas enzim yang terlibat dengan sebesar 5,94 %.
dalam proses metabolisme bakteri (Agyare, Metode yang digunakan dalam uji
2013; Sharman, 2006). antibakteri ekstrak dan fraksi etil asetat
Metabolit sekunder alkaloid diduga daun ini adalah metode difusi dengan
memiliki kemampuan sebagai antibakteri teknik kertas cakram. Bakteri yang
dengan mekanisme mengganggu komponen digunakan yaitu bakteri gram positif
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, Staphylococcus aureus serta bakteri gram
sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk negatif Escherichia coli yang merupakan
secara utuh dan menyebabkan kematian sel bakteri yang bersifat patogen pada manusia.
tersebut (Paju et al., 2013). Metode ini dipilih karena pengerjaannya
Saponin memiliki kemampuan sebagai sederhana, mudah dan dapat dilakukan
pembersih dan antiseptik yang berfungsi dengan mengukur diameter zona bening
membunuh atau mencegah pertumbuhan (clear zone). Clear zone tersebut
mikroorganisme yang biasa timbul pada merupakan petunjuk adanya respon
luka sehingga luka tidak mengalami infeksi hambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu
yang berat (Yenti, 2011). senyawa antibakteri dalam ekstrak
Steroid/Triterpenoid dikenal untuk (Hermawan et al.,, 2007).
mempercepat proses penyembuhan luka Pengukuran diameter daya hambat
terutama karena memiliki aktivitas dilakukan dengan melihat daerah yang tidak
antimikroba dan adstringen, yang memiliki ditumbuhi oleh bakteri pada media yang
peran dalam penyusutan luka dan telah dibiakkan Media yang digunakan
peningkatan laju epitelisasi (Barku et al., adalah media Mueller Hinton, media ini
2013). digunakan karna merupakan universal yang
Tanin berfungsi sebagai adstringen dapat ditumbuhi oleh semua bakteri karena
yang dapat menyebabkan penciutan pori- media ini bukan merupakan media selektif
pori kulit, memperkeras kulit, dan media differensial, mengandung starch
menghentikan eksudat dan pendarahan (tepung padi) yang berfungsi untuk
yang ringan, sehingga mampu menutupi menyerap racun yang dikeluarkan bakteri,
luka dan mencegah pendarahan yang biasa sehingga tidak mengganggu antibiotik,
timbul pada luka ( Yenti, 2011). rendah sulfonamide, trimethoprin dan
Besarnya susut pengeringan yang tetracycline inhibitors, mendukung
diperoleh dari ekstrak ini adalah sebesar pertumbuhan bakteri non-fastidious yang
9,41 % (Lampiran 11 Tabel III). Tujuan patogen (Atmojo, 2016). ).
dilakukannya uji susut pengeringan untuk Bakteri uji disuspensikan ke dalam
mengetahui banyaknya cairan atau pelarut larutan NaCl fisiologis 0,9% steril karena
yang masih ada didalam ekstrak yang bisa larutan NaCl fisiologis merupakan
menguap pada suhu pemanasan (105ºC). lingkungan yang isotonik bagi bakteri uji.
Hal ini penting dilakukan karena hasil uji Lalu suspensi dihomogenkan dengan
susut pengeringan dapat menjadi standar vorteks dan diukur kekeruhannya

Page 7
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2018 / 2019

(kepadatan jumlah sel bakteri) dengan 15% memiliki daya hambat (12 mm)
membandingkan dengan standar kekeruhan termasuk kategori resistant.
larutan Mc.Farland 0,5 %. Hal ini dilakukan Rata-rata fraksi etil asetat pada
untuk mencegah terjadinya kepadatan sel bakteri Staphylococcus aureus pada
bakteri yang berlebihan pada saat pengujian konsentrasi uji 1% memiliki daya hambat
aktivitas antibakteri (Rusdi et al., 2010). (0,6 mm), 5% memiliki daya hambat (3,6
Pengujian aktivitas bakteri di mm), 10% memiliki daya hambat (6,3 mm)
lakukan dengan metode difusi agar, media termasuk kategori tidak ada zona hambat.
Mueller Hinton agar yang telah memadat di 15% memiliki daya hambat (13 mm)
usapkan dengan suspensi bakteri termasuk kategori resistant.
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Pada daya hambat antibakteri
secara merata, selanjutnya kertas cakram Escherichia coli dengan rata-rata
steril di tetesi 10µL sediaan uji ekstrak konsentrasi ekstrak etanol 1% memiliki
etanol dan fraksi etil asetat daun jambu bol daya hambat (4,3 mm), 5% memiliki daya
di letakkan di atas media, kemudian di hambat ( 6,3 mm), 10% memiliki daya
inkubasi pada suhu 370C selama ± 24 jam. hambat ( 9,6 mm) dan konsentrasi 15%
Diamati pertumbuhan bakteri dan hitung memiliki daya hambat (14,6 mm) termasuk
diameter daya hambat yang ditandai dengan resistant.
adanya daerah bening, pertanda tidak Rata-rata daya hambat fraksi etil
ditumbuhi bakteri. Pengujian terhadap asetat bakteri Escherichia coli pada 1%
ekstrak dan fraksi etil asetat dilakukan memiliki daya hambat (5,3 mm), 5%
pengulangan sebanyak 3x. memiliki daya hambat (8 mm) konsentrasi
Uji antibakteri ini bertujuan untuk 10% memiliki daya hambat (10,6 mm)
mengetahui kemampuan ekstrak etanol dan termasuk kategori resistant dan konsentrasi
fraksi etil asetat daun jambu bol. Pengujian 15% memiliki daya hambat (16,3 mm)
aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan termasuk kategori intermediate.
fraksi etil asetat daun jambu bol dilakukan Dengan demikian, diketahui bahwa
pada konsentrasi 1%, 5%, 10%, 15%. fraksi etil asetat pada Escherichia coli
Pengujian antibakteri ini juga dilakukan dengan konsentrasi uji 15% memberikan
pada kontrol negatif yang berupa pelarut efektifitas yang tinggi di antara konsentrasi
Dimetil sulfoksida (DMSO). DMSO lainnya yaitu dengan diameter zona hambat
merupakan pelarut yang dapat melarutkan 16,3 mm.
hampir semua senyawa baik polar maupun Data analisis varian diameter zona hambat
nonpolar. Dalam hal ini, DMSO dipakai bakteri Staphylococcus aureus dan
sebagai kontrol negatif yang tidak akan Escherichia coli menunjukkan nilai
memberikan daya hambat serta tidak signifikan 0,000 (P<0,05) yang berarti
mengganggu hasil pengamatan. terdapat perbedaan signifikan pengaruh
Menurut Cockerill (2012) perlakuan yang diberikan pada bakteri uji.
klasifikasi respon hambatan pertumbuhan Hal ini menunjukkan bahwa keempat
bakteri sebagai berikut: diameter zona konsentrasi ekstrak etanol dain fraksi etil
hambat <10 mm dikategorikan resistant asetat daun jambu bol baik konsentrasi 1%,
zona hambat 15-19 mm dikategorikan 5%, 10%, 15% telah memberikan aktivitas
intermediate, zona hambat ≥20 mm yang menghambat pertumbuhan bakteri
dikategorikan susceptible. Berdasarkan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
kriteria tersebut, maka rata-rata daya dengan memperlihatkan perbedaan yang
antibakteri ekstrak etanol daun jambu bol nyata pada uji duncan
pada bakteri Staphylococcus aureus dengan
konsentrasi uji ekstrak 1% memiliki daya SIMPULAN
hambat (2,6 mm), 5% memiliki daya Daun jambu bol (Syzygium
hambat (3,3 mm), 10% memiliki daya malaccense (L) Merr&Perry) merupakan
hambat (5,3 mm) dan untuk konsentrasi salah satu tanaman yang digunakan sebagai

Page 8
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2018 / 2019

alternatif obat tradisional. Khasiat dari daun Anogeissus leiocarpus. European


jambu bol adalah sebagai antibakteri. Journal of experimental Biology. 3.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui [4]: 25.
aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan Cockerill, F.R., Matthew A. W., Jeff. A.,
fraksi etil asetat daun jambu bol dalam Michael. N. D., George. M. E.,
menghambat pertumbuhan bakteri Marryy. J. F., 2012, Perfomance
Staphylococcus aureus dan Escherichia Standards For Antimicrobial Disk
coli. Pengujian aktivitas antibakteri Susceptibility Test, Approved
dilakukan menggunakan metode difusi Standard-Eleventh Edition CLSI
agar. Hasil uji aktivitas antibakteri Document M02-a11, Wayne, PA,
dianalisis menggunakan ANOVA satu arah Clinical and Laboratory Standards
dan dilanjutkan uji Duncan. Hasil Institute.
penelitian, terdapat perbedaan bermakna
pada diameter setiap kelompok (P<0,05), Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia,
artinya ekstrak etanol dan fraksi etil asetat 2000, Parameter Standar Umum
daun jambu bol memberikan aktivitas Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktoral
penghambatan pertumbuhan bakteri uji. Jenderal Pengawasan Obat
Konsentrasi yang efektif sebagai antibakteri Makanan, Jakarta.
adalah Escherichia coli pada konsentrasi uji
ekstrak etanol 15% dengan diameter daya Fajrina, Aulia, 2017, Formulasi Sediaan
hambat 14,6 mm kategori sedang, dan Gel Ekstrak Etanol Daun Jambu
efektif juga pada fraksi etil asetat dengan Bol (syzygium malaccense. L.Merr
konsentrasi uji 15% dengan diameter daya & Perry) Sebagai Pengobatan Luka
hambat 16,3 mm kategori sedang, Sayat. Skrips, Medan: Universitas
sedangkan pada bakteri Staphylococcus Sumatra Utara.
aureus pada ekstrak etanol dengan
konsentrai uji 15% dengan diameter hambat Fikrian, I., 2016, Formulasi Sediaan Gel
12 mm dan pada fraksi etil asetat dari Ekstrak Etanol Daun Jambu
konsentrasi 15% dengan diameter hambat Bol (Syzygium malaccense L.
13 mm masih dikategorikan Resistant. Merr&Perry) sebagai Antibakteri.
Skripsi. Medan: Universitas
Sumatra Utara.
Green J, Rianto S., 2005, Terapi Herbal
Daftar Pustaka Pengobatan Alami Mengatasi
Atmojo, A.T., 2016, Media Mueller Hinton Bakteri Jakarta: Prestasi Pustaka
Agar, Available at: http : // medlab Publisher, p. 18-27.
.id / media-mueller-hinton-agar. Harborne, J. B., 1987, Metoda Fitokimia
html. Diakses pada 17 Februari Penuntun Cara Modern
2017 Menganalisa Tumbuhan, Terbitan
Agyare C, 2013, Dwobeng AS, Agyepong Ke-2. Penerbit ITB, Bandung.
N, Boakye YD, Mensah KB, Hermawan, A., Hana, W. danWiwiek, T.
Ayande PG, Adarkwa - Yiadom M, 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih
Antimikroba, Antioksidan, dan sifat (Piper betle L.) terhadap
penyembuhan luka dari kigelia Pertumbuhan Staphylococcus
africana (Lam), Beneth, Dan aureus dan Escherichia coli dengan
Stropanthus hispidius DC, Adv Metode Diffusi Disk, Skripsi,
Pharmacol Sci Mar;2013: 692.613. Universitas Airlangga : Surabaya.
Barku, V.Y.A., Boye, A., and Ayaba, S., Mutiasari, IR., 2012, Identifikasi Golongan
2013, Phytochemical Screening and Senyawa Kimia Fraksi Aktif,
Assessment of Wound Healing Journal, Jakarta:FMIPA-UI.
Activity of The Leaves of

Page 9
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2018 / 2019

Ooi, Y.P., Ying, P.W., Rhun, Y.K., and 116.


Anna, PK.L, 2014, An Sharman DK., Sifat farmakologi dari
Investigation Of AntiInflammatory flavonoid termasuk flavolignas –
Properties Of Methanol Extract Pf integrasi petrocops dengan
Syzygium malaccense On Lipopoly pengembangan obat dari tanaman, J
saccharidade - Stimulatated Raw- Sci Ind Res 20905 juni; 65 (6): 477-
2647 Macrophoges, International 484.
Conference On Latest Trends In Tortora GJ, Funke BR, Case CL, 2001,
Foo, Biological & Biological Microbiology an Introduction 7th
Sciences: 15-16. http: // sdmuhcc. edition, Addison Wesley Longman,
net/ elearning / aridata _ web / how United States America, p. 323-324,
/ b / buah / jambu _ bol . pdf. 549-572,690-697.
Halaman 1-3. WHO., 2008, The International
Paju, N., Yamlean, P.V.Y. dan., Kojang , Pharmacopoeia. Fourth Edition.
N., 2013, Uji Efektivitas Salep Electronic Version Geneva, World
Ektrak Daun Binahong (Anredera Health Organization.
cordifolia (Ten). Steenis) pada Yenti, R., Afrianti, R., dan Afriani, L. ,
Kelinci (Oryctolagus cuniculus) 2011, Formulasi Krim Ekstrak
yang Terinfeksi Bakteri Etanol Daun Kirinyuh
Staphylococcus aureus. Pharmacon (Euphatorium odoratum. L) untuk
Jurnal IlmiahFarmasi. 2 [1]: 9. Penyembuhan Luka. Majalah
Rusdi, N.K., Sediarso.,& Fadila, S.H. 2010. Kesehatan Pharmamedika. 3(1):1,
Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi 227.
Etanol 70% dari Ekstrak Daun
Mahkota Dewa .
(Phaleriamacrocarpa (Scheff)
Boerl.) terhadap Bakteri
Streptococcus mutans.Naskah
Publikasi Farmasains, 1(3): 112-

Page
10
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2018 / 2019

JURNAL INI TELAH DISETUJUI OLEH PEMBIMBING

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

YAYASAN PERINTIS

PADANG

2019

TANDA
NO NAMA JABATAN TANGAN

1. Ria Afrianti M, Farm, Apt Pembimbing I

2. Diza Sartika, M.Farm, Apt Pembimbing II

Page
11

Anda mungkin juga menyukai