Agama Khonghucu REV

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Agama Khonghucu adalah istilah yang muncul sebagai akibat dari keadaan politik

di Indonesia. Agama Khonghucu lazim dikaburkan makna dan hakikatnya


dengan Konfusianismesebagai filsafat.

Arti (VIVI)
Konfusianisme sebagai agama dan filsafat[sunting | sunting sumber]
Konfusianisme muncul dalam bentuk agama di beberapa negara
seperti Korea, Jepang, Taiwan, Hong Kong dan Tiongkok. Dalam bahasa Tionghoa,
agama Khonghucu seringkali disebut sebagai Kongjiao (孔教) atau Rujiao (儒教).
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius)
dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang berarti agama dari
orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang
bukanlah pencipta agama ini melainkan dia hanya menyempurnakan agama yang sudah
ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta
melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang
mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk
meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang mau
memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka
orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang
harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang
bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana
kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang
disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".

Definisi agama menurut agama Khonghucu[sunting | sunting sumber]


Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan
Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao
atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak
Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan
lurus satya menegakkan firmanNya.

Sejarah di Indo (MELVIN)


Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 February pergantian
musim dingin ke musim semi. Jadi imlek bukan perayaan musim semi. Perkiraan
tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4
Pebruary tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar
perhitungan tersebut tidak berubah.
Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551
SM Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil
dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu
banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak
diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia meninggal dunia pada tahun 479 SM.
Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan
antar-manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar
supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini.
Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia
bertingkah laku.
Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu
tetapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau
penunggu yang tidak patut disembah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah
bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.
Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mengzi ke seluruh Tiongkok dengan
beberapa perubahan.
Agama Khonghucu pada zaman Orde Baru[sunting | sunting sumber]
Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau
kebudayaaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk
kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu
dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh
sebagai atheisdan komunis), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk
memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Buddha,
Islam, Katolik, atau Kristen. Klenteng yang merupakan tempat ibadah kepercayaan
tradisional Tionghoa juga terpaksa mengubah nama dan menaungkan diri
menjadi vihara yang merupakan tempat ibadah agama Buddha.
Agama Khonghucu pada zaman Orde Reformasi[sunting | sunting sumber]
Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan
kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan presiden KH.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melalui UU No 1/Pn.Ps/1965 yang menyatakan
bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Kristen,
Katholik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.

Ciri khas konghucu


Hal-hal yang perlu diketahui dalam agama Khonghucu[sunting | sunting sumber]

 Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi (先知)


 Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) sebagai tempat ibadah resmi, namun
dikarenakan tidak banyak akses ke litang, masyarakat umumnya
menganggap klenteng sebagai tempat ibadah umat Khonghucu.
 Menetapkan Sishu Wujing (四書五經) sebagai kitab suci resmi
 Menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi
 Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (27-8 Imlek),
Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember,
Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb.[1]
 Rohaniwan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi
(Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
Kalender Imlek terbukti dibuat oleh Nabi Khongcu (Konfusius). Nabi Khongcu
mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah ditata
kembali oleh Nabi Khongcu.[butuh rujukan]

INTERMEZZO (MELVIN TAMBAHAN SBLM NICKY

KLO SANGGUP)
Kong Hu Cu atau Konfusius, kadang-kadang sering hanya disebut Kongcu

(Hanzi: 孔夫子、孔子, hanyu pinyin: Kongfuzi、Kongzi) (551 SM – 479 SM)

adalah seorang guru atau orang bijak yang terkenal dan

juga filsuf sosial Tiongkok. Filsafahnya mementingkan moralitas pribadi dan

pemerintahan, dan menjadi populer karena asasnya yang kuat pada sifat-sifat

tradisonal Tionghoa. Oleh para pemeluk agama Kong Hu Cu, ia diakui

sebagai nabi.

Pengaruh Kong Hu Cu terhadap peradaban Tiongkok tidak boleh dianggap

enteng; ajarannya telah meluas ke Jepang, Korea dan Vietnam, khususnya

melalui Konfusianisme, doktrin yang dikembangkan murid-muridnya dan

para komentator

Confucius
(Tionghoa: 孔 ; Pinyin: Kong[1]) (Tion
g:丘 ; Py: Qiū)
Lahir 28 September 551 SM
Qufu, Dinasti Zhou

Meninggal 479 SM (usia 71–72)


Qufu, Dinasti Zhou

Era Filsafat kuno

Aliran Pendiri Konfusianisme

Minat utama Filosofi moral, Filosofi sosial, Etika

Gagasan Konfusianisme
penting

Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (disingkat MATAKIN), adalah sebuah


organisasi yang mengatur perkembangan ajaran agama Konghucu di Indonesia agar
ajaran dan cita-cita Nabi untuk mewujudkan dunia yang Damai & Harmonis bisa
terlaksana. Organisasi ini didirikan pada tahun 1955.

Visi Terwujudnya umat manusia yang dapat menegakkan firman Thian, Tuhan dan
menggemilangkan kebajikan yang bercahaya yaitu berpericintakasih, selalu teguh
dalam menjunjung tinggi keadilan, mempunyai keberanian yang dilandasi kebenaran
dan harmoni, mempunyai kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi, hidup penuh
dengan kesusilaan, menjunjung tinggi moral dan etika, bijaksana dan selalu dapat
dipercaya dalam kehidupan dan hidup sehari-hari.

Misi Membimbing, membina dan memberikan penyuluhan kepada umat Khonghucu di


Indonesia agar selalu dapat hidup dalam Jalan Suci, Satya kepada Tuhan, kasih
tepasalira kepada sesama manusia. Membina umat Khonghucu Indonesia
mengamalkan Si Shu (Kitab yang empat) dan Wu Jing (kitab yang lima) agar
senantiasa dapat menjadi insan pembaharu yang selalu tanggap, dan senantiasa ikut
serta aktif dalam memberikan kontribusi nyata dan positif pada setiap dinamika
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Membimbing dan membina umat Khonghucu di Indonesia agar selalu menghormati


orang tua, bersikap dapat dipercaya kepada kawan dan sahabat, mencintai dan
membimbing generasi muda, dan senantiasa menjadi warga negara dan warga
masyarakat yang baik dan berwawasan kebangsaan.

Intisari ajaran Khong Hu Cu


Falsafah Dasar[sunting | sunting sumber]
1. Tian
Tian adalah Maha Pencipta alam semesta. Manusia tidak dapat memahami hakikat
sejati Tian sehingga Ia dilambangkan dengan ciri-ciri berikut[2]:
Yuan : yang selalu hadir.
Heng : yang selalu berhasil.
Li : yang selalu membawa berkah.
Zhen : yang selalu adil, tidak membeda-bedakan.
2. Xing
Xing adalah jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan firman Tian (Tian Ming)
dalam diri manusia. Xing menghubungkan Tian dengan segala ciptaannya.
Manusia sulit mengenali xingnya karena tertutup oleh emosi, napsu; maka
manusia harus dibimbing dengan pedoman etika. Meskipun xing setiap manusia
berbeda-beda, tetapi memiliki satu persamaan yaitu Ren (perikemanusiaan).[2]
3. Ren
Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Zhong (setia)
dan Shu (solidaritas).[2]
Zhong merupakan kependekan dari istilah zhong yi Tian (lit. setia kepada Tuhan),
yaitu berserah diri ,lahir dan batin kepada Tuhan.
Shu merupakan kependekan dari istilah shu yi ren (lit. solider kepada sesama
manusia atau "cinta kasih sejati".
Terdapat dua istilah yang menerangkan arti Shu lebih lanjut.[2]
Ji shuo bu yi wu shi yi ren, yaitu "apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan
dilakukan terhadap orang lain". (Lunyu)
Ji yi li er li ren, ji yi da er da ren, yaitu "kalau ingin tegak, buatlah orang lain juga
tegak; jika ingin maju, buatlah orang lain juga maju".
Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui)[sunting | sunting sumber]
Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:

1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
Lima Sifat Mulia (Wu Chang)[sunting | sunting sumber]
Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang)[2]:
1. Ren - Cinta Kasih
yaitu sifat mulia pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan,
kebenaran, tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini
merupakan sifat manusia yang paling mulia dan luhur.
2. Yi - Kebenaran/ Keadilan/ Kewajiban
yaitu sifat mulia pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela
kebenaran. Bila Ren sudah ditegakkan, maka Yi harus menyertai.
3. Li - Kesusilaan/ Kepantasan
yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, tata krama, dan
budi pekerti. Semula Li hanya dikaitkan dengan perilaku yang benar dalam
upacara keagamaan, tetapi selanjutnya diperluas hingga ke adat-istiadat dan tradisi
dalam masyarakat.
4. Zhi - Bijaksana
yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang arif bijaksana dan penuh
pengertian. Kong Hu Cu merangkaikan munculnya kebijaksanaan seseorang
dengan selalu sabar dalam mengambil tindakan, penuh persiapan, melihat jauh ke
depan, serta memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi.
5. Xin - Dapat dipercaya
yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain,
dan senantiasa menepati janji.
Lima Etika (Wu Lun)[sunting | sunting sumber]
Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan bentuk dasar interaksi
manusia. Dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan asas Wu Lun, seseorang
akan menikmati keselarasan dalam kepribadiannya maupun dalam hubungannya
dengan masyarakat.[2]

 Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan


 Hubungan antara Suami dan Isteri
 Hubungan antara Orang tua dan anak
 Hubungan antara Kakak dan Adik
 Hubungan antara Kawan dan Sahabat
Delapan Kebajikan (Ba De)[sunting | sunting sumber]
Delapan Kebajikan (Ba De)[2]:

1. Xiao - Laku Bakti; yaitu berbakti kepada orangtua, leluhur, dan guru.
2. Ti - Rendah Hati; yaitu sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih muda
menghormati yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
3. Zhong - Setia; yaitu kesetiaan terhadap atasan, teman, kerabat, dan negara.
4. Xin - Dapat Dipercaya
5. Li - Susila; yaitu sopan santun dan bersusila.
6. Yi - Bijaksana; yaitu berpegang teguh pada kebenaran.
7. Lian - Suci Hati; yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kesucian,
dan tidak menyeleweng/ menyimpang.
8. Chi - Tahu Malu; yaitu sikap mawas diri dan malu jika melanggar etika dan
budi pekerti.

Kitab suci[sunting | sunting sumber]


Kitab suci agama Khonghucu dibagi menjadi dua kelompok:

 Wu Jing (五 經) (Kitab Suci yang Lima) yang terdiri atas:

1. Kitab Sanjak Suci 詩經 Shi Jing

2. Kitab Dokumen Sejarah 書經 Shu Jing

3. Kitab Wahyu Perubahan 易經 Yi Jing

4. Kitab Suci Kesusilaan 禮經 Li Jing

5. Kitab Chun-qiu 春秋經 Chunqiu Jing

 Si Shu (Kitab Yang Empat) yang terdiri atas:

6. Kitab Ajaran Besar - 大學 Da Xue


7. Kitab Tengah Sempurna - 中庸 Zhong Yong

8. Kitab Sabda Suci - 論語 Lun Yu

9. Kitab Mengzi - 孟子 Meng Zi

Selain itu masih ada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bhakti).

NABI (DEVA)
Lihat pula: Sheng Ren

Para nabi (儒教聖人) dalam Ru Jiao terbagi dalam beberapa zaman seperti yang
tercantum di bawah ini.
Masa prasejarah (sebelum 2205 SM)[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Tiga Maharaja dan Lima Kaisar

 Nabi Purba Fu Xi (Hanzi:扶羲), hidup sekitar 2952 – 2836 SM.


Dia menerima wahyu He tu (peta sungai) yang tergambar di punggung seekor
hewan gaib Long ma, yang keluar dari dalam Sungai Huang Ho. Lambang wahyu
tersebut kini dikenal sebagai lambang Bagua. Nabi Nu Wa (Hokkien:Lie Kwa),
istri Fuxi, menciptakan Hukum Pernikahan.[2]

 Nabi Purba Shen Nong (Hanzi:神農), hidup sekitar 2838 – 2698 SM.

 Nabi Purba Huang Di (Hanzi:黃帝), hidup sekitar 2698 – 2596 SM.


Istrinya, Nabi Lei Zu adalah penemu sutra yang ditenunnya dari kepompong ulat
sutra, dan bersama Huang Di menciptakan alat tenun, pakaian Hian Ik (pakaian
harian) dan Hong Siang (pakaian upacara).

 Nabi Purba (堯) Yao 2357 – 2255 SM.


Pada zamannya dilakukan penyempurnaan perhitungan kalender dengan
menambah bulan kabisat Imlek, sehingga setiap tanggal 15 selalu jatuh tepat
ketika bulan sedang bulat penuh.

 Nabi Purba (舜) Shun 2255 – 2205 SM.


Zaman Dinasti Xia[sunting | sunting sumber]

 Nabi Purba (大 禹) Da Yu 2205 – 2197 SM.


Sewaktu berada di tepian Sungai Luohe, dalam rangka tugasnya sebagai pengawas
penanggulangan banjir, Yu melihat seekor kura-kura gaib muncul dari dalam air.
Guratan-guratan di punggung kura-kura itu menyadarkan dirinya akan wahyu ilahi
yang kemudian dinamakan Luo Shu (Kitab Sungai Luohe) yang menjadi cikal
bakal houtian bagua. Pada masa pemerintahannya, versi pertama dari falsafah
perubahan yang disebut Lian Shan Yi (Rangkaian Gunung) dan Hong
Fan ditulis.[2]
Zaman Dinasti Shang[sunting | sunting sumber]

 Nabi Purba Shang Tang (Hanzi=商 湯), memerintah tahun 1675 – 1646 SM.

 Nabi Wen Wang (Hanzi=文王).


Menerima wahyu ilahi Dan Shu (Kitab Dan) sehingga ia menemukan
lambang houtian bagua dan mengembangkan lebih jauh falsafah perubahan.[2]

 Nabi Jiang Ziya.


Zaman Dinasti Zhou[sunting | sunting sumber]

 Nabi Wu Wang (Hanzi=武王).


Ia merupakan raja pertama Dinasti Zhou. Pada tahun ke-13 pemerintahannya, Wu
Wang menerima persembahan kitab Hong Fan dari Jizi, bekas menteri Dinasti
Shang, yang menyatakan bahwa kitab kuno tersebut merupakan warisan dari
zaman Kaisar Yu yang disimpan olehnya.[2]

 Nabi Zhou Gong (Hanzi=周公).


Putera keempat Wen Wang. Ia melanjutkan karya ayahnya membenahi falsafah
perubahan dengan menambahkan bagian-bagian baru (seperti komentar Xiang),
sehingga versi ketiga ini dikenal sebagai Zhou Yi (falsafah perubahan Dinasti
Zhou). Ia juga meletakkan dasar-dasar tata-upacara pemujaan dan kesusilaan
dalam ajaran Ru.[2]

 Nabi Besar (孔 子) Kong Zi 551 – 479 SM.

Hari raya
1. (tanggal 24 bulan 12 Imlek) Malaikat dapur naik ke langit.

2. (tanggal 29 bulan 12 Imlek) Sembahyang kepada arwah leluhur

3. Tahun Baru Imlek(tanggal 1 bulan 1 imlek)Penanggalan yang dipakai oleh agama


Khongcu untuk mengatur persembahyangan yang di buat oleh Nabi Khongcu. Nabi
Khongcu mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Sia (2200 SM) yang sudah di
tata kembali oleh Nabi Khongcu.
Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 Februari pergantian
musim dingin ke musim semi. Jadi imlek bukan perayaan musim semi. Perkiraan
tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4
Februari tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar
perhitungan tersebut tidak berubah.Pada hari Tahun Baru tersebut Orang yang lebih
muda memberikan salam kepada yang lebih tua.

4. Sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa(tanggal 8 bulan 1 imlek)

5. Cap Go Mek(tanggal 15 bulan 1 Imlek) Upacara sembahyang kepada Tuhan untuk


mengucapkan terimakasih dan memulai kehidupan baru..

6. Cing Bing( 5 April)(bulan 3 imlek) Membersihkan makam, menata makam yang


rusak.

7. Twan Yang( Tanggal 5 Bulan 5 Imlek) Matahari, bulan dan Bumi, posisinya
membentuk sudut 90 derajat. Sebagai hari yang dipandang mempunyai daya alam
yang luar biasa. Dibarengi dengan upacara kematian Kut Gwan ( perdana menteri
Negeri Chu yang bunuh diri pada zaman Chan Kuo (300 SM))

8.Hari sembayang Rebutan / sembayang arwah umum( Tanggal 15 Bulan 7


Imlek)Upacara yang ditujukan kepada arwah yang tidak disembahyangi oleh
keluarganya pada tanggal tanggal 29 bulan 12 Imlek dan 5 april.
Bulan 7 menurut penanggalan imlek dianggap bulan yang tidak baik. Karena posisi
Im dan Yang saling menjauhi. Pada bulan itu banyak roh-roh yang bergentayangan
karena tidak disembahyangi oleh keluarganya.

9. Sembahyang Tiong Jiu(tanggal 15 Bulan 8 imlek) Sembahyang terhadap Tuhan


karena berkah yang diberikan kepada manusia. Panen disimpan untuk persediaan
musim dingin dan musim berikutnya.

10.Hari Tangcik / Sembahyang Ronde( tanggal 22 desember) Sembahyang puncak


musim dingin. Untuk Agama Khong Cu disebut juga hari genta rohani. Pada hari itu
Nabi Khongcu mulai melakukan perjalanan mengajarkan ajaran agamanya selama 14
Tahun. Setelah Pulang Nabi Khongcu kemudian mendirikan sekolah.
catatanPenanggalan imlek baru dipakai resmi setelah dinasti Han (Abad 2 SM).
Cara berdialog antar umat beragama

- menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur.

Konghucu sangat memetingkan ajaran moral.

Jika setiap orang dapat mengusahakan keharmonisan dengan

sesama, dengan alam dan dengan Tuhan maka akan tercipta

perdamaian Allah. Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam

konghucu adalah menjadi seorang kuncu (manusia budiman).

Seorang Kuncu adalah orang yang memiliki moralitas tinggi yang

mendekati moralitas sang Nabi (Konghucu). Agama khonghucu

sangat menghormati arwah leluhur. Tuhan yang Mha Esa disebut

Tuhan.

Berbagai bentuk kerjasama antar umat beragama


Untuk bisa menemukan bentuk-bentuk kerjasam antar umat

beragama ada sikap beragama yang dapat dijadikan titik tolak:


Ekslusivitas; paham yang mengajarkan bahwa agama yang
dipeluknya adalah agama yang paling benar sedangkan agama yang
lain sesat dan wajib dikikis.
Inklusivitas: pandangan bahwa di luar agama yang peluknya juga
terdapat kebenaran meskipun tidak seutuh atau sesempurna agama
yang dianutnya
Ekletivitas: sikap keberagaman yang memilih dan mempertemukan
berbagai segi ajaran agama yang dipandang baik dan cocok untuk
dirinya.
Universalitas: pandangan yang meyakini bahwa semua agama
adalah satu dan sama.
Bentuk-bentuk kerjasama lintas agama:
1. Membangun hubungan sosial yang tidak dibatasi oleh
doktrin-doktrin agama. Misalnya : olahraga, pensi, dll
2. Meningkatkan ekonomi masyarakat, mis. CU, kelompok tani, dll
3. Meningkatkan mutu pendidikan masyarakat, mis: merenovasi
sekolah dll.
Usaha-usaha umat beriman untuk mewujudkan terjadinya
kerjasama antarumat beragama
1. Membentuk Forum Persaudaraan Antarumat beragama (FPUB)
2. Membangun sikap inklusif: sikap terbuka dan tidak menutup diri
terhadap agama lain

3. Membangun relasi sosial yang lebih luas dengan menyediakan


sarana sosial, mis gedung olahraga, pensi, dll
4. Menguatkan dimensi sosial ekonomi dengan gerakan pemberdayaan
ekonomi yang berbasis kerakyatan.
5. Meningkatkan kualitaspendidikan agar tercipta pribadi yang siap
berdialog dalam berbagi segi kehidupan
6. Membangun budaya yang mampu menciptakan keharmonisan
hidup secara kontinu
7. Membangun iklim politik yang bebas dari segala bentuk konflik
kepentingan antar golongan atau agama

1. Asal mula Klenteng

Klenteng ini dibangun pertama kali pada tahun 1650 oleh Letnan

Kwee Hoen dan dinamakan Kwan Im Teng. Kelenteng ini

dipersembahkan kepada Dewi Koan-Im (Dewi Welas Asih). Dari

kata Kwan Im Teng inilah orang Indonesia akhirnya lebih mengenal

kata Klenteng daripada Vihara, yang kemudian melafalkannya

sebagai Klenteng hingga saat ini. Klenteng juga disebut sebagai bio yang

merupakan dialek Hokkian dari karakter 廟 (miao) . Ini adalah

sebutan umum bagi klenteng diCina.dialek Hakka (pak kung miao,sin

miao).
Pada mulanya 廟 “Miao” adalah tempat penghormatan pada leluhur

祠 “Ci” (rumah abuh). Pada awalnya masing-masing marga membuat

“Ci” untuk menghormati para leluhur mereka sebagai rumah abuh.

Para dewa-dewi yang dihormati tentunya berasal dari suatu marga

tertentu yang pada awalnya dihormati oleh marga/family/klan mereka.

Dari perjalanan waktu maka timbullah penghormatan pada para

Dewa/Dewi yang kemudian dibuatkan ruangan khusus untuk para

Dewa/Dewi yang sekarang ini kita kenal sebagai Miao yang dapat

dihormati oleh berbagai macam marga, suku. Saat ini masih di dalam

“Miao” masih juga bisa ditemukan (bagian samping atau belakang) di

khususkan untuk abuh leluhur yang masih tetap dihormati oleh para
sanak keluarga/marga/klan masing-masing. Ada pula di dalam “Miao”

disediakan tempat untuk mempelajari ajaran-ajaran/agama leluhur

seperti ajaran-ajaran Konghucu, Lao Tze dan bahkan ada pula yang

mempelajari ajaran Buddha.

Anda mungkin juga menyukai