Praktikum Kimia Dasar Komprehensif (1) Dikonversi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 87

Hak Cipta  dan Hak Penerbitan dilindungi Undang-undang

Cetakan pertama, Desember 2016

Penulis : Wardiyah, M.Si., Apt

Pengembang Desain Instruksional : Dra. Tutisiana Silawati, M.Ed

Desain oleh Tim P2M2 :


Kover & Ilustrasi : Sunarti
Tata Letak : Restu Mawardi

Jumlah Halaman : 87
 Praktikum kimia Dasar 

DAFTAR ISI

BAB I: PENGENALAN LABORATORIUM DAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN 1


KERJA

Kegiatan Praktikum 1.
Pengenalan Laboratorium …………..…….................................................................. 2
Latihan ………….……………………………………....................................................................... 15
Ringkasan ……...………………………………….......................................................................... 16

Kegiatan Praktikum 2.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja………………………………………………………………………… 17
Latihan ……………………………………..............................................……............................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 23

BAB II: ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN I DAN II 24

Kegiatan Praktikum 1.
Identifikasi Kation Golongan I ……………………………………………………………………………. 26
Latihan ……….………………………………………....................................................................... 30

Kegiatan Praktikum 2.
Identifikasi Kation Golongan II ……………………………………………………………………………. 31
Latihan ……………………………………..............................................……............................... 33

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 34

BAB III: ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN III, IV Dan V 35

Kegiatan Praktikum 1.
Analisa Kualitatif Kation Golongan III ……….......................................................... 36
Latihan ………………………………………….............................................................................. 40

Kegiatan Praktikum 2.
Analisa Kualitatif Kation Golongan IV dan V............................................................ 43
Latihan ……………………………………..............................................……............................... 47

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 48

iii
 Praktikum kimia Dasar 

BAB IV: ANALISIS ANION 49

Kegiatan Praktikum 1.
Analisis Anion Kelompok I ................................................................................. 50
Latihan ………………………………………………....................................................................... 54

Kegiatan Praktikum 2.
Analisis Anion Kelompok II .................................................................................. 56
Latihan ……………………………………..............................................……............................... 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 60

BAB V: PENGANTAR ANALISIS KUANTITATIF 61

Kegiatan Praktikum 1.
Analisa Volumetri ……………………………………………………............................................ 62

Kegiatan Praktikum 2.
Pembuatan Larutan Baku Primer dan Larutan baku Sekunder.................................. 66

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 69

BAB VI: ANALISIS KUANTITATIF ASAM-BASA 70

Kegiatan Praktikum 1.
Asidimetri ......................................................................................................... 72

Kegiatan Praktikum 2.
Alkalimetri ……………………………………………………………………………………………………………. 74

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 76

iv
MODUL I
PENGENALAN LABORATORIUM DAN KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Wardiyah, M.Si, Apt

Laboratorium adalah suatu bangunan berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat
permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis yang di dalamnya dilengkapi dengan
peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan bidang keilmuan tertentu untuk melakukan
percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau
produksi bahan tertentu. Sedang laboratorium kimia adalah suatu ruangan pengujian zat –
zat kimia baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Laboratorium kimia dapat dibedakan lagi
menjadi kimia analitik, kimia organik, kimia anorganik, kimia instrumen, kimia fisika, dan
lain-lain.
Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap saat. Setiap
bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penangangan tertentu. Sifat
bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi, toksik, dan mudah terbakar. Sedapat
mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari. Untuk
menghindari bahaya kontaminasi bahan kimia hendaklah setiap personel yang terlibat dalam
kegiatan di laboratorium kimia harus memahami budaya kesehatan dan keselamatan kerja
(K3).
Pada bab ini akan dibahas tentang dua materi pokok sebelum mahasiswa melakukan
percobaan di laboratorium. Materi tersebut terbagi dalam dua topik yaitu :
 Topik I : Pengenalan Laboratorium
 Topik 2 : Keselamatan kerja di laboratorium

Setelah mempelajari bab ini diharapkan para mahasiswa dapat mengenal jenis dan
fungsi alat-alat yang digunakan dalam praktikum Kimia Dasar. Selain itu mahasiswa dapat
mengetahui tentang prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja sehingga dapat
bekerja dengan baik dan aman di laboratorium.

1
 Praktikum Kimia Dasar 

Kegiatan Praktikum 1
Pengenalan Laboratorium

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi No 03 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan
dan Angka Kreditnya yang disebut dengan laboratorium pendidikan adalah unit penunjang
akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat
permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan
atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan
metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Ditinjau dari pengawasan, suatu laboratorium sangat penting peranannya, karena
laboratorium merupakan tempat penting untuk mendapatkan data tentang kuantitas
maupun kualitas dari, bahan murni, bahan berkhasiat yang terdapat dalam obat (sintetik
maupun tradisional ), makanan, minuman dan lainnya.
Untuk melakukan fungsinya dengan baik suatu laboratorium harus memenuhi
persyaratan minimal diantaranya.
1. memiliki bangunan yang kokoh dan cukup ventilasinya.
2. memiliki tata ruang yang baik, untuk menjaga keamanan dan kenyamanan selama
melakukan praktek.
3. Memiliki prosedur keselamatan yang sesuai (tersedia alat pemadam kebakaran dan
terdapat jalur evakuasi yang memadai)
4. memiliki fasilitas laboratorium ( listrik, air, meja praktek, lemari asam, dan ventilasi
yang cukup baik )
5. memiliki peralatan yang cukup baik ( berfungsi, pemeliharaan, kalibrasi alat, dll )
6. Bahan pereaksi yang cukup baik ( tingkat kemurnian, penyimpanan, penandaan /
etiket / label bahan )
7. memiliki SDM yang berpengetahuan dan keterampilan yang baik ( Ka laboratorium, Ass
Laboratorium, Pengawas praktium, dan Pekarya Laboratorium )
8. memiliki metode pengujian (referensi / litertur, metode standar yang telah diuji
kebenaran)
9. memiliki pencatatan dan pelaporan yang jelas dan akurat ( perencanaan, pengadaan,
penstock, catatan pemakaian bahan / alat ).

2
 Praktikum Kimia Dasar 

Gambar 1. Contoh tata ruang laboratorium

A. BAHAN KIMIA

Sebelum mulai bekerja di laboratorium kimia maka pengetahuan tentang jenis-jenis


bahan kimia harus dikuasai. Sifat – sifat bahan kimia bisa diketahui dari Material Safety Data
Sheet (MSDS). Bahan-bahan kimia memiliki sifat yang beragam dari yang bersifat mudah
terbakar, beracun, mengiritasi, korosif, dan dapat merusak lingkungan.
Bahan kimia dibedakan menjadi 3 jenis :
1. padat
2. cair
3. gas

Bahan berdasarkan kualitas


1. teknis
2. special grade : pro analyses (p.a)
3. special grade : material references (bahan pembanding)

3
 Praktikum Kimia Dasar 

B. BEKERJA DENGAN BAHAN KIMIA

Hal-hal yang harus diperhatikan bila bekerja dengan bahan kimia :


1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
2. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
3. Jangan mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus (cukup
dengan mengkibaskan kearah hidung )
4. Hati-hati kontak dengan bahan kimia karena dapat bereaksi langsung dengan kulit
menimbulkan iritasi (pedih dan gatal)

1. Pemindahan dan pengambilan bahan kimia


Untuk memindahkan atau mengambil bahan kimia perlu diperhatikan hal-hal berikut
ini :
a. Baca label bahan dengan seksama untuk menghindari kesalahan pengambilan bahan
karena ada beberapa bahan yang mempunyai nama hampir sama misalnya antara
asam sitrat dan asam nitrat.
b. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
c. Bila ada sisa bahan saat pengambilan, jangan dikembalikan ke dalam wadahnya
kembali karena bisa mengkontaminasi.

Bahan kimia dapat berupa bahan padat maupun cair, sehingga penanganan kedua
bahan tersebut akan berbeda. Pada saat pengambilan bahan kimia perlu diperhatikan hal-
hal berikut ini :

a. Bahan cair :
1) Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus telapak
tangan memegang botol tersebut, gunakan satu tangan. Tutup botol jangan
diletakkan di atas meja karena kotoran diatas meja bisa mengotori tutup botol
sehingga dapat mencemari bahan kimia.
2) Dengan satu tangan yang lain ambil bahan sesuai kebutuhan, gunakan alat yang
memudahkan pekerjaan seperti pipet volume.
3) Pindahkan cairan menggunakan bantuan batang pengaduk untuk menghindari
percikan.

b. Bahan padat :
1) Gunakan sendok sungu atau alat lain yang sesuai, bukan berasal dari logam.
2) Ambil secukupnya sesuai kebutuhan. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara
berlebihan.
3) Satu sendok untuk satu bahan, jangan mencampurkan sendok untuk mengambil
aneka bahan.

4
 Praktikum Kimia Dasar 

2. Pemanasan bahan kimia


Pada saat bekerja di laboratorium kimia sering kali dilakukan pemanasan bahan.
Pemanasan bisa dilakukan dengan tabung reaksi atau alat gelas kimia lain. Apabila
melakukan pemanasan harus diperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Tabung reaksi
1) Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
2) Api pemanas terletak pada bagian bawah larutan.
3) Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata. Arah mulut tabung reaksi pada
tempat yang kosong agar percikannya tidak mengenai orang lain.

b. Gelas kimia
1) Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
2) Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari
pemanasan mendadak.
3) Jika gelas kimia tersebut berfungsi sebagai penangas air, isikan air seperempatnya
saja supaya tidak tumpah.

C. LAMBANG BAHAN KIMIA

Demi keselamatan kerja di laboratorium perlu dipahami simbol yang menyertai setiap
bahan kimia yang terdapat pada wadahnya. Simbol – simbol tesebut diperlukan untuk
mengetahui sifat bahan sehingga memudahkan penanganannya. Berikut ini beberapa simbol
yang umum kita jumpai pada wadah bahan kimia :
Nama : Flammable (mudah terbakar)
Lambang : F
simbol untuk bahan kimia yang mempunyai titik nyala
rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan
metal panas atau loncatan bunga api.
Penanganan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.
Nama : toxic (beracun)
Lambang : T
Bahan yang bersifat beracun yang dapat menyebabkan
kematian atau sakit yang serius bila terhirup, tertelan, atau
terabsorpsi melalui kulit.
Penanganan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.

5
 Praktikum Kimia Dasar 

Nama : harmful (berbahaya)


Lambang : Xn
Bahan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan
apabila terhirup, tertelan, atau kontak dengan kulit.
Penanganan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.

Nama : explosive (mudah meledak)


Lambang : E
Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas
atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Penanganan : Hindari pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).

Nama : irritant (mudah mengiritasi)


Lambang : I
Bahan yang dapat menyebabkan gatal-gatal, iritasi atau
kulit terbakar.
Penanganan : hindarkan kontak langsung dengan kulit
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

Nama : Corrosive (korosif)


Lambang : C
Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan
iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan
kulit mengelupas.
Penanganan : Jangan sampai terpercik pada Mata
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

Nama : Oxidizing (pengoksidasi)


Lambang : O
Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan
bahan organik dan bahan pereduksi.
Penanganan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : H2O2, KClO4

6
 Praktikum Kimia Dasar 

Nama : Dengerous For the Environment (berbahaya bagi


lingkungan)
Lambang : N
Bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan yang dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem.
Penanganan : Hindari kontak atau bercampur dengan
lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum
bensin

D. PERALATAN LABORATORIUM KIMIA

Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas, gelas dipilih sebagai
bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan. Sifat-sifat
gelas yang menguntungkan antara lain : tembus cahaya atau tembus pandang (opaque),
kaku (rigid), tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga
tidak mudah meleleh, terutama pada pemanasan biasa dibawah 1000C, dan mudah dilas jika
retak dan pecah.
1. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Non Ukur

a. Tabung Reaksi

Digunakan untuk mereaksikan zat, dapat


dipanaskan pada nyala api oksidasi. untuk
tabung reaksi dengan gelas bukan
borosilikat bersifat tidak tahan panas.
Kapasitas yang tersedia 5 ml, 10 ml, 14 ml,
16 ml, 19 ml, 31 ml, 55 ml, 75 ml.

7
 Praktikum Kimia Dasar 

b. Tabung Sentrifugal
Tabung sentrifugal mempunyai bentuk tabung
yang salah satu ujungnya menyerupai kerucut.
Tabung sentrifugal biasanya terbuat dari gelas
walaupun ada juga yang terbuat dari bahan
plastik atau kimia. Tabung ini digunakan unttuk
tempat bahan yang diendapkan dengan alat
sentrifuge.
 Tabung sentrifugal dengan skala
 Tabung sentrifugal tanpa skala
 Tabung sentrifugal dengan penutup ulir atau
skrup
c. Buret (Burette)
Buret adalah alat laboratorium dari bahan gelas berbentuk
silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada
bagian bawahnya. Buret digunakan dalam percobaan
yang memerlukan presisi seperti pada eksperimen titrasi
dengan cara meneteskan sejumlah reagen cairan ke dalam
obyek dalam wadah gelas di bawahnya. Pembacaan skala
harus dilakukan secara seksama pada permukaan
meniskus zat cair. Ukuran skala Buret : Buret Makro (50
ml), Buret semi makro (25 ml) dan buret Mikro (10 ml)

d. Corong
Corong adalah alat laboratorium berbentuk kerucut
dan terdapat bagian seperti tabung yang sempit.
Corong digunakan untuk memindahkan larutan dan
atau menyaring yang biasanya menggunakan kertas
saring.

8
 Praktikum Kimia Dasar 

e. Corong Buchner (Buchner Funnel)


Corong Buchner adalah alat laboratorium yang
terbuat dari porselen, gelas atau plastik yang
digunakan untuk penyaringan vakum. Pada bagian
atas terdapat sebuah silinder dengan dasar yang
berpori. Corong buchner digunakan untuk menyaring
dengan dipasangkan pada labu penyaring dan
pompa penghisap (vacum pump). Keuntungan
menyaring dengan menggunakan corong buchner
adalah lebih cepat jika dibandingkan dengan
penyaring menggunakan corong piala

f. Corong Pisah (Separating Funnel)

Corong pisah adalah peralatan laboratorium dari


gelas yang digunakan dalam proses pemisahan cairan dari
dua fase yang tidak dapat bercampur. larutan yang akan
dipisahkan digojok terlebih dahulu kemudian didiamkan
beberapa saat sampai masing-masing larutan terpisah.
Larutan dengan masa jauh lebih kecil akan berada diatas
sedangkan massa jenis lebih besar akan berada dibawah.
Larutan yang ada dibawah dikeluarkan hati-hati.

g. Pipet Tetes

Terbuat dari gelas dilengkapi karet


digunakan untuk mengambil larutan dalam
jumlah kecil ( tetes )

9
 Praktikum Kimia Dasar 

h. Batang Pengaduk
Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk
larutan atau untuk membantu memindahkan
larutan dari satu wadah ke dalam wadah lain.

i. Desikator
Seperti panci bersusun, dengan pembatas
dibagian tengah. Bagian bawah berisi silica gel
sebagai pengering. Digunakan untuk pengeringan
bahan kimia. Pada penutupnya dilapisi dengan
vaselin untuk menjaga tetap kedap udara.
Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan
vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya
ada katup yang bisa dibuka tutup, yang
dihubungkan dengan selang ke pompa

j. Beaker glass Terbuat dari gelas umumnya terbuat dari


bahan borosilikat dengan skala pada
dindingnya, digunakan untuk menuang,
membuat dan mendidihkan larutan. Dapat
digunakan juga untuk mengukur volume
larutan yang tidak memerlukan tingkat

10
 Praktikum Kimia Dasar 

k. Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask/ Conical Flask)

Terbuat dari gelas borosilikat. Digunakan


ditempat larutan yang dititrasi dalam analisa
volumetri. Bentuk mirip beaker glass memiliki
leher yang sempit, dengan keuntungan
mengurangi penguapan zat cair dalam
pemanasan dan menghindari tumpah ketika
dalam proses pengadukan. Pada sisi luar
terdapat skala yang menunjukan perkiraan

l. Gelas Arloji (Watch Glass)

Terbuat dari gelas sebagai penutup dan


menimbang bahan kimia yang berwujud
padat atau kristal.

m. Labu ukur (Volumetric flask)


Terbuat dari bahan gelas biasa atau dari
bahan borosilikat dengan volume sampai
dengan 2 liter. Untuk membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan dengan akurasi yang

11
 Praktikum Kimia Dasar 

2. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Ukur

a. Gelas Ukur

Terbuat dari bahan gelas biasa, tidak tahan


pemanasan. Digunakan untuk mengukur volume
cairan atau larutan. Jumlah volume berdasarkan
pada volume didalamnya.

Kapasitas yang tersedia :


No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml) Toleransi +/ (ml)
1 5 0,1 0,1
2 10 0,2 0,2
3 25 0,5 0,5
4 50 1,0 1,0
5 100 1,0 1,0
6 250 2,0 2,0
7 500 5,0 5,0
8 1000 10,0 10,0
9 2000 20,0 20,0

b. Pipet Ukur

Terbuat dari bahan gelas biasa, kadang


– kadang terbuat dari bahan borosilikat.
Digunakan untuk mengukur cairan atau
larutan. Jumlah volumenya berdasarkan
volume yang dikeluarkan.

Kapasitas Yang Tersedia :


No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml) Toleransi +/ (ml)
1 0,1 0,01 0,01
2 0,2 0,01 0,01
3 0,5 0,02 0,01
4 1 0,1 0,01

12
 Praktikum Kimia Dasar 

No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml) Toleransi +/ (ml)


5 2 0,1 0,02
6 5 0,1 0,05
7 10 0,1 0,1
8 25 0,2 0,2

c. Pipet Volume

Terbuat dari bahan gelas biasa kadang –


kadang terbuat dari bahan borosilikat.
Digunakan untuk mengukur volume
tepat berdasarkan volume yang
dikeluarkan.

Kapasitas Yang Tersedia :

No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml)


1 1 0,015
2 2-4 0,02
3 5 0,03
4 10 0,04
5 20 0,06
6 25 0,08
7 50 0,1
8 100 0,160

d. Timbangan analitik
Fungsi dan jenis :
- Digunakan untuk menimbang padatan kimia
- Neraca analitis dengan tiga buah lengan
ayun berskala
- Neraca analitis dengan tiga buah lengan
ayun untuk masing-masing skala (10 g, 1 g,
0,01 g, dan 0,0001 g)
- Neraca analitis digital dengan penutup
- Neraca analitis digital model kompak

13
 Praktikum Kimia Dasar 

3. Alat Praktikum Non Gelas dan Alat Penunjang Praktikum

a. Kawat Kassa
kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan
sebagai alas dalam penyebaran panas yang
berasal dari suatu pembakar

Besi yang menyangga ring dan


digunakan untuk menahan kawat
kasa dalam pemanasan.

b. Klemp (clamp)

Klem buret : terbuat dari besi atau baja


untuk memegang buret yang digunakan
untuk titrasi.

c. Pembakar spirtus

Digunakan untuk memanaskan bahan baik


berupa padat maupun cair.

d. Statif

d. Statif

Terbuat dari besi atau baja yang berfungsi


untuk menegakkan buret, corong, corong
pisah dan peralatan gelas lainnya pada
saat digunakan.

14
 Praktikum Kimia Dasar 

d. Pro Pipet (pipet filler)


Digunakan untuk membantu proses
pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang
disertai dengan tanda untuk menyedot
cairan (suction), mengambil udara (aspirate)
dan mengosongkan (empty).

e. Water Bath

Fungsi utama water bath adalah untuk


menciptakan suhu yang konstan dan
digunakan untuk pemanasan, inkubasi
dan penguapan.

Latihan

Sebelum Anda melakukan praktikum kimia dasar, pahami prinsip-prinsip bekerja di


laboratorium. Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban
latihan anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) Hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum bekerja di laboratorium ?
2) Bagaimana prinsip mengambil dan memindahkan bahan kimia untuk percobaan ?
3) Bagaimana prinsip pemanasan bahan kimia dengan menggunakan gelas ukur dan gelas
kimia ?
4) Mengapa sebelum mengambil bahan kimia harus membaca dengan seksama label dan
kode yang tertera ?
5) jelaskan alat ukur dan non ukur yang akan digunakan untuk praktikum dengan titrasi ?

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 1 Topik 1 dengan
seksama.

15
 Praktikum Kimia Dasar 

Ringkasan

Laboratorium merupakan unit penunjang kegiatan belajar mengajar di perguruan


tinggi yang memiliki peranan penting. laboratorium merupakan alat penting untuk
mendapatkan data tentang kuantitas maupun kualitas dari, bahan murni, bahan berkhasiat
yang terdapat dalam obat (sintetik maupun tradisional), makanan, minuman dan lainnya.
Ada persyaratan minimal yang harus dipenuhi suatu laboratorium agar dapat menjalankan
fungsinya diantaranya adalah bangunan, tata ruang, alat keselamatan, fasilitas alat dan
bahan yang memadai, sumber daya manusia yang sesuai, metode pengujian dan sistem
dokumentasi yang baik. Pengenalan jenis bahan kimia seperti padat, cair, dan gas, dan
berdasarkan kualitasnya seperti teknis atau pro analisis harus diketahui. Prinsip bekerja
seperti mengambil dan memindahkan bahan kimia, teknik pemanasan juga harus dipelajari.
Pengetahuan tentang kode bahan kimia dan jenis-jenis alat laboratorium harus diketahui
oleh semua praktikan.

16
 Praktikum Kimia Dasar 

Kegiatan Praktikum 2
Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap saat. Setiap
bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penangangan tertentu. Sifat
bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi, toksik, dan mudah terbakar. Sedapat
mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari. Untuk
menghindari bahaya kontaminasi bahan kimia hendaklah setiap personel yang terlibat dalam
kegiatan di laboratorium kimia harus memahami budaya kesehatan dan keselamatan kerja
(K3).
Pemahaman tentang K3 mutlak harus dimiliki oleh semua pihak yang terlibat pada
kegiatan praktikum kimia (Praktikan, Laboran, Instruktur). Sumber-sumber bahaya yang
perlu diwaspadai selama di laboratorium kimia meliputi :
1. bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak, dan karsinogenik
2. alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan sengatan listrik seperti
kompor, alat pemanas, oven, lampu dan sebagainya
3. Alat-alat gelas yang mudah pecah yang berpotensi melukai tubuh.
4. Pemanas air atau minyak yang dapat memercik

A. TAHAPAN BEKERJA DI LABORATORIUM

Untuk menghindari kecelakaan selama bekerja di laboratorium maka perlu


diperhatikan setiap tahapan dalam bekerja :

1. Tahap persiapan
a. Setiap praktikan harus paham setiap tahapan yang akan dikerjakan dalam
praktikum dimulai dari persiapan praktikum, mengetahui tujuan praktikum, cara
kerja, paham tindakan yang harus dilakukan dan dihindari saat kerja di misalnya
menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api, membuang sampah
dan limbah praktikum pada tempat yang telah ditentukan.
b. Mengetahui jenis bahan yang digunakan dalam praktikum dan sifat-sifat bahannya.
Apakah bersifat mudah terbakar, toksik, karsinogenik dan paham cara
penanganannya.
c. Mengetahui setiap alat yang akan digunakan dan memahami cara kerja setiap alat.
d. Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium berwarna
putih, kacamata google, sarung tangan karet, sepatu, masker, dan sebagainya
sesuai kebutuhan praktikum.

17
 Praktikum Kimia Dasar 

2. Tahap Pelaksanaan
a. Praktikan menggunakan pelindung seperti kaca mata, baju jas laboratorium,
sepatu (jangan memakai sandal) dan tidak memakai perhiasan yang berlebihan
b. ketahui letak alat pengaman laboratorium
c. Sebelum mengambil pereaksi baca etiket setiap botol pereaksi dengan cermat.
d. Mengambil dan menggunakan bahan kimia secukupnya karena dapat mencemari
lingkungan
e. Jangan mencium bahan kimia secara langsung, tetapi cium bau zat kimia dengan
cara mengibaskan dengan tangan terlebih dahulu.
f. Bila tidak ada perintah untuk mencicipi rasa bahan kimia, jangan melakukannya,
tetap berprinsip bahwa semua bahan kimia di laboratorium itu berbahaya.
g. Tidak diperkenankan makan dan minum selama di laboratorium karena beresiko
untuk tercemar zat kimia.
h. Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan yang
digunakan.
i. Pilihlah alat gelas yang tidak retak / pecah supaya terhindar dari bahaya luka gores
j. Bunsen / lampu spiritus harus dimatikan jika sudah tidak dipakai.
k. Gunakan lemari asam jika bekerja dengan zat kimia yang menghasilkan uap
beracun.
l. Jika anda mengerjakan asam kuat maka harus menuangkan asam kedalam air
secara perlahan – lahan sambil diaduk, jangan sebaliknya karena akan
menimbulkan percikan berbahaya bagi kita.
m. Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang diperlukan

3. Tahap Penutupan
a. Cuci dan keringkan setiap alat yang telah digunakan sebelum disimpan
b. Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan ke tempat semula.
c. Mematikan peralatan listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan rapat
(dengan tutupnya semula).
d. Bersihkan meja dan area tempat kerja
e. Keluarlah dari laboratorium dengan tertib.

B. PENANGANAN LIMBAH BAHAN KIMIA

Sisa-sisa bahan kimia yang telah digunakan dalam setiap percobaan kimia perlu
penanganan khusus karena limbah bahan kimia dapat mencemari lingkungan. Penanganan
khusus untuk limbah bahan kimia diantaranya adalah :
1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan
2. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
3. Kenali jenis bahan kimia dan buang sesuai jenisnya pada tempat yang disediakan
4. Limbah organik dan anorganik harus dipisahkan agar dapat ditangani dengan tepat

18
 Praktikum Kimia Dasar 

5. Limbah cair yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang dengan
pengenceran air yang banyak.
6. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol khusus dan
diberi label yang jelas.

C. PENANGANAN BILA TERKENA BAHAN KIMIA

Bekerja di laboratorium dengan bahan kimia dan alat-alat gelas sangat memungkinkan
terjadinya kecelakaan kerja meskipun telah bekerja dengan hati-hati. Penanganan terhadap
kecelakaan kerja di laboratorium sangat perlu dikuasai oleh praktikan maupun petugas di
laboratorium. Bila terjadi kecelakaan kerja perhatikan hal-hal berikut ini :
1. Tetap tenang dan jangan panik
2. Segera minta bantuan teman atau petugas laboratorium yang ada di dekat anda, untuk
mengantisipasi kejadian kecelakaan kerja maka tidak diperkanankan bekerja sendirian
di laboratorium
3. Kenali bahan kimia yang mengenai tubuh agar dapat ditangani dengan tepat.
4. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan kimia, bila perlu
bilas dengan air mengalir
5. Bila terkena tumbahan bahan kimia di kulit, jangan digaruk agar tidak menyebar
6. Bawalah keluar ruangan supaya banyak menghirup oksigen.
7. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat bila membutuhkan penanganan lebih
lanjut.

Contoh penanganan kecelakaan kerja di laboratorium :


1. Bahan asam pada kulit dan baju: cuci dengan air sebanyak banyaknya kemudian
netralkan dengan amoniak dengan konsentrasi 5 %
2. Bahan basa pada kulit dan baju: Cuci dengan air sebanyak – banyaknya kemudian
netralkan dengan larutan asam borat 4 % atau asam asetat 1 %
3. Asam kuat masuk mulut: Keluarkan asam itu dan mulut dicuci dengan air sebanyak –
banyaknya kemudian netralkan dengan larutan NaHCO3 5 % kumur dan buang
4. Basa kuat masuk mulut: Keluarkan basa itu dan mulut dicuci dengan air sebanyak –
banyaknya kemudian netralkan dengan larutan asam asetat 4 % dengan cara berkumur
– kumur dan berilah mineral oil pada bibir untuk mencegah terjadi dehidrasi dan
pembengkakan
5. Luka tergores karena pecahan alat gelas atau benda tajam Bersilah luka dari debu
kemudian cuci dengan alkohol 70 % dengan menggunakan kapas keringkan dan berilah
iodium tinctur 2 %

19
 Praktikum Kimia Dasar 

D. PENANGANAN BILA TERJADI KEBAKARAN DI LABORATORIUM

Di laboratorium banyak terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar, sehingga


penanganan pertama terhadap kebakaran harus dapat diketahui oleh para praktikan dan
petugas laboratorium. Hal-hal yang harus diketahui saat terjadi kebakaran adalah :
1. Tetap tenang dan Jangan Panik
2. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
3. Identifikasi bahan yang terbakar sesuai kelasnya (A, B, atau C) padamkan dengan kelas
pemadam yang sesuai (Contohnya kebakaran bahan kelas B seperti bensin, minyak
tanah dll maka tidak boleh disiram dengan air)
4. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung dengan
sapu tangan.
5. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
6. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran, oleh karenanya nomor telpon pemadam kebakaran
harus ada di laboratorium

E. PERALATAN KESELAMATAN KERJA

1. Jas laboratorium
Pakaian kerja untuk melindungi tubuh dari percikan
bahan kimia. Dipilih warna putih untuk memudahkan
sensitivitas warna bila ada tumpahan bahan kimia.

2. Sepatu
Sepatu untuk melindungi kaki dari resiko
tumpahan bahan kimia. Gunakan sepatu dari
bahan yang tidak mudah terbatar. Jangan
menggunakan sandal atau sepatu sandal yang
terbuka karena akan beresiko terkena tumpahan
bahan kimia.

20
 Praktikum Kimia Dasar 

3. Kacamata pelindung (googles)


Kacamata digunakan untuk melindungi mata dan
wajah dari paparan bahan kimia. Pada saat
bekerja di laboratorium kimia hindari
menggunakan lensa kontak karena asap/uap
dapat menumpuk dibawah kontak lensa yang
dapat menimbulkan kerusakan mata.

4. Sarung tangan (gloves)


Digunakan untuk melindungi tangan kontak
langsung dengan bahan kimia atau panas. Bahan
yang digunakan bisa berasal dari karet alam, karet
neopran, karet nitril, asbes dan lain-lain dengan
mutu dan ketebalan yang beragam

5. Masker
Masker digunakan untuk menghindari dari
terhirupnya partikel-partikel bahan kimia. Pada
saat bekerja dengan asam kuat dan basa kuat
wajib menggunakan masker.

6. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

21
 Praktikum Kimia Dasar 

Merupakan peralatan pertolongan pertama dalam


menangani bahaya kebakaran
Tipe :
1. Air (water)
2. Busa (foam)
3. Bubuk Kimia Kering
4. Karbondioksida kering
5. Cairan dalam uap
6. Bahan Kimia Basah

Latihan

Sebelum Anda melakukan praktikum kimia dasar, pahami prinsip-prinsip keselamatan


dan kesehatan kerja. Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan
jawaban latihan anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) Sumber bahaya apakah yang harus anda waspadai selama bekerja di laboratorium
kimia dasar dan bagaimanakah cara pencegahannya ?
2) Alat pelindung diri apakah yang harus anda gunakan saat akan mengambil bahan kimia
asam kuat ?
3) Bagaimana cara menangani tumpahan bahan asam pada baju atau kulit ?
4) Apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran di laboratorium ?
5) Bagaimana menangani limbah bahan kimia ?

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 1 Topik 2 dengan
seksama.

22
 Praktikum Kimia Dasar 

Daftar Pustaka

Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Khamidinal, 2009, Teknik Laboratorium Kimia,Pustaka Pelajar, Jogjakarta
Sunarto, Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia, Pendidikan MIPA
UNY, Jogjakarta

23
 Praktikum Kimia Dasar 

MODUL II
ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN I DAN II
Wardiyah, M.Si, Apt

Analisis kimia merupakan pemisahan suatu senyawa kimia menjadi bagian-bagian


terkecilnya, penetapan unsur-unsurnya maupun zat asing yang mungkin terkandungnya.
Teknik analisis dibedakan menjadi :
1. Analisis kualitatif
Merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawa-
senyawa yang ada di dalam sampel. Analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk
mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel

2. Analisis kuantitatif
Adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar) absolut atau relatif dari suatu
elemen atau spesies yang ada di dalam sampel

3. Analisis struktur
Adalah penentuan letak dan pengaturan ruang tempat atom dalam suatu elemen atau
molekul,
serta identifikasi gugus-gugus karakteristik (gugus-gugus fungsional) dalam suatu
molekul.

Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion /
kation suatu larutan.
Kation adalah ion yang bermuatan positif. Kation dikelompokkan dalam lima
golongan berdasarkan reaksi kation tersebut terhadap reagensia tertentu dengan
membentuk endapan atau tidak. Sehingga klasifikasi kation didasarkan pada perbedaan
kelarutan kation tersebut terhadap klorida, sulfida, dan karbonat. Reagensia golongan yang
dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
ammonium sulfida, dan ammonium karbonat.
Pada bab 2 ini akan membahas tentang analisis kimia kualitatif untuk kation,
sedangkan analisis kualitatif untuk anion akan dipelajari dalam bab berikutnya. Analisis
kation digolongkan dalam lima kelompok kation yaitu kation golongan I sampai dengan
golongan V. Pada bab 2 ini akan dibicarakan tentang kation golongan I dan II yang akan
disajikan dalam dua topik. Sedangkan kation golongan III, IV dan V akan dibahas di bab 3.
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida,
sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.

24
 Praktikum Kimia Dasar 

Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi kation yang
terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk
setiap kation yang terdapat dalam sampel.
Praktikum analisa kualitatif kation akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Mahasiswa akan diberikan 6 (enam) sampel kation tiap pertemuan. Mahasiswa dapat
mengidentifikasi sampel dengan mereaksikan sampel dengan larutan pereaksi yang sesuai.
Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan (putih atau berwarna), gas (berbau/tidak),
atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat membedakan antara kation satu dengan yang lain
dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel

25
 Praktikum Kimia Dasar 

Kegiatan Praktikum 1
Identifikasi Kation Golongan 1

Kation golongan I akan membentuk endapan dengan asam klorida. Yang termasuk
kation golongan I adalah timbal (II) Pb2+, merkurium (I) Hg+, dan perak (I) Ag+. Pada bab ini
akan dilakukan identifikasi kation golongan I dari timbal (II) Pb2+ dan perak (I) Ag+.

A. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation
golongan I yaitu Pb2+ dan Ag+ yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat
menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel.

B. PETUNJUK

Setelah mempelajari tentang jenis dan reaksi kation golongan I mahasiswa diharapkan
dapat mengidentifikasi beberapa contoh kation golongan I yang akan diberikan dalam
bentuk larutan sampel. Mahasiswa akan mereaksikan sampel-sampel tersebut dengan
pereaksi tertentu kemudian hasil reaksi dicatat dalam lembar kerja praktikum dibandingkan
dengan dugaan hasil reaksi kation tersebut. Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan
(putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat
membedakan antara kation satu dengan yang lain dalam satu golongan maupun dengan
golongan lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat
dalam sampel.

C. ALAT DAN BAHAN :

Alat :
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen

Bahan :
1. Larutan sampel kation Pb2+dan Ag+.
2. Larutan pereaksi :
3. NaOH encer
4. HCl encer
5. KI encer
6. Na2S2O3

26
 Praktikum Kimia Dasar 

7. NH4OH
8. CH3COONH4
9. CH3COOH
10. K2CrO4

D. CARA KERJA

1. Identifikasi timbal (II) Pb2+


a. Ambil larutan sampel ± 3 ml masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan HCl encer
akan terbentuk endapan putih, bagi dalam tiga tabung lain masing-masing
tambahakan dengan air panas, HCl pekat dan amonium asetat, endapan yang
terbentuk akan larut
b. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH encer maka akan terbentuk
endapan putih, pada tabung yang sama tambahkan kembali NaOH berlebih
sehingga endapan akan larut.
c. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan Dengan asam Sulfat encer akan terbentuk
endapan putih, kemudian tambahkan amonium asetat panas sehingga endapan
akan larut
d. Ambil larutan sampel ± 3 ml masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan dengan
K2CrO4 akan terbentuk endapan kuning, bagi dalam 4 tabung reaksi tambahkan
kembali masing-masing dengan HNO3, NaOH, CH3COOH, dan NH4OH. Pada
penambahan HNO3 dan NaOH endapan yang terbentuk akan larut, tetapi endapan
tidak larut dengan penambahan CH3COOH, dan NH4OH.
e. Catat dalam lembar kerja semua hasil pengamatan.

Reaksi pada Pb2+

1. Pb(NO3)2 + 2HCl → PbCl2 ↓ (Putih) + 2HNO3


PbCl2 + 2HCl(p) → H2(PbCl4)
PbCl2 + 2CH3COONH4 → Pb(CH3COO)2 + 2NH4Cl

2. Pb(NO3)2 + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓ (Putih) + 2NaNO3


Pb(OH)2 + 2NaOH → Na2(PbO2) + 2H2O

3. Pb(NO3)2 + H2SO4 → PbSO4 ↓ (Putih) + 2HNO3


PbSO4 + 2CH3COONH4 → Pb(CH3COO)2 + (NH4)2SO4

4. Pb(NO3)2 + K2CrO4 → PbCrO4 ↓ (Kuning) + 2KNO3


PbCrO4 + 2HNO3 → Pb(NO3)2 + H2CrO4 (Lar. Kuning)
PbCrO4 + 4NaOH → K2PbO2 + N2CrO4 + 2H2O (idem)
PbCrO4 + CH3COOH → Tidak Larut

27
 Praktikum Kimia Dasar 

PbCrO4 + NH4OH → Tidak Larut


2. Identifikasi raksa (I) Ag+
a. Ambil larutan sampel ± 3 ml masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan HCl encer
akan terbentuk endapan putih, bagi dalam dua tabung, tambahkan pada masing-
masing tabung dengan asam nitrat dan amonia encer. Endapan AgCl yang
terbentuk akan larut dalam amonia tetapi tidak larut dengan penambahan asam
nitrat.
b. Ambil larutan sampel ± 3 ml tambahkan NaOH encer maka akan terbentuk
endapan coklat dari Ag2O, bagi hasil reaksi dalam tiga tabung reaksi, tambahkan
pada masing-masing tabung dengan NaOH berlebih, amonia, dan asam nitrat.
Penambahan dengan NaOH berlebih endapan Ag2O akan sukar larut, tetapi akan
larut dengan amonia dan asam nitrat.
c. Ambil larutan sampel ± 3 ml tambahkan larutan KI maka akan terbentuk endapan
kuning dari AgI, bagi hasil reaksi dalam 2 tabung tambahkan masing-masing dengan
Natrium thiosulfat dan amonia. Endapan AgI akan larut dalam Natrium thiosulfat
dan tidak larut dalam amonia.
d. Ambil larutan sampel ± 3 ml tambahkan larutan Kalium Kromat maka akan
terbentuk endapan merah dari AgCrO4, bagi hasil reaksi dalam 2 tabung
tambahkan masing-masing dengan Asam nitrat encer dan amonia. Endapan AgCrO 4
akan larut dalam Asam nitrat encer dan amonia.
e. Catat dalam lembar kerja semua hasil pengamatan.

Reaksi pada Ag+

AgNO3 + HCl → AgCl ↓ (Putih) + HNO3


AgCl + HNO3 → Tidak Larut
AgCl + 2NH3(e) → [Ag(NH3)2]Cl + 2H2O

2AgNO3 + 2NaOH → Ag2O ↓ (Coklat Hitam) + 2NaNO3 + H2O


Ag2O + 2NaOH → Tidak Larut
Ag2O + 2HNO3 → 2 AgNO3 + H2O
Ag2O + 4NH3 + H2O → 2 [Ag(NH3)2]+ + 2 OH-

AgNO3 + KI → AgI ↓ (Kuning) + KNO3


AgI + 2Na2S2O3 → Na3[Ag(S2O3)2] + NaI
AgI + NH4OH(e/p) → Tidak Larut

2AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 ↓ (Merah Bata) + 2KNO3


Ag2CrO4 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2CrO4 (Larutan Kuning)
Ag2CrO4 + 4NH4OH → [Ag(NH3)2]2CrO4 + 4H2O

28
 Praktikum Kimia Dasar 

E. HASIL PENGAMATAN

NO KATION PROSEDUR PENGAMATAN DUGAAN HASIL PARAF KET


1 Pb2+ 1. HCl encer endapan putih +
+ Air panas endapan larut +
+ HCl pekat endapan larut +
+ endapan larut +
Amm.asetat
endapan putih +
2. NaOH encer endapan larut +
+ NaOH >>>
endapan putih +
3. H2SO4 encer endapan larut +
+
Amm.asetat
panas endapan kuning
larutan kuning +
4. K2CrO4 larutan kuning +
+ HNO3 endapan tidak +
+ NaOH larut +
+ CH3COOH endapan tidak +
+ NH4OH larut
2 Ag + 1. HCl encer endapan putih +
+ NH3 encer endapan larut +
+ HNO3 endapan tidak +
larut
2. NaOH +
+NaOH >>> endapan coklat +
+ HNO3 endapan tidak +
+ NH4OH larut +
endapan larut
3. KI endapan larut +
+ 2Na2S2O3 endapan kuning +
+ NH4OH(e/p) endapan larut +
endapan tidak
4. K2CrO4 laru +
+ 2HNO3 endapan merah +
+ 4NH4OH endapan larut +
endapan larut

29
 Praktikum Kimia Dasar 

Latihan

Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan
Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) jelaskan dasar penggolongan kation golongan I
2) sebutkan 3 cara identifikasi Pb2+
3) sebutkan 3 cara identifikasi Ag +
4) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Pb2+
5) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Ag +

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 2 Topik 1 dengan
seksama.

30
 Praktikum Kimia Dasar 

Kegiatan Praktikum 2
Identifikasi Kation Golongan II

Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Yang termasuk kation golongan
II adalah merkurium (II) Hg2+, tembaga (II) Cu2+, bismut Bi3+, kadmium Cd2+, arsenik As3+,
stibium Sb3+, stibium Sb5+, timah Sn2+, timah Sn4+. Topik ini akan membahas kation golongan
II Hg2+dan Cu2+.

A. TUJUAN :

Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation
golongan II Hg2+dan Cu2+ yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat
menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel

B. PETUNJUK

Setelah mempelajari tentang jenis dan reaksi kation golongan II mahasiswa diharapkan
dapat mengidentifikasi beberapa contoh kation golongan II yang akan diberikan dalam
bentuk larutan sampel. Mahasiswa akan mereaksikan sampel-sampel tersebut dengan
pereaksi tertentu kemudian hasil reaksi dicatat dalam lembar kerja praktikum dibandingkan
dengan dugaan hasil reaksi kation tersebut. Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan
(putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat
membedakan antara kation satu dengan yang lain dalam satu golongan maupun dengan
golongan lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat
dalam sampel.

C. ALAT DAN BAHAN :

Alat :
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen

Bahan :
1. Larutan sampel kation Hg2+dan Cu2+.
2. Larutan pereaksi :
3. NaOH encer
4. HCl encer

31
 Praktikum Kimia Dasar 

5. KI encer
6. NH4OH
7. NH4Cl

D. CARA KERJA

1. Identifikasi merkurium (II) Hg2+


a. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH encer maka akan terbentuk endapan
kuning
b. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan KI akan terbentuk endapan merah.
c. dari reaksi no 2, ambil ± 1 ml tambahkan KI berlebih, endapan merah yang terbentuk
dari reaksi no 2 akan larut.
d. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NH4OH akan terbentuk endapan putih
e. dari reaksi no 4, ambil ± 1 ml tambahkan larutan panas NH4Cl, endapan putih dari
reaksi dengan NH4OH akan larut.

Reaksi pada Hg2+

HgCl2 + 2NaOH → Hg(OH)2 + 2NaCl


Hg(OH)2 + H2O → HgO ↓ (Kuning) + 2H2O
HgCl2 + 2KI → HgI2 ↓ (Merah) + 2KCl
HgI2 ↓ + 2KI → K2(HgI4) (Bening) Pereaksi Nessler
HgCl2 + 2NH3 → Hg(NH2)Cl ↓ (Putih) + NH4Cl
Hg(NH2)Cl + NH4Cl → HgCl2 + 2NH3 (Larut)
Hg(NH2)Cl + 2HNO3 → Hg(NO3)2 + NH4Cl

2. Identifikasi Cu2+
a. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH encer maka akan terbentuk endapan
biru.
b. dari hasil reaksi no 1, ambil sebagian (± 1 ml), panaskan, endapan biru akan
berubah menjadi hitam
c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan KI encer maka akan terbentuk endapan
putih
d. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan KCNS encer maka akan terbentuk endapan
hitam

Reaksi pada Cu2+


CuSO4 + 2NaOH → Cu(OH)2 ↓ (Biru) + Na2SO4
Cu(OH)2 → CuO ↓ (Hitam) + H2O
CuSO4 + 2KI → K2SO4 + CuI2 (Putih / coklat tua)

32
 Praktikum Kimia Dasar 

2CuSO4 + K4[Fe(CN)6] → Cu2[Fe(CN)6] ↓ (Coklat Merah) + 2K2SO4


CuSO4 + 2KCNS → Cu(CNS)2 ↓ (Hitam) + K2SO4

E. HASIL PENGAMATAN

NO KATION PROSEDUR PENGAMATAN DUGAAN HASIL PARAF KET


1 Hg 2+ NaOH a. endapan kuning +
KI b. endapan merah +
KI berlebih endapan larut +
NH4OH c. endapan putih +
HCl panas endapan larut +
2 Cu 2+ a. NaOH a. endapan biru +
dipanaskan endapan larut +
b. KI b. endapan putih +
c. KCNS c. endapan hitam +

Latihan

Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan
Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) jelaskan dasar penggolongan kation golongan II
2)
sebutkan 3 cara identifikasi Hg2+
3) sebutkan 3 cara identifikasi Cu 2+
4) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Hg2+
5) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Cu 2+

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 2 Topik 2 dengan
seksama.

33
 Praktikum Kimia Dasar 

Daftar Pustaka

Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Gandjar, I.G., Rohman A, 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi, Cipta Kreasi
Bersama, Jakarta
Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri,
Gadjah mada University Press, Jogjakarta
Svhela G, 1994, Buku teks Analisa An Organik Kualitatif Mikro dan Makro. Penerjemah
Setyono L , Hadyana, Kalman Media Pusaka, Jakarta

34
 Praktikum Kimia Dasar 

MODUL III
ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN III, IV DAN V
Wardiyah, M.Si, Apt

Pada Bab 2 sudah dibahas kation golongan I dan II, sedangkan kation golongan III, IV,
dan V akan dibahas pada Bab 3 ini. Penggolongan kation golongan III berdasarkan pada sifat
dari kation ini yang tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Tetapi kation golongan III membentuk endapan
dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal.
Kation golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation
golongan ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation golongan V adalah kation-kation
yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya.

35
 Praktikum Kimia Dasar 

Kegiatan Praktikum I
Analisa Kualitatif Kation Golongan III
Wardiyah, M.Si, Apt

Kation golongan III adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III),
aluminium, zink, dan mangan (II). Yang akan dipelajari dalam topik ini adalah Zn2+, Fe2+, Fe3+,
dan Al3+ .

A. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation
golongan III yaitu Zn2+, Fe2+, Fe3+, Al3+ yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan
dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel.

B. PETUNJUK

Setelah mempelajari tentang jenis dan reaksi kation golongan III mahasiswa
diharapkan dapat mengidentifikasi beberapa contoh kation golongan III yang akan diberikan
dalam bentuk larutan sampel. Mahasiswa akan mereaksikan sampel-sampel tersebut dengan
pereaksi tertentu kemudian hasil reaksi dicatat dalam lembar kerja praktikum dibandingkan
dengan dugaan hasil reaksi kation tersebut. Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan
(putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat
membedakan antara kation satu dengan yang lain dalam satu golongan maupun dengan
golongan lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat
dalam sampel.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen

Bahan :
1. Larutan sampel kation Zn2+, Fe2+, Fe3+, dan Al3+.

36
 Praktikum Kimia Dasar 

2. Larutan pereaksi :
3. NaOH encer
4. K-ferrosianida
5. K-ferrisianida
6. KCNS
7. NH4OH
8. Natrium asetat (CH3COONa)
9. Natrium fosfat (Na2HPO4)
10. HCl

D. CARA KERJA

1. Identifikasi Zn2+
a. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH encer maka akan terbentuk
endapan putih seperti gel.
b. dari hasil reaksi nomor 1 ambil sebagian kemudian tambahkan kembali dengan
NaOH, endapan yang terbentuk akan larut dalam NaOH berlebih
c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan K-ferrosianida akan
terbentuk endapan berwarna putih
d. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NH4OH encer maka akan terbentuk
endapan putih gel (seperti pada reaksi no 1).
e. dari hasil reaksi nomor 4 ambil sebagian kemudian tambahkan kembali dengan
NH4OH, endapan yang terbentuk akan larut dalam NH4OH berlebih

Reaksi pada Zn2+


ZnCl2 + 2NaOH → Zn(OH)2 ↓ (Putih Gel) + 2NaCl
Zn(OH)2 + 2NaOH → Na2(ZnO2) + 2H2O
2ZnCl2 + K4[Fe(CN)6] → Zn2[Fe(CN)6] ↓ (Putih) + KCl
ZnCl2 + 2NH4OH → Zn(OH)2 ↓ (Putih Gel) + 2NH4Cl
Zn(OH)2 + 4NH4OH → Zn(NH3)4(OH)2 + 4H2O

2. Identifikasi Besi (II) Fe2+


a. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan K-Ferrosianida maka akan terbentuk
endapan yang berubah menjadi kebiru-biruan
b. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan K-Ferrisianida maka akan terbentuk
endapan biru
c. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH maka akan terbentuk endapan
berwarna hijau kotor.

Reaksi pada Fe2+


FeSO4 + K4[Fe(CN)6] → K2Fe[Fe(CN)6] ↓ (Putih→Biru Muda) + K2SO4

37
 Praktikum Kimia Dasar 

FeSO4 + K3[Fe(CN)6] → KFe[Fe(CN)6] ↓ (Biru Tua) + K2SO4


FeSO4 + 2NaOH → Fe(OH)2 ↓ (Hijau Kotor) + Na2SO4

3. Identifikasi Besi (II) Fe3+


a. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan K-Ferrosianida maka akan terbentuk
endapan biru
b. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan K-Ferrisianida maka akan terbentuk
endapan coklat
c. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan KCNS maka akan terbentuk endapan
berwarna merah.
d. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH maka akan terbentuk endapan
berwarna coklat.

Reaksi pada Fe3+


FeCl3 + K4[Fe(CN)6] → KFe[Fe(CN)6] ↓ (Biru) + 3KCl
FeCl3 + K3[Fe(CN)6] → Fe[Fe(CN)6] ↓ (Coklat) + 3KCl
FeC3 + KCNS → [Fe(CNS)]C2 (Merah Darah) + KCl
FeCl3 + 3NaOH→ Fe(OH)3 ↓ (Coklat) + 3NaCl

4. Identifikasi Al3+
a. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan NaOH akan terbentuk endapan
putih seperti gel.
b. dari reaksi no 1, ambil sebagian hasil reaksi kemudian tambahkan NaOH berlebih,
endapan yang terbentuk akan larut.
c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan NH4OH akan terbentuk endapan
putih seperti gel.
d. dari reaksi no 3, ambil sebagian hasil reaksi kemudian tambahkan NH4OH berlebih,
endapan yang terbentuk tidak larut.
e. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan CH3COONa pada awalnya tidak
akan terbentuk endapan tetapi setelah dipanaskan akan terbentuk endapan yang
akan larut kembali setelah dingin.
f. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan Na2HPO4 akan terbentuk endapan
putih
g. dari hasil reaksi no 4 ambil sebagian dan tambahkan dengan asam kuat encer (HCl
encer) endapan yang terbentuk akan larut.

Reaksi pada Al3+


AlCl3 + 3NaOH → Al(OH)3 ↓ (Putih Gel) + 3NaCl
Al(OH)3 + 3NaOH → Na3AlO3 + 3H2O
AlCl3 + 3NH4OH → Al(OH)3 ↓ (Putih Gel) + 3NH4Cl
Al(OH)3 + 3NH4OH → Tidak Larut

38
 Praktikum Kimia Dasar 

AlCl3 + 3CH3COONa → Al(CH3COO)3 + 3NaCL


Al(CH3COO)3 + 2H2O→ [AL(OH)2CH3COO] ↓ + 2CH3COOH
AlCl3 + 2Na2HPO4 → AlPO4 ↓ + 3NaCl + NaH2PO4
AlPO4 + 3HCl → AlCl3 + H3PO4

E. HASIL PENGAMATAN

N KATIO DUGAA HASI PARA KE


PROSEDUR PENGAMATAN
O N N L F T
1. Zn 2+ 1. NaOH 1. endapan +
NaOH berlebih putih +
endapan larut
2. K-ferrosianida
2. endapan +
3. NH4OH putih
NH4OH
berlebih 3. endapan +
putih +
endapan larut
2. Fe 2+ 1. K-ferrosianida 1. endapan +
kebiruan
2. K-
Ferrisianida 2. endapan biru +
tua
3. NaOH
3. endapan hijau +
kotor

3. Fe 3+ 1. K-ferrosianida 1. endapan biru +

2. K-ferrisianida 2. endapan coklat


+
3. KCNS 3. endapan Merah

4. 4. NaOH 4. endapan coklat +

+
3+
4. Al 1. NaOH 1. endapan +

39
 Praktikum Kimia Dasar 

N KATIO DUGAA HASI PARA KE


PROSEDUR PENGAMATAN
O N N L F T
NaOH berlebih putih +
2. endapan
2. NH4OH larut
NH4OH +
berlebih 3. endapan +
putih
endapan tidak
3. CH3COONa larut
Dipanaskan +
tak mengendap
4. Na2HPO4 +
HCl encer endapan putih
+
endapan putih +
endapan larut

Latihan

Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan
Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) Bagaimana membedakan kation Fe2+ dan Fe3+ ?
2) Bagaimana membedakan kation Al3+ dan Zn2+ ?
3) sebutkan 3 cara identifikasi Zn 2+
4) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Fe2+
5) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Al3+

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 3 Topik 1 dengan
seksama.

40
 Praktikum Kimia Dasar 

Kegiatan Praktikum 2
Analisa Kualitatif Kation Golongan IV dan V
Wardiyah, M.Si, Apt

Kation golongan IV dan V digolongkan berdasarkan sifatnya yang tidak dapat bereaksi
dengan reagensia-reagensia golongan I, II, dan III. Termasuk dalam kation golongan IV adalah
kalsium, strontium, dan barium. Sedangkan kation golongan V meliputi ion magnesium,
natrium, kalium, amonium, lithium, dan hidrogen.

A. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation
golongan IV dan V yaitu Ca2+, Ba2+, Mg2+ dan NH4 + yang terdapat dalam sampel dengan tepat
dan dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam
sampel.

B. PETUNJUK

Setelah mempelajari tentang jenis dan reaksi kation golongan IV dan V mahasiswa
diharapkan dapat mengidentifikasi beberapa contoh kation golongan IV dan V yang akan
diberikan dalam bentuk larutan sampel. Mahasiswa akan mereaksikan sampel-sampel
tersebut dengan pereaksi tertentu kemudian hasil reaksi dicatat dalam lembar kerja
praktikum dibandingkan dengan dugaan hasil reaksi kation tersebut. Hasil reaksi dapat
berupa terbentuknya endapan (putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala.
Mahasiswa harus dapat membedakan antara kation satu dengan yang lain dalam satu
golongan maupun dengan golongan lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk
setiap kation yang terdapat dalam sampel.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen

Bahan :
1. Larutan sampel kation Ca2+, Ba2+, Mg2+ dan NH4+ .
2. Larutan pereaksi :

41
 Praktikum Kimia Dasar 

3. NaOH encer
4. K-ferrosianida
5. K-ferrisianida
6. KCNS
7. NH4OH
8. Natrium asetat (CH3COONa)
9. Natrium fosfat (Na2HPO4)
10. HCl

D. CARA KERJA

1. Identifikasi Ca2+
a. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan NaOH akan terbentuk endapan
putih
b. dari hasil reaksi no. 1 ambil sebagian, kemudian tambahkan dengan NaOH berlebih
maka endapan yang terbentuk akan larut.
c. ambil larutan sampel ±3 ml tambahkan dengan amonium oksalat ((NH4)2C2O4) akan
terbentuk endapan putih
d. dari reaksi no 3 ambil sebagian pindahkan dalam dua tabung reaksi lain, masing-
masing tambahkan dengan CH3COOH dan HCl. Reaksi dengan CH3COOH endapan
yang terbentuk tidak larut, tetapi reaksi dengan HCl akan melarutkan endapan.
e. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan K-ferrosianida akan terbentuk
endapan putih

Reaksi pada Ca2+


CaCl2 + 2NaOH → Ca(OH)2 ↓ + 2NaCl
Ca(OH)2 + 2NaOH → Larut
CaCl2 + (NH4)2C2O4 → CaC2O4 ↓ (Putih) + 2NH4Cl
CaC2O4 ↓ (Putih) + CH3COOH → Tidak Larut
CaC2O4+ 2HCl → CaCl2 + H2C2O4
CaCl2 + K4[Fe(CN) 6] → CaK2[Fe(CN)6]↓ (Putih) + 2KCl

2. Identifikasi Ba2+
a. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan NaOH, akan terbentuk endapan
putih. Endapan ini tidak larut dalam NaOH berlebih.
b. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan amonium oksalat ((NH4)2C2O4) akan
terbentuk endapan putih
c. dari reaksi no 3 ambil sebagian pindahkan dalam dua tabung reaksi lain, masing-
masing tambahkan dengan CH3COOH panas dan HCl. Reaksi dengan CH3COOH
panas dan HCl akan melarutkan endapan.
d. ambil larutan sampel ±3 ml K-Kromat akan terbentuk endapan berwarna kuning

42
 Praktikum Kimia Dasar 

e. dari reaksi no 4, ambil sebagian hasil reaksi masukkan dalam dua tabung reaksi lain
tambahkan dengan CH3COOH panas dan HCl. Reaksi dengan CH3COOH panas tidak
melarutkan endapan, tetapi reaksi dengan HCl akan melarutkan endapan.
ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan H2SO4 encer akan terbentuk endapan
putih, kemudian ambil sebagian hasil reaksi tambahkan dengan HCl atau HNO3 encer,
endapan tetap terbentuk (tidak larut).

Reaksi pada Ba2+


BaCl + 2NaOH → Ba(OH)2 ↓ (Putih) + 2NaCl
Ba(OH)2 + 2NaOH → Tidak Larut
BaC2 + (NH4)2C2O4 → BaC2O4 ↓ (Putih) + 2NH4Cl
BaC2O4 + 2CH3COOH → (CH3COO)2Ba + H2C2O4
BaC2O4 + 2HCl → BaCl2 + H2C2O4
BaCL2 + K2CrO4 → BaCrO4 ↓ (Kuning) + 2KCL
BaCrO4 + CH3COOH → Tidak Larut
2BaCrO4 + 4HCl → BaCl2 + H2Cr2O7 + H2O
BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 ↓ (Putih) + 2HCl
BaSO4 + 2HCl → Tidak Larut

3. Identifikasi Mg2+
a. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan NaOH, akan terbentuk endapan
putih. Endapan ini tidak larut dalam NaOH berlebih.
b. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan Na 2CO3 akan terbentuk endapan
putih
c. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan larutan dapar (NH4OH + NH4Cl)
dan larutan dinatrium hyidrogen fosfat membentuk endapan putih (NH4Cl untuk
mencegah pengendapan magnesium hidroksida)

Reaksi pada Mg2+


MgSO4 + 2NaOH → Mg(OH)2 ↓ (Putih) + Na2SO4
Mg(OH)2 + NaOH → Tidak Larut
MgSO4 + Na2CO3 → MgCO3 ↓ (Putih) + Na2SO4
MgSO4 + NH4OH + NH4Cl + 2Na2HPO4 → MgNH4PO4 ↓ (Putih) + 2Na2SO4

4. Identifikasi NH4+
a. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan NaOH, akan terbentuk gas amonia
yang dapat dikenali dari baunya dan dapat membirukan kertas lakmus merah
basah.
b. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan larutan KOH dan peraksi Nessler
akan membentuk endapan coklat sampai kuning

43
 Praktikum Kimia Dasar 

c. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan larutan HgCl2 akan terbentuk


endapan putih.

Reaksi pada NH4+


NH4Cl + NaOH → Bening , bila ↑ bau gas Amonia
NH4Cl + NaOH → NaCl + NH4OH
NH4OH  NH3 ↑ + H2O

NH4Cl + 2KOH + 2K2(HgI4) → NH2Hg2I3 ↓ + KCL +5KI + 2H2O
(Nessler) (Kuning →Coklat)

E. HASIL PENGAMATAN
N KATIO DUGAA HASI PARA KE
PROSEDUR PENGAMATAN
O N N L F T
1. Ca 2+ 1. NaOH 1. endapan putih +
NaOH berlebih endapan larut +

2. (NH4)2C2O4
CH3COOH 2. endapan putih +
HCl tidak larut +
3. K4FeCN6 endapan larut +
3. endapan putih +

2. Ba2+ 1. NaOH NaOH 1. endapan +


berlebih putih +
2. (NH4)2C2O4 endapan
CH3COOH tidak larut
HCl +
2. endapan +
3. K2CrO4 putih +
CH3COOH endapan larut
HCl endapan larut +
+
4. H2SO4 HCl 3. endapan
kuning +
endapan tidak
larut +
endapan larut +

4. endapan
putih

44
 Praktikum Kimia Dasar 

N KATIO DUGAA HASI PARA KE


PROSEDUR PENGAMATAN
O N N L F T
endapan tidak
larut
3. Mg2+ 1. NaOH NaOH 1. endapan +
berlebih putih +
endapan
2. Na2CO3 tidak larut
2. endapan +
3. NH4OH + putih
NH4Cl +
3. endapan
putih
4. NH4+ 1. NaOH, 1. bau ammonia +
panaskan lakmus merah +
jadi biru
2. KOH + Nessler 2. ↓coklat +
3. HgCl2 kuning
+
3. endapan
putih

Latihan

Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan
Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) Bagaimana cara identifikasi ion amonium ?
2) sebutkan 3 cara identifikasi Mg2+
3) sebutkan 3 cara identifikasi Ba 2+
4) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Mg2+
5) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Ca 2+

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 3 Topik 2 dengan
seksama.

45
 Praktikum Kimia Dasar 

Daftar Pustaka

Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Gandjar, I.G., Rohman A, 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi, Cipta Kreasi
Bersama, Jakarta
Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri,
Gadjah mada University Press, Jogjakarta
Svhela G, 1994, Buku teks Analisa An Organik Kualitatif Mikro dan Makro. Penerjemah
Setyono L , Hadyana, Kalman Media Pusaka, Jakarta

46
 Praktikum Kimia Dasar 

MODUL IV
ANALISIS ANION
Wardiyah, M.Si, Apt

Analisis anion pada prinsipnya sama seperti pada kation, tetapi analisis anion tidak
mempunyai metode analisis sistematis seperti kation. Pemisahan anion-anion yang
memungkinkan adalah menggolongkannya dalam golongan-golongan utama¸ berdasarkan
pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Pada
analisis anion dilakukan pengamatan terhadap perubahan spesifik dari sampel yang diuji
yang meliputi perubahan warna atau terjadinya gas/bau berdasarkan penambahan asam
sulfat encer atau pekat.
Pada praktikum ini, kelompok anion akan dibagi 2 yaitu:
 Kelompok I meliputi : Cl-, Br-, I- , CNS-, dan S2O32 –
 Kelompok II meliputi : SO42 -, NO3 -, CO32 -, PO43

47
 Praktikum Kimia Dasar 

Kegiatan Praktikum 1
Analisis Anion kelompok 1

A. TUJUAN

Mahasiswa dapat mengidentifikasi anion kelompok 1 yaitu Cl-, Br-, I- , CNS-, dan S2O32 -
yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik
untuk setiap anion yang terdapat dalam sampel.

B. PETUNJUK

Pada praktikum analisa kualitatif anion pertemuan pertaman mahasiswa akan


diberikan 5 (lima) sampel anion yaitu Cl-, Br-, I- , CNS-, dan S2O32 -. Mahasiswa dapat
mengidentifikasi sampel dengan mereaksikan sampel dengan larutan pereaksi yang sesuai.
Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan (putih atau berwarna), gas (berbau/tidak),
atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat membedakan antara anion satu dengan yang lain
dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap anion yang terdapat dalam sampel.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen

Bahan :
1. Larutan sampel
2. Larutan pereaksi anion

D. CARA KERJA

1. Identifikasi Cl-
a. ambil sejumlah larutan sampel anion Cl- tambahkan dengan larutan pereaksi
AgNO3 akan terbentuk endapan putih AgCl.
b. dari hasil reaksi no. 1 pindahkan sebagian dalam dua tabung reaksi lain, masing-
masing tambahkan dengan asam nitrat dan amonia encer. Endapan AgCl tidak akan
larut dalam asam nitrat tetapi larut dalam amonia encer.

48
 Praktikum Kimia Dasar 

c. ambil sejumlah larutan sampel tambahkan asam nitrat, KMnO4, dan kloroform,
kemudian dikocok, reaksi yang terjadi akan menghasilkan gas klor yang tidak
memberikan warna pada lapisan kloroform.

Reaksi pada Cl-

1. NaCl + AgNO3 → AgCl ↓ (Putih) + NaNO3


AgCl + HNO3 → Tidak Larut.
AgCl + 2NH4OH(e) → [Ag(NH3)2]Cl + 2H2O

2. Redoxs:
NaCl + KMnO4 + HNO3(p) + CHCL3 Dikocok → Bening
2KMnO4 + 6HNO3 → 2KNO3 + 2Mn(NO3)2 + 3H2O + 5On
2NaCl + 2HNO3 + On → 2NaNO3 + H2O + Cl2 (gas)
Cl2 + CHCl3 → Larutan CHCl3 bening tidak berwarna.

2. Identifikasi Br-
a. ambil sejumlah larutan sampel anion Br- tambahkan dengan larutan pereaksi
AgNO3 akan terbentuk endapan kuning muda AgBr.
b. dari hasil reaksi no. 1 pindahkan sebagian dalam dua tabung reaksi lain, masing-
masing tambahkan dengan larutan NH4OH encer dan NH4OH pekat. Endapan AgBr
tidak akan larut dalam NH4OH encer tetapi larut dalam NH4OH pekat.
c. ambil sejumlah larutan sampel tambahkan asam nitrat, KMnO4, dan kloroform,
kemudian dikocok, reaksi yang terjadi akan menghasilkan gas brom yang
memberikan warna kuning-merah jingga pada lapisan kloroform.

Reaksi pada Br-


1. KBr + AgNO3 → AgBr ↓ (kuning muda) + KNO3
AgBr + HNO3 → Tidak Larut.
AgBr + NH4OH(e) → Tidak Larut.
AgBr + 2NH4OH(p) → [Ag(NH3)2]Br + 2H2O

2. 2KMnO4 + 6HNO3 → 2KNO3 + 2Mn(NO3)2 + 3H2O +5On


2KBr + 2HNO3 + On → 2KNO3 + H2O + Br2 (gas)
Br2 + CHCl3 → Lapisan CHCl3 berwarna kuning/ coklat

3. Identifikasi I-
a. ambil sejumlah larutan sampel anion I- tambahkan dengan larutan pereaksi AgNO3
akan terbentuk endapan kuning kehijauan dari AgI.

49
 Praktikum Kimia Dasar 

b. dari hasil reaksi no. 1 pindahkan sebagian dalam dua tabung reaksi lain, dan
masing-masing tambahkan dengan larutan HNO 3 dan NH4OH encer atau pekat,
endapan AgI tidak akan larut dalam HNO3 maupun NH4OH .
c. ambil sejumlah larutan sampel tambahkan asam nitrat, KMnO4, dan kloroform,
kemudian dikocok, reaksi yang terjadi akan menghasilkan gas I2 yang memberikan
warna merah muda – ungu (violet).

Reaksi pada
1. KI + AgNO3 → AgI↓ (kuning kehijauan) + KNO3
AgI + HNO3 → Tidak Larut
AgI + NH4OH(e/p) → Tidak Larut

2. 2KMnO4 + 6HNO3 → 2KNO3 + 2Mn(NO3)2 + 3H2O + 5On


2KI + 2HNO3 + On → 2KNO3 + H2O + I2 (Violet)
I2 + CHCl3 → Lapisan CHCl3 berwarna Violet

4. Identifikasi CNS-
a. ambil sejumlah sampel anion CNS- tambahkan dengan larutan FeCl3, akan
terbentuk larutan berwarna merah darah
b. ambil sejumlah larutan sampel sampel anion CNS- tambahkan dengan larutan
AgNO3, akan terbentuk endapan putih. Hasil reaksi tersebut kemudian dibagi
dalam 2 tabung reaksi lain, masing-masing ditambahkan dengan asam nitrat dan
NH4OH, reaksi dengan asam nitrat endapan putih dari AgCNS tidak akan larut,
sedangkan reaksi dengan NH4OH akan melarutkan endapan.
c. ambil sejumlah sampel anion CNS- tambahkan dengan larutan CuSO4 , akan
terbentuk endapan hijau yang akan berubah menjadi hitam.

Reaksi pada CNS-


1. KCNS + FeCl3 → Fe(CNS)Cl2 (Larutan. Merah Darah) + KCl
2. KCNS + AgNO3 → AgCNS ↓ (Putih) + KNO3
AgCNS + HNO3 → Tidak Larut
AgCNS + 2NH4OH → [Ag(NH3)2]CNS + 2H2O
3. KCNS + CuSO4 → Cu(CNS)2 ↓ (hijau  hitam) + K2SO4

5. Identifikasi tiosulfat (S2O32-)


1. ambil larutan sampel tiosulfat, tambahkan dengan AgNO3, akan terbentuk endapan
putih yang segera berubah menjadi kehitaman
2. ambil sampel tiosulfat tambahkan dengan iodium, warna iodium akan hilang
3. ambil larutan sampel tiosulfat tambahkan Barium klorida encer, akan terbentuk
endapan putih (Barium tiosulfat). Hasil reaksi dengan barium klorida diambil
sebagian tambahkan dengan HCl encer, endapan putih Barium tiosulfat akan larut.

50
 Praktikum Kimia Dasar 

4. larutan sampel tiosulfat ditambahkan larutan asam klorida, maka larutan akan
berubah menjadi keruh kekuningan

Reaksi pada S2O32-


1. Na2S2O3 + 2AgNO3 → Ag2S2O3 ↓ (Putih Abu – Abu) + 2NaNO3
Ag2S2O3 + H2O → Ag2S ↓ (Hitam Abu – Abu) + H2SO4
2. . 2Na2S2O3 + I2 → 2NaI + Na2S4O6 (Iod hilang)
3. Na2S2O3 + BaCl2  BaS2O3 ↓
4. Na2S2O3 + 2HCl→ 2NaCl + H2SO3 + S ↓
H2SO3 → H2O + SO2
-----------------------------------------------------------
Na2S2O3 + 2 HCl → 2 NaCl + H2O + SO2

E. TABEL PENGAMATAN

NO ANION PROSEDUR PENGAMATAN DUGAAN HASIL PARAF KET


1. Cl - 1. AgNO3 1. endapan putih +
+ HNO3 endapan tidak +
larut
+ NH4OH endapan larut +
2. tidak bewarna
2. HNO3 + pada lapisan +
KMnO4 + CHCl3
CHCl3
2 Br - 1. AgNO3 1. endapan kuning +
muda
+ NH4OH encer endapan tidak +
larut
+ NH4OH pekat endapan larut +
2. lapisan warna
2. HNO3 + KMnO4 kuning – merah +
+ CHCl3 jingga
3. I- 1. AgNO3 1. endapan kuning +
+ HNO3 endapan tidak
+ NH4OH larut +
endapan tidak
2. HNO3 + KMnO4 larut +
+ CHCl3
2. lapisan +
berwarna

51
 Praktikum Kimia Dasar 

NO ANION PROSEDUR PENGAMATAN DUGAAN HASIL PARAF KET


merah muda –
ungu (violet)
4. CNS- 1. FeCl3 1. merah +
darah
2. AgNO3 +
+ HNO3 2. endapan +
putih
+ NH4OH endapan tidak +
larut
3. CuSO4 endapan larut +

3. endapan
hijau 
hitam
5. S2O32- 1. AgNO3 1. endapan putih +
 hitam
2. Iodium 2. warna Iod +
hilang
3. BaCl2 3. endapan putih +
+HCl encer endapan larut +
4. HCl 4. keruh kuning +

Latihan

Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan
Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) Jelaskan proses identifikasi yang spesifik untuk ion Cl-, Br-, dan I-
2) Bagimana membedakan ion CNS- dengan S2O32- berdasarkan reaksinya terhadap
AgNO3 ?
3) Bagaimana reaksi antara S2O32- dengan iodium, dan perubahan apa yang akan terjadi
?
4) Bagaimana reaksi CNS- dengan FeCl3 ?
5) Bagaimana perbedaan reaksi antara Br-, Cl-, dan I- apabila direaksikan dengan AgNO3 ?

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 4 kegiatan Topik 1
dengan seksama.

52
 Praktikum Kimia Dasar 

53
 Praktikum Kimia Dasar 

Kegiatan Praktikum 2
Analisis Anion Kelompok II

A. TUJUAN

Mahasiswa dapat mengidentifikasi anion kelompok 1 yaitu SO42 -, NO3 -, CO32 -, PO43 -,
dan BO33 - yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat menunjukan reaksi yang
spesifik untuk setiap anion yang terdapat dalam sampel.

B. PETUNJUK

Pada praktikum analisa kualitatif anion pertemuan kedua mahasiswa akan diberikan 5
(lima) sampel anion yaitu SO4 2 -, NO3 -, CO 32 -, PO43 -, dan BO 33 - . Mahasiswa dapat
mengidentifikasi sampel dengan mereaksikan sampel dengan larutan pereaksi yang sesuai.
Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan (putih atau berwarna), gas (berbau/tidak),
atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat membedakan antara anion satu dengan yang lain
dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap anion yang terdapat dalam sampel.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen

Bahan :
1. Larutan sampel
2. Larutan pereaksi anion

D. CARA KERJA

1. Identifikasi SO42 –
a. ambil sejumlah larutan sampel ± 2ml tambahkan dengan larutan Barium klorida
yang akan membentuk endapan putih dari Barium sulfat (BaSO 4). Hasil endapan
barium sulfat kemudian pindahkan sebagian ke dalam tabung reaksi lain dan
tambahkan dengan HCl, endapan barium sulfat tidak akan larut.
b. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan Pb asetat, akan terbentuk endapan
putih. Hasil reaksi ini kemudian tambahkan dengan larutan amonia atau natrium
asetat, maka endapan akan larut.

54
 Praktikum Kimia Dasar 

Reaksi pada SO42-


1. H2SO4 + BaCl2 → BaSO4 ↓ (Putih) + 2HCl
BaSO4 + HCl → Tidak Larut
2. H2SO4 + Pb(CH3COO)2 → PbSO4 ↓ (Putih) + 2CH3COOH
PbSO4 + 2CH3COONH4 → Pb(CH3COO)2 + (NH4)2SO4

2. identifikasi NO3 –
a. ambil larutan sampel NO3- kemudian tambahkan dengan sedikit serbuk Ferro
Sulfat, kemudian hati-hati ditambah asam sulfat pekat, pada bidang batas akan
terbentuk cincin warna coklat.
b. ambil larutan sampel NO3- tambahkan dengan larutan difenilamin, akan terbentuk
warna biru.

Reaksi pada NO3 –


2KNO3 + H2SO4 → K2SO4 + 2HNO3
2HNO3 → H2O + 2NO + 3On
2FeSO4 + H2SO4 + On → Fe(SO4)3 + H2O
----------------------------------------------------------------------------
2KNO3 + 4H2SO4 + 6FeSO4 → K2SO4 + 4H2O + 3Fe2(SO4)3 + 2NO
2FeSO4 + 2NO → FeNOSO4 (Coklat)

3. Identifikasi CO3 2-
a. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk
endapan putih yang akan berubah menjadi coklat
b. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan Magnesium sulfat, akan
terbentuk endapan putih
c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan asam klorida encer, akan
terbentuk gas CO2
d. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan HgCl2, akan terbentuk
endapan coklat

Reaksi pada CO3 2-


Na2CO3 + 2AgNO3 → Ag2CO3 ↓ (Putih) + 2NaNO3
Ag2CO3 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2CO3
Ag2CO3 + 4NH4OH → [Ag(NH3)2]2CO3 + 4H2O
Na2CO3 + MgSO4 → MgCO3 ↓ (Putih) + Na2SO4
Ag2CO3 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2CO3
Ag2CO3 + 4NH4OH → [Ag(NH3)2]2CO3 + 4H2O
Na2CO3 + HgCl2 + 2H2O → [Hg(OH)2]CO3 ↓ (Coklat Merah) + 2NaCl

55
 Praktikum Kimia Dasar 

4. Identifikasi PO4 2-
a. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk
endapan berwarna kuning. Dari hasil reaksi ini kemudian pindahkan dalam dua
tabung reaksi lain, tambahkan masing-masing dengan asam nitrat dan amonia,
endapan akan larut dalam kedua pereaksi.
b. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan asam nitrat pekat dan larutan
amonium molibdat, panaskan, akan terbentuk endapan kuning
c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan amonium klorida,
amonium hidroksida dan Magnesium Sulfat membentuk endapan putih.

Reaksi pada PO4 2-


1. 2Na2HPO4 + 3AgNO3 → Ag3PO4 ↓(endapan kuning) + 3NaNO3 + NaH2PO4
Ag3PO4 + 3HNO3→ 3AgNO3 + H3PO4 (larutan jernih)
2. Ag3PO4 + 6NH4OH → [Ag(NH3)2]3PO4 + 6H2O
Na2HPO4 + 12(NH4)2MoO4 + 23HNO3(p) → (NH4)3PO412MoO3 ↓ (kuning) + 21NH4NO3
3. + 2NaNO3 + 12H2O
Na2HPO4 + NH4OH + NH4CL + MgSO4 → MgNH4PO4 ↓ + Na2SO4 (putih)

5. identifikasi BO3 2-
a. ambil larutan sampel masukkan dalam cawan uap, panaskan sampai menguap,
kristal yang terbentuk ditambah metanol dan asam sulfat pekat dibakar memberi
nyala berwarna hijau.
b. ambil larutan sampel, tambahkan HCl pekat, celupkan kertas kurkumin
kedalamnya, warna kertas kurkumin berubah menjadi merah-kecoklatan.

Reaksi pada BO3 2-


H3BO3 + AgNO3 → Tidak mengendap
H3BO3 + H2SO4(p) + Metanol → 8(CH3O)3 (nyala hijau) + 3H2O
H3BO3 + HCl(p) + Kertas Kurkumin → Kertas Merah Coklat

E. TABEL PENGAMATAN

NO ANION PROSEDUR PENGAMATAN DUGAAN HASIL PARAF KET


1. SO4 2- BaCl2 1. endapan putih +
+ HCl tidak larut +

Pb.Asetat 2. endapan putih +


monium/Na.Asetat endapan larut +
2. NO3 - 1. FeSO4+H2SO4 p 1. cincin coklat +
2. Difenilamin 2. biru +

56
 Praktikum Kimia Dasar 

NO ANION PROSEDUR PENGAMATAN DUGAAN HASIL PARAF KET


2-
3. CO3 1. AgNO3 1. endapan +
putih 
2. MgSO4 coklat +
3. HCl e 2. endapan +
4. HgCl2 putih +
3. gas CO2
4. endapan
coklat
4. PO4 2- 1. AgNO3 1. endapan +
kuning
HNO3 e endapan +
Amoniak larut +
endapan
2. HNO3 p + larut +
Am.molibda 2. endapan
t kuning
3. endapan +
3. NH4Cl + putih
NH4OH +
MgSO4
5. BO3 2- 1. uapkan, + 1. nyala biru +
metanol +
H2SO4p, bakar
2. HCl p + kertas 2. merah-coklat +
kurkumin

Latihan

Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan
Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) Jelaskan proses identifikasi yang spesifik untuk ion SO42 –
2) Jelaskan proses identifikasi yang spesifik untuk ion NO3 –
3) Bagaimana reaksi yang terjadi pada BO32- dengan menggunakan kertas kurkumin ?
4) Bagaimana reaksi yang spesifik untuk ion CO32- ?
5) Bagaimana perbedaan reaksi antara CO32- dan PO42- apabila direaksikan dengan
AgNO3 ?
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 4 Topik 2 dengan
seksama.

57
 Praktikum Kimia Dasar 

Daftar Pustaka

Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Gandjar, I.G., Rohman A, 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi, Cipta Kreasi
Bersama, Jakarta
Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri,
Gadjah mada University Press, Jogjakarta
Svhela G, 1994, Buku teks Analisa An Organik Kualitatif Mikro dan Makro. Penerjemah
Setyono L , Hadyana, Kalman Media Pusaka, Jakarta

58
 Praktikum Kimia Dasar 

MODUL V
PENGANTAR ANALISIS KUANTITATIF
Wardiyah, M.Si, Apt

Analisis Kuantitatif adalah proses atau pekerjaan untuk mengetahui komponen suatu
sampel di tinjau dari segi jumlahnya Untuk menjawab pertanyaan, Berapa ?.
Analisis terhadap suatu sampel meliputi empat hal, yaitu :
1. sampling, pengambilang cuplikan (sampel) yang mewakili dari bahan yang dianalisis
2. mengubah analit menjadi bahan yang dapat dianalisa
3. pengukuran
4. perhitungan dan penafsiran

Analisis kuantitatif digolongkan dalam titrimetri (volumetri), gravimetri, dan


instrumental. Titrimetri berkaitan dengan pengukuran volume suatu larutan dengan
konsentrasi yang diketahui yang diperlukan untuk dapat bereaksi dengan analit. Gravimetri
merupakan pengukuran yang menyangkut pengukuran berat. Analisis instrumental berkaitan
dengan pemakaian peralatan untuk melakukan pengukuran.
Metode analisis kuantitatif yang baik harus memenuhi kriteria :
1. peka (sensitive), artinya metode dapat digunakan untuk menetapkan kadar senyawa
dalam konsentrasi yang kecil.
2. presisi (precise), artinya dalam satu seri pengukuran dapat diperoleh hasil yang satu
sama lain hampir sama
3. akurat (accurate), artinya metode dapat menghasilkan rata-rata (mean) yang hampir
sama dengan nilai sebenarnya
4. selektif, artinya untuk penetapan kadar senyawa tertentu metode tersebut tidak
banyak dipengaruhi oleh senyawa lain yang ada.
5. praktis, artinya mudah dikerjakan dan tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode analisis adalah tujuan analisis,


jenis dan jumlah bahan yang dianalisis, ketepatan dan ketelitian yang diinginkan, lamanya
waktu yang diperlukan, dan peralatan yang dibutuhkan. Kriteria utama dalam pemilihan
metode adalah ketepatan, ketelitian, dan selektifitas.

59
 Praktikum Kimia Dasar 

Kegiatan Praktikum 1
Analisa Volumetri

Analisa volumetri adalah analisa kuantitatif dimana kadar komposisi dari zat uji
ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (konsentrasi diketahui) yang ditambahkan kedalam
larutan zat uji, hingga komponen yang akan ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan
pereaksi tersebut. Proses yang dilakukan disebut dengan titrasi.
Dasar suatu reaksi dalam analisa titrimetri memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Reaksi harus berlangsung cepat
2. Reaksi harus sederhana dan diketahui dengan pasti, sehingga didapat kesetaraan yang
pasti dari reaktan
3. Reaksi harus berlangsung sempurna
4. Alat pengukur volume seperti buret, pipet volume, dan labu takar yang ditera secara
teliti.
5. Senyawa yang digunakan sebagai larutan baku atau untuk pembakuan harus senyawa
dengan kemurnian tinggi.

Beberapa istilah yang terdapat dalam analisa kuantitatif adalah pereaksi atau yang
disebut juga dengan titran, sampel atau disebut dengan titrat, dan titik akhir reaksi yaitu saat
berakhirnya suatu titrasi. Titik akhir dalam analisa volumetri ini dapat dilihat karena adanya
perubahan-warna atau terbentuknya endapan (kekeruhan). Perubahan dapat terjadi karena
larutan bakunya sendiri atau dengan bantuan zat lain yang disebut dengan indikator. Bila
titrasi dilakukan dengan menambahkan indikator, maka perubahan warna terjadi karena
reaksi antara indikator dengan titran. Bila tidak ditambahkan indikator, maka perubahan
warna terjadi karena titran / titrat mempunyai warna.
Terjadinya perubahan warna / kekeruhan berdasarkan indikator, merupakan akibat
perubahan yang terjadi dalam larutan yang dititrasi.
1. Dalam asidi-alkalimetri, sifat yang berubah itu ialah pH larutan.
2. Dalam titrasi iodometri (I2 dititrsi dengan Na2S2O3) digunakan amilum sebagai
indikator.
3. Dalam titrasi dengan K2Cr2O7 sbg titran digunakan indikator yang berubah warna
karena daya oksidasi larutan naik.

Untuk titrasi yg baik, maka perubahan warna atau kekeruhan harus terjadi tepat pada
saat titran telah ekivalen dengan titrat disebut: titik ekivalen, dengan perkataan lain titik
akhir seharusnya tepat sama dengan titik ekivalen. Pada umumnya, titik akhir tidak tepat
sama dengan titik ekivalen, sehingga terjadi kesalahan titrasi. Namun kesalahan itu tidak
perlu dianggap kegagalan titrasi. Yang penting adalah kesalahan itu harus dibatasi. Dalam
praktek tingkat kesalahan tidak lebih dari 0,1%.

60
 Praktikum Kimia Dasar 

A. KLASIFIKASI TITRASI

Jenis-jenis titrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis reaksi, titran yang digunakan,
cara penetapan titik akhir titrasi, dan komponen zat uji
1. Berdasarkan reaksi kimia
a. Titrasi Asam – Basa
b. Titrasi Redoks
c. Titrasi Pengendapan
d. Titrasi Kompleksometri

2. Berdasarkan cara titrasi


a. Titrasi lanngsung adalah titrasi secara langsung terhadap zat yang akan ditetapkan.
Cara ini mudah, cepat, dan sederhana.
b. Titrasi kembali, dapat digunakan untuk reaksi yang berlangsung agak lambat
apabila dengan penambahan titran tetes demi tetes. Untuk mengatasi hal ini
larutan titer ditambahkan berlebih, kemudian dititrasi dengan titran yang cocok.

3. Berdasarkan komponen zat uji


a. Titrasi Makro
1) Jumlah sampel : 100-1000 mg
2) Volume titran : 10-100 ml
3) Ketelitian buret : 0,02 ml

b. Titrasi semi mikro


1) Jumlah sampel : 10-100 mg
2) Volume titran : 1-10 ml
3) Ketelitian buret : 0,001 ml

c. Titrasi Mikro
1) Jumlah sampel : 1-10 mg
2) Volume titran : 0,1-1 ml
3) Ketelitian buret : 0,001ml

B. CARA MENYATAKAN KADAR LARUTAN

Dalam larutan kadar bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan konsentrasi. Istilah
ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat (gram) tiap satuan volume
(ml) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar seperti ini adalah gram/ml. Cara ini
disebut dengan cara berat/volume atau b/v. Disamping cara ini, ada cara yang menyatakan

61
 Praktikum Kimia Dasar 

kadar dengan gram zat terlarut tiap gram pelarut atau tiap gram larutan yang disebut
dengan cara berat/berat atau b/b.
Selanjutnya dalam analisis digunakan satuan kadar yang dasarnya mengikuti cara
pertama (b/v), yakni :
1. Molaritas
Dalam 1 molar berarti dalam satu liter berisi 1mol zat terlarut. Satu liter disini adalah
satu liter larutan (solution) bukan satu liter pelarut (solvent). Sistem molaritas ini
sering dipakai dalam analisa kuantitatif. Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut
tiap liter larutan atau dirumuskan dengan:
M = mol/liter = g/BMxV
M : Molaritas, satuan molar
g : Banyaknya zat terlarut (gram)
BM : Berat Molekul
V : Volume Larutan (liter)

Contoh :
Hitunglah molaritas suatu larutan yang mengandung 60 gram NaCl (BM=58,44) dalam
200 ml larutan.
Jawab :
M= g/BMxV = 6/ 58,44 x 0,2 = 0,5130 M

2. Formalitas
Banyaknya bobot rumus zat terlarut per liter larutan atau dirumuskan dengan :
F = nf/V
Nf = g/BR sehingga F = g/ BR x V
F : Formalitas
g : Banyaknya zat terlarut dalam gram
nf : banyaknya bobot rumus
BR : Bobot rumus
V : Volume

BR sinonim dengan bobot molekul, oleh karena itu Formalitas = Molaritas dalam situasi
dimana terjadi disosiasi. Fomalitas digunakan untuk menyatakan konsentrasi total
semua spesies yanga ada dalam bentuk pelarut.
Contoh soal :
Sebanyak 6,477 gram sampel asam dkloroasetat, Cl 2COOH ...............H+ + Cl2 CHCOO-
(BR = 128,94) dilarutkan dalam 500 ml. Pada konsentrasi ini asam terdisosiasi sebesar
45% menurut reaksi :
Hitunglah Formalitas dan molaritas

Jawab :

62
 Praktikum Kimia Dasar 

F = 6,477/128,94 x 0,500 = 0,1 F


(Cl2CHCOOH) = 45% x 0,1 = 0,045 M
(Cl2CHCOO-) = 55% x 0,1 = 0,055 M

3. Normalitas
Merupakan banyaknya ekuivalen (ek) zat terlarut (solute) tiap liter larutan atau :
N=ek/V
Ek = g/BE
N= g/BE x V
N : Normalitas
Ek : banyaknya ekuivalen
BE : Berat ekuvalen (gram ekivalen)
V: Volume larutan (liter)

Cara Penentuan Valensi tergantung pada reaksi yang terjadi :


1. HCl akan terurai menurut reaksi HC→H+ + Cl- maka valensi HCl = 1, sebab 1 mol HCl
setara dengan 1 mol H+ sehiongga berat equivalen (BE: 1 ), demikian juga untuk
senyawa HBr, HI, dan asam asetat
2. Untuk asam sulfat, asam karbonat dan asam oksalat, valensinya adalah 2 sebab 1 mol
asam-asam tersebut ekivalen dengan 2 mol ion (H+) sehingga BE senyawa senyawa ini
setengah dari Bmnya.
3. Untuk asam posfat dan asam fosfit valensinya 3 sebab 1 mol asam-asam tersebut
ekivalen dengan 3 mol ion H+ sehingga BE nya BM/3.
4. Untuk basa-basa, seperti NaOH, KOH, NH4OH valensinya adalah 1 sebab 1 mol basa
tersebut ekivalen dengan 1 mol OH- sehingga BEnya sama dengan berat molekulnya.
5. Untuk basa-basa seperti Ca(OH)2, Ba(OH)2, dan Mg(OH)2 maka valensinya adalah 2
sebab 1 mol basa-basa ini ekivalen dengan 2 mol OH- sehingga BE nya sama dengan
setengah BMnya.
6. Untuk Al (OH)3 valensinya adalah 3 sebab 1 mol basa ekivalen dengan 3 mol OH –
sehingga BE nya sama dengan BM/3.
7. Jika reaksi redoks, dinyatakan dalam bentuk elektron atau I2 atau (1/2(On) ).
8. Misal : I2 + 2e-→ 2 I-, maka 1 mol I2 setara dengan 2 elektron, jadi BE I2 adalah BM/2.

63
 Praktikum Kimia Dasar 

Kegiatan Praktikum 2
Pembuatan Larutan Baku Primer
dan Larutan Baku Sekunder

A. PENDAHULUAN

Larutan Baku Primer (LBP) adalah larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan
cara penimbangan zat dengan seksama.
Contoh : Kalium Biftalat, Asam Oksalat, NaCl, Natrium karbonat.

Syarat Baku Primer :


1. Murni atau mudah dimurnikan, dikeringkan dan disimpan dalam keadaan murni (100 %
atau mendekati angka itu)
2. Memiliki kemurnian tinggi (100+/ 0,02) %, atau dimurnikan dengan penghabluran
kembali.
3. Reaksi dgn zat yang dibakukan harus stokiometri shg tercapai dasar perhitungan
4. Tidak higroskopik (mudah ditangani)
5. Mempunyai BE Tinggi, sehingga kesalahan penimbangan akan menjadi lebih kecil.
6. Mudah larut
7. Reaksi dengan zat yang ditetapkan harus stokiometri, cepat dan terukur.

Larutan Baku Sekunder (LBS) adalah Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
dengan cara dibakukan terlebih dahulu disebut larutan standarisasi. Contoh : Asam Sulfat,
NaOH, Iodium, Natrium Thiosulfat hepta hidrat, dll

B. PEMBUATAN LARUTAN BAKU UNTUK ANALISA ASIDIMETRI

Pada praktikum kimia dasar ini analisa kuantitatif yang dilakukan adalah analisa asidi-
alkalimetri. Pada analisa asidimetri larutan baku primer yang akan digunakan adalah natrium
karbonat anhidrat. Sedangkan pada analisa alkalimetri larutan baku primer yang digunakan
adalah asam oksalat.
1. Pembuatan larutan baku primer natrium karbonat anhidrat
Timbang dengan teliti natrium karbonat anhidrat pekat yang telah dikeringkan pada
suhu 270oC selama 1 jam masukkan dalam labu ukur 100 ml air larutkan dengan
aquades sampai tepat tanda batas di leher labu, tutup labu ukur dan kocok dengan
sampai homogen.

2. Pembuatan larutan baku sekunder asam sulfata 0,1 N

64
 Praktikum Kimia Dasar 

Sejumlah asam sulfat yang sudah diketahui kadarnya diencerkan dengan air
secukupnya hingga tiap 1000 ml larutan mengandung 3,647 gram asam klorida.
Bakukan asam klorida ini dengan larutan baku primer natrium karbonat.

3. pembakuan HCl 1 N dilakukan dengan cara :


Titrasi larutan natrium karbonat anhidrat yang telah dibuat dengan asam klorida
tersebut menggunakan indikator merah metil. kesetaraan 1 ml HCl 1 N ~ 52,99 mg
natrium karbonat anhidrat pekat. Hitunglah normalitas larutan asam klorida tersebut.

Cara Kerja Pembuatan LBS:


1. Tuang ......ml asam sulfat 2 N kedalam gelas ukur sebanyak........ml
2. Kemudian Masukan larutan asam sulfat 0,1 N kedalam labu ukur 250 ml tambahkan
aquadest sedikit demi sedikit sampai tanda batas

Cara Kerja Pembuatan LBP Na2CO3 0,1 N 100 ml


1. Pipet .......ml larutan Na2CO3 (dari sediaan botol sesuai etiket ..g/l)
2. Masukan kedalam Labu Ukur 100 ml, kemudian tambahkan aquadest sedikit demi
sedikit (sambil dikocok) sampai batas tanda
3. Larutan dicocok hingga homogen
Pembakuan :
 Pipet 25,00 ml dari lar Na2CO3 0,1 N
 Masukan kedalam Erlenmeyer sebanyak 3 kali
 Tambahkan Indikator MM 3 tetes
 Titrasi dengan LBS Asam Sulfat yang sebenarnya sampai warna merah muda.
 Lakukan titrasi 3 kali

No. Volume titrat Volume titran HCl Volume Paraf


Na2CO3 Awal akhir
1. 25,00 ml 0,00 ml

2. 25,00 ml

3. 25,00 ml

65
 Praktikum Kimia Dasar 

C. PEMBUATAN LARUTAN BAKU UNTUK ANALISA ALKALIMETRI

1. Pembuatan larutan baku primer asam oksalat


Timbang dengan teliti asam oksalat anhidrat pekat masukkan dalam labu ukur 100 ml
air larutkan dengan aquades sampai tepat tanda batas di leher labu, tutup labu ukur
dan kocok dengan sampai homogen.

2. pembuatan larutan baku sekunder


sejumlah NaOH dilarutkan dalam air bebas CO2 secukupnya hingga tiap 1000 ml
larutan mengandung 4,001 g NaOH

3. pembakuan NaOH
Titrasi larutan asam oksalat yang telah dibuat dengan menggunakan NaOH, gunakan
indikator phenolphtalein

Cara Kerja Pembuatan LBS:


1. Tuang ......ml NaOH 2 N kedalam gelas ukur sebanyak........ml
2. Kemudian Masukan larutan NaOH 0,1 N kedalam labu ukur 250 ml tambahkan aqua
bebas CO2 sedikit demi sedikit sampai tanda batas

Cara Kerja Pembuatan LBP (COOH)2 2 H2O 0,1 N 100 ml


1. Pipet .......ml larutan (COOH)2 2 H2O (dari sediaan botol sesuai etiket ..g/l)
2. Masukan kedalam Labu Ukur 100 ml, kemudian tambahkan aquadest sedikit demi
sedikit (sambil dikcok) sampai batas tanda
3. Larutan dicocok hingga homogen

Pembakuan :
1. Pipet 25,00 ml dari larutan COOH)2 2 H2O 0,1 N
2. Masukan kedalam Erlenmeyer sebanyak 3 kali
3. Tambahkan Indikator PP 3 tetes
4. Titrasi dg LBS NaOH yang sebenarnya sampai warna merah muda.
5. Lakukan titrasi 3 kali
6. Hitung N NaOH sesungguhnya

No. Volume Volume titran NaOH Volum Paraf


titrat e
(COOH)2 Awal Akhir
1. 25,00 ml 0,00
ml
2. 25,00 ml
3. 25,00 ml

66
 Praktikum Kimia Dasar 

Daftar Pustaka

Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Bassett J, et al.,1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik, Penerbit EGC,
Jakarta
Gandjar, I.G., Rohman A, 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi, Cipta Kreasi
Bersama, Jakarta
Khamidinal, 2009, Teknik Laboratorium Kimia,Pustaka Pelajar, Jogjakarta
Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri,
Gadjah mada University Press, Jogjakarta

67
 Praktikum Kimia Dasar 

BAB VI
ANALISIS KUANTITATIF ASAM-BASA
Wardiyah, M.Si, Apt

A. TUJUAN

Menentukan kadar suatu senyawa asam atau basa yang terdapat dalam suatu sampel
dengan metode asidimetri dan alkalimetri

B. TEORI

Titrasi asam basa dilakukan dengan tujuan untuk menetapkan kadar suatu sampel
yang bersifat asam dengan menitrasi menggunakan larutan baku basa (alkalimetri), atau
sampel basa dititrasi dengan larutan baku bersifat asam (asidimetri). Prinsip titrasi asam
basa adalah terjadinya reakasi penetralan antara asam dengan basa atau sebaliknya, dimana
ion H dari asam akan bereaksi dengan ion OH dari basanya membentuk molekul air yang
netral (pH=7). Dalam prinsip titrasi asam basa dapat dikatakan bahwa reaksi yang terjadi
adalah reaksi penetralan antara zat pentiter (titran) dan zat yang dititrasi (titrat)

C. PRINSIP TITRASI

Pemilihan Indikator
Untuk menentukan titik akhir titrasi asam – basa, digunakan indikator. Indikator ini
merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang akan mengalami perubahan warna
pada lingkungan pH tertentu, adalah hal ini adalah pH yang merupakan titik akhir dari reaksi
asam – basa tersebut.
Perubahan warna indikator disebabkan karena daya perubahan komposisi atau
perbandingan banyaknya bentuk ion dan bentuk molekul dari indikator dalam larutan
tersebut, dimana bentuk ion dan molekulnya mempunyai warna yang berbeda.
Contoh – contoh indikator asam –basa yang biasa dipakai adalah sebagai berikut :

68
 Praktikum Kimia Dasar 

69
 Praktikum Kimia Dasar 

Kegiatan Praktikum 1
Asidimetri

Asidimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang


bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Pada praktikum ini akan dilakukan
penetapan kadar dari dinatrium tetraborat (Na 2B4O7.10H2O) dengan titrasi menggunakan
baku asam klorida.

A. PEMBUATAN SAMPEL LARUTAN NA2B4O7.10H2O

1. Pipet .......ml larutan Na2B4O7 10H2O (dari sediaan kadar yang diperkirakan ...%)
2. Masukan kedalam Labu Ukur 100 ml, kemudian tambahkan aquadest sedikit demi
sedikit (sambil dikcok) sampai batas tanda
3. Larutan dicocok hingga homogen

B. PENETAPAN KADAR :

1. Pipet 25,00 ml dari lar Na2B4O7 10H2O


2. Masukan kedalam Erlenmeyer sebanyak 3x
3. Tambahkan Indikator MM 3 tetes
4. Titrasi dengan LBS asam sulfat yang sebenarnya sampai warna merah muda.
5. Lakukan titrasi 3 kali

No. Volume titrat Volume titran H2SO4 Volume Paraf


Na2B4O7 Awal Akhir
1. 25,00 ml 0,00 ml
2. 25,00 ml
3. 25,00 ml

C. PERHITUNGAN HASIL PERCOBAAN

1. Data Reaksi Penetapan Kadar

Perhitungan Kadar Sampel Larutan Na2B4O7 10H2O


Mgek sampel = megek titran

Kesimpulan :

1. Maka Nilai Normalitas Sebenarnya H2SO4 adalah.................N


2. Persentase kadar Larutan Na2B4O7 10H2O adalah.................%

70
 Praktikum Kimia Dasar 

Gambar Percobaan Asidimetri

PARAF PENGAWAS NILAI PRAKTIKUM

71
 Praktikum Kimia Dasar 

Kegiatan Praktikum 2
Alkalimetri

Alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa bersifat asam dengan


menggunakan larutan baku basa. Pada praktikum ini akan dilakukan penetapan kadar asam
asetat dengan menggunakan larutan baku natrium hidroksida.

A. PEMBUATAN SAMPEL LARUTAN ASAM ASETAT

Pipet .......ml larutan CH3COOH (dari sediaan kadar yang diperkirakan ...%)
1. Masukan kedalam Labu Ukur 100 ml, kemudian tambahkan aquadest sedikit demi
sedikit (sambil dikcok) sampai batas tanda
2. Larutan dicocok hingga homogen

B. PENETAPAN KADAR LARUTAN ASAM ASETAT

1. Pipet 25,00 ml dari lautanr CH3COOH


2. Masukan kedalam Erlenmeyer sebanyak 3 kali
3. Tambahkan Indikator PP 3 tetes
4. Titrasi dg LBS NaOH yang sebenarnya ad warna merah muda.
5. Lakukan titrasi 3 kali

No. Volume titrat Volume titran NaOH Volume Paraf


Asam asetat Awal Akhir
1. 25,00 ml 0,00 ml
2. 25,00 ml
3. 25,00 ml

Data Reaksi Penetapan Kadar

Perhitungan Kadar Sampel Larutan CH3COOH

Mgek sampel = megek titran

Kesimpulan :
Maka Nilai Normalitas Sebenarnya NaOH adalah.................N
Persentase kadar Larutan asam asetat adalah.................%

72
 Praktikum Kimia Dasar 

Gambar Percobaan Asidimetri

PARAF PENGAWAS NILAI PRAKTIKUM

73
 Praktikum Kimia Dasar 

Daftar Pustaka

Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Bassett J, et al.,1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik, Penerbit EGC,
Jakarta
Gandjar, I.G., Rohman A, 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi, Cipta Kreasi
Bersama, Jakarta
Khamidinal, 2009, Teknik Laboratorium Kimia,Pustaka Pelajar, Jogjakarta
Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri,
Gadjah mada University Press, Jogjakarta

74
 Praktikum Kimia Dasar 

Lampiran 1

LEMBAR KERJA ANALISA KUALITATIF

KATION / ANION
NO
PROSEDUR PENGAMATAN DUGAAN PARAF
SAMPLE

1) UJI PENDAHULUAN

2) UJI DUGAAN

3) UJI PENEGASAN

KESIMPULAN : ……………………..
REAKSI KIMIA :

75
 Praktikum Kimia Dasar 

Lampiran 2

CONTOH PERHITUNGAN :

1. Buat Na2CO3 0,1N 100 ml

 mgrek Na2CO3 = 100 ml x 0,1 N


= 10 mgrek x 1/2 (BE)
= 5 mmol x 106 (BM)
= 530 mg  timbang seksama

atau ambil sediaan misal : 21,2343 gram/lt (pada botol etiket)


N= berat = 21,2343 = 0,4006 N
BM x BE x V 106 x ½ x 1
Pengenceran  V1 x N1 = V2 x N2
100 x 0,1 = V2 x 0,4006
V2 = 24,96 ml  25,00 ml

N Na2CO3 sebenarnya : 1. 25/100 x 0,4006 =


2. 25,00 x 0,1 = 24,96

2. Sediaan / sample Na2B4O7 misal = 8,5%  8,5 gram/lt


N = % x 10 = 8,5 x 10 = 0,4457 atau N = berat = 8,5 =
0,4457 N
BM x BE 381,4 x ½ BM x Be x V 381,4 x ½ x 0,1

76
 Praktikum Kimia Dasar 

3. Kadar :
mgrek Boraks = mgrek H2SO4
=VxN
= mgrek x BE
= mmol x BM mgram
= : 1000 gram/25 ml
= 100/25 x ……
Kadar = gram x 100 % = ……. %
volume awal

77
 Praktikum Kimia Dasar 

Lampiran 3

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM


KIMIA DASAR

1. JUDUL LAPORAN
2. TUJUAN PERCOBAAN
3. PRINSIP
4. LANDASAN TEORI
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
6. KESIMPULAN
7. DAFTAR PUSTAKA

ATURAN PENULISAN :
1. Ditulis pada buku folio dengan minimal 4 halaman/lembar
2. Ditulis Menggunakan Pulpen (tidak dengan pensil)
3. Aturan penulisan sesuai dengan sistematika laporan

78
 Praktikum Kimia Dasar 

Lampiran 4
Daftar Sediaan Kimia

NO NAMA BE BM SEDIAAN
1 H2SO4 1/2 98,07 2N
2 HCl 1 36,46 2N
3 NaOH 1 40 2N
4 Na2CO3 1/2 106 21,2232 g/l
5 NaB4O710H2O 1/2 381,34
6 H2O2 1/2 34
7 FeSO47H2O 1 278,02
8 CUSO45H2O 1 249,6
9 ASAM OXALAT 1/2 126 25,6800 g/l
10 ASAM SITRAT 1/3 210,14
11 ASAM BORAT 1 61,83
12 KALUIUM BIFTALAT 1 204,23
13 KIO3 1/6 214 82,3600 g/l
14 VITAMIN C 1/2 176,13 14, 2833 g/l
15 NaCl 1 58,44 23,3735 g/l
16 NaBr 1 102,9

79
KATION

Al3+,Zn2+,Pb2+,Mg2+,Ca2+,Ba2+,NH4+,Cu2+,Hg2+,Fe2+,Fe3+,Ag+

S+ NaOH berlebih (hati-hati)

Tdk berx ↓Putih 


Khas ↓Putih  tdk larut
NH4 larut
Cu  Mg,Ba,Ca
biru
Hg  kuning S+ HCl
Fe2+  hijau kotor S+ H2SO4 e
Fe3+  merah coklat
Ag  coklat
↓Putih tidak ↓
Pb 2+ Al,Zn ↓Putih tidak ↓
Ba2+ Mg,Ca

S+ K2Fe(CN)6
S + NH4(C2O4)

↓Putih tidak ↓
Zn2+ Al3+ ↓Putih tidak ↓
Ca 2+ Mg 2+

Ket : S=sample
80
 Praktikum Kimia Dasar 


ANION

Cl-,Br-,I-,CO32-,PO43-,S2032-,CNS-,NO3- ,BO32-,SO4 2-


 S+ AgNO3

 ↓Putih
 ↓ putih  tdk ↓ kuning Br-,I-,PO43-
Cl,CO3,CNS
 hitam BO3,SO4,NO3


 S+ Rx kloroform
 S + FeCl3 S + BaCl2



 ↓Putih tidak ↓ Merah tida
 SO42- NO3-, BO32-
 Merah Tidak Br- ungu k
 darah CNS- Cl-, CO32- I- PO43-


 S + difenilamin

 S + HCl
 ↓biru tidak ↓

 NO3- BO32-

 Gas CO32-
 Tidak Cl-

Ket : S=sample
81

Anda mungkin juga menyukai