Praktikum Kimia Dasar Komprehensif (1) Dikonversi
Praktikum Kimia Dasar Komprehensif (1) Dikonversi
Praktikum Kimia Dasar Komprehensif (1) Dikonversi
Jumlah Halaman : 87
Praktikum kimia Dasar
DAFTAR ISI
Kegiatan Praktikum 1.
Pengenalan Laboratorium …………..…….................................................................. 2
Latihan ………….……………………………………....................................................................... 15
Ringkasan ……...………………………………….......................................................................... 16
Kegiatan Praktikum 2.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja………………………………………………………………………… 17
Latihan ……………………………………..............................................……............................... 22
Kegiatan Praktikum 1.
Identifikasi Kation Golongan I ……………………………………………………………………………. 26
Latihan ……….………………………………………....................................................................... 30
Kegiatan Praktikum 2.
Identifikasi Kation Golongan II ……………………………………………………………………………. 31
Latihan ……………………………………..............................................……............................... 33
Kegiatan Praktikum 1.
Analisa Kualitatif Kation Golongan III ……….......................................................... 36
Latihan ………………………………………….............................................................................. 40
Kegiatan Praktikum 2.
Analisa Kualitatif Kation Golongan IV dan V............................................................ 43
Latihan ……………………………………..............................................……............................... 47
iii
Praktikum kimia Dasar
Kegiatan Praktikum 1.
Analisis Anion Kelompok I ................................................................................. 50
Latihan ………………………………………………....................................................................... 54
Kegiatan Praktikum 2.
Analisis Anion Kelompok II .................................................................................. 56
Latihan ……………………………………..............................................……............................... 59
Kegiatan Praktikum 1.
Analisa Volumetri ……………………………………………………............................................ 62
Kegiatan Praktikum 2.
Pembuatan Larutan Baku Primer dan Larutan baku Sekunder.................................. 66
Kegiatan Praktikum 1.
Asidimetri ......................................................................................................... 72
Kegiatan Praktikum 2.
Alkalimetri ……………………………………………………………………………………………………………. 74
iv
MODUL I
PENGENALAN LABORATORIUM DAN KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Laboratorium adalah suatu bangunan berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat
permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis yang di dalamnya dilengkapi dengan
peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan bidang keilmuan tertentu untuk melakukan
percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau
produksi bahan tertentu. Sedang laboratorium kimia adalah suatu ruangan pengujian zat –
zat kimia baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Laboratorium kimia dapat dibedakan lagi
menjadi kimia analitik, kimia organik, kimia anorganik, kimia instrumen, kimia fisika, dan
lain-lain.
Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap saat. Setiap
bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penangangan tertentu. Sifat
bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi, toksik, dan mudah terbakar. Sedapat
mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari. Untuk
menghindari bahaya kontaminasi bahan kimia hendaklah setiap personel yang terlibat dalam
kegiatan di laboratorium kimia harus memahami budaya kesehatan dan keselamatan kerja
(K3).
Pada bab ini akan dibahas tentang dua materi pokok sebelum mahasiswa melakukan
percobaan di laboratorium. Materi tersebut terbagi dalam dua topik yaitu :
Topik I : Pengenalan Laboratorium
Topik 2 : Keselamatan kerja di laboratorium
Setelah mempelajari bab ini diharapkan para mahasiswa dapat mengenal jenis dan
fungsi alat-alat yang digunakan dalam praktikum Kimia Dasar. Selain itu mahasiswa dapat
mengetahui tentang prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja sehingga dapat
bekerja dengan baik dan aman di laboratorium.
1
Praktikum Kimia Dasar
Kegiatan Praktikum 1
Pengenalan Laboratorium
2
Praktikum Kimia Dasar
A. BAHAN KIMIA
3
Praktikum Kimia Dasar
Bahan kimia dapat berupa bahan padat maupun cair, sehingga penanganan kedua
bahan tersebut akan berbeda. Pada saat pengambilan bahan kimia perlu diperhatikan hal-
hal berikut ini :
a. Bahan cair :
1) Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus telapak
tangan memegang botol tersebut, gunakan satu tangan. Tutup botol jangan
diletakkan di atas meja karena kotoran diatas meja bisa mengotori tutup botol
sehingga dapat mencemari bahan kimia.
2) Dengan satu tangan yang lain ambil bahan sesuai kebutuhan, gunakan alat yang
memudahkan pekerjaan seperti pipet volume.
3) Pindahkan cairan menggunakan bantuan batang pengaduk untuk menghindari
percikan.
b. Bahan padat :
1) Gunakan sendok sungu atau alat lain yang sesuai, bukan berasal dari logam.
2) Ambil secukupnya sesuai kebutuhan. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara
berlebihan.
3) Satu sendok untuk satu bahan, jangan mencampurkan sendok untuk mengambil
aneka bahan.
4
Praktikum Kimia Dasar
b. Gelas kimia
1) Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
2) Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari
pemanasan mendadak.
3) Jika gelas kimia tersebut berfungsi sebagai penangas air, isikan air seperempatnya
saja supaya tidak tumpah.
Demi keselamatan kerja di laboratorium perlu dipahami simbol yang menyertai setiap
bahan kimia yang terdapat pada wadahnya. Simbol – simbol tesebut diperlukan untuk
mengetahui sifat bahan sehingga memudahkan penanganannya. Berikut ini beberapa simbol
yang umum kita jumpai pada wadah bahan kimia :
Nama : Flammable (mudah terbakar)
Lambang : F
simbol untuk bahan kimia yang mempunyai titik nyala
rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan
metal panas atau loncatan bunga api.
Penanganan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.
Nama : toxic (beracun)
Lambang : T
Bahan yang bersifat beracun yang dapat menyebabkan
kematian atau sakit yang serius bila terhirup, tertelan, atau
terabsorpsi melalui kulit.
Penanganan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
5
Praktikum Kimia Dasar
6
Praktikum Kimia Dasar
Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas, gelas dipilih sebagai
bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan. Sifat-sifat
gelas yang menguntungkan antara lain : tembus cahaya atau tembus pandang (opaque),
kaku (rigid), tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga
tidak mudah meleleh, terutama pada pemanasan biasa dibawah 1000C, dan mudah dilas jika
retak dan pecah.
1. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Non Ukur
a. Tabung Reaksi
7
Praktikum Kimia Dasar
b. Tabung Sentrifugal
Tabung sentrifugal mempunyai bentuk tabung
yang salah satu ujungnya menyerupai kerucut.
Tabung sentrifugal biasanya terbuat dari gelas
walaupun ada juga yang terbuat dari bahan
plastik atau kimia. Tabung ini digunakan unttuk
tempat bahan yang diendapkan dengan alat
sentrifuge.
Tabung sentrifugal dengan skala
Tabung sentrifugal tanpa skala
Tabung sentrifugal dengan penutup ulir atau
skrup
c. Buret (Burette)
Buret adalah alat laboratorium dari bahan gelas berbentuk
silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada
bagian bawahnya. Buret digunakan dalam percobaan
yang memerlukan presisi seperti pada eksperimen titrasi
dengan cara meneteskan sejumlah reagen cairan ke dalam
obyek dalam wadah gelas di bawahnya. Pembacaan skala
harus dilakukan secara seksama pada permukaan
meniskus zat cair. Ukuran skala Buret : Buret Makro (50
ml), Buret semi makro (25 ml) dan buret Mikro (10 ml)
d. Corong
Corong adalah alat laboratorium berbentuk kerucut
dan terdapat bagian seperti tabung yang sempit.
Corong digunakan untuk memindahkan larutan dan
atau menyaring yang biasanya menggunakan kertas
saring.
8
Praktikum Kimia Dasar
g. Pipet Tetes
9
Praktikum Kimia Dasar
h. Batang Pengaduk
Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk
larutan atau untuk membantu memindahkan
larutan dari satu wadah ke dalam wadah lain.
i. Desikator
Seperti panci bersusun, dengan pembatas
dibagian tengah. Bagian bawah berisi silica gel
sebagai pengering. Digunakan untuk pengeringan
bahan kimia. Pada penutupnya dilapisi dengan
vaselin untuk menjaga tetap kedap udara.
Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan
vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya
ada katup yang bisa dibuka tutup, yang
dihubungkan dengan selang ke pompa
10
Praktikum Kimia Dasar
11
Praktikum Kimia Dasar
a. Gelas Ukur
b. Pipet Ukur
12
Praktikum Kimia Dasar
c. Pipet Volume
d. Timbangan analitik
Fungsi dan jenis :
- Digunakan untuk menimbang padatan kimia
- Neraca analitis dengan tiga buah lengan
ayun berskala
- Neraca analitis dengan tiga buah lengan
ayun untuk masing-masing skala (10 g, 1 g,
0,01 g, dan 0,0001 g)
- Neraca analitis digital dengan penutup
- Neraca analitis digital model kompak
13
Praktikum Kimia Dasar
a. Kawat Kassa
kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan
sebagai alas dalam penyebaran panas yang
berasal dari suatu pembakar
b. Klemp (clamp)
c. Pembakar spirtus
d. Statif
d. Statif
14
Praktikum Kimia Dasar
e. Water Bath
Latihan
15
Praktikum Kimia Dasar
Ringkasan
16
Praktikum Kimia Dasar
Kegiatan Praktikum 2
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap saat. Setiap
bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penangangan tertentu. Sifat
bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi, toksik, dan mudah terbakar. Sedapat
mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari. Untuk
menghindari bahaya kontaminasi bahan kimia hendaklah setiap personel yang terlibat dalam
kegiatan di laboratorium kimia harus memahami budaya kesehatan dan keselamatan kerja
(K3).
Pemahaman tentang K3 mutlak harus dimiliki oleh semua pihak yang terlibat pada
kegiatan praktikum kimia (Praktikan, Laboran, Instruktur). Sumber-sumber bahaya yang
perlu diwaspadai selama di laboratorium kimia meliputi :
1. bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak, dan karsinogenik
2. alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan sengatan listrik seperti
kompor, alat pemanas, oven, lampu dan sebagainya
3. Alat-alat gelas yang mudah pecah yang berpotensi melukai tubuh.
4. Pemanas air atau minyak yang dapat memercik
1. Tahap persiapan
a. Setiap praktikan harus paham setiap tahapan yang akan dikerjakan dalam
praktikum dimulai dari persiapan praktikum, mengetahui tujuan praktikum, cara
kerja, paham tindakan yang harus dilakukan dan dihindari saat kerja di misalnya
menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api, membuang sampah
dan limbah praktikum pada tempat yang telah ditentukan.
b. Mengetahui jenis bahan yang digunakan dalam praktikum dan sifat-sifat bahannya.
Apakah bersifat mudah terbakar, toksik, karsinogenik dan paham cara
penanganannya.
c. Mengetahui setiap alat yang akan digunakan dan memahami cara kerja setiap alat.
d. Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium berwarna
putih, kacamata google, sarung tangan karet, sepatu, masker, dan sebagainya
sesuai kebutuhan praktikum.
17
Praktikum Kimia Dasar
2. Tahap Pelaksanaan
a. Praktikan menggunakan pelindung seperti kaca mata, baju jas laboratorium,
sepatu (jangan memakai sandal) dan tidak memakai perhiasan yang berlebihan
b. ketahui letak alat pengaman laboratorium
c. Sebelum mengambil pereaksi baca etiket setiap botol pereaksi dengan cermat.
d. Mengambil dan menggunakan bahan kimia secukupnya karena dapat mencemari
lingkungan
e. Jangan mencium bahan kimia secara langsung, tetapi cium bau zat kimia dengan
cara mengibaskan dengan tangan terlebih dahulu.
f. Bila tidak ada perintah untuk mencicipi rasa bahan kimia, jangan melakukannya,
tetap berprinsip bahwa semua bahan kimia di laboratorium itu berbahaya.
g. Tidak diperkenankan makan dan minum selama di laboratorium karena beresiko
untuk tercemar zat kimia.
h. Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan yang
digunakan.
i. Pilihlah alat gelas yang tidak retak / pecah supaya terhindar dari bahaya luka gores
j. Bunsen / lampu spiritus harus dimatikan jika sudah tidak dipakai.
k. Gunakan lemari asam jika bekerja dengan zat kimia yang menghasilkan uap
beracun.
l. Jika anda mengerjakan asam kuat maka harus menuangkan asam kedalam air
secara perlahan – lahan sambil diaduk, jangan sebaliknya karena akan
menimbulkan percikan berbahaya bagi kita.
m. Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang diperlukan
3. Tahap Penutupan
a. Cuci dan keringkan setiap alat yang telah digunakan sebelum disimpan
b. Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan ke tempat semula.
c. Mematikan peralatan listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan rapat
(dengan tutupnya semula).
d. Bersihkan meja dan area tempat kerja
e. Keluarlah dari laboratorium dengan tertib.
Sisa-sisa bahan kimia yang telah digunakan dalam setiap percobaan kimia perlu
penanganan khusus karena limbah bahan kimia dapat mencemari lingkungan. Penanganan
khusus untuk limbah bahan kimia diantaranya adalah :
1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan
2. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
3. Kenali jenis bahan kimia dan buang sesuai jenisnya pada tempat yang disediakan
4. Limbah organik dan anorganik harus dipisahkan agar dapat ditangani dengan tepat
18
Praktikum Kimia Dasar
5. Limbah cair yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang dengan
pengenceran air yang banyak.
6. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol khusus dan
diberi label yang jelas.
Bekerja di laboratorium dengan bahan kimia dan alat-alat gelas sangat memungkinkan
terjadinya kecelakaan kerja meskipun telah bekerja dengan hati-hati. Penanganan terhadap
kecelakaan kerja di laboratorium sangat perlu dikuasai oleh praktikan maupun petugas di
laboratorium. Bila terjadi kecelakaan kerja perhatikan hal-hal berikut ini :
1. Tetap tenang dan jangan panik
2. Segera minta bantuan teman atau petugas laboratorium yang ada di dekat anda, untuk
mengantisipasi kejadian kecelakaan kerja maka tidak diperkanankan bekerja sendirian
di laboratorium
3. Kenali bahan kimia yang mengenai tubuh agar dapat ditangani dengan tepat.
4. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan kimia, bila perlu
bilas dengan air mengalir
5. Bila terkena tumbahan bahan kimia di kulit, jangan digaruk agar tidak menyebar
6. Bawalah keluar ruangan supaya banyak menghirup oksigen.
7. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat bila membutuhkan penanganan lebih
lanjut.
19
Praktikum Kimia Dasar
1. Jas laboratorium
Pakaian kerja untuk melindungi tubuh dari percikan
bahan kimia. Dipilih warna putih untuk memudahkan
sensitivitas warna bila ada tumpahan bahan kimia.
2. Sepatu
Sepatu untuk melindungi kaki dari resiko
tumpahan bahan kimia. Gunakan sepatu dari
bahan yang tidak mudah terbatar. Jangan
menggunakan sandal atau sepatu sandal yang
terbuka karena akan beresiko terkena tumpahan
bahan kimia.
20
Praktikum Kimia Dasar
5. Masker
Masker digunakan untuk menghindari dari
terhirupnya partikel-partikel bahan kimia. Pada
saat bekerja dengan asam kuat dan basa kuat
wajib menggunakan masker.
21
Praktikum Kimia Dasar
Latihan
22
Praktikum Kimia Dasar
Daftar Pustaka
Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Khamidinal, 2009, Teknik Laboratorium Kimia,Pustaka Pelajar, Jogjakarta
Sunarto, Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia, Pendidikan MIPA
UNY, Jogjakarta
23
Praktikum Kimia Dasar
MODUL II
ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN I DAN II
Wardiyah, M.Si, Apt
2. Analisis kuantitatif
Adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar) absolut atau relatif dari suatu
elemen atau spesies yang ada di dalam sampel
3. Analisis struktur
Adalah penentuan letak dan pengaturan ruang tempat atom dalam suatu elemen atau
molekul,
serta identifikasi gugus-gugus karakteristik (gugus-gugus fungsional) dalam suatu
molekul.
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion /
kation suatu larutan.
Kation adalah ion yang bermuatan positif. Kation dikelompokkan dalam lima
golongan berdasarkan reaksi kation tersebut terhadap reagensia tertentu dengan
membentuk endapan atau tidak. Sehingga klasifikasi kation didasarkan pada perbedaan
kelarutan kation tersebut terhadap klorida, sulfida, dan karbonat. Reagensia golongan yang
dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
ammonium sulfida, dan ammonium karbonat.
Pada bab 2 ini akan membahas tentang analisis kimia kualitatif untuk kation,
sedangkan analisis kualitatif untuk anion akan dipelajari dalam bab berikutnya. Analisis
kation digolongkan dalam lima kelompok kation yaitu kation golongan I sampai dengan
golongan V. Pada bab 2 ini akan dibicarakan tentang kation golongan I dan II yang akan
disajikan dalam dua topik. Sedangkan kation golongan III, IV dan V akan dibahas di bab 3.
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida,
sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
24
Praktikum Kimia Dasar
Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi kation yang
terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk
setiap kation yang terdapat dalam sampel.
Praktikum analisa kualitatif kation akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Mahasiswa akan diberikan 6 (enam) sampel kation tiap pertemuan. Mahasiswa dapat
mengidentifikasi sampel dengan mereaksikan sampel dengan larutan pereaksi yang sesuai.
Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan (putih atau berwarna), gas (berbau/tidak),
atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat membedakan antara kation satu dengan yang lain
dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel
25
Praktikum Kimia Dasar
Kegiatan Praktikum 1
Identifikasi Kation Golongan 1
Kation golongan I akan membentuk endapan dengan asam klorida. Yang termasuk
kation golongan I adalah timbal (II) Pb2+, merkurium (I) Hg+, dan perak (I) Ag+. Pada bab ini
akan dilakukan identifikasi kation golongan I dari timbal (II) Pb2+ dan perak (I) Ag+.
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation
golongan I yaitu Pb2+ dan Ag+ yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat
menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel.
B. PETUNJUK
Setelah mempelajari tentang jenis dan reaksi kation golongan I mahasiswa diharapkan
dapat mengidentifikasi beberapa contoh kation golongan I yang akan diberikan dalam
bentuk larutan sampel. Mahasiswa akan mereaksikan sampel-sampel tersebut dengan
pereaksi tertentu kemudian hasil reaksi dicatat dalam lembar kerja praktikum dibandingkan
dengan dugaan hasil reaksi kation tersebut. Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan
(putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat
membedakan antara kation satu dengan yang lain dalam satu golongan maupun dengan
golongan lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat
dalam sampel.
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen
Bahan :
1. Larutan sampel kation Pb2+dan Ag+.
2. Larutan pereaksi :
3. NaOH encer
4. HCl encer
5. KI encer
6. Na2S2O3
26
Praktikum Kimia Dasar
7. NH4OH
8. CH3COONH4
9. CH3COOH
10. K2CrO4
D. CARA KERJA
27
Praktikum Kimia Dasar
28
Praktikum Kimia Dasar
E. HASIL PENGAMATAN
29
Praktikum Kimia Dasar
Latihan
Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan
Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) jelaskan dasar penggolongan kation golongan I
2) sebutkan 3 cara identifikasi Pb2+
3) sebutkan 3 cara identifikasi Ag +
4) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Pb2+
5) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Ag +
30
Praktikum Kimia Dasar
Kegiatan Praktikum 2
Identifikasi Kation Golongan II
Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Yang termasuk kation golongan
II adalah merkurium (II) Hg2+, tembaga (II) Cu2+, bismut Bi3+, kadmium Cd2+, arsenik As3+,
stibium Sb3+, stibium Sb5+, timah Sn2+, timah Sn4+. Topik ini akan membahas kation golongan
II Hg2+dan Cu2+.
A. TUJUAN :
Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation
golongan II Hg2+dan Cu2+ yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat
menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel
B. PETUNJUK
Setelah mempelajari tentang jenis dan reaksi kation golongan II mahasiswa diharapkan
dapat mengidentifikasi beberapa contoh kation golongan II yang akan diberikan dalam
bentuk larutan sampel. Mahasiswa akan mereaksikan sampel-sampel tersebut dengan
pereaksi tertentu kemudian hasil reaksi dicatat dalam lembar kerja praktikum dibandingkan
dengan dugaan hasil reaksi kation tersebut. Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan
(putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat
membedakan antara kation satu dengan yang lain dalam satu golongan maupun dengan
golongan lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat
dalam sampel.
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen
Bahan :
1. Larutan sampel kation Hg2+dan Cu2+.
2. Larutan pereaksi :
3. NaOH encer
4. HCl encer
31
Praktikum Kimia Dasar
5. KI encer
6. NH4OH
7. NH4Cl
D. CARA KERJA
2. Identifikasi Cu2+
a. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH encer maka akan terbentuk endapan
biru.
b. dari hasil reaksi no 1, ambil sebagian (± 1 ml), panaskan, endapan biru akan
berubah menjadi hitam
c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan KI encer maka akan terbentuk endapan
putih
d. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan KCNS encer maka akan terbentuk endapan
hitam
32
Praktikum Kimia Dasar
E. HASIL PENGAMATAN
Latihan
Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan
Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) jelaskan dasar penggolongan kation golongan II
2)
sebutkan 3 cara identifikasi Hg2+
3) sebutkan 3 cara identifikasi Cu 2+
4) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Hg2+
5) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Cu 2+
33
Praktikum Kimia Dasar
Daftar Pustaka
Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Gandjar, I.G., Rohman A, 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi, Cipta Kreasi
Bersama, Jakarta
Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri,
Gadjah mada University Press, Jogjakarta
Svhela G, 1994, Buku teks Analisa An Organik Kualitatif Mikro dan Makro. Penerjemah
Setyono L , Hadyana, Kalman Media Pusaka, Jakarta
34
Praktikum Kimia Dasar
MODUL III
ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN III, IV DAN V
Wardiyah, M.Si, Apt
Pada Bab 2 sudah dibahas kation golongan I dan II, sedangkan kation golongan III, IV,
dan V akan dibahas pada Bab 3 ini. Penggolongan kation golongan III berdasarkan pada sifat
dari kation ini yang tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Tetapi kation golongan III membentuk endapan
dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal.
Kation golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation
golongan ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation golongan V adalah kation-kation
yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya.
35
Praktikum Kimia Dasar
Kegiatan Praktikum I
Analisa Kualitatif Kation Golongan III
Wardiyah, M.Si, Apt
Kation golongan III adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III),
aluminium, zink, dan mangan (II). Yang akan dipelajari dalam topik ini adalah Zn2+, Fe2+, Fe3+,
dan Al3+ .
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation
golongan III yaitu Zn2+, Fe2+, Fe3+, Al3+ yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan
dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam sampel.
B. PETUNJUK
Setelah mempelajari tentang jenis dan reaksi kation golongan III mahasiswa
diharapkan dapat mengidentifikasi beberapa contoh kation golongan III yang akan diberikan
dalam bentuk larutan sampel. Mahasiswa akan mereaksikan sampel-sampel tersebut dengan
pereaksi tertentu kemudian hasil reaksi dicatat dalam lembar kerja praktikum dibandingkan
dengan dugaan hasil reaksi kation tersebut. Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan
(putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat
membedakan antara kation satu dengan yang lain dalam satu golongan maupun dengan
golongan lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat
dalam sampel.
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen
Bahan :
1. Larutan sampel kation Zn2+, Fe2+, Fe3+, dan Al3+.
36
Praktikum Kimia Dasar
2. Larutan pereaksi :
3. NaOH encer
4. K-ferrosianida
5. K-ferrisianida
6. KCNS
7. NH4OH
8. Natrium asetat (CH3COONa)
9. Natrium fosfat (Na2HPO4)
10. HCl
D. CARA KERJA
1. Identifikasi Zn2+
a. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NaOH encer maka akan terbentuk
endapan putih seperti gel.
b. dari hasil reaksi nomor 1 ambil sebagian kemudian tambahkan kembali dengan
NaOH, endapan yang terbentuk akan larut dalam NaOH berlebih
c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan K-ferrosianida akan
terbentuk endapan berwarna putih
d. Ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan NH4OH encer maka akan terbentuk
endapan putih gel (seperti pada reaksi no 1).
e. dari hasil reaksi nomor 4 ambil sebagian kemudian tambahkan kembali dengan
NH4OH, endapan yang terbentuk akan larut dalam NH4OH berlebih
37
Praktikum Kimia Dasar
4. Identifikasi Al3+
a. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan NaOH akan terbentuk endapan
putih seperti gel.
b. dari reaksi no 1, ambil sebagian hasil reaksi kemudian tambahkan NaOH berlebih,
endapan yang terbentuk akan larut.
c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan NH4OH akan terbentuk endapan
putih seperti gel.
d. dari reaksi no 3, ambil sebagian hasil reaksi kemudian tambahkan NH4OH berlebih,
endapan yang terbentuk tidak larut.
e. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan CH3COONa pada awalnya tidak
akan terbentuk endapan tetapi setelah dipanaskan akan terbentuk endapan yang
akan larut kembali setelah dingin.
f. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan Na2HPO4 akan terbentuk endapan
putih
g. dari hasil reaksi no 4 ambil sebagian dan tambahkan dengan asam kuat encer (HCl
encer) endapan yang terbentuk akan larut.
38
Praktikum Kimia Dasar
E. HASIL PENGAMATAN
+
3+
4. Al 1. NaOH 1. endapan +
39
Praktikum Kimia Dasar
Latihan
Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan
Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) Bagaimana membedakan kation Fe2+ dan Fe3+ ?
2) Bagaimana membedakan kation Al3+ dan Zn2+ ?
3) sebutkan 3 cara identifikasi Zn 2+
4) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Fe2+
5) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Al3+
40
Praktikum Kimia Dasar
Kegiatan Praktikum 2
Analisa Kualitatif Kation Golongan IV dan V
Wardiyah, M.Si, Apt
Kation golongan IV dan V digolongkan berdasarkan sifatnya yang tidak dapat bereaksi
dengan reagensia-reagensia golongan I, II, dan III. Termasuk dalam kation golongan IV adalah
kalsium, strontium, dan barium. Sedangkan kation golongan V meliputi ion magnesium,
natrium, kalium, amonium, lithium, dan hidrogen.
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation
golongan IV dan V yaitu Ca2+, Ba2+, Mg2+ dan NH4 + yang terdapat dalam sampel dengan tepat
dan dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation yang terdapat dalam
sampel.
B. PETUNJUK
Setelah mempelajari tentang jenis dan reaksi kation golongan IV dan V mahasiswa
diharapkan dapat mengidentifikasi beberapa contoh kation golongan IV dan V yang akan
diberikan dalam bentuk larutan sampel. Mahasiswa akan mereaksikan sampel-sampel
tersebut dengan pereaksi tertentu kemudian hasil reaksi dicatat dalam lembar kerja
praktikum dibandingkan dengan dugaan hasil reaksi kation tersebut. Hasil reaksi dapat
berupa terbentuknya endapan (putih atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala.
Mahasiswa harus dapat membedakan antara kation satu dengan yang lain dalam satu
golongan maupun dengan golongan lain dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk
setiap kation yang terdapat dalam sampel.
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen
Bahan :
1. Larutan sampel kation Ca2+, Ba2+, Mg2+ dan NH4+ .
2. Larutan pereaksi :
41
Praktikum Kimia Dasar
3. NaOH encer
4. K-ferrosianida
5. K-ferrisianida
6. KCNS
7. NH4OH
8. Natrium asetat (CH3COONa)
9. Natrium fosfat (Na2HPO4)
10. HCl
D. CARA KERJA
1. Identifikasi Ca2+
a. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan NaOH akan terbentuk endapan
putih
b. dari hasil reaksi no. 1 ambil sebagian, kemudian tambahkan dengan NaOH berlebih
maka endapan yang terbentuk akan larut.
c. ambil larutan sampel ±3 ml tambahkan dengan amonium oksalat ((NH4)2C2O4) akan
terbentuk endapan putih
d. dari reaksi no 3 ambil sebagian pindahkan dalam dua tabung reaksi lain, masing-
masing tambahkan dengan CH3COOH dan HCl. Reaksi dengan CH3COOH endapan
yang terbentuk tidak larut, tetapi reaksi dengan HCl akan melarutkan endapan.
e. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan K-ferrosianida akan terbentuk
endapan putih
2. Identifikasi Ba2+
a. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan NaOH, akan terbentuk endapan
putih. Endapan ini tidak larut dalam NaOH berlebih.
b. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan amonium oksalat ((NH4)2C2O4) akan
terbentuk endapan putih
c. dari reaksi no 3 ambil sebagian pindahkan dalam dua tabung reaksi lain, masing-
masing tambahkan dengan CH3COOH panas dan HCl. Reaksi dengan CH3COOH
panas dan HCl akan melarutkan endapan.
d. ambil larutan sampel ±3 ml K-Kromat akan terbentuk endapan berwarna kuning
42
Praktikum Kimia Dasar
e. dari reaksi no 4, ambil sebagian hasil reaksi masukkan dalam dua tabung reaksi lain
tambahkan dengan CH3COOH panas dan HCl. Reaksi dengan CH3COOH panas tidak
melarutkan endapan, tetapi reaksi dengan HCl akan melarutkan endapan.
ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan H2SO4 encer akan terbentuk endapan
putih, kemudian ambil sebagian hasil reaksi tambahkan dengan HCl atau HNO3 encer,
endapan tetap terbentuk (tidak larut).
3. Identifikasi Mg2+
a. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan NaOH, akan terbentuk endapan
putih. Endapan ini tidak larut dalam NaOH berlebih.
b. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan Na 2CO3 akan terbentuk endapan
putih
c. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan larutan dapar (NH4OH + NH4Cl)
dan larutan dinatrium hyidrogen fosfat membentuk endapan putih (NH4Cl untuk
mencegah pengendapan magnesium hidroksida)
4. Identifikasi NH4+
a. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan NaOH, akan terbentuk gas amonia
yang dapat dikenali dari baunya dan dapat membirukan kertas lakmus merah
basah.
b. ambil larutan sampel ±2 ml tambahkan dengan larutan KOH dan peraksi Nessler
akan membentuk endapan coklat sampai kuning
43
Praktikum Kimia Dasar
E. HASIL PENGAMATAN
N KATIO DUGAA HASI PARA KE
PROSEDUR PENGAMATAN
O N N L F T
1. Ca 2+ 1. NaOH 1. endapan putih +
NaOH berlebih endapan larut +
2. (NH4)2C2O4
CH3COOH 2. endapan putih +
HCl tidak larut +
3. K4FeCN6 endapan larut +
3. endapan putih +
4. endapan
putih
44
Praktikum Kimia Dasar
Latihan
Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan
Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) Bagaimana cara identifikasi ion amonium ?
2) sebutkan 3 cara identifikasi Mg2+
3) sebutkan 3 cara identifikasi Ba 2+
4) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Mg2+
5) tuliskan reaksi yang spesifik untuk Ca 2+
45
Praktikum Kimia Dasar
Daftar Pustaka
Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Gandjar, I.G., Rohman A, 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi, Cipta Kreasi
Bersama, Jakarta
Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri,
Gadjah mada University Press, Jogjakarta
Svhela G, 1994, Buku teks Analisa An Organik Kualitatif Mikro dan Makro. Penerjemah
Setyono L , Hadyana, Kalman Media Pusaka, Jakarta
46
Praktikum Kimia Dasar
MODUL IV
ANALISIS ANION
Wardiyah, M.Si, Apt
Analisis anion pada prinsipnya sama seperti pada kation, tetapi analisis anion tidak
mempunyai metode analisis sistematis seperti kation. Pemisahan anion-anion yang
memungkinkan adalah menggolongkannya dalam golongan-golongan utama¸ berdasarkan
pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Pada
analisis anion dilakukan pengamatan terhadap perubahan spesifik dari sampel yang diuji
yang meliputi perubahan warna atau terjadinya gas/bau berdasarkan penambahan asam
sulfat encer atau pekat.
Pada praktikum ini, kelompok anion akan dibagi 2 yaitu:
Kelompok I meliputi : Cl-, Br-, I- , CNS-, dan S2O32 –
Kelompok II meliputi : SO42 -, NO3 -, CO32 -, PO43
47
Praktikum Kimia Dasar
Kegiatan Praktikum 1
Analisis Anion kelompok 1
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengidentifikasi anion kelompok 1 yaitu Cl-, Br-, I- , CNS-, dan S2O32 -
yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik
untuk setiap anion yang terdapat dalam sampel.
B. PETUNJUK
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen
Bahan :
1. Larutan sampel
2. Larutan pereaksi anion
D. CARA KERJA
1. Identifikasi Cl-
a. ambil sejumlah larutan sampel anion Cl- tambahkan dengan larutan pereaksi
AgNO3 akan terbentuk endapan putih AgCl.
b. dari hasil reaksi no. 1 pindahkan sebagian dalam dua tabung reaksi lain, masing-
masing tambahkan dengan asam nitrat dan amonia encer. Endapan AgCl tidak akan
larut dalam asam nitrat tetapi larut dalam amonia encer.
48
Praktikum Kimia Dasar
c. ambil sejumlah larutan sampel tambahkan asam nitrat, KMnO4, dan kloroform,
kemudian dikocok, reaksi yang terjadi akan menghasilkan gas klor yang tidak
memberikan warna pada lapisan kloroform.
2. Redoxs:
NaCl + KMnO4 + HNO3(p) + CHCL3 Dikocok → Bening
2KMnO4 + 6HNO3 → 2KNO3 + 2Mn(NO3)2 + 3H2O + 5On
2NaCl + 2HNO3 + On → 2NaNO3 + H2O + Cl2 (gas)
Cl2 + CHCl3 → Larutan CHCl3 bening tidak berwarna.
2. Identifikasi Br-
a. ambil sejumlah larutan sampel anion Br- tambahkan dengan larutan pereaksi
AgNO3 akan terbentuk endapan kuning muda AgBr.
b. dari hasil reaksi no. 1 pindahkan sebagian dalam dua tabung reaksi lain, masing-
masing tambahkan dengan larutan NH4OH encer dan NH4OH pekat. Endapan AgBr
tidak akan larut dalam NH4OH encer tetapi larut dalam NH4OH pekat.
c. ambil sejumlah larutan sampel tambahkan asam nitrat, KMnO4, dan kloroform,
kemudian dikocok, reaksi yang terjadi akan menghasilkan gas brom yang
memberikan warna kuning-merah jingga pada lapisan kloroform.
3. Identifikasi I-
a. ambil sejumlah larutan sampel anion I- tambahkan dengan larutan pereaksi AgNO3
akan terbentuk endapan kuning kehijauan dari AgI.
49
Praktikum Kimia Dasar
b. dari hasil reaksi no. 1 pindahkan sebagian dalam dua tabung reaksi lain, dan
masing-masing tambahkan dengan larutan HNO 3 dan NH4OH encer atau pekat,
endapan AgI tidak akan larut dalam HNO3 maupun NH4OH .
c. ambil sejumlah larutan sampel tambahkan asam nitrat, KMnO4, dan kloroform,
kemudian dikocok, reaksi yang terjadi akan menghasilkan gas I2 yang memberikan
warna merah muda – ungu (violet).
Reaksi pada
1. KI + AgNO3 → AgI↓ (kuning kehijauan) + KNO3
AgI + HNO3 → Tidak Larut
AgI + NH4OH(e/p) → Tidak Larut
4. Identifikasi CNS-
a. ambil sejumlah sampel anion CNS- tambahkan dengan larutan FeCl3, akan
terbentuk larutan berwarna merah darah
b. ambil sejumlah larutan sampel sampel anion CNS- tambahkan dengan larutan
AgNO3, akan terbentuk endapan putih. Hasil reaksi tersebut kemudian dibagi
dalam 2 tabung reaksi lain, masing-masing ditambahkan dengan asam nitrat dan
NH4OH, reaksi dengan asam nitrat endapan putih dari AgCNS tidak akan larut,
sedangkan reaksi dengan NH4OH akan melarutkan endapan.
c. ambil sejumlah sampel anion CNS- tambahkan dengan larutan CuSO4 , akan
terbentuk endapan hijau yang akan berubah menjadi hitam.
50
Praktikum Kimia Dasar
4. larutan sampel tiosulfat ditambahkan larutan asam klorida, maka larutan akan
berubah menjadi keruh kekuningan
E. TABEL PENGAMATAN
51
Praktikum Kimia Dasar
3. endapan
hijau
hitam
5. S2O32- 1. AgNO3 1. endapan putih +
hitam
2. Iodium 2. warna Iod +
hilang
3. BaCl2 3. endapan putih +
+HCl encer endapan larut +
4. HCl 4. keruh kuning +
Latihan
Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan
Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) Jelaskan proses identifikasi yang spesifik untuk ion Cl-, Br-, dan I-
2) Bagimana membedakan ion CNS- dengan S2O32- berdasarkan reaksinya terhadap
AgNO3 ?
3) Bagaimana reaksi antara S2O32- dengan iodium, dan perubahan apa yang akan terjadi
?
4) Bagaimana reaksi CNS- dengan FeCl3 ?
5) Bagaimana perbedaan reaksi antara Br-, Cl-, dan I- apabila direaksikan dengan AgNO3 ?
52
Praktikum Kimia Dasar
53
Praktikum Kimia Dasar
Kegiatan Praktikum 2
Analisis Anion Kelompok II
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengidentifikasi anion kelompok 1 yaitu SO42 -, NO3 -, CO32 -, PO43 -,
dan BO33 - yang terdapat dalam sampel dengan tepat dan dan dapat menunjukan reaksi yang
spesifik untuk setiap anion yang terdapat dalam sampel.
B. PETUNJUK
Pada praktikum analisa kualitatif anion pertemuan kedua mahasiswa akan diberikan 5
(lima) sampel anion yaitu SO4 2 -, NO3 -, CO 32 -, PO43 -, dan BO 33 - . Mahasiswa dapat
mengidentifikasi sampel dengan mereaksikan sampel dengan larutan pereaksi yang sesuai.
Hasil reaksi dapat berupa terbentuknya endapan (putih atau berwarna), gas (berbau/tidak),
atau warna nyala. Mahasiswa harus dapat membedakan antara anion satu dengan yang lain
dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap anion yang terdapat dalam sampel.
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen
Bahan :
1. Larutan sampel
2. Larutan pereaksi anion
D. CARA KERJA
1. Identifikasi SO42 –
a. ambil sejumlah larutan sampel ± 2ml tambahkan dengan larutan Barium klorida
yang akan membentuk endapan putih dari Barium sulfat (BaSO 4). Hasil endapan
barium sulfat kemudian pindahkan sebagian ke dalam tabung reaksi lain dan
tambahkan dengan HCl, endapan barium sulfat tidak akan larut.
b. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan Pb asetat, akan terbentuk endapan
putih. Hasil reaksi ini kemudian tambahkan dengan larutan amonia atau natrium
asetat, maka endapan akan larut.
54
Praktikum Kimia Dasar
2. identifikasi NO3 –
a. ambil larutan sampel NO3- kemudian tambahkan dengan sedikit serbuk Ferro
Sulfat, kemudian hati-hati ditambah asam sulfat pekat, pada bidang batas akan
terbentuk cincin warna coklat.
b. ambil larutan sampel NO3- tambahkan dengan larutan difenilamin, akan terbentuk
warna biru.
3. Identifikasi CO3 2-
a. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk
endapan putih yang akan berubah menjadi coklat
b. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan Magnesium sulfat, akan
terbentuk endapan putih
c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan asam klorida encer, akan
terbentuk gas CO2
d. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan HgCl2, akan terbentuk
endapan coklat
55
Praktikum Kimia Dasar
4. Identifikasi PO4 2-
a. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk
endapan berwarna kuning. Dari hasil reaksi ini kemudian pindahkan dalam dua
tabung reaksi lain, tambahkan masing-masing dengan asam nitrat dan amonia,
endapan akan larut dalam kedua pereaksi.
b. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan asam nitrat pekat dan larutan
amonium molibdat, panaskan, akan terbentuk endapan kuning
c. ambil larutan sampel ± 2 ml tambahkan dengan larutan amonium klorida,
amonium hidroksida dan Magnesium Sulfat membentuk endapan putih.
5. identifikasi BO3 2-
a. ambil larutan sampel masukkan dalam cawan uap, panaskan sampai menguap,
kristal yang terbentuk ditambah metanol dan asam sulfat pekat dibakar memberi
nyala berwarna hijau.
b. ambil larutan sampel, tambahkan HCl pekat, celupkan kertas kurkumin
kedalamnya, warna kertas kurkumin berubah menjadi merah-kecoklatan.
E. TABEL PENGAMATAN
56
Praktikum Kimia Dasar
Latihan
Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan
Anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) Jelaskan proses identifikasi yang spesifik untuk ion SO42 –
2) Jelaskan proses identifikasi yang spesifik untuk ion NO3 –
3) Bagaimana reaksi yang terjadi pada BO32- dengan menggunakan kertas kurkumin ?
4) Bagaimana reaksi yang spesifik untuk ion CO32- ?
5) Bagaimana perbedaan reaksi antara CO32- dan PO42- apabila direaksikan dengan
AgNO3 ?
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 4 Topik 2 dengan
seksama.
57
Praktikum Kimia Dasar
Daftar Pustaka
Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Gandjar, I.G., Rohman A, 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi, Cipta Kreasi
Bersama, Jakarta
Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri,
Gadjah mada University Press, Jogjakarta
Svhela G, 1994, Buku teks Analisa An Organik Kualitatif Mikro dan Makro. Penerjemah
Setyono L , Hadyana, Kalman Media Pusaka, Jakarta
58
Praktikum Kimia Dasar
MODUL V
PENGANTAR ANALISIS KUANTITATIF
Wardiyah, M.Si, Apt
Analisis Kuantitatif adalah proses atau pekerjaan untuk mengetahui komponen suatu
sampel di tinjau dari segi jumlahnya Untuk menjawab pertanyaan, Berapa ?.
Analisis terhadap suatu sampel meliputi empat hal, yaitu :
1. sampling, pengambilang cuplikan (sampel) yang mewakili dari bahan yang dianalisis
2. mengubah analit menjadi bahan yang dapat dianalisa
3. pengukuran
4. perhitungan dan penafsiran
59
Praktikum Kimia Dasar
Kegiatan Praktikum 1
Analisa Volumetri
Analisa volumetri adalah analisa kuantitatif dimana kadar komposisi dari zat uji
ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (konsentrasi diketahui) yang ditambahkan kedalam
larutan zat uji, hingga komponen yang akan ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan
pereaksi tersebut. Proses yang dilakukan disebut dengan titrasi.
Dasar suatu reaksi dalam analisa titrimetri memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Reaksi harus berlangsung cepat
2. Reaksi harus sederhana dan diketahui dengan pasti, sehingga didapat kesetaraan yang
pasti dari reaktan
3. Reaksi harus berlangsung sempurna
4. Alat pengukur volume seperti buret, pipet volume, dan labu takar yang ditera secara
teliti.
5. Senyawa yang digunakan sebagai larutan baku atau untuk pembakuan harus senyawa
dengan kemurnian tinggi.
Beberapa istilah yang terdapat dalam analisa kuantitatif adalah pereaksi atau yang
disebut juga dengan titran, sampel atau disebut dengan titrat, dan titik akhir reaksi yaitu saat
berakhirnya suatu titrasi. Titik akhir dalam analisa volumetri ini dapat dilihat karena adanya
perubahan-warna atau terbentuknya endapan (kekeruhan). Perubahan dapat terjadi karena
larutan bakunya sendiri atau dengan bantuan zat lain yang disebut dengan indikator. Bila
titrasi dilakukan dengan menambahkan indikator, maka perubahan warna terjadi karena
reaksi antara indikator dengan titran. Bila tidak ditambahkan indikator, maka perubahan
warna terjadi karena titran / titrat mempunyai warna.
Terjadinya perubahan warna / kekeruhan berdasarkan indikator, merupakan akibat
perubahan yang terjadi dalam larutan yang dititrasi.
1. Dalam asidi-alkalimetri, sifat yang berubah itu ialah pH larutan.
2. Dalam titrasi iodometri (I2 dititrsi dengan Na2S2O3) digunakan amilum sebagai
indikator.
3. Dalam titrasi dengan K2Cr2O7 sbg titran digunakan indikator yang berubah warna
karena daya oksidasi larutan naik.
Untuk titrasi yg baik, maka perubahan warna atau kekeruhan harus terjadi tepat pada
saat titran telah ekivalen dengan titrat disebut: titik ekivalen, dengan perkataan lain titik
akhir seharusnya tepat sama dengan titik ekivalen. Pada umumnya, titik akhir tidak tepat
sama dengan titik ekivalen, sehingga terjadi kesalahan titrasi. Namun kesalahan itu tidak
perlu dianggap kegagalan titrasi. Yang penting adalah kesalahan itu harus dibatasi. Dalam
praktek tingkat kesalahan tidak lebih dari 0,1%.
60
Praktikum Kimia Dasar
A. KLASIFIKASI TITRASI
Jenis-jenis titrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis reaksi, titran yang digunakan,
cara penetapan titik akhir titrasi, dan komponen zat uji
1. Berdasarkan reaksi kimia
a. Titrasi Asam – Basa
b. Titrasi Redoks
c. Titrasi Pengendapan
d. Titrasi Kompleksometri
c. Titrasi Mikro
1) Jumlah sampel : 1-10 mg
2) Volume titran : 0,1-1 ml
3) Ketelitian buret : 0,001ml
Dalam larutan kadar bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan konsentrasi. Istilah
ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat (gram) tiap satuan volume
(ml) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar seperti ini adalah gram/ml. Cara ini
disebut dengan cara berat/volume atau b/v. Disamping cara ini, ada cara yang menyatakan
61
Praktikum Kimia Dasar
kadar dengan gram zat terlarut tiap gram pelarut atau tiap gram larutan yang disebut
dengan cara berat/berat atau b/b.
Selanjutnya dalam analisis digunakan satuan kadar yang dasarnya mengikuti cara
pertama (b/v), yakni :
1. Molaritas
Dalam 1 molar berarti dalam satu liter berisi 1mol zat terlarut. Satu liter disini adalah
satu liter larutan (solution) bukan satu liter pelarut (solvent). Sistem molaritas ini
sering dipakai dalam analisa kuantitatif. Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut
tiap liter larutan atau dirumuskan dengan:
M = mol/liter = g/BMxV
M : Molaritas, satuan molar
g : Banyaknya zat terlarut (gram)
BM : Berat Molekul
V : Volume Larutan (liter)
Contoh :
Hitunglah molaritas suatu larutan yang mengandung 60 gram NaCl (BM=58,44) dalam
200 ml larutan.
Jawab :
M= g/BMxV = 6/ 58,44 x 0,2 = 0,5130 M
2. Formalitas
Banyaknya bobot rumus zat terlarut per liter larutan atau dirumuskan dengan :
F = nf/V
Nf = g/BR sehingga F = g/ BR x V
F : Formalitas
g : Banyaknya zat terlarut dalam gram
nf : banyaknya bobot rumus
BR : Bobot rumus
V : Volume
BR sinonim dengan bobot molekul, oleh karena itu Formalitas = Molaritas dalam situasi
dimana terjadi disosiasi. Fomalitas digunakan untuk menyatakan konsentrasi total
semua spesies yanga ada dalam bentuk pelarut.
Contoh soal :
Sebanyak 6,477 gram sampel asam dkloroasetat, Cl 2COOH ...............H+ + Cl2 CHCOO-
(BR = 128,94) dilarutkan dalam 500 ml. Pada konsentrasi ini asam terdisosiasi sebesar
45% menurut reaksi :
Hitunglah Formalitas dan molaritas
Jawab :
62
Praktikum Kimia Dasar
3. Normalitas
Merupakan banyaknya ekuivalen (ek) zat terlarut (solute) tiap liter larutan atau :
N=ek/V
Ek = g/BE
N= g/BE x V
N : Normalitas
Ek : banyaknya ekuivalen
BE : Berat ekuvalen (gram ekivalen)
V: Volume larutan (liter)
63
Praktikum Kimia Dasar
Kegiatan Praktikum 2
Pembuatan Larutan Baku Primer
dan Larutan Baku Sekunder
A. PENDAHULUAN
Larutan Baku Primer (LBP) adalah larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan
cara penimbangan zat dengan seksama.
Contoh : Kalium Biftalat, Asam Oksalat, NaCl, Natrium karbonat.
Larutan Baku Sekunder (LBS) adalah Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
dengan cara dibakukan terlebih dahulu disebut larutan standarisasi. Contoh : Asam Sulfat,
NaOH, Iodium, Natrium Thiosulfat hepta hidrat, dll
Pada praktikum kimia dasar ini analisa kuantitatif yang dilakukan adalah analisa asidi-
alkalimetri. Pada analisa asidimetri larutan baku primer yang akan digunakan adalah natrium
karbonat anhidrat. Sedangkan pada analisa alkalimetri larutan baku primer yang digunakan
adalah asam oksalat.
1. Pembuatan larutan baku primer natrium karbonat anhidrat
Timbang dengan teliti natrium karbonat anhidrat pekat yang telah dikeringkan pada
suhu 270oC selama 1 jam masukkan dalam labu ukur 100 ml air larutkan dengan
aquades sampai tepat tanda batas di leher labu, tutup labu ukur dan kocok dengan
sampai homogen.
64
Praktikum Kimia Dasar
Sejumlah asam sulfat yang sudah diketahui kadarnya diencerkan dengan air
secukupnya hingga tiap 1000 ml larutan mengandung 3,647 gram asam klorida.
Bakukan asam klorida ini dengan larutan baku primer natrium karbonat.
2. 25,00 ml
3. 25,00 ml
65
Praktikum Kimia Dasar
3. pembakuan NaOH
Titrasi larutan asam oksalat yang telah dibuat dengan menggunakan NaOH, gunakan
indikator phenolphtalein
Pembakuan :
1. Pipet 25,00 ml dari larutan COOH)2 2 H2O 0,1 N
2. Masukan kedalam Erlenmeyer sebanyak 3 kali
3. Tambahkan Indikator PP 3 tetes
4. Titrasi dg LBS NaOH yang sebenarnya sampai warna merah muda.
5. Lakukan titrasi 3 kali
6. Hitung N NaOH sesungguhnya
66
Praktikum Kimia Dasar
Daftar Pustaka
Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Bassett J, et al.,1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik, Penerbit EGC,
Jakarta
Gandjar, I.G., Rohman A, 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi, Cipta Kreasi
Bersama, Jakarta
Khamidinal, 2009, Teknik Laboratorium Kimia,Pustaka Pelajar, Jogjakarta
Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri,
Gadjah mada University Press, Jogjakarta
67
Praktikum Kimia Dasar
BAB VI
ANALISIS KUANTITATIF ASAM-BASA
Wardiyah, M.Si, Apt
A. TUJUAN
Menentukan kadar suatu senyawa asam atau basa yang terdapat dalam suatu sampel
dengan metode asidimetri dan alkalimetri
B. TEORI
Titrasi asam basa dilakukan dengan tujuan untuk menetapkan kadar suatu sampel
yang bersifat asam dengan menitrasi menggunakan larutan baku basa (alkalimetri), atau
sampel basa dititrasi dengan larutan baku bersifat asam (asidimetri). Prinsip titrasi asam
basa adalah terjadinya reakasi penetralan antara asam dengan basa atau sebaliknya, dimana
ion H dari asam akan bereaksi dengan ion OH dari basanya membentuk molekul air yang
netral (pH=7). Dalam prinsip titrasi asam basa dapat dikatakan bahwa reaksi yang terjadi
adalah reaksi penetralan antara zat pentiter (titran) dan zat yang dititrasi (titrat)
C. PRINSIP TITRASI
Pemilihan Indikator
Untuk menentukan titik akhir titrasi asam – basa, digunakan indikator. Indikator ini
merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang akan mengalami perubahan warna
pada lingkungan pH tertentu, adalah hal ini adalah pH yang merupakan titik akhir dari reaksi
asam – basa tersebut.
Perubahan warna indikator disebabkan karena daya perubahan komposisi atau
perbandingan banyaknya bentuk ion dan bentuk molekul dari indikator dalam larutan
tersebut, dimana bentuk ion dan molekulnya mempunyai warna yang berbeda.
Contoh – contoh indikator asam –basa yang biasa dipakai adalah sebagai berikut :
68
Praktikum Kimia Dasar
69
Praktikum Kimia Dasar
Kegiatan Praktikum 1
Asidimetri
1. Pipet .......ml larutan Na2B4O7 10H2O (dari sediaan kadar yang diperkirakan ...%)
2. Masukan kedalam Labu Ukur 100 ml, kemudian tambahkan aquadest sedikit demi
sedikit (sambil dikcok) sampai batas tanda
3. Larutan dicocok hingga homogen
B. PENETAPAN KADAR :
Kesimpulan :
70
Praktikum Kimia Dasar
71
Praktikum Kimia Dasar
Kegiatan Praktikum 2
Alkalimetri
Pipet .......ml larutan CH3COOH (dari sediaan kadar yang diperkirakan ...%)
1. Masukan kedalam Labu Ukur 100 ml, kemudian tambahkan aquadest sedikit demi
sedikit (sambil dikcok) sampai batas tanda
2. Larutan dicocok hingga homogen
Kesimpulan :
Maka Nilai Normalitas Sebenarnya NaOH adalah.................N
Persentase kadar Larutan asam asetat adalah.................%
72
Praktikum Kimia Dasar
73
Praktikum Kimia Dasar
Daftar Pustaka
Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Bassett J, et al.,1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik, Penerbit EGC,
Jakarta
Gandjar, I.G., Rohman A, 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi, Cipta Kreasi
Bersama, Jakarta
Khamidinal, 2009, Teknik Laboratorium Kimia,Pustaka Pelajar, Jogjakarta
Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri,
Gadjah mada University Press, Jogjakarta
74
Praktikum Kimia Dasar
Lampiran 1
KATION / ANION
NO
PROSEDUR PENGAMATAN DUGAAN PARAF
SAMPLE
1) UJI PENDAHULUAN
2) UJI DUGAAN
3) UJI PENEGASAN
KESIMPULAN : ……………………..
REAKSI KIMIA :
75
Praktikum Kimia Dasar
Lampiran 2
CONTOH PERHITUNGAN :
76
Praktikum Kimia Dasar
3. Kadar :
mgrek Boraks = mgrek H2SO4
=VxN
= mgrek x BE
= mmol x BM mgram
= : 1000 gram/25 ml
= 100/25 x ……
Kadar = gram x 100 % = ……. %
volume awal
77
Praktikum Kimia Dasar
Lampiran 3
1. JUDUL LAPORAN
2. TUJUAN PERCOBAAN
3. PRINSIP
4. LANDASAN TEORI
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
6. KESIMPULAN
7. DAFTAR PUSTAKA
ATURAN PENULISAN :
1. Ditulis pada buku folio dengan minimal 4 halaman/lembar
2. Ditulis Menggunakan Pulpen (tidak dengan pensil)
3. Aturan penulisan sesuai dengan sistematika laporan
78
Praktikum Kimia Dasar
Lampiran 4
Daftar Sediaan Kimia
NO NAMA BE BM SEDIAAN
1 H2SO4 1/2 98,07 2N
2 HCl 1 36,46 2N
3 NaOH 1 40 2N
4 Na2CO3 1/2 106 21,2232 g/l
5 NaB4O710H2O 1/2 381,34
6 H2O2 1/2 34
7 FeSO47H2O 1 278,02
8 CUSO45H2O 1 249,6
9 ASAM OXALAT 1/2 126 25,6800 g/l
10 ASAM SITRAT 1/3 210,14
11 ASAM BORAT 1 61,83
12 KALUIUM BIFTALAT 1 204,23
13 KIO3 1/6 214 82,3600 g/l
14 VITAMIN C 1/2 176,13 14, 2833 g/l
15 NaCl 1 58,44 23,3735 g/l
16 NaBr 1 102,9
79
KATION
Al3+,Zn2+,Pb2+,Mg2+,Ca2+,Ba2+,NH4+,Cu2+,Hg2+,Fe2+,Fe3+,Ag+
S+ K2Fe(CN)6
S + NH4(C2O4)
↓Putih tidak ↓
Zn2+ Al3+ ↓Putih tidak ↓
Ca 2+ Mg 2+
Ket : S=sample
80
Praktikum Kimia Dasar
ANION
Cl-,Br-,I-,CO32-,PO43-,S2032-,CNS-,NO3- ,BO32-,SO4 2-
S+ AgNO3
↓Putih
↓ putih tdk ↓ kuning Br-,I-,PO43-
Cl,CO3,CNS
hitam BO3,SO4,NO3
S+ Rx kloroform
S + FeCl3 S + BaCl2
↓Putih tidak ↓ Merah tida
SO42- NO3-, BO32-
Merah Tidak Br- ungu k
darah CNS- Cl-, CO32- I- PO43-
S + difenilamin
S + HCl
↓biru tidak ↓
NO3- BO32-
Gas CO32-
Tidak Cl-
Ket : S=sample
81