Nengsi Susanti - Resume 1 Paud

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

RESUME I

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini

Dosen Pengampu :
Dr. Ismaniar, M. Pd.

Oleh :
Nengsi Susanti (18005058)

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini

A. Sejarah Lahirnya PAUD


1. Sebelum abad ke-18
Menurut Martin Lurter (1483-1546) anak laki-laki harus diberikan
pendidikan formal atau pendidikan persekolahan. Karena anak laki-laki
adalah orang yang akan yang mencari nafkah untuk keluarganya,
mendidik dan membimbing anaknya. Oleh sebab itu, anak laki-laki harus
bisa membaca, berhitung dan menulis. Comenius (1592-1670)
mangatakan bahwa semua anak harus memperoleh kesempatan belajar di
sekolah. Kurikulum integrasi adalah ide dari Comenius. Pada kurikulum
integrasi bidang studi seperti ilmu sains, ilmu sosial, bahasa dan seni
tidak saling dipisahkan. Kegiatan pembelajaran pada anak dimulai dari
kegiatan fisik, seperti merangkai, mengamati, memanipulasi objek secara
langsung.
Jean Jacques Rousseau (1712-1778) menyatakan bahwa dia sangat
tidak setuju bahwa anak adalah miniatur orang dewasa dan menginginkan
anak-anak sesuai dengan kodratnya. Johan Heinrick Pestalozzi (1747-
1827), ia mangatakan bahwa anak-anak harus belajar dari benda nyata,
rekreasi serta bermain yang menjadi sebagian dari pendidikan anak-anak.
2. Abad ke-19
Friedrich Wilhelm Froebel (1782-1852), pada tahun 1873 ia
mendirikan kindergarten di Jerman. Di sekolah Froebel ini terdapat Gift
dan Occupation. Gift adalah tersedianya benda-benda nyata (riil) sebagai
sarana belajar untuk anak. Occupation adalah sederetan aktivitas yang
urut atau teratur. Sekolah TK model Froebel ini terus berpengaruh dan
berkembang hingga tahun 1990-an. Itulah sebabnya, Froebel sering
disebut sebagai bapak Taman Kanak-Kanak.
Robert Owen (1771-1850), the Institution for The Formation of
Caracter adalah sekolah yang didirikan oleh Robert pada tahun 1816 di
New Lannark, Skotlandia. Kemudian pada tahun 1824, ia mendirikan
sekolah anak (infant school) di New Harmony, Indiana.
Taman Kanak-kanak pada abad ini umumnya memiliki guru
dengan peran yang sangat dominan dan terstruktur. Tetapi pemberian
pengalaman secara langsung dan bermain sudah dimulai.
3. Abad ke-20
Pada tahun 1907 Maria Montessori mendirikan sekolah di Roma,
Italia dengan nama Casa Dei Bambidi (Montessori School). Montessori
mengemukakan Teori Absordent of Mind, yang berarti anak-anak
mempunyai daya serap yang tinggi terhadap informasi dari
lingkungannya. Pada sekolah montessori, anak-anak belajar keterampilan
yang dipakai seumur hidup, seperti : mengancing baju, mengikat tali
sepatu, menuang beras, memakai kaos kaki. Tak hanya itu anak-anak
juga belajar aritmatika, membaca, dan menulis.
Di sekolah montessori, anak-anak belajar secara individual atau
berupa kelompok kecil. Kurikulum dibuat berdasarkan kemampuan anak
yang sesuai dengan kebutuhan anak. Pada akhir abad 20, John Dewey
(1859-1952) menyatakan bahwa pendidikan adalah proses pendidikan itu
sendiri. Oleh sebab itu, sekolah memanifestasikan kehidupan itu sendiri.
Inti utama pelajaran di sekolah adalah aktifitas sosial anak bukan sastra,
sains maupun sejarah.
B. Perkembangan PAUD di Indonesia
Paud di Indonesia dimulai sebelum kemerdekaan yang terdiri dari dua
periode, yaitu periode masa pergerakan nasional pada penjajahan Belanda
(1908-1941) dan penjajahan Jepang (1942-1945). Perkembangan PAUD di
Indonesia di pengaruhi oleh perkembangan PAUD di dunia internasional.
Pada tahun 1919, di Yogyakarta didirikan Bustanul Athfal oleh persatuan
wanita aisyiyah. Pendirian Bustanul Athfal ini bertujuan untuk merespon
lembaga PAUD yang berorientasi Eropa. Ki Hajar Dewantara mendirikan
Taman Lare atau Taman Anak atau yang lebih dikenal dengan nama Taman
Indria pada tahun 1922.
Namun pada masa penjajahan Jepang, lembaga pendidikan sejenis
PAUD berkurang karena pemerintah Jepang tidak mengawasi secara formal
penyelenggaraan pendidikannya, namun melengkapi kegiatannya dengan
nyanyian-nyanyian Jepang.
Perkembangan PAUD di Indonesia setelah kemerdekaan terdiri dari
enam periode yaitu,
1. Periode 1945-1965
Ditandai dengan berdirinya yayasan pendidikan lanjutan wanita.
Yayasan tersebut mendirikan sekolah guru tk nasional yang menjadi
gerakan nasionalis untuk melawan kembalinya Belanda. TK juga banyak
didirikan oleh pemerintah maupun swasta. Pada tahun 1951-1955,
pemerintah mengembangkan kurikulum, mengadakan supervisi ke TK,
dan menyediakan fasilitas. Pada tahun 1957 berdiri GOPTKI (gabungan
organisasi penyelenggara TK Indonesia) yang pada tahun 1959
melaksanakan kongres pertamanya. Kemudian mulai didirikan TK yng
berstatus negeri pada tahun 1960.
Tahun 1960-1963, terjadi modernisasi pendidikan di tingkat PAUD
karena pemerintah melakukan pengiriman SDM untuk belajar ke luar
negeri.
2. Periode 1965-1998
Ditandai dengan diperkenalkannya silabus kurikulum baru pada
tahun 1968. Indonesia bekerja sama dengan UNICEF dalam penyediaan
konsultan dan pendanaan untuk penataran guru dan administrator tingkat
TK. Tahun 1970 pemerintah menjalin kerja sama dengan GOPTKI,
IGTKI, dan PGRI yang melahirkan kegiatan workshop dengan tema
“Konsolidasi Gerakan Prasekolah”.
Pada tahun 1974, diberlakukan kurikulum baru yang meliputi:
PMP, kegiatan bermain bebas, PLH, pendidikan bahasa, pendidikan
olahraga, pendidikan skolastik, dan pendidikan pemeliharaan kesehatan.
Tahun 1984 kurikulum baru kembali diberlakukan yang isinya meliputi :
PMP, daya cipta, jasmani dan kesehatan, pengembangan agama, serta
perasaan kemasyarakatan dan lingkungan. Eksistensi pendidikan
prasekolah juga diperkuat dengan berlakunya UU Nomor 2 tahun 1989
tentang siste pendiikan nasional dan terbitnya PP No. 27 1990 tentang
pendidikan prasekolah.
Tahun 1993 diberlakukan kurikulum TK 1993, yang di dalamnya
terdapat dua kegiatan utama, yaitu : pertama program pengembangan
kemampuan dasar : daya cipta, bahasa, daya pikir, jasmani dan
keterampilan. Kedua program pembenutkan prilaku. Pada tahun 1998
jurusan pendidikan prasekolah dan dasar berubah menjadi pendidikan
anak usia dini.
3. Periode 1998-2003
Ditandai dengan otonomi pendidikan yang berpengaruh terhadap
penanganan PAUD di daerah maupun pusat. Pada periode pemerintah
juga mendukung perkembangan PAUD jaur nonformal dalam bentuk
Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, dan satuan PAUD sejenis.
Tahun 2001 dibentuk direktorat pendidikan anak usia dini. Kemudian
dibentuk konsorsium PAUD yang membantu pemerintah pada tahun
2002.
4. Periode 2003-2009
Ditandai dengan keluarnya UU No.20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional. Pada tahun ini juga diselenggarakan seminar dan
lokakarya nasional yang mengahdirkan para akademisi, forum PAUD,
dan praktisi PAUD dari berbagai daerah yang diadakan di IKIP Bandung.
Tahun 2005 HIMPAUDI (Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
PAUD indonesia) didirikan, organisasi ini bertujuan untuk
menggerakkan potensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang
ada di Indonesia.
Tahun 2004-2009 program PAUD adalah salah satu program
pokok pembangunan pendidikan di Indonesia. Kemudian Permendiknas
No. 58 tahun 2009 tentang standar PAUD (formal maupun nonformal)
diterbitkan pada tahun 2009.
5. Periode 2010-sekarang
Ditandai dengan kebijakan penggabungan pembinaan PAUD
nonformal dan PAUD formal di bawah direktorat jenderal PAUDNI.
C. Perkembangan PAUD di Negara Maju
Banyak negara yang menyadari bahwa pendidikan yang berkualitas
adalah investasi masa depan untuk negara tersebut. Menurut ahli psikologi
masa usia dini (0-4 tahun) adalah masa emas (golden age). Karena pada usia
ini, anak-anak mengalami perkembangan yang luar biasa baik dari segi
fisiologis, sosial maupun psikisnya.
Pendidikan anak usia dini mendapat perhatian dari pemerintah di
beberapa negara. Seperti di Malaysia partisipasi untuk pendidikan anak usia
sudah melebihi dari setengahnya yaitu sekitar 70%. Sedangkan di Singapura,
di tingkat TK telah mencapai penguasaan terhadap bahasa Inggris dan Cina.
Sedangkan Amerika Serikat, pendidikan tentang kewirausahaan telah
dikenalkan sejak TK.
D. PAUD sebagai Interdisipliner
PAUD adalah ilmu multi interdisipliner, maksudnya PAUD terdiri dari
banyak disiplin ilmu yang saling berkaitan. Berbagai ilmu tersebut yaitu :
Ilmu gizi, ilmu perkembangan anak, ilmu psikologi perkembangan, ilmu
pendidikan neurosains, ilmu bahasa, ilmu seni, dan ilmu lainnya yang saling
berhubungan dengan setiap persoalan pendidikan anak usia dini.
E. Objek dan Persoalan PAUD
Objek Pendidikan Anak Usia Dini adalah anak-anak yang berumur 0-8
tahun serta segala hal yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini.
Persoalan yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini adalah bagaimana
mendidik anak-anak tersebut supaya bisa mengembangkan bakat dan
potensinya seperti : spritual, sosial, moral, fisik motorik, emosional, dan
intelektual.
F. Metode Pengembangan PAUD
Metode pengembangan pendidikan anak usia dini berdasarkan lima
aspek perkembangan anak yaitu: emosional, spritual, motorik, kognitif, dan
sosial. Semua aspek tersebut diajarkan secara bersamaan dalam setiap aspek
pembelajaran anak. Metode pendidikan yang baik akan menjadikan anak
lebih siap menghadapi pendidikan di luar jalur formal.
G. DAP
DAP ( Developmentally Appropriate Practice) adalah perencanaan
yang serasi dengan perkembangan anak sebagai implementasi pengetahuan
mengenai perkembangan anak-anak pada lembaga PAUD.
Menurut Sue Breekamp (1987) , DAP memiliki dua dimensi yaitu :
patut menurut anak sebagai individu yang unik dan patut menurut usia.
Kemudian Gary Glassenap juga menambahkan menjadi tiga dimensi, dimensi
yang ditambahkan yaitu : patut menurut budaya dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Suryana, Dadan. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini (Teori dan Praktik
Pembelajaran). Padang : Penerbit UNP Press.

Ea Meganingsih. 2014. Pengembangan Kemampuan Bahasa Anak Melalui


Metode Mendongeng pada Play GrOup Al Husna Pengkok Kedawung,
Sragen. Laporan Penelitian (online) dari (http://eprints.ums.ac.id) diakses pada
tanggal 21 Agusrus 2019.

Dindin, Abdul Muiz. Developmentally Appropriate Practice (DAP):


Penerapannya pada Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Sekolah Dasar.
(online) dari (http://www.file.upi.edu) diakses pada tanggal 21 Agustus 2019.

Anggih, Rizki Amaliah. 2014. Acuan Standar PAUD. (online) dari


(http://www.Kompasiana.com) diakses pada tanggal 20 Agustus 2019.

Zein, Riwayati. 2015. “Implementasi Developmentally Appropriate Practice


(DAP) pada kegiatan bercerita dalam pembelajaran anak TK”.Jurnal Pelangi
Vol. VII No. 2.

Anda mungkin juga menyukai