BAB 6 Atterbeg Limit Ok
BAB 6 Atterbeg Limit Ok
BAB 6 Atterbeg Limit Ok
Atterberg Limit
BAB VI
ATTERBERG LIMIT TEST
b) Peralatan
1. Alat batas cair standard.
2. Alat pembuatan alur (grooving tools).
3. Neraca / timbangan dengan ketelitian 0,001 gr.
4. Cawan untuk kadar air sebanyak 3 buah.
5. Spatulla.
6. Air suling.
7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
Kelompok I 25
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit
d) Cara Melakukan
1. Benda uji yang dikeringkan diambil sebanyak 100 gram
letakkan pada plat kaca pengaduk.
2. Dengan menggunakan spatula dan menambah air suling
sedikit demi sedikit benda uji itu diaduk hingga homogen.
3. Ambil sebagian benda uji ini dan letakkan di atas mangkok
batas cair, ratakan permukaannya hingga sejajar dengan
dasar alat, bagian yang paling tebal kurang lebih 1 cm.
4. Buatlah alur pada benda uji ini dalam mangkok dengan
alat grooving tools melalui garis tengah mangkok dan
sentris.
Pada waktu membuat alur posisi grooving tools harus
tegak lurus permukaan mangkok.
5. Tuas diputar dengan kecepatan 2 putaran, perdetik
sehingga mangkok naik turun (mengetuk ngetuk dasar).
Putaran tuas harus dilakukan hingga dasar alur benda uji
bersinggungan + 1,25 Cm dan catat jumlah ketukan pada
waktu bersinggungan.
6. Ulangi pekerjaan 4, 5, 6, beberapa kali sampai diperoleh
keadaan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk
meyakinkan apakah pengadukan contoh tanah sudah
betul-betul merata kadar airnya, jika ternyata pada ketiga
kali percobaan diperoleh keadaan yang sama, ambillah
Kelompok I 26
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit
e) Perhitungan
Hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air
yang bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk
grafik. Jumlah ketukan sebagai sumbu mendatar dengan skala
logaritma, sedang kadar air sebagai sumbu tegak dengan
skala biasa. Tarik garis lurus melalui titik itu, jika ternyata
diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus maka buatlah
garis lurus melalui titik berat itu, tentukan batas kadar airnya
pada jumlah ketukan ke N = 25 kali ketukan.
1. Number of container. 1 2 3 4
2. Number of blows (ketukan). 13 20 34 40
3. Weight of wet soil + container (gr) 28,72 30,12 31,59 32,8
4. Weight of dry soil + container (gr) 21,52 22,29 23,66 24,56
5. Weight of water (3)-(4) (gr) 7,2 7,83 7,93 9,24
6. Weight of container (gr) 10,04 9,76 9,96 9,91
7. Weight of dry soil (4) - (6) (gr) 11,48 12,53 13,7 14,56
8. Water content (5/7) x 100 % (%) 62,71 62,49 57,88 56,25
WL = (%) 59,6
Kelompok I 27
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit
43,8
25
59,6 %.
b) Peralatan
1. Plat kaca ukuran 45 x 45 x 0,9 cm.
2. Spatula.
6. Air suling.
Kelompok I 28
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit
c) Cara melakukan
1. Benda uji sebanyak 20 gram diletakkan diatas suatu plat
kaca, kemudian diaduk hingg akadar airnya merata.
2. Buatlah bola-bola tanah dari benda uji tadi seberat 8 gram,
kemudian bola-bola tanah tersebut digiling-giling diatas
plat kaca dengan menggunakan tangan dengan kecepatan
80 – 90 gilingan permenit.
3. Penggilingan dilakukan dengan konstan hingga benda uji
berbentuk batang dengan diameter 3 mm, apabila pada
waktu penggilingan itu ternyata belum mencapai 3 mm
sudah retak, benda uji disatukan kembali ditambah sedikit
air dan diaduk sampai merata, jika penggilingan bola-bola
itu bisa mencapai lebih kecil dari 3 mm tanpa menunjukkan
tanda –tanda retak, contoh perlu dibiarkan agar kadar
airnya berkurang.
4. Pengadukan dan penggilingan dulangi terus sampai retakan
– retakan itu tepat pada saat gilingan mencapai 3 mm.
5. Setelah kondisi (4) tercapai, masukkan tanah tersebut dalam
cawan lalu ditest kadar airnya.
1. Container Number 7 4
2. Weight of wet soil + container (gr) 7,01 8,44
3. Weight of dry soil + container (gr) 6,30 7,66
4. Weight of water (2)-(3) (gr) 0,71 0,77
5. Weight of container (gr) 4,30 5,43
6. Weight of dry soil (3)-(5) (gr) 2,00 2,24
7. Water content (4/6) x 100 % (%) 35,5 34,38
Wp = (%) 34,94
Kelompok I 29
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit
b) Peralatan
1. Evaporating disk, porselin + 4,5".
2. Spatula
3. Shrinkage disk, dasar rata dari porselin atau monel
diameter 1,75" dan tinggi 0,5"
4. Straight edge, panjang 12"
5. Glass cup permukaan rata, diameter a" tinggi 1"
6. Glass plate (prong plate)
7. Graduate silinder 25 ml, tiap garis pembacaan ukuran
volume 0,2 ml.
8. Balance dengan ketelitian 0,1 gram.
9. Mercury/ air raksa.
c) Benda Uji
Contoh tanah disiapkan sebanyak 30 gram yang lolos
saring No.40. dalam keadaan kering.
d) Cara Melakukan
1. Letakkan contoh tanah dalam cawan dan campur baik-baik
dengan air suling secukupnya, untuk mengisi seluruh
pori-pori tanah dan menyerupai pasta sehingga mudah
dimasukkan dalam cawan penyusut (Shrinkage disk) tanpa
membawa serta udara/ gelembung udara. Banyaknya air
yang diperlukan supaya tanah mudah diaduk dengan
konsistensi yang diinginkan kurang lebih sama atau
Kelompok I 30
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit
Kelompok I 31
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit
e) Perhitungan
1. Kadar air :
ω = Ww/Wsx100%
Ww= berat air
Ws= berat tanah kering
SL=[ ω-((V-Vo)/Ws.γw)]x100%
Catatan : Untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan,
sebaiknya percobaan dilakukan 2-3 kali untuk
contoh yang sama.
Kelompok I 32
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit
PI (Plasticity Index) = WL - Wp
= (43,8 – 20,21) %
= 23,59 %
Pembahasan :
Dari percobaan atterberg limit test, dapat kita lihat semakin solidnya
bahan maka water content (kadar air) akan semakin kecil.
Kelompok I 33
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit
23,59
43,8
6.3 Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapat Batas Cair (WL) = 43,8 %, Batas Plastis
(WP) = 20,21 %, Batas Susut (WS) = 7,44 %, dan nilai PI (Plasticity Index) =
23,59 %. Setelah diplotkan ke grafik 6.2, tanah berada dalam zona CL or
OL. Secara visual, tanah berwarna hitam keabu-abuan dan juga memiliki
bau yang menyengat, sehingga tanah bisa digolongkan OL (lanau organik
atau lanau berlempung organik dengan plastisitas rendah-sedang).
Kelompok I 34
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit
Kelompok I 35
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit
Kelompok I 36