3.1.1.d. Pedoman Mutu Puskesmas
3.1.1.d. Pedoman Mutu Puskesmas
3.1.1.d. Pedoman Mutu Puskesmas
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WATOPUTE
Jalan.poros raha wamengkoli km. 5 kec. Watopute
kabupaten muna
Email: [email protected] kode pos : 9355
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Letak Geografis.
Puskesmas Watopute merupakan salah satu dari 27 Puskesmas yang ada di
Kabupaten Muna, yang berlokasi di kelurahan, Kecamatan watopute
Kabupaten Muna.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas watopute sebanyak 6.110
jiwa. terletak ± 5 km dari kota Rahadengan luas wilayah 100,12 km2 batas-
batas sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lasalepa
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Katobu
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kusambi
2. Wilayah Administrasi.
Wilayah kerja Puskesmas watopute terdiri 1 kelurahan dan 4 desa yaitu :
1. Kelurahan Watopute
2. Desa Wali
3. Desa Labaha
4. Desa Bangkali
5. Desa Bangkali Barat
1. Visi :
Visi Puskesmas Watopute adalah “Mewujudkan masyarakat yang kuat
dan mandiri untuk hidup sehat” .Visi ini perlu ditanamkan pada setiap unsur
organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) yang pada gilirannya
mampu mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya instansi.
Visi adalah harapan yang hendak diwujudkan pada masa yang akan
datang atau periode 5 tahun mendatang, visi tersebut harus mampu mengilhami
semua anggota organisasi dan mampu memotivasi serta membangkitkan
semangat dan rangsangan bagi seluruh anggotanya untuk dapat meraih atau
mencapainya.
Puskesmas Watopute sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat
pertama diharapkan dapat memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki dan fungsinya sebagai pusat pelayanan kesehatan
bagi masyarakat Kecamatan Watopute.
Oleh karena sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat maka
diharapkan selain dapat memberikan pelayanan terbaik juga dapat terjangkau
oleh masyarakatyang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan.
2. Misi :
Dari visi tersebut Puskesmas Watopute dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat sehingga dapat
dijabarkan kedalam misi sebagai berikut:
1. Proses Pelayanan
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Jenis pelayanan UKM dibedakan menjadi 2
kelompok yaitu:
1. UKM Essensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Merupakan UKM wajib dilaksanakan terdiri dari:
- Promkes
- Pelayanan kesehatan lingkungan
- Pelayanan gizi
- Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2. UKM Pengembangan
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan
upaya yang sifatnya inovatif, disesuaikan prioritas masalah kesehatan di
wilayah kerja dan SDM yang tersedia di Puskesmas. UKM pengembangan
terdiri dari:
- Upaya kesehatan jiwa dan kesehatan mata
- Upaya kesehatan lansia
- Upaya kesehatan gigi masyarakat
- Upaya kesehatan tradisional
- Upaya UKS
- POSBINDU
Penyelanggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)/Pelayanan Klinis suatu
kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. UKP dilaksanakan dalam bentuk
rawat jalan,dan pelayanan gawat darurat.
Kegiatan UKP terdiri dari :
1. Pendaftaran
2. Poli umumn
3. Poli gigi
4. Ruang tindakan (UGD)
5. Poli bersalin
6. Poli KIA/KB
7. Rekam medis
8. Ruang gizi (konseling Gizi)
9. Farmasi (pelayanan Obat)
10. Laboratorium
Penyelanggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)/Pelayanan Klinis suatu
kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan. UKP dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan,dan
pelayanan gawat darurat.
b. Ruang Lingkup penerapan Sistim Manajemen Mutu di Puskesmas mencakup:
Ruang lingkup Pedoman Peningkatan Mutu dan Kinerja ini disusun berdasarkan
standar akreditasi pukesmas, yang meliputi persyaratan umum sistem manajemen
mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan
yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) baik UKM
esensial maupun UKM Pengembangan, dan Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP)/Pelayanan Klinis. Dalam penyelenggaraan UKM dan UKP memperhatikan
keselamatan sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen risiko.
1. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun
sistem manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan, baik untuk
penyelenggaraan UKM maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis (UKP).
3. Pasien
Pasal 1 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
menjelaskan definisi pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau
dokter gigi.
4. Tindakan korektif
Tindakan Korektif adalah tindakan menghilangkan penyebab ketidak
sesuaian yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.
5. Tindakan preventif
Tindakan Preventif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidak
sesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak di kehendaki.
6. Pedoman mutu
Pedoman mutu adalah acuan seluruh pegawai dalam mengimplementasikan
sistem manajemen mutu dengan penekanan adanya perbaikan berkelanjutan
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
7. Dokumen
Dokumen adalah Segala benda yang berbentuk barang, gambar, ataupun
tulisan sebagi bukti dan dapat memberikan keterangan yang penting dan
absah.
8. Rekaman
Rekaman adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa sesuatu hasil telah
dicapai atau suatu bukti kegiatan telah dilaksanakan,
9. Efektivitas
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.
10. Efisiensi
Efisiensi adalah menurutH. Emerson : perbandingan yang terbaik antara
input dan output, antara keuntungan dengan biaya, antara hasil pelaksanaan
dengan sember-sumber yang digunakan dalam pelaksanaan, seperti halnya
juga maksimum yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas
Proses.Proses adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau
berinteraksi yang mengubah input menjadi output
11. Sasaran mutu
Sasaran mutu adalah target dari masing-masing bagian/departemen yang
ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu
12. Perencanaan mutu
Perencanaan mutu adalah aktivitas pengembangan produk dan proses yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
13. Kebijakan mutu
Kebijakan mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen
perusahaan tentang komitmen perusahaan dalam memperhatikan dan
mempertimbangkan aspek-aspek mutu dalam aktifitas keseharian organisasi
14. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat mencapai
maksud dan tujuan
15. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses.
BAB II
Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan
A. Persyaratan Umum
Upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan yang dilakukan melalui
membangun sistem manajemen mutu, penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat
dan sistem pelayanan klinis Puskemas Watopute menetapkan, mendokumentasikan,
memelihara sistem manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas.
Sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian
terhadap proses-proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik
penyelenggaraan upaya Puskesmas maupun pelayananan klinis, yang meliputi
kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayanan,
kejelasan penanggung jawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu
sendiri mulai dari perencanaan yang berdasarkan analisis hasil survey kebutuhan
masyarakat/pelanggan baik internal maupun eksternal, verifikasi terhadap rencana
yang disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan
hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang
berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi : (1) dokumen level 1, dokumen kebijakan berupa SK; (2)dokumen level 2,
pedoman/manual/panduan; (3) dokumen level 3, standard operational procedure; (4)
dokumen level 4, rekaman-rekaman sebagai catatan akibat pelaksanaan kebijakan,
pedoman, dan prosedur.
Pengendalian dokumen di Puskesmas Watopute dibagi menjadi dua yaitu
pengendalian dokumen perkantoran dan pengendalian dokumen akreditasi.
1. Sistem Pengendalian Dokumen Perkantoran
a. Surat Masuk Puskesmas
1) Penomoran Surat Masuk
Surat masuk adalah surat yang berasal dari luar unit Puskesmas.
Sistem penomoran surat masuk dengan format sebagai berikut :
Sesuai dengan nomor surat masuk yang bersangkutan.
2) Surat Masuk
Surat masuk diterima oleh unit tata usaha Puskesmas yang langsung
dibukukan kedalam buku agenda surat masuk. Kemudian diteruskan ke
Koordinator Tata Usaha.Surat yang bersifat tindak lanjut segera
diberikan lembaran disposisi yang di beri nomor sesuai nomor agenda
diteruskan ke Pimpinan Puskesmas. Setelah Pimpinan mengisi disposisi
di kembalikan ke Tata Usaha untuk diarsipkan (diagendakan), dan akan
diteruskan ke orang yang di disposisikan dengan batas waktu maksimal
1 hari. Sedangkan surat yang bersifat pemberitahuan akan di tempelkan
di papan informasi puskesmas/di sampaikan dalam komunikasi Internal.
3) Surat Keluar Puskesmas
Penomoran Surat Keluar
Surat keluar adalah surat yang dibuat oleh Puskesmas baik dalam
berupa undangan, pemberitahuan dan laporan.
Sistem penomoran surat keluar adalah sebagai berikut :
Keterangan :
No : Kode admen
SK : Surat Keputusan
Pusk- WTP : Nama Puskesmas
Admen : Nama Pokja
X : Bulan Terbit
2017 : Tahun 2017
b) Untuk Penomoran SOP
Format : / SOP/Pusk-WTP/Admen/X/2017
Contoh Format : No/SOP/Pusk-WTP/Admen/10/2017
Keterangan :
No : Nomor Admen
SOP : Standar Operasional Prosedur
Pusk- WTP : Nama Puskesmas
Admen : Nama Pokja
10 : Bulan Terbit
Tahun : Tahun 2017
c) Setiap dokumen masuk dalam kelompok / klasifikasi Bab :
Pokja Admen : Bab I, Bab II atau Bab III
Pokja UKM : Bab IV, Bab V, Bab VI
Pokja UKP : Bab VII, Bab VIII, Bab IX
d) Kode Kelompok Dokumen
Standar Operasional Prosedur : SOP,
Daftar Tilik disingkat : DT,
Kerangka Acuan disingkat : KA,
Kebijakan disingkat : Kb,
Dokumen Eksternal disingkat : DEk,
Pedoman/Panduan disingkat : PM,
Untuk dokumen revisi, penomoran sesuai acuan penomoran yang berlaku dan
di urutkan sesuai dokumen terakhir yang tertulis dalam buku nomor kode
dokumen yang telah direvisi, ditarik dari di stribusi namun tetap di simpan di
Admen.
b. Pengesahan
Pengesahan di lakukan oleh Pimpinan Puskesmas setelah di koreksi oleh tim
akreditasi.
c. Pemberlakukan
Pemberlakuan dokumen setelah di tandatangani oleh Pimpinan Puskesmas.
d. Distribusi
Copy dokumen akreditasi di distribusikan oleh admen dan di simpan pada
masing – masing kelompok pelayanan dengan di beri cap “Terkendali”,
Dokumen yang di distribusikan ke masing – masing kelompok pelayanan di
catat dalam buku distribusi dokumen terkendali, yang berisi informasi tentang
jenis dokumen, nomor dokumen, copy ke- dan distribusi ke-.
e. Penyimpanan Dokumen Akreditasi
1) ADMEN
Warna Map Dokumen : Putih (di satukan perstandar dari instrumen
Akreditasi)
KeranjangDokumen : Hijau
2)UKM
Warna Map Dokumen : Biru (di satukan per standar dari instrumen
Akreditasi)
Keranjang Dokumen : Biru
: Hijau
3). UKP Kuning (di satukan per standar dari instrumen
Warna Map Dokumen : Akreditasi)
Merah mudah
: Kuning (di satukan per
standar dari instrumen
Akreditasi)
Keranjang Dokumen
: Kuning
4). Menggunakan Sampul Dokumen yang sudah di tetapkan oleh ketua tim
Admen
f. Pencarian kembali
Pencarian kembali dilakukan dengan mengidentifikasi penomoran dokumen
akreditasi.
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
Kepala Puskesmas, tim mutu dan seluruh karyawan puskesmas bertanggung
jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu ini.
C. Kebijakan Mutu
1. Puskesmas Watopute berkomitmen mewujudkan masyarakat Watopute sehat melalui
pelayanan kesehatan profesional dan sasaran mutu terukur yang berorientasi pada
pelanggan dengan melakukan peningkatan berkelanjutan dan sesuai ketentuan yang
berlaku dan mentaati peraturan perundangan yang berlaku.
2. Puskesmas Watopute memastikan Kebijakan Mutu :
1) Puskesmas memastikan kebijakan mutu yang telah di tetapkan dan di
gunakan sebagai dasar menetapkan dan meninjau sasaran mutu
2) Sesuai visi dan misi Puskesmas serta mencakup komitmen bersama
3) Di komunikasikan dan di mengerti oleh semua karyawan puskesmas
4) Serta senantiasa ditinjau kesesuaian dalam perkembangan zaman dan
tuntutan masyarakat
3. Sasaran Mutu
Puskesmas Watopute menetapkan sasaran mutu yang terukur dan terpantau pada
seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan persyaratan pelanggan
meliputi :
1) Pencapaian Program Kegiatan (SPM)
a. Pelayanan Kesehatan Dasar :
1. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 73,3 %
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 56,09 %
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 70,76 %
4. Cakupan pelayanan nifas 70,76 %
5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 72,8 %
6. Cakupan kunjungan neonatus 72.8 %
7. CakupanDesa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100 %
8. Cakupan pelayanan anak balita 90 %
9. Cakupan pemberian MP ASI pada anak usia 6 - 24 100 %
10.Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 %
11. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100 %
12. Cakupan peserta KB aktif 62,2 %
13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100 %
14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100 %.
b. Pelayanan Kesehatan Rujukan :
1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100%
2. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan Sarana
kesehatan (RS) 100%.
c. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB :
1. Cakupan Desa / Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan
epidemiologi < 24 jam 100%.
d. Promosi Kesehatandan Pemberdayaan Masyarakat
1. Cakupan Desa Siaga Aktif 80%.
e. Pelayanan rawat jalan
1. Loket pendaftaran
a. Waktu pendaftaran pasien baru 5 – 15 menit target 100%
b. Pasien lama 5- 10 menit target 100%
2. Rekam medis
a. Penyediaan rekam medis 5 menit target 100%
b. Kelengkapan pengisian rekam medis target 100%
3. Poli umum
a. Pemberi layanan dokter target 100%
4. Poli gigi
a. Pemberian layanan dokter gigi target 90%
b. Komlikasi pasca pencabutan gigi target < 20%
5. Ruang tindakan (UGD)
a. Kejadian infeksi luka pasca tindakan jahitan luka target < 5%
b. Prosedur tindakan sesuai dengan SOP target 100%
6. Ruang bersalin
a. Penolong persalinan di lakukan oleh bidan target 80%
b. Penatalaksanaan preklamsi sesuai dengan SOP target 100%
c. Kejadian kematian Ibu dan bayi karena persalinan target 0%
7. Poli KIA/KB
a. Waktu pelayanan ANC terpandu 60 menit target 100%
b. Presestase tindakan KB yang di lakukan oleh bidan target 100%
8. Farmasi (loket obat)
a. Pelayanan non racikan 5 – 8 menit target 100%
b. Pelayanan racikan 5 – 10 menit target 100%
c. Kesalahan pemberian obat terhadap pasien target 0%
9. Ruang gizi
a. Kongseling gizi target 100%
10. Laboratorium
a. Waktu tungu hasil pemeriksaan 20 menit (TB menunggu PKM
rujukan) target 100%
b. Tidak ada kesalahan pemberian hasil pemeriksaan target 100%
2) Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan dapat terpenuhi jika kinerja Puskesmas mampu memenuhi
harapan pelanggan. Ukuran kepuasan pelanggan dapat dinilai melalui :
a. Sistem saran dan keluhan melalui kotak saran.
b. Survey Kepuasan Pelanggan.
Kepala Puskesmas memimpin Rapat Tinjauan Manajemen yang dilaksanakan
minimal 6 bulan sekali, dan selalu ada pelimpahan wewenang jika berhalangan.
E. Pengendalian Mutu
Kepala Puskesmas :
1. Kepala Puskesmas menetapkan tim Mutu dengan kejelasan tugas dan wewenang
2. Kepala Puskesmas bersama tim Mutu menyusun Pedoman Peningkatan Mutu dan
Kinerja
3. Kepala Puskesmas wajib memonitor pelaksanaan dan pencapaian pelaksanaan
pelayanan dan upayaPuskesmas, dan mengambil langkah tindak lanjut untuk
revisi/perbaikan rencana bila diperlukan.
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal antara Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Mutu,
Penanggung Jawab Upaya, dan Pelaksana di lakukan melalui :
1. Minilok akarya bulanan atau lintas program, yang di laksanakan setiap bulan dengan
mengikut sertakan seluruh staf Puskesmas.
2. Pertemuan tinjauan manajemen (RTM) yang di laksanakan minimal 6 bulan sekali,
dan/atau bila di perlukan.
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Dalam upaya peningkatan mutu perlu dilakukan pembahasan bersama antara
manajemen dan pelaksana tentang permasalahan-permasalahan yang terkait dengan
implementasi sistem manajemen mutu, pencapaian sasaran/indikator mutu dan kinerja
serta umpan balik masyarakat/pelanggan tentang mutu/kinerja Puskesmas.Pembahasan
masalah mutu dan kinerja dapat dilakukan dalam unit kerja, antar unit kerja untuk
masalah-masalah yang bersifat teknis dan operasional yang dilakukan baik terjadwal
(minimal dua kali dalam setahun) maupun insidental sesuai dengan
kebutuhan.Permasalahan mutu, kinerja, dan permasalahan yang terjadi dalam
penerapan sistem manajemen mutu secara periodik juga perlu dibahas bersama yang
melibatkan seluruh jajaran yang ada dalam organisasi.Pembahasan tersebut dilakukan
dalam pertemuan tinjauan manajemen atau pertemuaan telaah manajemen mutu dan
kinerja. Pertemuan tinjauan manajemen adalah proses evaluasi terhadap kesesuaian
dan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu yang dilakukan secara berkala dan
melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan operasional kegiatan organisasi.
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
C. Lingkungan Kerja
Puskesmas Watopute menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang
dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian dengan persyaratan pelayanan puskesmas,
antara lain:
Mengetahui
Kepala Puskesmas Watopute