Arteriovenous Malformation (Avm) Dan Cerebral Venous Thrombosis (CVT)
Arteriovenous Malformation (Avm) Dan Cerebral Venous Thrombosis (CVT)
Arteriovenous Malformation (Avm) Dan Cerebral Venous Thrombosis (CVT)
Pembimbing :
dr. Hernawan, Sp.S
Disusun Oleh :
Titik Fadhilah
1810221003
Disusun oleh:
Titik Fadhilah 1810211003
A. Pendahuluan
1. Gambaran Umum DSA
Angiografi adalah tehnik pemeriksaan yang digunakan untuk melihat lumen atau
permukaan bagian dalam pembuluh darah dan organ. Angiografi/DSA merupakan
gold standar untuk mendiagnosis dan evaluasi angiografi pada otak seperti pada kasus
arterivenous malformasi dan dura arteri venous fistul (Samuel, K 2017, hlm 313).
DSA dengan melakukan seluruh proses akuisisi dan pengurangan citra ini dalam
sistem komputerisasi/media digital. Tehnik angiografi lainnya seperti CT dan MR
angiografi. Tindakan pencitraan medis sering digunakan untuk memeriksa kondisi
pembuluh darah arteri vena, organ jantung, otak, prosedur tindakan untuk
menggambarkan aliran darah dari dan ke otak menemukan adanya penyempitan areri
vena pembuluh darah. Gambaran angiografi diambil 2-3 frame perdetik untuk
mengevaluasi aliran darah dengan tepat menggunakan DSA.
Digital Subtraction angiography (DSA) merupakan teknologi terbaru yang
digunakan untuk membantu mendiagnosis berbagai macam penyakit vaskuler. DSA
suatu pemeriksaan yang memberikan gambaran lumen bagian dalam pembuluh darah
termasuk arteri, vena, dan atrium jantung. Gambaran ini diperoleh dengan
menggunakan mensin sinar x bantuan computer yang rumit. Media kontras khusus
atau ‘dye’ (cairan bening dengan lepadatan tinggi) biasanya disuntikkan agar
persendian darah ke kaki, jantung atau organ tubuh lainnya mudah dilihat. DSA dapat
digunakan untuk mendapatkan gambaran dari arteri pada berbagai tempat di tubuh
dan sangat kontras dengan jaringan tulang dan jaringan lunak diskitarnya. DSA
terbukti dapat mengidentifikasi adanya abnormalitas vaskular seperti sumbatan,
stenosis, plak ulserasi dan aneurisma (Princeton University, 2000, hlm.15).
Penggunaan DSA
DSA awalnya tehnik yang dilakukan untuk menggambarkan pembuluh darah
dengan menyemprotkan zat kontras khusus/dye/ iodine agar bisa dideteksi oleh alat
X ray melalui film. Diaplikasikan pada berbagai macam penyakit vaskuler seperti
pada pembuluh kepala, kaki, jantung, perut, hati dan lain-lain. Penggunaan media
kontras iodine dikarenakan cairan tersebut terlihat jelas pada X-ray, serta dengan
mudah diserap dan dikeluarkan oleh tubuh. Peneliti pada Universitas Wisconson
menggunakan DSA sebagai standar pemeriksaan arteriografi pada anomali arcus
aorta, koartasio aorta dan prosedur pada anomali arcus aorta, koartasio aorta dan
prosedur bypass vascular. DSA juga dapat digunakan untuk menggambarkan
pembuluh darah abdomen/ viseral, jantung, paru intracerebral dan perifer (Princeton
University, 2000 hlm.16).
Keunggulan DSA komparatif dapat menurunkan morbiditas, lebih nyaman murah
dan kegunaan pada pasien dengan akses ateri terbatas dan resolusi terbaik sebab
penting untuk mencari pembuluh darah yang sangat halus. Dibandingkan dengan
arterigrafi konvensional kelayakan lebih selektif dan visualisasi pembuluh darah
lebih kecil. Pada DSA konvensional untuk menggambarkan pembuluh otak. Cairan
kontras disemprotkan melalui pembuluh darah leher sebagai pembuluh terdekat. Film
yang digunakan berlapis-lapis dengan tekhnologi terkini sistem digital yang
terkomputerisasi. DSA dapat mendeteksi abnormalitas pada pembuluh darah secara
jelas dan terukur. Serta penggunaan kontras seminimal mungkin. Kemajuan
signifikan dibandingkan sistem konvensional adalah penggunan kateter (selang kecil
dengan diameter lebih dari 2 mm) melalui pembuluh darah kaki (femoral). Selain
lebih nyaman ,prosedur yang juga dikenal sebagai Trans Femoral Cerebral
Angiography (TFCA) ini juga lebih aman bagi pasien, karena pembuluh leher
(karotis) memiliki sensivitas yang vital bagi lancarnya darah dari dan menuju otak.
Sehingga tindakan invasive seminimal mungkin hasil yang dicapai lebih baik.
Tujuan DSA
Tujuan DSA secara garisbesar ada dua :
1. Media diagnosis, yaitu untuk mendeteksi kelaiann pembuluh darah,
vaskularisasi tumor dan lain-lain. Pasien hanya perlu melakukan persiapan
berupa puasa 4 jam pengecekan Hb dan leukosit, fungsi ginjal dan hati. Pasien
dengan diabetes melitus sebaiknya menghentikan pemakaina obat sehari
sebelum tindakan DSA.
2. Terapeutik yaitu untuk tindakan pengobatan abnormalitas pada pembuluh
darah dengan cara memasukan obat, alat maupun implant pada pembuluh
yang dituju. DSA juga digunakan sebagai terapi pelengkap sebelum
menjalankan operasi.
DSA sebagai screening test pada penyakit serebrovaskular pada pasien risiko
tinggi dan bruit asimtomatik. DSA juga dapat memberikan informasi anatomis pre-
operatif pada pasien yang akan dilakukan reseksi aorta abdomen aneurisma. Pada
prosedur post operatif DSA juga dapat digunakan untuk mengakses penyebab dari
disfungsi transplantasi ginjal.
Teknik pemeriksaan DSA pada umumnya digunakan untuk mendiagnosis
berbagai penyakit pembuluh darah, penyakit vaskuler obstruktif yang disebabkan
oleh penyumbatan atau penyempitan dalam lumen arteri dan vena, Aneurisma otak
(khususnya Aneurisma Intrakranial), pendarahan pada pembuluh darah,
Arteriovenous malformations (hubungan abnormal antara arteri dan vena), serta
memeriksa vaskularitas tumor kanker. Angiography juga memberikan panduan visual
untuk prosedur intervensional yang dibutuhkan untuk menguraikan atau membuka
kembali arteri yang tersumbat, seperti prosedur angioplasti, arterial stent,
nephrostomi dan biliari. Pada saat menjalani DSA tidak menutup kemungkinan
pasien yang bertujuan diagnostik harus langsung menjalani tindakan terapeutik.
Tindakan DSA pada sistem saraf manusia dikenal dengan istilah neurointervensi,
banyak digunakan pada kasus stroke dan anurisma, karena penggunaan obat lebih
tepat sasaran.
Kontraindikasi DSA pada pemeriksaan DSA adalah pasien dengan alergi
terhadap zat kontras dan tingkat kreatinin yang melebihi 2.5 mg/dL. Efek samping.
Efek samping DSA adalah resiko tindakan saat ini jauh lebih kecil dibandingkan
dengan prosedur yang harus ditempuh sebelum teknologi ini berkembang dimana
pasien harus menjalani operasi vital sperti pembukaan tengkorak ynag juga dapat
berisiko infeksi. Saat ini resiko yang mungkin adalah pergesekan pembuluh dengan
kateter atau robeknya pembuluh darah DSA kini jauh lebih minimal risiko.
Komplikasi DSA
Komplikasi dari penggunaan DSA adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada
daerah puncture, reaksi alergi terhadap kontras, gagal ginjal, hematom, dan stroke
(Kumar, 2011). Kegagalan dalam prosedur DSA mungkin terjadi apabila terdapat
kebocoran media kontras diluar vena, refluk vena media kontras masuk kedalam
vena arah kea rah yang salah.
2. Manifestasi Klinis
- Nyeri kepala hebat
- Serangan kejang mendadak
- Penurunan kesadaran
- Vertigo
- Tuli progresif
- Penurunan penglihatan
- Kebingungan/confusion
- Demensia
- Halusinasi
- 15% dari populasi tidak menunjukan gejala (asimptomatis)
- Hidrosefalus (gejala yang timbul jika AVM terjadi pada lokasi kritis maka AVM
dapat menyebabkan sirkulasi cairan otak terhambat sehingga terjadi akumulasi
cairan dalam tengkorak)
- Kaku kuduk positif (terjadi akibat peningkatan tekanan intracranial yang
mengiritasi dan mengenai rangsangan meningens)
- Stroke Hemoragik (merupakan kasus yang berat pada AVM sehingga
bermanifestasi seperti penurunan kesadaran, sakit kepala tiba-tiba dan hebat, mual
muntah, hemiparesis/kelemahan otot yang mengenai satu sisi tubuh, defisit
kemampuan dalam memproses bahas/afasia dan ekskresi yang tidak dapat
dikendalikan)
- Variasi gejala berjalan dengan tipe kerusakan serebrovaskular.
Gambar : pada gambar digital substrasi angiografi hanya dilakukan pada kasus kasus yang berat,
ketika intervensi direncanakan. Pada gambar sebelah kiri pasien dengan vena thrombosis, pasien
yang tidak sadar dan tidak berespon terhadap terapi antikoagulan. Thrombosis ada pada bagian
sinus sagital superior (panah merah), straight sinus (panah biru) dan sinus transversal dan
sigmoid (panah kuning)
Case : image thrombosis of the superior sagital in a 31 years old woman. (A). coronal
reformatted 2D MIP CT image shows the empty delta in the superior sagitals sinus with
enlargement and a vascular defect of the adjacent cortical vein. Note the small collateral vein
(arrow) under the enlarge thrombosis cortical vein (b). three dimensional integral image from
CT venougraphy superir view show thrombosis of the arterior part of the superior sagital sinus
with extension ti the lefg frontoparietal cortical vein. (C) three dimentional volume
redendered image from CT venography with an inferior cut (same projection is in show the
collateral pathway along the superioe sagital sinus and under the enlarged trombois cortical
vein (arrow).
DAFTAR PUSTAKA