Sap Cidera

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENANGANAN DAN PERTOLONGAN TERHADAP CEDERA


Topik : Penanganan dan Pertolongan terhadap Cedera
Sasaran : Santri Pondok Pesantren Al Jihad
Tempat : Pondok Pesantren Al Jihad
Hari/ tanggal :
Waktu :
Penyuluh :
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan santri Pondok Pesantren Al Jihad
memahami tentang Penanganan dan Pertolongan Cedera.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mengetahui Penanganan dan Pertolongan Cedera Perdarahan
2. Mengetahui Penanganan dan Pertolongan Cedera (Keseleo atau terkilir)
3. Mengetahui Penanganan dan Pertolongan Cedera Kejang otot/ kram
4. Mengetahui Penanganan dan Pertolongan Pinsan
5. Mengetahui Penanganan dan Pertolongan Luka
6. Mengetahui Penanganan dan Pertolongan keracunan makanan dan
minuman
7. Mengetahui Penanganan dan Pertolongan mimisan
8. Mengetahui Penanganan dan Pertolongan alergi
9. Mengetahui Penanganan dan Pertolongan gigitan serangga
C. Materi
1. Penanganan dan Pertolongan Perdarahan)
2. Penanganan dan Pertolongan Cedera (Keseleo atau terkilir)
3. Penanganan dan Pertolongan Kejang otot/ kram
4. Penanganan dan Pertolongan Pinsan
5. Penanganan dan Pertolongan Luka
6. Penanganan dan Pertolongan keracunan makanan dan minuman
7. Penanganan dan Pertolongan mimisan
8. Penanganan dan Pertolongan alergi
9. Penanganan dan Pertolongan gigitan serangga
D. Metode
1) Ceramah
E. Media
1) Power Point
F. Pengorganisasian
1) Moderator :
2) Penyaji :
3) Observer :
4) Dokumentasi :
G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Audience
Pembukaan 5 menit 1. Memperkenalkan diri Memperhatikan
(Moderator) 2. Mengadakan kontrak dan
waktu mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan
1. penyuluhan
4. Menyampaikan pokok-
pokok materi yang akan
dijelaskan
5. Mengisi pre test
Penyampaian 20 menit 1. Menyampaikan Materi: 1. Memerhatikan
materi a. Penanganan dan 2. Bertanya hal
(Penyaji) Pertolongan yang tidak
Perdarahan jelas
b. Penanganan dan 3. Mengisi post
Pertolongan Cedera test
2.
(Keseleo atau terkilir)
c. Penanganan dan
Pertolongan Kejang
otot/ kram
d. Penanganan dan
Pertolongan Pinsan
e. Penanganan dan
Pertolongan Luka
f. Penanganan dan
Pertolongan keracunan
makanan dan minuman
g. Penanganan dan
Pertolongan mimisan
h. Penanganan dan
Pertolongan alergi
i. Penanganan dan
Pertolongan gigitan
serangga
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Mengisi Post Test
Penutup 5 menit 1. Mengevaluasi tentang Memperhatikan
(Moderator) penyampaian materi
1. 3 2. Menyimpulkan tentang
3. materi yang disampaikan
3. Menutup dan mengucapkan
salam

H. Evaluasi
1. Evaluasi terstruktur
a. Warga pesantren hadir dalam penyuluhan
b. Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
c. Kesiapan audiensi meliputi kesiapan menerima penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Warga pesantren antusias dan berkonsentrasi terhadap materi yang
disampaikan oleh penyuluh.
b. Warga pesantren mendengarkan materi penyuluhan dengan baik dan
ada respon positif dari peserta.
c. Warga pesantren mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai dan
tidak meninggalkan tempat.
d. Penyuluh mengajukan pertanyaan dan Warga pesantren mampu
menjawab pertanyaan secara benar.
e. Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan
dengan suasana rileks.
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjawab 50% dari pertanyaan penyuluh dengan benar
meliputi:
a. Penanganan dan Pertolongan Perdarahan
b. Penanganan dan Pertolongan terhadap Cedera (Keseleo atau
terkilir)
c. Penanganan dan Pertolongan Kejang otot/ kram
d. Penanganan dan Pertolongan Pinsan
e. Penanganan dan Pertolongan Luka
f. Penanganan dan Pertolongan keracunan makanan/minuman
g. Penanganan dan Pertolongan mimisan
h. Penanganan dan Pertolongan alergi
i. Penanganan dan Pertolongan gigitan serangga
MATERI
PENANGANAN DAN PERTOLONGAN CEDERA
A. Penanganan dan Pertolongan Perdarahan
1. Pengertian
Perdarahan adalah hilangnya darah dari pembuluh darah.
Perdarahan lokal perlu segera diatasi agar tidak terjadi kehilangan darah
dalam jumlah yang banyak yang berujung ke syok dan terjadi kematian.
Jenis perdarahan ada dua, yaitu perdarahan keluar tubuh dan perdarahan ke
dalam tubuh, seperti di dalam rongga dada, rongga perut, dan otak. Secara
umum cara mengatasi perdarahan adalah mengatasi perdarahan, mencegah
syok, mencegah infeksi dan mengatur pemindahan korban ke RS.
Pendarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah sebagai akibat dari
cidera, pukulan, tendangan atau terjatuh.
2. Pengobatan
a. Jika luka tertutup pakaian, lepaskan pakaian atau digunting.
b. Baringkan korban.
c. Bagian tubuh yang berdarah ditinggikan.
d. Tekan bagian yang berdarah, gunakan jari atau telapak tangan dapat
pula dua jari tangan jika luka cukup leba.
e. Pembuluh nadi yang terletak antara tempat perdarahan dengan jantung
ditekan.
f. Luka dibersihkan, dibalut jagan terlalu keras supaya tidak menghambat
sirkulasi. Kalau masih merembes, balut lagi diatas balutan.
g. Korban dibawa kerumah sakit.
B. Penanganan dan Pertolongan terhadap Cedera (Keseleo atau terkilir)
1. Pengertian
Adalah cedera berupa peregangan dan atau robekan pada otot, tendon
(jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang) atau ligamen (jaringan
yang menghubungkan tulang dengan tulang lainnya). Biasanya disebabkan
karena olahraga atau kegiatan fisik yang terlalu berat.
2. Gejala
Nyeri, bengkak, memar, dingin atau mati rasa di kaki, ketidakmampuan
untuk berjalan atau menanggung berat pada sendi.
3. Pertolongan
a. Istirahatkan bagian tubuh yang mengalami keseleo.
b. Berikan kompres es atau air dingin pada daerah yang mengalami
keseleo. Kompres dilakukan 5-10 menit kemudian angkat es, biarkan
15-30 menit, begitu seterusnya, lakukan berulang selama 24 jam.
c. Jangan dilakukan pemijitan atau pengurutan karena akan memperparah
cedera.
d. Bungkus daerah yang terkilir dengan perban elastic atau kain yang
tersedia. Tujuannya untuk mengurang pergerakan daerah yang
mengalami cedera atau terkilir dan juga mencegah terjadinya
pembengkaan, lakukan 2 hari sampai 1 minggu. Pembungkusan
dilakukan dengan rapi dan jangan terlalu kuat.
e. Posisikan daerah yang mengalami cedera lebih tinggi dari jantung.
Tujuannya untuk mengurangi pembengkakan
C. Penanganan dan Pertolongan terhadap Cedera (Kejang otot/ kram)
1. Pengertian
Adalah terjadinya kontraksi yang berlebihan dari otot yang mengejang
biasanya disebabkan kelelahan pada otot terutama bagian kaki, dehidrasi
atau kurangnya cairan yang masuk ke dalam tubuh, penumpukan asam
laktat, terganggunya sirkulasi darah yang mengalir ke otot, penggunaan
otot kaki yang berlebihan, terganggunya oksigen pada jaringan otot kaki.
2. Gejala
Otot mengejang, nyeri, susah untuk digerakkan terkadang diikuti bengkak.
3. Pertolongan
a. Lepaskan alas kaki penderita jika ada.
b. Bantu penderita untuk duduk angkat tungkainya lurus ke lutut, tahan
jari-jari ke atas untuk meregangkan otot.
c. Lakukan pemijitan perlahan tapi keras pada bagian otot kaki yang kram
dengan jari-jari sampai kejang betul-betul hilang.
d. Lakukan kompres dengan air hangat, untuk mengurangi rasa sakit.
Meningkatkan aliran darah dan metabolisme sehingga mengurangi
kram pada otot penderita.
e. Lakukan peregangan atau stretching. Peregangan merupakan solusi
jangka pendek untuk kram. Arah yang harus dilakukan untuk menahan
peregangan tergantung dari otot mana yang mengalami kram.
f. Berikan minum, salah satu penyebab kram pada kaki adalah dehidrasi
atau kurangnya cairan yang masuk ke dalam tubuh. Saat penderita
banyak melakukan aktifitas yang menimbulkan suhu tubuh meningkat
sebaiknya perbanyak minum air putih guna menghindari kram karena
dehidrasi.
g. Apabila langkah pertolongan pertama kram kaki pada penderita di atas
telah di lakukan namun ada keluhan lanjutan, segera bawa ke dokter
guna pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
D. Penanganan dan Pertolongan terhadap Pingsan
1. Pengertian
Adalah hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan oksigen,
lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan
tubuh), hipoglikemia (kurang kadar gula dalam darah), anemia(kurang
darah).
2. Gejala
a. Penderita tidak mau menyahut apabila dipanggil dan tidak ada reaksi
terhadap rangsangan misal, dicubit atau digoyang-goyang.
b. Biasanya penderita terbaring dengan tidak bergerak atau terkadang
penderita sangat gelisah.
c. Pernafasan ada, denyut nadi dapat diraba tetapi terasa lambat.
d. Pandangan berkunang-kunang, telinga berdenging, nafas tidak teratur,
muka pucat, biji mata melebar, lemas, keringat dingin, menguap
berlebihan
4. Pertolongan
a. Baringkan penderita di tempat yang teduh dengan udara segar.
b. Apabila mukanya merah, kepala ditinggikan tetapi jika mukanya pucat
maka baringkan tanpa bantal.
c. Hendaknya kepala dimiringkan dengan tujuan jika penderita muntah,
apa yang dimuntahkannya mudah keluar dari mulut dan lidahnyapun
tidak jatuh ke belakang agar pernafasan tidak terhalang.
d. Isi mulut (makanan, gigi palsu, bekas muntah) harus dikeluarkan.
e. Pakaian yang menjepit (dasi, leher baju, kutang, ikat pinggang, dll)
dikendorkan.
f. Penderita diselimuti agar tidak kedinginan.
g. Jangan berikan makanan/minuman pada penderita yang pingsan.
h. Jangan tinggal penderita yang pingsan seorang diri, terutama apabila
ia gelisah perlu dijaga supaya tangan, kaki atau kepalanya tidak
terbentur pada benda-benda yang keras. Gerak kaki/tangan penderita
jangan ditahan secara paksa.
i. Serahkan secepatnya penderita pada dokter atau rumah sakit.
E. Penanganan dan Pertolongan terhadap Luka
Luka merupakan keadaan dimana terjadi kerusakan dalam kontinuitas
kulit dan jaringan bawah kulit (terbuka) atau jika terputusnya kontinuitas kulit
dibawah kulit saja, kulit tetap utuh dinamakan luka tertutup. Berikut jenis
luka dan perawatannya :
a. Luka Lecet
Luka yang terjadi karena jatuh bergeser pada permukaan yang
keras dan kasar misalnya karena jatuh terseret atau terkena percikan api.
Biasanya lapisan kulit terkelupas dan membekas berupa daerah yang kasar
dan lunak. Partikel debu-kotoran yang terbawa sering menimbulkan
infeksi tambahan.
Pertolongannya dengan membersihkan luka dengan air dingin atau
hangat, mengalir dan bukan dicelupkan. Antiseptik sebaiknya
ditambahkan untuk membantu membersihkan luka. Diberi betadin, dan
ditutup dengan kasa steril kemudian diplester atau dibalut. Bawa korban
ke RS terdekat untuk mendapatkan suntikan anti tetanus. Jika luka cukup
lebar dan terbuka, lakukan disinfeksi dengan meletakkan kasa steril di
tengah luka sebelum luka dibasuh dengan air sabun dan dicuci dengan
antiseptik. Setelah kasa tsb diambil, luka disiram kembali dengan air
bersih dan kotoran yang masih tertinggal diambil dengan pinset steril.
Luka kemudian ditutup dengan sofratulle (kassa steril yang sudah diberi
salep antibiotik) kemudian diatasnya diberi kasa steril tebal kemudian
dibalut.
2. Luka Iris
Luka akibat benda tajam seperti pisau atau pecahan kaca. Luka iris
yang pendek dan dangkal, dibersihkan dengan air matang bersih, diberi
obat merah atau antiseptik, dirapatkan dan dibalut, atau ditutup dengan
plester atau kain kasa yang bersih. Luka iris yang dalam dan panjang,
dibersihkan dan ditutup dengan kain kasa steril, korban dibawa ke
Puskesmas atau rumah sakit.
3. Luka tusuk
Luka yang disebabkan oleh benda berujung runcing seperti paku,
jarum atau tertikam. Luka dibersihkan, ditutup, dan korban dibawa ke
Puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat suntikan anti tetanus.
4. Luka Memar
a. Pengertian
Adalah perdarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit karena beberapa
hal seperti terjatuh atau terkena pukulan ke badan yang menyebabkan
beberapa pembuluh darah pecah di bawah permukaan kulit. Perubahan
warna dan pembengkakan pada kulit timbul karena adanya rembesan
darah ke dalam jaringan.
b. Gejala
Daerah yang terkena terasa sakit, kulit memerah lalu berubah warna
menjadi biru atau hijau, terkadang timbul bengkak atau benjolan.
c. Pengobatan
Memar biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, akan tetapi
perlu dilakukan pertolongan pertama supaya memar tersebut dapat
sembuh lebih cepat.
1) Lakukan kompres menggunakan es atau air dingin untuk
mengurangi bengkak dan rasa sakit. Jangan menggunakan zat yang
bersifat panas, balsem misalnya.
2) Jangan dilakukan pemijitan pada area memar karena akan
memperparah perdarahan.
3) Angkatlah bagian yang memar (jika memungkinkan) lebih tinggi
dari jantung untuk mengurangi aliran darah di tempat tersebut.
4) Setelah 24 jam maka kompreslah dengan air hangat supaya
membantu penyembuhan luka. Kompresan hangat akan membuka
pembuluh darah sehingga memperlancar sirkulasi darah pada area
tersebut. Bila memar bertambah parah atau bengkak dengan rasa
sakit tak tertahankan, segera bawa ke rumah sakit karena ada
kemungkinan patah tulang atau luka lainnya.
5. Luka Bakar
a. Pengertian
Adalah luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda
yang berasal dari api, uap panas, dan benda panas berupa cairan (air,
minyak, dan gula), benda padat (setrika, rokok, peralatan masak, dan
lampu), dan bahan kimia, seperti air aki, serta sengatan listrik atau petir.
b. Gejala
2) Tingkat I/luka bakar ringan: luka bakar ringan dengan tingkat
kerusakan jaringan hanya di bagian luar lapisan kulit. Contohnya
adalah kulit terkena sengatan sinar matahari atau kontak langsung
dengan objek yang panas seperti air mendidih. Luka bakar seperti ini
umumnya tidak disertai kelepuhan pada kulit. Gejala luka bakar
ringan ini berupa kulit kemerahan pada bagian yang terbakar,
bengkak ringan, nyeri namun kulit tidak terkoyak karena melepuh.
3) Tingkat II/luka bakar sedang: luka bakar yang menyebabkan
kerusakan pada lapisan di bawah kulit, terdapat gelembung-
gelembung yang berisi cairan kuning jernih. Contohnya adalah
sengatan sinar matahari yang berlebihan, cairan panas dan percikan
api dari bensin atau bahan lain. Gejala luka bakar tingkat II ini
berupa kulit kemerahan, melepuh, bengkak yang tak hilang selama
beberapa hari dan kulit terlihat lembab atau becek.
4) Tingkat III/luka bakar parah : luka bakar yang menghancurkan
semua lapisan kulit. Kontak terlalu lama dengan sumber panas dan
luka bakar akibat tersengat listrik adalah penyebab utama luka bakar
tingkat III. Gejala luka bakar tingkat III berupa daerah luka tampak
berwarna putih, kulit hancur dan sedikit nyeri karena ujung saraf
telah rusak
c. Pengobatan
1) Luka bakar ringan, dinginkan bagian tubuh yang terkena dengan
menyiram dengan air bersih yang dingin dan mengalir (bukan air es)
sampai berkurang rasa sakitnya.
2) Luka bakar sedang, lepuh tidak boleh dipecahkan jika pecah
bersihkan dan tutup dengan salep luka bakar. Luka ditutup dengan
kain kasar steril.
3) Luka bakar berat, Luka ditutup dengan kasa steril dan anak dibawa
ke Puskesmas atau rumah sakit.
Pada penanganan luka bakar sebaiknya penolong jangan
mencoba melepaskan apapun yang melekat pada luka karena bisa
terjadi kerusakan yang lebih parah dan menyebabkan infeksi, jangan
menyentuh atau mengusik luka, jangan memakai pasta gigi, krim atau
minyak apapun pada kulit yang terbakar, jangan memecahkan lepuh
(gelembung) jika tidak memiliki alat steril, jangan menggunakan bahan
berbulu atau plester pada luka bakar.
F. Penanganan dan Pertolongan terhadap Keracunan Makanan/Minuman
a. Pengertian
Keracunan yang banyak dihadapi terjadi melalui makanan ialah racun
yang dimakan dengan sengaja atau racun yang termakan tanpa diketahui.
Racun yang dimakan tidak dengan sengaja ialah bagi orang-orang yang
suka makan singkong, tempe bongkrek, kepiting, udang, jengkol dan lain-
lain makanan.
b. Gejala
Rasa sakit, rasa terbakar pada selaput lendir mulut, kerongkongan dan
lambung. Terjadinya lepuhan pada selaput lendir yang bisa menyebabkan
sesak nafas jika menyerang jalan nafas. Pembengkakan selaput lendir
kerongkongan dapat menyumbat pernafasan dengan bahaya pencekikan.
c. Pertolongan
a. Bersihkan mulut penderita dari sisa-sisa racun dengan air bersih.
b. Apabila penderita masih bisa disuruh minum, berikan setengah liter air
atau susu untuk melemahkan daya racun yang telah tertelan.
c. Usahakan agar penderita dapat muntah dengan memasukkan jari yang
digoyang-goyangkan ke dalam tenggorokan penderita. Akan tetapi bila
racun sudah lebih dari setengah jam dimakan/diminum jangan coba
menimbulkan mutah. Oleh karena dikuatirkan setelah sekian lama
racun bekerja terhadap selaput lendir, menyebabkan dinding lambung
menjadi lemah sehingga dapat robek akibat gerakan-gerakan muntah.
Apabila demikian halnya, maka cukup dengan memberikan Norit
(carbo adsorbent) sebanyak 50 gram dalam segelas air.
d. Bila penderita dalam keadaan pingsan, berikan pertolongan sesuai tata
cara menolong orang pingsan.
e. Usahakan pengangkutan secepatnya ke dokter atau paramedis.
G. Penanganan dan Pertolongan terhadap Mimisan
a. Pengertian
Adalah pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu
ekstrim(terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
b. Gejala
Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri, korban sulit bernafas
dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah, kadang disertai
pusing.
c. Pertolongan
a. Bawa penderitake tempat sejuk/nyaman.
b. Tenangkan penderita.
c. Penderita diminta menunduk sambil menekan cuping hidung atau
masukkan tampon menggunakan kain bersih atau kassa.
d. Bisa dikompres dengan es pada hidung bagian luar.
e. Penderita diminta bernafas lewat mulut.
f. Bersihkan hidung luar dari darahg.Buka tekanan atau tampon setiap 5-
10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
sambil menghubungi dokter atau paramedis.
H. Penanganan dan Pertolongan terhadap Alergi
a. Pengertian
Reaksi tubuh yang lebih sensitif dari kondisi normal terhadap
makanan/benda asing yang masuk ke dalam tubuh yang disebabkan karena
makanan atau digigit serangga.
b. Gejala
a. Kemerahan pada kulit, gatal, bengkak sekitar mata,
b. Sesak napas
c. Pertolongan
a. Tenangkan korban
b. Berikan kompres dingin pada tempat gatal
c. Berikan obat anti alergi
I. Penanganan dan Pertolongan terhadap Gigitan Serangga
a. Pengertian
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang
mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua
jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada
umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka
biasa.
b. Gejala
Jika gigitan/sengatan binatang tersebut mengandung racun, biasanya
didapat gejala sesak/susah nafas, gangguan syaraf, nyeri dan bengkak pada
bekas gigitan/sengatan, timbul bercak-bercak merah di tubuh.
c. Pertolongan
1. Cucilah bekas gigitan/sengatan dengan air hangat yang mengalir.
2. Jika terjadi perdarahan, pasang perasat darah/ikat antara luka dan
jantung.
3. Penderita jangan banyak bergerak.
4. Dapat dilakukan penghisapan pada luka secara berulang dan ludahkan
darahnya keluar supaya racun bisa dikeluarkan dari tubuh.
5. Tutup luka dengan kain bersih atau kassa steril, balut.
6. Usahakan selekasnya pengangkutan ke dokter atau rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA
Waryono, 2015. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Sekolah. Yogyakarta.
Widyaiswara LPMP.
Anonym, 2002. Kedaruratan non Bedah dan Bedah. Jakarta, FKUI.
Dudley, 1999. Pedoman Tindakan Praktis Medis dan Bedah.Jakarta, EGC.
Nurachma, Elly. 2000. Buku Saku Prosedur Keperawatan Medical Bedah.
Jakarta.
Purwadianto A, Sampurna B, 2000. Kedaruratan Medik. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Rassat, 1988. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. Jakarta, Djambatan.
Stanway, 1992. Pertolongan Pertama dalam Keluarga. Jakarta, Arcan.

Anda mungkin juga menyukai