Laporan Penetapan PH Di Laboratorium 2019 (Kimia Tanah Unsri) (Aditya Surya Wardhana)
Laporan Penetapan PH Di Laboratorium 2019 (Kimia Tanah Unsri) (Aditya Surya Wardhana)
Laporan Penetapan PH Di Laboratorium 2019 (Kimia Tanah Unsri) (Aditya Surya Wardhana)
KIMIA TANAH
Oleh:
Aditya Surya Wardhana
05101281823068
2.1. pH Tanah
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki nilai
7 sementara bila nilai pH>7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
sedangkan nilai pH<7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat
keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.
Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah
menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain
menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter
yang berkerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan. Sistem
pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran pH, elektroda
referensi dan alat pengukur impedansi tinggi. Istilah pH berdasarkan dari “p”,
lambing metematika dari negatif logaritma, dan “H”, lambang kimia dari unsur
Hidrogen (Adam, 2011).
pH tanah adalah salah satu dari beberapa indikator kesuburan tanah, sama
dengan keracunan tanah. Level optimum pH tanah untuk aplikasi penggunaan
lahan berkisar antara 5–7,5. tanah dengan pH rendah (acid) dan pH tinggi (alkali)
membatasi pertumbuhan tanaman. Efek pH tanah pada umumnya tidak langsung.
Di dalam kultur larutan umumnya tanaman budidaya yang dipelajari
pertumbuhannya baik/sehat pada level pH 4,8 atau lebih. pH tanah menunjukkan
banyaknya konsentrasi ion hidrogen (didalam tanah). Makin tinggi kadar
ion didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Bila kandungan H sama
dengan maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Hardjowigeno, 2010).
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit
antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap. Semakin
kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin
rendah. Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau
kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi
mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama (Andy,
2010).
2.2 pH dengan 𝐇𝟐 𝐎
Faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur yang terkandung dalam
tanah, adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H + dan ion
OH mineral tanah, air hujan, dan bahan induk. Bahan induk tanah mempunyai pH
yang bervariasi bergantung jenis mineral penyusunnya dan derajat pelapukannya,
sehingga tanah-tanah muda yang baru terbentuk mempunyai pH yang selaras
dengan bahan induknya. Tanah-tanah berbahan induk batuan kapur karbonat ber pH
di atas 8, sedangkan yang beragam Na dapat mencapai pH 10 (Hanafiah, 2010).
Larutan aquades atau H2 O merupakan larutan yang dihasilkan melalui
proses penyulingan Kepanjangan dari nama Aquades adalah aquadestilasi. Setelah
larutan disuling, maka logam-logam yang mengandung ion itu dimatikan. hanya
tersisa logam-logam yang masih diperlukan oleh tubuh manusia dan logam itu
sifatnya netral. Sehingga, ketika diuji menggunakan alat penguji keelektrolitan
sebuah larutan, maka larutan aquades tidak akan bisa membuat lampu menyala dan
tidak akan menyebabkan terbentuknya gelembung. Asam dan basa adalah besaran
yang sering digunakan untuk pengolahan sesuatu zat, baik di industry maupun
kehidupan sehari-hari, pada industry kimia, keasaman merupakan variabel yang
menentukan mulai dari pengolahan bahan baku, menentukan kualitas produksi yang
diharapkan sampai pengendalian limbah industry agar dapat mencegah pencemaran
pada lingkungan. Pada bidang pertanian, keasaman pada waktu mengelola tanah
pertanian perlu diketahui. Untuk mengetahui dasar pengukuran derajat keasaman
akan diuraikan dahulu pengertian derajat keasaman itu sendiri. Pada prinsipnya
pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi
antaar larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membran gelas) yang telah
diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektrodagelas yang tidak diketahui.
Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion
hydrogen yang ukurannya relative kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan
mengukur potensial elektro kimia dari ion hydrogen. Untuk melengkapi sirkuit
elektrik dibutuhkan elektroda pembanding. Sebagai catatan alat tersebut tidak
mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan. Sumber kemasaman tanah adalah
bahan-bahan organik dan anorganik. Ionisasi asam-asam menghasilkan ion H+
bebas dalam larutan tanah. Sumber lain kemasaman tanah adalah H+ dan Al3+
dapat ditukar pada misel koloid tanah. Kemampuan tanah untuk mempertahankan
pH dan perubahan karena penambahan alkalis atau masam yang dinamakan daya
sanggah tanah (Hardjowigeno, 2010).
Reaksi tanah (pH) merupakan sifat kimia yang penting dari tanah sebagai
media pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa unsur hara essensial untuk
pertumbuhan. Tanaman dipengaruhi oleh pH tanah. Reaksi tanah dirumuskan
dengan pH = - Log [H+]. Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan
kemasaman cadangan (potensial). Kemasaman aktif disebabkan oleh adanya ion-
ion H+ bebas didalam larutan tanah, sedang kemasaman cadangan disebabkan oleh
adanya ion-ion H+ dan AL3+ yang teradsorpsi pada permukaan kompleks adsorpsi
(Sugeng, 2013).
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum penetapan pH tanah di
laboratorium kali ini ini yaitu: 1). Aquadest; 2). Larutan bufferpH 4 dan pH 7; 3).
KCl 1 N; 4). Tanah.
4.1 Hasil
Adapun hasil praktikum penetapan pH tanah di laboratorium kali ini ini
yaitu:
pH
Tanah Lapisan Kategori
𝐇𝟐 𝐎 KCl
H2 O: Sangat
masam
Rawa Lebak 60-90 cm 3,95 3,18
KCl: Sangat
masam
H2 O: Sangat
masam
Pasang Surut 30-60 cm 3,66 2,71
KCl: Sangat
masam
H2 O: Sangat
masam
Mineral 0-30 cm 4,05 3,25
KCl: Sangat
masam
H2 O: Sangat
masam
Mineral 31-60 cm 4,49 4,16
KCl: Sangat
masam
H2 O: Masam
KCl: Sangat
Mineral 61-90 cm 4,57 3,89
masam
Keterangan:
Kelompok 1 : rawa lebak 60-90 cm
Kelompok 2 : pasang surut 30-60 cm
Kelompok 3 : mineral 10-20 cm
Kelompok 4 : mineral 21-60 cm
Kelompok 5 : mineral 61-90 cm
4.2. Pembahasan
Adapun pembahasan yang dapat saya bahas pada praktikum penetapan pH
tanah di laboratorium kali ini yaitu pada ketiga jenis tanah dan kedalaman berbeda
yang kami ambil memiliki pH tanah yang berbeda-beda. pH tanah merupakan salah
satu dari beberapa indikator kesuburan tanah, sama dengan keracunan tanah. Level
optimum pH tanah untuk aplikasi penggunaan lahan berkisar antara 5–7,5. tanah
dengan pH rendah (acid) dan pH tinggi (alkali) membatasi pertumbuhan
tanaman. Kondisi pH tanah mempengaruhi serapan unsur hara dan pertumbuhan
tanaman melalui pengaruhnya terhadap ketersedian unsur hara dan adanya unsur-
unsur yang beracun.
pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat
tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan keasaman. pH 0
menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat
kebasaan tertinggi. Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas
lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila
keasamannya rendah. Adapun alat yang kami gunakan dalam pengukuran pH tanah
yaitu dengan menggunakan pH meter. pH meter yang berkerja berdasarkan prinsip
elektrolit atau konduktivitas suatu larutan. Sistem pengukuran pH mempunyai tiga
bagian yaitu elektroda pengukuran pH, elektroda referensi dan alat pengukur
impedansi tinggi.
Pada tanah rawa lebak dengan kedalaman tanah 60-90 cm didapatkan nilai
pH tanah dengan H2 O yaitu 3,95 dan KCl 3,18. pH tanah rawa lebak memiliki nilai
pH sangat masam. Hal itu disebabkan karena tanah pada rawa lebak lebih banyak
terkena atau tergenang air sehingga sersah-sersah atau bahan organik yang terdapat
di dalam rawa lebak mengalami pelapukan bahan organik, dimana bahan organik
mempunyai salah satu fungsi untuk meningkatkan pH tanah.
Sampel tanah pasang surut yang kami ambil yaitu dengan kedalaman tanah
30-60 cm didapatkan nilai pH tanah dengan H2 O yaitu 3,66 (sangat masam) dan
KCl 2,72 (sangat masam). pH tanah pasang surut memiliki nilai pH yang paling
rendah atau paling masam dibandingkan dengan sampel tanah lainnya. Salah satu
hal yang menyebabkan tanah pasang surut masam dikarenakan tanah pasang surut
sering tergenang air sehingga bahan organik atau sersah-sersah yang berdada pada
tanah tersebut sulit terdekomposisi.
Sedangkan untuk tanah mineral pada kedalaman 0 cm sampai 30 cm atau
lapisan satu didapatkan dengan pH tanah sangat masam baik dengan menggunakan
KCl ataupun H2 O, untuk lapisan dua pada kedalaman 31 cm sampai 60 cm sama
dengan lapisan satu yaitu sangat masam, namun pada lapisan ketiga pada
kedalaman 61 cm sampai 90 cm didapatkan pH tanah masam dengan larutan H2 O
dan pH sangat masam dengan larutan KCl.
Dari hasil pengecakan pH yang di dapatkan, dapat kita satukan bahwa
ketiga tanah tersebut adalah tanah masam. Faktor-faktor yang menyebabkan tanah
mineral, alluvial atau rawa lebak dan pasang surut menjadi tanah masam yaitu
karena adanya kandungan Al dan Fe seingga pH tanah tersebut menjadi rendah.
Selain itu, salah satu penyebab tanah masam di Indonesia yaitu curah hujan yang
tinggi serta ditambah temperatur tinggi menyebabkan proses pelapukan dan
mineralisasi berjalan dengan cepat. Air yang berlebih menyebabkan pencucian hasil
mineralisasi terutama kation-kation basa, kemudian adanya pelapukan bahan
organik, erosi tanah, bahan induk tanah yang masam, adanya oksidasi dari senyawa
pirit serta penggunaan pupuk N secara berlebih dapat menyebabkan tanah menjadi
masam.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat disumpulkan pada praktikum penetapan pH
tanah di laboratorium kali ini yaitu:
1. Menentukan reaksi atau derajat keasaman dan kebasaan suatu tanah dapat
tentukan dengan menggunakan alat yang bernama pH meter serta dengan
menggunkan larutan KCl atau larutan H2 O.
2. pH tanah dapat dihitung dengan menyamakan nilai yang tertera pada pH meter
saat pengecekan dengan standar nilai pH. pH normal memiliki nilai 7 sementara
bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai
pH < 7 menunjukkan keasaman.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah yaitu curah hujan yang tinggi serta
ditambah temperatur tinggi menyebabkan proses pelapukan dan mineralisasi
berjalan dengan cepat. Air yang berlebih menyebabkan pencucian hasil
mineralisasi terutama kation-kation basa, kemudian adanya pelapukan bahan
organik, erosi tanah, bahan induk tanah yang masam, adanya oksidasi dari
senyawa pirit serta penggunaan pupuk N secara berlebih dapat menyebabkan
tanah menjadi masam.
4. Cara pH meter berkerja berdasarkan prinsip elektrolit atau konduktivitas suatu
larutan. Sistem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda
pengukuran pH, elektroda referensi dan alat pengukur impedansi tinggi.
5. Meningkatkan pH tanag sangat perlu dilakukan pada tanah masam agar tanaman
lebih mudah menyerap unsur hara dan tidak mengalami keracunan alumunium.
Salah satu pengolahan yang tepat dalam meningkatkan pH tanah yaitu dengan
cara membuat tanah tersebut agar tidak sering tergenang air lagi dan melakukan
penambahan kapur sesuai dengan kubutuhan kapur per hektar.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum penetapan pH tanah di
laboratorium kali ini yaitu diharapkan praktikum ini dapat diterapkan secara
langsung agar tanah-tanah di daerah Sumatera Selatan dapat di analisis kemudian
diketahui kebutuhan tanahnya agar tanah tersebut dapat dimanfaatkan dan dapat
digunakan dalam produksi pertanian.
DAFTAR PUSTAKA