ANSIS PICO CA. Serviks
ANSIS PICO CA. Serviks
ANSIS PICO CA. Serviks
OLEH:
Nama Mahasiswa : HAPIANA
NIM : 071182032
A. Substansi jurnal
1. Judul penelitian
Pengaruh Terapi Seft (Spiritual Emotional Freedom Technique) Terhadap Tingkat
Depresi Pasien Kanker Serviks Di Rsud Dr. Moewardi
2. Tahun terbit
Tahun 2018
3. Tahun penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Jauari 2018 - Maet 2018
4. Nama peneliti
Sari Istiqomah, Isnaini rahmawati, dewi suryandari
5. Lokasi penelitian
Di Rsud Dr. Moewardi
6. Latar belakang
Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi di leher rahim, salah
satupenyebabnya dalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang merangsang
perubahan perilaku sel epitel serviks (Prawirhardjo, 2011).
Kasus kanker serviks di Indonesia berdasarkan penelitian dari Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, memiliki prevalensi lebih tinggi
dibanding dengan prevalensi kanker payudara yaitu sebesar 0,8 per 1.000 atau
diperkirakan sekitar 98.692 penderita. Jumlah penderita kanker serviks di jawa
tengah sebanyak 19.734 penderita kanker (kemenkes RI, 2015). Berdasarkan data
dinas kesehatan kota Surakarta tahun 2014 terdapat penderita kanker serviks yang
terdaftar di seluruh puskesmas dan terdapat 2000 penderita kanker serviks yang
terdaftar di seluruh rumah sakit dengan pemberian terapi radiasi dan kemoterapi di
wilayah kota Surakarta.
Penanganan terhadap kanker yang biasanya dilakukan adalah operasi,
radioterapi atau terapi radiasi, dana tau kemoterapi. Kemoterapi adalah penggunaan
zat kimia untuk perawatan penyakit (Indrawati, 2009). Efek samping dari
kemoterapi timbul karena obat-obatan kemoterapi sangat kuat dan tidak hanya
membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel yang
membelah dengan cepat, misalnya sel rambut, sumsung tulang belakang, kulit,
mulut, dan tenggorokan serta saluran pencernaan, rambut rontok, hemoglobin,
trombosit, dan sel darah putih yang berkurang. Konsekuensi yang menyertai
kemoterapi membuat sebagian besar pasien yang telah terdiagnosis menderita
kanker diliputi rasa khawatir, cemas dan depresi. Depresi yang tidak ditangani akan
berdampak pada keadaan fisik pasien (Setiawan, 2015).
Penanganan depresi dapat dilakukan dengan psikoterapi seperti psikoterapi
suportif, reedukatif, rekonstruktif, kognitif, psikodinamik, perilaku, keluarga, dan
psikoreligius termasuk relaksasi (Hawari, 2011). Salah satu teknik relaksasi yang
digunakan adalah Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) (Zainuddin,
2015).
SEFT merupakan penggabungan antara spiritualitas, melalui doa,
keikhlasan, dan kepasrahan, dengan energi psikologi. Menurut Barbara (2013)
pemberian SEFT dapat membantu menurunkan depresi, kecemasan dan stress pada
pasien dengan sindrom koroner akut. Penelitian Adiputra (2015) juga menyatakan
bahwa SEFT dapat membantu menurunkan tingkatdepresi pasien hemodialisa.
7. Tujuan penelitian
8. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasy Experiment
dengan menggunakan Pre Dan Post Test Nonequivalent Control Group. Tingkat
depresi responden diukur menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory
(BDI). Teknik pengolahan data dan analisa dilakukan dengan aplikasi SPSS Versi
23. Uji Wilcoxon digunakan untuk mengetahui perbedaan pre dan post pada
kelompok perlakuan dan perbedaan pre dan post pada kelompok kontrol.
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh SEFT terhadap tingkat depresi digunakan
uji Mann Whitney.
9. Hasil penelitian