Makalah Teori Belajar Sibernetik
Makalah Teori Belajar Sibernetik
Makalah Teori Belajar Sibernetik
Oleh:
Kelompok 5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang
Teori Belajar Sibernetik”. Dan saya berterima kasih kepada Bapak Dr. Supeno dan
Ibu Dr. Jekti Prihatin M.Si selaku dosen mata kuliah Teori Belajar yang telah
memberikan bimbingan yang berharga dalam penyususnan makalah teori belajar
sisbernetik ini, sehingan dapat terselesaikan dengan baik.
Kami sangat berharap semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan
pengetahuan bagi khalayak khsusunya dan bagi pembaca umumnya. Kami
mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kami,
sehingga makalah teori belajar ini dapat terselesaikan.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata ataupun
pengucapan yang kurang berkenan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini. “Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun”.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian belajar menurut teori sibernetik secara
umum.
2. Untuk mengetahui teori belajar menurut beberapa tokoh aliran
sibernetik.
3. Untuk mengetahui aplikasi atau pemrosesan informasi menurut teori
belajar sibernetik.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar sibernetik.
3
BAB II PEMBAHASAN
tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas
yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut sensory memory
atau ingatan indrawi.
2. Short Term Memory (STM)
Short term memory (STM) merupakan bagian dari memori manusia
komponen kedua yang menyimpan informasi menjadi pikiran-pikiran.
Informasi yang diterima oleh seseorang dan mendapatkan perhatian
kemudian dikirim ke sistem memori STM.
Salah satu cara untuk menjaga ingatan terhadap informasi dalam STM
yaitu mengulang dengan latihan (rehearsal). Oleh karena itu, latihan
sangat penting dalam proses belajar. Tanpa diulang dan dilatih, informasi
akan hilang begitu saja. Apalagi jika mendapatkan informasi lain yang baru
dan lebih kuat, maka informasi yang pertama akan mudah hilang. Kapasitas
STM ini sangat terbatas, kira-kira 5-9 bits informasi yang dapat disimpan
pada saat yang sama. Akibatnya, manusia hanya dapat membedakan 5-9
informasi pada waktu bersamaan. Misalnya, kita kesulitan mengingat
nomor telepon lebih dari 9 digit tanpa meulang-ulang dalam menggunakan
nomor tersebut.
3. Long Term Memory (LTM)
Long term memory (LTM) merupakan bagian dari sistem memori manusia
yang menyimpan informasi untuk sebuah periode yang cukup lama. LTM
diperkirakan memiliki kapasitas yang sangat besar dan lama untuk
menyimpan informasi, namun hanya sedikit yang diaktifkan. Sebab, hanya
informasi yang ada dan sedang dipikirkan yang dikerjakan oleh ingatan
atau memori. Informasi yang diperoleh dalam jaringan kerja ini melalui
spread of activation, yaitu pencarian kembali informasi berdasarkan
keterangannya dengan informasi-informasi yang lain. Informasi yang
tersimpan dalam LTM tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan
6
cepat bila disajikan dalam bentuk “terbuka” dan memberi kebebasan kepada
peserta didik untuk berimajinasi dan berpikir.
2. Pask dan Scott
Sebagai penganut sibernetik, Pask dan Scott memiliki pandangan tersendiri
mengenai belajar. Menurut keduanya, proses belajar bergantung pada strategi
yang digunakan oleh peserta didik. Tujuan belajar yang dipecah menjadi sub yang
lebih kecil agar peserta didik bias focus. Dalam konteks ini pendidik lebih banyak
mengajarkan konsep daripada strategi belajar agar peserta didikdapat memahami
dan menggunakannya pada situasi lain. Pendidik bertugas sebagai fasilitator yang
membimbing peserta didik,bukan menghakimi strategi peserta didik sebagai cara
yang tidak dapat diterima. Oleh karenanya, metode yang digunakan yaitu tutorial
conversation (pengajaran percakapan). Sebuah metode belajar berbentuk diskusi,
dan strategi belajarnya berdasarkan kesepakatan antara pendidik dan peserta
didik. Teori belajar menurut teori Pask dan Scott yaitu agar siswa mampu mengkaji
materi yang telah dipelajari dan yang telah didapati dai gurunya, serta dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Pask dan Scott, ada 2
macam cara berpikir yaitu :
1. Serialis
Pendekatan serialis yang dikemukakan Pask dan Scott memiliki kesamaan
dengan pendekatan algoritmik. Siswa tipe serialis cenderung berpikir secara
algoritmik terutama dalam mempelajari bidang eksakta seperti matematika.
Seorang yang memiliki gaya serialis memilih belajar dengan berproses dalam
langkah langkah kecil yang logis, berusaha untuk mendapatkan kejelasan pada
setiap bagian sebelum melangkah lanjut, mengejar jalur linear dalam tugas
pembelajaran serta menghindari penyimpangan. Siswa yang menggunakan
strategi penggunaan langkah langkah yang telah ditetapkan secara hirarkis
merupakan pembelajaran yang memiliki gaya pengajaran serialis.
8
2. Wholist
Cara berfikir menyeluruh wholist adalah berpikir yang cenderung
melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi.
Siswa tipe wholist atau menyeluruh cenderung mempelajari sesuatu dari tahap
yang paling umum kemudian bergerak ke yang lebih khusus atau lebih detail.
Seorang wholist memilih untuk belajar dalam cara-cara yang berbeda, dan
mendekati ide-ide dari sudut pandang yang berbeda pula. Pembelajaran yang
menggunakan strategi pengajran yang fleksibel dan kontekstual, tidak terikat oleh
langkah langkah hirarkis pentahapan pembelajaran merupakan pembealajar yang
memiliki gaya pengajaran holostik.
Proses pembelajaran Pask dan Scott ini bias diaplikasikan dalam beberapa
siklus yaitu :
a. Explanation (penjelasan). Pendidik dapat menjelaskan materi belajar
kepada peserta didik secara jelas.
b. Justifivation (pembenaran). Pendidik dapat memberikan pembenaran
terhadap materi belajar yang telah diterima dan disampaikan oleh peserta
didik.
c. Evaluation (Evaluasi). Pendidik bias mengevaluasi terhadap materi belajar
yang disampaikan kepada peserta didik.
d. Agreement (kesepakatan). Pendidik dapat memberikan kesepakatan
kepada peserta didik tentang materi belajar yang telah disampaikan.
kondisi eksternal peserta didik. Kondisi internal adalah kondisi dalam diri peserta
didik yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal serta
proses kognitif yang terjadi dalam diri peserta didik. Sedangkan kondisi eksternal
adalah rangsangan dari lingkungan luar yang mempengaruhi peserta didik dalam
proses pembelajaran. Proses pengolahan informasi berlangsung dalam tiga tahap
yaitu pengolahan informasi dalam sensor pencatat, kemudian diproses dalam
memori jangka pendek STM kemudian ditransfer menuju memori jangka panjang
untuk disimpan dan sewaktu-waktu diperlukan dipanggil kembali.
Dalam sensor pencatat masukan informasi berlangsung selama kurang dari 1
detik sampai selama-lamanya 4 detik, kemudian menghilang karena diganti atau
meluruh. Kebanyakan informasi jarang yang mampu mencapai STM, hanya
informasi yang dinilai menarik dan penting yang dilanjutkan ke STM. Sementara
itu, memori yang masuk dapat ditahan sampai 20 detik atau lebih jika dilatih terus
menerus. STM dapat menyimpan 7 ± 2 jenis informasi. Kapasitas STM dapat
ditingkatkan jika sistem informasi dibentuk sebagai keping-keping informasi yang
bermakna. Beberapa informasi masuk ke dalam LTM dengan cara memorisasi
hafalan dan pembelajaran bermakna.
b. Teori percakapan
Agar proses pengolahan informasi dapat terjadi maka harus ada interaksi
antara guru dan peserta didik. Teori percakapan menunjukkan bahwa interaksi itu
diperlukan agar proses pembelajaran dapat berlangsung optimal. Terdapat tiga
komponen utama dalam teori percakapan yaitu:
1). Percakapan tentang “bagaimana” dan “mengapa” dari suatu topik
pembelajaran.
2). Percakapan tentang cara belajar ( misalnya, mendiskusikan keterampilan
belajar dan merefleksikan pengalaman sebagai pelajar)
10
Kondisi tersebut membuktikan bahwa setiap teori belajar memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Begitu pula dengan teori belajar sibernetik, meski
terlahir lebih muda dibanding dengan teori-teori lainnya, teori ini juga tidak bisa
dipandang sempurna. Ini sudah menjadi hukum alam bahwa sesuatu di dunia tidak
ada yang sempurna; selalu ada kekurangan dan kelebihannya. Suatu kelebihan
akan membedakan dan memberikan keunggulan di antara teori lainnya.
Sedangkan, suatu kekurangan akan menjadi kritik dan masukan untuk perbaikan
teori-teori belajar berikutnya.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dapat dilihat kelebihan dari teori
sibernetik diantaranya :
a) Setiap peserta didik bisa memilih model belajar yang paling sesuai dengan
dirinya.
b) Kontrol belajar memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan iramanya.
c) Cara berfikir berorientasi pada proses lebih menonjol.
d) Umpan balik memberikan gambaran yang jelas mengenai kemampuan yang
telah dicapai oleh peserta didik.
Meskipun memiliki beberapa kelebihan, teori sibernetik juga memiliki
kekurangan yang menjadi kritik banyak ahli. Misalnya, teori ini dikritik karena tidak
secara langsung membahas tentang proses belajar sehingga menyulitkan dalam
proses aplikasinya. Selain itu, ulasan teori ini cenderung mengarah ke dunia
psikologi dan informasi dengan mencoba melihat mekanisme kerja otak tanpa
mekanisme konsep dan praktik yang jelas. Pengetahuan dan pemahaman
terhadap mekanisme konsep-konsep teorinya sangat terbatas sehingga
kemampuan untuk menerapkan teori ini juga terbatas.
12
3.1 Kesimpulan
1. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Asumsi lain
dari teori sibermetik yakni tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk
segala situasi, dan relevan bagi semua peserta didik. Sebab, cara belajar
sangat ditentukan oleh system informasi (penyampaian materi).
2. Menurut teori belajar sibernetik, belajar adalah mengolah informasi
(pesan pembelajaran), proses belajar sangat ditenukan oleh system
informasi. Teori ini hampir sama dengan teori kognitif yaitu mementingkan
proses pembelajaran dibandingkan hasil belajar, namun perbedaannya
adalah teori belajar sibernetik lebih mementingkan system informasi yang
diproses yang akan dipelajari oleh siswa. Informasi inilah yang akan
menentukan proses.
3. Menurut Landa, ada dua macam proses berpikir yaitu proses berpikir
algoritmik dan proses berpikir heuristic. Sedangkan menurut Pask dan
Scott, ada dua macam proses berpikir yaitu proses berpikir serialist dan
proses berpikir wholist.
4. Aplikasi atau pemrosesan teori sibernetik didasarkan pada tiga konsep
yaitu, pemrosesan informasi, teori percakapan, dan umpan balik.
5. Teori sibernetik memiliki banyak kelebihannya dibanding dengan
kekurangan.
3.2 Saran
Dalam memahami suatu pembelajaran agar kiranya tidak berpacu pada
suatu teori saja, karena masih banyak teori lain yang juga saling berkaitan dan
saling melengkapi.
13
DAFTAR PUSTAKA