CBR Filsafat Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan


Dosen Pengampu : Rahmilawati Ritonga, S. Pd, M,Pd

Disusun Oleh :
Nama : Nomi Putri D. Br.Purba

NIM : 5193344018
Prodi : Pendidikan Tata Rias
s Kelas: A

FAKULTAS
i TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan critical book review ini dengan mata kuliah “ FILSAFAT PENDIDIKAN ”
. Critical book review ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah
filsafat pendidikan, semoga critical book review ini dapat menambah wawasan dan
pengetauan bagi para pembaca.

Dalam penulisan critical book review ini, saya tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua saya yang selalu mendoakan


Kepada dosen pengampu, ibu Rahmilawati Ritonga, S. Pd, M,Pd
2. Saya menyadari bahwa critical book review ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.
Akhir kata saya mengucapakan selama membaca dan semoga materi yang ada
dalam critical book review ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para
pembaca.

Medan, 16 September 2019

Nomi Putri D.Br.

Purba

(5193344018)

ii
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ ii


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................................................................................. 1
B. Tujuan
CBR. ......................................................................................................................................................................... 1
C. Manfaat CBR.......................................................................................................................................................... 1
D. Identitas Buku yang di Review. ................................................................................................................................2

BAB II RINGKASAN MATERI ........................................................................................................... 3


A. Ringkasan Buku Utama. ........................................................................................................................... 3
B. Ringkasan Buku Pembanding. ......................................................................................................... 1.3

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 15


A. Kelebihan Isi Buku ................................................................................................................................................ 15
B. Kekurangan Isi Buku .............................................................................................................................................15

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................................... 16

A. Kesimpulan .......................................................................................................................................................16
B. Saran.................................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 17

ii
i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan adalah produk dari sistem social masyarakat yang menjadi unsur kebudayaan.
Karena itu format pendidikan seperti yang ada dewasa ini bukanlah sesuatu yang sekali jadi.

Filsafat adalah cara pandangan dan perspektif atas keyataan, apa yang dipahami sebagai
hakikat kenyataan, kebenaran,kebaikan, dan keindahan. Filsafat menangani keseluruhan pengalam
manusia dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.

Seuatu bentuk kajian terhadap hakikat kenyataan dengan mengajukan pertanyaan dan
berusaha memberikan jawaban yang akan menciptakan kebermaknaan hidup seseorang. Untuk
melaksanakan filsafat maka harus menciptakan kesadaran yang sangat tinggi dari fenomena dan
peristiwa dalam dunia masa kini dalam kesadaraan diri sepenuhnya.

B. Tujuan Penulisan CBR

Critical Book Review ini bertujuan :

a. Megulas isi sebuah buku


b. Mencari dan mengetahui informasi yang ada didalam buku
c. Melatih diri untuk berfikir krisis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
bab dari buku
C. Manfaat CBR
a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah filsafat pendidikan
b. Untuk menambah pengetahuan para pembaca
c. Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku
d. Menambah wawasan penulis
e. Melatih penulis berfikir kritis

1
D. Identitas Buku Yang Direview

 BUKU UTAMA
1. Judul : Filsafat Pendidikan
2. Pengarang : Prof. Dr. Muhmidayeli,
M.Ag
3. Penerbit : PT. Refika Aditama
4. Kota Terbit : Bandung
5. Tahun Terbit : 2011
6. ISBN : 978-602-8650-39-7
7. Jumlah Halaman : 200 hlm

 BUKU PEMBANDING
1. Judul : Filsafat Pendidikan (sistem
& metode)
2. Pengarang : Prof. Imam Barnadib, M.A.,
Ph.D
3. Penerbit : Ombak (anggota IKAPI)
4. Tahun Terbit : 2013
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Jumlah halaman : 122 Halaman
7. ISBN : 978-602-258-034-8

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU


 BUKU UTAMA

Bab 1 ( Mengenal Kawasan Filsafat )

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat

Istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani Kuno yang diadopsi oleh orang Arab
dengan mengalami sedikit perubahan bunyi, yaitu falsafat dan oleh orang Indonesia
disebut dengan filsafat.

Dalam Bahasa Yunani istilah filsafat dikenal dengan kata Philosophia yang berasal
dari dua unsur kata, yaitu philo yang berarti cinta dan shopia yang berarti kearifan,
hikmah, kebijaksaan, keputusan, ataupun pengetauhan yang benar. Dari akar kata ini,
maka dapat diketauhi, bahwa secara harfiah filsafat dapat diartikan sebagai cinta akan
kebenaran dan kebijaksanaan.

Ruang Lingkup

Berdasarkan objek kajiannya, kajian filsafat biasanya dibagi menjadi tiga bidang
permasalahan metafisika, epistemology, dan aksiologi, sehingga masalah filsafat selalu
masuk ke dalam salah satu bidang kajian ini,

1. Metafisika

Istilah metafisika sering digunaka dalam Bahasa filsafat. Bahkan seolah-


oalah istilah filsafat itu diidentikkan denga metafisika. Sebenarnya metafisika
bukanlah disiplin filsafat secara utuh, tetapi lebih untuk menamai suatu bagian
kegiatan filsafat dari keseluruhan bagian-bagian disiplinnya.

Metafisika merupakan cabang kajian dari filsafat yang mengkaji persoalan


yang berkenan dengan hakikat realitas. Konsentrasi filsafat disini lebih diarahkan

3
untuk menelaah dan mengkaji secara mendalam dan menyelutuhkan tentang hakikat
yang ada dan dianggap ada.

2. Epistemologi

Epistemology merupakan kajian yang berkaitan tentang persoalan dasar


ilmu pengetauan yang meliputi : (1) Hakikat ilmu (2) Jenis ilmu pengetahuan
yang mungki dapat diraih manusia (3) Sumber ilmu pengetahuan itu dan (4) Batas
-batas ilmu pengetahuan manusi.

Epistemologi diperlukan terutama untuk membuat jaminan-jaminan suatu


keputusan itu dapat dikatakan benar.

3. Aksiologi

Dalam bidang aksiologi, pemikiran filsafat diarahkan pada persoalan nilai


baik dalam konteks estetika, moral ataupun agama. Yang menjadi pertanyaan
dalam wilayah ini terkait pada apa hakikat nilai, apakah ia absolut atau relatif ,
bagaimana menentukan nilai, apakah sumber nilai atau dan lain sebagainnya.

B. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

Hal ini yang membedakan dunia filsafat dari ilmu pengetahuan adalah dalam hal
aktivitasnya. Filsafat memulai kerjanya dengan langkah yang tidak memberikan
kepemihankan. Seorang filsuf mestilah tdak menrima sesuai apa pun sebagai suatu
kebenaran sebelum ia mencari dan menemukan kebeneran itu.

Perbedaan prinsipil ini dapat dipetakan dalam tata caranya adalah sebagai berikut :

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN


- Analisis filsafat diarahkan - Analisis ilmu
pada keseluruhanhakikat pengetahuan diarahkan
dalam semua kemungkinan – sebatas pada lapangan
kemungkinan tertentu, sifatnya parsial

4
- Filsuf tidak boleh menerima - Ilmu pengetahuan
pendirian apa pun juga mengabaikan aspek-
sebagai sesuatu yang benar aspek lain yang tidak
dan yang lain adalah termasuk ke dalam objek
salah,sehingga segala sesuatu kajian
yang ada mesti menjadi
bahan pertimbangan
- Filsafat akan menghasilkan - Penarikan kesimpulan
kesimpulan melalui berpikir dalam metodologi ilmu
radikal pengetahuan diambil dari
uji sebab – sebab yang
terdekat
- Fakta dalam filsafat adalah - Fakta dalam ilmu
suatu hasil tinjauan dan pengetahuan adalah suatu
penelitian dalam konteks yang telah teruji dan
interoretasi keseluruhan termati secara ketat.
realitas secara menyeluruh
- Kebenaran filsafat bersifat - Kebenaran ilmu berada
universal, totalitas dan hanya pada skopnya
komprehensif yang terbatas
Perbedaan prinsipil inilah yang menjadikan filsafat tidak dapat disebut sebagai ilmu
pengetahuan, karena memang filsafat mendejati berbagai realita secara nonscientifil.

C. Sistematika Berpikir Filsafat

Berpikir filsafat senantiasa ditandai dengan berpikir sungguh-sungguh dan berhati-


hati tentang sesuatu realitas melalui tata pikir yang sistematis, metodis, radikal, dan
universal.

Logika adalah tata cara yang digunakan untuk berikir tepat, karena memang di
dalamnya tertuang kaidah kaidah yang dapat dipenuhi untuk melahirkan pemikiran yang
tepat. Sebagai ilmu dalam menalar, logika mempunyai dua bentuk, yaitu logika formal dan
material.

5
Bab 2 ( Pengertian, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidkan )

A. Pengertian

Filsafat dan pendidkan memang merupakan dua istilah yang berdiri pada makna
dan hakikat masing-masing, namun ketika keduanya digabungkan kedalam satu terma
khusus, maka ia pun memiliki makna tersendiri yang menunjuk ke dalam suatu kesatuan
pengertian tidak dipisahkan.

Filsafat pendidikan telah dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri
sendiri, namun bukanlah berarti bahwa kajiannya hanya sekedar menelah sendi-sendi
pendidikan dan filsafat pendidikan.

B. Kegunaan Filsafat Pendidikan

Pendidikan sangat terkait dengan aktivitas mulia manusia yang tugas utamanya
adalah membantu pengembangan humanitas manusia menjadi manusia yang berkepribadian
mulia dan utaa menurut karakteristik idealitas manusia yang diinginkan.

Taraf kodrat human dignity ( Martabat manusia ) yang memiliki kesadaran diri yang
mendorongnya untuk merelisasikan sebagai potensinya, sehingga berkembang dengan baik
menjadi self realization ( realisasi diri ) yang akan menentukan bagi penunjukan jati dirinya
yang ideal, agar dapat berfungsi dan bermanfaat bagi hidup dan kehidupan secara individu
maupun social kemasyarakatan.

C. Objek dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan

Sebagai cabang filsafat, maka kajian dalam bidang filsafat pendidikan mencakup
berbagai aspek yang juga menjadi karakteristik kajian filsafat pada umumnya yang meliputi
semua realitas yang wujud ataupun yang mumkin dan wujud.

Konteks filsafat pendidikan lebih menekankan pada upaya perenungan dan


perefleksian realitas- realitas yang terdapat di dalam kancah dunia kependidikan.

6
Bab 3 ( Manusia dan Pendidikan )

A. Hakikat dan Kedudukan Manusia di Dunia


1. Hakikat Manusia

Untuk mencari hakikat manusia secara komprehensif adalah suatu hal yang sangat
sulit.

Alexis Carrell seperti yang dikutip oleh Quraish Shihab menyebutkan, bahwa
sebenarnya manusia telah mencurahkan perhatian besar untuk mengetahui tentang
dirinya, namun manusia itu hanyamampu mengetahui sekelumit saja dari dirinya.

Plato , ia memandang manusia sebagai suatu pribadi yang tidak terbatas pada saat
bersatunya jiwa dan raga. Jiwa dan raga bukan diciptakan secara bersamaan. Bagi
Plato, manusia lahir ke dunia telah membawa ide kebaikan ( innate idea )

2. Tugas dan Fungsi Nasinonal

Dalam surat al-Tiin ayat 4 disebutkan, bahwa manusia diciptakan Tuhan sebaik-
baik bentuk. Sebagai makluk yang termulia, manusia diberi potensi untuk
mengembangkan diri dan kemanusiannya. Bagi manusia dalam menjalankan berbagai
fungsi dan tanggungjawab kemanusiaanya.

Manusia dituntut tidak banya semata mata dalam konteks ibadah wajib seperti
shalat, puasa, zakat dan lain sebagainya. Tetapi juga bahwa segala sesuatu aktivitas yang
bernilai baik dalam kehidupan manusia yang dilakukan dengan tujuan pendekatan diri
pada penciptanya.

B. Eksistensi Pendidikan dalam Pengembangan Fitrah Manusia


1. Hakikat Pendidikan

7
Dalam konteks pemikiran pendidikan Islam, ada beberapa istilah yang digunakan
untuk makna pendidikan, yaitu tarbiyah yang akar katnya rabba, ta`dib yang akar katanya
addaba, dan ta’alim yang akar katanya ‘allama.

Istilah tarbiyah dalam pemahamannya seperti yang diungkap di atas memberikan


aksenstuasi kegiatannya pada proses pendidikan yang dilakukan dengan sadar dan
terprogram,teratur,sistematis,penuh pertimbangan, dan terarah pada suatu tujuan.

Istilah ta’adib dalam hal ini, memberikan tekanan aktivitasnya pada pembinaan
perilaku secara umum, sehingga lebih tepat ditujukan untuk menyebut pendidikan dalam
maknanya yang lebih luas, baik dalam bentuk formal, informal maupun yang nonformal.

Istilah ta’alim dalam hal ini memberikan tendensi pada proses interaksi edukatif
dalam rangka peraihan tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

2. Urgensi Pendidikan Berdimensi Moral bagi Manusia

Bahwa manusia adalah hambah Allah SWT yang dianugrahkan kelengkapan


potensi psikis berupa akal, kemauan, dan perasaan agar ia mampu berkreativitas dan
berimajinasi dalam kehidupannya dengan berlandasan pada iman dan moralitas yang
tinggi yang sangat berguna bagi kemanusiaan manusia.

Pendidikan dalam hal ini dapat dilihat sebagai pengupayaan manusia sejatinya,
disengaja, terarah, dan tertata sedemikian rupa menuju pembentukan manusia manusia
yang idel bagi kehidupannya hang dilakukan secara sadar dan terarah untuk menjadikan
manusia sebagai manusia yang baik dan ideal.

Bab 4 ( Pengetahuan dan Nilai )

A. Epistemologi dan Pendidikan

Pengetahuan adalah salah satu kekuatan yang dapat membentuk sejarah


peradaban suatu bangsa, dan bahkan kemajuan suatu masyarakat selalu ditandai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

8
Epistemologi berdasarkan akar katanya episteme ( pengetahuan ) dan
logos ( ilmu yang sistematis, teori), dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan
yang sistematis tentang pengetahuan.

Epistemologi merupakan suatu yang sangat penting dalam pengembangan


humanitas manusia.

B. Nilai dan Pendidikan

Nilai adalah gambaran tentang sesuatu yang indah dan menarik, yang
mempesona, yang menakjubkan, yang membuat kita bahagia, senang dan merupakan
sesuatu yang menjadikan seseorang atau sekelompok orang ingin memilikinya.

Nilai dapat diartikan dalam makna benar dan salah, baik dan buruk, manfaat
atau berguna, indah dan jelek. Kualitas nilai biasanya terlihat pada rasa puasnya
seseorang dalam melihat hasil karyanya.

C. Etika dan Pendidikan

Etika merupakan studi nilai dalam realita perilaku dan tindakan manusia. Nilai,
moral, dan etika, merupakan tiga istilah yang saling terkait yang biasanya dalam
Bahasa sehari-hari dianggap sepadan.

Kajian etika atau filsafat moral dalam bentuk pendekatan normative ini
biasanya mencermati bentuk-benyk sistem yang konsisten dari norma-norma yang
ditujukkan.

D. Estetika dan Pendidikan

Estetika merupakan studi nilai dalam realitas keindahan. Nilai estetika biasanya
sukar untuk dinilai, karena nilai-nilai ini menjadi nilai milik personal yang sangat
subjektif.

Karya seni tertentu umpamanya akan memunculkan banyak respon dari orang
berbeda. Siapa pun orangnya,jika ia meyakini, bahwa ada niali estetika dan ojektif,
9
tentulah ia dapat menentukan keputusan-keputusan yang mengarah pada seni yang
baik dan diterima oleh banya orang sebagaisebuah karya yang bernilai seni.

Bab 5 ( Teori-teori Pengembangan Sumber Daya Manusia )

A. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan

Pengembangan sumber daya manusia berkenaan dengan proses yang dilakukan


oleh seseorang atau sekelompok orang untuk meningkatkan kemampuan agar ia dapat
berbuat dan berkreativitas sesuai dengan harapan yang dalam dunia pendidikan.

Dikatakan sebagai objek mengingat manusia itulah yang menjadi sasaran


pendidikan,sedangkan yang dikatajan subjek karena adalah juga makhluk yang aktif dan
kreatif dalam membangun imajinasinya menuju pembentukan kepribadian manusia.

B. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Konteks Islam

Pengembangan dalam hal ini dimulai dengan fase pengembangan persepsi terhadap
sesuatu yang terbatas pada dua indra, pendengaran dan penglihatan yang kemudian akan
menjadi membaik dengan daya nalar. Daya nalar akan menjadi baik apabila selalu
berhadapan dengan berbagai problem yang mesti diatasi.

Pendengaran sebagai instrument ilmu,tentulah yang dimaksudkan bahwa ilmu


pengetahuan diperoleh melalui pengupayaan secara maksimal daya pendengaran dalam
mengumpulkan berbagai informasi dan data yang diperlukan.

10
C. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Aliran-aliran Filsafat

1. Idealisme

Idealisme adalah suatu aliran yang memiliki keyakinan,bahwa realitasi ini


terdiri dari substansi sebagaimana ide-ide. Realitas yang sesungguhnya bukanlah
tertelatak pada bendanya, tetapi pada sesuatu yang berada didalam dan mengikat
zat sehingga ia menjadi wujud.

Aliran ini menekankan realitas moral dan spiritual sebagai sumber untuk
menerangkan alam. Aliran ini memandang nilai adalah sesuatu yang absolut dan
universal

2. Rasionalisme

Rasionalisme adalah suatu aliran filsafat tang muncul pada zaman modern
dengan melakukan bahwa dunia luar adala sesuatu yang riil. Realitas berbda
dengan jiwa yang mengetahui objek atau dunia luar tersebut.

Realita merupakan pertemuan jiwa manusia dan dunia luar sebagai


objeknya. Rasinalisme memiliki suatu keyakinan bahwa sumber pengetahuan
terletak pada rasio manusia melalui persentuhannya dengan dunia nyata di dalam
berbagai pengalaman empirisnya.

BAB 6 ( ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN )

Aliran-aliran dalam filsafat pendidikan pun selalu didasarkan atas keinginan


menciptakan manusia-manusia ideal melalui jalur pendidikan. Corak dan model yang
ditawarkan pun memiliki hubungan signifikasi dengan cara pandangan aliran dalam
memandang realitas manusia.

1. Progresivisme dalam Pengertian dan Sejarah

11
Progresivisme secara Bahasa diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-
kemajuan secara tepat. Progresivisme adalah suatu aliran yang menekankan bahwa
pendidikan bukanlah sekedar upaya pemberian sekumpulan pengetahuan.

Para progrevisi berkeyakinan, bahwa manusia secara alamiah memiliki kemampuan-


kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dana tau mengatasi berbagai problem
kehidupannya menuju suatu perkembangan yang ebih baik, yang mengarah pada sesuatu
yang progress.

2. Perenialisme dalam Pengertian dan Sejarah

Pereniaslisme dengan kata dasarnya perennial, yang berarti continuing throughout


the whole year atau lasting for a very long time, yakni abadi atau kekal yang terus ada tanpa
akhirnya.

Dapat dikatakan bahwa tradisi dipandang juga sebagai prinsip-prinsip yang abadi
yang terus mengalir sepanjang sejarah manusia, karena ia adalah anugerah Tuhan pada semua
manusia dan memang merupakan hakikat insaniah manusia.

3. Esensialisme dalam Pengertian dan Sejarah

Filsafat esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang lebih merupakan perpaduan ide
filsafat idealism-objektif di satu sisi dan di sisi lainnya. Sebagai sebuah aliran filsafat,
esensialisme telah lahir sejak zaman renaissance.

Esensialisme secara formal memang tidak dapat dihubungkan dengan berbagai tradisi
filsafat, tetapi compatible dengan berbagai pemikiran filsafat. Dalam konteks filsafat
pendidikan, aliran ini memiliki ciri utamanya yang menekankan, bahwa pendidikan mesti
dibangun diatas nilai-nilai yang kukuh dan stabil.

BAB 7 ( PENDIDIKAN DAN POLITIK NEGARA )

A. POSISI LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM SISTEM POLITIK NEGARA

Pendidikan selalu dikatakan sebagai serana rekayasa individu dan social yang
tergabung dalam sebuah negara menuju terbangunnya masyarajat yang sejahtera dan beradab.

12
Hal ini meniscayakan upaya pengembangan kemnusiaan ke arah yang lebih baik mesti pula
menjadi lambing bagi entitasnya.

Pendidikan dalam sistem politik meliputi beberapa hal, yakni :

1. Sebagai agen utama untuk sosialisai politik bagi generasi muda dalam
pengembangan politik suatu negara.
2. Sebagai agen yang menentukan bagi ketersediaan pelaku politik.
3. Sebagai pemasok utama bagi penumbuhkembangkan integrasi olitik dan
kesadaran politik

B. DIALEKTIKA SISTEM POLITIK DAN IDEOLOGI PENDIDIKAN SUATU


BANGSA

Pengaruh sistem politik dalam pendidikan sebagaimana telah diungkapkan, sangat


potensial dalam membangunkan corak dam odel pembangunan sistem. Hubungan anatara
dua institusi social ini sangat saling memberikan pengaruh.

Tipe sistem pmerupakan hal yang penting dalam menentukan hakikat-hakikat


proses sekolah. Perbedaan-perbedaan dalam pendidikan umpamanya,antara rezim kapitalis
dan sosilisasi, neger-negeri yang sedang berkembang dn terbelakang dan masyarakat
pedesaan atau perkotaan, pada dasarnya merupakan pengaruh dari sistem politik yang ada
didalam negara mereka.

BUKU PEMBANDING

BAB 1 PENGANTAR

Buku filsafat pendidikan sistem & metode oleh Prof. imam barnadib, M.A., Ph.D memaparkan
tentang pengantar dari pelajaran filsafat pendidikan, sedangkan dalam buku pembanding filsafat
tidak ada pengantar yang ditulis oleh penulisnnya tetapi langsung masuk pembahasan.

13
BAB 2 FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Pada bab 2 dalam buku ini,memaparkan pengertian filsafat secara umum dan penulis tidak
memaparkan pengertian filsafat menurut para ahli.

BAB 3 SISTEM-SISTEM FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Pada bab 3 dalam buku ini memaparkan tentang sistem-sistem filsafat pendidikan, aliran-aliran
filsafat pendidikan yan terdiri atas progresivisme, essensialisme,parrennialisme sedangkan dalam
buku pembanding terdapat aliran-aliran filsafat pendidikan.

BAB 4 METODE

Pada bab 4 dalam ini memaparkan tentang metode yang terbagi atas pengenalan mengenai ciri-
ciri perbedaan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan, penjelasan tentang filsafat tradisional
dan filsafat kritis, analisa Bahasa dan analisa konsep.

14
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku
 Buku utama:
1. Keuggulan dari buku ini adalah mampu memberikan informasi tentang nilai,
sumber nilai dan bagaimana manusia dapat memperoleh nilai tersebut karena
pendidikan pada prinsipnya tidak dapat dipisahkan dari nilai.
2. Buku yang cocok digunakan sebagai buku pembimbing atau buku pegangan
mahasiswa matakuliah filsafat pendidikan. Hal ini dikarenakan isi atau materi
yang terkandung didalamnya tersusun secara sistematis yang memudahkan
mahasiswa untuk memahami secara berkala materi yang dibahas pada setiap
babnya.
3. Bahasa pengarang dalam buku ini menggunakan bahasa yang komunikatif
sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau dengan kata lain pesan yang ingin
disampaikan oleh pengaran dapat dipahami langsung oleh pembaca.
 Buku pembanding:
1. Buku pembanding menjelaskan materi yang ada dengan penjelasan yang sangat
lengkap. Karena penulis menjelaskan suatu materi dilengkapi dengan contoh,
sehingga pembaca mudah memahami apa yang coba disampaikan penulis tentang
materi itu.
2. Keunggulan dari buku pembanding menggunakan bahasa yang baku dan tidak
belibet, sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
B. Kelemahan Buku
 Buku utama:
1. Pada buku pembanding ini tidak ada memaparkan biografi penulis.
2. Buku ini kurang memberikan pemahaman bagi pembaca khususnya para pemula
sehingga pesan yang diutarakan oleh pengarang tidak tersampaikan pada pembaca.
 Buku pembanding:

15
1. Materi yang penyampaiannya berbelit (banyak kata pengantar), tidak langsung ke
inti materi tersebut. Hal ini bisa membuat pembaca menyimpulkan hal yang yang
belum tepat atau bahkan salah jika tidak membaca sampai selesai atau sampai ke
intinya.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan adalah kepala dari sebuah ilmu yang mengetahui smapai akar-akarnya.
Filsafat dikenal dengan kata philosophia yang berasal dari dua unsur kata, yaitu philo yang
berarti cinta dan kata Sophia yang berarti kerifan, hikmah, kebijaksanaan, keputusan
ataupun pengetahuan yang benar. Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalam dan
pemikiran manusia tentang pendidikan. Setelah membaca buku ini membuat pembaca
semakin dapat memahami mengenai filsafat pendidikan, karena buku ini membuat kita
sebagai mahasiswa/pembaca semakin lebih kritis dalam melakukan tahapan prosedur
mengenail filsafat pendidikan.
B. Saran
Agar buku ini mudah dipahami oleh mahasiswa/pembaca alangkah baiknya penulis
memperbaiki penggunaan kalimat pada buku, sehingga dapat dimengerti ataupun dicerna
oleh pembaca dan juga harapan saya kedepan buku ini dapat mencantumkan soal latihan
disetiap bab agar dapat menjadi evaluasi kembali bagi pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Muhamidayeli. 2013. Filsafat Pendidikan. Jakarta : Refika Aditama.

Barnadib, Iman. 2011. Filsafat Pendidikan ( sistem & metode). Yogyakarta : Ombak.

17

Anda mungkin juga menyukai