CBR Filsafat Pendidikan
CBR Filsafat Pendidikan
CBR Filsafat Pendidikan
Disusun Oleh :
Nama : Nomi Putri D. Br.Purba
NIM : 5193344018
Prodi : Pendidikan Tata Rias
s Kelas: A
FAKULTAS
i TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan critical book review ini dengan mata kuliah “ FILSAFAT PENDIDIKAN ”
. Critical book review ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah
filsafat pendidikan, semoga critical book review ini dapat menambah wawasan dan
pengetauan bagi para pembaca.
Dalam penulisan critical book review ini, saya tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :
Purba
(5193344018)
ii
DAFTAR ISI
COVER
A. Latar Belakang.............................................................................................................................................. 1
B. Tujuan
CBR. ......................................................................................................................................................................... 1
C. Manfaat CBR.......................................................................................................................................................... 1
D. Identitas Buku yang di Review. ................................................................................................................................2
A. Kesimpulan .......................................................................................................................................................16
B. Saran.................................................................................................................................................16
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah produk dari sistem social masyarakat yang menjadi unsur kebudayaan.
Karena itu format pendidikan seperti yang ada dewasa ini bukanlah sesuatu yang sekali jadi.
Filsafat adalah cara pandangan dan perspektif atas keyataan, apa yang dipahami sebagai
hakikat kenyataan, kebenaran,kebaikan, dan keindahan. Filsafat menangani keseluruhan pengalam
manusia dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
Seuatu bentuk kajian terhadap hakikat kenyataan dengan mengajukan pertanyaan dan
berusaha memberikan jawaban yang akan menciptakan kebermaknaan hidup seseorang. Untuk
melaksanakan filsafat maka harus menciptakan kesadaran yang sangat tinggi dari fenomena dan
peristiwa dalam dunia masa kini dalam kesadaraan diri sepenuhnya.
1
D. Identitas Buku Yang Direview
BUKU UTAMA
1. Judul : Filsafat Pendidikan
2. Pengarang : Prof. Dr. Muhmidayeli,
M.Ag
3. Penerbit : PT. Refika Aditama
4. Kota Terbit : Bandung
5. Tahun Terbit : 2011
6. ISBN : 978-602-8650-39-7
7. Jumlah Halaman : 200 hlm
BUKU PEMBANDING
1. Judul : Filsafat Pendidikan (sistem
& metode)
2. Pengarang : Prof. Imam Barnadib, M.A.,
Ph.D
3. Penerbit : Ombak (anggota IKAPI)
4. Tahun Terbit : 2013
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Jumlah halaman : 122 Halaman
7. ISBN : 978-602-258-034-8
2
BAB II
Istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani Kuno yang diadopsi oleh orang Arab
dengan mengalami sedikit perubahan bunyi, yaitu falsafat dan oleh orang Indonesia
disebut dengan filsafat.
Dalam Bahasa Yunani istilah filsafat dikenal dengan kata Philosophia yang berasal
dari dua unsur kata, yaitu philo yang berarti cinta dan shopia yang berarti kearifan,
hikmah, kebijaksaan, keputusan, ataupun pengetauhan yang benar. Dari akar kata ini,
maka dapat diketauhi, bahwa secara harfiah filsafat dapat diartikan sebagai cinta akan
kebenaran dan kebijaksanaan.
Ruang Lingkup
Berdasarkan objek kajiannya, kajian filsafat biasanya dibagi menjadi tiga bidang
permasalahan metafisika, epistemology, dan aksiologi, sehingga masalah filsafat selalu
masuk ke dalam salah satu bidang kajian ini,
1. Metafisika
3
untuk menelaah dan mengkaji secara mendalam dan menyelutuhkan tentang hakikat
yang ada dan dianggap ada.
2. Epistemologi
3. Aksiologi
Hal ini yang membedakan dunia filsafat dari ilmu pengetahuan adalah dalam hal
aktivitasnya. Filsafat memulai kerjanya dengan langkah yang tidak memberikan
kepemihankan. Seorang filsuf mestilah tdak menrima sesuai apa pun sebagai suatu
kebenaran sebelum ia mencari dan menemukan kebeneran itu.
Perbedaan prinsipil ini dapat dipetakan dalam tata caranya adalah sebagai berikut :
4
- Filsuf tidak boleh menerima - Ilmu pengetahuan
pendirian apa pun juga mengabaikan aspek-
sebagai sesuatu yang benar aspek lain yang tidak
dan yang lain adalah termasuk ke dalam objek
salah,sehingga segala sesuatu kajian
yang ada mesti menjadi
bahan pertimbangan
- Filsafat akan menghasilkan - Penarikan kesimpulan
kesimpulan melalui berpikir dalam metodologi ilmu
radikal pengetahuan diambil dari
uji sebab – sebab yang
terdekat
- Fakta dalam filsafat adalah - Fakta dalam ilmu
suatu hasil tinjauan dan pengetahuan adalah suatu
penelitian dalam konteks yang telah teruji dan
interoretasi keseluruhan termati secara ketat.
realitas secara menyeluruh
- Kebenaran filsafat bersifat - Kebenaran ilmu berada
universal, totalitas dan hanya pada skopnya
komprehensif yang terbatas
Perbedaan prinsipil inilah yang menjadikan filsafat tidak dapat disebut sebagai ilmu
pengetahuan, karena memang filsafat mendejati berbagai realita secara nonscientifil.
Logika adalah tata cara yang digunakan untuk berikir tepat, karena memang di
dalamnya tertuang kaidah kaidah yang dapat dipenuhi untuk melahirkan pemikiran yang
tepat. Sebagai ilmu dalam menalar, logika mempunyai dua bentuk, yaitu logika formal dan
material.
5
Bab 2 ( Pengertian, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidkan )
A. Pengertian
Filsafat dan pendidkan memang merupakan dua istilah yang berdiri pada makna
dan hakikat masing-masing, namun ketika keduanya digabungkan kedalam satu terma
khusus, maka ia pun memiliki makna tersendiri yang menunjuk ke dalam suatu kesatuan
pengertian tidak dipisahkan.
Filsafat pendidikan telah dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri
sendiri, namun bukanlah berarti bahwa kajiannya hanya sekedar menelah sendi-sendi
pendidikan dan filsafat pendidikan.
Pendidikan sangat terkait dengan aktivitas mulia manusia yang tugas utamanya
adalah membantu pengembangan humanitas manusia menjadi manusia yang berkepribadian
mulia dan utaa menurut karakteristik idealitas manusia yang diinginkan.
Taraf kodrat human dignity ( Martabat manusia ) yang memiliki kesadaran diri yang
mendorongnya untuk merelisasikan sebagai potensinya, sehingga berkembang dengan baik
menjadi self realization ( realisasi diri ) yang akan menentukan bagi penunjukan jati dirinya
yang ideal, agar dapat berfungsi dan bermanfaat bagi hidup dan kehidupan secara individu
maupun social kemasyarakatan.
Sebagai cabang filsafat, maka kajian dalam bidang filsafat pendidikan mencakup
berbagai aspek yang juga menjadi karakteristik kajian filsafat pada umumnya yang meliputi
semua realitas yang wujud ataupun yang mumkin dan wujud.
6
Bab 3 ( Manusia dan Pendidikan )
Untuk mencari hakikat manusia secara komprehensif adalah suatu hal yang sangat
sulit.
Alexis Carrell seperti yang dikutip oleh Quraish Shihab menyebutkan, bahwa
sebenarnya manusia telah mencurahkan perhatian besar untuk mengetahui tentang
dirinya, namun manusia itu hanyamampu mengetahui sekelumit saja dari dirinya.
Plato , ia memandang manusia sebagai suatu pribadi yang tidak terbatas pada saat
bersatunya jiwa dan raga. Jiwa dan raga bukan diciptakan secara bersamaan. Bagi
Plato, manusia lahir ke dunia telah membawa ide kebaikan ( innate idea )
Dalam surat al-Tiin ayat 4 disebutkan, bahwa manusia diciptakan Tuhan sebaik-
baik bentuk. Sebagai makluk yang termulia, manusia diberi potensi untuk
mengembangkan diri dan kemanusiannya. Bagi manusia dalam menjalankan berbagai
fungsi dan tanggungjawab kemanusiaanya.
Manusia dituntut tidak banya semata mata dalam konteks ibadah wajib seperti
shalat, puasa, zakat dan lain sebagainya. Tetapi juga bahwa segala sesuatu aktivitas yang
bernilai baik dalam kehidupan manusia yang dilakukan dengan tujuan pendekatan diri
pada penciptanya.
7
Dalam konteks pemikiran pendidikan Islam, ada beberapa istilah yang digunakan
untuk makna pendidikan, yaitu tarbiyah yang akar katnya rabba, ta`dib yang akar katanya
addaba, dan ta’alim yang akar katanya ‘allama.
Istilah ta’adib dalam hal ini, memberikan tekanan aktivitasnya pada pembinaan
perilaku secara umum, sehingga lebih tepat ditujukan untuk menyebut pendidikan dalam
maknanya yang lebih luas, baik dalam bentuk formal, informal maupun yang nonformal.
Istilah ta’alim dalam hal ini memberikan tendensi pada proses interaksi edukatif
dalam rangka peraihan tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Pendidikan dalam hal ini dapat dilihat sebagai pengupayaan manusia sejatinya,
disengaja, terarah, dan tertata sedemikian rupa menuju pembentukan manusia manusia
yang idel bagi kehidupannya hang dilakukan secara sadar dan terarah untuk menjadikan
manusia sebagai manusia yang baik dan ideal.
8
Epistemologi berdasarkan akar katanya episteme ( pengetahuan ) dan
logos ( ilmu yang sistematis, teori), dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan
yang sistematis tentang pengetahuan.
Nilai adalah gambaran tentang sesuatu yang indah dan menarik, yang
mempesona, yang menakjubkan, yang membuat kita bahagia, senang dan merupakan
sesuatu yang menjadikan seseorang atau sekelompok orang ingin memilikinya.
Nilai dapat diartikan dalam makna benar dan salah, baik dan buruk, manfaat
atau berguna, indah dan jelek. Kualitas nilai biasanya terlihat pada rasa puasnya
seseorang dalam melihat hasil karyanya.
Etika merupakan studi nilai dalam realita perilaku dan tindakan manusia. Nilai,
moral, dan etika, merupakan tiga istilah yang saling terkait yang biasanya dalam
Bahasa sehari-hari dianggap sepadan.
Kajian etika atau filsafat moral dalam bentuk pendekatan normative ini
biasanya mencermati bentuk-benyk sistem yang konsisten dari norma-norma yang
ditujukkan.
Estetika merupakan studi nilai dalam realitas keindahan. Nilai estetika biasanya
sukar untuk dinilai, karena nilai-nilai ini menjadi nilai milik personal yang sangat
subjektif.
Karya seni tertentu umpamanya akan memunculkan banyak respon dari orang
berbeda. Siapa pun orangnya,jika ia meyakini, bahwa ada niali estetika dan ojektif,
9
tentulah ia dapat menentukan keputusan-keputusan yang mengarah pada seni yang
baik dan diterima oleh banya orang sebagaisebuah karya yang bernilai seni.
Pengembangan dalam hal ini dimulai dengan fase pengembangan persepsi terhadap
sesuatu yang terbatas pada dua indra, pendengaran dan penglihatan yang kemudian akan
menjadi membaik dengan daya nalar. Daya nalar akan menjadi baik apabila selalu
berhadapan dengan berbagai problem yang mesti diatasi.
10
C. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Aliran-aliran Filsafat
1. Idealisme
Aliran ini menekankan realitas moral dan spiritual sebagai sumber untuk
menerangkan alam. Aliran ini memandang nilai adalah sesuatu yang absolut dan
universal
2. Rasionalisme
Rasionalisme adalah suatu aliran filsafat tang muncul pada zaman modern
dengan melakukan bahwa dunia luar adala sesuatu yang riil. Realitas berbda
dengan jiwa yang mengetahui objek atau dunia luar tersebut.
11
Progresivisme secara Bahasa diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-
kemajuan secara tepat. Progresivisme adalah suatu aliran yang menekankan bahwa
pendidikan bukanlah sekedar upaya pemberian sekumpulan pengetahuan.
Dapat dikatakan bahwa tradisi dipandang juga sebagai prinsip-prinsip yang abadi
yang terus mengalir sepanjang sejarah manusia, karena ia adalah anugerah Tuhan pada semua
manusia dan memang merupakan hakikat insaniah manusia.
Filsafat esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang lebih merupakan perpaduan ide
filsafat idealism-objektif di satu sisi dan di sisi lainnya. Sebagai sebuah aliran filsafat,
esensialisme telah lahir sejak zaman renaissance.
Esensialisme secara formal memang tidak dapat dihubungkan dengan berbagai tradisi
filsafat, tetapi compatible dengan berbagai pemikiran filsafat. Dalam konteks filsafat
pendidikan, aliran ini memiliki ciri utamanya yang menekankan, bahwa pendidikan mesti
dibangun diatas nilai-nilai yang kukuh dan stabil.
Pendidikan selalu dikatakan sebagai serana rekayasa individu dan social yang
tergabung dalam sebuah negara menuju terbangunnya masyarajat yang sejahtera dan beradab.
12
Hal ini meniscayakan upaya pengembangan kemnusiaan ke arah yang lebih baik mesti pula
menjadi lambing bagi entitasnya.
1. Sebagai agen utama untuk sosialisai politik bagi generasi muda dalam
pengembangan politik suatu negara.
2. Sebagai agen yang menentukan bagi ketersediaan pelaku politik.
3. Sebagai pemasok utama bagi penumbuhkembangkan integrasi olitik dan
kesadaran politik
BUKU PEMBANDING
BAB 1 PENGANTAR
Buku filsafat pendidikan sistem & metode oleh Prof. imam barnadib, M.A., Ph.D memaparkan
tentang pengantar dari pelajaran filsafat pendidikan, sedangkan dalam buku pembanding filsafat
tidak ada pengantar yang ditulis oleh penulisnnya tetapi langsung masuk pembahasan.
13
BAB 2 FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Pada bab 2 dalam buku ini,memaparkan pengertian filsafat secara umum dan penulis tidak
memaparkan pengertian filsafat menurut para ahli.
Pada bab 3 dalam buku ini memaparkan tentang sistem-sistem filsafat pendidikan, aliran-aliran
filsafat pendidikan yan terdiri atas progresivisme, essensialisme,parrennialisme sedangkan dalam
buku pembanding terdapat aliran-aliran filsafat pendidikan.
BAB 4 METODE
Pada bab 4 dalam ini memaparkan tentang metode yang terbagi atas pengenalan mengenai ciri-
ciri perbedaan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan, penjelasan tentang filsafat tradisional
dan filsafat kritis, analisa Bahasa dan analisa konsep.
14
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Buku
Buku utama:
1. Keuggulan dari buku ini adalah mampu memberikan informasi tentang nilai,
sumber nilai dan bagaimana manusia dapat memperoleh nilai tersebut karena
pendidikan pada prinsipnya tidak dapat dipisahkan dari nilai.
2. Buku yang cocok digunakan sebagai buku pembimbing atau buku pegangan
mahasiswa matakuliah filsafat pendidikan. Hal ini dikarenakan isi atau materi
yang terkandung didalamnya tersusun secara sistematis yang memudahkan
mahasiswa untuk memahami secara berkala materi yang dibahas pada setiap
babnya.
3. Bahasa pengarang dalam buku ini menggunakan bahasa yang komunikatif
sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau dengan kata lain pesan yang ingin
disampaikan oleh pengaran dapat dipahami langsung oleh pembaca.
Buku pembanding:
1. Buku pembanding menjelaskan materi yang ada dengan penjelasan yang sangat
lengkap. Karena penulis menjelaskan suatu materi dilengkapi dengan contoh,
sehingga pembaca mudah memahami apa yang coba disampaikan penulis tentang
materi itu.
2. Keunggulan dari buku pembanding menggunakan bahasa yang baku dan tidak
belibet, sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
B. Kelemahan Buku
Buku utama:
1. Pada buku pembanding ini tidak ada memaparkan biografi penulis.
2. Buku ini kurang memberikan pemahaman bagi pembaca khususnya para pemula
sehingga pesan yang diutarakan oleh pengarang tidak tersampaikan pada pembaca.
Buku pembanding:
15
1. Materi yang penyampaiannya berbelit (banyak kata pengantar), tidak langsung ke
inti materi tersebut. Hal ini bisa membuat pembaca menyimpulkan hal yang yang
belum tepat atau bahkan salah jika tidak membaca sampai selesai atau sampai ke
intinya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan adalah kepala dari sebuah ilmu yang mengetahui smapai akar-akarnya.
Filsafat dikenal dengan kata philosophia yang berasal dari dua unsur kata, yaitu philo yang
berarti cinta dan kata Sophia yang berarti kerifan, hikmah, kebijaksanaan, keputusan
ataupun pengetahuan yang benar. Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalam dan
pemikiran manusia tentang pendidikan. Setelah membaca buku ini membuat pembaca
semakin dapat memahami mengenai filsafat pendidikan, karena buku ini membuat kita
sebagai mahasiswa/pembaca semakin lebih kritis dalam melakukan tahapan prosedur
mengenail filsafat pendidikan.
B. Saran
Agar buku ini mudah dipahami oleh mahasiswa/pembaca alangkah baiknya penulis
memperbaiki penggunaan kalimat pada buku, sehingga dapat dimengerti ataupun dicerna
oleh pembaca dan juga harapan saya kedepan buku ini dapat mencantumkan soal latihan
disetiap bab agar dapat menjadi evaluasi kembali bagi pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
Barnadib, Iman. 2011. Filsafat Pendidikan ( sistem & metode). Yogyakarta : Ombak.
17