Makalah Heat Stroke

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HEAT STROKE

Disusun oleh:
Ghivari Irzya Allif

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN
RS Dr.SOEPRAOEN
TAHUN 2019

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2

1.1 Latar Belakang...............................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4

1.3 Tujuan.............................................................................................................4

BAB 2. TINJAUAN TEORI....................................................................................5

2.1 Definisi Heat Stroke.......................................................................................5

2.2 Penyebab Heat Stroke....................................................................................6

2.3 Faktor Risiko Heat Stroke..............................................................................7

2.4 Tanda Gejala Heat Stroke...............................................................................8

2.5 Pemeriksaan Diagnostik Heat Stroke.............................................................9

2.6 Penanganan Heat Stroke................................................................................9

2.7 Pencegahan Heat Stroke...............................................................................10

BAB 3. PENUTUP.................................................................................................11

3.1 Kesimpulan..................................................................................................11

3.2 Saran.............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

BAB 1. PENDAHULUAN

2
1.1 Latar Belakang

Sengatan panas (heat stroke) merupakan kondisi emergensi yang menjadi


salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas selama melakukan haji saat
musim panas. Banyaknya jemaah haji yang berusia lanjut dengan berbagai
komorbid, suhu yang tinggi (bisa lebih dari 45oC), dan aktivitas fisik yang berat
selama prosesi haji merupakan faktor risiko terjadinya sengatan panas. Heat stroke
dapat dicegah apabila kita dapat mengenali sedini mungkin apa saja tanda dan
gejala perjalanan peyakit serta mengetahui siapa saja atau kondisi apa saja yang
mempengaruhi kejadian sengatan panas. (Herikurniawan & Uyainah, 2016)
Pasien tidak lagi mampu menghilangkan panas karena kegagalan
mekanisme termoregulasi sentral. Tingkat Morbiditas yang tinggi. Ada sejarah
tenaga ekstrem dalam lingkungan yang panas, kurangnya acclimation, dan adanya
faktor risiko seperti penggunaan phenothiazines atau gangguan SSP. Suhu tubuh
inti lebih besar dari 1060 F (41o C). Status mental pasien berkisar dari
kebingungan sampai koma, kulit panas dan kering. Karena kehilangan cairan,
pasien hypotensi dan takikardia. Perawatan termasuk stabilisasi pasien ABC
bersama dengan pendinginan cepat. Terus menjadi kontroversi tentang metode
mana yang terbaik.. Metode pendinginan adalah yang terbaik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Heat Stroke?


2. Bagaimana penyebab Heat Stroke?
3. Apa saja faktor risiko Heat Stroke?
4. Bagaimana tanda gejala Heat Stroke?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik Heat Stroke?
6. Bagaimana cara menangani Heat Stroke?
7. Bagaimana pencegahan Heat Stroke?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut.


1. Mengetahui definisi Heat Stroke.

3
2. Mengetahui penyebab Heat Stroke.
3. Mengetahui faktor risiko Heat Stroke.
4. Mengetahui tanda gejala Heat Stroke.
5. Mengetahui pemeriksaan diagnostik Heat Stroke.
6. Mengetahui penanganan Heat Stroke.
7. Mengetahui pencegahan Heat Stroke.

BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Heat Stroke

Heat stroke dapat disebut juga dengan serangan panas. Heat stroke adalah
kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai

4
40°C atau lebih. Karena berhubungan dengan suhu, heat stroke lebih sering terjadi
pada musim panas. Orang yang berusia lebih dari 50 tahun berisiko tinggi
mengalami heat stroke, tapi juga bisa dialami oleh para atlet muda yang bertubuh
sehat sekalipun. Serangan panas (heat stroke) merupakan kondisi gawat darurat
yang memerlukan penanganan segera. Suhu panas yang terperangkap di dalam
tubuh dapat membahayakan otak dan organ-organ tubuh lainnya. Jika terus
dibiarkan, heat stroke dapat mengancam nyawa dan menyebabkan kematian.
(Safitri, 2018)
Heat stroke didefinisikan sebagai peningkatan suhu inti tubuh melebihi 40 0C
disertai adanya disfungsi sistem saraf pusat dan terjadi pada lingkungan dengan
suhu yang tinggi. Ada dua tipe heat stroke, yang pertama adalah classic heat
stroke, biasanya terjadi pada usia lanjut karena ada gangguan pada sistem
termoregulasi dan yang kedua adalah exertional heat stroke, biasanya terjadi pada
usia muda karena melakukan aktivitas fisik yang berat pada lingkungan dengan
suhu tinggi. (Herikurniawan & Uyainah, 2016)
Heat stroke terjadi bila sistem termoregulasi gagal mengontrol suhu inti
tubuh. Dalam keadaan normal suhu tubuh dipertahankan dalam kisaran yang
normal dengan cara menyeimbangkan produksi panas dan pembuangan panas.
Produksi panas tubuh berasal dari metabolisme serta penyerapan panas dari
lingkungan. Jika suhu inti tubuh meningkat, maka nukleus preoptik hipotalamus
anterior akan merangsang saraf eferen sistem saraf otonom untuk mengeluarkan
keringat dan melakukan vasodilatasi kulit, sehingga suhu tubuh menurun.
(Herikurniawan & Uyainah, 2016)

2.2 Penyebab Heat Stroke

Serangan panas atau heat stroke terjadi akibat paparan panas secara
berlebihan pada tubuh, biasanya disertai dengan dehidrasi. Kondisi ini
menyebabkan sistem pengatur suhu tubuh gagal menjalankan fungsinya. (Safitri,
2018)

5
Penyebab heat stroke umumnya berkaitan dengan penyakit yang
berhubungan dengan panas, di antaranya: (Safitri, 2018)
1. Heat cramps: kejang otot yang terjadi pada saat olahraga atau beberapa saat
setelah olahraga.
2. Heat syncope: pingsan atau hampir pingsan akibat kepanasan.
3. Heat exhaustion: kondisi yang terjadi akibat paparan suhu panas dan
seringnya disertai dengan dehidrasi.

Olahraga atau aktivitas berlebihan juga bisa menjadi salah satu penyebab
heat stroke. Ketika tubuh bergerak terus-menerus, suhu inti tubuh akan lebih cepat
meningkat dan bisa diperparah jika cuaca di luar sedang terik. (Safitri, 2018)

2.3 Faktor Risiko Heat Stroke

Heat stroke lebih rentan dialami oleh lansia yang tinggal di rumah tanpa AC
atau aliran udaranya tidak lancar. Namun, setiap orang dari berbagai usia juga bisa
mengalaminya, terutama jika kebutuhan cairannya tidak tercukupi, mengidap
penyakit kronis, atau minum alkohol berlebihan. (Safitri, 2018)
Orang yang tinggal di perkotaan juga berisiko tinggi mengalami serangan
panas, terutama pada saat musim kemarau atau musim panas. Aspal dan beton
menyerap panas di siang hari dan secara bertahap melepaskannya di malam hari.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan Anda kepanasan ketika di malam hari.
(Safitri, 2018)

Selain itu, beberapa faktor risiko heat stroke adalah: (Safitri, 2018)
1. Usia
Bayi dan anak-anak usia 4 tahun ke atas, serta lansia yang usianya lebih dari
65 tahun termasuk kelompok rentan. Fungsi sistem saraf pusat pada golongan usia
tersebut cenderung menurun, sehingga tubuh lebih sulit menyesuaikan diri dengan
suhu panas dan berisiko mengalami heat stroke.
2. Penyakit tertentu

6
Ada sejumlah penyakit tertentu yang dapat memicu heat stroke, di antaranya
penyakit jantung, paru, ginjal, anemia sel sabit, kulit terbakar, dan kondisi lainnya
yang menyebabkan demam.
Jika Anda memiliki berat badan berlebih (obesitas), berat badan kurang
(underweight), hipertensi, gangguan mental, hingga kecanduan alkohol, Anda juga
lebih rentan terkena serangan panas.
3. Obat-obatan
Seseorang bisa lebih mudah terkena serangan panas jika mengonsumsi obat-
obatan tertentu. Misalnya obat antihistamin, obat diet, diuretik, obat penenang,
antikonvulsan (obat kejang), hingga obat penyakit jantung dan tekanan darah
tinggi. Obat antidepresan dan antipsikotik juga dapat memberikan efek serupa.
Begitu pun dengan obat-obatan terlarang seperti kokain dan methamphetamine
juga dapat meningkatkan risiko heat stroke.

2.4 Tanda Gejala Heat Stroke

Gejala heat stroke yang paling utama adalah ketika suhu inti tubuh
mencapai lebih dari 40°C. Pingsan setelah terkena panas berlebihan juga menjadi
ciri-ciri heat stroke. (Safitri, 2018)
Selain itu, beberapa tanda dan gejala heat stroke adalah: (Safitri, 2018)
1. Sakit kepala berdenyut
2. Pusing
3. Sulit berkeringat meskipun terasa panas
4. Kulit kemerahan, panas, dan kering
5. Kelemahan dan kram otot
6. Mual dan muntah
7. Detak jantung cepat, bisa sangat kuat atau justru lemah
8. Ngos-ngosan dan napas berat
9. Perubahan perilaku, seperti kebingungan atau disorientasi
10. Kejang
11. Hilang kesadaran, bahkan koma

Serangan panas yang dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan


komplikasi. Sejumlah komplikasi heat stroke adalah: (Safitri, 2018)
1. Kerusakan organ vital: Tanpa respon yang cepat untuk menurunkan suhu
tubuh, sengatan panas bisa menyebabkan otak atau organ vital lainnya

7
membengkak. Kondisi ini dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada
sejumlah organ dalam tubuh.
2. Kematian: Tanpa penanganan yang cepat dan memadai, heat stroke dapat
mengancam nyawa dan memicu kematian.

2.5 Pemeriksaan Diagnostik Heat Stroke.

Tidak ada pemeriksaan penunjang yang spesifik untuk menegakkan


diagnosis heat exhaustion & heat strokes. Diagnosis ditegakkan dokter dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik serta mengukur suhu inti tubuh. Setelah
diagnosis ditegakkan, dokter bisa saja meminta dilakukan pemeriksaan lainnya
untuk menilai kondisi dan memantau fungsi organ dan sistem di dalam tubuh.
Pemeriksaan yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan darah dan urin. Bila
terjadi heat stroke maka akan ditemukan ketidaknormalan elektrolit di dalam
tubuh, adanya tanda-tanda kerusakan liver, dan rhabdomyolysis atau tanda-tanda
penguraian otot dan atau kerusakan ginjal. Pemeriksaan lanjutan menggunakan X-
ray, CT scan dan MRI bisa dilakukan untuk menilai kerusakan organ yang terjadi.
(Muhtadi, 2016)

2.6 Penanganan Heat Stroke

Heat stroke merupakan keadaan darurat medis. Penurunan suhu tubuh


dengan cepat merupakan hal yang terpenting dalam perawatan karena durasi dari
hyperthermia merupakan faktor penting yang sering direkomendasikan. Kecuali
untuk kasus ringan, pasien yang didiagnosis mengalami EHS atau NEHS harus
dimasukkan ke rumah sakit paling lambat dalam waktu 48 jam untuk memantau
apakah terjadi komplikasi. (Iso & Tobing, 2016)
Bila diduga mengalami heat stroke pendinginan harus dilakukan secepat
mungkin dan secara terus menerus sambil pasien disadarkan. Beberapa studi
terbaru menunjukkan bahwa tindakan segera menghindari pemaparan dari panas
dapat secara dramatis meningkatkan hasil jangka panjang dan mengurangi cedera
ireversibel. Melepaskan pakaian yang ketat dan menyemprotkan air pada tubuh
menutupi pasien dengan lembaran kain yang direndam di air es atau menempatkan

8
bongkahan es di aksial dan selangkangan dapat mengurangi suhu tubuh pasien
secara signifikan. (Iso & Tobing, 2016)
Perawatan intensif harus diperhatikan dengan cermat untuk saluran
pernapasan, mengurangi suhu tubuh, membatasi produksi panas, mengoptimalkan
sirkulasi udaran dan memonitor serta mengobati komplikasi, dengan cara: (Iso &
Tobing, 2016)
a. Masukkan prober termistor untuk memonitor suhu secara kontinyu
b. Masukkan tabung nasogastrik untuk memantau perdarahan lambung dan
kekurangan cairan
c. Tempatkan foley kateter untuk memonitor hasil keluarnya urin

Tujuan pengobatan adalah untuk menurunkan suhu sedikitnya 0.2°C / menit


menjadi sekitar 39°C. Pendinginan luar secara aktif umumnya berhenti di 39°C
untuk mencegah overshooting, yang dapat mengakibatkan hipotermia iatrogenik.
Pada banyak kasus, pengukuran suhu rektal bersamaan dengan penatalaksanaan
secara keseluruhan dari cardiovascular, pernapasan, dan syaraf merupakan hal
yang vital. Perawatan harus dilakukan di lokasi kejadian. (Iso & Tobing, 2016)

2.7 Pencegahan Heat Stroke

Sengatan panas dapat diprediksi dan dicegah dengan cara yang tepat.
Berbagai cara mencegah heat stroke antara lain: (Safitri, 2018)
1. Pakai baju tipis, ringan, dan nyaman
Hindari menggunakan baju tebal jika Anda termasuk golongan berisiko. Pilih
pakaian yang lebih tipis, ringan, dan nyaman supaya terhindar dari kepanasan.
2. Lindungi kulit dari paparan sinar matahari
Terbakar sinar matahari dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk
mendinginkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, lindungi tubuh Anda dari paparan
sinar matahari yang berlebihan. Gunakan topi, kacamata, dan tabir surya dengan
SPF minimal 15. Oleskan tabir surya sebelum pergi ke luar rumah dan ulangi
setiap 2 jam. Oleskan lebih sering jika Anda sering berkeringat atau sedang
berenang.
3. Perbanyak minum air putih

9
Tidak hanya mencegah dehidrasi, minum air putih dapat membantu mencegah
heat stroke. Menjaga hidrasi tubuh dengan baik akan membuat tubuh sering
berkeringat sehingga suhu tubuh tetap terkendali. Anda dianjurkan untuk minum
air putih minimal 8 gelas per hari. Bisa juga dengan jus buah atau jus sayuran
setiap hari, atau minuman olahraga yang mengandung kaya elektrolit.
4. Hati-hati saat minum obat tertentu
Sebelum minum obat-obatan tertentu, jangan lupa konsultasikan dulu ke dokter.
Beri tahukan dokter jika Anda termasuk golongan yang berisiko mengalami heat
stroke. Dengan demikian, dokter akan memberikan obat tanpa membuat tubuh
Anda kepanasan atau heat stroke.
5. Jangan meninggalkan seorang pun di parkiran mobil
Kondisi ini sering terjadi dan menjadi penyebab kematian pada anak-anak yang
kepanasan. Ketika Anda memarkirkan mobil di bawah terik matahari, suhu mobil
dapat meningkat lebih dari 6,7°C hanya dalam waktu 10 menit. Oleh karena itu,
jangan pernah meninggalkan seorang pun di dalam mobil, baik anak-anak, orang,
dewasa, hingga lansia - meskipun dengan alasan sebentar atau membuka jendela
mobil.

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Heat stroke terjadi bila sistem termoregulasi gagal mengontrol suhu inti
tubuh. Dalam keadaan normal suhu tubuh dipertahankan dalam kisaran yang
normal dengan cara menyeimbangkan produksi panas dan pembuangan panas.
Produksi panas tubuh berasal dari metabolisme serta penyerapan panas dari
lingkungan. Jika suhu inti tubuh meningkat, maka nukleus preoptik hipotalamus
anterior akan merangsang saraf eferen sistem saraf otonom untuk mengeluarkan
keringat dan melakukan vasodilatasi kulit, sehingga suhu tubuh menurun.
(Herikurniawan & Uyainah, 2016)

10
Heat stroke merupakan keadaan darurat medis. Penurunan suhu tubuh
dengan cepat merupakan hal yang terpenting dalam perawatan karena durasi dari
hyperthermia merupakan faktor penting yang sering direkomendasikan. Kecuali
untuk kasus ringan, pasien yang didiagnosis mengalami EHS atau NEHS harus
dimasukkan ke rumah sakit paling lambat dalam waktu 48 jam untuk memantau
apakah terjadi komplikasi. (Iso & Tobing, 2016)

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Herikurniawan, & Uyainah, A. (2016). Karakteristik Sengatan Panas Pada Jemaah


Haji Indonesia Tahun 2016. Indonesian Journal of Critical and Emergency
Medicine vol.3 No.3 jul-sept 2016 .
Iso, S., & Tobing, A. (2016). Prinsip Umum Penatalaksanaan Cedera Olahraga
Heat Stroke. Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 .
Muhtadi, I. K. (2016, 09 10). Heat Exhaution & Heat Sroke. Retrieved 08 25,
2019, from Medical Article: http://www.indramuhtadi.com/blog-articles-
2016/topik-ke-240-heat-exhaustion-heat-stroke

11
Safitri, A. M. (2018, 12 30). Heat Stroke : Penyebab, Gejala, dan Pengobatan.
Retrieved 08 23, 2019, from Honestdocs: https://www.honestdocs.id/heat-
stroke

12