Lembar Pengesahan: Lazarro Spallanzani Di Susun Oleh

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “ Percobaan


Lazarro Spallanzani di susun oleh
Nama : Ghoziyah Shaf
Nim : 1812040006
Kelompok : I (Satu)
Kelas : Pendidikan Fisika B
telah diperiksa atau dikoreksi oleh asisten atau koordinator asisten dan dinyatakan
di terima.

Makassar, November 2018


Koordinator Asisten, Asisten,

Sunarto a. Sura Nur Fitriana Rahmat


NIM. 1414041002 NIM.1514142001

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Drs. H. Abd. Muis M.Si


NIP.196409131990111001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
“dari manakah asal kehidupan?” adalah salah satu pertanyaan yang hingga
saat ini masih sulit untuk di jawab. Tidak mungkin makhuk hidup datang dengan
sendirinya. Begitulah pemikiran-pemikiran logis dari manusia atau para peneliti
dahulu yang terus-menerus mengkaji ilmu. Secara sadar, pasti kita juga bertanya-
tanya, dari mana asal makhluk hidup sebenarnya, baik itu makhluk hidup
mikroskopis ataupun makhluk hidup makroskopik.
Manusia, tumbuhan dan hewan adalah penghuni muka bumi ini. Tetapi apa
yang pertama, itu adalah hal yang belum diketahui. Untuk menjawab hal yang
semacam ini tidak bisa hanya dengan mengandalkan argumen-argumen atau fakta-
fakta yang berlaku, karena di butuhkan penelitian yang mendalam. Penelitian saja
kadang-kadang mesti di ulang beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang benar-
benar memuaskan dan teruji kebenarannya.
Adapun yang menambah kebingungan para ilmuan adalah dengan munculnya
teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup itu berasal dari benda mati
(Abiogenesis). Hal ini menambah keinginan para ilmuan untuk mengkaji hal
tersebut.
Aristoteles mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tak
hidup, teori ini dikenal sebagai teori abiogenesis atau teori generation spontanea.
Tetapi, beberapa waktu kemudian teori tersebut dikalahkan dengan munculnya teori
biogenesis dimana para ahli yang mendukung teori ini diantaranya Fransesco Redi,
Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Dari ketiga percobaan para ahli yang
sepaham dengan teori biogenesis, percobaan Lazzaro Spallanzani yang paling
dikenal walaupun sesudah Lazzaro Spllanzani masih ada Louis Pasteur yang
memperbaiki percobaan Lazzaro Spallanzani.
Salah satu ilmuan yang mengkajinya adalah Lazarro Spalanzani. Lazarro
membuktikannya dengan air kaldu yang diperlakukan dengan perlakuan yang
berbeda. Karena rasa ingin tahunya yang besar akhirnya dia menemukan jawaban
dari semua itu.
Berdasarkan dari itulah, kami sebagai mahasiswa ingin mengutarakan rasa
ingin tahu dengan mencoba mengikuti jejak dan langkah para ilmuan dan peneliti
untuk memecahkan masalah-masalah biologi terutama mengenai asal-usul
kehidupan, sehingga dilakukan percobaan ini yang pertama dilakukan oleh
Lazzaro Spallanzani.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk memberi kesempatan kepada
mahasiswa mengikuti jalan pemikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan
para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biologi,khususnya menjawab
pertanyaan di atas “darimanakah asal kehidupan ? “

C. Manfaat
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang langkah – langkah
yang pernah dilakukan para ilmuwan dalam memecahkan masalah biologi dan
kebenaran teori para ilmuwan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bumi terbentuk sekitar 4,5 miiar tahun silam dan kemungkinan kehidupan
baru dimulai beberapa ratus juta tahun kemudian. Para saintis telah menemukan
isotop karbon yang menunjukkan adanya aktifitas metabolisme organisme dalam
batuan yang berumur 3,8 miliar tahun di Greenland. Seseorang dapat menebak dari
struktur sel prokariotik yang relatif sederhana (dibandingkan dengan sel eukariotik)
bahwa organisme yang paling awal adalah prokariota, dan data fosil yang ada
sekarang mendukung dugaan tersebut.Pertanyaan mengenai bagaimana kehidupan
dimulai sebenarnya adalah pertanyaan mengenai terjadinya prokariota (Campbell,
2008).
Lucu bagi kita , tetapi sebelum banyak yang diketahui tentang reproduksi,
mudah untuk melihat bagaimana seseorang dapat membentuk kesimpulan ini. Salah
satu penyelidikan pertama yang tercatat dari generasi spontan pada tahun 1668.
Fransesco redi, seorang ilmuwan italia, menguji gagasan bahwa lalat muncul secara
spontan dari daging membusuk. Dia berhipotesis bahwa lalat bukan lalat-lalat yang
diproduksi oleh daging lainnya. Dalam eksperimennya, diilustrasikan
menggunakan peralatan masa kini. Redi mengamati bahwa magtots, larva lalat,
hanya muncul dalam botol yang terbuka untuk lalat. Tutup botol yang terbuka untuk
lalat . tutup botol tidak memiliki lalat dan tidak ada belatung. Namun, hasil
eksperimennya gagal meyakinkan semua orang. Meskipun orang mulai
menggunakan mikroskop selama masa Redi dan tahu bahwa organisme yang tidak
terlihat oleh mata telanjang dapat ditemukan hampir di mana-mana, beberapa orang
berpikir bahwa organisme kecil ini harus muncul secara spontan, bahkan jika lalat
tidak (Alton, 2008)
Pertanyaan dari manakah datangnya kehidupan? merupakan pertanyaan
yang telah dicoba di jawab dengan berbagai teori dan percobaan oleh para ilmuan
seperti percobaan Lazarro spallanzani yang meragukan kebenaran teori
Abiogenesis/genratio spontanea yang di kemukakan oleh Aristoteles (Tim
penyusun 2016).
Gagasan generasi spontan tidak sepenuhnya ditolak hingga pertengahan
1800-an. Itu digantikan oleh teori biogenesis, yang menyatakan bahwa hanya
organisme hidup yang dapat menghasilkan organisme hidup lainnya. Louis Pasteur
merancang eksperimen untuk menunjukkan bahwa biogenesis benar bahkan untuk
mikrooganisme. Eksperimen pasteur ini yaitu, dalam satu tabung, hanya udara yang
diizinkan untuk membentuk ection ke mikroorganisme. Dalam labu lain, baik udara
dan miikroorganisme tidak bisa diizinkan untuk berhubungan dengan kaldu. Tidak
ada mikroorganisme yang tumbuh dalam taktik pertama kaldu nutrisi steril. Kaldu
nutrisi mendukung pertumbuhan. Namun, mereka tumbuh di wadah kedua (Alton,
2008).
Pandangan-pandangan pro dan kontra terhadap teori evolusi sampai saat ini
masih terjadi dan menyebar di kalangan ilmuwan, akademisi, pemuka agama
hingga masyarakat awam. Interpretasi yang berbeda-beda terhadap teori evolusi
muncul akibat perbedaan sudut pandang dalam memahami teori evolusi. Penjelasan
evolusi makhluk hidup dari sudut pandang filsafat dan agama saat ini dipandang
sebagai sesuatu hal yang bertentangan dengan teori evolusi biologi. Berbagai
perdebatan mengenai teori evolusi Biologi berpengaruh terhadap pembelajaran
evolusi di sekolah. Kose (2010) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa
terjadi penolakan terhadap evolusi terkait dengan pandangan agama. Banyak guru
yang dengan sengaja tidak mengajarkan teori evolusi di kelas karena menganggap
berbenturan dengan nilai-nilai agama dan perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini
menyebabkan hasil belajar siswa untuk materi evolusi juga rendah. Salah satu bukti
dari permasalahan ini adalah laporan hasil ujian akhir nasional tahun 2010/2011
penguasaan untuk mata pelajaran Biologi khususnya materi evolusi masih lemah
yang ditunjukkan pada stándar kompetensi lulusan menginterpretasikan kasus atau
pembuktian asal usul kehidupan dengan persentase 40,52%, mengidentifikasi teori
atau fakta yang mendukung proses evolusi sebanyak 69,13% dan menerapkan
hukum Hardy Weinberg sebanyak 64,47% (Alaninda, 2017).
Spallanzani mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan
percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.
Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan
daging dan dua buah labu. Percoban yang dilakukan Spallanzani adalah sebagai
berikut: Labu I : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC selama
beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka. Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup
rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan
mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu
dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya
diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah
lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada
kedua labu tersebut. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut : Labu I : air kaldu
mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi
tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung
mikroba. Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih
seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila
labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung
mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa
mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati),
tetapi berasal dari kehidupan di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi
kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut (Chaidar, 2011)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Kamis, 15 November 2018
Waktu : Pukul 07.30 s/d 09.00
Tempat : Gedung Jurusan Biologi FMIPA UNM Lantai 3
B. Alat dan Bahan
Alat:
1. Tabung reaksi 3 buah
2. Rak tabung reaksi 1 buah
3. Sumbat gabus 2 buah
4. Klem kayu 1 buah
5. Bunsen 1 buah
6. Korek api
Bahan:
1. Kaldu cair 30 ml
2. Lilin 1 buah
3. Label
C. Cara Kerja
1. Mengisi ketiga tabung reaksi dengan kaldu cair masing-masing 10 ml.
2. Tabung I, menyumbat dengan tutup gabus dan menetesi lilin cair sela antara
mulut tabung dengan tutup.
3. Tabung II mendidihkan kaldunya diatas lampu spiritus selama 2 menit,
membiarkannya terbuka (tanpa tutup)
4. Tabung III, mendidihkan kaldunya diatas lampu spiritus selama 2 menit, segera
menutupnya dengan gabus dan tetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan
tutupnya.
5. Meletakkan semua tabung percobaan pada rak tabung reaksi dan
menyimpannya diatas meja kerja, mengusahakan agar terhindar dari gangguan
hewan, cahaya matahari langsung dan sumber panas lainnya.
6. Melakukan pengamatan dan mencatatnya setiap hari, selama 5 hari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Setelah melakukan pengamatan, maka di dapatkanlah data sebagaimana berikut:
Hari ke- Tabung Warna/ Endapan Bau
Kekeruhan
1 I - - -
II - - -
III - - -
2 I + _ -
II + _ -
III _ _ -
3 I ++ - -
II ++ - +
III - - -
4 I +++ - ++
II +++ - -
III - - -
5 I +++ + -
II +++ ++ +++
III - - -

Keterangan:
(-) : Tidak ada perubahan
(+) : Ada perubahan
(++) : Perubahannya bertambah

B. Pembahasan
a. Hari ke – 0
Pada hari ke nol, belum terjadi perubahan warna pada tabung yang
pertama, kedua, ketiga, maupun pada tabung yang keempat. Belum ada bau
yang ditimbulkan oleh ketiga tabung tersebut. Pada saat yang sama, belum
ada endapan yang terjadi pada ke tiga tabung, serta tidak terjadi perubahan
bau pada ketiga tabung.
b. Hari ke – 1
Pada hari yang pertama, masih belum terjadi perubahan warna pada
tabung yang pertama, kedua, maupun ketiga. Pada hari yang pertama ini
belum terjadi endapan pada ketiga tabungBelum ada bau yang ditimbulkan
oleh ketiga tabung tersebut.

c. Hari ke – 2
Pada hari yang kedua, pada tabung pertama dan kedua telah terjadi
perubahan warna, namun masih belum ada endapan dan bau untuk kedua
tabung tersebut. Sedangkan untuk tabung ketiga, masih belum ada perubahan
sedikitpun baik itu warna, endapan, maupun bau.
d. Hari ke – 3
Pada hari yang ketiga,terjadi perubahan warna pada tabung I dan II yang
lebih dari hari sebelumnya. Untukendapannya, masih belum terlihat endapan
pada ketiga tabung sedangkan baunya, hanya tabung II yang memiliki bau.
Dan untuk tabung ketiga, masih belum menunjukkan perubahan baik itu
warna, endapan, maupun bau.

e. Hari ke – 4
Pada hari keempat, untuk tabung I terjadi perubahan warna, memiliki
bau, namun masih belum terdapat endapan. Untuk tabung kedua juga
memiliki warna, namun tidak memiliki bau dan endapan. Untuk tabung
ketiga, masih sama seperti hari-hari sebelumnya yaitu tidak mamiliki warna,
endapan dan bau.
f. Hari ke – 5
Pada hari kelima, untuk tabung I memiliki warna, endapan, namun bau
nya menghilang. Untuk tabung kedua memiliki warna, endapan, dan bau.
Sedangkan untuk tabung ketiga, hingga hari kelima tak menunjukkan
perubahan baik itu dari warna, endapan, maupun bau.
A. Kesimpulan
Dari percobaan Lazarro Spallanzani dapat disimpulkan bahwa makhluk
hidup itu berasal dari makhluk hidup sebselumnya. Hal ini ditandai dengan
adanya perubahan warna, bau, koloni mikroorganisme dalam bentuk endapan
yang terdapat pada tabung yang dibiarkan terbuka, pada tabung yang tidak
dipanaskan dan tidak ditutup pada percobaan Lazzaro Spallanzani.
Mikroorganisme dalam bentuk endapan pada tabung reaksi berasal dari luar.
Hal ini membuktikan percobaan yang pernah dilakukan oleh Lazarro
Spallanzani mengenai teori Biogenesisnya yang menyatakan bahwa makhluk
hidup berasal dari makhluk sebelumnya.
B. Saran
1. Untuk praktikan
Sekiranya paara praktikan lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan
ini dan lebih hati-hati jangan sampai tabung yang berisi air kaldu tumpah
seperti yang terjadi pada kelompok kami
2. Untuk laboran
Sebaiknya laboran lebih memerhatikan keadaan alat apakah ada alat
yang rusak atau tidak
3. Untuk asisten
Sebaiknya memberikan arahan dan batasan yang jelas dalam setiap
kegiatan praktikum demi meminimalisir kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh praktikan selama praktikum berlangsung
DAFTAR PUSTAKA
Alaninda, Saputra. 2017. Presepsi Mahasiswa Calon Guru Biologi tentang
Pembelajaran Materi Evolusi di SMA: Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan
Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bioeducation Journal.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Vol. I No.1
Biggs, Alton. 2008. Glencoe Science Biology. United Statet of America: National
Geographic.
Campbell, Neil A., Jane B. Reere. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Warianto, Chaidar. Asal Usul Makhluk Hidup
LAMPIRAN

1. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan


tersebut diatas ?
Jawab : Yang menyebabkan perubahan kaldu pada percobaan tersebut adalah
Mikroorganisme yang hidup di dalam kaldu.

2. Dari manakah datangnya makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya


perubahan kaldu tersebut ?
Jawab : Makhluk hidup yang menyebabkan perubahan pada kaldu tersebut
berasal dari spora mahkluk hidup yang mungkin ikut terbawa bersama
kaldu atau mungkin berasal dari udara bebas.

3. Perubahan kaldu pada percobaan tersebut di atas terjadi pada tabung yang
diperlakukan bagaimana ? Mengapa bisa demikian ?
Jawab : Air kaldu yang mengalami perubahan adalah air kaldu yang berada pada
tabung yang kaldunya tidak disterilkan atau tidak diisolasi tabungnya
dari udara bebas atau air kaldu yang disterilkan tapi tabungnya tidak
ditutup, atau tabungnya ditutup tapi tidak disterilkan kaldunya.
Sehingga mikroorganisme yang sempat ikut ke dalam tabung dapat
melakukan aktivitas.

4. Pada tabung yang diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami


perubahan ? Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau ?
Jawab : Kaldu yang tidak mengalami perubahan warna dan bau adalah kaldu
yang berada pada tabung yang disterilkan dengan cara dipanasi dan
diisolasi dari udara luar dengan sumbat gabus. Hal ini terjadi karena
mikroorganisme yang sempat ikut kedalam tabung mati pada saat
tabung dipanaskan, dan mikroorganisme baru tidak dapat berkembang
karena tabung terisolasi dari udara luar.
5. Mungkinkah dari bahan kaldu itu secara spontan mikroorganisme baru ?
Jawab : Tidak, karena makhluk hidup sesungguhnya berasal dari makhluk hidup
juga, bukan dari benda mati.

6. Hasil percobaan diatas dapatkah digunakan sebagai bukti yang kuat


menyangkal teori Generatio Spontanea ?
Jawab : Ya, karena hal ini dapat dibuktikan dengan melihat perubahan yang
terjadi pada setiap tabung. Pada tabung I mikroorganisme yang
menyebabkan perubahan pada kaldu adalah mikroorganisme yang
berasal dari udara bebas yang ikut masuk kedalam tabung kemudian
di sumbat tanpa dipanaskan terlebih dahulu sehingga mikroorganisme
itu tidak mati, pada tabung II yang meyebabkannya yaitu
mikroorganisme yang berasal dari udara karena air kaldu dalam
tabung sudah dipanasi sehingga mikroorganisme yang sebelumnya
ikut itu sudah mati, sedangkan pada tabung ke III tidak mengalami
perubahan, hanya endapan yang ada dalam tabung karena tabung
tersebut sudah dipanaskan atau disterilkan dan terisolasi dari udara
bebas sehingga tidak ada mikroorganisme yang melakukan aktivitas
dalam tabung.

Anda mungkin juga menyukai