Makalah Aspek Hukum Dan Aspek Tanggung Jawab Sosial
Makalah Aspek Hukum Dan Aspek Tanggung Jawab Sosial
Makalah Aspek Hukum Dan Aspek Tanggung Jawab Sosial
OLEH
Octavia Moniung
18012033
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatnya kami dapat
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Aspek Hukum dan Aspek Tanggung Jawab Sosial
dalam Bisnis”. Adapun tujun dari pembuatan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Ekonomi Bisnis”.
Kami menyadari bahwa pada penulisan/pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari dosen yang membaca
makalah ini yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya dan atas
kerjasama teman-teman kelompok atas partisipasinya sehingga terwujudlah makalah ini
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Bentuk-Bentuk Badan Usaha
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Badan Usaha
3.3 Fungsi Badan Ussaha
3.4 Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial
3.4.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial
3.4.2 Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial
a. HI
b. AMDAL
c. K3
d. Sistem Bapak Angkut dan Anak Angkut
e. Bisnis Internasional
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFRAT PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam tatanan hukum bisnis di Indonesia, ada tiga jenis badan usaha yang ikut serta
dalam kegiatan bisnis. tiga jenis badan usaha tersebut adalah badan usaha swasta, badan usaha
milik Negara dan koperasi.
Definisi tersebut jika dibandingkan dengan definisi yang dikemukakan oleh
Molengraaff dan Polak dapat dikatakan lebih sempurna, karena dalam definisi tersebut
terdapat tambahan adanya bentuk usaha (badan usaha) yang menjalankan jenis usaha (kegiatan
dalam bidang perekonomian)
Kegiatan bisnis sejatinya merupakan bidang usaha dengan jangkauan yang (hampir)
tanpa batas, semua kesempatan dapat diolah menjadi peluang bisnis. Dari aspek hukum mereka
yang akan melakukan kegiatan bisnis, harus memilih bentuk usaha yang tersedia berdasarkan
kerangka hukum yang ada. Dari perspektip ini, kegiatan bisnis dapat memilih wadah yaitu
Perusahaan Perseorangan, Persekutuan Perdata, Persekutan dengan Firma, Perseroan
Komanditer, Perseroan Terbatas, Perusahaan Umum atau Perusahaan Daerah.
Sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro, sebuah bisnis yang
baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Nantinya, jika sebuah perusahaan
memiliki etika dan tanggung jawab sosial yang baik, bukan hanya lingkungan makro
dan mikronya saja yang akan menikmati keuntungan, tetapi juga perusahaan itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka dikemukakan perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa saja bentuk-bentuk badan usaha ?
2. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan dari masing-masing badan usaha ?
3. Apa saja Fungsi Badan Usaha?
4. Bagaimana bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian yang ingi dicapai adalah
1. Untuk mengetahui pengertian badan usaha dan bagaimana proses pendiriannya
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk badan usaha
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing badan usaha
4. Menambah wawasan tentang peranan badan usaha untuk perekonomian indonesi
5. Menjabarkan dan menjelaskan tentang bentuk-bentuk tanggung jawab sosial dari suatu bisnis
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan yang dimiliki oleh satu orang. Proses pendirian perusahaan perseorangan tidak
begitu sulit cukup memperoleh izin dari pemerintah setempat, pengusaha dapat mulai
menjalankan aktivitas usahanya. Jika perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan
tersebut dinikmati oleh pemilik perusahaan tetapi apabila perusahaan mengalami kerugian maka
pemilik bertanggung jawab penuh terhadap kerugian perusahaan tersebut.
Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan pemilikan antara hak milik pribadi
engan hak milik perusahaan (Indriyo, 2005). Menurut Swasta (2002), perusahaan
perseorangan adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh seseorang dan ia
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan. Dengan tidak
adanya pemisahan pemilikan antara hak milik pribadi dengan milik perusahaan, maka
harta benda pribadi juga merupakan kekayaan perusahaan, yang setiap saat harus
menanggung utang-utang perusahaan.
a) Ciri-ciri perusahaan perseorangan :
1) Dimiliki oleh perorangan
2) Pengelolaan terbatas atau sederhana
3) Modal tidak terlalu besar
4) Kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik perusahaan.
Di dalam pengelolaan perusahaanperseorangan, hampir keseluruhan langsung ditangani
sendiri oleh pemiliknya atau kelurga sendiri. Jika perusahaan perseorangan berkembang menjadi
besar, maka kegiatan manajemen baru akan terlihat lebih teratur, pemiliktidak lagi mengelola
secara langsung. Melainkan akan duduk sebagai seseoarang komisaris (pengawasa), sedangkan
untuk menjalankan usaha diserahkan kepada orang lain, atau manajer yang bisa berkerja lebih
profesional.
2. Firma
Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh beberapa orang yang juga lasung
memimpin perusahaan. Menurut KUHD, firma adalah suatu poersekutuan untuk menjalankan
perusahaan dengan memekai suatu nama untuk kepentingan bersama. Dalam persekutuan firma,
semua pemilik ikut men jalankan kegiatan usaha.
Modal firma terutama berasal dari setoran dari setiap orang yang terkait dalam
kesepakatan firma. Besar kecilnya bagian modal setia anggota di tetepkan berdasarkan
kesepakatan bersama. Seseorang yang mempunyai keahlian tertentu yang sangat menunjang
keberhasilan firma, dapat diterima sebagai anggota pemilik tanpa menyetor sejumlahmodal.
prinsipnya, setiap anggota berhak mepimin perusahaan . namun demikian, lepentian perusahaan,
biasanya dipilih salah satu di antara anggota memjadi pemimpin utama.
3. Perseroan Komanditer
Peseroan komanditer adalah bentuk badan yang dirikan dan dimiliki oleh dua orang atau
lebih untuk mencapai tujuan bersama, dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara
anggotanya. Satu pihak dalam CV bersedia mempimpin, mengelola perusahaan serta
bertanggung jawab atas utang-utang perusahaan. Pihak lainnya dalam CV hanya bersedia
menaruh modal dalam usaha, tetapi tidak bersedia mempimpin perusahaan , hanya bertanggung
jawab atas uatang-utang perusahaan sebesar modal yang disertakan. Berdasarkan pengertian di
atas, pada dasarnya ada dua kelompok pemilik suatu perusahaan komanditer.
Ketentuan-ketentuan tentang Perserikatan Komanditer (CV) diatur dalam Pasal
19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang bunyinya : “Persekutuan secara
melepas uang yang dinamakan persekutuan komanditer didirikan antara satu orang atau
beberapa sekutu yang secara tanggung-menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada
pihak satu dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain”.
4. Perseroan Terbatas ( PT )
Perseroan terbatas (PT) adalah badan usaha yang modalnya diperoleh dari hasil penjualan
saham. setiap pemegang surat saham mempunyai hak atas perusahaan dan setiap pemegang surat
saham berhak atas keuntungan (dividen).
Perseroan terbatas merupakan organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang
dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan
tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik
modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik
modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT / persoroan terbatas dibutuhkan sejumlah
modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya.
Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas, PT adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang No. 1 tahun 1995 serta peraturan
pelaksanaannya.
7) keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk dividen. kekuatan dewan
direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham sulit untuk membubarkan PT.
5. BUMN
Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan suatu unit usaha yang sebagian besar
atau seluruh modal berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan serta membuat suatu produk
atau jasa yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. BUMN juga sebagai salah satu
sumber penerimaan keuangan negara yang nilainya cukup besar. Status pegawai badan usaha-
badan usaha tersebut adalah pegawai negeri. Tujuan BUMN selalu terdiri dari tujuan sosial dan
tujuan komersial. Sebaiknya tujuan sosial dibedakan dari tujuan komersial, untuk tujuan sosial
pemerintah memberi subsidi sedang tujuan komersial dibayar oleh konsumen.Turut campur
tangan pemerintah dalam perekonomian dalam bentuk BUMN/BUMD, secara ekonomis
merupakan tindakan untuk mengatasi kegagalan mekanisme pasar dalam distribusi sumber daya
secara optimal, yang berarti pula mengatasi adanya kegagalan mekanisme pasar dalam mencapai
nilai ekonomis yang optimal atas sumber daya. Kegagalan pasar pertama adalah kegagalan yang
disebabkan oleh struktur pasar di mana tingkat teknologi yang menyebabkan turunnya biaya
(decreasing cost technology) menyebabkan terbentuknya monopoli secara alamiah (natural
monopoly) atau oligopoli. Apabila terjadi monopoli atau oligopoli maka pasar akan dikuasai oleh
sebuah atau beberapa perusahaan yang mempunyai kekuatan pasar untuk mendapatkan
keuntungan yang berlebihan dengan mengurangi produksi dan menaikkan harga di atas biaya
marginal. Kegagalan pasar yang lain adalah eksternalitas yaitu adanya perbedaan nilai dan
manfaat sosial dengan manfaat dan nilai pribadi (Mangkoesoebroto. 1993:43). Kegagalan pasar
yang lain adalah kegagalan mekanisme pasar secara dinamis yang disebabkan belum
berkembangnya pasar modal dan keengganan pihak
6. Yayasan
Pengertian yayasan menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan,
“ Yayasan adalah badan usaha yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang soial, keagamaan, dan kemanusiaan
yang tidak mempunyai anggota”.Kekayaan yayasan baik berupa uang, barang, maupun
kekayaan lain yang diperoleh yayasan. Berdasarkan undang-undang ini dilarang
dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung kepada pembina, pengurus,
pengawas, karyawan, atau pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap yayasan.
7. Koperasi
Kata koperasi berasal dari kata Co yang artinya bersama dan operation yang
artinya bekerja. Secara umum dapat dikatakan bahwa koperasi adalah suatu badan usaha
yang bergerak dalam bidang ekonomi, yang anggotanya adalah orang-orang atau badan hukum
koperasi yang tergabung secara sukarela atas dasar persamaan hak dan kewajiban, melakukan
satu macam usaha atau lebih untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
3. Modal dapat terpenuhi dab bisa menjadi lebih besar daripada perusahhan perseorangan.
3) Relatif sulit untuk mengumpulkan modal. Contoh peseroan komanditer adalah perusahhan
yang bergerak di bidamg percetakkan, seperti CV Grahadi, CV Haka MJ, dan CV Putra Nugraha.
a. Kelebihan BUMN/BUMD
1) Meringankan beban pengeluaran konsumsi masyarakat melalui peetapan harga produk (barang
dan harga) yang memegang hajat hidup orang benyak yang lebih murah karena subsidi oleh
pemerintah.
Membantu sektor swasta mengelola sektor usaha yang secara ekonomis tidak menguntungkan,
namun produknya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
2) Menyerap tenaga kerja formal dengan seleksi tertentu sehingga dapat diperoleh sumber daya
manusia yang lebih berkualitas handal.
Mudah mengumpulkan modal, karena modal berasal dari kekayaan negara atau daerah yang
dipisahkan.
3) Pengelolaannya berasal dari direksi dan komisaris yang ditunjuk pemerintah dan RUPS
sehingga lebih berhati-hati dan profesional.
b. Kekurangan BUMN/BUMD
2) Keterbatasan kemampuan dan keahlia dalam mengelola BUMN dan BUMD menyebabkan
sering menderita kerugian
3) Pada situasi tertentu bertindak sebagai perusahaan monopoli sehingga penetapan harga
ditentuka sepihak (perusahaan), bukan melalui mekanisme pasar walaupun akhirnya untuk
kesejahteraan rakyat
4) Pendiriannya sukar karena harus melalui peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab social suatu bisnis yang dapat atau telah
dilakukan oleh beberapa pengusaha khususnya di Indonesia dapat kita sebutkan disini yaitu:
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dasar hukum AMDAL adalah PP
No.27/ 1999 yang didukung oleh paket keputusan menteri lingkungan hidup tentang jenis usaha
dan/ atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL dan keputusan kepala BAPEDAL
(Badan Pengendalian Dampak Lingkungan) tentang pedoman penentuan dampak besar dan
penting.
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup. Dengan
melalui studi AMDAL diharapkan usah dan / atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan
dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimumkan dampak negatip dan
memaksimalkan dampak positip terhadap lingkungan hidup.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil atau menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada
pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
Sebagian besar perusahaan berusaha untuk bertanggung jawab kepada pihak yang ber
kepentingan atas mereka, pertama-tama berfokus pada 5 kelompok utama, yaitu pelanggan,
karyawan, investor, pemasok, dan komunitas lokal. Kemudian mereka dapat memilih pihak
berkepentingan lainnya yang relevan atau penting bagi organisasinya dan mencoba memenuhi
kebutuhan dan pengharapan mereka. Di bawah ini beberapa bentuk tanggung jawab perusahaan
yaitu :
Bisnis yang bertanggung jawab terhadap pelanggan mereka berusaha melayani pelanggannya
secara wajar dan jujur. Mereka juga mencari cara untuk menetapkan harga secara wajar,
menghargai garansi, memenuhi komitmen pengiriman pesanan dan mempertahankan kualitas
produk yang mereka jual.
b. Tanggung jawab terhadap karyawan
Bisnis yang bertanggung jawab secara sosial terhadap pekerjaannya memperlakukan karyawan
dengan adil, menganggap pekerja sebagai tim, dan menghormati harga diri dan kebutuhan dasar
manusiawi mereka.
c. Tanggung jawab terhadap investor
Untuk mempertahankan sikap mental dan tanggung jawab sosial terhadap para investor, para
manager harus mengikuti prosedur akuntansi yang pantas, memberikan informasi yang tepat
kepada pihak berkepentingan mengenai kinerja keuangan perusahaan dan mengelola perusahaan
untuk melindungi hak-hak dan investasi para pemegang saham.
d. Tanggung jawab terhadap pemasok
Hubungan dengan para pemasok harus dikelola dengan hati-hati, terkadang perusahaan besar
mudah untuk memanfaatkan pemasok dengan menentukan jadwal pengantaran yang tidak
realistis dan mengurangi margin laba denagan cara menekan harga serendah mungkin. Namun
banyak perusahaan yang mengakui pentingnya perjanjian persekutuan yang saling
menguntungkan dengan pemasoknya. Sehingga antara perusahaan dengan pemasok memiliki
hubungan yang baik.
e. Tanggung jawab terhadap komunitas lokal atau masyarakat
Apabila lingkungan sekitar perusahaan tercemar dan tidak sehat, perusahaan dengan
sendirinya akan terkena dampaknya. Dampak tersebut bisa beruapa turunnya kondisi kesehatan
karyawan, ketidak hadiran karyawan yang akan mempengaruhi koperasi perusahaan dan
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Badan Usaha Adalah Kesatuan Yuridis Dan Ekonomi Yang Menggunakan Faktor
Produksi Untuk Menghasilkan Barang Dan Jasa Dengan Tujuan Untuk Mencari Laba.
Sedangkan Perusahaan Adalah Suatu Unit Kegiatan Yang Melakukan Aktivitas Pengelolaan
Faktor Produksi Untuk Menyediakan Barang Dan Jasa Bagi Masyarakat, Mendistribusikannya,
Serta Melakukan Usaha Lain Dengan Tujuan Memperoleh Keuntungan Dan Memuaskan
Kebutuhan Masyarakat.
Bentuk Badan Usaha Ada Beberapa Jenis Antara Lain, Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), Dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis adalah sebagai berikut:
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta,
2010. http://id.wikipedia.org
Tri Budiono, Hukum Dagang, Bentuk Usaha Tidak Bebadan Hukum, Griya Media, Salatiga,
2010, hal 5.
Alma, Buchory. 2010. Pengantar Bisnis. Bandung : Alfabeta
Hariri, Afwan. 2011. Pengantar Bisnis. Malang : Universitas Negeri Malang
Leonardo, Handy. 2012. Pengertian Etika Bisnis. (Online).
Griffin, W. Ricky dan Ronald J. Ebert. 2006. Bisnis edisi Kedelapan.
Sunarto, 2003. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : Penerbit AMUS.