Rizqi Laili Maulida - 2018-010
Rizqi Laili Maulida - 2018-010
Rizqi Laili Maulida - 2018-010
LEMBAR PENGESAHAN
Penyusun
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
apotek adalah sebagai berikut:
1. Mampu membuat keputusan profesi, menetapkan tindakan profesi, serta
melakukan pekerjaan kefarmasian.
2. Mampu berinteraksi dan komonikasi dengan tenaga kesehatan lain, pasien, dan
masyarakat.
3. Mampu memahami dan bertindak sesuai dengan peran dan fungsi apoteker di
apotek dalam hal pelayanan kefarmasian dan managerial.
1.3 Manfaat
Manfaat dari kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek
adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat membuat keputusan profesi, menetapkan tindakan profesi,
serta melakukan pekerjaan kefarmasian.
2. Mahasiswa dapat berinteraksi dan berkomonikasi dengan tenaga kesehatan
lain, pasien, dan masyarakat.
3. Mahasiswa mampu memahami dan bertindak sesuai dengan peran dan fungsi
apoteker di apotek dalam hal pelayanan kefarmasian dan managerial.
Apoteker
KFN
paling lama 20 (dua puluh) hari
paling lama 10
(sepuluh) hari kerja kerja sejak surat permohonan
sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan
diterima dan lengkap.
dinyatakan lengkap
(Formulir 2)
2.5.2 Dispensing
1. Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi obat.
a. Menyiapkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan
permintaan pada resep
b. Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum
a. Mengambil obat dengan menggunakan sarung tangan/alat/spatula/sendok
b. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke
tempat semula
c. Meracik obat (timbang, campur, kemas)
d. Mengencerkan sirup kering sesuai takaran dengan air yang layak minum
e. Menyiapkan etiket
f. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan
permintaan pada resep
2. Setelah penyiapan obat dilakukan hal sebagai berikut:
a. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien 12
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
e. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker
f. Menyiapkan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan
2.5.4 Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling,
apoteker menggunakan three prime questions. Apabila tingkat kepatuhan pasien
dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker
harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami
obat yang digunakan. Konseling dapat dilakukan kepada:
1. Pasien dengan penyakit kronik seperti: diabetes, TB dan Asma
2. Pasien dengan sejarah ketidakpatuhan dalam pengobatan
3. Pasien yang menerima obat dengan indeks terapi sempit yang memerlukan
pemantauan
4. Pasien dengan multiregimen obat
5. Pasien lansia
6. Pasien pediatric melalui orang tua dan pengasuhnya
7. Pasien yang mengalami Drug Related Problems prosedur tetap konseling:
2.6.9 Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji klinik, bahan baku, dan produk
jadinya telah distandarisasi. Logo obat Fitofarmaka jari-jari daun (yang kemudian
membentuk bintang) terletak dalam lingkaran. Ditempatkan dibagian atas kiri
wadah/ pembungkus/ brosur, dicetak dalam warna hijau diatas dasar warna putih
atau warna lain yang mencolok kontras dengan warna logo. Tulisan
“FITOFARMAKA” harus jelas dan mudah dibaca.
PSA
Perencanaan ketika
apotek sudah berjalan
Defecta
Cek gudang
Pengadaan
3.4.2 Pengadaan
Pengadaan di Apotek Mida Farma dilakukan setiap hari. Berikut proses
perencanaan dan pengadaan yang dilakukan:
Kemampuan masyarakat
Obat dengan stok minim
(Fast moving)
Setiap hari barang harus selalu dicek Apabila ada obat yang habis maka
dengan melihat kartu stock ditulis di defecta
Habis Tersedia
3.4.3 Penerimaan
Pada proses pengadaan, pemesanan obat dilakukan ke distributor dan
subdistributor. Ketika barang datang, maka harus dilakukan pengecekkan jumlah,
nama barang, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa. Selain itu, kondisi barang
yang datang juga juga harus diperiksa apakah ada barang yang rusak atau tidak.
3.4.4 Penyimpanan
Penyimpanan obat di Apotek Mida Farma diurutkan berdasarkan abjad,
kelas terapi, bentuk sediaan, obat generik, sistem FIFO dan FEFO. Sistem FEFO
(First Expired First Out) maksudnya yaitu obat dengan masa expired lebih dekat
harus dikeluarkan terlebih dahulu. Sedangkan FIFO (First in First Out)
maksudnya adalah obat yang pertama kali datang harus keluar terlebih dahulu.
Untuk penyimpanan obat berdasarkan abjad digunakan untuk obat-obatan
paten, sedangkan untuk kelas terapi dibagi dalam beberapa bagian yaitu diabetes,
jantung, hipertensi, dan antibiotik. Obat-obat generik disimpan di rak tersendiri.
Obat dengan sediaan cair seperti sirup juga disusun berdasarkan kelas terapi dan
3.4.5 Pencatatan
Pencatatan di Apotek Mida Farma dilakukan setiap hari. Pencatatan harian
dilakukan dengan menggunakan kartu stock yang terdapat pada masing-masing
obat. Setiap 6 bulan sekali akan dilakukan pengecekkan tanggal kadaluwarsa.
Hasil pencatatan ditempel disamping rak yang kadaluwarsa. Apabila ditemukan
obat dengan tanggal kadaluwarsa kurang dari 6 bulan, maka obat harus
disendirikan dan di pindahkan ke lemari ED (Expired date). Untuk mengurangi
resiko obat kadaluwarsa di apotek, dilakukan perputaran obat dengan sistem FIFO
dan FEFO.
3.4.6 Pelaporan
Untuk mempermudah pada saat pelaporan, maka di Apotek Mida Farma
ketika ada resep narkotika dan psikotropika yang masuk akan disimpan terpisah
dengan resep regular. Kemudian dilakukan pencatatan secara manual dibuku
khusus dan dilakukan pengecekkan apakah jumlah yang tercatat sama dengan
jumlah obat secara riil. Jika sudah sesuai, maka dilakukan pelaporan secara on-
line di http://sipnap.kemkes.go.id/. Peraturan mengenai pelaporan narkotika dan
psikotropika terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
3 tahun 2015 tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan
narkotika, psikotropika, dan prekursor kefarmasian.
Pelaporan dilakukan oleh apoteker penanggung jawab apotek setiap bulan
kepada dirjen/depkes dengan tembusan kepala balai setempat. Pelaporan di
3.4.7 Pemusnahan
Pemusnahan obat rusak dan kadaluwarsa di Apotek Mida Farma dilakukan
oleh apoteker dan pegawai apotek lainnya. Untuk cara pemusnahan obat
tergantung dari enis dan bentuk sediaan obat yang akan dimusnahkan. Jika obat
yang akan dimusnahkan dalam bentuk tablet maka obat harus dikeluarkan dari
kemasannya terlebih dahulu kemusian baru dihancurkan. Sedangkan untuk obat
dengan bentuk sediaan tablet dilakukan dengan cara dilarutkan ke dalam air
mengalir sehingga obat yang dimusnahkan tidak dalam keadaan utuh. Untuk
pemusnahan resep di Apotek Mida Farma dilakukan setiap 5 tahun sekali dengan
cara dibakar dan disaksikan oleh apoteker, Dinas Kesehatan dan pegawai apotek
yang lain. Untuk pemusnahan resep maupun obat rusak atau kadaluwarsa
dibuatkan berita acara pemusnahan ke Dinas Kesehatan.
Pelayanan obat di Apotek Mida Farma terdiri dari dua kategori yaitu
melalui BPJS dan non-BPJS. Pada langkah pengkajian resep di BPJS dan non
BPJS dilakukan dengan cara skrinning resep secara administrasi, farmasetik, dan
klinis. Namun yang membedakan antara resep BPJS dan non-BPJS adalah tidak
dilakukannya perhitungan harga pada komputer untuk resep BPJS. Pelayanan
obat BPJS, pada saat pasien datang mengambil obat, petugas melakukan
screening resep administrasi, farmasetik, klinis. Petugas mengecek syarat atau
perlengkapan yang harus dibawa pasien antara lain Fotocopy surat kunjungan dari
puskesmas, klinik, rumah sakit, surat rujuk balik, buku biru (buku monitoring
obat kronis) buku ini wajib dibawa pasien pada saat berobat dan pengambilan
obat. Jika pengambilan obat lebih dari 5 hari dari tanggal yang ditentukan, resep
tidak dilayani. Nomor kartu BPJS dicek secara Online, Jika pasien terdaftar secara
online maka akan disiapkan obat sesuai resep, pemberian etiket, Penyerahan Obat
ke pasien disertai KIE.
3.5.2 Dispensing
Resep
Peracikan Obat
Menuliskan etiket
Pemeriksaan Resep
Hitung
jumlah obat
dan
harganya
Penyerahan obat
dan konseling
Gambar 3.6 Alur dispending obat dengan resep di Apotek Mida Farma
Kapsul Puyer
Masukkan dalam
wadah puyer
Resep
Penyimpanan kembali
Perhitungan sisa stok obat yaitu menghitung pengeluaran obat dari resep
dan atau nota yang kemudian dicatat pada kartu stok obat yang berada di dalam
masing-masing wadah obat. Adapun isi dari kartu stok obat yaitu:
Tabel III.1 Kolom Kartu Stock Obat Apotek Mida Farma
Nama Obat: Aspirin
Tanggal Masuk Keluar Sisa
17/11/18 - R/10 90
18/11/18 - nt 5 85
Setiap pembelian melalui resep dan atau nota jumlah obat yang keluar
akan dicatat pada kolom obat keluar, selanjutnya sisa akhir obat yang ada dalam
R/ Simvastatin 20 mg No.XX
S. 1 dd 1 (malam)
Meloxicam 15 mg No.X
S. 1 dd 1 (Siang)
Glimepiride 2 mg No.XXX
S. 1-0-0 (Pagi)
Pro : Julaikah
Tgl Lahir, umur :
BB (Anak) :
Alamat : Tulung Kxxx
a. Administratif
Nama dokter sudah tercantum diresep, tetapi nomor SIP tidak tercantum
pada resep.
Nama dan alamat pasien sudah tercantum pada resep, tetapi umur dan
nomor telepon tidak tercantum pada resep.
Tanggal penulisan resep tidak tercantum.
b. Farmasetis
NAMA BENTUK ATURAN
KEKUATAN JUMLAH
OBAT SEDIAAN PAKAI
Simvastatin Tablet 20 mg 30 tablet 1x1 tablet
Meloxicam Tablet 15 mg 10 tablet 1x1 tablet
Glimepiride Tablet 2 mg 30 tablet 1x1 tablet
(pagi hari)
3. Glimepiride
Kandungan Glimepiride 1 mg, 2 mg, 3 mg, 4 mg
Indikasi Diabetes melitus tipe 2
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap glimepirid
Efek samping Hipoglikemi, pusing, mual
Merangsang pelepasan insulin dari sel beta
pankreas; mengurangi output glukosa dari hati;
Mekanisme Kerja
Sensitivitas insulin meningkat di situs target
perifer
Kloramfenikol, klofibrat, fenfluramin, antagonis
H2 histamin, mikonazol, inhibitor monoamine
oxidase, probenecid, salisilat, sulfinpirazon,
Interaksi sulfonamid, antidepresan trisiklik, asam urin:
Dapat meningkatkan efek hipoglikemik.
Betablocker, cholestyramine, diazoxide,
rifampisin, diuretik tiazid: Dapat menurunkan
e. KIE
Pasien mendapatkan 3 macam obat, yaitu simvastatin 20 mg ,
Meloxicam 15 mg, dan Glimepiride 2 mg
Yang pertama, pasien mendapatkan obat simvastatin 20 mg dalam
bentuk sediaan tablet. Pasien mendapatkan sebanyak 30 tablet. Obat
digunakan untuk mengatasi kolesterol (hiperkolesterol) pada pasien.
Obat diminum sehari sekali satu tablet pada malam hari setelah makan.
Kedua, pasien mendapatkan obat meloxicam 15 mg dalam bentuk
sediaan tablet. Pasien mendapatkan sebanyak 10 tablet. Obat digunakan
untuk mengatasi rasa nyeri akibat arthritis. Obat diminum sehari sekali
satu tablet setelah makan. obat ini dapat menyebabkan efek samping
seperti nyeri lambung atau mual, maka untuk mengatasi efek samping
tersebut obat diminum setelah makan.
Ketiga, pasien mendapatkan obat glimepiride 2 mg sebanyak 30 tablet.
Pasien mendapatkan sebanyak 30 tablet. Obat ini digunakan untuk
mengobati diabetes melitus pada pasien. Obat diminum sehari sekali
satu tablet sebelum makan pada pagi hari.
Untuk penyimpanan obat tersebut, jika pasien memiliki kotak obat
maka obat dapat disimpan di dalam kotak obat. Namun jika tidak ada,
obat dapat disimpan pada suhu ruang, ditempat kering dan terlindung
dari cahaya matahari.
Gresik, 28-09-2018
SALINAN RESEP
Dari Dr : Rusdiyanto, Sp.Pd. Tgl....... .. No..........
Untuk : Julaikah Umur....................
R/ Simvastatin 20 mg No. XXX
S. 1 dd 1 (malam)
Det
R/ Meloxicam 15 mg No. X
S. 1 dd 1 (siang)
Det
R/ Glimepiride 2 mg No. XXX
S. 1-0-0 (pagi)
Det
PCC
SEMOGA LEKAS SEMBUH
R/ Ondancetron No.X
S. 3 dd 1
OMZ No. X
S. 2 dd 1
a. Administratif
Nama dokter sudah tercantum diresep, tetapi nomor SIP tidak tercantum
Nama, alamat, dan nomor telepon pasien sudah tercantum pada resep,
tetapi umur tidak tercantum pada resep.
Tanggal penulisan resep sudah tercantum
b. Farmasetis
NAMA BENTUK ATURAN
KEKUATAN JUMLAH
OBAT SEDIAAN PAKAI
Ondancetron Tablet 4 mg 10 tablet 3 x 1 tablet
OMZ Kapsul 20 mg 10 tablet 2 x 1 tablet
Adalat Oros Tablet 30 mg 10 tablet 1 x 1 tablet
Oral: 16 mg diberikan
satu jam sebelum
3 x 1 tablet
induksi anestesi.
Ondancetron (3 x 4 mg = 12
Kolestasis pruritus & Tidak sesuai
mg)
Uremic pruritus : 8 mg
dalam dosis terbagi
setiap 12 jam atau 8 mg
tiap 8-12 jam selama 14
hari hingga 5 bulan.
Ulkus duodenum aktif:
Oral: 20 mg / hari
selama 4-8 minggu
Tukak lambung: Oral :
2 x 1 tablet
40 mg / hari selama 4-8
OMZ (2 x 20 mg=
minggu Sesuai
40 mg)
GERD simptomatik
(tanpa lesi esofagus):
Oral: 20 mg / hari
hingga 4 minggu
Hipertensi: Oral: Awal:
10 mg 3 kali / hari atau
30 mg satu kali sehari.
1 x 1 tablet Dosis biasa: 10-30 mg 3
Adalat Oros Sesuai
(30 mg) kali / hari atau 30-60 mg
sekali sehari
Dosis maksimum: 120-
180 mg / hari
DRP Penyelesaian
Dosis ondansetron Konfirmasi ke dokter
underdose
Kandungan Ondansetron
Mencegah mual dan muntah yang terkait dengan
kemoterapi kanker yang sangat-emetogenik;
radioterapi pada pasien yang menerima iradiasi
Indikasi total tubuh atau fraksi ke perut; pencegahan mual
dan muntah pasca operasi (PONV); pengobatan
PONV jika tidak ada dosis profilaksis yang
diterima
Hipersensitivitas terhadap ondansetron, antagonis
Kontraindikasi 5-HT3 selektif lainnya, atau komponen apa pun
dari formulasi
Efek samping Sakit kepala, kelelahan, sembelit
Antagonis reseptor 5-HT3 selektif, memblokir
Mekanisme Kerja serotonin, baik perifer pada terminal saraf vagal
dan secara terpusat di zona pemicu kemoreseptor
Rifamycins (misalnya, rifampisin): menurunkan
Interaksi tingkat plasma ondansetron, menurunkan efek
antiemetik.
Kehamilan: Kategori B. Laktasi: Belum
Perhatian
ditentukan.
2. Omeprazole
Kandungan Omeprazole 20 mg
Pengobatan jangka pendek (4-8 minggu) dari
penyakit ulkus duodenum aktif atau ulkus
Indikasi lambung jinak aktif; pengobatan sakit maag dan
gejala lain yang berhubungan dengan
gastroesophageal reflux disease (GERD);
Hipersensitivitas terhadap omeprazole,
benzimidazole tersubstitusi (yaitu, esomeprazole,
Kontraindikasi
lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole), atau
komponen formulasi
Efek samping Sakit kepala, pusing, diare, nyeri perut.
Inhibitor pompa proton; menekan sekresi asam
Mekanisme Kerja lambung basal dan terstimulasi dengan
menghambat sel parietal pompa H + / K + ATP
3. Adalat Oros
Kandungan Nifedipin GITS 20 mg; 30 mg; 60 mg
e. KIE
Pasien menadapatkan tiga macam obat yaitu ondancetron, omeprazole
dan adalat oros.
Yang pertama, pasien mendapatkan Ondancetron dalam bentuk sediaan
tablet sebanyak 10 tablet. Obat ini digunakan untuk mengatasi rasa
mual pada pasien. Obat diminum sehari dua kali satu tablet.
Kedua, pasien mendapatkan Omeprazole dalam bentuk sediaan tablet
sebanyak 10 tablet. Obat ini digunakan untuk mengobati penyakit
lambung pada pasien. Obat diminum sehari dua kali saat perut kosong
atau 1 jam sebelum makan.
Gresik, 28-09-2018
SALINAN RESEP
Dari Dr : Dxxxx Tgl. No..........
Untuk : Tn. Ruby Kurniawan Umur. 37 th.
R/ Cefixime tab 200 mg No. X
S. 2 dd 1
Det
R/ Paracetamol tab No. X
S. 3 dd 1
Det
PCC
SEMOGA LEKAS SEMBUH
Laporan PKPA Apotek Mida Farma Gresik 74
3. Resep 3
Dr. Rahayu Prihatini. Sp.KJ (Psikiater)
SIP No : 1757/IDI-GSK/A-3/IV/XXX
Praktek :
Jl. Kalimantan No.X
No.telp. : 031-xxx-xxx
Tgl. 31-10-2018
a. Administratif
Nama dokter, nomor SIP dan nomor telepon dokter sudah tercantum
diresep.
Nama dan alamat pasien sudah tercantum pada resep, tetapi alamat dan
nomor telepon tidak tercantum pada resep.
Tanggal penulisan resep sudah tercantum.
b. Farmasetis
NAMA BENTUK ATURAN
KEKUATAN JUMLAH
OBAT SEDIAAN PAKAI
Stelozi Tablet 5 mg 60 tablet ½ -0- ½
Arkine Tablet 2 mg 30 tablet 0-0- ½
e. KIE
Pasien menadapatkan dua macam obat yaitu Stelozi dan Arkine.
Yang pertama, pasien mendapatkan Stelozi dalam bentuk sediaan tablet
sebanyak 60 tablet. Obat ini digunakan sebagai pengobatan untuk
mengobati skizofren atau gejala kecemasan. Obat diminum sehari dua
kali setengah tablet pada pagi dan malam hari setelah makan. Obat ini
mengandung Trifluoperazine yang dapat menyebabkan efek samping
Gresik, 31-10-2018
SALINAN RESEP
Dari Dr : Rahayu Prihatini, Sp.KJ Tgl. 31-10-201 No..........
Untuk : Sdr. Cahyo Umur..........
R/ Stelozi tab 5 mg No. LX
S. ½ -0- ½
Det
R/ Arkine tab No. XXX
S. 0- 0- ½
Det
PCC
SEMOGA LEKAS SEMBUH
R/ Imunos No. X
S. 0 – 0 – 1
a. Administratif
Nama dokter dan nomor SIP tercantum, tetapi nomor telepon dokter
tidak tercantum diresep.
Nama, alamat, dan nomor telepon pasien sudah tercantum pada resep.
Tanggal penulisan resep sudah tercantum.
b. Farmasetis
NAMA BENTUK ATURAN
KEKUATAN JUMLAH
OBAT SEDIAAN PAKAI
Acyclovir Tablet 400 mg 40 tablet 5 x 2 tablet
Imunos Kaplet - 10 tablet 1 x 1 kaplet
Kontraindikasi -
Efek samping -
e. KIE
Pasien mendapatkan dua macam obat yaitu Acyclovir dan Imunos.
Yang pertama, pasien mendapatkan Acyclovir 400 mg dalam bentuk
sediaan tablet sebanyak 40 tablet. Obat ini merupakan antibiotik yang
digunakan untuk mengobati penyakit herpes. Karena obat merupakan
antibiotik, maka harus dihabiskan. Obat diminum sehari dua kali lima
tablet setelah makan.
Kedua, pasien mendapatkan Imunos dalam bentuk sediaan kaplet
sebanyak 10 tablet. Obat ini digunakan sebagai vitamin untuk
meningkatkan daya tahan tubuh. Obat diminum sehari satu kali satu
tablet setelah makan.
Obat dapat disimpan di dalam kotak obat, namun jika pasien tidak
memiliki kotak obat maka dapat disimpan pada suhu ruang, ditempat
kering dan terlindung dari cahaya matahari.
Gresik, 27-10-2018
SALINAN RESEP
Dari Dr : Rxxxx xxx Tgl. 27-10-201 No..........
Untuk : Tn. Sianturi Umur..........
R/ Acyclovir 400 mg No. XL
S. 5 dd II
Det
R/ Imunos No. X
S. 1 dd 1
Det
PCC
SEMOGA LEKAS SEMBUH
R/ Nexium No. XV
S. 2 dd I
R/ Mefinal No. X
S. 3 dd I
Pro : Nur Asiyah
Tgl Lair, Umur : :-
BB (Anak) :
Alamat : Danceng Sumber Rejo Gresik
a. Administratif
Nama dokter, dan nomor telepon sudah tercantum diresep, tetapi
nomor SIP tidak tercantum pada resep
Nama dan alamat pasien sudah tercantum pada resep, tetapi omor
telepon tidak tercantum pada resep.
Tanggal penulisan resep sudah tercantum.
b. Farmasetis
NAMA BENTUK KEKUATAN JUMLAH ATURAN
OBAT SEDIAAN PAKAI
Nexium Tablet 20 mg 15 tablet 2 x 1 tablet
Mefinal Tablet 500 mg 10 tablet 3 x 1 tablet
e. KIE
Pasien menadapatkan dua macam obat yaitu Nexium dan Mefinal
Yang pertama, pasien mendapatkan Nexium dalam bentuk sediaan
tablet sebanyak 15 tablet. Nexium merupakan obat yang mengandung
Esomeprazole 20 mg. Obat ini digunakan sebagai pengobatan untuk
mengobati GERD pada pasien. Obat diminum sehari dua kali satu
tablet setelah makan.
Kedua, pasien mendapatkan Mefinal dalam bentuk sediaan tablet
sebanyak 10 tablet. Mefinal merupakan obat yang mengandung asam
Gresik, 31-10-2018
SALINAN RESEP
Dari Dr : Rochmad Yasin, Sp.U Tgl. 19-11-2018 No..........
Untuk : Nur Asiyah Umur..........
R/ Nexium No. XV
S. 2 dd I
Det
R/ Mefinal No. X
S. 3 dd I
Det
PCC
SEMOGA LEKAS SEMBUH
Lampiran 1. Etiket untuk sediaan tablet, kapsul, atau bungkus Apotek Mida 1
Lampiran 16. Etiket untuk sediaan pemakaian luar Apotek Mida Kalimantan
Lampiran 26. Etiket Tablet, Kapsul dan Puyer Apotek Mida Farma II