Gambar Proyeksi Dan Potongan Gambar Teknik

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MANDIRI

PAPER MENGENAI GAMBAR PROYEKSI DAN POTONGAN

DISUSUN OLEH :
WAHYU PUJINING LESTARI
41117110099

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1
GAMBAR PROYEKSI

Proyeksi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara menggambarkan penglihatan mata kita
dari suatu benda tiga dimensi ke dalam kertas gambar secara dua dimensi. Sehingga apa
yang dilihat atau dipandang dalam kertas gambar sesuai dengan penglihatan mata kita.
Gambar proyeksi adalah gambar dari suatu benda nyata atau khayalan, dilukiskan menurut
garis-garis pandangan pengamat pada suatu bidang datar (bidang gambar).

Bidang-bidang proyeksi yang paling banyak dipergunakan adalah bidang horizontal dan
bidang vertikal. Bidang-bidang utama ini membagi seluruh ruang dalam empat kuadran.
Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di depan bidang vertikal disebut kuadran pertama.
Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di belakang bidang vertikal disebut kuadran
kedua. Kuadran ketiga adalah bagian ruang di bawah bidang horizontal dan di depan bidang
vertikal dan kuadran keempat adalah bagian ruang di bawah bidang horizontal dan di
belakang bidang vertikal. Ada beberapa macam cara menggambar proyeksi. Cara-cara
tersebut di sini akan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Proyeksi Piktorial ( Proyeksi Pandangan Tunggal )


Proyeksi piktorial (pictorial drawing) adalah suatu cara menampilkan gambar benda
yang mendekati bentuk dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan
pandangan tunggal. Dulu dikenal dengan istilah gambar bagan atau gambar satu
pandangan. Gambar piktorial sering disebut juga gambar ilustrasi teknik, karena sering
digunakan sebagai gambar ilustrasi pada buku-buku keteknikan atau pada katalog dari
produk industri mesin dan sebagainya. Tetapi perlu dibedakan, bahwa tidak setiap
gambar ilustrasi teknik merupakan gambar pictorial. Gambar pictorial menampilkan
wujud benda hanya dengan goresan garis-garis, sedangkan gambar ilustrasi teknik
meliputi aneka ragam gambar, baik gambar hasil seni grafis ataupun fotografis. Cara
proyeksi yang termasuk ke dalam kelompok proyeksi piktorial terdiri atas proyeksi
aksonometri, proyeksi miring, dan proyeksi perspektif.

2. Proyeksi Aksonometri
Pada bidang proyeksi hanya tergambar sebuah bidang saja. Cara proyeksi seperti ini
disebut sebagai proyeksi ortogonal. Apabila bidang-bidang atau tepi-tepi benda
dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda tersebut akan

2
terlihat serentak dan memberikan gambaran bentuk benda seperti sebenarnya. Cara
demikian disebut proyeksi aksonometri. Aksonometri adalah sebuh sebutan umum
untuk pandangan yang dihasilkan oleh garis-garis proyeksi suatu benda. Dalam
penggambaran ini garis-garis pemroyeksi ditarik tegak lurus terhadap bidang proyeksi.
Aksonometri merupakan salah satu modifikasi penggambaran satu bentuk yang
berskala. Gambar aksonometri berguna untuk dapat lebih menjelaskan bentuk suatu
bangunan, baik itu bentuk bangunan seutuhnya, potongan bangunan yang
memperlihatkan struktur atau interiornya, detail bagian bangunan atau sampai
menunjukkan skema utilitas suatu bangunan

Gambar Proyeksi Aksonometri

Proyeksi aksonometri adalah proyeksi miring di mana tiga muka (dimensi) dari benda akan
terlihat dengan bentuk dan ukuran yang sebanding benda aslinya. Proyeksi ini disebut juga
proyeksi sejajar karena garis-garis objek yang sejajar tetap sejajar. Proyeksi ini dapat juga
disebut sebagai proyeksi dengan titik hilang tak terhingga. Proyeksi aksonometri ini dibagi lagi
menjadi tiga cara, yaitu isometri, dimetri, dan trimetri. Ketiga cara ini dibedakan atas dasar
besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y dan z) dan panjang garis pada sumbu-sumbu
tersebut.
Tabel 1.1. Pembagian Perbedaan Proyeksi Aksonometri
Cara Sudut Proyeksi Skala Perpendekan
Proyeksi (α) o (β) Sumbu-x Sumbu-y
Sumbu-z

Proyeksi Isometri 30 30 1 1
1
3
35 35 1 4
Proyeksi 3
1 15 15 1
4
Dimetri
3
4

3
Proyeksi 7 42 1 1
Trimetri 1
2
7
20 30 1
8
3
4
7
10 20 1
8
2
3

3. Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri, yaitu proyeksi di mana bidang diagonal dari bendanya (berupa
kubus) diletakkan tegak lurus dengan bidang proyeksi dan bidang yang horizontal
dinaikkan hingga membentuk sudut 35° 16’. Akan didapat suatu gambar proyeksi yang
dimetris dan sebangun dengan bendanya. Proyeksi Isometri yang berarti satu ukuran
merupakan suatu bentuk proyeksi Aksonometri yang didatarkan sehingga sudut siku-
siku pada gambar akan digambarkan menjadi 120o atau 60o. Ukuran panjang, lebar
dan tingginya tetap konstan dengan perbandingan 1:1:1
Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan dengan cara isometri atau
untuk memproyeksikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan proyeksi isometri,
maka perlu diketahui ciri-ciri dan syarat-syarat untuk menampilkan suatau gambar
dengan proyeksi isometri. Adapun ciri dan syarat proyeksi tersebut sebagai berikut :
 Ciri pada sumbu.
a. Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar.
b. Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.
 Ciri pada ukurannya.
Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda
yang digambarnya.

4
Gambar Proyeksi Isometri

Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan beberapa posisi
(kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan horizontal.

1. Proyeksi isometri dengan posisi normal.

Gambar Sudut Proyeksi Isometri Dengan Posisi Normal

5
Gambar Proyeksi Isometri Dengan Posisi Normal
2. Proyeksi isometri dengan posisi terbalik
z
30°
30°

y 120° x

Gambar Sudut Proyeksi Isometri Dengan Posisi Terbalik

Gambar Proyeksi Isometri Dengan Posisi Terbalik


3. Proyeksi isometri dengan posisi horizontal
y
30°

120 z
°
30°

x 6
Gambar Sudut Proyeksi Isometri Dengan Posisi Horizontal

Gambar Proyeksi Isometri Dengan Posisi Horizontal


4. Proyeksi Dimetri
Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu diketahui, ciri
dan ketentuan tersebut antara lain :
1. Ciri pada sumbu.
Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y mempunyai sudut
40°.
2. Ketentuan ukuran.
Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y = 1 : 2,
sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.

y
10°

40°

Gambar Sudut Proyeksi Dimetri

Gambar Proyeksi Dimetri

7
5. Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri adalah proyeksi dengan skala pendekatan tiga sisi dan tiga sudut tidak
sama. Aturan yang mendasar untuk proyeksi trimetri adalah terdapat skala
pemendekan yang boleh sama / tidak sama terhadap ketiga sumbu atau dua sudut.
Jadi untuk proyeksi Isometri bisa dikatakan proyeksi dimetri karena telah memenuhi
syarat terdapat skala pemendekan yang sama untuk dua sumbu dan dua sudut
proyeksi yang sama, dan juga bisa dikatakan Proyeksi Trimetri.

Gambar Proyeksi Trimetri


6. Proyeksi Miring
Proyeksi miring adalah semacam proyeksi sejajar, tetapi dengan garis-garis
proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Gambar yang dihasilkan dengan cara ini
disebut gambar proyeksi miring. Pada gambar proyeksi miring adalah gabungan dari
gambar ortogonal dan gambar isometri, gambar ini caranya dengan menggambar lebih
dahulu tampak depan dengan ukuran sebenarnya. Setelah itu garisgaris proyeksi
dibuat miring membentuk sudut terhadap bidang proyeksi. Peletakan benda dapat
dibuat sesukanya, tetapi biasanya yang memberikan keterangan paling banyak dibuat
sejajar dengan bidang proyeksi vertikal (tampak depan). Dengan demikian satu sisi
dibuat dengan ukuran sebenarnya seperti gambar ortogonal. Sudut yang
menggambarkan kedalaman biasanya 300, 450 dan 600 terhadap sumbu horisontal.
Sudut-sudut ini dipakai karena sudah banyak garisan segitiga yang mempunyai sudut
ini. Skala pemendekan ditentukan yaitu 1/3, ½ dan ¾ tergantung dari sudut yang
dipergunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Jika garis-
garis proyeksi tidak tegak lurus bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang
(miring), maka cara proyeksi seperti ini disebut proyeksi miring dan gambarnya disebut
gambar miring (oblique). Panjang kedalaman benda dapat ditentukan sembarang. Jika
panjang kedalaman sama dengan panjang sebenarnya disebut proyeksi miring
cavalier, sedangkan untuk panjang kedalaman yang diperpendek disebut proyeksi

8
miring kabinet. Proyeksi miring kabinet dengan sudut kedalaman 45o dan skala
pemendekan adalah yang paling sering digunakan , karena dapat memberikan kesan
visual uang lebih baik dibandingkan proyeksi miring lainnya.

Gambar Proyeksi Miring


7. Proyeksi Perspektif
Pada proyeksi perspektif garis-garis pandangan (garis proyeksi) dipusatkan pada satu
titik. Titik tersebut dianggap sebagai mata penggambar. Bayangan yang terbentuk
pada bidang proyeksi disebut gambar perspektif. Gambar perspektif merupakan
gambar pictorial yang terbaik kesan visualnya, tetapi cara penggambarannya sangat
sulit dan rumit, apalagi untuk menggambar bagian-bagian yang rumit dan kecil. Oleh
karenanya, cara ini jarang sekali digunakan dalam gambar teknik mesin. Ada tiga cara
proyeksi yang paling sering digunakan dalam gambar teknik mesin, yaitu proyeksi
isometrik, proyeksi dimetri, dan proyeksi miring kabinet. Dalam gambar teknik, gambar
perspektif jarang dipakai. Gambar perspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Perspektif Dengan Satu Titik Hilang.\

Gambar Perspektif Sejajar 1 Titik


2. Perspektif Dengan Dua Titik Hilang.

9
Gambar Perspektif Sejajar 2 Titik
3. Perspektif dengan tiga titik hilang.

Gambar Perspektif Sejajar 3 Titik


8. Proyeksi Ortogonal
Kalau proyeksi piktoral menampilkan benda secara tiga dimensi dengan pandangan
tunggal, maka dalam proyeksi ortogonal benda ditampilkan secara dua dimensi
dengan beberapa pandangan.Oleh karena itu, proyeksi ortogonal sering disebut juga
proyeksi pandangan jamak (multiview projection). Pada proyeksi ortogonal garis-garis
proyeksinya sejajar satu sama lain dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi.
Gambar proyeksi ortogonal dapat memberikan informasi yang lengkap dan tepat
mengenai bentuk dan ukuran suatu benda, karena cara ini dapat menampilkan gambar
hasil pandangan dari beberapa arah depan, belakang, atas, bawah, kiri, dan kanan.

9. Proyeksi Ortogonal Pada Gambar Kerja


Proyeksi ortogonal untuk gambar kerja, menggunakan bidang horizontal dan bidang
vertikal sebagai bidang-bidang proyeksi. Bidang-bidang ini membagi ruang menjadi
empat sudut ruang atau kuadran.
Jika benda yang akan digambar diletakkan di kuadran I dan diproyeksikan pada
bidang-bidangnya, maka cara proyeksi ini disebut cara proyeksi kuadran I atau sering
disebut cara proyeksi Eropa. Jika bendanya diletakkan di kuadran III, maka cara

10
proyeksi ini disebut cara proyeksi kuadran III atau sering disebut cara proyeksi
Amerika.

Gambar Proyeksi Ortogonal

10. Proyeksi Eropa (Proyeksi Kuadran I)


Benda yang diletakkan di kuadran I diproyeksikan pada bidang-bidang belakang
menurut pandangan A, B, dan C. Pandangan A diproyeksikan pada bidang-bidang
belakang, maka menghasilkan pandangan depan. Pandangan B diproyeksikan pada
bidang bawah, menghasilkan pandangan atas. Pandangan C diproyeksikan pada
bidang samping kiri menghasilkan pandangan samping kanan. Bila bidang-bidang
proyeksi tersebut dibuka, maka akan diperoleh gambar hasil proyeksi.

11. Proyeksi Amerika (Proyeksi Kuadran III)


Menurut cara ini, benda yang akan digambar seolah-olah diletakkan dalam peti yang
sisi-sisinya tembus pandang sebagai bidang proyeksi. Pada tiap-tiap bidang proyeksi
akan tampak gambar pandangan dari benda menurut arah pandangan yang

11
ditunjukkan oleh arah panah. Pandangan A diproyeksikan pada bidang depan,
manghasilkan pandangan depan. Pandangan B diproyeksikan pada bidang atas,
menghasilkan pandangan atas. Pandangan C diproyeksikan pada bidang samping kiri,
manghasilkan samping kiri.

12
GAMBAR POTONGAN

Jenis-jenis potongan :
• Potongan penuh

• Potongan setengah

• Potongan setempat

13
• Potongan meloncat

14
15

Anda mungkin juga menyukai