Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu negara tentunya mempunyai sistem hukum yang mengatur warganya
agar tertib dalam menjalankan kebijakan pemerintahan masing-masing dengan
konsekuensi bagi siapa yang melanggar peraturan tersebut, maka akan mendapat
sanksi dari pihak yang berwenang. Terutama negara Indonesia yang merupakan
negara hukum yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Hukum juga
mengatur tingkah laku setiap manusia agar terciptanya kenyamanan demi
kepentingan bersama.
. Tata Hukum berfungsi memberikan tempat yang sebenarnya pada hukum
dengan cara menyusun dengan baik dan tertib aturan-aturan hukum dalam
pergaulan hidup agar ketentuan yang berlaku dapat diketahui dan diterapkan untuk
menyelesaikan segala peristiwa hukum yang terjadi. Pelaksanaan tata hukum itu
berlangsung selama ada pergaulan hidup manusia yang terus berkembang, dimana
fungsi dari pelaksanaan tata hukum adalah untuk memperoleh ketertiban dalam
hubungan antar manusia serta menjaga jangan sampai seseorang dapat dipaksa oleh
orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak kehendaknya, dan lain-lain
Tata hukum indonesia itu menata, menyusun, dan mengatur tertib
kehidupan masyarakat indonesia.Tata hukum Indonesia ditetapkan oleh masyarakat
hukum Indonesia, yaitu Negara Indonesia. Oleh sebab itu tata hukum Indonesia
baru ada setelah lahirnya Negara Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Pada
saat berdirinya Negara Indonesia dibentuk tata hukum Indonesia, hal tersebut
dinyatakan dalam proklamasi kemerdekaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian tata hukum ?
1.2.2 Bagaimana sejarah tata hukum di Indonesia ?
1.2.3 Bagaiamana perkembangan tata hukum di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mampu menjelaskan skema perkembangan tata hukum di Indonesia.
1.3.2 Untuk memperdalam ilmu tentang hukum Indonesia
1.3.3 Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang kajian tata hukum
yang berlaku di Indonesia.
1.3.4 Untuk mengetahui betapa pentingnya tata hukum yang berlaku di suatu
negara terutama di Indonesia.
1.3.5 Untuk mengetahui sejarah tata hukum yang pernah berlaku di Indonesia.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tata Hukum


Tata hukum berasal dari bahasa Belanda yaitu “recht orde” yang berarti susunan
hukum atau dapat diartikan sebagai memberikan tempat sebenarnya kepada hukum
dengan cara menyusun lebih baik dan tertib aturan-aturan hukum dalam pergaulan
hidup sehari-hari. Tujuan adanya tata hukum yang berlaku disuatu negara ialah agar
ketentuan atau peraturan yang berlaku dapat dengan mudah untuk dipublikasikan
atau mudah untuk mengetahui suatu peristiwa hukum.1
Tata hukum juga berasal dari kata ius constitutum atau tata hukum positif adalah
peraturan hukum yang berlaku pada saat ini atau sekarang untuk masyarakat dari
dalam suatu daerah tertentu. Ius contitutum juga dapat diartikan sebagai hukum
yang berlaku untuk suatu masyarakat, tempat, dan waktu tertentu. Kemudian recht
adalah aturan yang pernah ditetapkan, namun masih berlaku hingga sekarang.
Untuk aturan yang sudah tidak berlaku karena tidak sesuai dengan perkembangan
zaman akan digantikan dengan ius constituendum ( hukum masa depan ), yakni
hukum yang direncanakan. Sehingga dapat dimengerti bahwa dalam tata hukum
terdapat hukum posisitf, namun disamping itu ada aturan-aturan hukum tertentu
yang pernah berlaku dan sudah digantikan dengan aturan hukum yang baru dan
sejenis sebagai hukum positif baru.2
Tata hukum suatu negara (ius constitutum = hukum positif) adalah tata hukum
yang diterapkan atau disahkan oleh negara itu. Dalam kaitannya di Indonesia, yang
ditata itu adalah hukum positif yang berlaku di Indonesia. Hukum yang sedang
berlaku artinya apabila ketentuan-ketentuan hukum itu dilanggar maka bagi si
pelanggar akan dikenakan sanksi yang datangnya dari badan atau lembaga
berwenang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tata hukum Indonesia
adalah hukum (peraturan-peraturan ) yang sekarang berlaku di Indonesia (Prof.
Soediman Kartihadiprojo, SH). Dengan kata lain Tata Hukum Indonesia itu menata,
menyusun, mengatur tata tertib kehidupan masyarakat Indonesia. Tata hukum
Indonesia ditetapkan oleh masyarakat hukum Indonesia, yaitu Negara Indonesia.
Oleh sebab itu tata hukum Indonesia baru ada setelah lahirnya Negara Indonesia
yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat berdirinya Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dibentuk tata hukum Indonesia, maka hal tersebut tercantum
dalam:

1
R. Abdoel Djamali, S.H., PENGANTAR HUKUM INDONESIA, , (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1999), hal.5 .
2
Resume Eksistensi Tata Hukum Di Indonesia, Ihwanun Mudhofir Hariri, Fakultas Hukum
Universitas Airlangga, 1.

2
Proklamasi Kemerdekaan :
1. "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia".
2. Pembukaan UUD 1945 : "Kemudian daripada itu.......disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia.......".

Kedua pernyataan tersebut mengandung arti bahwa:


1. Menjadikan Indonesia suatu negara yang merdeka.
2. Penetapan tata hukum Indonesia secara tertulis yaitu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara.3

2.2 Sejarah Tata Hukum di Indonesia


Sejarah dalam bahasa asing, misalnya Bahasa Inggris adalah history. Asal
kata, yaitu historiai dari Bahasa Yunani yang artinya hasil penelitian. Dalam bahasa
Latin, historis. Istilah ini menyebar luas menjadi historia (Bahasa Spanyol), historie
(bahasa Belanda), dan storia (bahasa Italia). Adapun istilah historie adalah
menyatakan kumpulan fakta kehidupan dan perkembangan manusia.4
Dan sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia berlaku hukum yang
beraneka ragam, bahkan pemberlakuan hukum oleh Pemerintah Belanda dibedakan
antara penduduk pribumi dengan golongan Eropa. Adapun pemberlakuan hukum
yang beraneka macam, yaitu:
1. Algemene Bipalingen van Wetgeving voor Indonesia (AB), artinya
peraturan umum perundang-undangan untuk indonesia, yang dikeluarkan
pada 30 April 1847 Stb.1847 Nomor 23.
2. Regering Reglement (RR) dikeluarkan pada 2 September 1854 Stb. 1854
Nomor 2.
3. Indische Staartregeling (IS) artinya peraturan ketatanegaraan Indonesai
yang dikeluarkan pada 23 Juni 1925 Stb. Nomor 415.5

Pada era Pemerintahan Jepang, pemerintahan militer Jepang mengeluarkan


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1942 yang terdapat dalam Pasal 3 yang berbunyi
sebagai berikut: “Semua badan-badan pemerintahan yang dulu tetap diakui sah
untuk sementara waktu asal saja tidak bertentangan dengan aturan pemerintah
militer”.
Dengan berlakunya ketentuan pemerintahan Jepang dikuatkan dengan
Peraturan Militer Jepang tersebut secara otomatis ketentuan yang telah berlaku
sebelumnya tetap diberlakukan pada era penjajahan Jepang. Tata hukum Indonesia
ditetapkan oleh masyarakat hukum Indonesia sejak lahirnya Negara Indonesia yaitu
pada 17 Agustus 1945. Pada saat berdirinya Negara Indonesia terbentuklah tata
hukumya, hal ini dinyatakan dalam:

3
https://www.markijar.com/2017/08/pengertian-dan-jenis-jenis-tata-hukum.html diakses pada
pukul 20.38, senin, 26 Agustus 2019.
4
Ishaq, Dasar-dasar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hal. 14 dan R.Abdoel Djamali,
Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), hal. 8.
5
Mudakir Iskandar Syah, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Sagung Seto,
2008), hal. 23-24.

3
a. Proklamasi Kemerdekaan “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
Kemerdekaan Indonesia”.
b. Pembukaan UUD 1945 “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
“Kemudian daripada itu... disusunlah Kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia....”.6

2.3 Perkembangan Tata Hukum di Indonesia

2.3.1 Tata Hukum Pra kolonial


Pada masa pra kolonial hukum sudah melekat pada masyarakat Indonesia,
yang berlaku pada saat itu adalah hukum adat dan hukum agama, yang menjadi
pengadil pada masa itu biasanya adalah seorang raja atau kepala suku atau pemuka
agama.
Adapun bukti-bukti bahwa dulu sebelum bangsa asing masuk ke Indonesia
sudah ada hukum adat, sebagai berikut :
1. Tahun 1000, pada zaman hindu, Raja Dharmawangsa dari Jawa Timur
dengan kitabnya yang disebut Civacasana.
2. Tahun 1331-1364, Gadjah Mada Patih Majapahit, membuat kitab yang
disebut Kitab Gajah Mada.
3. Tahun 1350 di Bali ditemukan kitab hukum Kutaramanawa.
4. Tahun 1413-1430, Kanaka Patih Majapahit membuat kitab Adigama.

2.3.2 Tata Hukum Kolonial


VOC ( Verenigde Oost Indische Compagnie ) didirikan oleh para pedagang
Belanda pada tahun 1602 dengan tujuan supaya tidak ada persaingan para pedagang
yang akan membeli rempah-rempah dari masyarakat pribumi pada masa berdagang
di Indonesia VOC diberi hak-hak istimewa oleh pemerintah Belanda. Hak istimewa
tersebut adalah hak octrooi yang meliputi monopoli pelayanan dan perdagangan,
mengumukan perang, mengadaikan perdamaian, dari mencetak uang. Karena hak
tersebut, VOC semakin menjadi jadi dengan memaksakan aturan-aturan yang
dibawanya dari Belanda kepada penduduk pribumi. Ketentuan hukum tersebut
sama dengan hukum Belanda kuno yang sebagaian besar merupakan hukum
disiplin.
VOC pun mengumpulkan aturan-aturan yang pada mulanya tidak disimpan
dengan baik hingga akhirnya diberi nama Statuta Batavia (1642). Usaha serupa
dilakukan lagi pada tahun 1766 dan menghasilkan Statuta Batavia Baru. Kemudian

6
C.S.T. Kansil dan Christine S.T.Kansil, Op.Cit, hal. 5

4
penelitian yang dilakukan oleh Freijer yang di didalamnya termuat aturan-aturan
hukum perkawinan dan hukum waris Islam. Selain peraturan-peraturan hukum
yang dibuat oleh VOC, pada masa ini pun kaidah-kaidah hukum adat Indonesia
tetap dibiarkan berlaku bagi orang-orang bumi putera (pribumi).
VOC dibubarkan oleh pemerintah Belanda pada tanggal 31 Desember 1799,
karena VOC menanggung banyak utang. Tata hukum yang berlaku pada waktu itu
terdiri atas aturan-aturan yang berasal dari negeri Belanda dan aturan-aturan yang
diciptakan oleh Gubernur Jendral yang berkuasa di daerah kekuasaan VOC. Serta
aturan-aturan tidak tertulis maupun tertulis yang berlaku bagi orang-orang pribumi ,
yaitu hukum adatnya masing masing.
Karena VOC dibubarkan oleh pemerintah Belanda, pada tanggal 1 Januari
1800 daerah-daerah jajahan (kekuasaan VOC) diambil alih oleh Bataafsche
Republiek yang kemudian berubah nama menjadi Koninklijk Holand. Pada masa itu
Raja Belanda menunjuk Daendels sebagai Gubernur Jenderal dengan tujuan untuk
mempertahankan tanah jajahan dari kemungkinan serangan Inggris. Dalam
pelaksanaan roda pemerintahannya banyak sekali menimbulkan korban, karena
berlakunya kerja paksa Rodi.
Pada tahun 1811 kepulauan Nusantara dikuasai oleh Inggris, pemerintah
Inggris mengangkat Thomas Raffles sebagai Letnan Gubernur. Dalam
pemerintahannya Raffels membebankan land rente (pajak bumi). Dalam bidang
hukum raffels dengan mengutamakan susunan pengadilan.
Masa Beseluiten Regerings dimulai pada tahun 1814 dan berakhir pada
tahun 1855, Pada masa ini raja mempunyai kekuasaan mutlak dan tertinggi atas
daerah-daerah jajahan termasuk kekuasaan mutlak terhadap harta milik negara
bagian yang lain. Kekuasaan mutlak raja tersebut diterapkan pula dalam membuat
dan mengeluarkan peraturan yang berlaku umum dengan nama Algemene
Verordening atau peraturan pusat. Peraturan pusat berupa keputusan raja maka
dinamakan koninklijk besluit. Pengundangannya lewat selebaran yang dilakukan
oleh gubernur jendral. Dalam masa ini juga melahirkan kitab Burgerlijk Wetboek
(BW) atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Masa Regerings Reglement dimulai pada tahun 1855 dan berakhir pada
tahun 1926. Pada tahun 1848 terjadi perubahan Grond Wet (UUD) di negeri
Belanda. Perubahan UUD negeri Belanda ini mengakibatkan terjadinya
pengurangan terhadap kekuasaan raja, karena Staten Generaal (Perlemen) campur
tangan dalam pemerintahan dan perundang-undangan jajahan Belanda di Indonesia.
Perubahan penting yang berkaitan dengan pemerintahan dan perundang-undangan,
ialah dengan dicantumkannya Pasal 59 ayat I,II,dan IV Grond Wet.
Masa Indische Staatsregeling dimulai pada tahun 1926 dan berakhir pada
tahun 1942. Indische Staasregeling (IS) adalah RR yang sudah diperbaharui dan
berlaku tanggal 1 Januari 1926 melalui S.1925:415. Pembaruan RR atau perubahan

5
RR menjadi IS ini karena berubahnya pemerintahan Hindia Belanda yang berawal
dari perubahan Grond Wet negeri Belanda pada 1922. Pada masa berlakunya IS ini
bangsa Indonesia sudah turut membentuk undang-undang dan turut menentukan
nasib bangsanya karena mereka turut dalam volksraad.

2.2.3 Tata Hukum Indonesia


Setelah Republik Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia
menjadi bangsa yang bebas dan tidak tergantung lagi pada bangsa lain. Sehingga
Indonesia bebas menentukan nasibnya sendiri untuk mengatur negara dan
menetapkan tata hukumnya yang berupa peraturan perundang-undangan. UUD
1945 ditetapkan sebagai Undang-Undang Dasar dalam penyelenggaraan
Pemerintahan. Bentuk tata hukum dan politik hukum yang akan berlaku masa itu
dapat dilihat pada Pasal 1 dan 2 aturan peralihan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu
Pasal 1 yang berbunyi :
“Segala peraturan perundang-undangan yang telah ada masih tetap berlaku selama
belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.”

Pasal 2 menyebutkan :
“Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk
melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru
menurut Undang-Undang Dasar.”

Menurut ketentuan Pasal 1 dan 2 aturan peralihan itu dapat diketahui, bahwa
semua peraturan dan lembaga yang telah ada dan berlaku pada jaman penjajahan
Belanda maupun masa pemerintahan balatentara Jepang, tetap diberlakukan dan
difungsikan. Dengan demikian, tata hukum yang berlaku pada masa tahun 1945-
1949 adalah semua peraturan yang telah ada dan pernah berlaku pada masa
penjajahan Belanda maupun masa Jepang berkuasa dan produk-produk peraturan
baru yang dihasilkan oleh pemerintah negara Republik Indonesia dari tahun 1945-
1949.7
Kemudian masih dalam masa Tata Hukum Indonesia yakni tahun 1949 sampai
1950, pada masa ini adalah masa berlakunya konstitusi RIS. Pada masa tersebut tata
hukum yang berlaku adalah tata hukum yang terdiri dari peraturan-peraturan yang
dinyatakan berlaku pada masa 1945-1949 dan produk peraturan baru yang
dihasilkan oleh pemerintah Negara yang berwenang untuk itu selama kurun waktu
27 Desember 1949 sampai dengan 16 Agustus 1950. Setelah disepakatinya
konferensi meja bundar pada tahun 1949, berlakulah Konstitusi Republik Indonesia
Serikat (KRIS), dan tata hukum yang berlaku pada waktu itu adalah tata hukum
yang terdiri atas peraturan yang dinyatakan berlaku pada masa 1945-1949 dana

7
https://e-kampushukum.blogspot.com/2016/05/sejarah-tata-hukum-indonesia-pada-masa_56.html
diakses pada pukul 18.55 WIB, selasa, 27 Agustus 2019

6
produk peraturan baru yang dihasilkan yang dihasilkan oleh pemerintah Negara
Republik Indonesia Serikat selama kurun waktu 27 Desember 1949 sampai dengan
16 Agustus 1950.
Hal tersebut telah ditentukan dalam Pasal 192 KRIS yang berbunyi :

“Peraturan-peraturan, undang-undang, dan ketentuan tata usaha yang sudah ada


pada saat konstitusi ini mulai berlaku, tetap berlaku, tidak berubah sebagai
peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan RIS sendiri, selama dan sekadar
peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan itu tidak dicabut, ditambahi atau atas
kuasa konstitusi ini.”

Berdasarkan ketentuan Pasal 192 KRIS ini berarti aturan-aturan hukum yang
berlaku dalam negara Republik Indonesia berdasarkan Pasal 1 dan 2 aturan
peralihan Undang-Undang Dasar 1945 tetap berlaku di negara Republik Indonesia
Serikat.8
Dilanjutkan periode tahun 1950 hingga 1959, Tata hukum yang diberlakukan
pada masa ini adalah tata hukum yang terdiri dari semua peraturan yang dinyatakan
berlaku berdasarkan Pasal 142 UUDS 1950, kemudian ditambah dengan peraturan
baru yang dibentuk oleh pemerintah Negara selama kurun waktu dari 17 Agustus
1950 sampai dengan 04 Juli 1959.

2.2.4 Tata Hukum Nasional


Tata hukum yang berlaku pada masa ini adalah tata hukum yang terdiri dari
segala peraturan yang berlaku pada masa 1950-1959 dan yang dinyatakan masih
berlaku berdasarkan ketentuan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 ditambah
dengan berbagai peraturan yang dibentuk setelah dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli
1959. Dekrit tersebut adalah dekrit yang dikeluarkan oleh Presiden Indonesia
pertama, Soekarno pada 5 Juli 1959. Isi dektrit ini adalah pembubaran Badan
Konstituante hasil Pemilu 1955 dan penggantian undang-undang dasar dari UUD
Sementara 1950 ke UUD 1945.
Setelah keluarnya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959, Undang-Undang
Dasar Sementara (UUDS) 1950 tidak berlaku lagi, dan kembali berlaku UUD 1945
sampai sekarang. Tata hukum yang berlaku pada masa ini adalah tata hukum yang
terdiri atas semua peraturan yang berlaku pada tahun 1950- 1959 dan yang
dinyatakan masih berlaku berdasarkan ketentuan Pasal 1 dan 2 aturan peralihan
UUD 1945 dengan ditambah berbagai peraturan yang dibentuk setelah Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 tersebut terbit.
Setelah dirasa adanya kekacauan tata urutan peraturan perundang-undangan,
pada tahun 1966 diterbitkan Tap MPR terkait tata urutan (hierarki) perundang-
undangan. Hierarki perundang-undangan yang diatur berdasarkan Ketetapan MPRS
Nomor XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan MPR Nomor V/MPR/1973 dan TAP No.

8
https://e-kampushukum.blogspot.com/2016/05/sejarah-tata-hukum-indonesia-pada-masa_19.html
diakses pada pukul 19.18 WIB, Selasa, 27 Agustus 2019

7
IX/MPR/1978. Hierarki perundang-undangan yang dimaksud adalah diurutkan
sebagai berikut :

1. Undang-Undang Dasar 1945.


2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu).
4. Peraturan Pemerintah (PP).
5. Keputusan Presiden (Keppres).
6. Peraturan Pelaksana lainnya seperti :
a. Peraturan Menteri;
b. Instruksi Menteri;
c. dan lain-lain.9

Tata urutan tersebut mengandung konsekuensi bahwa peraturan perundang-


undangan yang urutannya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi. Untuk diketahui bahwa Keputusan MPRS
tentang hierarki perundang-undangan ini pada masa selanjutnya, yaitu pasca
reformasi diganti dengan ketetapan MPR baru, dan akhirnya setelah kewenangan
MPR untuk membuat ketetapan yang bersifat mengatur (regelling) dihapus,
akhirnya Hierarki Perundang-undangan ini dimasukkan dalam materi Undang-
undang.

Sebagai tambahan, adapun urutan hierarki Tata Hukum Nasional saat ini yaitu
menurut pasal 7 ayat 1 UU No. 12 Tahun 2011 sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-Undang/ Peraturan pemerintah Pengganti Undang-Undang
4. Peraturan pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

9
https://e-kampushukum.blogspot.com/2016/05/sejarah-tata-hukum-indonesia-pada-masa_13.html
diakses pada pukul 19.27 WIB, Selasa, 27 Agustus 2019

8
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tata Hukum Indonesia itu menata, menyusun, mengatur tata tertib
kehidupan masyarakat Indonesia. Tata hukum Indonesia ditetapkan oleh
masyarakat hukum Indonesia, yaitu Negara Indonesia. Tata hukum di Indonesia
sudah ada pada zaman pra kolonial dengan salah satu bukti yaitu kitab Civacasana,
tahun 1000, zaman hindu, Raja Dharmawangsa dari Jawa Timur. Kemudian
berubah ketika Belanda menjajah Indonesia dengan landasan VOC yang ketuka itu
tata hukum Indonesia dikuasai Belanda. Setelah bangsa Indonesia meraih
kemerdekaan, tata hukum pun berubah seiring dengan permasalahan politik dan
pemerintah yang dialami Indonesia yakni menjadi negara RIS, hingga para
pahlawan memperjuangkan untuk mempersatukan RI. Akhirnya Indonesia menjadi
NKRI dan merubah lagi tata hukum di Indonesia hingga terjadi perubahan Undang-
Undang atau amandemen sampai sekarang.
Oleh sebab itu tata hukum Indonesia baru ada setelah lahirnya Negara
Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat berdirinya Indonesia
terbentuklah sistem Tata Hukum yang mengatur hukum di negara Republik
Indonesia.

3.2 Kritik dan Saran


Kita sebagai generasi milenial yang taat kepada hukum dan antusias dengan
masalah politik dan pemerintah yang terjadi di Indonesia belakangan ini seperti
masalah pemilihan presiden tahun jabatan 2019-2024. Tentunya kita harus paham
dengan sistem tata hukum yang berlaku di Indonesia agar kita tidak terpengaruh
dengan berita hoax yang kini terjadi di sosial media.
Oleh karena itu, dengan makalah ini kami sebagai tim penyusun berharap
agar generasi milenial Indonesia selalu taat pada hukum dan mampu memahami
sistem tata hukum di Indonesia dengan baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

C.S.T. Kansil dan Christine S.T.Kansil, Op.Cit, hal. 5

https://www.markijar.com/2017/08/pengertian-dan-jenis-jenis-tata-hukum.html
( 26 Agustus 2019 )

https://e-kampushukum.blogspot.com/2016/05/sejarah-tata-hukum-indonesia-
pada-masa_56.html
( 27 Agustus 2019 )

https://www.idpengertian.com/pengertian-tata-hukum-indonesia/

https://e-kampushukum.blogspot.com/2016/05/sejarah-tata-hukum-indonesia-
pada-masa_13.html
( 27 Agustus 2019 )

https://e-kampushukum.blogspot.com/2016/05/sejarah-tata-hukum-indonesia-
pada-masa_19.html
( 27 Agustus 2019 )

Ishaq, Dasar-dasar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hal. 14.

Ihwanun Mudhofir Hariri, Resume Eksistensi Tata Hukum Di Indonesia, , Fakultas


Hukum Universitas Airlangga, 1

Mudakir Iskandar Syah, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,
(Jakarta: Sagung Seto, 2008), hal. 23-24.

R.Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


1999), hal. 8.

10

Anda mungkin juga menyukai