Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
pada web, Zetlin dan pfleging (2002) dalam (LAI, 2010) menjelaskandefinisi
konsumen pada satu tempat dalam dunia maya memudahkan para pedagang
untuk meraih penjualan lebih tinggi dan memperoleh lebih banyak anggota
bisnis dijalankan. Salah satu platform komunikasi online yang sangat kuat saat ini
berbasis Internet yang dibangun di atas pondasi ideologis dan teknologi Web 2.0,
mengubah komunikasi satu arah ke dalam dialog pada media sosial. Beberapa
contoh situs media sosial Web 2.0 termasuk blog, forum web, komunitas virtual,
dan jaringan sosial. Penduduk dunia menghabiskan lebih dari 110 miliar menit
1
2
setiap hari di situs media sosial. Tiga dari media online paling populer di dunia:
termasuk ekonomi digital. Di era ekonomi digital, mendirikan toko (fisik atau
social commerce dari situs e-commerce biasa adalah elemen sosial yang terlibat.
dan ulasan, rekomendasi pengguna dan referensi dan komunitas online . Fitur-
fitur ini menciptakan lingkungan tepercaya di mana teman, keluarga dan kenalan
berkontribusi secara dinamis pada konten ke referensi dan penjualan barang dan
jasa meskipun berupa umpan balik positif dan negative, ulasan, peringkat, dan
singkat, social commerce adalah lingkungan yang tepercaya bagi para calon
teman dan keluarga, bukan orang asing yang mereka tidak tahu atau tidak mereka
percayai
popularitas jaringan sosial berbasis online telah memiliki dampak besar pada
konsumen dan jenis baru e-commerce yang disebut perdagangan sosial (Social
Commerce) yang saat ini sedang muncul (Shanmugam, 2016). Social commerce
membeli barang dan jasa dari tempat-tempat di mana mereka sudah terhubung
menyediakan fitur termasuk komentar dan ulasan, tag, dan profil pengguna yang
telah diberi label sebagai salah satu bentuk konten yang digunakan untuk
yang dibeli.
adalah upaya paling awal untuk terjun dalam perdagangan sosial (Rothberg
2005). Social Commerce adalah cara apa pun bagi pengguna untuk
(video) dan lain-lain, Social Commerce adalah hal baru dan merupakan bagian
dengan menggunakan webaplikasi atau aplikasi khusus (Hajli, 2014; Liang dan
2006).
pemain besar dalam dunia e-commerce, seperti Amazon dan eBay, sedang
menambahkan media sosial dalam situs web yang mereka miliki(Jiang et.al,
pandang ini, tampaknya e-commerce berisi jangkauan aktivitas bisnis yang bisa
lebih luas, seperti pemasaran daripada hanya sekedar jual beli online.
Web 2.0. Social commerce adalah bagian dari e-commerce yang melibatkan
commerce ”(Liang dan Turban, 2011). Dengan adanya social commerce, akan
pelanggan secara global serta membangun hubungan yang baik dengan mereka
Platform Sosial Media yang terbesar dan potensial sebagai wadah dari
terbesar telah menawarkan lebih dari 2,1 miliar pengguna di seluruh dunia.
pengguna Facebook ke empat terbesar di dunia tentu saja memiliki pangsa pasar
(Stewart, 2016).
mengetahui tentang merek dan produk mereka (Tran, 2017). Untuk menarik
Situs jejaring sosial menarik lebih banyak pelanggan baru, dan hal
media sosial sebagai alat pemasaran dan mengapa situs jejaring sosial seperti
Facebook lebih disukai daripada media non-virtual dalam membuat iklan (Waters,
2011).
iklan karena Facebook memiliki 1,39 miliar pengguna aktif yang mengunjungi
situs web per bulan dan 92% dari perusahaan yang berbasis social commerce
telah memilih Facebook sebagai alat pemasaran. Fakta ini yang membantu
Facebook mencapai level pendapatan sebesar 12,7 miliar pada tahun 2014 (Tran,
2017). Selain itu, banyak perusahaan atau penyedia layanan, baik kecil maupun
besar, memilih untuk membuat iklan online di Facebook karena lebih murah
berkembang dan menjadikannya cocok dipasarkan secara online. Hal ini semakin
Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir tumbuh sekitar tujuh belas persen dengan
melalui perangkat selular. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah dalam
lima tahun ke depan. Bank Indonesia (BI) melansir belanja online masyarakat
Indonesia mencapai Rp75 triliun di sepanjang tahun lalu. Jika dibagi secara rata-
rata pengguna internet yang berbelanja secara online, artinya per orang
Kota Malang, sebagai salah satu kota yang memiliki jumlah UKM yang terbesar
juga akan merasakan dampak dari adanya e-commerce ini. Hanya saja, seperti
mereka terapkan sehingga omset yang mereka dapatkan tidak bisa berkembang
pesat. Hanya 0,4% saja UKM yang memahami teknologi. Banyak dari mereka
Selain dikenal sebagai penghasil kripik tempe , kota Malang juga dikenal
sebagai penghasil kulit sapi yang dijadikan bahan baku produk produk fashion,
baik sepatu maupun tas, serta produk turunan kerajinan kulit lainnya, namun UKM
lokal di kota Malang harus bekerja keras bersaing dengan produk-produk impor
Adanya serbuan produk fashion dari China yang terus membanjiri pasar
tanah air,memicu industri produk fashion kulit maupun non kulit untuk saling
baru baik dari segi desain maupun material yang digunakan agar dapat
7
Terlebih lagi saat ini beberapa UKM kulit di Malang telah melakukan
inovasi di bidang material. Material-material klasik yang sudah jadi budaya dahulu
dan dengan sentuhan baru bisa menjadi alas kaki yang sangat cantik dan elegan.
Salah satu pemanfaatan material baru yaitu dengan penggunaan material kain
Penelitian ini menyoroti konsumen dari tiga UKM kulit berbasis online di
Kota Malang yang sudah melakukan praktek bisnis social commerce dalam bisnis
Serlium, yang mana ketiganya melakukan praktek bisnis social commerce melalui
antara media Facebook Fanpage dengan sosial media yang lain yaitu whatsapp
dan Instagram membuat Facebook Fanpage menjadi salah satu media bagi social
antar pelaku usaha khususnya di bidang Fashion kulit berbasis online semakin
ketat. Oleh karena itu,bisnis onlineharus memilikinilai lebih, dan berusaha keras
Online, karenabisnis atau perusahaan yang memiliki konsumen yang loyal, akan
konsumen yang loyal. Loyalitas pada produk sebuah perusahaan, adalah akibat
dari konsumen yang telah menaruh kepercayaan serta persepsi nilai positif pada
penjual.
8
kepercayaan terhadap loyalitas juga ditemukan oleh Reuver (2015) pada industri
konsumen pada produk yang ditawarkan maka akan semakin tinggi loyalitas
loyalitas akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Young dan Seongcheol (2017)
pada loyalitas. Sehingga untuk mengisi gap tersebut, penelitian ini menggunakan
memilki hasil yang signifikan pada variabel loyalitas. Pengaruh ini baik secara
loyalitas pelanggan?
kepercayaan pelanggan
loyalitas pelanggan
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penggiat Social
Commerce
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Huang dan Benyoucef, 2015). Media sosial seperti Facebook dan Twitter
menyediakan platform dan fungsi yang tak tertandingi yang mana dengannya,
atas produk yang dibeli dalam jaringan sosial (Shadkam dan O'Hara, 2013).
dengan cara menyediakan konten pengguna, fitur seperti komentar dan ulasan,
komunikasi dari mulut ke mulut, interaksi sosial, dan berbagi sosial (Kim and Park,
orang lain atau mempengaruhi perilaku pembelian orang lain pembeli sehingga
pelanggan tidak hanya menjadi pengambil informasi pasif saja (Pagani dan Mirab,
2012).
sosial karena pengguna di jaringan sosial adalah teman atau kenalan tidak
langsung dan pembagian nya informasinya tampaknya relatif nyata dan akurat
(Bai et al., 2015). Huang dan Benyoucef (2013) mengulas literatur dan
12
sosial yang terjadi di situs seperti Amazon yang secara inheren didedikasikan
untuk e-commerce dan dilengkapi dengan alat Web 2.0 untuk memudahkan
konten pelanggan. Namun, jenis social commerce ini membatasi interaksi sosial
orang lain, kirim pesan pribadi, atau memulai kegiatan pemungutan suara (Hajli
et al., 2017). Jenis kedua social commerce ini berlandaskan pada situs jejaring
media sosial (Liang & Turban, 2011). Hal ini terlihat sebagai evolusi baru dari e-
commerce (Huang & Benyoucef, 2013). Liang dan Turban (2011) meringkas tiga
atribut utama social commerce, yaitu teknologi sosial, interaksi masyarakat, dan
komersial dan kegiatan sosial (Liang & Turban, 2011; Zhou, et.al, 2013). Situs e-
sosial dan konten membantu orang untuk terhubung ke tempat yang biasanya
dan Taobao, kedua penulis ini mencoba mengungkap bagaimana faktor sosial
yang ditimbulkan oleh aplikasi sosial membentuk keyakinan dan perilaku pembeli
bersifat sosial bisnis berbasis media telah muncul sehingga menimbulkan istilah
besar di jejaring sosial dan dengan menggunakan perangkat lunak Web 2.0.
untuk berkembang secara global dan menjangkau area yang luas , serta
membantu menjalin hubungan baik dengan pelanggan (Park dan Kim, 2014).
dan peningkatan risiko terjadinya penipuan yang dirasakan ketika belanja online
berbeda untuk berbagai macam taktik bisnis. Misalnya, ada kekurangan informasi
Ringkasan hasil kajian empiris penelitian terdahulu disajikan dalam tabel 2.1 berikut :
1 Jun Ji Hew (2016) Mobile social commerce 1. Loyalitas merk PLS-SEM 1.Penggunaan social media
: The Booster for brand 2. Konfirmasi berpengaruh pada loyalitas merk
loyalty? 3. Keberlanjutan 2.efek kepuasan pada merk
kemauan dimediasi oleh keberlanjutan
4. Kemanfaatan kemauan
3.kepuasan dan keberlanjutan
kemauan berpengaruh pada
loyalitas merk
2 Zhang (2015) Building brand loyalty in 1.Relationship PLS 1.Loyalitas Merk sangat
social commerce: The Quality dipengaruhi oleh Kualitas
case of brand 2.Self Congruence Hubungan(Kepercayaan,komitme
microblogs, Electronic 3.Social Norms n,kepuasan pelanggan) antara
Commerce Research 4.Information Quality produsen dan Konsumen
and Applications 5.Interactivity
6.Brand Loyalty
3 Cheng (2018) An integrated view of 1. external PLS 1.External Motivation
particularized trust in motivation berpengaruh pada keinginan
social commerce: An 2. intention to kontribusi konsumen pada social
empirical investigation contribute social commerce information
commerce
information
3. Social commerce
information
contributing
behaviors
15
4.social commerce
benefits
6 Lu(2016) Examining macro- 1.Perceived PLS 1.PEIS dan PSP yang dimediasi
sources of institution- effectiveness oleh trust berpengaruh secara
based trust in social Information security signifikan pada Transaction
commerce (PEIS) intention dalam marketplace
marketplaces: 2.Perceived social 2.PEIS dan PSP yang dimediasi
an empirical study presence(PSP) oleh trust berpengaruh secara
3.Trust signifikan pada Transaction
16
7.Trust
8.Social shopping
intention
10. Yahia (2018) Investigating the drivers 1.Social Vendor SEM 1.S-Vendor Characteristic
for social commerce in Characteristics berpengaruh pada trust
social media platforms: 2.Social Supports
Importance of trust, 3.Trust in S-Vendor 2.Product differentiation tidak
social support and the 4.Perception of the berpengaruh pada trust
platform perceived platform
usage 5.Social Commerce
Intention
11. Hallikainen (2018) National culture and 1.Collectivism CFA 1.Collectivism.power
consumer trust in e- 2.Uncertainty distance,masculinity
commerce avoidance mempengaruhi trust dan
3.Long term trustworthiness
orientation
4.Power distance
5.Masculinity
6.Trust
7.Ability
8.Integrity
9.Benevolence
12 Farivar (2018) Skewing users’ rational 1.Perceived PLS 1.Social identity melemahkan
risk considerations in Commerce risk hubungan antara commerce risk
Social 2.Intention to dan purchase intention
Commerce: An empirical purchase
examination of the role 3.Perceived 2. Social identity melemahkan
of social participation risk hubungan antara participation
Identification 4.Intention to post risk dan posting intention
comment
5.Social Identity
18
13 Gibreel (2017) Social commerce 1.Familiarity SPSS & faktor kepercayaan yang terkait
development in 2.Trust AMOS dengan penjual Instagram dari
emerging markets 3.Governing form perspektif pembeli. Hasilnya
factor mendukung gagasan itu bahwa
4.Perceived ease of kepercayaan pada penjual
use berperan dalam niat pembeli
5.Perceived untuk membeli, mengurangi risiko
usefulness yang berasal dari
6.Technological ketidakmampuan untuk
Utility mengembalikan produk setelah
7.Word of mouth waktu pembelian.
8.Intention to search
9.Intention to buy
10.Income
11.Product price
14. Lu (2016) Social presence, trust, 1.Social presence of PLS 1.Social Presence ,Perception of
and social commerce web trust dan social present
purchase intention: An 2.Perception of interaction mempengaruhi
empirical research others Purchase Intention melalui
3.Social presence of variabel mediasi Trust in sellers
interactions
4.Trust In Sellers
5.Purchase Intention
15 Shanmugam (2016) The applications of 1.SC Construtcs SEM SC Constructs mendorong
social commerce 2.Emotional Support emotional dan informational
constructs 3.Informational support serta meningkatkan
Supports kepercayaan partisipan pada
4.Trust komunitas online social
commerce
Sumber : data diolah (2019)
19
Jun Ji Hew (2016), yaitu sama-sama meneliti mengenai variabel loyalitas dan
dilakukan oleh jun ji hew, variabel yang digunakan sebagai mediasi pada
penelitian Jun Ji Hew objek penelitian lebih berfokuas pada social commerce yang
berbasis seluler atau mobile dengan objek penelitian berupa social media secara
keseluruhan google +, twitter dan facebook dan dilakukan pada tahun 2016,
sedangkan penelitian ini spesifik pada objek penelitian halaman facebook dan
Dalam penelitian ini ada 4 variabel yang akan diteliti, yaitu variabel X dan
Kepuasan (X1), Persepsi Nilai (X2) adalah variabel bebas Variabel independen
(variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
variabel
Tabel 2.2
Tabel Variabel dan Indikator Variabel X1, X2 ,Y1,Y2
Variabel Indikator
Loyalitas Rekomendasi
(Y2) Repetisi pembelian
Kesetiaan dengan merk produk
Sumber: data primer diolah, 2019
kepuasan pelanggan sebagai evaluasi konsumsi dari produk atau layanan dan
aktif memperhatikan kepuasan konsumen dalam kondisi pasar yang intensif dan
kompetitif.
singkat menjadi dasar mengukur kepuasan konsumen. (Lam, et al, 2004; Tian,
Menurut (Love Lock, 1996) Korelasi positif antara kepuasan dan loyalitas
konsumen terhadap merk produk terkait (Eggert, dan Ulaga, 2002 dalam Chandio,
salah satunya dipengaruhi oleh pengalaman puas atau tidaknya konsumen dalam
waktu. Untuk Razavi, Safari, dan Syafi'i (2012), kepuasan adalah tanggapan
Pelanggan akan merasa puas jika produk yang mereka konsumsi sesuai
dengan yang pelanggan inginkan akan produk tersebut.Mowen dan Minor (2002)
ditunjukkan konsumen atas barang dan jasa setelah mereka memperoleh dan
Baik Mowen, Minor (2002) dan Kotler (2003) menekankan bahwa kepuasan
pelanggan terletak kepada sikap yang ditunjukkan oleh pelanggan pasca mereka
menggunakan suatu produk dan sikap itu bisa menunjukkan mereka senang atau
puas, sebaliknya jika pelanggan kecewa bisa dikatakan bahwa mereka tidak
puas.
produk atau layanan, atau sebagian kecil dari pengalaman itu. Sedangkan Lusch,
adalah evaluasi pelanggan dari produk atau jasa dalam hal apakah suatu produk
dan apakah manfaat yang ditawarkan itu bisa memenuhi hasrat kebutuhan
ketika nilai dan layanan pelanggan yang disediakan melalui pengalaman ritel
memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Dalam teori ini dapat disimpulkan
layanan pelanggan sehingga mencapai titik yang pas. Ketika terjadi pertemuan
sejauh mana suatu produk atau jasa memberikan tingkat kesenangan akan
konsumsi terkait pemenuhan kebutuhan. Dengan kata lain, sejauh mana kinerja
produk melebihi harapan konsumen untuk itu.Teori ini dapat ditarik kesimpulan
merasa puas dengan produk, layanan, atau merek, mereka akan lebih cenderung
24
untuk terus membeli dan memberitahu orang lain tentang pengalaman yang
Armstrong dan Kotler (2012) pun sependapat dengan Peter dan Olson (
2002). Pendapat mereka yakni pelanggan yang harapannya tentang nilai dan
kepuasan mengenai berbagai macam pasar akan memesan dan membeli secara
langsung. Pelanggan yang puas akan membeli lagi dan memberitahu orang lain
Kedua teori diatas, menyatakan bahwa pelanggan yang puas terhadap suatu
produk, dipastikan pelanggan itu akan melakukan pembelian ulang dan hal lain
yang dilakukan oleh pelanggan puas ini adalah pemasaran dari mulut ke mulut
kepuasan merupakan faktor utama bagi banyak pelanggan untuk tetap setia.
Dalam organisasi anda sendiri, usaha anda bisa menjadi faktor penentu dalam
pelanggan menjadi loyal atau setia untuk tetap menggunakan produk. Kepuasan
besar akan mendasarkan keputusan pembelian mereka pada tingkat yang produk
menjadi loyal dan membuat pelanggan memiliki intensitas waktu yang lama untuk
25
yang sesuai bahkan bisa lebih murah maka pelanggan akan memiliki pengalaman
banyaknya atau lebih dari harapan awal pelanggan, dan itu harus cukup untuk
bahkan bisa melampaui harapan mereka. Dengan begitu, rasa puas yang
dirasakan oleh pelanggan, akan terus tercipta dan perusahaan untuk menjaga hal
tersebut, harus lebih paham dan mengerti kebutuhan dan harapan para
pelanggan mereka.
puas.
pelanggan dipengaruhi oleh spesifik produk atau fitur layanan, persepsi kualitas
26
produk dan pelayanan, dan harga. Dalam teori tersebut disimpulkan bahwa
kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi oleh spesifikasi produk atau fitur layanan,
adanya persepsi terhadap suatu kualitas produk dan pelayanan serta bagaimana
of service personnel, and so on). (2) their perceptions concerning how well the
exceed their recent experiences may indicate fruitful areas for the firm to work at
nomor satu, terdapat kata-kata mengenai dimensi kualitas produk dan layanan.
kualitas produk. Beberapa indikator yang termasuk dalam dimensi kualitas produk
antara lain :
4. Fitur (Features)
5. Keandalan (Reliability)
1. Wujud (Tangibles)
2. Keandalan (Reliability)
4. Jaminan (Assurance)
5. Empati (Emphaty).
yakni wujud (tangibles), terdiri dari fasilitas, peralatan, penampilan karyawan dan
karyawan untuk melakukan layanan yang dijanjikan dan keakuratan. Ketiga, daya
yang terdiri atas peduli terhadap pelanggan dan perhatian perusahaan kepada
pelanggan.
Award (ICSA) dan penggagas ide Hari Pelanggan Nasional 2003, ada
puas, yaitu:
1. Kualitas produk
2. Harga
Secara terperinci dijelaskan bahwa kualitas produk terdiri dari enam elemen
Kualitas layanan juga terdiri dari lima dimensi yakni reliability, responsiveness,
assurance, empathy, dan tangible. Selain itu, faktor emosional adalah suatu
keadaan ketika pelanggan puas terhadap produk tertentu karena produk tersebut
memberikan emotional value yang terpancar dari citra merek yang baik.
dengan kualitas menawarkan nilai, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh lima
faktor: (1) keunggulan, (2) daya responsif, (3) jaminan, (4) empati, (5) wujud.Dari
teori di atas dapat disimpulkan jika kepuasan dipengaruhi oleh lima faktor.
adalah daya responsif berupa sikap yang mengacu pada kesediaan organisasi
cepat dan berguna. Ketiga adalah jaminan, kepercayaan yang muncul dari
terakhir adalah wujud, berupa elemen fisik yang menawarkan nilai, mulai dari
produk hingga pelayanan karyawan atau fasilitas fisik yang dimiliki oleh
perusahaan.
Ferrell dan Hartline (2010) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang
kepuasan pelanggan :
oleh pelanggan ketika harapan pelanggan terhadap suatu produk terpenuhi atau
kemampuan untuk melakukan layanan yang dijanjikan dan akurat. Ketiga, daya
pelanggan.
Hubungan antara kepuasan pelanggan dan pelanggan yang loyal adalah tidak
dan menjelek-jelekkannya.
ikatan emosional dengan merek atau perusahaan tersebut dan tidak hanya
mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk
lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, maka pembelinya merasa puas atau
amat gembira.
31
mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang
1. Kualitas
Kualitas akan mendorong konsumen untuk menjalin hubungan yang erat dengan
2. Pelayanan konsumen
keluhan konsumen mengenai suatu produk atau jasa yang tidak memuaskan
3. Nilai Pelanggan
Menurut Kotler (2000 :34) definisi nilai pelanggan adalah :Nilai yang
dirasakan pelanggan adalah selisih antara jumlah nilai pelanggan dengan jumlah
diharapkan dari produk dan jasa. Jumlah biaya pelanggan adalah sekelompok
1. Pelanggan menjadi senang jika kualitas pelayanan yang diterima lebih baik dari
perkiraannya.
2. Pelanggan menjadi biasa saja jika kualitas pelayanan yang terima sama dengan
perkiraannya.
33
3. Pelanggan menjadi kecewa jika kualitas pelayanan yang diterima lebih jelek dari
perkiraannya.
terhadap kinerja dari suatu produk atau jasa yang dibandingkan dengan
harapannya.
yang jauh lebih luas dari hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan, tetapi juga
pelayanan (jasa) , kualitas produk, harga dan oleh faktor situasi dan faktor pribadi
Gambar 2.1
Model Kepuasan Pelanggan
Konsep kepuasan pelanggan dari zeithaml dan Bitner ini di gunakan dalam
dari suatu produk yang dirasakan dan diharapkannya. Jadi dari definisi – definisi
diatas artinya adalah jika perasaan seseorang tersebut memenuhi atau bahkan
perusahaan tidak memberi jaminan terhadap produk yang mereka jual kepada
pelanggan.
2. Penanganan terhadap komplain dari pelanggan. Secara statistik hal ini penting
3. Market Share. Merupakan hal yang harus diukur dan berkaitan dengan kinerja
perusahaan. Jika market share diukur, maka yang diukur adalah kuantitas bukan
4. Costs of poor quality. Hal ini dapat bernilai memuaskan bila biaya untuk defecting
5. Industry reports. Terdapat banyak jenis dan industry reports ini, seperti yang
disampaikan oleh J.D Power dalam Bhote (2018), yakni report yang fairest, most
Gambar 2.2
Konsekuensi Kepuasan Pelanggan
yang sangat puas akan menyebarkan cerita positif dari mulut ke mulut dan malah
akan menjadi iklan berjalan dan berbicara bagi suatu perusahaan, yang akan
menurunkan biaya untuk menarik pelanggan baru seperti yang terlihat pada
Gambar 2.3
Manfaat Kepuasan Pelanggan
37
Jadi dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan salah satu manfaat dari
pelanggan pada saat sekarang dan masa yang akan datang yang
pelanggan.
b Derived Dissatisfaction
c Problem Analysis
d Importance-Performance Analysis
pemasaran dengan nilai sebagai pengukur yang tepat dari penukaran apapun
baik pantas maupun tidak (Kotler dan Keller, 2011). Customer perceived value
adalah selisih antara penilaian pelanggan prospektif atas semua manfaat dan
memiliki nilai yang tinggi jika sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan
manfaat yang mereka terima dari penyedia layanan dengan pengorbanan yang
mereka keluarkan uantuk mendapatkan layanan tersebut (Kotler dan Keller, 2011;
ekspektasi yang lebih baik dan cenderung untuk melakukan pembelian ulang
pada produk yang sama di masa yang akan datang daripada melakukan
perpindahan pada produk lain (Yeh, 2014). Apabila seorang konsumen yang
dimasa mendatang yang akan memunculkan Brand Loyalty pada produk tersebut.
belanja online, tetapi ini lebih penting dalam platform sosial perusahaan di mana
tingginya tingkat konten yang dibuat pengguna (Featherman dan Hajli, 2015). chu
keyakinan individu bahwa pertukaran akan terjadi dengan cara yang konsisten
tambahan dan faktor lingkungan terkait lainnya (McKnight et al., 1998). Namun,
2016; Hajli, 2014a, 2014b; Pavlou dan Fygenson, 2006; Everard dan Galletta,
yang telah dipercaya. Crosby et al., dikutip Budi (2014), menyatakan bahwa
yang positif.
adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan
yang dibuat konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya. Objek dapat
sedangkan Atribut (Attributes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki
43
atau tidak dimiliki oleh objek. Sedangkan Manfaat (Benefits) adalah hasil positif
atribut, dan manfaat menunjukkan persepsi konsumen, dan karena itu, umumya
(2008) menyatakan bahwa ada beberapa elemen penting dari kepercayaan, yaitu
masa lalu. (b) Watak yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan
diri dalam resiko. (d) Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri
partner.
antara lain: (a) Kepercayaan dapat mendorong pemasar untuk berusaha menjaga
jangka panjang yang diharapkan dengan mempertahankan rekan yang ada. (c)
yang terjadi antara perusahaan dengan mitra – mitranya banyak ditentukan oleh
akan mempunyai hubungan yang positif dengan niat ulang dan loyalitas. Jasfar
berperilaku sesuai etika dan jujur. (2) Persepsi Kebaikan (Benevolence), Yang
motivasi yang menjadi kelebihan untuk organisasi lain pada saat kondisi yang
baru muncul, yaitu kondisi dimana komitmen tidak terbentuk. (3) Persepsi
(2014), adalah sebagai berikut : (a) Reputasi yang dimiliki produk atau jasa. (b)
Keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan produk atau jasa. (c) Manfaat
penting oleh para peneliti sebelumnya (Chiu et al., 2006; Jarvenpaa, Knoll, &
Leidner, 1998; Ridings, Gefen, & Arinze, 2002). Dalam komunitas online, tidak
ada aturan khusus yang disediakan untuk mengelola hubungan antar anggota;
olok pos atau memberikan informasi kepada organisasi eksternal tanpa izin ”
(Ridings et al., 2002, hal. 275). Karena itu, kepercayaan adalah penting dalam
membentuk perilaku yang dapat diterima dan diterima secara sosial dalam situasi
di mana tidak ada aturan yang bisa diterapkan. Literatur berbagi pengetahuan
berbagi pengetahuan (Chiu et al., 2006; Hsu, Ju, Yen, & Chang, 2007). (Hsu et.al.
karena interaksi emosional di antara anggota itu mengarah ke titik yang secara
efektif dapat bertindak untuk yang lain (Hsu et al., 2007). Identifikasi kepercayaan
kepercayaan, keadilan) (Hsu, et al, 2010). Anggota komunitas online akan enggan
untuk terus menggunakan platform komunitas online, jika mereka percaya orang
lain sedang ada oportunistik dan tidak mampu menepati janji (Yen, 2009). Melalui
berinvestasi dalam interaksi emosional dengan orang lain dan akan terjadi lebih
web pembeli ini dapat dilihat serupa interaksi interpersonal (Pavlou et al., 2007)
46
jika situs web itu diperlakukan sebagai aktor sosial (Kumar & Benbasat, 2002).
online. Situs web yang meliliki lalu lintas yang tinggi menyampaikan lebih banyak
informasi dan sosial isyarat, dan dengan demikian, dianggap lebih transparan;
sedangkan dalam lingkungan yang lebih transparan, perilaku yang tidak dapat
dipercaya dihambat. Lalu Lintas yang padat dari sebuah situs web juga akan
mempersingkat persepsi jarak sosial antara pembeli dan penjual (Pavlou., 2007).
Dan lebih mudah untuk membentuk hubungan yang dapat dipercaya ketika
dirasakan jarak sosial pendek. Oleh karena itu, lalu lintas dari suatu web harus
yang puas dengan komunitas online bisnis mereka akan terus berkontribusi
pengetahuan jika mereka percaya bahwa orang lain bersedia untuk mengurus
berkelanjutan
yang loyal tidak hanya sebatas itu, tetapi bisa lebih luas cakupannya dan kadang
rekomendasi yang diberikan pelanggan kepada orang lain yang nantinyaka bisa
barang dan jasanya secara berulang-ulang dan lebih baik lagi secara eksklusif,
pelanggan loyal menurut Setiawan (2011) adalah sebagai berikut: (1) Suspect,
yaitu orang yang mungkin akan menjadi pembeli jasa perusahaan. Pada tahap ini
keunggulan dari Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 6, Juni
2016 ISSN : 2461-0593 6 jasa yang ditawarkan. (2) Prospek, yaitu orang yang
jasa kita. Mereka mengenal kita bisa dari program promosi yang kita lakukan, atau
ada orang lain yang merekomendasikan. (3) Pembeli pertama kali, yaitu orang
yang telah membeli jasa untuk pertama kali. orang tersebut bisa saja merupakan
pembeli jasa kita dan sekaligus juga pembeli jasa pesaing kita. (4) Pembeli
berulang atau pelanggan, yaitu orang – orang yang membeli jasa kita dua kali
atau lebih.
Mereka membeli jasa kita karena faktor harga, kepuasan atas layanan,
ketersediaan jasanya. (5) Pelanggan loyal, yaitu orang yang membeli secara
48
mereka kebal terhadap tarikan pesaing. Mulai tahap ini mereka akan banyak
Penganjur, selain membeli secara teratur, mereka juga mendorong orang lain
Loyalitas dapat dicapai melalui dua tahap, yaitu: (a) Perusahaan harus
yaitu : (1) Melakukan pembelian ulang secara teratur, yaitu pelanggan yang
merasa puas dengan produk atau jasa yang dibelinya akan melakukan pembelian
kembali. (2) Membeli secara antar lini produk dan jasa, yaitu selain melakukan
pembelian produk dan jasa utama pelanggan juga membeli produk dari lini produk
rekomendasi kepada orang lain mengenai pembelian produk dan jasa pada
Pelanggan tidak mudah beralih pada perusahaan lain yang menawarkan produk
loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, dan
pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian
dibandingkan dengan sikap (attitude) dan seorang pelanggan yang loyal karena
yang teratur dan dalam waktu yang lama, yang dilaukuan oleh unit-unit pembuat
atau jasa selain itu juga menunjukkan komitmen yang tinggi pada merek atau
sebagai kesetiaan seseorang atas suatu produk, baik barang maupun jasa
tertentu. Selain itu pelanggan yang memiliki komitmen tinggi akan loyalitasnya
tidak akan terpengaruh oleh bentuk-bentuk pemasaran produk atau jasa yang
diberikan perusahaan lain dan akan terus memilih produk dan jasa yang mereka
pilih sebelumnya. Loyalitas pelanggan akan menjadi kunci sukses, tidak hanya
dan perusahaan menyadari bahwa penting dan bermanfaat bagi mereka untuk
di mana konsumen dapat berbagi minat dan berinteraksi satu sama lain (Hagel
dan Armstrong, 1997; Kim ., 2008).Menurut mani Armstrong dan Hagel III (1996)
rekomendasi (misalnya, Casaló et al.,2007; Hur et al., 2011; Porter dan Donthu,
2008). Loyalitas merek diperiksa dari perspektif sikap oleh Shang et al. (2006),
sementara Kuo dan Feng (2013) mempelajari loyalitas merek oposisi, yang
sebelumnya
terdahulu ldari definisi loyalitas merek. Secara umum, sebagian besar penelitian
yang terkait dengan komunitas online. Misalnya, Casaló dkk. (2007, 2010a,
mengembangkan tingkat loyalitas tinggi terhadap merek itu. Jang et al. (2008) dan
Melihat studi ini, kita amati itu saja hanya sedikit dari mereka yang
meneliti dampak faktor relasional antara konsumen dan merek atau perusahaan
(misalnya, Porter dan Donthu, 2008). Demikian pula, beberapa penelitian telah
2013). Tak satu pun studi dalam ringkasan literatur yang menerapkan perspektif
online. Keadaan terkini dari wilayah penelitian ini tampaknya dapat dimengerti
mempelajari komunitas ini (misalnya, Casaló., 2007; Hur et al., 2011; Jang et al.,
2008).
jejaring sosial. Untuk mengatasi masalah ini, penekanan lebih harus ditempatkan
KERANGKA KONSEPTUAL
sebuah bisnis online, mereka akan terus berkontribusi memberikan informasi dan
memberikan kontribusi konten yang berasal dari pelanggan, jika mereka percaya
mengetahui rekomendasi apa saja yang akan diberikan untuk permasalahan yang
ada. Terakhir, akan dibuat simpulan dan saran atas penelitian ini.
52
53
dikonfirmasi oleh sebuah studi yang dilakukan oleh Ou dan Sin (2003) dalam
Danesh, Nasab dan Ling (2012) (dalam International Jurnal of Business and
Deng (2011) Dalam studi yang dilakukan oleh Pavlou (2003, dalam Yung
konsumen, kepuasan pengguna adalah sesuatu yang bisa dikatakan adalah sikap
yang positif.
sering, dan rekomendasi dari mulut ke mulut (Lee, Kim, & Kim, 2006). Kepuasan
pendek(Assaker, Vinzi, & O'Connor, 2011) dan konsumen yang merasa puas
(Akhoondnejad, 2016; Chang,Gibson, & Sisson, 2014; Choo & Petrick, 2014;
Grappi &Montanari, 2011; Hahm, Breiter, Severt, Wang, & Fjelstul, 2016Jarvis,
Stoeckl, & Liu, 2016; Lee, 2016; Lee, Lee, & Choi,2011; Savinovic, Kim, & Long,
2012; Yoon & Uysal, 20 05). Keterkaitan ini dilakukan dengan kajian literatur oleh
End Model and Synthesis of Evidence, 1988)dalam jurnal (Razavi, Safari, Shafie,
& Khoram, 2012) menjelaskan bahwa konseptual dari nilai pelayanan yaitu
refrensi barang dan jasa. Dari sisi benefit, pelanggan akan berfikir mengenai
hasrat dari nilai apa yang mereka bayar, itulah yang akan mereka terima
(Nikhashemi, Paim, Osman, & Sidin, 2013) seperti kualitas. Sedangkan menurut
(Cronin, Brady, & Hult, 2000) dalam jurnal (Raza,et.al, 2012) menjelaskan
dari sisi moneter (price/harga) dan bukan moneter (time/waktu dan effort/ usaha).
Rayport and Jaworski (2004) dalam jurnal (Pearson, Tadisina, & Griffin,
pertemuan teknologi dan manusia. Terkait dengan website, (Kim & Niehm, 2009)
menjelaskan bahwa perceived value tidak terikat dengan besarnya biaya moneter
(Pearson, Tadisina, & Griffin, 2012) turut mengungkapkan bahwa perceived value
atribut individu seperti emosi, sosial, dan sebagainya, serta karakteristik dari
website seperti keamanan dan privasi. Sedangkan dari sisi realistik disebabkan
karena pelanggan akan memberikan pandangan dari nilai yang mereka rasakan.
(Boshoff & Gray, 2004)dalam jurnal (Razavi, Safari, Shafie, & Khoram,
2012) turut menjelaskan bahwa satisfaction tidak selalu ada pada produk maupun
56
jasa itu sendiri, tetapi kepuasan utamanya tergantung pada penilaian pelanggan
pada atribut produk maupun jasa selama itu berhubungan dengan diri mereka.
(Chinomona, et.al, 2014) menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara perceived value dengan customer trust. Hal tersebut karena
semakin tinggi tingkat nilai yang diterima pelanggan, maka akan semakin
penelitian yang dilakukan oleh (Razavi, et.al, 2012) menjelaskan bahwa customer
Pelanggan
Meskipun banyak definisi dari nilai yang dirasakan ada, definisi Zeithaml
(1988) adalah definisi yang paling banyak yang diterima secara universal dari nilai
nilai yang dirasakan sebagai pertukaran antara kualitas dan harga diyakini tidak
et.al, 2006).
57
harus dipertimbangkan oleh para sarjana dan manajer; dan bahwa pilihan
pelanggan adalah hasil dari beberapa persepsi nilai Petrick, (2002). Sebagian
besar definisi nilai yang dirasakan menggambarkan nilai sebagai persepsi tentang
apa yang telah diterima pelanggan dan apa yang telah mereka berikan yang
tampaknya hanya dua dari mereka yang lebih dapat diterapkan dalam studi
perilaku konsumen. Yang pertama adalah motif fungsional yang lebih mengacu
pada kebutuhan nyata seperti harga, kenyamanan, kualitas dan yang kedua
adalah motif non-fungsional yang lebih terkait dengan keinginan tak berwujud
menggabungkan nilai fungsional dan nilai simbolis sebagai konstruksi nilai. Nilai
tentang kualitas produk yang mereka beli dari hypermarket, dan uang yang
mereka bayarkan untuk itu apakah bernilai dan nilai simbolis merujuk lebih lanjut
tentang keseluruhan persepsi dari perspektif emosional dan sosial, dan reputasi.
Sebagai pelanggan yang luar biasa tujuan, nilai yang dirasakan dapat berpotensi
memengaruhi niat pembelian (Li & Petrick, 2008; Urška Tuškej 2013b), komitmen
dan loyalitas merek pelanggan (Chen & Hu, 2010; Sirdeshmukh et.al, 2002)
pelanggan
Fukuyama, 1995; Gambetta, 1988; Gulati, 1995; Kumar et al., (1995); Ganesan,
1994; Moorman et al., 1992) terutama yang berkaitan dengan unsur resiko,
termasuk adanya interaksi dengan salah satu pemasar produk (Reichheld dan
Schefter, 2000; Gefen et al., 2003). Hal ini karena kurang efektifnya peraturan
bahwa pemasar produk tidak akan terlibat dalam perilaku oportunistik dalam
keadaan berbahaya atau jika tidak terjadi kompleksitas sosial, serta banyak
akan mengarah pada niat bertindak, yang mengarah kepada perilaku diri sendiri.
penyedia produk yang spesifik atau perilaku loyal. Loyalitas merek merupakan
59
salah satu tipe dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Disebut loyal
keterlibatan yang tinggi dan berada pada dimensi kebiasaan. Dimensi kebiasaan
berisi mengenai informasi yang dicari dan mempunyai pertimbangan hanya pada
bahwa seseorang yang memiliki keterlibatan tinggi pada suatu merek maka
cenderung akan lebih loyal pada merek tersebut. Artinya jika konsumen telah
pelanggan
Gambar 3.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Kepuasan
Pelanggan
(X1)
Kepercayaan Loyalitas
Pelanggan Pelanggan
(Y1) (Y2)
Persepsi Nilai
(X2)
60
Dalam studi yang dilakukan oleh Pavlou (2003, dalam Yung Shao dan Yu Ming,
karena adanya dampak positif yang diberikan oleh suatu perusahaan yang
kesetiaan (Ribbink et al. 2004, dalam Luc Honore Pentji Yaya (2011)
3.2. Hipotesis
3.2.1 Menurut Johnson Johnson, dalam Saragih & Ramdhani, (2012) kepuasan
untuk menyukai suatu toko online, dan merupakan indikasi terbaik terhadap
keinginan mereka untuk kembali berbelanja di situs tersebut indikasi ini dibedakan
toko online saat itu juga, dan After-Delivery Satisfaction, yaitu kepuasan
terdiri dari sytem quality, information quality dan service quality, sedangkan aspek
oleh pengalaman masa lalu seorang pelanggan dimana pengamalan masa lalu
pelanggan. Jika pelanggan merasa puas maka mereka akan percaya pada
perusahaan.
konsumen puas dengan produk atau jasa yang mereka pilih, maka konsumen
cenderung untuk kembali membeli produk atau jasa dan akhirnya menjadi
sering, dan rekomendasi dari mulut ke mulut (Lee, Kim, & Kim, 2006). Kepuasan
62
pendek(Assaker, Vinzi, & O'Connor, 2011) dan konsumen yang merasa puas
(Akhoondnejad, 2016.
(Pearson, Tadisina, & Griffin, 2012) turut mengungkapkan bahwa perceived value
atribut individu seperti emosi, sosial, dan sebagainya, serta karakteristik dari
website seperti keamanan dan privasi. Sedangkan dari sisi realistik disebabkan
karena pelanggan akan memberikan pandangan dari nilai yang mereka rasakan.
(Boshoff & Gray, 2004)dalam jurnal (Razavi, Safari, Shafie, & Khoram,
2012) turut menjelaskan bahwa satisfaction tidak selalu ada pada produk maupun
jasa itu sendiri, tetapi kepuasan utamanya tergantung pada penilaian pelanggan
pada atribut produk maupun jasa selama itu berhubungan dengan diri mereka.
perceived value dengan customer trust. Hal tersebut karena semakin tinggi tingkat
63
nilai yang diterima pelanggan, maka akan semakin mengarah juga kepada
Kepercayaan pelanggan
online di mana situs belanja online yang berusaha untuk membangun hubungan
kepada mereka, penjual berusaha untuk menjaga hubungan yang jangka panjang
dan stabil dengan pembeli dan menerima permintaan secara rutin, sedangkan
penyedia layanan (Oliver & DeSarbo, 1988). Konsep ekuitas mengacu pada
evaluasi pelanggan tentang apa yang adil, benar, atau layak untuk biaya
persembahan yang ditawarkan (Bolton & Lemon, 1999). Biaya yang dirasakan
bahwa rasio hasil mereka terhadap input sebanding dengan rasio hasil terhadap
input yang dialami oleh perusahaan (Oliver & DeSarbo, 1988). Dan pelanggan
64
pemasaran" (Holbrook, 1994, hal. 22). Dan nilai tinggi adalah salah satu motivasi
utama untuk patronase pelanggan. Dalam hal ini, Sirdeshmukh, Singh, dan Sabol
(2002) berpendapat bahwa nilai pelanggan adalah tujuan yang lebih tinggi dan
loyalitas pelanggan adalah tujuan bawahan, karena ini adalah niat perilaku.
Menurut tujuan dan teori identitas tindakan, tujuan yang lebih tinggi kemungkinan
Loyalitas Pelanggan
dalam melakukan transaksi secara online dan merupakan indikasi utama bagi
konsumen untuk menyukai suatu online shop dan merupakan indikasi utama
dan Bloemer, 2008). Sung dan Kim (2010) menunjukkan level yang
perilaku dari mulut ke mulut (Becerra dan Korgaonkar, 2011; Kim et al., 2008).
Demikian pula,Brakus et al. (2009) dan Lee et al. (2009) secara konsisten
menunjukkan bahwa jika konsumen menjadi puas dengan sebuah merek, maka
persepsi pelanggan saling terkait dengan niat pembelian. Nilai persepsi yang lebih
tinggi akan mengarah pada kepercayaan dan niat pembelian kembali ke layanan
jangka panjang.
integritas, kejujuran dan niat baik yang ditunjukkan oleh organisasi dalam
Kim dan Benbasat, 2003). McKnight et al., (2002) lebih lanjut menjelaskan bahwa
percaya (McKnight et al., 1998, 2002; Kim dan Benbasat, 2003). Secara umum,
dipercaya (Ganesan, 1994; Gefen dan Silver, 1999) dan niat percaya (Hosmer,
1995)
Tabel 3.1
67
1. Kepuasan Pelanggan
merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan. Jika
68
kinerja berada dibawah harapan maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja
harapan maka pelanggan akan amat puas atau senang. Kunci untuk
2. Perceived Value
penukaran apapun baik pantas maupun tidak (Kotler dan Keller, 2011).
jasanya secara berulang-ulang dan lebih baik lagi secara eksklusif, dan
sebatas itu, tetapi bisa lebih luas cakupannya dan kadang bisa lebih
BAB IV
70
METODE PENELITIAN
4. 1. Jenis Penelitian
End Model and Synthesis of Evidence, 1988)dalam jurnal (Razavi, Safari, Shafie,
populasi adalah gabungan dari sebuah elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau
orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian seorang
kelompok orang, kejadian, atau minat yang ingin diteliti. Dalam hal ini, populasi
Aisshavika,serlium dan dlilac yang pernah melakukan pembelian lebih dari dua
kali dari seluruh wilayah Indonesia yang tergabung dalam komunitas grup FB
jenis yaitu Judgement sampling dan quota sampling (Ferdinand, 2006). Pada
71
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian.
adalah tepat.
ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau lebih)
yang ketat (match pairs, dan sebagainya), penelitian yang sukses adalah
didasarkan atas strata random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya
mengambil sampel yang besar dan jauh. Peneliti bisa menentukan sampel
Commerce, dalam hal ini mereka yang sudah like dan followFacebook
yang like dan Follow makin hari semakin bertambah, sehingga untuk
penelitian
73
Sumber data menurut Sekaran (2006) dalam penelitian ini data yang
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri, yang
b. Data Sekunder
atau dari pihak lain yang berhubungan dengan obyek penelitian untuk
mendukung data primer, dalam penelitian ini jenis data sekunder yang
tinjauan pustaka
interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
seberapa kuat subyek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada
skala 5 titik.
6. Pengujian Hipotesis
variabel.
iterasi, dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi kenvergen.
b.Path estimate yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading
c.Means dan parameter lokasi (nilai konstanta regresi, intersep) untuk indikator
dikembangkan oleh Geisser dan Stone. Statistik uji yang digunakan adalah
normal, serta tidak memerlukan sampel yang besar (sampel minimum 30).
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mati, khususnya fashion yang berkaitan dengan wanita. Di masa sekarang ini,
industri produk kulit maupun non kulit saat ini juga berkembang dengan pesatnya,
terutama alas kaki yang terus berkembang mengikuti keinginan pasar dan
bersaing dengan produk fashion dari China yang terus membanjiri pasar tanah
air. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya konsumen alas kaki di lingkungan
masyarakat, keadaan ini memicu industri produk kulit maupun non kulit untuk
peningkatan penciptaan produk baru baik dari segi desain maupun material yang
harga yang sangat kompetitif menjadi pertimbangan utama bagi para konsumen
alas kaki wanita. Hal ini membuat para produsen saling berlomba untuk memenui
diperlukan kreativitas dan inovasi baru dibidang produk kulit alas kaki yang tetap
menjaga nilai estetika fungsi, desain material, kualitas produk dan finishing
produk.
Malang dan berdiri pada tahun 2013. AisshaVika merupakan bisnis online yang
79
AisshaVika berfokus pada produksi tas berbahan kulit yang dipadukan dengan
kain batik atau tenun. Akan tetapi dengan banyaknya permintaan akan alas kaki
sehingga pada tahun 2015, AisshaVika merambah pasar alas kaki yang
Namun, selera pasar berganti tahun juga berubah dan perubahan ini
membawa peningkatan akan permintaan alas kaki dan tas yang berbahan kulit
AisshaVika untuk membuat tas atau alas kaki serupa dengan harga yang
memenuhi permintaan pasar untuk membuat tas atau alas kaki dengan model
datang dari konsumen karena yang pada awalnya terbatas hanya pada teman di
Facebook saja, saat ini AisshaVika dapat dikenal di seluruh Indonesia melalui
Facebook Fanpage yang mendukung bisnis UMKM. Berawal dari bisnis yang
kecil, saat ini AisshaVika telah memiliki kurang lebih 8000 pelanggan yang telah
Obyek penelitian kedua adalah Serlium yang berdiri sejak tahun 2012.
Sejak berdiri Serlium konsisten bergerak di penjualan sepatu kulit. Bisnis ini
berawal dari blackberry messenger yang kala itu masih popular di kalangan
penggiat toko online. Serlium mulai merambah social media Facebook Fanpage
80
sejak tahun 2015, namun dari segi pemasaran berfokus melalui media social
media berbasis pengiriman pesan yaitu Line serta melalui Instagram marketing.
Serlium juga sering menggunakan jasa promosi melalui artis-artis ibukota yang
biasa disebut jasa endorse artis yang terbukti efektif meningkatkan pemasaran
media Instagram milik Serlium serta 5600 pelanggan pada halaman penggemar
Facebook Page.
Dlilac didirikan pada tahun 2012. Pada awalnya Dlilac berfokus pada produksi
sandal etnik khas Malang yang mana Dlilac mengkombinasikan produk kulit
dengan topeng Malang. Produk Dlilac yang menjadi salah satu produk fenomenal
dan diproduksi hingga ribuan adalah sandal kulit khas Malang, yaitu topeng kulit
Dlilac juga mengkombinasikan kain batik khas Malang dan daerah lain
juga kain tenun dari berbagai wilayah di Indonesia. Pemasaran yang dilakukan
oleh Dlilac pada awal terbentuk yaitu sering mengikuti pameran-pameran yng
tahun 2016. Hingga tahun 2019 ini, Dlilac masih konsisten memproduksi produk-
produk etnik mix kulit batik dan tenun yang berasal dari berbagai wilayah di
Indonesia.
81
melakukan pembelian di online shop AisshaVika,Serlium dan Dlilac lebih dari dua
kali melalui Platform Facebook Fanpage yang terintegrasi dengan media social
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
perempuan sebanyak 166 responden (83%). Dari tabel diatas dapat disimpulkan
yang menjadi objek penelitian adalah responden perempuan. Hal ini dikarenakan
perempuan lebih peduli pada penampilan serta memiliki daya konsumsi yang
lebih tinggi.
82
berikut ini :
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 200 responden yang
diambil sebagai sampel penelitian responden yang berusia 18-24 tahun sebanyak
56 responden (27,8%), pada usia 25-40 tahun sebanyak 118 responden (58,5%),
dan yang terakhir pada usia 41-65 tahun sebanyak 27 responden (13,6%). Jumlah
tertinggi adalah responden yang berusia 25-40 tahun. Hal ini berarti sebagian
besar responden berada dalam usia produktif, dimana sebagian besar responden
tersier. Selain itu, tuntutan penampilan di usia 25-40 tahun memang sangat
ini, penampilan memang penting bagi mereka, akan tetapi mereka masih lebih
memilih untuk mencari barang tersier yang sesuai dengan alokasi dana yang
dimiliki. Kebanyakan di usia ini mereka masih sekolah, sehingga keputusan dalam
83
adalah responden yang berusia 41-65 tahun yang mana mereka merupakan
prosentase terkecil. Hal ini dikarenakan usia responden bukan lagi usia produktif
mengingat untuk seusia mereka penampilan bukan lagi sesuatu yang utama.
menjadi objek penelitian pada variabel kepuasan, dapat dilihat pada tabel
berikut :
84
Tabel 5.3
Tabel Kuisioner
Variabel Kepuasan (X1)
NO PERNYATAAN VARIABEL X1
A Variabel Kepuasan
Produk Online shop (Aisshavika/Serlium/Dlilac) yang diterima
sesuai dengan foto yang ditampilkan pada Facebook fanpage
1 dan Instagram
Saya merasa puas dengan kualitas produk Online Shop
2 (Aisshavika/Serlium/Dlilac) yang saya miliki
Saya merasa senang dengan menggunakan produk tas atau
3 sepatu merek (Aisshavika/Serlium/Dlilac)
Saya merasa puas dengan keputusan saya untuk berbelanja
4 online produk (Aisshavika/Serlium/Dlilac)
Saya merasa puas dengan pelayanan konsumen pada Online
5 Shop (Aisshavika/Serlium/Dlilac)
Tabel 5.4
Deskripsi Jawaban Responden
Variabel Kepuasan
menyatakan sangat setuju dan 12% responden menyatakan netral. Hal ini
melalui Online Shop Facebook Page sesuai dengan harapan, dari hasil
menjadi objek penelitian pada variabel persepsi nilai, dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 5.5
Tabel Kuisioner
Variabel Persepsi Nilai (X2)
NO PERNYATAAN
Tabel 5.6
Deskripsi Jawaban Responden
Persepsi Nilai
menjadi objek penelitian pada variabel kepuasan, dapat dilihat pada tabel
berikut :
87
Tabel 5.7
Tabel Kuisioner
Variabel Kepercayaan (Y1)
NO PERNYATAAN
A Variabel Kepercayaan
Saya merasa reputasi penjual online (Aisshavika/Serlium/Dlilac) di
1 sosial media dapat diandalkan dan dapat dipercaya
Tabel 5.8
Deskripsi Jawaban Responden
Variabel Kepercayaan
setuju. Kepercayaan telah menjadi salah satu hal yang menonjol dalam
dan layanan yang mereka dapatkan melalui sosial media sesuai dengan
harapan. Dengan kata lain reputasi penjual sesuai dengan testimoni yang
cara melihat bukti testimoni di social media dari para pelanggan sebelum
menjadi objek penelitian pada variabel kepuasan, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 5.9
Tabel Kuisioner
Variabel Persepsi Nilai (X2)
NO PERNYATAAN
A Variabel Loyalitas
Saya akan merekomendasikan orang lain untuk
membeli dan berbelanja produk kulit di Online
1 shop (Aisshavika/Serlium/Dlilac)
Tabel 5.10
Deskripsi Jawaban Responden
Variabel Loyalitas
dalam perhitungan skala likert didapatkan nilai responden sebanyak 63% yang
dan 0.1% responden menyatakan tidak setuju. Dengan banyaknya nilai loyalitas
untuk membeli disana. Selain itu para pelanggan juga akan melakukan pembelian
ulang bila produk dari online shop yang mereka miliki rusak atau hilang. Akan
tetapi ada 6% responden yang menyatakan mereka bisa saja beralih ke produk
serupa dengan merk yang berbeda karena persaingan di pasar produk kulit pada
media sosial sangat ketat. Kemudahan akses penjual dalam pasar tersebut
gdengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis data
yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). PLS dikembangan pertama
90
kali oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang
X1 : Kepuasan Pelanggan
X2 : Persepsi Nilai
Y1 : Kepercayaan Pelanggan
Y2 : Loyalitas Pelanggan
tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau shahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid,
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari
variable yang diteliti secara tepat. Uji validitas pada masing-masing pernyataan
instrumen dalam suatu faktor dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.
berikut:
91
Tabel 5.7
Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Pelanggan (X1)
Butir Hasil Sig. rtabel Kriteria
Nilai Total
Correlation
/rhitung
1 0,858 0,000 0,138 Valid
2 0,826 0,000 0,138 Valid
3 0,800 0,000 0,138 Valid
4 0,843 0,000 0,138 Valid
5 0,854 0,000 0,138 Valid
Sumber: data primer diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 5.4, maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan untuk
variabel kepuasan memiliki status valid, karena nilai rhitung (Corrected Item-
TotalCorrelation) lebih besar dari > r-tabel sebesar 0,138.hal ini mengindikasikan
bahwa nilai setiap indikator pertanyaan dalam variabel terkait dapat dijadikan
Tabel 5.8
Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Nilai Pelanggan (X2)
Berdasarkan Tabel 5.5, maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan untuk
variabel persepsi nilai pelanggan memiliki status valid, karena nilai r-hitung
(Corrected Item-TotalCorrelation) lebih besar dari > r-tabel sebesar 0,138.hal ini
Tabel 5.9
Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan (Y1)
Berdasarkan Tabel 5.9, maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan untuk
variabel kepercayaan memiliki status valid, karena nilai rhitung (Corrected Item-
TotalCorrelation) lebih besar dari > rtabel sebesar 0,138.hal ini mengindikasikan
bahwa nilai setiap indikator pertanyaan dalam variabel terkait dapat dijadikan
asumsi estimasi parameter adalah akurat. Hasil uji reliabilitas pada masing-
Tabel 5.10
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
memiliki nilai Cronbach’s alpha harus >0,6 dan nilai composite reliability harus
0,7.Berdasarkan tabel 5.4 diatas, semua variabel memiliki nilai Alpha Crombach
diatas 0.60 dan nilai Composite Reliability lebih dari 0.7 sehingga dapat dikatakan
SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis kovarian
umumnya menguji kausalitas atau teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive
pengujian dapat dilakukan tanpa dasar teori yang kuat, mengabaikan beberapa
asumsi dan parameter ketepatan model prediksi dilihat dari nilai koefisien
determinasi.1
Gambar 5.1
Model Struktural
95
Keterangan :
Dengan menggunakan PLS (Partial Least Square) versi 3.0, dan dengan
penghitungan algorithm (missing value: -0.1, data metric: mean 0 dan variance 1,
Weighting sceme: Path, Max number iteerartion: 500, stop criterion accuracy:
Tabel 5.11
Hubungan Variabel
X1 X2 Y1 Y2
X1.1 0.870
X1.2 0.832
X1.3 0.806
X1.4 0.858
X1.5 0.868
X2.1 0.808
X2.2 0.840
X2.3 0.830
X2.4 0.858
Y1.1 0.897
Y1.2 0.816
Y1.3 0.849
Y1.4 0.831
Y1.5 0.816
Y2.1 0.894
Y2.2 0.868
Y2.3 0.777
Sumber: data diolah (2019)
Pada tabel diatas, dapat dilihat hasil dari perhitungan dibawah ini:
(Kepuasan Pelanggan)
(Kepuasan Pelanggan)
X1 (Kepuasan Pelanggan)
X1 (Kepuasan Pelanggan)
(Persepsi Nilai)
97
(Persepsi Nilai)
Nilai)
(Persepsi Nilai)
(Kepercayaa Pelanggan)
(Kepercayaan Pelanggan)
(Kepercayaa Pelanggan)
Y2 (Loyalitas)
(Loyalitas)
(Loyalitas)
bahwasannya:
nilai persentase diatas 85%, hal ini dikarenakan banyak pengalaman dari
barang yang ditampilkan antara foto dengan barang yang diterima, maka
menerima produk Online shop dan mendapati bahwa kualitas produk yang
mereka beli sesuai dengan apa yang mereka harapkan dan sama dengan
Fanpage.
sesuai dengan apa yang mereka harapkan dan sama dengan yang
dan melakukan pembelian ulang pada produk produk Online Shop yang
Tabel 5.12
Output yang menjelaskan hubungan antara variabel laten
X1 X2 Y1 Y2
X1 1 0.852 0.912 0.728
X2 0.852 1 0.884 0.793
Y1 0.912 0.884 1 0.817
Y2 0.728 0.793 0.817 1
Persepsi Nilai
Kepercayaan Pelanggan
Loyalitas Pelanggan
(Kepercayaan Pelanggan)
(Loyalitas Pelanggan)
Y2 (Loyalitas Pelanggan)
semua variabel laten dalam penelitian ini memiliki hubungan lebih dari 70%
dalam penelitian ini memiliki hubungan keterkaittan variabel yang cukup besar.
Dan hubungan tersebut sesuai dengan model analisis dalam penelitian yang
aktif jika terdapat variabel lain, yang dalam penelitian ini adalah variabel yang
telah digunakan.
Tabel 5.13
Path Coefficients
X1 X2 Y1 Y2
X1 0.580
X2 0.390
Y1 0.817
Y2
Sumber : data diolah (2019)
Y1 Kepercayaan Pelanggan
Kepercayaan Pelanggan
Y2 Loyalitas Pelanggan
Tabel 5.14
Average Variance Extracted (AVE)
konsistensi dari ketepatan alat ukur Composite reliability merupakan uji reliabilitas
Tabel 5.15
Composite Reliability
Composite Reliability
X1 0.927
X2 0.901
Y1 0.924
Y2 0.884
Sumber: data diolah (2019)
sebuah variabel memiliki reliabilitas komposit yang baik jika memiliki composite
Tabel 5.16
Uji Validasi
X1 X2 Y1 Y2
X1.1 0.870 0.672 0.756 0.594
X1.2 0.832 0.753 0.792 0.670
X1.3 0.806 0.731 0.744 0.603
X1.4 0.858 0.709 0.783 0.601
X1.5 0.868 0.740 0.784 0.614
X2.1 0.666 0.808 0.706 0.616
X2.2 0.775 0.840 0.799 0.673
X2.3 0.664 0.830 0.696 0.683
X2.4 0.727 0.858 0.740 0.674
Y1.1 0.839 0.790 0.897 0.707
Y1.2 0.786 0.733 0.816 0.656
Y1.3 0.780 0.749 0.849 0.705
Y1.4 0.714 0.742 0.831 0.723
Y1.5 0.716 0.704 0.816 0.649
Y2.1 0.654 0.699 0.717 0.894
Y2.2 0.664 0.741 0.763 0.868
Y2.3 0.521 0.561 0.581 0.777
Sumber : data diolah (2019)
102
Suatu indikator dianggap valid jika memiliki nilai korelasi di atas 0,70.
Namun untuk loading 0,50 sampai 0,60 masih dapat diterima dengan melihat
Tabel 5.17
Uji R-square
R Square
Y1 0.873
Y2 0.668
Sumber: data diolah (2019)
sebesar 0.67
untuk menguji hipotesis (number of samples: 200 dan cases: 200) maka
Gambar 5.2
Output Bootstrap
Tabel 5.18
Total Effects (Mean,STDEV,T-Values)
Original Standard
Sample Mean T Statistics
Sample Deviation P Values
(M) (|O/STDEV|)
(O) (STDEV)
X1 -> Y1 0.560 0.563 0.069 8.154 0.000
signifikan dengan T-statistik sebesar 8.15 (>1.96) dan nilai original sample
dengan T-statistik sebesar 1.00 (>1.96) dan nilai original sample estimate
signifikan dengan T-statistik sebesar 5.77 (>1.96) dan nilai original sample
dengan T-statistik sebesar 3.42 (>1.96) dan nilai original sample estimate
dengan T-statistik sebesar 4.55 (>1.96) dan nilai original sample estimate
Tabel 5.19
Hasil Nilai Koefisien
Variabel Nilai
Kepuasan Pelanggan terhadap 0.560
Kepercayaan Pelanggan
Kepuasan Pelanggan terhadap -0.108
Loyalitas Pelanggan
Persepsi nilai pelanggan terhadap 0.398
kepercayaan pelanggan
Persepsi nilai pelanggan terhadap 0.355
loyalitas pelanggan
kepercayaan pelanggan terhadap 0.552
loyalitas pelanggan
Sumber: data diolah (2019)
Y1= 0.56x1+0.398x2+0.552y2
Y2=-0.108x1+0.398x2+0.355y1
Pembahasan
pelanggan yang puas belum tentu menjadi pelanggan yang loyal.Hasil tersebut
105
menunjukkan bahwa loyalitas dalam transaksi online pada social media Facebook
Tabel 5.20
T-Tabel dan T-Hitung
HASIL
VARIABEL T-HITUNG T-TABEL
HIPOTESIS
Kepuasan terhadap Kepercayaan 0.560 1,96 Signifikan
-0.108 Tidak
Kepuasan Terhadap Loyalitas 1,96
Signifikan
Persepsi Nilai terhadap 0.398 Signifikan
1,96
Kepercayaan
0.355 Signifikan
Persepsi Nilai terhadap Loyalitas 1,96
0.552 Signifikan
Kepercayaan terhadap Loyalitas 1,96
Sumber: data diolah (2019)
Konsumen yang merasa puas terhadap produk yang mereka peroleh dari
Facebook Page Online Shop belum tentu menjadi konsumen yang loyal. Hal ini
disebabkan semakin maraknya pilihan produk fashion yang berlabel kulit di social
media yang menawarkan kisaran harga yang beragam. Selain itu juga adanya
serbuan produk produk China yang sekilas penampakan produk tersebut serupa
dengan produk produk kulit dari merk-merk yang ternama dan menawarkan
pilihan harga yang jauh lebih murah. Namun para pelanggan yang percaya akan
kualitas produk dan pelayanan onlineshop cenderung memiliki loyalitas yang lebih
tinggi.
Tabel 5.21
Uji Hipotesis
HASIL
Variabel Bebas Variabel Terikat T-Hitung
HIPOTESIS
0.56 H0 Diterima
Kepuasan Kepercayaan dan H1
Ditolak
-0.108 H0 Diterima
Kepuasan Loyalitas dan H1
Ditolak
0.398 H0 Ditolak
Persepsi Nilai Kepercayan dan H1
Diterima
0.355 H0 Diterima
Persepsi Nilai Loyalitas dan H1
Ditolak
0.552 H0 Diterima
Kepercayaan Loyalitas dan H1
Ditolak
Sumber: data diolah (2019)
signifikan dengan T-statistik sebesar 8.15 (>1.96) dan nilai original sample
dengan T-statistik sebesar 1.00 (>1.96) dan nilai original sample estimate
adalah negative yaitu -0.108, yang artinya dalam penelitian ini konsumen
yang merasa puas terhadap produk dan pelayanan yang diberikan , belum
tentu menjadi konsumen yang loyal terhadap merk dari toko online yang
terkait.
signifikan dengan T-statistik sebesar 5.77 (>1.96) dan nilai original sample
dengan T-statistik sebesar 3.42 (>1.96) dan nilai original sample estimate
dengan T-statistik sebesar 4.55 (>1.96) dan nilai original sample estimate
Uji Sobel
Dalam penelitian ini terdapat variabel mediasi yaitu variabel kepercayaan,
Z=
Dimana :
Gambar 5.3
Model Mediasi Variabel Kepuasan
Kepercayaan
A = 0.560 B = 0.552
SEa =0.069 SEb=0.121
kepuasan Loyalitas
dari Sobel test tidak dapat dihasilkan langsung dari hasil regresi tetapi
Z=
0.560𝑥0.552
Z=
√0.5602 0.0692 +0.5522 0.1212
0.30912
Z=
√0.5602 0.0692 +0.5522 0.1212
Z = 3.97679012
3.976, karena nilai z yang diperoleh sebesar 3.976 > 1.98 dengan tingkat
memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Jun Ji Hew 2016 yang menyatakan
merk dan mendorong loyalitas pelanggan pada sebuah merk melalui social media
109
baik yang terjalin antara pembeli dan penjual online akan membuat pelanggan
merasa puas dan lebih terikat secara emosional dengan penjual serta
variabel persepsi nilai juga merupakan variabel lain yang dimediasi oleh
memediasi pengaruh persepsi nilai terhadap loyalitas digunakan uji sobel test,
Z=
Dimana :
Gambar 5.4
Model Mediasi Variabel Kepercayaan
Kepercayaan
A = 0.398 B = 0.552
SEa =0.069 SEb=0.121
Persepsinilai Loyalitas
dari Sobel test tidak dapat dihasilkan langsung dari hasil regresi tetapi
0.398𝑥0.552
Z=
√0.3982 0.0692 +0.5522 0.1212
0.219696
Z=
√0.5602 0.0692 +0.5522 0.1212
Z = 3.57814458
sebesar 3.578, karena nilai z yang diperoleh sebesar 3.578 > 1.98 dengan
terhadap loyalitas
yang dilakukan oleh Lu 2016 dimana persepsi nilai yang dimediasi oleh
angka 0,91 pada tabel 5.12, dan hasil uji hipotesis lanjutan menggunakan metode
(>1.96) dan nilai original sample estimate adalah positive yaitu 0.56, dengan hasil
kepercayaan 0.91 lebih dari 70%, hasil indikator pertanyaan pada tabel 5.11
tertinggi terletak pada variabel kepuasan yang menyatakan bahwa produk yang
diterima konsumen sesuai dengan apa yang ditampilkan dalam galeri foto display
produk pada laman facebook,hal tersebut juga didukung dari hasil deskripsi
melalui perantara Facebook Page, selain itupada tabel 5.2 58.5% responden
merupakan responden yang berusia 25-40 tahun, yang membeli produk fashion
display dengan yang diterima menjadi urgensi utama, dari beberapa hasil yang
kepercayaan pelanggan.
dilakukan Mosavi dan Ghaedi (2012) yang menyatakan , pelanggan yang merasa
puas dengan produk yang dan servis yang ditawarkan oleh para penjual online,
akan memiliki tingkat kepercayaan yang meningkat pada penjual online.Selain itu
hasil penelitian ini juga didukung penelitian sebelumnya yang menyatakan Ketika
terhadap produk yang ditawarkan (Pi & Huang, 2011; Han, 2009; Luarn dan Lin,
2003),
melakukan positive word of mouth (Reicheld dan Sasser, 1990; Boulding et al.,
2007).
dikonfirmasi oleh sebuah studi penelitian oleh Ou dan Sin (2003) (dalam Richard
merupakan paling kecil diantara variabel dalam penelitian, setelah dilakukan uji
negatif,hal ini terlihat pada tabel 5.21 dimana nilai t hitung menunjukkan nilai -
0.108<1.96, hal ini juga terlihat dari hasil validasi tabel 5.16 indikator variabel
pertanyaan dimana variabel kepuasan memiliki nilai rata-rata 61%, paling kecil
belum tentu menjadi pelanggan yang loyal. Pelanggan online shop baru bisa
dikatakan loyal apabila produk yang mereka pesan dan produk yang diterima
sesuai dengan foto dan harapan dari pelanggan, hasil ini memiliki perbedaan
114
Hasil penelitian ini juga menguatkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
loyal, tetapi konsumen yang loyal bukan berarti puas. Kepuasan konsumen
dipengaruhi oleh dua faktor, yang meliputi: pengharapan dan kinerja produk yang
dirasakan.
citra, maka penjual online harus memperoleh kepercayaan dari para pelanggan
terlebih dahulu, karena loyal atau tidaknya pelanggan dalam penelitian ini
seperti yang terlihat pada uji sobel variabel kepuasan yang dimediasi
kepercayaan terhadap loyalitas pada gambar 5.3 dimana tingkat signifikansi lebih
dari 1.98, yang artinya variabel kepercayaan harus diperkuat oleh penjual online
peningkatan pelayanan, baik penyelesaian pesanan yang tepat waktu dan respon
langsung dan signifikan terhadap kepercayaan, terlihat dari hasil uji hipotesis
pada tabel 5.12 dimana persepsi nilai menunjukkan angka 0.79 (79%) atau lebih
dari 70% berpengaruh pada variabel kepercayaan, pada uji hipotesis lanjutan
dalam output bootstrap dengan T-statistik sebesar 5.77 (>1.96) , selain itu
indikator variabel hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lu
115
(2016) yang menyatakan bahwa persepsi nilai yang baik berpengaruh pada
persepsi pelanggan lain yang telah melakukukan transaksi online pada social
yang terkait
oleh yahia (2018), dimana dalam penelitian tersebut menyatakan persepsi baik
commerce.
(2018) yang menyatakan bahwa persepsi nilai yang diterima pelanggan terhadap
social commelrce yang berkaitan dengan reputasi dan identitas penjual online
informasi yang diterima pelanggan akan identitas dan informasi mengenai penjual
Hasil pengujian awal persepsi nilai pada tabel 5.12 yang berada pada
angka 0.79 atau diatas 70% dapat diartikan variabel persepsi nilai memiliki
menunjukkan T-statistik sebesar 3.42 (>1.96) dan nilai original sample estimate
adalah positive yaitu 0.355, indikator variabel,hasil uji hipotesis ini sesuai dengan
pendapat dari Rust, Lemon dan Zeithaml (2004) yang mengatakan bahwa
frekuensi pembelian .
Penelitian yang dilakukan oleh zhang pada tahun 2015 juga menemukan
hasil yang serupa, yaitu persepsi nilai baik yang diterima oleh pelanggan, berasal
dari kualitas hubungan antara pelanggan dan penjual online, semakin baik
komunikasi yang terjalin antara pelanggan dan penjual online, maka persepsi nilai
olah yan 2014 yang menyatakan reputasi penjual membentuk persepsi nilai yang
diterima oleh pelanggan, informasi yang diperoleh pelanggan mengenai baik atau
tidaknya reputasi penjual online berdampak pada loyal atau tidaknya pelanggan
pada penjual yang menggunakan platform social commerce, opini dari para
variabel kepercayaan memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas pada tabel 5.12
hasil uji hipotesis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hajli
cenderung untuk mencari data dan informasi sebanyak mungkin yang diperoleh
pada komunitas dan forum – forum pada sosial media, pelanggan yang telah
informasi mendetail, mengenai produk lain yang dibeli pada penjual online yang
sama
yan 2014 yang menyatakan perilaku pembeli dari para konsumen dan opini yang
berimbas pada loyalitas para pelanggan online, pelanggan yang loyal cenderung
Loyalitas
Dari hasil perhitungan sobel test didapatkan nilai z sebesar 3.976, karena
nilai z yang diperoleh sebesar 3.976 > 1.98 dengan tingkat signifikansi 5% maka
yang dilakukan oleh Jun Ji Hew 2016 yang menyatakan pelanggan yang merasa
baik yang terjalin antara pembeli dan penjual online akan membuat pelanggan
merasa puas dan lebih terikat secara emosional dengan penjual serta
118
Terhadap Loyalitas
3.578, karena nilai z yang diperoleh sebesar 3.578 > 1.98 dengan tingkat
dilakukan oleh Lu 2016 dimana persepsi nilai yang dimediasi oleh trust
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh kim pada tahun 2012, yang
atau tidaknya pelanggan, pada penjual online, semakin terjamin reputasi penjual
maka akan mendorong semakin loyal nya pelanggan terhadap penjual yang
Implikasi dari hasil penelitian mencakup dua hal, yaitu implikasi teoritis dan
kepercayaan pelanggan
bahwa pelanggan yang puas, akan lebih meningkat kepercayaannya pada online
shop tempat mereka berbelanja. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
terhadap kepercayaan adalah didukung dan hasil ini konsisten dengan hasil
penelitian Mosavi dan Ghaedi (2012) yang menyatakan , pelanggan yang merasa
puas dengan produk yang dan servis yang ditawarkan oleh para penjual online,
akan memiliki tingkat kepercayaan yang meningkat pada penjual online.Selain itu
hasil penelitian ini juga didukung penelitian sebelumnya yang menyatakan Ketika
terhadap produk yang ditawarkan (Pi & Huang, 2011; Han, 2009; Luarn dan Lin,
2003),
bahwa pelanggan yang puas, belum tentu menjadi pelanggan yang loyal,
Pelanggan online shop baru bisa dikatakan loyal apabila produk yang
mereka pesan dan produk yang diterima sesuai dengan foto dan harapan dari
120
oleh gibreel (2017) yang menyatakan loyalitas timbul dari para pelanggan yang
merasa puas.
pembelian, konsumen yang puas akan cenderung menjadi konsumen loyal, tetapi
konsumen yang loyal bukan berarti puas. Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh
dua faktor, yang meliputi: pengharapan dan kinerja produk yang dirasakan.
membuktikan bahwa pelanggan yang memiliki persepsi nilai yang baik, akan
berbelanja,
persepsi pelanggan lain yang telah melakukukan transaksi online pada social
yang terkait
oleh yahia (2018), dimana dalam penelitian tersebut menyatakan persepsi baik
commerce.
121
(2018) yang menyatakan bahwa persepsi nilai yang diterima pelanggan terhadap
social commelrce yang berkaitan dengan reputasi dan identitas penjual online
informasi yang diterima pelanggan akan identitas dan informasi mengenai penjual
membuktikan bahwa pelanggan yang memiliki persepsi nilai yang baik, akan
cenderung menjadi pelanggan yang loyal pada online shop tempat mereka
berbelanja.
yang juga menemukan hasil yang serupa, yaitu persepsi nilai baik yang diterima
oleh pelanggan, berasal dari kualitas hubungan antara pelanggan dan penjual
online, semakin baik komunikasi yang terjalin antara pelanggan dan penjual
online, maka persepsi nilai baik yang diterima pelanggan, mendorong pelanggan
untuk melakukan proses pembelian ulang dan dan loyalitas terhadap merk, juga
pada penelitian Rust, Lemon dan Zeithaml (2004) yang mengatakan bahwa
frekuensi pembelian
memiliki hubungan erat dengan variabel loyalitas, sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hajli (2016) yang mengatakan bahwa kepercayaan yang terbentuk
mungkin yang diperoleh pada komunitas dan forum – forum pada sosial media,
untuk menggali ulang informasi mendetail, mengenai produk lain yang dibeli pada
yan (2014) yang menyatakan perilaku pembeli dari para konsumen dan opini yang
terbentuk pada sosial media, berpengaruh pada loyalitas para pelanggan online,
memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Jun Ji Hew (2016) yang menyatakan
merk dan mendorong loyalitas pelanggan pada sebuah merk melalui social media
komunikasi baik yang terjalin antara pembeli dan penjual online akan membuat
pelanggan merasa puas dan lebih terikat secara emosional dengan penjual serta
variabel mediasi antara variabel pengaruh persepsi nilai dan loyalitas. Hasil
(2016) dimana persepsi nilai yang dimediasi oleh trust mempengaruhi keputusan
pembelian ulang pelanggan online, dimana faktor keamanan dan jaminan data
yang telah memiliki kepercayaan pada penjual memiliki potensi besar untuk
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh kim pada tahun (2012)
atau tidaknya pelanggan, pada penjual online, semakin terjamin reputasi penjual
maka akan mendorong semakin loyal nya pelanggan terhadap penjual yang
berdasarkan jenis kelamin dan usia , konsumen dari online shop fashion kulit
sehingga online shop harus menampilkan keterangan secara detail pada display
foto produk, serta mempertimbangkan kesesuaian antara foto produk dan barang
124
yang dikirim. Apabila online shop telah melakukan kedua hal yang disebutkan,
Hal lainnya yang menjadi implikasi praktis adalah semakin baik reputasi
online shop di social media akan berimbas pada semakin baiknya persepsi nilai
memiliki respon lebih aktif dan ramah dalam melayani konsumen, serta meminta
umpan balik berupa testimony dari pelanggan, agar dapat dijadikan sebagai
tambahan informasi mengenai reputasi baik online shop pada social media
padahal masih banyak bentuk media sosial lain yang berfungsi tidak hanya
sebagai media sosial, namun juga difungsikan sebagai media untuk melakukan
Cakupan sebaran data sampel yang diambil hanya pada tiga jenis usaha
fashion kulit online di kota malang, hal tersebut menjadikan hasil penelitian ini
6.1 Kesimpulan
rumusan masalah , tujuan penelitian, serta mengacu pada proses dan hasil
analisis data dalam penelitian ini , maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Para pelaku bisnis online social commerce di bidang fashion kulit harus
foto yang terpampang di social media dengan produk yang diterima oleh
puas, maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan pada online shop.
diterima konsumen
125
126
4. Persepsi nilai yang baik pada online shop juga menunjang meningkatnya
dan persepsi nilai yang baik, maka pelayanan yang ramah, informasi valid
yang diperoleh dari sosial media dan produk yang diterima sesuai dengan
kepercayaan pada online shop, pelanggan yang loyal juga akan memiliki
yang baik terhadap reputasi online shop di sosial media akan memiliki
6.2 Saran
penelitian selain empat variabel yang digunakan pada penelitian ini serta
meneliti pada lokasi dan wilayah cakupan yang lebih besar, agar dapat
commerce, karena hasil yang didapatkan belum tentu sama dangan hasil
yang lain, karena dalam penelitian ini hanya berfokus pada celah
lain selain metode PLS, karena kemungkinan akan didapatkan hasil yang
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Shuaib & Ullah Chandio, Zafar & Azeem Quresh, Muhammad. 2015.
“Brand trust, customer satisfaction and Brand Loyalty - A cross Examination”.
Journal of Business Strategies; Karachi. 29 (1): 62-81.
Anderson, Fornel dan Lehmann, 1994. Consumer Satisfaction, Market Share and
Profitability Finding from Sweden, New York, Journal of Marketing; 58:89-98
Assaker, G., Vinzi, V. E., & O’Connor, P. (2011). Examining the effect of novelty
seeking, satisfaction, and destination image on tourists’ return pattern: A two
factor, non-linear latent growth model. Tourism Management, Vol. 32, 890-901.
130
Ba, S., and Pavlou, P.A. 2002. Evidence of The Effect of Trust Building
Technology in Electronic Markets: Price Premium and Buyer Behavior. MIS
Quarterly. Vol 26 no 3 hal : 243-268 · September 2002
Ben Yahia, Imene. (2018). Investigating the drivers for social commerce in social
media platforms: Importance of trust, social support and the platform perceived
usag. Journal of Retailing and Consumer Services. 41.
10.1016/j.jretconser.2017.10.021.
Chang, S., Gibson, H., and Sisson, L. (2014). The loyalty process of residents and
tourists in the festival context. Current Issues in Tourism 17(9), 783-799.
Chang, T.Z. and Wildt, A.R. (1994). Price, product information and purchase
intention: an empirical study. Journal of Academy Marketing Science, 22:16-27.
Chen, Po-Tsang & Hu, Hsin-Hui Sunny. (2010). How determinant attributes of
service quality influence customer-perceived value: An empirical investigation of
the Australian coffee outlet industry. International Journal of Contemporary
Hospitality Management. 22. 535-551
Chen, S.-C., & Quester, P. G. (2015). The relative contribution of love and trust
towards customer loyalty. Australasian Marketing Journal (AMJ), Vol 23 no :1
Cheng, Xusen & Gu, Yu & Shen, Jia. (2019). An integrated view of particularized
trust in social commerce: An empirical investigation. International Journal of
Information Management. 45. 1-12. 10.1016/j.ijinfomgt.2018.10.014.
131
Chinomona, Richard & Masinge, G & Sandada, Maxwell. (2014). The influence of
E-service quality on customer perceived value, customer satisfaction and loyalty
in South Africa. Mediterranean Journal of Social Sciences. 5. 331-341.
Chiu, C.M., H.Y. Lin, S.Y. Sun, dan M.H. Hsu. 2009. Understanding Customers’
Loyalty Intentions Towards Online Shopping: An Integration Of Technology
Acceptance Model And Fairness Theory. Journal Behaviour & Information
Technology28 (4) 347–360.
Choo, H., Ahn, K. and F. Petrick, J. (2016), "An integrated model of festival revisit
intentions", International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol.
28 No. 4, pp. 818-838
Cronin, J.J., Brady, M.K. and Hult, G.T. (2000) Assessing the Effects of Quality,
Value and Customer Satisfaction on Consumer Behavioral Intentions in Service
Environments. Journal of Retailing, 76, 193-218
Cronin, J.J., Brady, M.K. and Hult, G.T. (2000) Assessing the Effects of Quality,
Value and Customer Satisfaction on Consumer Behavioral Intentions in Service
Environments. Journal of Retailing, 76, 193-218.
De Reuver, M., Nikou, S., & Bouwman, H. (2015). The interplay of costs, trust and
loyalty in a service industry in transition: The moderating effect of smartphone
adoption. Journal Telematics and Informatics, 32(4), 694–700
Deng, Zhaohua & Lu, Yaobin & Kee Wei, Kwok & Zhang, Jinlong. (2010).
Understanding Customer Satisfaction and Loyalty: An Empirical Study of Mobile
Instant Messages in China. International Journal of Information Management 30.
289-300
Ellahi, A., & Bokhari, R. H. 2013. Key quality factors affecting users’ perception of
social networking websites. Journal of Retailing and Consumer Services, 20(1),
120–129
F. Reichheld, F & Schefter, P. (2000). E-Loyalty: Your Secret Weapon on the Web.
Harvard Business Review. 78.
Farivar, Samira & Turel, Ofir & Yuan, Yufei. (2018). Skewing users' rational risk
considerations in Social Commerce: An empirical examination of the role of social
identification. Information & Management. 55. 1038-1048.
10.1016/j.im.2018.05.008.
Ferrell, O.C. & Hartline, Michael. 2019. Marketing Strategy. SERBIULA sistema
Librum 2.0.
Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An
Introduction to Theory and Research. Reading, MA: Addison-Wesley.
133
Fortes, Nuno & Rita, Paulo & Pagani, Margherita. (2017). The effects of privacy
concerns, perceived risk and trust on online purchasing behaviour. International
Journal of Internet Marketing and Advertising. 11. 10.1504
Fukuyama, F. (1995). Trust: The social virtues and the creation of prosperity. New
York: The Free Press.
Gefen, David; Karahanna, Elena; and Straub, Detmar W.. 2003. "Trust and TAM
in Online Shopping: An Integrated Model," MIS Quarterly, (27: 1)
Geiger, I., Durand, A., Saab, S., Kleinaltenkamp, M., Baxter, R., Lee, Y., 2012.
The bonding effects of relationship value and switching costs in industrial buyer-
seller relationships: an investigation into role differences. Industrial Marketing
Management 41, 82–93
Gibreel, Omer & A. AlOtaibi, Dhari & Altmann, Jörn. (2017). Social commerce
development in emerging markets. Electronic Commerce Research and
Applications. 27. 10.1016/j.elerap.2017.12.008.
134
Grappi, Silvia & Montanari, Fabrizio, 2011. The role of social identification and
hedonism in affecting tourist re-patronizing behaviours: The case of an Italian
festival.Tourism Management, Elsevier, vol. 32(5), pages 1128-1140.
Hahm, Jeeyeon & Breiter, Deborah & Severt, Kimberly & Wang, Youcheng &
Fjelstul, Jill. (2016). The relationship between sense of community and
satisfaction on future intentions to attend an association's annual meeting.
Tourism Management. 52. 151-160. 10.1016/j.tourman.2015.06.016.
Hajli, N. (2014). The role of social support on relationship quality and social
commerce. Technological Forecasting and Social Change, 87, 17–27.
Hajli, N., & Lin, X. 2014. Exploring the security of information sharing on
socialnetworking sites: The role of perceived control of information. Journal of
BusinessEthics, 1–13. http://dx.doi.org/10.1007/s10551-014- 2346-x
Hajli, Nick & Sims, Julian & Zadeh, Arash & Richard, Marie-Odile. (2016). A social
commerce investigation of the role of trust in a social networking site on purchase
intentions. Journal of Business Research. 71. 10.1016/j.jbusres.2016.10.004.
Hajli, Nick. (2015). Social commerce construct and consumer’s intention to buy.
International Journal of Information Management. 35.
10.1016/j.ijinfomgt.2014.12.005.
Hajli, Nick. 2015. Social commerce constructs and consumer’s intention to buy.
International Journal of Information Management 35: 183–191
Hallikainen, Heli & Laukkanen, Tommi. (2018). National culture and consumer
trust in e-commerce. International Journal of Information Management. 38. 97-
106. 10.1016/j.ijinfomgt.2017.07.002.
135
Hew, Jun-Jie & Lee, Voon-Hsien & Ooi, Keng-Boon & Lin, Binshan. (2016). Mobile
social commerce: The booster for brand loyalty?. Computers in Human Behavior.
59. 142-154. 10.1016/j.chb.2016.01.027.
Hosmer, L.T. (1995). Trust: the connecting link between organizational theory and
philosophical ethics. Academy of Management Review, 20(2):379-403.
Hsu, Chien-Lung & Liu, Chia-Chang & Lee, Yuan-Duen. (2010). Effect of
commitment and trust towards micro-blogs on consumer behavioral intention: A
relationship marketing perspective.International Journal of Electronic Business
Management. 8.
Hu, Kai. Chieh & Huang, Mei Chieh. 2011. Effects of Service Quality, Innovation
and Corporate Image on Customer’s Satisfaction and Loyalty of Air Cargo
Terminal. International Journal of Operations Research, 8 (4): 36-47.
Huang, Z., & Benyoucef, M. (2015). User preferences of social features on social
commerce websites: An empirical study. Technological Forecasting and Social
Change, 95, 57–72.doi:10.1016/j.techfore.2014.03.005
Hwang, S., & Kim, S. (2018). Does mIM experience affect satisfaction with and
loyalty toward O2O services? Computers in Human Behavior, 82, 70–80.
Hwang, ShinYoung & Seongcheol, Kim. (2017). Does mIM experience affect
satisfaction with and loyalty toward O2O services. Computers in Human Behavior.
82. 10.1016/j.chb.2017.12.044.
Jarvis, Diane & Stoeckl, Natalie & Liu, Hong-Bo. (2016). The impact of economic,
social and environmental factors on trip satisfaction and the likelihood of visitors
returning. Tourism Management. 52. 10.1016/j.tourman.2015.06.003.
Jiang, Z., Chan, J., Tan, B.C.Y., Chua, W.S. (2010), Effects of interactivity on
website involvement and purchase intention, Journal of the Association for
Information Systems, 11 (1), 35-60.
John C. Mowen dan Michael Minor, Perilaku Konsumen, Edisi Kelima, Jilid
2 (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002),p.89
Kim, M.-J., Chung, N., & Lee, C.-K. (2011). The effect of perceived trust on
electronic commerce: Shopping online for tourism products and services in South
Korea. Journal of Tourism Management, 32(2), 256–265
Kim, M.-K., Park, M.-C., Park, J.-H., Kim, J., & Kim, E. (2018). The role of
multidimensional switching barriers on the cognitive and affective satisfaction-
loyalty link in mobile communication services: Coupling in moderating effects.
Journal of Computers in Human Behavior, 87, 212–223.
Kim, Y., Sohn, D., dan Choi, S.M. (2011): Cultural difference in motivations for
using social network sites: A comparative study of American and Korean college
students. Journal of Computers in Human Behavior, 27(1), 365-372.
Kotler, P. & Armstrong G., (2006) “Principles of Marketing”, (12th ed). Upper
Saddle River, New Jersey
Kotler, P. & K.L. Keller. (2012). Marketing management. 14th ed. New Jersey:
Upper Saddle River
Kracher, Beverly & Corritore, Cynthia & Wiedenbeck, Susan. (2005). A foundation
for understanding online trust in electronic commerce. Journal of Information,
Communication and Ethics in Society. 3. 131-141.
Kumar, Nirmalya & Scheer, Lisa & Steenkamp, Jan-Benedict. (1995). The Effects
of Perceived Interdependence on Dealer Attitudes. Journal of Marketing
Research. 32. 348.
Kumar, V & Pozza, Ilaria & Ganesh, Jaishankar. (2013). Revisiting the
Satisfaction–Loyalty Relationship: Empirical Generalizations and Directions for
Future Research. Journal of Retailing. 89. 246–262. 10.1016
138
Lee, J.-S., Lee, C.-K. and Choi, Y. (2011) Examining the Role of Emotional and
Functional Values in Festival Evaluation. Journal of Travel Research, 50, 685-
696.
Leung, Xi & Bai, Billy & Erdem, Mehmet. (2017). Hotel social media marketing: a
study on message strategy and its effectiveness. Journal of Hospitality and
Tourism Technology. 8. 00-00. 10.1108/JHTT-02-2017-0012.
Li, Xiang & Petrick, James. (2008). Examining the Antecedents of Brand Loyalty
from an Investment Model Perspective. Journal of Travel Research - J TRAVEL
RES. 47. 25-34.
Li, Xiang & Vogelsong, Hans. (2006). Comparing methods of measuring image
change: A case study of a small-scale community festival. Tourism Analysis. 10.
349-360. 10.3727/108354206776162769.
139
Li, Y.-M., Wu, C.-T., & Lai, C.-Y. (2013). A social recommender mechanism for e-
commerce: Combining similarity, trust, and relationship. Journal of Decision
Support Systems, 55(3), 740–752.
Liang, T.-P., Ho, Y.-T., Li, Y.-W., & Turban, E. (2011). What Drives Social
Commerce: The Role of Social Support and Relationship Quality. International
Journal of Electronic Commerce, 16(2), 69–90
Liao, Y., Wang, Y., and Yeh, C. (2014). “Exploring The Relationship between
Intentional and Behavioral Loyalty in The Context of E-tailing”,Internet Research,
Vol.24, pp.668-686.
Liu, Simon Y.; Gomez, Joel; and Yen, Cherng-Jyh, (2009). "Community College
Online Course Retention and Final Grade: Predictability of Social
Presence.Journal of Educational Foundations & Leadership Faculty Publications
Lu, B., Fan, W., & Zhou, M. (2016). Social presence, trust, and social commerce
purchase intention: An empirical research. Journal of Computers in Human
Behavior, 56, 225–237.
Lu, Baozhou & Fan, Weiguo. (2016). Social presence, trust, and social commerce
purchase intention: An empirical research. Journal Computers in Human
Behavior. 56. 225-237. 10.1016/j.chb.2015.11.057.
Lu, Baozhou & Zeng, Qingfeng & Fan, Weiguo. (2016). Examining macro-sources
of institution-based trust in social commerce marketplaces: An empirical study.
Journal of Electronic Commerce Research and Applications. 20.
10.1016/j.elerap.2016.10.004.
Luarn, P. & Lin, H. (2003). A Customer Loyalty Model for E-Service Context.
Journal of Electronic Commerce Research, Vol. 4, No. 4, pp. 156-167.
140
Martinez, P., & Bosque, I. R. (2013). CSR and Customer Loyalty: The Roles of
Trust, Customer Identification with the Company and Satisfaction. International
Journal of Hospitality Management , Vol. 35 Pages 89-99
Mayer, R.C., Davis, J.H. and Schoorman, F.D. (1995). An integrative model of
organizational trust. Academy of Management Review, 20:709:734.
McKnight, D., Cummings, L., & Chervany, N. 1998. Initial Trust Formation in new
Organizational Relationships. Academy of Management Review, 23(3): 473-490.
McKnight, D.H., Cummings, L.L. and Chervany, N.L. (1998), Initial trust formation
in new organizational relationship. Academy of Management Review, 23(3):472-
490.
Meesala, A., & Paul, J. (2018). Service quality, consumer satisfaction and loyalty
in hospitals: Thinking for the future. Journal of Retailing and Consumer Services,
40, 261–269
Morgan, R.M. dan S.D. Hunt (1994), “The Commitment Trust Theory of
Relationship Marketing,” Journal of Marketing, Vol. 58, No. 3, p. 20 – 23
Mosavi, S. A., & Ghaedi, M. (2012). A survey on the relationship between trust,
customer loyalty, commitment and repurchase intention. African Journal of
Business Management 6(36): 10089-10098
Park, M. S., Shin, J. K., & Ju, Y. (2014). The effect of online social network
characteristics on consumer purchasing intention of social deals. Journal of Global
Economic Review, 43(1), 25-41.
Paul J. Peter dan Jerry C. Olson, Consumer Behavior and Marketing Strategy,
Ninth Edition (New York: McGraw-Hill Companies. 2010),p.387Ibid,p. 387
Pearson, Ann & Tadisina, Suresh & Griffin, Chris. (2012). The Role of E-Service
Quality and Information Quality in Creating Perceived Value: Antecedents to Web
Site Loyalty. Information Systems Management - ISM. 29. 201-215
Raza, M., Siddique, A., Awan, H., & Bukhari. (2012). relationship between Service
Quality, Perceived Value, Satisfaction and Revisit Intention in Hotel Industry.
Interdisciplinary Journal of Contemporary Research Business, 788-805
Raza, Muhammad & Nabeel, Ahmad & Awan, Hayat & Syed Khuram, Shahzad.
(2012). Relationship between service quality, perceived value, satisfaction and
revisit intention in hotel industry. Interdisciplinary Journal of Contemporary
Research in Business. 4. 788-805.
Razak, N. S. A., Marimuthu, M., Omar, A., & Mamat, M. (2014). Trust and
Repurchase Intention on Online Tourism Services among Malaysian Consumers.
Procedia – Journal Social and Behavioral Sciences, 130, 577–582
Rintamäki, T., Kanto, A., Kuusela, H., & Spence, M. T. (2006). Decomposing the
value of department store shopping into utilitarian, hedonic and social dimensions:
Evidence from Finland. International Journal of Retail and Distribution
Management, 34(1), 6-24
143
Ritter, T., Walter, A., 2012. More is not always better: the impact of relationship
functions on customer-perceived relationship value. Industrial Marketing
Management 41, 136–144
Robert W. Lucas,Customer Service: Skills For Success, Fifth Edition (New York:
McGraw-Hill Companies, Inc. 2012),p.363
Rubel, S. (2005) “2006 Trends to Watch Part II: Social Commerce”, Micro
Persuasion, http://socialcommercetoday.com/steve-rubels-original-2005-social-
commerce-post/ (current Sep. 21, 2012)
Savinovic, Ana & Kim, Sangkyun & Long, Philip. (2012). Audience Members'
Motivation, Satisfaction and Intention to Re-visit an Ethnic Minority Cultural
Festival. Journal of Travel & Tourism Marketing. 29.: 682-694.
Schiffman, LG. & Kanuk, LL. (2004). Consumer behavior, 8th International edition.
Prentice Hall.
Shanmugam, M., Sun, S., Amidi, A., Khani, F., & Khani, F. (2016). The
applications of social commerce constructs. International Journal of Information
Management, 36(3), 425–432.
Shanmugam, Mohana & Sun, Shiwei & Amidi, Asra & Khani, Farzad & Khani,
Fariborz. (2016). The applications of social commerce constructs. International
Journal of Information Management. 36.: 425-432..
Sirdeshmukh, D., Singh, J., & Sabol, B. (2002). Consumer Trust, Value, and
Loyalty in Relational Exchanges. The Journal of Marketing, 66, 15-37
Suharto Abdul Majid, Customer Service dalam Bisnis Jasa Transportasi (Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada, 2009),p. 48
Tajvidi, M., Wang, Y., Hajli, N., & Love, P. E. D. (2017). Brand value Co-creation
in social commerce: The role of interactivity, social support, and relationship
quality. Journal of Computers in Human Behavior.
Tuškej, Urška & Golob, Ursa & Podnar, Klement. (2013). The role of consumer-
brand identification in building brand relationships. Journal of Business Research.
:53–59.
Ukudi dan Mulyo Budi Setiawan. 2007. Pengaruh kualitas layanan, kepercayaan,
dan komitmen terhadap loyalitas nasabah (Studi Kasus PD.BPR Bank pasar
145
Kendal). Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol.14, No.2,. STIE Stikubank,
Semarang.
Walter, Achim; et. al. 2012. The Impact of Satisfaction, Trust, and Relationship
Value on Commitment: Theoretical Considerations and Empirical Results.
University of Karlsruhe
Wang, Xuequn & Lin, Xiaolin & K. Spencer, Marilyn. (2019). Exploring the effects
of extrinsic motivation on consumer behaviors in social commerce: Revealing
consumers’ perceptions of social commerce benefits. International Journal of
Information Management. 45. 163-175. 10.1016/j.ijinfomgt.2018.11.010.
Wang, Y., & Herrando, C. (2019). Does privacy assurance on social commerce
sites matter to millennials? International Journal of Information Management, 44,
164–177.doi:10.1016/j.ijinfomgt.2018.10.016 .
Waters, R. D., Burnett, E., Lamm, A., & Lucas, J. (2009). Engaging stakeholders
through social networking: How nonprofit organizations are using Facebook.
Journal of Public Relations Review, 35(2), 102–106.
Yadav, M. S., de Valck, K., Hennig-Thurau, T., Hoffman, D. L., & Spann, M.
(2013). Social commerce: A contingency framework for assessing marketing
potential. Journal of Interactive Marketing, 27, 311-323.
146
Yan, Su-Rong & Zheng, Xiao-Lin & Wang, Yan & Song, William & Zhang, Wen-
Yu. (2015). A graph-based comprehensive reputation model: Exploiting the social
context of opinions to enhance trust in social commerce. Journal of Information
Sciences. 318. 10.1016/j.ins.2014.09.036.
Zeithaml, V.A. & Bitner, M.J. (2003), Service Marketing Integrating Customer
Focus across the Firm, McGrawHill, New York, NY
Zhang, Kem & Benyoucef, Morad & J. Zhao, Sesia. (2015). Building brand loyalty
in social commerce: The case of brand microblogs. Electronic Commerce
Research and Applications. 15. 10.1016/j.elerap.2015.12.001.
KUISIONER PELANGGAN
149
150
151
\
Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin
Validitas
159
X1 Pearson
Cases Correlation
Valid 199 1 .858**
99.5 .826** .800** .843** .854**
Sig. (2-tailed)
Excludeda 1 .000
.5 .000 .000 .000 .000
N
Reliability Statistics 200 200 200 199 200 200
Alpha N of Items
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
.887 5
N 200 200 200 199 200 200
N %
Excludeda 0 .0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.838 4
161
Correlations
N %
Excludeda 1 .5
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.891 5
163
Correlations
N %
Excludeda 0 .0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.775 3
165
Correlations
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan hasil penelitian terdahulu 14
Tabel 2.2 Variabel dan Indikator Variabel X1, X2 ,Y1,Y2 20
Tabel 5.12 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Nilai Pelanggan (X2) 92
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN