Hasil Riset

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Kajian SPL, Presipitasi, dan Salinitas Kaitannya

dengan Laju Pertumbuhan Karang Porites di


Nusa Penida, Bali
Camellia Kusuma Tito1, Aldino Jusach Saputra1, Jejen Jenhar Hidayat1, Muji Wasis Indriyawan2 dan
Abdul Rohman Zaky1
1
Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL), Kementerian Kelautan dan Perikanan
Jl. Baru Perancak, Negara, Jembrana, Bali, 822251
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
2
Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL), Kementerian Kelautan dan Perikanan
Jl. Bypass Prof. Ida Bagus Mantra, Pering, Gianyar, Bali, 80581
E-mail: [email protected]

Abstract - Coral growth rate were influenced by the environmental dari kawasan segitiga terumbu karang dunia atau dikenal
changes of the ambient waters. To determine the influenced of sea dengan kawasan Coral Triangle Initiative (CTI).
surface temperature (SST) , precipitation and salinity on the coral Sebagai salah satu usaha pengelolaan dan pemanfaatan
growth rate in Nusa Penida, Bali, samples of Porites corals has been ekosistem terumbu karang secara lestari dan berkelanjutan,
taken at a depth of 6,5 m. In this study, we analyzed 5 colonies of
maka diperlukan adanya data dan informasi yang lengkap
Porites corals, these corals were X-rayed and analyzed for their
growth rate. Coral growth rate was calculated using coral
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
densitometry approach by CoralXDS software. The results showed karang di kawasan ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
that corals give varied response to the increase in SST and decrease pengaruh suhu permukaan laut (SPL), presipitasi dan salinitas
in precipitation and salinity. The influenced of salinity and terhadap pertumbuhan karang Porites di Perairan Nusa Penida.
precipitation on the coral growth rate at Nusa Penida were greater Dalam penelitian ini digunakan sampel Porites untuk
than the SST. menghitung laju pertumbuhan tahunannya dan dianalisis
keterkaitannya dengan beberapa faktor klimatologi.
Keywords: coral growth rate, densitometry, Nusa Penida, Porites
II. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN
Abstrak - Laju pertumbuhan karang dipengaruhi oleh HIPOTESIS
perubahan lingkungan perairan. Untuk mengetahui pengaruh Nusa Penida merupakan perairan yang menarik untuk dikaji
suhu permukaan laut (SPL), curah hujan dan salinitas pada laju karena selain memiliki potensi sumber daya hayati laut yang
pertumbuhan karang di Nusa Penida, Bali, sampel karang tinggi, posisinya yang berdekatan dengan selat Lombok
Porites telah diambil pada kedalaman 6,5 m. Dalam studi ini,
dianalisis 5 koloni karang Porites, dilakukan Xray dan dianalisis menyebabkan kondisi lingkungan Perairan Nusa Penida juga
untuk laju pertumbuhannya. Laju pertumbuhan karang dipengaruhi Arus Lintas Indonesia (Arlindo) [2]. Arus yang
dihitung dengan pendekatan densitometry dengan menggunakan kuat dan penurunan suhu perairan yang tiba-tiba akibat
software CoralXDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya upwelling adalah karakteristik perairan Nusa
karang memberikan respon yang bervariasi pada peningkatan Penida.
SPL dan penurunan curah hujan serta salinitas. Pengaruh Terumbu karang (coral reef) merupakan endapan masiv dari
salinitas dan curah hujan pada laju pertumbuhan karang di kalsium karbonat (CaCO3) yang dihasilkan sekumpulan
Nusa Penida lebih besar daripada SPL.
organisme karang yang hidup di dasar perairan melalui proses
kalsifikasi. Dalam proses kalsifikasi terjadi pertumbuhan
Kata kunci: laju pertumbuhan karang, densitometry, Nusa
Penida, Porites
secara linier dan penambahan densitas karang [3]. Satu pasang
densitas tinggi dan rendah pada karang, yang membentuk pola
selang-seling terang/gelap, menunjukkan satu tahun
I. PENDAHULUAN pertumbuhan. Teknologi X-ray dimanfaatkan untuk
Setelah sebelumnya ditetapkan sebagai Kawasan mengetahui densitas dan kalsifikasi karang, sebagai refleksi
Konservasi Perairan pada 2010, pada Juni 2014 Nusa Penida dari pertumbuhan karang.
juga telah diresmikan sebagai Kawasan Konservasi Taman Salah satu jenis karang masiv yang memiliki penyebaran
Wisata Perairan. Taman wisata perairan seluas 20 ribu hektar yang luas dan dapat tumbuh dan berkembang di wilayah tropis
ini memiliki terumbu karang kurang lebih seluas 149 hektar dan sebagian wilayah sub tropis adalah Porites (Veron, 1986).
dengan hampir 300 jenis karang [1] dan merupakan bagian Dalam pertumbuhannya, Porites membentuk lapisan
pertumbuhan (growth band) menurut urutan waktu
(kronologi). Perlapisan pertumbuhan pada karang

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V


Universitas Brawijaya Malang 2015
499 | I l m u K e l a u t a n - B i o l o g i L a u t ( I K - B - 1 3 ) -
CamelliaKusumaTito,Dkk
menggambarkan kondisi tahunannya (Hudson et al., 1976;
Highsmith 1979).
Perlapisan pertumbuhan tahunan karang dapat digunakan
sebagai perekam informasi perubahan lingkungan [3].
Perubahan lingkungan diketahui dengan perubahan densitas
pada perlapisan pertumbuhannya [4][5]. Beberapa faktor
lingkungan dan ekologi yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan karang adalah suhu permukaan laut (SPL),
salinitas, presipitasi, sedimentasi, intensitas cahaya dan
turbiditas [6].

III. METODE PENELITIAN


Gambar 2. Pemboran koral (A), sampel karang Porites (B),
Sebanyak 5 (lima) koloni karang jenis Porites (NP1, NP2, pemotongan membentuk lempengan (C), hasil Xray (D), software
NP3, NP4 dan NP5) telah diambil dari satu lokasi di wilayah CoralXDS (E)
Perairan Nusa Penida, Bali pada kedalaman kurang lebih 5
meter (ditunjukkan dengan tanda bintang pada Gambar 1). Dalam penelitian ini digunakan data SPL versi terbaru dari
ERSST yaitu v3b. Analisis data ERSST v3b didasarkan pada
pengukuran in situ (buoy dan kapal) yang didapatkan dari
International Comprehensive Ocean-Athmosphere Data Set
(ICOADS). Data ERSST v3b tersedia sebagai data bulanan
yang dipetakan dalam grid 20, dari tahun 1854 hingga saat ini
[7].
Data and Information Services Center (GES DISC) adalah
pusat data presipitasi dari Tropical Rainfall Measuring
Mission (TRMM). Untuk mempermudah akses data, GES
DISC telah mengembangkan TOVAS. Data presipitasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan dengan
resolusi 0,250.
Data salinitas dari GODAS diperoleh dari asimilasi profil
temperatur da salinitas, Metode asimilasi menggunakan
3DVAR. GODAS merupakan data reanalisis sejak 1979 sampai
Gambar 1. Lokasi Penelitian
sekarang. GODAS menggabungkan profil suhu dari Mooring
XBT, TAO, TRITRON, PIRATA dan Argo float. Profil salinitas
Dalam penelitian ini, sampel Porites diambil dengan dihitung dari temperatur menggunakan T-S klimatologi
menggunakan drilling pistol. Metode ini menggunakan mata berdasarkan data rata-rata tahunan dari NODC World Ocean
bor berupa diamond-tipped steel tube dengan diameter 3,6 cm Database.
dan panjang 30 cm yang dikaitkan pada pneumatic drilling
pistol. Pistol ini dikaitkan pada tabung oksigen scuba yang IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
berfungsi sebagai sumber energi. Penggunaan energi dari Dalam penelitian ini dianalisis pertumbuhan karang selama 31
tabung oksigen ini tidak merusak lingkungan. tahun, dari tahun 1980-2010. Dari hasil perhitungan
Selanjutnya Porites dipotong membentuk lempengan didapatkan kisaran laju pertumbuhan tahunan karang antara
setebal kira-kira 0,5 cm, kemudian dilakukan Xray untuk 0,8917 cm/tahun hingga 1,1028 cm/tahun, dengan nilai rata-
dianalisis lapisan pertumbuhannya dengan menggunakan rata sebesar 0,9661 cm/tahun. Hal ini sesuai dengan beberapa
software Coral X-Radiographs Densitometry System (Coral penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa
XDS). Hasil keluaran dari pengukuran ini adalah berupa laju pertumbuhan karang jenis Porites sebesar kurang lebih 1
pertumbuhan tahunan yang selanjutnya dianalisis statistik cm/tahun (Barnes 1987; Wonderly 1977; Zindler 1989; Berra
dengan mengkorelasikannya dengan data SPL dari Extended 1990).
Reconstructed Sea Surface Temperature (ERSST) v3b,
presipitasi dari TRMM Online Visualization and Analysis
System (TOVAS) dan salinitas dari Global Ocean Data
Assimilation System (GODAS).

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V


Universitas Brawijaya Malang 2015
500 | I l m u K e l a u t a n - B i o l o g i L a u t ( I K - B - 1 3 ) -
CamelliaKusumaTito,Dkk
TABEL 1. ANALISIS STATISTIK PERTUMBUHAN KARANG kecenderungan penurunan presipitasi ± 359,18 mm/tahun,
dari rata-rata presipitasi sebesar 1491,86 mm/tahun pada
1980 hingga mencapai 1132,68 mm/tahun pada 2010
(Gambar 4).

Dari hasil analisis laju pertumbuhan tahunan karang untuk


5 koloni sampel yang telah diambil diperoleh bahwa,
kecenderungan (trend) pertumbuhan karang untuk 2 koloni
yaitu NP3 dan NP5 mengalami penurunan sedangkan ketiga
koloni karang lainnya mengalami kenaikan. Koloni NP4
mengalami laju pertumbuhan tahunan paling tinggi yaitu Gambar 4. Data Presipitasi dari TOVAS di Nusa Penida pada periode
sebesar 1,1028 cm/tahun dan cukup signifikan dengan p-value 1980-2010
sebesar 0,0209, sementara itu keempat koloni karang lain yaitu
NP1, NP2, NP3, dan NP5 tidak menunjukkan pertumbuhan TABEL 2. ANALISIS STATISTIK KORELASI PERTUMBUHAN KARANG DENGAN
SPL, PRESIPITASI DAN SALINITAS
yang signifikan (p>0,05) (Tabel 1).
Laju pertumbuhan karang dari 5 koloni sampel tersebut
bervariasi karena masing-masing koloni memiliki periode
pertumbuhan yang berbeda, yaitu NP1 42 tahun, NP2 dan NP3
64 tahun, NP4 74 tahun, dan NP5 74 tahun. Perbedaan periode
pertumbuhan ini dapat mempengaruhi tingkat kesehatan karang
dan kemampuan karang untuk merespon perubahan
lingkungannya.
Untuk mengetahui pengaruh SPL pada pertumbuhan Rendahnya presipitasi yang terjadi pada tahun 1982 dan
karang, dalam penelitian ini digunakan data SPL dari ERSST 1997 dipengaruhi oleh terjadinya fenomena El Nino yang
V.3b. Data SPL ERSST V.3b diambil pada periode 1980 hingga mempengaruhi perairan Indonesia. Beberapa fenomena iklim
2010 (n = 31). Data tersebut berupa data SPL bulanan yang global seperti El Nino Southern Oscillation (ENSO), Indian
dirata-ratakan menjadi data SPL tahunan. Secara umum SPL di Ocean Dipole (IOD), dan Arus Lintas Indonesia (Arlindo)
lokasi Nusa Penida cenderung mengalami kenaikan, yaitu mempengaruhi iklim regional di Indonesia [2] [8] [9].
sebesar ± 0,62 0C, dari rata-rata suhu sebesar 28,44 0C pada Fenomena El Nino mempengaruhi terjadinya perubahan tingkat
1980 hingga mencapai 29,06 0C pada 2010 (Gambar 3). presipitasi [10] yaitu rendahnya presipitasi di wilayah
Kenaikan SPL ini dipengaruhi oleh terjadinya pemanasan Indonesia. Selain itu fenomena monsun (perubahan musiman
global akibat efek perubahan iklim yang disebabkan oleh arah angin) juga mempengaruhi variasi iklim di Indonesia.
meningkatnya pembuangan gas rumah kaca ke atmosfer. Selama musim barat, angin bertiup menuju barat daya
membawa hujan di wilayah Indonesia. Sebaliknya selama
musim timur, angin bertiup dari Australia membawa musim
kering.
Untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap
pertumbuhan karang digunakan data salinitas di lokasi Nusa
Penida pada periode 1980 hingga 2010 (n = 31), yang
didapatkan dari GODAS. Secara umum terlihat adanya
kecenderungan penurunan salinitas ± 0,85 ‰, dari rata-rata
presipitasi sebesar 34,10 ‰ pada 1980 hingga mencapai 33,26
‰ pada 2010 (Gambar 5). Menurut Nybaken (1988) [11]
karang dapat hidup pada kisaran salinitas 32 - 35 ‰.

Gambar 3. Data SPL ERSST V.3b di Nusa Penida pada periode 1980-2010

Dalam penelitian ini digunakan data presipitasi di lokasi


Nusa Penida yang didapatkan dari TOVAS pada periode
1980 hingga 2010 (n = 31). Secara umum terlihat adanya

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V


Universitas Brawijaya Malang 2015
501 | I l m u K e l a u t a n - B i o l o g i L a u t ( I K - B - 1 3 ) -
CamelliaKusumaTito,Dkk
Karena rendahnya korelasi antara masing-masing parameter
dengan pertumbuhan karang, kemudian digunakan regresi
linier berganda dengan menggabungkan ketiga parameter
tersebut dan melihat pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan
karang. Dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa pengaruh
ketiga parameter lebih besar terhadap laju pertumbuhan
karang. Pengaruh ketiga parameter tersebut ditunjukkan
dengan nilai R yang lebih besar yaitu >0,3. Namun demikian
nilai korelasi ini masih cukup rendah untuk menentukan
parameter lebih dominan berpengaruh terhadap laju
pertumbuhan karang. Perlu dilakukan studi lebih lanjut dengan
mengkorelasikan laju pertumbuhan karang dengan parameter
Gambar 5. Data Salinitas dari GODAS di Nusa Penida pada periode
1980-2010
fisik lain yaitu intensitas cahaya, sedimentasi, turbiditas,
nutrien dan wind stress. Diperlukan juga data insitu yang lebih
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing parameter menggambarkan kondisi lingkungan sesungguhnya tempat
terhadap pertumbuhan karang, selanjutnya dikorelasikan data karang tumbuh.
laju pertumbuhan karang dengan data SPL dari ERSST V.3b, V. KESIMPULAN
data presipitasi dari TOVAS dan salinitas dari GODAS untuk
dihitung nilai R nya. R menunjukkan korelasi atau seberapa Laju pertumbuhan karang 5 karang Porites dari Perairan
kuat hubungan antara 2 variabel. Hasil korelasi menunjukkan Nusa Penida selama periode 1980 – 2010 sebesar 0,9661
bahwa karang Porites memberikan respon yang berbeda cm/tahun. 2 koloni dari 5 koloni karang Porites yang diambil
sebagai sampel mengalami penurunan laju pertumbuhan
terhadap kenaikan SPL. Hal ini ditunjukkan dengan nilai slope
karang sedangkan ketiga koloni karang lainnya mengalami
positif dan negatif pada Tabel 2.
kenaikan seiring dengan meningkatnya SPL dan menurunnya
Laju pertumbuhan koloni karang NP4 dan NP5
presipitasi dan salinitas. Korelasi yang lebih tinggi didapatkan
menunjukkan korelasi linier dengan kenaikan SPL, sementara
dengan menggabungkan SPL, salinitas dan presipitasi untuk
itu ketiga koloni lainnya menunjukkan korelasi non linier.
dikorelasikan dengan laju pertumbuhan karang, daripada
Menurut Barnes and Lough (2000) dan Carricart-Ganivet
mengkorelasikan masing-masing parameter langsung dengan
(2004) [5], SPL mempunyai hubungan linier dengan kecepatan
laju pertumbuhan karangnya.
kalsifikasi, kenaikan SPL menyebabkan meningkatnya laju
kalsifikasi. Meningkatnya laju kalsifikasi ditunjukkan dengan UCAPAN TERIMA KASIH
nilai slope positif pada pertumbuhan karang. Perbedaan respon
Terima kasih disampaikan kepada Bapak Eghbert Elvan
karang terhadap kenaikan SPL pada sampel karang di Nusa
Ampou, Bapak Dudi Prayudi, Suciadi Catur Nugroho dan
Penida diasumsikan terjadi karena karakteristik perairannya
Nuryani Widagti yang telah membantu dalam pekerjaan teknis
yang unik, menyebabkan SPL bukanlah faktor dominan yang
lapangan dan laboratorium, kepada Ibu Sri Yudawati Cahyarini
mempengaruhi pertumbuhan karang di perairan tersebut.
(Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI) atas fasilitas
Hasil korelasi selanjutnya menunjukkan bahwa Porites juga
laboratorium, serta kepada Bapak Eko Susilo untuk diskusi
memberikan respon yang berbeda terhadap penurunan
metode analisis statistik.
presipitasi dan salinitas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai slope
positif dan negatif pada Tabel 2. Sama halnya dengan DAFTAR PUSTAKA
parameter SPL, perbedaan respon karang terhadap penurunan [1] Allen, G.R dan M.V. Erdman, 2008, Reef Fish of Nusa Penida, Indonesia,
presipitasi dan salinitas pada sampel karang di Nusa Penida Final Report to Conservation International
diasumsikan terjadi karena karakteristik perairannya yang [2] Gordon, A.L., 2005, Oceanography of the Indonesian Seas and Their
Throughflow, Oceanography, 18 (4): 14-27
unik, menyebabkan presipitasi dan salinitas bukanlah faktor [3] Felis T. and Pätzold, J., 2004, Climate reconstruction from annually
dominan yang mempengaruhi pertumbuhan karang di perairan banded corals, Global Environmental Change in the Ocean and on Land,
tersebut. Eds., 205-227
Dari perhitungan nilai R, didapatkan korelasi yang rendah [4] D.W. Knutson, R.W. Buddemeier and S.V. Smith, 1972, Coral
Chronometers: Seasonal Growth Bands in Reef Corals, Science, 177, 270-
antara masing-masing parameter dengan pertumbuhan karang,
272
hal ini ditunjukkan dengan nilai R yang sangat lemah yaitu [5] J.P. Carricart-Ganivet, J.M. Lough, and D.J. Barnes, 2007, Growth and
<0,28. Namun dapat diketahui bahwa diantara ketiga parameter Luminescence Characteristics in Skeletons of Massive Porites from a
tersebut, salinitas lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan Depth Gradient in the Central Great Barrier Reef, Journal of Experimental
Marine Biology and Ecology, 351, 27–36
karang. Menurut Sarwono (2006) [12], nilai korelasi yang
[6] R.E. Dodge and J.R. Vaisnys, 1975, Hermatypic Coral Growth Banding
berkisar 0<R<0,25 memiliki korelasi yang sangat lemah, as Environmental Recorder, Nature, 258, 706-708
0,25<R< 0,5 memiliki nilai korelasi yang cukup, 0,5<R<0,75 [7] T.M. Smith and R.W. Reynolds, 2004, Improved Extended
memiliki nilai korelasi kuat, dan 0,75<R<1 memiliki nilai Reconstruction of SST (1854-1997), Journal of Climate, 17, 2466-
korelasi sangat kuat. 2477
[8] Gordon, A.L., R.D. Susanto and K. Vranes, 2003, Cool Indonesian
Throughflow as A Consequence of Restricted Surface Layer Flow,

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V


Universitas Brawijaya Malang 2015
502 | I l m u K e l a u t a n - B i o l o g i L a u t ( I K - B - 1 3 ) -
CamelliaKusumaTito,Dkk
Nature, 425, 824-828
[9] Susanto, R,D and A.L. Gordon, 2005, Velocity and Transport of the
Makassar Strait Throughflow, Journal of Geophysical Research, 110,
C01005
[10] Aldrian, E. and R.D. Susanto, 2003, Identification of Three Dominant
Rainfall Regions within Indonesia and their Relationship to Sea
Surface Temperature, International Journal of Climatology, 23, 1435-
1452
[11] Nybakken, J.W., 1988, Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi, P.T.
Gramedia, Jakarta
[12] Sarwono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Graha Ilmu,
Yogyakarta

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V


Universitas Brawijaya Malang 2015
503 | I l m u K e l a u t a n - B i o l o g i L a u t ( I K - B - 1 3 ) -
CamelliaKusumaTito,Dkk

Anda mungkin juga menyukai