Makala H
Makala H
Makala H
Makalah Ini Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah
Perilauk Keorganisasian
Dosen Pengajar:
Dra. Hj. Rohani Gultom M.Si
Disusun Oleh
Kelompok I
Ekonomi Manajemen C:
1. Ananda Eka Pratamaa Siahaan (17510233)
2. Cindy Annisa Prayad (17510191)
3. Dinda Hardiyanti Ivana (17510173)
4. Dwi Syahreza Damastito (17510343)
1
KATA PENGANTAR
Tim Penyun
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Definisi Perilaku Organisasi ............................................. 3
2.2. Karakteristik Organisasi ................................................... 4
2.3.Pengertian Perilaku Organisasi dan Aspek-aspeknya ....... 8
2.4.Ruang Lingkup Perilaku Organisasi ................................. 9
2.5.Kerangka Dasar Konsep Perilaku Organisasi ................... 10
2.6.Tingkatan Analisis dalam Perilaku Organisasi ................. 10
2.7.Karakteristtik Dalam Perilaku Organisasi ......................... 11
2.8.Sumbangan Beberapa Bidang Ilmu .................................. 12
2.9.Tujuan Mempelajari Perilaku Organisasi .......................... 13
2.10.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi .. 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ....................................................................................... 16
Gambar 2 ...................................................................................... 16
Gambar 3 ...................................................................................... 17
Gambar 4 ...................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu,
bagaimana pembahasan tentang ruang lingkup dari perilaku keorganisasian?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
alasan seseorang mau menjadi anggota sebuah organisasi bisa saja berbeda.
Seseorang mau bergabung dengan sebuah organisasi mungkin beralasan bahwa ia
bisa memperoleh penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarga. Yang lain
mungkin beranggapan bahwa ia bisa mengaktualisasikan dirinya ketimbang harus
bergabung dengan organisasi lain. Sementara itu, anggota yang lain mungkin
merasa bahwa organisasi tempat ia terlibat akan memberi kebanggaan baginya dan
masih banyak alasan lain mengapa seseorang mau bergabung dengan organisasi.
4
bisa disebut sebagai organisasi. Sebagai entitas sosial, organisasi
umumnya didirikan untuk jangka waktu yang relatif lama, bisa berumur
puluhan tahun atau ratusan tahun bahkan bisa mencapai waktu yang tidak
terbatas. Keberadaan sebuah organisasi tidak terkait dengan masih
ada/tidaknya pendiri organisasi tersebut. Sekalipun para pendiri sudah
tidak lagi terlibat dengan organisasi karena meninggal dunia atau karena
alasan lain, hal itu tidak menyebabkan organisasi tersebut dengan
sendirinya bubar. Sebagai contoh, Matsushita Electric Industrial (MEI)—
perusahaan elektronik terkenal dari Jepang yang didirikan pada tahun
1930- an—sampai sekarang masih eksis meski pendirinya Kenosuke
Matsushita sudah lama meninggal dunia. Organisasi kadang-kadang juga
sengaja didirikan untuk jangka waktu tertentu (bersifat ad hoc) dan
dengan sendirinya bubar atau dibubarkan setelah kegiatan yang berkaitan
dengan pendirian organisasi tersebut berakhir. Kegiatan sebuah proyek
atau kepanitiaan misalnya merupakan beberapa jenis organisasi yang
mempunyai umur terbatas. Panitia pesta pernikahan, panitia
penyelenggaraan pekan olahraga nasional (PON), atau panitia
pembangunan masjid segera dibubarkan manakala kegiatan pernikahan,
kegiatan olahraga, atau kegiatan pembangunan masjid tersebut selesai
dikerjakan.
b. Beranggotakan Minimal Dua Orang
Sebagai hasil karya cipta manusia, organisasi bisa didirikan oleh
seseorang yang mempunyai kemampuan, pengetahuan, dan sarana
lainnya. Kadang-kadang juga didirikan oleh dua orang atau lebih yang
sepakat dan mempunyai ide yang sama untuk mendirikan organisasi.
Tanpa melihat siapa yang mendirikan atau berapa pun banyaknya pendiri
sebuah organisasi, yang pasti manusia dianggap sebagai unsur utama dari
organisasi. Tanpa keterlibatan manusia, sebuah entitas sosial tidak bisa
dikatakan sebagai organisasi. Bahkan, secara ekstrem bisa dikatakan
bahwa tidak ada satu pun organisasi yang tidak melibatkan manusia dalam
kegiatannya. Artinya, keterlibatan manusia dalam organisasi adalah
sebuah keharusan. Istilah populernya adalah organization is by people for
5
people—organisasi didirikan oleh manusia untuk kepentingan manusia.
Namun, untuk dikatakan sebagai organisasi, seseorang tidak bisa bekerja
sendirian, misalnya hanya dibantu mesin-mesin atau robot, tetapi harus
melibatkan orang lain—satu orang, dua orang, tiga orang, atau lebih yang
bekerja sama dalam satu ikatan, baik dalam ikatan fisik, tempat kerja yang
sama, maupun dalam satu jaringan kerja. Dengan kata lain, salah satu
persyaratan agar sebuah entitas sosial disebut organisasi adalah harus
beranggotakan dua orang atau lebih agar kedua orang tersebut bisa saling
kerja sama, melakukan pembagian kerja, dan terdapat spesialisasi dalam
pekerjaan.
c. Berpola Kerja yang Terstruktur
Prasyarat bahwa organisasi harus beranggotakan minimal dua orang
menegaskan bahwa berkumpulnya dua orang atau lebih belum dikatakan
sebagai organisasi manakala berkumpulnya dua orang atau lebih tersebut
tidak terkoordinasi dan tidak mempunyai pola kerja yang terstruktur.
Sebagai contoh, ketika terjadi kebakaran di sebuah kampung, biasanya
para tetangga secara sukarela membantu memadamkan kebakaran
tersebut. Ada di antara mereka yang mengambil air, menyelamatkan
barang-barang dari amukan api, menolong orang dari jebakan api,
menyiramkan air ke tempat yang terbakar, atau bahkan ada sebagian
orang yang hanya melihat kejadian dan mungkin ada wartawan yang
meliput kejadian tersebut. Berkumpulnya beberapa orang tetangga dalam
kaitannya dengan upaya mereka untuk memadamkan kebakaran belum
cukup untuk mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah organisasi,
paling tidak karena mereka sekadar bekerja bersama-sama, bukan bekerja
sama dengan pola kerja yang terstruktur.
d. Mempunyai Tujuan Organisasi
Didirikan bukan untuk siapa-siapa dan bukan tanpa tujuan. Manusia
adalah pihak yang paling berkepentingan terhadap didirikannya sebuah
organisasi. Organisasi didirikan karena manusia sebagai mahluk sosial
sukar untuk mencapai tujuan individualnya jika segala sesuatunya harus
dikerjakan sendiri. Kalau toh dengan bekerja sendiri, tujuan individual
6
tersebut bisa dicapai, tetapi akan lebih efisien dan efektif jika cara
pencapaiannya dilakukan dengan bantuan orang lain melalui sebuah
organisasi. Artinya, didirikannya sebuah organisasi bertujuan agar
sekelompok manusia yang bekerja dalam satu ikatan kerja lebih mudah
mencapai tujuannya ketimbang mereka harus bekerja sendiri-sendiri.
Dalam hal ini, harus dipahami bahwa meski ada kerja sama di antara
sekelompok orang dalam satu ikatan kerja, tidak bisa diinterpretasikan
bahwa tujuan mereka sama. Ada kemungkinan tujuan masing-masing
individu berbeda, tetapi kesedian mereka berada dan bergabung dalam
sebuah organisasi menunjukkan bahwa mereka mempunyai kesepakatan
untuk saling membantu dalam mencapai satu set tujuan, baik tujuan
masing-masing individu (tujuan anggota organisasi) maupun tujuan
organisasi itu sendiri (tujuan para pendiri organisasi).
e. Mempunyai Identitas Diri Ketika sepotong besi dipadukan dengan besi
lain, perpaduan besi tersebut bisa menjadi sebuah mesin yang berbeda
dengan mesin lainnya. Jika beberapa suara di-aransir, jadilah sebuah lagu
yang berbeda dengan lagu lainnya. Demikian juga jika sekelompok
manusia diorganisasi untuk melakukan kegiatan, jadilah sekelompok
manusia tersebut sebagai entitas sosial yang berbeda dengan entitas sosial
lainnya. Sebuah mesin mudah dibedakan dengan mesin lainnya melalui
tampilan fisiknya dan sebuah lagu berbeda dengan lagu lainnya melalui
nada suaranya, tetapi tidak demikian dengan organisasi. Perbedaan satu
entitas sosial dengan entitas sosial lainnya sulit untuk diduga karena
beberapa alasan. Pertama, sifat organisasi yang intangible dan abstrak
menyulitkan seseorang untuk melihat atau menyentuh organisasi. Kedua,
organisasi sebagai subsistem dari sistem sosial yang lebih besar
memungkinkan para anggotanya saling berinteraksi dengan anggota
masyarakat di luar organisasi. Bahkan, ketiga, sering terjadi bahwa
seseorang menjadi anggota lebih dari satu organisasi sehingga batasan
organisasi seolah-olah menjadi kabur kalau batasan tersebut hanya dilihat
dari keanggotaan seseorang. Meski demikian, bukan berarti sebuah
organisasi tidak mempunyai batasan dan identitas diri. Identitas diri
7
sebuah organisasi secara formal misalnya bisa diketahui melalui akta
pendirian organisasi tersebut yang menjelaskan siapa yang menjadi
bagian dari organisasi dan siapa yang bukan, kegiatan apa yang dilakukan,
bagaimana organisasi tersebut diatur, atau siapa yang mengaturnya. Di
samping itu, organisasi juga dapat diidentifikasikan melalui variabel yang
sifatnya informal dan sulit dipahami, tetapi keberadaannya tidak
diragukan. Variabel tersebut biasa disebut sebagai budaya. Seorang
antropolog dari Filipina F. Landa Jocano bahkan menegaskan bahwa
sekelompok orang yang bekerja sama tidak akan dikatakan sebagai
organisasi manakala kelompok tersebut tidak mempunyai budaya. Jadi,
budaya dalam hal ini dianggap sebagai variabel yang menjadi
karakteristik sebuah organisasi dan membedakan organisasi tersebut
dengan organisasi lainnya
8
sikap dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antar pribadi di dalam
konteks organisasi.
James L. Gibson, John. M. Ivancevich, James. H. Donelly Jr. (1986)
menyebutkan bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah studi tentang
perilaku manusia, sikapnya dan hasil karyanya dalam lingkungan
keorganisasian.
Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam
organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk
memperbaiki keefektifan organisasi.
Prof.Joe.Kelly , perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari
sifat-sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan
berkembang.
Drs. Adam Indrawijaya, perilakuorganisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek
pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap
anggota.
Drs. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus
(karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan
pengaruh lingkungan.
Larry L Cummings bahwa perilaku organisasi adalah suatu cara berpikir, suatu
cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-
hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan.
9
Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau sub
sistem dari ilmu perilaku organisasi antara lain adalah : motivasi, kepemimpinan,
stres dan atau konflik, pembinaan karir, masalah sistem imbalan, hubungan
komunikasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, produktivitas dan
atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan dan pengembangan organisasi
(organizational development), dan sebagainya.Sementara itu aspek-aspek yang
merupakan dimensi eksternal organisasi seperti faktor ekonomi, politik, sosial,
perkembangan teknologi, kependudukan dan sebagainya, menjadi kajian dari ilmu
manajemen strategik (strategic management). Jadi, meskipun faktor eksternal ini
juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan organisasi dalam
mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan dibahas dalam konteks ilmu
perilaku organisasi.
10
Kejadian-kejadian atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat
dianalisis dari tiga tingkatan analisis, yaitu : tingkat individu, kelompok dan
organisasi.
a) pada tingkat individu, kejadian yang terjadi dalam organisasi dianalisis dalam
hubungannya dengan perilaku seseorang dan interaksi kepribadian dalam
suatu situasi. Masing-masing orang dalam organisasi memiliki sikap,
kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda bedayang
mempengaruhinya dalam berperilaku.
b) Pada tingkat kelompok, perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh
dinamika anggota kelompok, aturan kelompok, aturan kelompok dan nilai-
nilai yang dianut oleh kelompok.
c) Pada tingkat organisasi, kejadian-kejadian yang terjadi dalam kontek struktur
organisasi, struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa
pengaruh pada setiap interaksi sosial dalam organisasi.
11
proses pengambilan keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan
utama dalam merancang struktur organisasi adalah agar berbagai proses
tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien
12
Ilmu politik
Perilaku organisasi juga dikembangkan dari disiplin ilmu politik. Ilmu politik
mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam lingkungan politik.
Kajian terpenting yang berkaitan dengan perilaku organisasi adalah konflik,
politik, intera organisasi dan kekuasaan, termasuk bagaimana orang
memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan individu. Salah satu tipologi
kekuasaan yang sering digunakan dalam organisasi adalah yang
dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard (1982). Menurut mereka terdapat
tujuh basis kekuasaan yaitu kekuasaan paksaan, kekuasaan koneksi,
kekuasaan penghargaan, kekuasaan legitimasi, kekuasaan personal (leferent),
kekuasaan informasi dan kekuasaan keahlian.
Ilmu ekonomi
Ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran atau peraturan,aturan hokum secara manajemen rumah tangga
Ilmu sejarah
Ilmu yang digunakan untuk mempelajari pristiwa penting masalalu manusia,
pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan kejadian-kejadian yang sudah
lampau serta pengetahuan akan secara berfikir secara historis
13
2.10. Faktor-Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Perilaku
Organisasi Beserta Contohnya
a. Faktor Internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh
faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis
ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia.
Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci seperti di bawah ini
1. Jenis Ras/ Keturunan
Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas.
Tingkah laku khas ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri.
Ciri perilaku ras Negroid antara lain bertemperamen keras, tahan menderita,
menonjol dalam kegiatan olah raga. Ras Mongolid mempunyai ciri ramah, senang
bergotong royong, agak tertutup/pemalu dan sering mengadakan upacara ritual.
Demikian pula beberapa ras lain memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.
2. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian,
melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini
bisa dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian
tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-
laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
3. Sifat Fisik
Kretschmer Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe
fisiknya. Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe
piknis. Orang dengan ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan
banyak teman.
4. Kepribadian
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya
yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang
datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu
merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian
tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya.
14
5. Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan
suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan
khusus, misalnya berupa kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan
sebagainya.
b. Faktor Eksternal
1. Pendidikan
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari
proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian
pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang
berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan
rendah.
2. Agama
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan
nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya.
3. Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban
manusia. Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan
orang yang hidup pada kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa
dengan tingkah laku orang Papua.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk
mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat merupakan lawan
atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus berusaha
menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya
5. Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini
akan mempengaruhi perilaku seseorang
15
CONTOH ORGANISASI
Gambar 1.
Organisasi WHO (World Health Organization)
Gambar 2.
Kelompok Variabel Psikologis
16
Gambar 3
Perilaku Kelompok
Perilaku Kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh dua atau lebuh
individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk
menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan
diri. Sedangkan Komunikasi Interpersonal adalah proses pertukaran informasi
diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara
dua orang yang dapat diketahui balikannya.
Gambar 4
Perilaku Keorganisasian
17
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Iklim organisasi adalah persepsi individu terhadap praktek dan prosedur yang
berasal dari pengalamannya berinteraksi di lingkungan organisasinya, dalam
hubungannya dengan kesejahteraan mereka dan dapat mempengaruhi perilakunya
di organisasi.
Kualitas pelayanan merupakan bentuk performansi yang identik dengan
perilaku karyawan di perusahaan. Perilaku karyawan tersebut di perusahaan dapat
dipengaruhi oleh iklim organisasi. Iklim organisasi yang positif terwujud ketika
karyawan mempersepsi positif suasana, dimensi-dimensi, praktek, dan prosedur di
tempat kerjanya. Hasilnya yaitu sikap dan perilaku karyawan yang timbul pun
positif dan mendukung ke arah pemberian pelayanan yang berkualitas.
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa iklim
organisasi memiliki sumbangan efektif terhadap kualitas pelayanan sebesar
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam
analisis ini.
3.2. SARAN
1. Bagi Karyawan
Dilihat dari hasil kualitas, sebaiknya karyawan harus lebih konsisten dan
disiplin lagi dalam menjalankan standar kualitas pelayanan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Untuk perbaikan iklim organisasi, sebaiknya
untuk Direktur sebisa mungkin mewujudkan iklim oragnisasi yang positif
atau menyenangkan karyawannya.
2. Bagi Perusahaan
Tim manajemen sebagai tim pelaksana perusahaan sebaiknya menciptakan
praktek-praktek kerja dan situasi kerja yang kondusif dan menyenangkan
karyawannya. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan iklim
organisasi tersebut yaitu memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
lebih maju, naik jabatan, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di
perusahaan. Perusahaan sebaiknya meninjau dan meningkatkan kesejahteraan
18
karyawan. Pelaksanaan usaha-usaha tersebut akan membuat karyawan
merasa bahwa perusahaan memperlakukan mereka dengan baik dan
memenuhi kebutuhan mereka sehingga tercipta iklim organisasi yang positif.
Untuk peningkatan kualitas pelayanan, tim manajemen dapat
menyelenggarakan kompetisi pelayanan, yaitu karyawan yang memberikan
pelayanan terbaik dan konsisten menjalankan Six Steps Service akan
diberikan reward.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Shobirin. 2013. Perilaku Organisasi. Jurnal. hal : 1.6-1.12. Terakhir diakses
pada 22 September 2019 dari http://repository.ut.ac.id/4581/1/EKMA5101-
M1.pdf
Wayan Gede Suprahata, Desak Ketut Sintaasih. 2017. Perilaku Organisasi (Teori,
Aplikasi dan Penelitian). e-Book. hal 6-10. Terakhir diakses pada 22
September 2019 dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/b9ca64feeb1d962d5d0
6f51ea4d7577b.pdf
20