Manajemen Jasa
Manajemen Jasa
Manajemen Jasa
FUNGSI ORGANISASI: kumpulan dari kegiatan” organisasi yang relative sama dan
berfungu utk membentuk departemen utama
Fungsi manajaemen:
P-planing- seuatu kegiatan menetapkan arah dan tujuan serta cara untuk mencapai
tujuan tsb –waktu yang akan datang, statement
Visi-misi-tujuan-sasaran-strategi-taktik
1. Planning (Perencanaan)
Planning adalah langkah utama dan paling penting dalam sebuah Manajemen.
Fungsinya untuk menyusun dan Mengidentifikasi segala faktor pergerakan usaha, mulai
dari penyusunan strategi pemasaran, target pasar, pengiklanan, perumusan
perkembangan hingga risiko yang memungkinkan, dan pada CV. BSMS, Perencanaan
kegiatan telah disusun.
Berikut ini adalah Planning yang akan diluncurkan oleh CV. BSMS :
Jenis ikan lele yang paling banyak dibudidayakan adalah lele lokal, dumbo, Sangkuriang,
phyton dan mutiara, namun CV. BSMS hanya membudidayakan Lele Lokal saja.
Lokasi yang akan diseleksi tentunya adalah wilayah yang strategis, padat warga dan
tidak terlalu banyak kompetitor, tapi minat masyarakat dan permintaan ikan lele tetap
tinggi. Untuk itu, penentuan wilayah akan diperhatikan dengan baik melalui
mufakat/musyawarah bersama seluruh lapisan divisi usaha.
B. Bibit
Bibit Ikan Lele nantinya akan didatangkan dari berbagai daerah di seluruh Sumatera
Barat dan Riau, sembari mengadakan kerja sama bisnis dalam bidang yang sama.
Sementara itu, pihak Marketing akan menyeleksi tiap-tiap Badan Usaha yang
sebelumnya dikirimi penawaran maupun yang datang menawarkan kerja sama dengan
CV. BSMS.
Kerja sama ini akan menghasilkan beberapa keputusan, antara lain harga bibit ikan
lele/ekor, jumlah pembelian, transportasi, tutorial pembudidayaan hingga transaksi jual-
beli nya.
C. Perawatan/Pembudidayaan
Orang atau kelompok yang bertugas merawat dan membudidayakan bibit tersebut akan
ditunjuk saat musyawarah pertama. Tanggung jawab didalamnya mencakup pemberian
makan, pemantauan perkembangan kesehatan, pembersihan kolam hingga perawatan
segala aspek pembudidayaan.
D. Pemasaran/Marketing
Tugas Marketing yaitu melakukan pembelian bibit, mencari para pemasok/distributor,
melakukan pemasaran dan Mendapatkan Pelanggan yang setia. Disamping itu, dia juga
bertugas untuk memantau perkembangan kompetitor atau pesaing yang ada.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing merupakan struktur organisasi yang terdapat dalam sebuah perusahaan.
Dengan adanya Organizing, seluruh aspek kerja dalam perusahaan akan berjalan teratur
dan terstruktur dengan baik. Setiap orang punya posisi dan jabatannya masing-masing.
Di CV. BSMS sendiri, Struktur organisasi dibagi atas beberapa divisi/bagian, yaitu
Kepala, Bendahara, Sekretaris, Sales Marketing, Humas dan Perawat.
A. Kepala
• Memutuskan dan menetapkan segala bentuk peraturan kebijakan tertinggi yang
berlaku di perusahaan
• Bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan yang diraih perusahaan
• Merencanakan dan mengembangkan segala bentuk sumber-sumber pendapatan dan
pengeluaran dari kekayaan usaha
• Sebagai perwakilan tertinggi dalam menjalin hubungan dengan dunia di luar usaha
• Menetapkan dan menentukan segala strategi demi mewujudkan visi-misi perusahaan
• Yang paling Berhak menerima dan memberhentikan karyawan
B. Bendahara
• Mengelola seluruh kegiatan yang mencakup persoalan keuangan perusahaan
• Menginput pemasukan dan pengeluaran perusahaan pada tiap-tiap periode tertentu
• Membuat jurnal keuangan, laba-rugi, neraca saldo dan lain-lain.
• Menyusun budget perusahaan per periode.
C. Sekretaris
Sekretaris bertugas untuk menyusun segala jadwal rapat dan pertemuan kerjasama,
mencatat hasil kesepakatan, dan pengumpulan data segala elemen yang terkait dengan
usaha.
D. Marketing/Promosi
Pemasaran bertugas melakukan segala kegiatan promosi. Nantinya, pemasaran dibagi
menjadi dua bagian yaitu, Sales Marketer dan Internet Marketer.
Sales Marketer akan melakukan pemasaran secara langsung, dalam artian berhadapan
dengan calon pelanggan di pasar tradisional, pasar umum dan pasar lainnya.
Sedangkan Internet Marketer bertugas melakukan promosi usaha via online, yakni
melalui Website/Blog dan Sosial Media seperti Facebook, Twitter, Instagram dan
WhatsApp.
E. Humas
Humas (Hubungan Masyarakat) adalah suatu bagian dari organisasi yang berfungsi
melakukan interaksi, hubungan dan kerjasama dengan masyarakat setempat, terkait
dengan usaha yang dimiliki.
F. Perawat/Pengelola bibit
Peeawat akan diberi tugas mengelola, memberi makan, membersihkan kolam ikan dan
menjaga serta memantau kesehatan bibit ikan sejak dimasukkan hingga nantinya ikan
tersebut siap untuk dijual.
3. Actuating (Pengarahan)
Actuating adalah kegiatan seorang pemimpin dalam mengarahkan dan memberi
suntikan semangat serta motivasi kepada bawahan, agar mampu untuk selalu bekerja
dengan efektif, disiplin dan bertanggung jawab.
Pada CV. BSMS ini, peran pemimpin (kepala) sangat besar. Segala kendali dari dalam
dan luar dipegang penuh olehnya. Untuk itu, ada beberapa aturan tetap yang diterapkan
di CV ini, yakni sebagai berikut:
• Tidak boleh datang terlambat. Jika memungkinkan, kabarkan terpebih dahulu dan
sampaikan alasan yang jelas
• Setiap orang di CV ini harus saling menghormati satu sama lain
• Saling menghargai antar jabatan
• Tidak diperbolehkan adanya SARA, Rasis dan Pelecehan dalam bentuk apapun.
Aturan diatas dibuat agar setiap orang bisa bekerja dan memperlakukan sesama dengan
sopan, ramah, adil dan saling menghargai.
4. Controlling (Pengendalian)
Controlling merupakan kegiatan pengendalian dan pengawasan pada seluruh aspek dan
elemen dalam perusahaan. Dengan adanya Controlling ini, sistem kerja dan tanggung
jawab akan lebih berjalan dengan semestinya.
Di CV. BSMS, yang ditugaskan khusus adalah Kepala, namun pengawasan hanya
berbatas secara garis besar saja, sedangkan rinciannya kembali kepada seluruh
anggota lagi, yang ikut berpartisipasi dalam menjaga, melindungi dan merawat seluruh
peralatan kerja.
Beda hal nya dengan perusahaan-perusahaan seperti Ekstraktif atau Industri skala
besar, yang pastinya terdapat Kp. Asisten, Asisten Manager, Mandor dan sebagainya,
yang diberitugaskan mengawasi para bawahan (karyawan).
Kesimpulan
Fungsi POAC di sebuah Perusahaan memang sangat besar manfaatnya, penerapan
yang baik dan sesuai akan mempermudah jalan sebuah perusahaan untuk mewujudkan
visi dan misi yang ditetapkan.
Contoh Penerapan POAC di CV. BSMS ini merupakan langkah awal kesuksesan bisnis
di masa mendatang. Meskipun akan banyak dijumpai risiko dan rintangan, namun
dengan metode ini setidaknya Mampu meminimalisir kemungkinan terjadinya kesalahan-
kesalahan kecil maupun besar.
Secara istilah service dapat diartikan sebagai melakukan sesuatu bagi orang lain.
Namun setidaknya ada tiga kata yang mengacu pada istilah tersebut. Yaitu; jasa,
layanan dan servis. Sebagai jasa, service umumnya mencerminkan produk yang
tidak berwujud secara fisik atau tidak terlihat secara nyata (intangible).
Sedangkan sebagai layanan, istilah service menyiratkan segala sesuatu yang
dilakukan oleh pihak tertentu kepada pihak lain. Salah satunya adalah layanan
konsumen (costumer service). Sementara istilah servis lebih mengacu pada
konteks reperasi (repair), misalnya servis sepeda motor, servis computer, dll.
Secara literatur setidaknya ada empat ruang lingkup definisi service, yaitu:
Keempat: service bisa juga dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas
dua komponen utama, yakni service operations yang kerap kali tidak tampak atau
diketahui keberadaannya oleh pelanggan. (back
office atau backstage) dan service delivery yang biasanya tampak (visible) atau
diketahui oleh pelanggan (sering disebut pula front office atau frontstage).
Pada zaman maju seperti sekarang ini perusahaan bukan hanya sekedar
menjual produk fisiknya saja namun juga menawarkan solusi. Contoh
perusahaan yang menjual komputer atau notebook. Orang membeli produk
tersebut bukan hanya karena tertarik dengan desain, warna, atau yang bersifat
fisiknya saja, namun justru untuk memanfaatkan kapasitas dan kapabilitas yang
terdapat pada produk tersebut. Dengan demikian sebenarnya antara produk fisik
dan service yang terdapat pada keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
keduanya saling mendukung. Singkat kata, product + service = competitive
advantage. Itulah salah satu strategi menciptakan keunggulan bersaing dalam
era ekonomi dan pemasaran sekarang ini.
Menurut sejumlah pakar pemasaran bahkan menegaskan bahwa kini telah terjadi
pergeseran cara pandang atau paradigma, dari semula Goods Dominant
Logic(GDL) menjadi Service Dominant Logic (SDL). Esensi pemikiran SDL
adalah penyediaan layanan/jasa merupakan tujuan fundamental dari pertukaran
ekonomi dan pemasaran. Atau dapat kita katakan individu atau kelompok saling
mempertukarkan layanan/jasa. Adapun uang, barang, organisasi dan jejaring
merupakan perantara (intermediaries) atau institusi tambahan dalam proses
pertukaran layanan/jasa dengan layanan/jasa.
Problematika Layanan
“Not all segments represent equally attractive opportunities for the firm. ” (Walker,
at al., 2006) dalam Tjiptono (2008). Maksud dari pernyataan tersebut kira-kira,
tidak semua segmen merepresentasi hal yang sama dalam membutuhkan
layanan dari sebuah perusahaan sehingga firm perlu membuat cara
penyampaian layanan yang berbeda-beda pula sesuai dengan segmen dan
kebutuhannya.
Konsep pemasaran modern dilandasi proses yang saling terkait: segmentasi,
targeting dan positioning (STP) adalah suatu strategi penyampaian layanan/jasa
sebelum program-program pemasaran lainnya dilaksanakan. Implikasi dari STP
adalah setiap organisasi pemasaran wajib menentukan secara jelas siapa
konsumen yang ingin dilayani, lalu kemudian merancang dan menyampaikan
strategi dan program pemasaran yang mampu memenuhi kebutuhan, keinginan
dan ekspektasi konsumen sasaran tersebut.
Contoh: Anda datang ke tempat jasa catering untuk memesan paket menu
masakan. Anda tidak akan dapat melihat, mencium aroma dan mencicipi
kelezatannya sebelum membeli jasa tersebut. Anda hanya bisa melihat wujud
dan merasakan enak atau tidak setelah pesanan tersebut diantar ke tempat
pesta Anda.
Konsumen akan mengambil kesimpulan mengenai mutu jasa tersebut apakah
bagus atau buruk berdasar hal-hal berikut ini:
Tempat (place) – Kaitannya dengan contoh jasa catering di atas adalah:
Tempat yang bersih, luas, dapur tertata rapi
Orang (people) – Karyawan yang melayani bersikap ramah, berpenampilan
rapi
Peralatan (equipment)– Peralatan memasak lengkap, higienis, terbuat dari
bahan tak berkarat dan terkesan “canggih”
Simbol (symbol)– Nama dan simbol seharusnya menggambarkan layanan
yang sesuai dengan produk jasa yang ditawarkan (layanan cepat, rasa gurih
dan lezat). Orang tentu berpikir positif jika melihat logo catering bergambar
sendok, garpu, mangkuk, paha ayam, sate dan gambar lain yang
berhubungan dengan makanan. Akan aneh jika jasa catering menggunakan
logo gambar sepatu, kepala singa atau tengkorak
Harga (Price) – Daftar harga yang tercantum sepadan dengan jasa yang
ditawarkan. Lebih bagus jika terlihat lebih murah dari harga pesaing
Bahan komunikasi (communication materials) – Media yang digunakan
baik berupa teks maupun foto (berupa brosur, banner dll) untuk
mempresentasikan pelayanan menggambarkan efisiensi, ketepatan dan
kecepatan. - WOM
Seorang marketing jasa yang baik harus mampu mengubah karakteristik
yang tak berwujud tersebut menjadi manfaat konkret.
Search quality, yaitu atribut atau kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan sebelum membeli
suatu barang, misalnya warna, aroma, harga, dan rasa. Seseorang dapat mencium wangi
parfum atau memilih warna dan model baju sebelum ia memutuskan untuk membeli.
Warna atau aroma ini merupakan dasar untuk menilai kualitas. Search quality hanya
dapat digunakan untuk menilai produk dan tidak dapat digunakan untun menilai produk
dan tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan dimensi kualitas jasa.
b. Experience quality, yaitu atribut atau kuaitas yang hanya bisa dievaluasi setelah membeli
atau mengkonsumsi barang atau jasa tertentu. Misalnya, jasa tukang cukur rambut tidak
bias dievaluasi sebelum rambut anda dipangkas/dicukur. Pada saat anda selesai dicukur,
anda bias menilai apakah potongannya bagus atau tidak.
c. Credence quality, yaitu atribut atau kualitas suatu barang yang suka dievaluasi oleh
onsumen, meskipun barang atau jasa itu telah dibeli atau dikonsumsi. Misalnya, operasi
jantung. Seorang pasien tidak bisa menilai apakah diagnosis seorang dokter mengenai
penyakitnya bagus atau tidak. Credence quality maupun experience quality, keduanya
bersifat subjektif dan dipakau sebagai dasar untuk menilai jasa yang karakteristiknya
tidak dapat dilihat.
Apabila seeorang mengetahui kualitas jasa yang pernah dikonsumsinya, maka jasa
tersebut tergolong experience quality, apabila ia tidak bisa menilai jasa tersebut,
meskipun sudah dibeli atau dikinsumsinya, maka jasa itu tergolong credence quality.
Strategi-strategi untuk menangani masalah yang ditimbulkan oleh karakteristik
jasa yang tidak nyata tersebut diatas adalah seperti berikut:
1. Menekankan petunjuk-petunjuk yang tampak , yaitu tempat (desain interior dan
eksterior), sumber daya manusia (ramah, responsive, murah senyun, dan berpakaian rapi),
peralatan (computer, meja, kursi, dll), bahan-bahan komunikasi (brosur, pamphlet, dll),
symbol perusahaan dan harga.
2. Menggunakan sumber daya personel lebih banyak daripada sumber daya lainnya
3. Mensimulasikan atau mendorong komunikasi dari mulut ke mulut, misalnya
melalui pesan komunikasi :”bila anda tidak puas, beritahukan kami. Tetapi, bila anda
puas, beritahukan rekan-rekan anda”.
4. Memberika insentif tertentu kepada setiap pelanggan yang dapat menarik
pelanggan baru bagi perusahaan. Misalnya, berupa voucher atau produk tertentu yang
diberikan secara Cuma-Cuma.
5. Menciptakan citra organisasi yang kuat, misalnya lewat iklan, logo, perilaku
manajemen, dan karyawan yang positif (responsive, etis, peduli akan lingkungan) serta
dapat dipercaya.
6. Penetapan harga jual, sehingga dapat bersaing dan dapat mendatangkan
keuntungan yang diharapkan. Dalam artian, menarik pelanggan sekaligus dapat menutup
biaya-biaya yang telah dikeluarkan
7. Melakukan survey mengenai kepuasan pelanggan, menampung dan menganani
keluhan pelanggan, menerima saran dan kritik dari pelanggan dan menjalankannya
apabila saran dan kritik itu bersidat memperbaiki pelayanan.
Interaksi yang terjadi antara penyedia jasa dan konsumen menjadi ciri khusus
dan sangat berpengaruh terhadap mutu dari jasa yang diberikan. Artinya,
konsumen juga terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam proses
produksi. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa tersebut.
3. Keragaman (variability)
Pengertian: Jasa bersifat sangat beragam karena
merupakan nonstandardized out-put. Artinya ada banyak variasi jenis dan
kualitas tergantung pada siapa (who), kapan (when), dan di mana (where)
jasa tersebut dihasilkan.
Para konsumen dewasa ini semakin kritis dan sangat peduli dengan
keragaman yang tinggi ini. Mereka cenderung meminta rujukan dari orang
lain sebelum memutuskan jasa mana yang akan dipilih. Ini menjadi
tantangan bagi wirausahawan di bidang jasa untuk menjaga standard mutu
pelayanan jika tak ingin disalip oleh pesaing.
Masih menurut Philip Kotler, cara efektif untuk menjaga mutu pelayanan
dapat dilakukan melalui 3 langkah ini:
1. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personalia
(karyawan)yang baik. Contoh: memberi beasiswa pada karyawan
berprestasi untuk kuliah sesuai bidang pekerjaannya. Memakai jasa
konsultan terpercaya dalam proses rekrutmen pegawai. Mendatangkan
motivator dalam pelatihan karyawan dll
2. Menyusun standarisasi terhadap proses pelaksanaan jasa (service
performance process) di seluruh organisasi tersebut. Ini untuk menyamakan
persepsi seluruh jajaran direksi dan staff perusahaan sehingga melaksanakan
tugasnya sesuai standard kualitas yang telah ditetapkan. Caranya dengan
membuat blueprint yang menggambarkan peristiwa dalam diagram alur.
Tujuannya untuk mengetahui faktor potensial apa saja yang memicu
keberhasilan atau penyebab kegagalan.
3. Memonitor tingkat kepuasan pelanggan. Caranya melalui sistem kotak
saran, pesan dan kesan, survei konsumen, membuat hotline pengaduan,
Menampilkan testimoni (komentar) pelanggan di website perusahaan dll.
Kondisi ini tidak berdampak negatif apabila permintaan tetap stabil karena
mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumnya. Tetapi jika
permintaan fluktuatif tergantung pada kondisi tertentu atau bersifat
musiman, maka akan menimbulkan masalah.
Sel Surya
Bahan bakar fosil yang semakin menipis menyebabkan manusia berupaya dalam
mencari energi alternatif untuk menggantikan peran bahan bakar fosil. Beberapa
energi alernatif yang dapat digunakan manusia adalah energi surya, angin,
gelombang, dan perbedaan suhu air laut. Sel surya berawal dari teknologi
fotovoltaik yang menggunakan divais semikonduktor untuk mengkonversi cahaya
matahari menjadi energi listrik, akan tetapi penerapannya memakan biaya sangat
tinggi. Perkembangan sel surya berikutnya adalah teknologi silikon dan gaAs
yang menggunakan kristal tunggal silikon, untuk menekan biaya pembuatannya
menyebabkan timbulnya lapisan gaAs di atas lempeng silikon, akan tetapi hal ini
menurunkan efisiensi sel surya. Penerapan sel surya yang paling cocok di
Indonesia adalah sel surya yang terbuat dari film tipis, karena biaya
pembuatannya murah sehingga dapat diproduksi secara massal. Keuntungan
menggunakan film tipis ini daya serap cahaya matahari besar karena berbahan
baku CulnSe2, CdTe dan silikon amorf.
Expilicit: langsung dinilai: cth: kualitas makanan, sikap dari pelayan, kebarangkatan on
time, kebersihan
dibeli atau dikonsumsi oleh pembeli atau item yang disediakan oleh
konsumen.
yang dapat dirasakan langsung oleh konsumen dan terdiri dari nilai
intrinsik dan esensial dari jasa.
Fasilitas penunjang (supporting facility), yaitu sumber daya fisik yang harus ada sebelum
suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen. Misalnya, bangunan dan lapangan parkir
suatu rumah sakit merupakan fasilitas penunjang. Pada perusahaan jasa penerbangan,
yang menjadi fasilitas penunjang adalah pesawat terbang,dan pada jasa pusat olahraga
golf adalah lapangan golf (golf court). Kriteria yang sering digunakan konsumen untuk
menilai karakteristik ni adalah kesesuaian arsitektural (architectural appropriateness),
dekorasi interior, tata letak fasilitas dan peralatan pendukung yang dimiliki perusahaan,
suasana yang tenang dan keleluasaan menggunakannya.
2. Barang-barang pendukung (facilitating goods), yaitu bahan-bahan yang dibeli atau yang
dikonsumsi oleh konsumen dan termasuk setiap item yang disediakan oleh pemberi jasa.
Contohnya, dalam jasa pusat olah raga golf, maka tersedianya klub-klub golf merupakan
contoh dari fasilitas pendukung, sedangkan untuk jasa restoran tersedianya menu atau
hidangan yang bervariasi, bersih dan membangkitkan selera atau dalam jasa reparasi
mobil tersedianya suku cadang pengganti yang lengkap, baik jenis dan mereknya. Kriteria
penilaian konsumen meliputi aspek konsistensi, jumlah fasilitas serta variasi atau pilihan
yang tersedia.
3. Jasa-jasa eksplisit (explicit service), yakni segala manfaat yang dapat diamati dan
dirasakan dengan panca indera. Jasa eksplisit umumnya meliputi karakteristik jasa yang
esensial atau instrinsik. Misalnya, cepat atau lambatnya respons barisan pemadam
kebakaran dalam menagani laporan masyarakat atau korban kebakaran. Pada kasus ini,
kriteria penilaian konsumen lebih diutamakan kepada intensitas dan kualitas pelatihan
bagi para personel jasa, kelengkapan peralatan yang diperlukan, konsistensi kualitas jasa
dan kesiapan serta ketersediaan (lokasi mudah dicapai, akses dan pelayanan 24 jam).
4. Jasa-jasa implisit (implicit services), yaitu manfaat psikologis yang hanya dirasakan
konsumen secara samar-samar. Dengan kata lain, karakteristik ekstrinsik yang
melengkapi suatu jasa. Misalnya, suatu kerahasiaan (privacy) dari suatu lembaga kredit
atau status dari sekolah atau perguruan tinggi favorit (terkenal). Dalam melakukan
penilaian, konsumen sering mempergunakan beberapa kriteria berupa sikap atau perilaku
personel jasa, privacy dan keamanan, kenyamanan, atmosfir atau suasana, waktu tunggu,
status dan perasaan tenteram/tenang (misalnya,tempat parkir yang dilengkapi fasilitas
penerangan yang memadai).
B. Tangible/Intangible ACTIONS
People: Peoples bodies, people minds, atau Thing: Physical possesions, intangible
assets
CTH:
Peoples bodies: Health care, passenger transportation, beauty salons – tangible, people
bodies
Physiacal possesions: kargo, service janitorial, laundry – tangible, things (physical
possesions)
People minds: teather, museum, edukasi, broadcasting (intangible, people minds)
Intangible assets: banking, accounting, securities, insurance (intangible actions, intangible
asstes)
c. Membership/non membership
terus menurus/ terputus”
CTH:
Suransi-membership, terus menerus
Radio station: no formal relationship, contionous delivery
Trnasit pass: membership, discrete
Membership: langganan
Continuous/ discrete: ada jedanya gak? Asuransi kan taunan
Service quality
1. Tangibles
Tangibles adalah bukti konkret kemampuan suatu perusahaan untuk menampilkan yang
terbaik bagi pelanggan. Baik dari sisi fisik tampilan bangunan, fasilitas, perlengkapan
teknologi pendukung, hingga penampilan karyawan.
2. Reliability
3. Responsiveness
Responsiveness adalah tanggap memberikan pelayanan yang cepat atau responsif serta
diiringi dengan cara penyampaian yang jelas dan mudah dimengerti.
4. Assurance
Assurance adalah jaminan dan kepastian yang diperoleh dari sikap sopan santun
karyawan, komunikasi yang baik, dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga mampu
menumbuhkan rasa percaya pelanggan.
5. Empathy
Empathy adalah memberikan perhatian yang tulus dan bersifat pribadi kepada pelanggan,
hal ini dilakukan untuk mengetahui keinginan konsumen secara akurat dan spesifik.
perusahaan, serta penampilan karyawan. Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, atribut dari
1. Peralatan modern.
2. Fasilitas yang berdaya tarik visual.
3. Karyawan yang berpenampilan rapi dan professiona.
4. Materi-materi berkaitan dengan jasa yang berdaya tarik visual.
Kehandalan (reliability)
Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak
pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan
waktu yang disepakati. Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, atribut dari realibilitas ini ada lima
yaitu:
para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta
menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa dengan cepat.
Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, atribut dari daya tanggap ini ada empat, yaitu:
Jaminan (assurance)
perilaku para karyawan mampu
menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jaminan ini juga berarti bahwa para karyawan
selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
menangani setiap partanyaan atau masalah pelanggan. Menurut Parasuraman dalam Tjiptono,
pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam
operasi yang nyaman. Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, atribut dari empat ini ada lima,
yaitu:
GAP 1 adalah gap antara Harapan Pelanggan – Persepsi Manajemen. Sehubungan GAP 1 ini,
ketiganya mengajukan Proposisi 1: “Gap antara harapan pelanggan dan persepsi (kinerja)
manajemen atas harapan tersebut akan punya dampak pada penilaian pelanggan atas kualitas
pelayanan.”
GAP 2 adalah gap antara Persepsi Manajemen – Spesifikasi Kualitas Pelayanan. Sehubungan
dengan GAP 2 ini, ketiganya mengajukan Prosposisi 2: “Gap antara persepsi manajemen seputar
harapan pelanggan dan spesifikasi kualitan pelayanan akan berdampak pada kualitas pelayanan
dari sudut pandang pelanggan.”
GAP 5 adalah gap antara Pelayanan Diharapkan (Expected Service) – Pelayanan Diterima
(Perceived Service). Sehubungan dengan GAP 5 ini, ketiganya mengajukan Proposisi 5: “Kualitas
yang pelanggan teriman dalam pelayanan adalah fungsi magnitude dan arah gap antara
pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang diterima.”
2. Personal Need
Kebutuhan yang dirasakan seseorang mendasar bagi kesejahteraannya juga sangat menentukan
harapannya. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis.
6. Situational Factors
Faktor situasional terdiri atas segala kemungkinan yang bisa mempengaruhi kinerja jasa, yang
berada di luar kendali penyedia jasa. Misalnya pada awal bulan biasanya suatu bank ramai
dipenuhi para nasabahnya dan ini akan menyebabkan seseorang nasabah menjadi relatif lama
menunggu. Untuk sementara nasabah tersebut akan menurunkan tingkat pelayanan minimal
yang bersedia diterimanya karena keadaan itu bukanlah kesalahan penyedia jasa.
9. Word of Mouth
Word of mouth merupakan peryataan (secara personal atau nonpersonal) yang disampaikan
oleh orang lain selain organisasi (service provider) kepada pelanggan. Word of mouth ini
biasanya cepat diterima oleh pelanggan karena yang menyampaikannya adalah mereka yang
dapat dipercayainya, seperti para pakar, teman, keluarga dan publikasi media massa. Disamping
itu word of mouth juga cepat diterima sebagai referensi karena pelanggan jasa biasanya sulit
mengevaluasi jasa yang belum dibelinya belum dirasakannya sendiri.
10. Past Experience
Pengalaman masa lampau meliputi hal hal yang telah dipelajari atau diketahui pelanggan dari
yang pemah diterimanya dimasa Ialu. Harapan pelanggan ini dari waktu ke waktu berkembang
seiring dengan semakin banyaknya informasi yang diterima pelanggan serta semakin
bertambahnya pengalaman pelanggan
Pertanyaan A B
Kualitas produk dari segi
Sarana parkir dan free valet, serta
Dimensi penampilan, bahan dan peralatan
fasilitas yang lengkap untuk memenuhi
Fisik merupakan hal yang terpenting agar
kebutuhan tamu.
tamu merasa puas.
Sesuai dengan tagline Crown Prince
sincere in serving, Crown Prince
Crown Prince memilik i SOP,
memberikan pelayanan yang cepat dan
Dimensi dimana didalamnya terdapat
tepat. Seperti proses check – in di hotel
Ketepatan ketepatan dan timing yang tepat
lain maksimal 3 menit tetapi di Crown
dalam proses produksi.
Prince Hotel hanya 1 menit, sehingga
tamu tidak perlu menung g u lama lagi.
Dimana staff harus siap 24 jam Staff harus cepat dan tanggap dalam
Dimensi terhadap permintaan tamu, staff memberikan pelayanan maupun
Daya juga harus mengerti apa yang di menangani suatu masalah, serta
Tanggap inginka n konsumen dan lebih cepat menyelesaikan suatu masalah tidak lebih
serta tanggap kepada konsumen. dari 24 jam
Keamanan merupa k a n prioritas
penting bagi pihak manajemen, oleh
karena itu pihak
Keamanan suatu produk dimulai
dari pemiliha n kualitas bahan,
manajeme n
penyimpanan,
Dimensi pelatiha n
Keamanan pertama
pengolahan bahan mentah hingga
bencana serta evakuasi jika terjadi
menjadi produk jadi yang higienis
kebakaran atau teror.
dan aman.
mengad a k a n pertolo nga n ketika terja
di
Memastikan apa yang menjadi
Pihak manajemen selalu memberikan
keluhan tamu dapatdiselesaikan
apa yang tamu inginkan dan bila ada
Dimensi dengan memberikan problem
tamu yang sakit, pihak manajemen akan
Empati solving yang cepat dan segera, serta
mendamp ingi dan mengantarkan ke
memberikan recovery yang sesuai
rumah sakit.
dengan permasalaha n yang ada.