KKW Lengkap PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 49

OPERASI DAN PEMELIHARAAN TURBIN UAP

GENERATOR 051G101-T DI PT. PERTAMINA


(PERSERO) UP IV CILACAP

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh :

Nama Mahasiswa : Muh. Ircham Maulana


NIM : 171430037
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Konsentrasi : Teknik Mesin Kilang
Diploma : IV (Empat)
Tingkat : I (Satu)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL Akamigas
PEM Akamigas

Cepu, maret 2018


INTISARI

Untuk menunjang kelancaran operasi pada industri perminyakan,


kehandalan dari setiap peralatan adalah hal yang sangat penting. Salah satu
peralatan yang digunakan dalam industri perminyakan tersebut adalah turbin uap
generator. Kertas Kerja Wajib ini berisi tentang prosedur pengoperasian dan
pemeliharaan salah satu turbin generator yang terdapat di PT. Pertamina UP IV
Cilacap yaitu turbin uap generator 051G101-T yang digunakan untuk
menggerakan generator sehingga dapat menghasilkan listrik yang nantinya
digunakan untuk kebutuhan operasi. Pembahasan mengenai pengoperasian turbin
uap generator 051G101-T akan dijelaskan tentang persiapan, prosedur start up,
sinkron generator, memasukan ekstraksi, melepas ekstraksi dan prosedur stop.
Sedangkan pada pembahasan mengenai pemeliharaan kompresor akan dijelaskan
mengenai pemeliharaan Preventive maintenance berupa harian, mingguan,
bulanan, tahunan. Kemudian pemeliharaan Corrective maintenance berupa
Breakdown maintenance dan Overhaul. Selain itu membahas keselamatan kerja
yang harus dilakukan. Dengan dilakukannya pengoperasian dan pemeliharaan
yang sesuai dengan prosedur, diharapkan turbin uap tersebut dapat beroperasi
dengan baik dan kehandalan peralatan tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang
diinginkan.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTA..................................................................................... i
INTISARI..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL........................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. vi

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah............................................................................. 2
1.4 Sistematika Penulisan..................................................................... 2

II. ORENTASI UMUM


2.1 Sejarah Singkat................................................................................. 4
2.2 Tugas dan Fungsi Unit Pengolahan IV Cilacap................................ 8
2.3 Struktur Organisasi Unit Pengolahan IV Cilacap............................. 8
2.4 Sarana dan Fasilitas Pemeliharaan Kilang........................................ 9

III. TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Pengertian Turbin Uap...................................................................... 10
3.2 Siklus Rankine................................................................................... 10
3.3 Prinsip Kerja Turbin Uap................................................................ 13
3.4 Klasifikasi Turbin Uap..................................................................... 14
3.5 Komponen Utama Turbin Uap dan Fungsinya................................. 17

IV. PEMBAHASAN
4.1 Fungsi Turbin Uap Generator 051G101-T....................................... 24
4.2 Data Spesifikasi Turbin Uap Generator 051G101-T........................ 25
4.3 Pengoperasian Turbin Uap Generator 051G101-T........................... 26
4.4 Pemeliharaan Turbin Uap Generator 051G101-T............................. 29
4.5 Trouble Shooting.............................................................................. 33
4.6 Keselamatan Kerja............................................................................ 35

V. PENUTUP
5.1 Simpulan.......................................................................................... 35
5.2 Saran ............................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 37
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Produksi Kilang Minyak I dan Kilang Minyak II.......................... 6
Tabel 4.1 Data Spesifikasi Turbin Uap Generator 051G101-T.................... 25
Tabel 4.2 Data Spesifikasi Generator 381276401......................................... 26
Tabel 4.3 Data Trouble Shooting................................................................... 33

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Struktur organisasi PT. Pertamina UP IV Cilacap.................. 9
Gambar 3.1 Siklus Rankine Ideal............................................................... 11
Gambar 3.2 Siklus Rankine Pemanasan Ulang.......................................... 11
Gambar 3.3 Siklus Rankine Regeneratife................................................... 12
Gambar 3.4 Siklus Rankine Kogeneratife.................................................. 12
Gambar 3.5 Komponen Turbin Uap........................................................... 17
Gambar 3.6 Casing Steam Turbine............................................................. 18
Gambar 3.7 Rotor Turbine.,..........,...................,........................................ 18
Gambar 3.8 Stator (Diafragm).................................................................. 18
Gambar 3.9 Poros Turbin........................................................................... 19
Gambar 3.10 Journal Bearing...................................................................... 19
Gambar 3.11 Thrust Bearing........................................................................ 20
Gambar 3.12 Main Oil Pump........................................................................ 20
Gambar 3.13 Labyrint Seal............................................................................ 20
Gambar 3.14 T&T Valve................................................................................ 21
Gambar 3.15 Turning Gear........................................................................... 22
Gambar 3.16 Pedestal................................................................................... 22
Gambar 3.17 Kopling................................................................................... 23
Gambar 3.18 Actuator.................................................................................. 23
Gambar 4.1 Turbin Uap Generator 051G101-T........................................... 24

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Diagram Alir Maintenance Area 05


Lampiran 2 Diagram Alir Turbin Uap Generator 051G101-T
Lampiran 3 Data Sheet Turbin Uap Generator 051G101-T

vi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menunjang distribusi dan operasi terhadap industri perminyakan

diperlukan suatu alat penggerak yang dapat menjalankan berbagai peralatan

didalam industri minyak, seperti generator, kompresor, pompa, dan lain-lain.

Salah satu alat penggerak tersebut dinamakan Turbin Uap (Steam Turbine), alat

ini bekerja dengan cara memanfaatkan energi uap yang dihasilkan dari Boiler

(Ketel Uap) untuk menggerakan rotor turbin.

Agar proses produksinya berjalan dengan lancar, maka turbin uap harus

selalu diperhatikan kondisinya, baik dari segi pelumasan, kecepatan putar poros,

maupun uap yang masuk tidak boleh mengandung air karena dapat

mengakibatkan erosi dan korosi pada sudu-sudu turbin uap.

Oleh karena itu, dibutuhkanlah jadwal pemeliharaan secara berkala yaitu

dengan cara pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance), dimana

pemeliharaan ini dapat dibagi dalam beberapa jadwal antara lain pemeliharaan

rutin, bulanan, tahunan, dan overhaul. Serta pemeliharaan prediktif (Preditive

Maintenance), yang berdasarkan hasil pemeriksaan pada suatu peralatan.

Selain itu pemilihan judul ini memberikan inspirasi kepada penulis untuk

mencari data-data yang berkaitan dengan turbin uap, dan diharapkan dapat

menambah pengetahuan dan kemampuan bagi penulis termasuk para pembaca.

1.2 Tujuan Penyusunan Kertas Kerja Wajib (KKW)

1. Untuk memenuhi syarat kenaikan tingkat di PEM Akamigas.

1
2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengenai turbin uap

yang diperoleh dengan membandingkan antara ilmu teori dengan kenyataan

yang ada di lapangan.

3. Untuk mengetahui prinsip operasi dan pemeliharaan, serta bagian-bagian

turbin uap yang sesuai dengan Standart Operasional Prosedure (SOP).

1.3 Batasan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam Kertas Kerja Wajib (KKW) ini adalah :

1. Fungsi turbin uap Generator 051G101-T;

2. Operasi turbin uap Generator 051G101-T;

3. Pemeliharaan turbin uap Generator 051G101-T;

4. Prinsip kerja turbin uap Generator 051G101-T;

5. Trouble shooting turbin uap Generator 051G101-T.

1.4 Metode Pengambilan Data

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang turbin uap, penulis berusaha

mencari data-data dan informasi baik melalui dosen, langsung kepada

pembimbing lapangan, tinjauan langsung mengenai bentuk dan bagian turbin uap,

ada juga melalui tinjauan pustaka dan internet (data sheet). Kemudian penulis

membandingkan antara ilmu teori dengan kenyataan yang ada di lapangan.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman dalam penyusunan Kertas Kerja Wajib

(KKW) ini, berikut diuraikan sistematika penulisan yang terdiri dari 5 Bab antara

lain :

2
I : Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang, tujuan penyusunan Kertas Kerja Wajib,

batasan masalah, dan metode pengambilan data, serta sistematika penulisan.

II : Oreintasi umum

Menjelaskan tentang sejarah dan latar belakang berdirinya kilang minyak

PT. Pertamina (Persero) UP. IV Cilacap, tugas dan fungsi Unit Pengolahan IV

Cilacap, struktur organisasi, sarana dan fasilitas penunjang.

III : Tinjauan pustaka

Menjelaskan tentang pengertian dari turbin uap, siklus rankine, prinsip kerja

turbin uap, klasifikasi dari turbin uap, bagian-bagian dari turbin dan kegunaan

masing-masing bagian, serta pengoperasian dan pemeliharaan pada turbin uap.

IV : Pembahasan

Menjelaskan tentang data spesifikasi turbin uap 051G101-T, fungsi dari

turbin uap 051G101-T, proses pengoperasian dan pemeliharaan turbin uap

051G101-T, kerusakan yang pernah terjadi pada turbin uap 051G101-T.

V : Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan Kertas

Kerja Wajib (KKW).

3
II ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat

Perkembangan minyak bumi saat ini semakin berkembang dan

meningkat. Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat

menghasilkan energi baik untuk bahan bakar maupun untuk pembangkit

tenaga listrik. Bagi Indonesia, minyak bumi merupakan sumber daya alam

yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena disamping untuk keperluan

dalam negeri, juga diperuntukan untuk menambah devisa negara melalui

ekspor migas. Sejalan dengan pembangunan yang semakin meningkat pesat,

maka kebutuhan minyak bumi akan semakin bertambah. Oleh karena itu,

perlu dibangun unit pengolahan minyak bumi guna memenuhi kebutuhan

yang semakin meningkat tersebut. Pertamina selaku perusahaan milik

pemerintah yang bertugas untuk mengolah minyak bumi memiliki tujuh unit

pengolahan yang tersebar di seluruh Indonesia,diantaranya yaitu :

1) RU I Pangkalan Brandan dengan kapasitas 5000 barel/hari.

2) RU II Dumai dengan kapasitas 170.000 barel/hari.

3) RU III Plaju Sungai Gerong dengan kapasitas 135.000 barel/hari.

4) RU IV Cilacap dengan kapasitas 378.000 barel/hari.

5) RU V Balikpapan dengan kapasitas 270.000 barel/hari.

6) RU VI Balongan denagan kapasitas 125.000 barel/hari.

7) RU VII Kasim, Papua dengan kapasitas 10.000 barel/hari.

Salah satu unit pengolahan yang ada adalah Unit Pengolahan IV Cilacap

yang dirancang untuk mengolah bahan baku minyak mentah dari Timur

4
Tengah, dengan maksud selain untuk mendapatkan produk BBM, juga untuk

menghasilkan bahan dasar minyak pelumas dan aspal. Adapun proses

pembangunan kilang minyak RU IV Cilacap terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Kilang Minyak Pertama

Kilang minyak pertama terdiri dari Fuel Oil Complex (FOC) I dan Lube

Oil Complex (LOC) I dibangun tahun 1974. Kilang ini dibangun khusus untuk

mengolah minyak mentah dari Timur Tengah. Produk yang dihasilkan FOC I

dan LOC I antara lain Premium, Kerosene, ADO/IDO, IFO, LPG, lube base

oil, Minarex, Slack Wax, Parafinic dan aspal. Kapasitas kilang minyak

pertama ini meningkat dari semula 100.000 barel/hari menjadi 118.000

barel/hari.

2. Kilang Minyak Kedua

Kilang minyak kedua terdiri dari Fuel Oil Complex (FOC) II, Lube

OilComplex (LOC) II dan III dibangun dibangun khusus untuk mengolah

minyak campuran (Attaka Crude dan Arjuna Crude) dari dalam negeri. Kilang

ini menghasilkan produk BBM dan non BBM antara lain LPG, Base Oil,

Minarex, Slack Wax, Naptha dan Aspal. Kapasitas kilang ini mengalami

peningkatan dari semula 200.000 barel/hari menjadi 238.000 barel/hari.

3. Kilang Paraxylene

Kilang Paraxylene dibangun pada tahun 1987 dan mulai beroperasi

tahun 1990. Pembangunan Kilang Paraxylene bertujuan untuk mengurangi

ketergantungan impor Paraxylene sebagai bahan baku PTA (Purified

Terepthalic Acid) Plaju. Umpan Paraxylene menggunakan naptha dari kilang

5
FOC II.Kilang Paraxylene menghasilkan Paraxylene, Benzene dan Toluene.

Kapasitas produksi Kilang Paraxylene sebesar 270.000ton/tahun.

Produk paraxylene sebagian untuk memenuhi kebutuhan kepusat

aromat di Plaju sebagai bahan baku Purified Terepthalic Acid (PTA) dan

sebagian lagi diekspor, sedangkan untuk produk Benzene keseluruhanya

diekspor dan produk-produk lainnya untuk keperluan dalam negeri sendiri.

Tabel 2.1 Produksi kilang minyak I dan kilang minyak II


No Produksi Jenis

KEROSENE
1 BBM PREMIUM
ADO, IDO, IFO
AVTUR

LPG
LUBE BASE OIL
2
NON BBM ASPHALT
PARAFINIC
NAPHTA

PARAXYLENE
3 PETROKIMIA BENZENE
HEAVY AROMAT

4. Proyek Debottlenecking Cilacap (DPC)

Proyek Debottlenecking Cilacap ini dimulai pada tahun 1997 dengan

tujuan menaikkan kapasitas operasional RU IV Cilacap dengan memodifikasi

unit-unit kilang yang ada yaitu dengan menaikan kapasitas produksi FOC I

dari 100.000 barel/hari menjadi 118.000 barel/hari. Kapasitas produksi FOC

6
II dari 200.000 barel/hari menjadi 230.000 barel/hari. Jadi total kapasitas

produksi RU IV Cilacap adalah sebesar 378.000 barel/hari dengan tambahan

kilang baru yaitu Kilang RFCC.

5. Kilang Sulphur Recovery Unit (SRU)

Kilang SRU dibangun pada tahun 2004 dan baru beroperasi pada tahun

2006. Kilang ini dirancang untuk mengolah off gas dari kilang FOC I, FOC II,

LOC II, LOC III dan Kilang Paraxylene menjadi produk LPG, sulfur cair dan

naptha. Tujuan pembangunan kilang ini disamping untuk mengurangi emisi

gas khususnya sulfur dari sisa proses produksi, juga untuk meningkatkan nilai

tambah off gas.

6. Kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC)

Kilang RFCC yang dibangun sejak tahun 2011 ini baru diresmikan pada

akhir bulan september 2015 ini. Kilang yang dibangun untuk memproduksi

“High Octane Mogas Component” (HOMC) dengan kadar oktan lebih dari 93

ini bahkan dapat mencapai hasil produksi sebesar 70 persen dari semula

diperkirakan hanya memproduksi sebesar 25 persen terhadap target produksi

HOMC yaitu sekitar 37.000 barel per hari. Sebagian besar produk HOMC

tersebut diproses lebih lanjut utuk diproduksi menjadi RON 88 (Premium)

sehingga akan meningkatkan produksi premium dari Pertamina RU IV

Cilacap yang sebelumnya hanya 61.000 barel per hari. Dengan beroperasinya

kilang RFCC, produksi premium dari Pertamina Cilacap akan menjadi 91.000

barel per hari atau naik 30.000 barel per hari.

7
7. Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC)

Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) merupakan proyek dalam rangka

pengembangan area 01 dan 07 yang dimulai pada tahun 2016 dan

diproyeksikan rampung tahun 2018. Proyek Langit Biru Cilacap bertujuan

meningkatkan kapasitas produksi dengan memodifikasi peralatan yang ada.

2.2. Tugas dan Fungsi Unit Pengolahan IV Cilacap

Kilang Pertamina RU IV Cilacap adalah kilang minyak yang pada saat

ini mempunyai kapasitas produksi terbesar dan terlengkap hasil produksinya

diantara kilang-kilang minyak Unit Pengolahan lain di Indonesia, yaitu

mencapai 378.000 barel per hari. Kilang Unit Pengolahan IV Cilacap

dipercaya untuk mengolah minyak mentah menjadi produk BBM (premium,

kerosene, ADO, IDO, IFO, avtur) maupun nonBBM (LPG, minarex, Lube

Base Oil, aspal, naptha) serta produk petrokimia seperti Paraxylene dan

sulphur. Dilihat dari kepentingannya, Pertamina RU IV Cilacap mempunyai

tugas yaitu untuk mengolah dan memproduksi minyak secara maksimal guna

mencukupi kebutuhan bahan bakar sebesar 34% kebutuhan nasional atau 60%

kebutuhan di Pulau Jawa dan Bali khususnya.

2.3. Struktur Organisasi Unit Pengolahan IV Cilacap

PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap dipimpin oleh seorang General

Manager dan membawahi beberapa kepala bidang yang memiliki tugas

masing-masing. Berikut struktur organisasi PT. Pertamina (Persero) RU IV

Cilacap

8
Gambar 2.1 struktur organisasi PT. Pertamina UP IV Cilacap

2.4. Sarana dan Fasilitas Pemeliharaan Kilang

Untuk menunjang serta menjamin pemeliharaan kilang yang maksimal

tanpa adanya kekurangan dalam segi sarana dan fasilitas khususnya , maka

dari itu Unit Pengolahan IV Cilacap menyediakan Sarana dan Fasilitas Jasa

Pemeliharaan Kilang sebagai berikut :

1. Main Office

adalah tempat bekerja para staff jasa pemeliharaan kilang untuk

mendukung pemeliharaan peralatan kilang

2. Bengkel JPK

Berfungsi untuk mendukung pemeliharaan peralatan kilang. Terbagi

menjadi bengkel mekanik Non Rotating Equipment (NRE), bengkel mekanik

Rotating Equipment (RE), bengkel instrumentasi dan bengkel listrik.

3. Pergudangan JPK

Berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan material peralatan kilang.

9
III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Turbin Uap

Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial

uap menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi

energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Turbin uap dapat digunakan

dalam berbagai industri sebagai penggerak mula untuk menggerakan berbagai

peralatan rotating seperti generator, pompa, kompressor dan lainya. Turbin uap

ditemukan pertamakali oleh Hero di Alexandria sekitar tahun 120 sebelum

masehi, ia membuat prototip turbin yang pertama yang bekerja berdasarkan

prinsip reaksi. Pada saat itu belum dinamakan turbin uap melainkan prinsip

penggunaan uap yang diubah menjadi energi mekanis.

Kemajuan yang besar pada pengembangan dan kontruksi turbin uap

dirasakan pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1890 ahli teknik kebangsaan Swedia,

Gustaf de-Laval membuat sebuah tubin uap cakram tunggal yang sederhana terdiri

dari nozzle, poros, cakram dan sudu-sudu.

3.2 Siklus Rankine

Siklus rankine merupakan siklus termodinamika yang mengubah panas

fluida menjadi kerja dalam kondisi tertutup dan disuplai dari eksternal pada

PLTU. Siklus ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu pompa, boiler,

turbin, dan kondensor. Siklus rankine secara umum dapat ditemukan di

pembangkit listrik khususnya tenaga uap. Proses siklus rankine berawal dari

fluida cair yang di pompakan dari tekanan rendah ke tekanan tinggi masuk boiler

10
dan dipanaskan hingga menjadi uap jenuh dengan temperatur sesuai kebutuhan,

kemudian dialirkan menuju turbin sebagai penggerak dan menghasilkan listrik.

Didalam turbin uap jenuh mengalami penurunan tekanan dan temperatur sebelum

masuk kondenser, didalam kondenser uap basah di kondesasi menjadi air jenuh

dan dipompakan kembali kedalam boiler.

; )
Gambar 3.1 Siklus Rankine Idea

Untuk meningkatkan effisiensi siklus rankine terdapat dua cara yaitu:

1. Siklus Rankine dengan pemanasan ulang

Dalam siklus ini, dua turbin bekerja secara bergantian dimana uap yang

keluar dari turbin pertama dalam keadaan tekanan tidak terlalu rendah dipanaskan

ulang di boiler sebelum masuk turbin kedua dengan tekanan lebih rendah.

; )
Gambar 3.2 siklus Rankine Pemanasan Ulan

11
2. Siklus Rankine regeneratif

Siklus ini memanfaatkan ekstraksi uap dari turbin yang diambil ditengah

proses ekspansi. Uap hasil ekstraksi yang memiliki suhu tidak terlalu tinggi

dicampur dengan uap kondenser sebagai pemanas awal sebelum masuk ke boiler.

; )
Gambar 3.3 Siklus Rankine Regenerati

3. Siklus Rankine kogeneratif

Siklus Rankine dengan kogenerasi adalah siklus Rankine dimana panas

sisa dari proses ekspansi pada turbin digunakan untuk proses lainnya misalkan

pada pabrik gula, panas tersebut digunakan untuk memasak nira. Adapun

; )
Gambar 3.4 Siklus Rankine Kogenerati

12
3.3 Prinsip Kerja Turbin Uap

Uap yang berasal dari pemanasan air didalam boiler kemudian dimasukan

kedalam turbin uap melalui nozzle. Didalam nozzle energi potensial dari uap

diubah menjadi energi kinetis yang akan diteruskan melewati sudu gerak. Pada

turbin impuls saat uap keluar dari nozzle kecepatan aliran uap meningkat dan

tekananya berkurang kemudian ssat melewati sudu gerak kecepatan aliran dan

tekanan konstan, akibatnya uap menabrak sudu gerak akan menimbulkan gaya

pada sudu gerak. Pada turbin reaksi kecepatan absolutnya setiap melewati sudu

tetap akan naik dan setelah melewati sudu bergerak akan turun, selanjutnya akan

berulang sampai akhir tahap.

Pada umumnya turbin uap dipasang lebih dari satu baris sudu jalan (rotor),

terutama untuk turbin-turbin uap yang besar. Waktu meninggalkan baris pertama

sudu jalan, arah kecepatan uap harus diubah terlebih dahulu sebelum memasuki

baris kedua sudu jalan. Untuk itu antara baris pertama dan kedua sudu jalan

dipasang satu baris sudu tetap (guide blade) yang berguna untuk merubah arah

kecepatan uap, agar uap dapat masuk pada baris kedua sudu jalan dengan arah

yang tepat.

Kecepatan uap pada waktu meninggalkan sudu jalan (rotor) yang terakhir

harus dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis dari uap dapat dimanfaatkan

dengan sebaik mungkin. Dengan demikian efisiensi turbin uap lebih tinggi, karena

kehilangan energi sangat sedikit

13
3.4 Klasifikasi Turbin Uap
; )
Klasifikasi turbin uap dapat digolongkan berdasarkan :

1. Prinsip perubahan energi;

2. Tingkat tekanan;

3. Arah aliran uap;

4. Proses penurunan kalor;

5. Pengaturan uap masuk;

6. Tekanan uap masuk kedalam turbin.

3.4.1 Prinsip Perubahan Energi

Dilihat dari cara perubahan energi panas menjadi energi kinetis dan cara

pengambilan energi kinetis pada sudu-sudu turbin, maka turbin uap dapat dibagi

menjadi dua golongan yaitu :

1. Turbin Impulse

Pada turbin impulse perubahan energi potensial uap menjadi energi kinetis

hanya terjadi pada sudu-sudu tetap, sedangkan pada sudu-sudu jalan tidak terjadi

perubahan energi tersebut. Jadi tekanan uap sebelum dan sesudah melalui sudu

jalan adalah sama. Yang berubah hanyalah kecepatan uap, karena pada sudu jalan

energi kinetis uap diambil oleh sudu jalan untuk menghasilkan gaya putar.

2. Turbin Reaksi

Pada turbin ini proses ekspansi dari uap terjadi baik didalam sudu tetap,

maupun sudu jalan. Turbin reaksi mengalami ekspansi baik pada sudu pengarah

maupun pada sudu gerak sehingga mengerahkan dorongan pada sudu pada arah

14
aksial. Untuk mengurangi dorongan aksial ini, adalah dengan memasang sudu-

sudu gerak pada drum yang juga berfungsi sebagai rotor.

3.4.2 Tingkat Tekanan

Menurut banyaknya tingkat tekanan pada turbin uap adalah :

1. Turbin satu tingkat (Single Stage Turbine)

Yang dimaksud dengan turbin satu tingkat adalah terjadinya penurunan

tekanan dan kecepatan hanya satu kali. Karena hanya terdapat satu buah sudu

jalan, setelah uap mendorong sudu-sudu jalan pada turbin kemudian uap keluar.

Turbin jenis ini pada umumnya dipakai untuk menggerakkan pompa, kompresor

yang berkapasitas kecil.

2. Turbin banyak tingkat (Multi Stage Turbine)

Yang dimaksud dengan turbin banyak tingkat adalah terjadinya penurunan

tekanan dan kecepatan uap secara bertahap, dimana pemakaian energi uap tersebut

dapat dipakai dengan maksimal. Untuk jenis turbin ini dapat dipakai untuk

kapasitas yang kecil hingga yang besar tergantung kebutuhan.

3.4.3 Arah Aliran Uap

Menurut arah aliran uap, turbin uap terdiri dari :

1. Turbin aksial (Axial flow turbine)

Dimana arah aliran uapnya dibuat sejajar terhadap poros turbin.

2. Turbin radial (Radial flow turbine)

Arah aliran uapnya dibuat tegak lurus dari poros turbin.

15
3.4.4 Proses Penurunan Kalor

Proses penurunan kalor pada turbin dapat digolongkan menjadi :

1. Turbin kondensasi (Condensing turbine)

Pada turbin jenis ini uap yang sudah dipakai oleh turbin, diembunkan

melalui kondensor dan air kondensatnya dipakai kembali untuk air pengisi ketel.

2. Turbin tekanan lawan (Back pressure turbine)

Pada turbin jenis ini uap yang telah dipakai tidak diembunkan, tetapi dipakai

untuk keperluan lain seperti pemanasan dan proses industri.

3. Turbin eksraksi dan kondensasi (extraction and Condengsing Turbine)

Pada turbin jenis ini adalah turbin gabungan, dimana uap yang telah

digunakan sebagian diembunkan dan sebagian lainnya digunakan untuk keperluan

pemanasan dan proses industri.

3.4.5 Pengaturan Uap Masuk

Uap yang akan dialirkan kedalam turbin uap dapat diatur berdasarkan :

1. Turbin dengan pengaturan penyempitan (throttling), uapnya masuk melalui

salah satu atau lebih (tergantung pada kapasitas yang diinginkan) valve

penyempitan dan dioperasikan secara serentak.

2. Turbin dengan pegaturan nozzle, uap masuk melalui satu atau lebih pengatur

pembuka (opening regulator) yang berurutan.

3. Turbin dengan pengaturan by-pass, yang uapnya selain dialirkan ketingkat

pertama juga ketingkat menengah turbin tersebut.

16
3.4.6 Tekanan Uap Masuk

Menurut tekanan uap masuk, turbin uap terdiri dari :

1. Low Pressure Turbine (turbin tekanan rendah) : 1,2 - 2 ata

2. Medium Pressure Turbine (turbin tekanan menengah) : 2 – 40 ata

3. High Pressure Turbine (turbin tekanan tinggi) : 40 - 170 ata.

4. Very High Pressure Turbine (turbin tekanan sangat tinggi) : ˃ 170 ata

3.5 Komponen Utama Turbin Uap dan Fungsinya

Berikut beberapa komponen utama turbin uap:

; )
Gambar 3.5 Komponen Turbin

1. Casing

Casing merupakan tempat untuk melindungi komponen lain yang berada

didalamnya.

17
;….)
Gambar 3.6 Casing Steam Turbin

2. Rotor

Rotor merupakan komponen turbin yang berputar sebagai penghasil gerak

mekanis untuk di teruskan ke driven.

;….)
Gambar 3.7 Rotor Turbin

3. Stator (diafragm)

sudu diam ( stator blade ) turbin berfungsi untuk mengarahkan aliran uap

yang keluar dari pipa pancar kesudu gerak turbin.

; )
Gambar 3.8 Stator (Diafragm)

18
4. Shaft (poros)

Poros/shaft turbin merupakan bagian turbin yang berputar yaitu tempat

dipasangnya sudu-sudu gerak turbin , pompa minyak pelumas utama ( main oil

pump ) dan kopel keporos ( shaft ) generator.

;….)
Gambar 3.9 Poros Turbi

5. Bearing

Turbin uap dilengkapi oleh bearing sebagai bagian untuk mengurangi

gesekan antara poros (bagian yang berputar) dengan casing/stator (bagian yang

diam). Bearing dilengkapi dengan fluida pelumas / oli yang bersirkulasi dan

bertekanan. Dalam turbin uap umumnya terdapat 2 jenis bearing yaitu:

a. Journal bearing, berfungsi untuk menahan gaya radial pada rotor

turbine

;….)
Gambar 3.10 Journal

b. Trhust bearing, berfungsi untuk menahan beban gaya arah aksial pada

rotor turbine.

19
; )
Gambar 3.11 Thrust Bearin

6. Main oil pump

Main oil pump berfungsi untuk memompakan minyak pelumas kesemua

bantalan poros turbin dan juga untuk memompakan minyak pelumas untuk system

hydraulic governor turbin.

; )
Gambar 3.12 Main Oil

7. Labyrint seal/ gasket

Berfungsi untuk penyekat uap supaya tidak terjadi kebocoran pada sela sela

poros turbin,pada setiap tingkatan sudu.

; )
Gambar 3.13 Labyrint Seal /

20
8. Valve

Berfungsi untuk mengatur aliran steam masuk ataupun keluar turbin. Dalam

turbin uap terdapat beberapa valve dalam menunjang kinerja diantarnya:

a. Block valve

b. Control valve

c. Drain valve

d. Extraction valve

e. T&T valve

;….)
Gambar 3.14 T&T Valv

9. Turning gear

Berfungsi untuk memutar poros turbin pada saat turbin baru dioperasikan

atau baru di stop tujuanya supaya rotor turbine mendapat proses pemanasan atau

pendinginan yang merata supaya tidak bengkok ( bending ).

21
;….)
Gambar 3.15 Turning Gea

10. Pedestal

Pedestal pada turbin uap berfungsi sebagai dudukan atau penyangga shaft

turbin uap sekaligus tempat tumpuan dari bearing. Pedestal pada turbin uap

ditempatkan di setiap ujung poros turbin yang terpasang bearing.

; )
Gambar 3.16 Pedesta

11. Kopling

Kopling berfungsi sebagai transmisi atau penghubung antara shaft turbine

dengan shaft generator sehingga daya dari putaran turbin dapat diteruskan ke

generator.

22
; )
Gambar 3.17 Koplin

12. Aktuator

Komponen ini berfungsi sebagai pengatur atau pengendali valve. Bekerja

dengan menerima sinyal dari aliran fluida kemudian aktuator akan membuka atau

menutup valve. Aktuator terdiri dari beberapa jenis diantaranya:

1. Pneumatic actutuator

2. Electric actuator

3. Electrohydraulic actuator

; )
Gambar 3.18

23
IV. PEMBAHASAN

4.1 Fungsi Turbin Uap Generator 051G101-T

Turbin uap generator 051G101-T dalam utilities II Unit Pengolahan UP

IV Cilacap berfungsi sebagai penggerak generator dengan menghasilkan

listrik 18800 Volt yang digunakan untuk keperluan operasi dan kebutuhan

internal lainya. Turbin ini merupakan jenis turbin impulse dengan jumlah 16

rotor terdiri dari 2 tipe curtis dan 14 tipe retau. Uap yang masuk ke turbin

berupa HP Steam (High Pressure Steam) yang sebelumnya telah dipanaskan

di boiler 052-B-101 dengan tekanan 60 kg/cm². Uap yang telah memasuki

turbin uap generator 051G101-T sebagian di ekstrasikan untuk digunakan

untuk keperluan proses ataupun sumber penggerak turbin-turbin kecil lainya,

sedangkan steam yang telah di kondensasi sebagian di kembalikan ke boiler

ataupun dibuang ke sungai.

Gambar 4.1 Turbin Uap Generator 051G101-T

24
4.2 Data Spesifikasi Turbin Uap Generator 051G101-T

Tabel 4.1 Data spesifikasi turbin uap generator 051G101-T

Data Turbin Uap Spesifikasi

Manufacture Turbodyne

Tipe turbin horizontal-multi valve

Unit Utilities

Nomer model VX4BVCX7Y3

Driven Generator

Power 20000 KW

Normal speed 3000 Rpm


Trip speed 3300 Rpm
Pressure inlet steam normal 60 kg/cm².

Pressure inlet steam max 62 kg/cm².

Pressure inlet steam min 59,5 kg/cm².

Pressure exhaust steam 100 mmHg

Pressure extraction steam 19,5 kg/cm².

Number stage 16 impuls

Tipe governor Elektronik

Governor oil pressure 80 psig


Low governor oil pressure 60 psig
Bearing oil pressure 20 psig

25
Tabel 4.2 Data spesifikasi generator 381276401

data generator Spesifikasi

Manfacture McGraw Edison

Tipe Brushless Syncrhonous

Serial NO 381276401

KVA 2500

Volts 18800

Amps 1046

Rpm 3000
Phases 3
Hertz 50

4.3 Pengoperasian Turbin Uap Generator 051G101-T

Dalam pengoperasian turbin uap generator 051G101-T tentu harus

mengikuti SOP (Standart Operational Procedure) yang berguna untuk

keselamatan kerja. Berikut langkah-langkah prosedur dalam pengoperasian

turbin uap generator 051G101-T.

4.3.1 Persiapan

1. Cek breaker dan power motor ALOP (Auxiliary Lube Oil Pump),

turning gear dan pompa kondensat

2. Jalankan ALOP (Auxiliary Lube Oil Pump) dan sistemnya sehingga

tekanan pelumas ke kontrol 5,5 kg/cm²g, ke bearing 1,55 kg/cm²g dan

jalankan turning gear.

3. Lakukan Safeguard test dan Megger test

26
4. Lakukan pemanasan steam line

5. Lakukan Restroke Control Valve Condensate

6. Buat tekanan vakum sampai tekanan 60 kg/cm² dan temperatur 350ºC

7. Buka FCW ( Feed Cooling Water) in/out air cooler generator

8. Buka penuh block valve HP steam inlet pada tekanan 60 kg/cm² dan

suhu 350ºC

9. Hidupkan power governor control wood ward-2301A

4.3.2 Prosedur Start

1. Cek lampu indikator minimum governor di Bench Board CR-05 sudah

menyala

2. Pastikan T&T Valve (Trhottle & Trip valve) close.

3. Reset Lock Out Relay 86M (di panel lokal).

4. Normalkan akumulator dan cek tekanan kontrol oil 5,6 kg/cm².

5. Tekan dan tahan push button reset (governor overide di bawah Trhottle

& Trip valve) buka Trhottle & Trip valve (lepas push button reset jika

rpm sudah mencapai 500), tahan pada 700 Rpm selama 20 menit.

6. Tambah bukaan Trhottle & Trip valve ke 1200 Rpm selama 20 menit

kemudian tukar operasi Hogger ejector ke main ejector.

7. Buka penuh Trhottle & Trip valve sampai 2760 Rpm.

8. Tekan push button reset to rated speed 3000 Rpm.

4.3.3 Sinkron Generator

1. Hubungi seluruh area dan overide generator di A-50.

27
2. Lakukan sinkron oleh petugas sesuai TKI No : C- /E1413/2013-S9

3. Atur sealing steam sesuai dengan kebutuhan.

4. Tutup make up treated water dan cek temperatur CW (Cooling Water).

5. Cek kondensat, bila hasil analisa on spec masukan ke sistem condensate

header.

4.3.4 Memasukan Ekstraksi

1. Panasi drain boat line ekstraksi.

2. Buka pengunci ekstraksi di lokal secukupnya.

3. Naikan beban generator sampai dengan 6 MW dari control room.

4. Buka angin kontrol ekstraksi di lokal perahan-lahan dan koordinasi

dengan CR-05.

5. Naikan flow ekstraksi sesuai kebutuhan.

6. Monitor bila flow ekstraksi telah cukup selanjutnya pengaturan dapat

dilakukan secara manual atau otomatis dari control room.

7. Tutup drain line ekstraksi setelah flow ekstraksi muncul.

4.3.5 Melepas Ekstraksi

1. Turunkan beban generator sampai dengan 6 MW kemudian atur beban

turbin generator yang lain dan koordinasikan dengan A-50.

2. Tutup angin ekstraksi sampai 0 kg/cm² dan mengatur flow ekstraksi

turbin yang lain.

3. Jika flow ekstraksi sudah nol tutup pengunci linkage ekstraktion valve.

28
4.3.6 Prosedur Stop

1. Hubungi petugas PG&D, A-50 dan seluruh area.

2. Lepas beban / De-syncrhon sesuai TKI No : C- /E14113/2013-S9.

3. Monitor bila beban sudah lepas.

4. Tutup Trhottle & Trip valve dan Blok valve HP steam inlet.

5. Tutup valve sealing steam.

6. Buka drain valve casing dan drain Trhottle & Trip valve

7. Setop pompa kondensat.

8. Monitor setelah putaran turbin 0 Rpm kemudian jalankan turning gear.

9. Monitor setelah satu jam, setop vakum sistem apabila temperature

exhause 40ºC, tutup CW in/out , Lube oil cooler, gland condensate dan

air cooler generator.

10. Jalankan ALOP (Auxiliary Lube Oil Pump) dan setop MLOP (Main

Lube Oil Pump).

4.4 Pemeliharaan Turbin Uap Generator 051G101-T

Untuk menjaga performa kinerja turbin uap generator 051G101-T maka

diperlukan pemeliharaan secara rutin berupa pemeliharaan harian, mingguan,

bulanan dan tahunan. Berikut tipe pemeliharaan yang perlu diperhatikan.

4.4.1 Preventive Maintenance

Preventive maintenance merupakan pemeliharaan yang dilakukan

secara rutin sesuai jadwal yang telah ditetapkan terhadap setiap komponen-

29
komponen. Preventive maintenance Terbagi menjadi pemeliharaan harian,

mingguan, bulanan dan tahunan.

1. Pemeliharaan harian

a. Cek secara visual kondisi minyak pelumas, air dan kebocoran steam.

b. Cek kondisi level minyak pelumas governor.

c. Cek level minyak di reservoir.

d. Cek secara visual kerusakan luar dan aksesoris turbin.

e. Cek level getaran (vibration) pada turbin dan generator.

f. Lakukan pembersihan di area turbin.

g. Cek tekanan inlet steam.

2. Pemeliharaan mingguan

a. Cek secara visual kondisi minyak pelumas, air dan kebocoran steam.

b. Cek kondisi level minyak pelumas governor.

c. Cek level minyak di reservoir.

d. Cek secara visual kerusakan luar dan aksesoris turbin.

e. Cek level getaran (vibration) pada turbin dan generator.

f. Lakukan pembersihan di area turbin.

g. Cek tekanan inlet steam.

h. Cek pengoperasian minyak pelumas pada pompa auxiliary dan laporan.

i. Cek kebocoran uap dari pipa dan tekanan inlet steam.

j. Cek fungsi operasi oil pressure shutdown.

k. Cek fungsi emergency trip.

30
3. Pemeliharaan bulanan

a. Cek secara visual kondisi minyak pelumas, air dan kebocoran steam.

b. Cek kondisi level minyak pelumas governor.

c. Cek level minyak di reservoir.

d. Cek secara visual kerusakan luar dan aksesoris turbin.

e. Cek level getaran (vibration) pada turbin dan generator.

f. Lakukan pembersihan di area turbin.

g. Cek tekanan inlet steam.

h. Cek pengoperasian minyak pelumas pada pompa auxiliary dan laporan.

i. Cek kebocoran uap dari pipa dan tekanan inlet steam.

j. Cek fungsi operasi oil pressure shutdown.

k. Cek fungsi emergency trip.

l. Cek over speed trip dan laporan.

m. Cek performa oil cooler.

4. Pemeliharaan tahunan

a. Buka casing dan bersihkan saringan uap.

b. Keluarkan minyak dari reservoir dan ganti dengan yang baru.

c. Cek kondisi journal bearing dan thrust bearing.

d. Cek kondisi poros dan sekitar gland seal.

e. Cek kondisi nozzle.

f. Cek penggunaan karbon ring bila perlu ganti dengan yang baru.

g. Cek alligment coupling

h. Cek kondisi oil cooler dan bersihkan semua tube.

31
i. Cek level getaran (vibration) pada turbin dan generator.

j. Cek sistem overspeed safety.

k. Cek sistem governer.

l. Cek fungsi valve T&T.

m. Cek sudu-sudu pada rotor dan stator.

4.4.2 Corrective Maintenance

Corrective maintenance merupakan tipe pemeliharaan yang dilakukan

untuk mengembalikan kondisi mesin ke kondisi standar melalui perbaikan dan

penyetelan setelah menunjukan gejala kerusakan atau rusak samasekali.

Corrective maintenance didasari pada kelayakan waktu operasi.

1. Overhaul

Overhaul adalah kegiatan pemeliharaan yang telah terjadwal meliputi

pembongkaran, perbaikan dan penggantian komponen-komponen mesin yang

mengalami kerusakan atau mencapai batas waktu operasi. Pada turbin uap

generator 051G101-T overhaul dilakukan setiap empat tahun sekali meliputi

penggantian komponen yang rusak dan mencapai batas waktu operasi seperti

rotor, difragm, bearing, dan lainya.

2. Breakdown maintenance

Breakdown maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan yang

dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak pada mesin saat beroperasi

sehingga dapat menyebabkan kerusakan menyeluruh bahkan sampai mesin

tidak dapat di operasikan kembali.

32
4.5 Trouble Shooting

Saat turbin beroperasi maka semua komponen akan bekerja sehingga

tidak menutup kemungkinan akan terjadi kerusakan akibat banyak komponen

yang berputar. Berikut.

Tabel 4.3 Data trouble shooting

Tanggal Kerusakan Perbaikan

journal bearing rusak ganti journal bearing


22-Mei-03
pad thrust bearing rusak ganti pad trhust bearing
02-Jun-03 filter elemen rusak ganti filter elemen

12-Nov-03 bearing rusak ganti pad bearing


17-Apr-05 lube oil baffle bocor perbaikan kebocoran
minyak pelumas reservoir
27-Mar-07 ganti minyak pelumas baru
kotor
setting clearence bearing
03-Apr-07 turbin vibrasi
housing
24-Agu-07 pads bearing rusak ganti pads bearing
11-Jun-09 valve macet restroke valve HP dan LP

16-Jul-12 elemen lube oil bocor ganti elemen lube oil

05-Agu-13 elemen oil filter rusak ganti elemen oil filter

06-Jan-14 elemen oil filter rusak ganti elemen oil filter


10-Jun-15 elemen oil filter rusak ganti elemen oil filter
02-Mar-16 elemen oil filter rusak ganti elemen oil filter
10-Jun-16 HP valve terganggu perbaikan valve

33
4.6 Keselamatan Kerja

Dalam melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, perawatan maupun perbaikan

pada turbin uap 051G101-T aspek keselamatan kerja harus diperhatikan,

sehingga pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Peralatan keselamatan kerja yang perlu diperhatikan dan dipatuhi untuk

digunakan antara lain :

1. Memakai ear plug pada daerah bising yang diakibatkan uap.

2. Memakai sepatu safety tahan terhadap air, minyak pelumas.

3. Memakai sarung tangan yang tahan terhadap panas.

4. Memakai helm safety setiap memasuki area kilang.

5. Sebelum bekerja agar melengkapi surat ijin kerja aman, baik izin kerja

dingin maupun izin kerja panas sesuai sifat pekerjaannya.

6. Sebelum mengoperasikannya turbin uap menghubungi bagian Utilities,

A.05

7. Pada saat mengoperasikan turbin agar mengikuti standart operating

procedure yang telah ditetapkan.

8. Peralatan atau instalasi pipa panas diisolasi.

34
V. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data tentang

pengoperasian dan pemeliharaan turbin uap generator 051G101-T maka

penulis dapat menyimpulkan beberapa hal diantaranya:

1. Turbin uap generator 051G101-T tergolong tipe turbin impuls retau

dan ekstraksi-condensat

2. Turbin uap generator 051G101-T berfungsi untuk menggerakan

generator

3. Pengoperasian turbin uap generator 051G101-T dilakukan sesuai

buku petunjuk operasi

4. Kerusakan yang sering terjadi pada turbin uap generator 051G101-T

adalah komponen berputar dan saling bergesekan seperti bearing,

labyrint seal, shaft. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah sistem

pelumasan yang harus selalu di kontrol.

5. Untuk menjaga performa turbin maka dilakukan pemeliharaan

terencana ( preventive maintenance) dan tidak terencana (corrective

maintenance)

5.2 Saran

Untuk menjaga kelancaran dalam pengoperasian dan pemeliharaan

turbin uap generator 051G101-T penulis akan menyampaikan saran meliputi:

35
1. Karena turbin uap adalah salah satu peralatan yang critical, pemeriksaan

sistem pelumasan harus mendapatkan perhatian yang sangat serius,

karena kegagalan dari pelumas mengakibatkan kerusakan yang lebih

besar terhadap turbin.

2. Operator harus memahami prosedur dan keselamatan kerja sebelum

mengoperasikan turbin uap sesuai dengan Standart Operational

Prosedur (SOP) agar tidak mengalami gangguan saat beroperasi.

3. Untuk kegiatan pemeliharaan dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang

telah ditetapkan.

4. Segera tindak lanjuti jika terjadi gejala-gejala kerusakan yang ada untuk

mencegah kerusakan yang lebih parah.

36
DAFTAR PUSTAKA

1. http://eprints.undip.ac.id/41165/4/BAB_II.pdf
2. Karl Kolmetz, 2015, “Handbook Steam Turbin System”, KLM Technology
Group,Johor Bahru.
3. Novreza Utama Putra, 2013, “Efisiensi Beban Turbin pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (Studi Kasus di PLTU Ombilin, Sawah Lunto, Sumatra Barat)” VOL 3,
Balai Besar Industri Hasil Perkebunan.
4. Shlyakhin. P, 1988, “Teori dan Rancangan Steam Turbin”, Erlangga, Jakarta.
5. ..........,1982, ”Instruction Manual Steam Turbine”, Worthington Group, New York.
6. ..........,1982, “Instructions for Installing & Operating Horizontal Type Self
Equalizing Tilting Pad Thrust Bearings With Forced Lubrication”, Waukesha
Bearings Corporation, Wisconsin.
7. ..........,2009, “Power Plant Fundamentals Training Program”, Industrial Resources,
Inc.
8. .........., 2012, “Journal Bearing Galery”,
http://www.babbitting.com/products/journal-bearings/.
9. .........., 2014, “Komponen Turbin Uap”,
http://ilmuteknologyindustri.blogspot.com/2017/02/komponen-turbin-uap.html.
10. ..........,2015, ”Tata Kerja Penggunaan Alat (TKPA)”, PT. Pertamina (Persero) UP
IV Cilacap, Cilacap.

37
Lampiran 1 Diagram Alir Maintenance Area 05
Lampiran 2 Diagram Alir Turbin Uap Generator 051G101-T
Lampiran 3 Data Sheet Turbin Uap Generator 051G101-T

Anda mungkin juga menyukai