Tugas Magang
Tugas Magang
Tugas Magang
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
PT. Pertamina merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan di PT. Pertamina RU III Plaju
ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3.
1.4.
Rekomendasi perbaikan.
Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai dalam penulisan laporan ini adalah dengan
Data Primer
Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan praktikan langsung
dari sumbernya. Adapun cara pengumpulan data yang penulis lakukan adalah :
a) Observasi
Disini penulis mengamati dan mencatat langsung kejadian, secara
cermat dan sistematis terhadap objek, dengan jalan ini penulis dapat
mengumpulkan data yang benar-benar aktual.
b) Wawancara
Disini
penulis
berusaha
untuk
mengumpulkan
data
dengan
2)
Data Sekunder
Data sekunder adalah informasi yang telah dikumpulkan oleh pihak lain,
disini penulis hanya bertindak sebagai pemakai data. Data sekunder ini jika
ditinjau dari sumbernya dapat dibagi menjadi data internal dan eksternal.
a) Data internal
Data internal adalah data yang tersedia pada lingkungan perusahaan.
Disini penulis mengumpulkan data-data dari buku yang tersedia di
lingkungan Pertemina RU III Plaju.
b) Data eksternal
Data eksternal adalah data yang terdapat dari pihak luar untuk
menambah pengetahuan, maka penulis juga menggunakan buku-buku
diluar lingkungan Pertamina RU III Plaju misalnya dari sumber pustaka
lain yang relevan dengan topik yang dibahas.
1.5.
2013 sampai 25 Agustus 2013 yang bertempat di PT. Pertamina RU III Plaju,
Sumatera Selatan. Waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek sebagai berikut :
Tanggal
Waktu
Tempat/Bagian
Uraian
24 Juli 2013
09.00 13.30
People Development
Penyelesaian ADM
25 Juli 2013
09.30 12.00
HSE
Safety Introduction
26 Juli - 16
07.00 15.30
Workshop
Sungai Praktek
Kerja
Agustus 2013
Gerong
Mahasiswa
Orientasi Lapangan
People Development
Penyelesaian Laporan
Agustus 2013
23 Agustus 2013
1.6.
07.00 15.30
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah proses pembahasan, penyusunan serta penulisan
laporan pada Praktek Kerja Lapangan ini, penulis akan menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I
: Pendahuluan
Membahas tentang penjelasan latar belakang tujuan pemilihan
judul, tujuan, batasan masalah, pengambilan data dan sistematika
penulisan.
BAB II
BAB III
: Landasan Teori
Membahas tentang teori dasar pompa sentrifugal secara umum,
klasifikasi pompa sentrifugal, prinsip kerja pompa sentrifugal,
penyebab gangguan / kerusakan pompa serta membahas tentang
Pompa Sentrifugal.
BAB VI
Sentrifugal
yang
meliputi
permasalahan,
hasil
: Penutup
Meliputi Kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1
Sejarah Singkat
Pertamina merupakan perusahaan nasional yang menguasai hampir seluruh
tempat unit pengolahan minyak bumi di Indonesia, yang memiliki enam unit
pengolahan yang tersebar di enam daerah Indonesia, yang salah satunya yaitu
Refinery Unit (RU) III yang berada di Sumatera Selatan.
Daerah operasi RU III Plaju meliputi Kilang Plaju dan Kilang Sungai
Gerong, dimana diantara Kilang Plaju dengan Kilang Sungai Gerong dipisahkan
oleh sebuah sungai yaitu sungai komering. Kilang RU III Plaju dan Sungai
Gerong mengolah bahan baku minyak mentah yang berasal dari daerah Sumatera
Bagian Selatan dan sebagian lagi dari luar Sumatera Bagian Selatan, dengan
produksi kapasitas 145,60 MBSD.
Kilang minyak Plaju yang terletak di sebelah Sungai Musi dan sebelah
Barat Sungai Komering dibangun pada tahun 1920 oleh pemerintah Belanda
dengan
nama
Bataafsche
Petroleum
Maatshappij
(BPM).
Tujuan
dari
Kilang Plaju dan Sungai Gerong sering juga disebut Kilang Musi karena
lokasinya berada ditepi Sungai Musi, untuk pengembangan Kilang selanjutnya
dibangun beberapa unit proses antara lain :
-
meningkatkan
kapasitas
Polypropyline
menjadi
45.000
2.2
unit proses produksi dalam jajaran Direktorat Pengolahan Pertamina, yaitu antara
lain : memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak
dalam negeri sehingga menghasilkan devisa bagi negara.
Pertamina Refinery Unit III mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi
bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak. Unit bagian proses untuk
melaksanakan tugas tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kilang Bahan Bakar Minyak (BBM)
a). Primary Processing
Tujuan utamanya adalah memisahkan minyak mentah (crude oil)
menjadi fraksi-fraksi produk bahan bakar minyak.
b) Secondary Processing
Tujuan utamanya adalah melanjutkan proses pemisahan minyak
mentah (crude oil) yang merupakan produk bawah dan produk
gas/ringan dari proses utama untuk mendapatkan produk bahan bakar
minyak yang lebih banyak dengan tidak melupakan spesikasi dari
produk serta untuk memproduksi LPG yang dibutuhkan konsumen.
1.
10
11
Production Manager
Reliability Manager
Procurement Manager
HSE Manager
Coordinator OPI
12
b.
c.
d.
e.
13
14
Kemudian
rotating
equipment
engineering
MPS
memberikan
rekomendasi komponen komponen yang harus diganti dengan yang baru kepada
bagian Planning schedulling agar dapat dibuatkan job plant nya. Lalu job plant
tersebut diproses oleh bagian Procurement untuk melakukan pembelian terhadap
komponen tersebut. Sambil menunggu barang datang, di bengkel, pompa tersebut
dibersihkan dan dicat ulang. Setelah barang yang dibeli tiba di bagian
Procurement maka bagian rotating equipment engineering MPS melakukan
pemeriksaan terhadap barang tersebut apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
yang dipesan. Setelah disetujui maka barang tersebut dikirim ke bengkel untuk
kemudian dipasang di pompa hingga selesai dan setelah selesai diperbaiki maka
akan diperiksa hasilnya kemudian oleh rotating engineering MPS dan dilakukan
Hydrotest. Kemudian setelah selesai di inspeksi dan hasilnya bagus maka
peralatan tersebut dilaporkan ke Front Desk untuk dibuat rekaman mutunya yang
kemudian akan diserahkan kembali kepada bagian MA yang mengirimkan
peralatan tersebut untuk kemudian dipasang kembali disite.
15
2.4.1
16
b. Non Rotating
- Las, Kontruksi dan Bundle : Mesin las, rolling, gerinda dan lainlain
- Fitting
BAB III
LANDASAN TEORI
17
18
2. Shaft (poros)
Shaft (poros) pada pompa centrifugal befungsi untuk meneruskan
putaran dan torsi dari mesin penggerak ke impeller. Bagian-bagian dari
sha antara lain yaitu :
19
a. Shaft sleeve
Pompa poros biasanya terlindung dari erosi, korosi, dan keausan pada
ruang segel, kebocoran sendi, bantalan internal, dan di saluran air oleh
lengan terbarukan. Kecuali dinyatakan sebaliknya, sebuah lengan poros dari
aus, korosi, dan tahan erosi material harus disediakan untuk melindungi
poros. Lengan tersebut harus disegel di salah satu ujungnya. poros Majelis
selongsong harus melampaui wajah luar piring kelenjar segel.
b. Kopling
Kopling dapat mengimbangi pertumbuhan aksial poros dan mengirimkan
torsi ke impeller. Kopling poros dapat secara luas diklasikasikan ke
dalam dua kelompok : kaku dan eksibel. Kopling poros kaku digunakan
pada aplikasi di mana sama sekali tidak ada kemungkinan atau mang untuk
misalignment apapun. Kopling poros eksibel lebih rentan terhadap
seleksi, instalasi dan pemeliharaan kesalahan. Kopling poros eksibel
dapat dibagi menjadi dua kelompok dasar: elastomer dan non-elastomer
1. Elastomer
Menggunakan salah stu kopling karet atau polimer unsur-unsur untuk
mencapaj eksibilitas. Elemen-elemen ini dapat menjadi di geser atau
di kompresi. Ban dan desain lengan karet elastomer di kopling geser,
rahang dan desain pin dan bushing yang elastome dalam kompresi
kopling
2. Non-Elastomer kopling
Menggunakan elemen logam untuk mendapatkan fleksibilitas. Ini bisa
salah satu dari dua jenis: dilumasi atau non-dilumasi. Desain dilumasi
20
3. Impeller Nut
Impeller nut berfungsi untuk mengikat impeller pada ujung proses.
4. Key (pasak)
Key (pasak) berfungsi untuk mengunci impeller pada poros.
5. Radial bearing
Radial bearing berfungsi untuk menahan gaya radial yang timbul akibat
adanya berat rotor dan memperkecil gaya gesekan sehingga memperlancar
gerak putar rotor itu sendiri.
6. Thrust beating
Thrust bearing berfungsi untuk menahan gaya aksial yang timbul oleh
penguraian gaya sentrifugal pada kelengkungan konstraksi impeller dan
juga memperkecil gaya gesek pada poros.
21
outlet ange serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energy dinamis.
2. Inlet/Suction
Inlet/Suction bemgsi sebagai saluran masuk atau hisap uida ke dalam
pompa centrifugal.
3. Outlet/Discharge
Outlet/Discharge berfungsi sebagai saluran keluar/tekanan uida.
4. Suction ange
Suction ange bermgsi sebagai tempat penyambungan pipa inlet
ke rumah pompa
5. Discharge ange
Discharge
ange
berfungsi
sebagai
tempat
penyambungan
pipa
6. Casing cover
Casing cover berfungsi sebagai tutup impeller dan penahan/pengarah
aliran uida pada saat pompa beroprasi
22
8. Cooling jacket
Cooling jacket merupakan ruangan ventilasi untuk pendingin cover dan
rumah pompa pada saat beroprasi
23
24
Satu cara untuk menambah energi kepada uida cair adalah dengan
memutar uida tersebut dalam arah melingkar. Gaya yang mengakibatkan
sebuah objek terlempar keluar dalam gerak melingkar disebut gaya sentrifugal.
Bagian pompa yang memutar uida cair disebut impeller. Fluida cair
rnengalir rnelelui inlet pompa dan masuk kedalam titik pusat impeller.
Selanjutnya impeller akan menggerakkan uida tersebut dalam gerak
melingkar, Fluida cair akan didorong dari titik pusat menuju bagian terluar dari
bibir impeller. Semakin cepat impeller berputar, akan semakin cepat uida cair
bergerak. Impeller disusun dari rangkaian vanes atau blade, yang berfungsi
untuk mengarahkan aliran uida.
25
mampu mengalirkan uida cair dari system masuk kedalam impeller. Pada
pompa centriigal, uida cair digerakkan oleh gaya centriugal dari daerah
bertekanan rendah di pusat impeller menuju daerah bertekanan tinggi di
discharge pompa.
26
2. Sealface
Sealface adalah bagian paling penting, paling utama dan paling kritis dari
sebuah Mechanical Seal dan merupakan titik Pengeblok cairan utama (primary
sealing device) Terbuat dari bahan Carbon atau Silicone Carbide atau Tungsten
Carbide atau keramik atau Ni-resist, dengan serangkaian teknik pencampuran.
Permukaan material yang saling bertemu (contact) dibuat sedemikian halusnya
hingga tingkat kehalusan/kerataan perrnukaanmencapai 1 - 2 lightband.
27
Seringkali Sealface disebut juga dengan Contact face. Seal faces berarti ada 2
sealface. Yang satu diam dan melekat pada dinding pompa, dan yang lainnya
berputar, melekat pada shaft. Yang bexputar biasanya terbuat dari bahan yang
lebih lunak/soft. Kombinasinya bisa berupa carbon dan silicone carbide, carbon
dan ceramic, carbon dan tungsten carbide, silicone carbide dan silicone
carbide, silicone carbide dan tungsten carbide.
Sealface yang ada pada sha yang berputar seringkali disebut sebagai Rotary
Face/Primary Ring.Sedangkan Sealface yang diam atan ' dalam kondisi
stasioner sering disebut sebagai StationaryFace / Mating Ring / Seat.
4. Asesoris
metal
Mechanicalseal.
yang
diperlukan
untuk
melengkapi
rangkaian
BAB IV
PEMBAHASAN
Titik utama pengeblokan pada mechanical seal dilakukan oleh dua sealface
yang permukaannya sangat halus dan rata. Gesekan gerak berputar antara
keduanya meminimalkan terjadinya kebocoran. Satu sealface berputar
mengikuti putaran shaft, satu lagi diam menancap pada suatu dinding. Meterial
dua sealface itu biasanya berbeda. Yang satu biasanya bersifat lunak, biasanya
carbon-graphite, yang lainnya terbuat dari material yang lebih keras seperti
silicone-carbide. Pembedaan antara material yang digunakan pada stationary
sealface dan rotating sealface aalah untuk mencegah terjadinya adhesi_antara
dua buah sealfaces tersebut. Pada sealface yang lebih lunak biasanya terdapat
ujung yang lebih kecil sehingga sering dikenal sebagai wear-nose (ujung yang
bisa habis atau aus tergesek).
28
29
30
4.2.1 Misalignment
Salah satu penyebab kerusakan mechanical seal adalah misalignment. Hal
ini tetjadi apabila seal diinstal oleh personil yang tidak mendapatkan
training yang baik untuk instalasi mechanical seal yang baik. Jika seal
diinstal tidak paralel antara satu dengan yang lain ataupun membentuk sudut
terhadap poros, maka permukaan yang bergerak akan membentuk sudut juga
dengan mechanical seal sehingga menyebabkan gesekan/aus pada
permukaan yang bergerak tersebut.
menjadi
panas
secara
berlebihan
dan
menyebabkan
31
tidak diberikan toleransi untuk ekspansi sehingga terjadi retakan. Ujungujung retakan yang sedikit lebih tinggi mulai menggesek permukaan
disekitamya.
4.2.4 Pengikisan
Pengikisan pada mechanical seal juga sering teljadi. Ini diakibatkan oleh
adanya gesekan-gesekan partikel pada permukaan seal ataupun endapan
yang tertinggal akibat evaporasi partikel tersebut. Penumpukan endapan
pada poros membuat elemen-elemen seal menjadi kaku dan meniadakan
kelenturan seal. Partikel pengikis bisa mudah melekat pada perrnukaan
teon.
4.2.5 Karat
Bagian-bagian metal terkadang menampakkan tanda-tanda karat. Pada
dasamya bagian metal mechanical seal lebih kecil dari pada bagian metal
pompa itu sendiri, sehingga agak susah untuk terjadi pengkaratan.
32
Penyebabnya :
1. Suhu yang sangat tinggi dan berlebihan untuk kedua kejadian di atas.
33
4.3.3 Fretting
Berikut ini masalah-masalah yang teijadi akibat fretting:
34
35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari semua tahapan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagaj
berikut dalam pelaksanaan kerja praktek di PT.PERTAMINA Plaju :
1. Mechanical seal merupakan bagian utama dan juga salah satu bagian
terpenting dalam pompa centrifugal. Yang berfungsi mencegah terjadinya
kebocoran pada pompa, terutama untuk cairan-cairan yang berbahaya.
5.2 Saran
1. Mahasiswa yang akan melaksanakan kerja praktek pada gelombang yang
akan datang harus lebih aktif dan tekun dalam melaksanakan ketja
praktek.
36
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Sularso, Harwo Tahara, 1987. Pompa dan Kompresor. Jakarta : PT. Pradnya
Paramita.
3. Tunggul, M. Sitompul, Ir. SE. MSc,1993, Alat Penukar Kation, Raja Grando
Persada, Jakarta