Analisis Struktur Dan Nilai Budaya Naskah Sunda PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI BUDAYA NASKAH SUNDA

Ruhaliah*

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur dan nilai budaya naskah Sunda.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari metode pengumpulan naskah, metode edisi teks,
dan metode analisis sastra. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah naskah-naskah Sunda,
sedangkan sampel-nya dipilih lima naskah yang mewakili, yaitu naskah Wawacan Sulanjana (WS),
naskah Hatam Qur’an Pangantenan (HQP), Wawacan Nabi Yusuf (WNY), naskah Wawacan Muslimin
Muslimat (WMM), dan Wawacan Raden Kuda Gambar Sari (WRKGS).
Naskah yang didapat terlebih dahulu dialihaksarakan ke dalam huruf Latin dengan
menggunakan edisi standar. Penulisan transliterasi disesuaikan dengan ejaan bahasa Sunda yang
disusun oleh Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS IKIP Bandung, sedangkan bahasa Sunda yang
terdapat dalam naskah tidak diubah, dengan alasan apabila teks naskah akan diteliti dari sudut
linguistik historis komparatif, akan memudahkan peneliti berikutnya. Hasil edisi teks dianalisis dari segi
isi, yakni segi sastra dan nilai budaya.

Pendahuluan Sebagian naskah Sunda tersimpan di


Naskah lama merupakan aset budaya yang beberapa lembaga, baik di dalam maupun di
sangat besar manfaatnya, karena menyimpan luar negeri. Namun masih banyak naskah yang
berbagai informasi dalam bentuk tertulis. tersebar di masyarakat, baik yang masih
Seperti yang dikemukakan oleh Ekadjati digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
(1988), bahwa naskah-naskah lama dapat maupun sebagai barang pusaka, atau koleksi
memberi sumbangan besar bagi studi tentang semata. Lembaga yang menyimpan naskah
suatu bangsa atau suatu kelompok sosial budaya sebagai koleksinya di antaranya Perpustakaan
yang melahirkan naskah-naskah itu, karena Nasional, Museum Sribaduga, Museum Geusan
pada dasarnya naskah-naskah itu merupakan Ulun Sumedang, Museum Kasepuhan Cirebon,
dokumen yang mengandung pikiran, perasaan, Museum Cigugur Kuningan, Universiteit
dan pengetahuan dari bangsa atau kelompok Bibliotheek Leiden, dan Australian National
sosial budaya tersebut (Ekadjati, 1988:1). University.
Naskah merupakan peninggalan Pada kehidupan masa lampau, naskah
budaya yang berwujud tulisan. Di dalam naskah tidak terlepas dari kehidupan masyarakat
tergambar mengenai alam pikiran, adat-istiadat, Sunda, baik sebagai bagian dari tradisi ritual
kepercayaan, dan sistem nilai masyarakat pada maupun sebagai pedoman kehidupan sehari-
masa lampau. Oleh karena itu, penelitian hari. Namun sejalan dengan perkembangan
mengenai naskah merupakan suatu hal yang jaman, fungsi naskah saat ini sudah berubah.
tidak bisa diabaikan, di samping penelitian Sebagian naskah hanya tersimpan begitu saja,
mengenai benda sejarahnya. atau disimpan dengan teramat rapi sebagai
Naskah Sunda berisi berbagai barang pusaka. Hanya sedikit naskah yang
informasi mengenai masyarakat Sunda pada masih dipergunakan. Keadaan ini sangat
masa naskah itu ditulis. Berdasarkan isinya, mengkhawatirkan, karena isi naskah menjadi
naskah Sunda diklasifikasikan ke dalam tidak banyak diketahui. Oleh karena itu,
kelompok agama, etika, hukum/adat-istiadat, penelitian mengenai naskah saat ini mutlak
mitologi/legenda, pendidikan, pengetahuan, diperlukan agar naskah tetap mempunyai nilai
primbon, sastra, sastra sejarah, sejarah, seni pada masyarakatnya.
(Ekadjati, 1988:4).

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 1


Naskah dituangkan di dalam bahan yang - sebagai pegangan kaum bangsawan untuk
tidak berusia lama, misalnya buku. Umur rata- naskah-naskah yang berisi silsilah, sejarah
rata suatu buku, apabila tidak dipelihara dengan leluhur, dan sejarah daerah mereka
cara khusus, misalnya disimpan di tempat yang - sebagai alat pendidikan untuk naskah-naskah
terlindung dari cuaca dan serangga, tidak lebih yang berisi pelajaran agama, etika,
dari satu abad. - sebagai media menikmati seni budaya seperti
Pada saat ini, peninggalan berupa naskah naskah-naskah berisi cipta sastra
sudah tidak begitu dikenal di masyarakat pada - dapat menambah pengetahuan untuk naskah-
umumnya. Hanya kalangan tertentu yang naskah berisi berbagai informasi ilmu
menyimpan dan meneliti naskah. Karena itu, pengetahuan
diperlukan suatu upaya agar masyarakat - keperluan praktis kehidupan sehari-hari untuk
mengenal isi naskah sehingga dapat mengenal naskah-naskah berisi primbon dan sistem
budaya masyarakat Sunda pada masa lalu. Di perhitungan waktu
samping itu, bahasa dan aksara yang digunakan Menurut Ekadjati (1989:9) fungsi naskah
pada naskah umumnya sudah banyak yang tidak dibedakan atas dua macam, yaitu (1) fungsi
begitu dipakai oleh masyarakat sekarang. Jadi naskah berdasarkan bendanya, dan (2) fungsi
diperlukan upaya agar masyarakat dapat naskah berdasarkan isinya. Menurut isinya,
membacanya. Salah satu caranya adalah dengan naskah berfungsi sebagai (1) alat legitimasi
men-transliterasikan teks naskah yang ditulis pemegang kekuasaan (raja, bupati) dan
bukan dengan aksara Latin ke dalam aksara keturunannya, (2) pedoman hidup kalangan
Latin, sehingga kandungan naskah dapat tertentu, (3) pegangan untuk mengenal anggota
diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. keluarga, dan (4) mengagungkan pemegang
Kegiatan ini merupakan salah satu bidang kekuasaan (raja, bupati) dan keturunannya.
garapan filologi. Filologi merupakan ilmu yang Naskah yang tersebar di masyarakat Sunda
sangat penting, karena filologi banyak berisi bermacam-macam teks, di antaranya
mengungkapkan khazanah ruhaniah warisan pupujian dan wawacan.
nenek moyang, misalnya kepercayaan, adat
istiadat, kesenian, istilah musik, takaran,
timbanga, ukuran, mata uang, dsb (Baried: 22)
Seperti yang telah dikemukakan oleh 1) Pupujian
Robson (1978:5), bahwa sastra tradisional lebih Pupujian ialah puisi yang berisi puja-puji,
penting untuk digarap daripada sastra modern do’a, nasihat, dan pelajaran yang berjiwakan
yang sudah dimengerti dan cukup diketahui. agama Islam. Pupujian merupakan salah satu
Salah satu perwujudan kebudayaan suatu genre sastra Sunda yang merupakan pengaruh
masyarakat atau kelompok manusia dapat Islam. Pupujian merupakan salah satu media
ditemukan dalam gagasan, nilai, dan norma dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
peraturan, yang tertuang dalam bentuk tulisan. agama. Isinya di antaranya memuji keagungan
Semua unsur kebudayaan yang Allah, menyampaikan shalawat kepada Nabi
terdapat dalam sastra lama membentuk Muhammad, do’a, nasihat, pelajaran agama
gambaran tentang manusia dan kebudayaannya Islam, dan tarikh nabi.
pada masa lampau, misalnya pekerjaan sehari- Teks pupujian biasanya disampaikan dengan
hari, sikap hidup, kesenian, dan sebagainya. cara dilagukan, yaitu yang disebut zadzam
(nadom). Jadi pupujian sering disebut juga
Kajian Teoretis nadoman, artinya untaian kata-kata yang terikat
Naskah memiliki fungsi bagi masyara-katnya. baris dan bait. Berdasarkan isinya, dapat
Seperti yang dikemukakan oleh (Ekadjati, dipastikan bahwa teks pupujian banyak tersebar
1988:9), bahwa fungsi naskah adalah: di kalangan pesantren dan lingkungan
keagamaan.

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 2


Isi teks pupujian dari waktu ke waktu surat, sikap yang baik, dan cara bertemu
mengalami perubahan. Seperti yang (Kartini, 1986:19).
dikemukakan oleh Kartinidkk., (1984:32),
bahwa: 2) Wawacan
“Selanjutnya kalau kita tinjau perkem- 2.1) Pengertian Wawacan
bangan isi puisi pupujian, dapatlah diketa- Salah satu bentuk karya sastra yang
hui bahwa isi pupujian dari masa ke masa dikenal oleh masyarakat Sunda adalah
mengalami perubahan. Pada masa berkem- wawacan. Wawacan adalah cerita panjang –
bangnya agama Islam, saat peralihan dari kadang-kadang uraian – yang dituangkan dalam
ajaran agama Hindu keaharan agama Islam, bentuk pupuh. Bentuk pupuh mulai dikenal oleh
isi pupujian itu banyak bercampur dengan masyarakat Sunda, terutama kaum bangsawan,
kepercayaan dan ajaran-ajaran agama setelah adanya pengaruh politik dari Mataram
Hindu pula”. pada abad ke-17.
Rosidi (1966:11-26) mengemukakan
2) Fungsi Pupujian bahwa wawacan berasal dari kata wawacaan
Seperti yang telah dikemukakan Rusyana (babacaan) yang artinya: apa yang dibaca.
(1971:7), bahwa pupujian berfungsi sebagai Wawacan merupakan bentuk karya sastra yang
fungsi ekspresi pribadi dan fungsi sosial. Dalam berasal dari Jawa, dan dibawa ke daerah Sunda
hal ini fungsi sosial lebih dominan melalui kaum bangsawan (menak) dan kaum
dibandingkan dengan fungsi ekspresi pribadi, ulama (lingkungan pesantren). Wawacan tidak
karena pupujian dipergunakan untuk lain dari hikayat yang ditulis dalam bentuk puisi
mempengaruhi fikiran, perasaan, dan tingkah (dangding) tertentu yang disebut pupuh.
laku manusia di samping dipergunakan pula Wawacan ialah hikayat yang ditulis dalam
untuk menyampaikan berbagai ajaran agama. bentuk puisi tertentu yang dinamakan
Sebagai media pendidikan, puisi pupujian yang dangding. Dangding ialah ikatan puisi
berisi berbagai nasihat dan ajaran agama yang yang sudah tertentu untuk melukiskan hal-
disampaikan dengan dinyanyikan itu umumnya hal yang sudah tertentu pula. Dangding
dihafalkan di luar kepala. terdiri daripada beberapa buah bentuk
Bentuk pupujian terdiri dari (a) dua puisi yang disebut pupuh (Rosidi,
seuntai, (b) empat seuntai, (c) lima seuntai, dan 1966:11).
(d) delapan seuntai.
Isi pupujian terdiri dari enam Wawacan merupakan karya sastra Sunda
golongan, yaitu: yang lahir dalam bentuk tertulis, yaitu mula-
a. memuji keagungan Tuhan; mula tulisan tangan (naskah), kemudian cetakan
b. selawat kepada Rasulullah; (buku). Bila dilihat dari segi kuantitasnya,
c. doa dan taubat kepada Allah; naskah wawacan menduduki jumlah terbanyak
d. meminta safaat kepada Rasulullah; di antara naskah-naskah Sunda. Sebagai contoh,
e. menasihati umat agar melakukan dari sejumlah 404 naskah Sunda yang
ibadat dan amal soleh serta menjauhi merupakan koleksi Perpustakaan Nasional yang
kemaksiatan dideskripsikan dalam Katalog Naskah Sunda
f. memberi pelajaran tentang agama, (Ekadjati, 1988), lebih dari 140 naskah
seperti keimanan, rukun Islam, fikih, merupakan naskah wawacan. Diperkirakan
akhlak, tarikh, tafsir Qur’an, dan sorof jumlahnya lebih dari 140 karena ada beberapa
(Rusyana, 1971:9). naskah yang hanya disebutkan bahwa
naskahnya berbentuk puisi, tidak ada
Di samping pupujian kelompok keterangan wawacan atau bukan. Untuk
tersebut, ada juga pupujian yang isinya berupa memastikannya, terlebih dahulu harus dilihat
mantra dan etika dalam pergaulan, misalnya naskahnya satu demi satu.
cara melawat orang sakit, cara menuliskan

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 3


Wawacan adalah karya sastra naratif yang a. Naskah Hatam Qur’an Pangantenan
disusun dalam bentuk pupuh. Teks wawacan (HQP)
umumnya panjang karena isinya merupakan Naskah ini berujudul Hatam Qur’an
cerita. Selain itu, pelaku dalam wawacan Pangantenan, berukuran 21 X 29,7 cm., ditulis
jumlahnya relatif banyak, oleh karena itu pupuh menggunakan aksara Pegon, dan menggunakan
yang digunakannya pun tidak hanya satu jenis. tinta hitam. Tebal naskah sebanyak 34 halaman.
Karena berbentuk pupuh, teks wawacan Pada akhir naskah terdapat keterangan bahwa
disampaikan secara lisan dalam suatu pagelaran naskah ini ditulis pada hari Jum’at tanggal 12
yang disebut beluk. Di beberapa daerah Rabiulawal pukul 4.00 (04.00?).
tertentu, beluk ini disebut macapat, mungkin Naskah HQP ini ditulis oleh Sesepuh
berasal dari bahasa Jawa macapat (dibaca Pesantren Sindang Sirna yang berada di
mocopat); dan ada juga mayarakat yang kampung Nangkerok kecamatan Ciwidey
menyebutnya gaok (Majalengka dan kabupaten Bandung. Naskah ini digunakan pada
sekitarnya). Di Kecamatan Cisurat kabupaten upacara hataman bagi calon pengantin. Penulis
Sumedang, hampir setiap malam Jum’at naskah ini telah meninggal dunia pada usia 80
ditembangkan Wawacan Syeh Abdul Qodir tahun. Naskah ini sekarang dimiliki oleh H.
Jaelani. Masyarakat setempat menyebutnya Asikin.
Kodiran. Menurut informasi, adanya kegiatan HQP
Wibisana dkk. (2000:567) memberi ini sekitar tahun 1930an. Selain dari ucapan
keterangan bahwa macapat di Sunda berbeda rasa syukur, acara ini bertujuan untuk
dengan di Jawa. Tembang macapat di Jawa menyampaikan kegembiraan calon pengantin
berarti menyanyikan 9 pupuh, sedangkan di putri karena telah selesai mempelajari Al
Sunda berlaku untuk semua pupuh yang Qur’an sebelum memasuki jenjang pernikahan,
berjumlah 17, atau pupuh-pupuh yang ada pada serta memberi nasihat calon mempelai dan
wawacan. semua yang hadir.
Naskah ini digunakan pada upacara hatam
Metodologi Penelitian Qur’an calon pengantin. Upacaranya biasanya
dilaksanakan malam hari mulai pukul 19.00
Penelitian mengenai naskah sampai pukul 21.00. Acara ini dilaksanakan di
memanfaatkan berbagai teori dan disiplin ilmu rumah calon mempelai putri dengan diikuti oleh
yang bervariasi. Untuk kepentingan penelitian para santri putri calon mempelai. Acara ini
ini, digunakan teori filologi dan teori sastra. dipimpin oleh seorang ustadzah pemimpin
Teori filologi digunakan dalam hataman.
menginventarisir naskah dan menyusun edisi Acara Hatam Qur’an Pangantenan terdiri
teks. Naskah yang didapat dideskripsikan dari (1) pembukaan, (2) tagonian), (3) tawasul,
mengenai judul, ukuran, aksara, kertas dan tinta (4) kegiatan hataman), (5) ceramah), dan (6)
yang digunakan, serta kepemilikannya. do’a/penutup. Acara dimulai dengan
Sedangkan teori sastra digunakan untuk membacakan papadang ati, kemudian
meneliti struktur dan nilai budaya pada teks. dilanjutkan dengan mambacakan (nadomkeun)
Teks dianalisis mengenai tema, amanat, alur, pupujian yang ada pada naskah HQP secara
penokohan, gaya bahasa dan sebagainya. berurutan, yaitu teks “Dawuhan Allah”,
Naskah dalam penelitian ini terdiri dari “Dengan Salam, “Haturan”, “Jisim Abdi”,
dua genre, yaitu pupujian dan wawacan. Oleh “Assalamu’-alaikum”, dan Ya Hananu Ya
karena itu, untuk meneliti struktur sastranya Mananu”. .
digunakan teori analisis puisi yang sesuai Setelah membacakan pupujian, calon
dengan genre pupujian dan wawacan. mempelai membaca 13 surat yang ada pada Juz
Amma secara berurutan, dari surat Al Fatihah
sampai surat An Naas. Setiap calon mempelai
Hasil Penelitian membacakan satu surat, diikuti oleh santri putri

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 4


mambaca sarahan. Ayat terakhir pada surat Juz dan para santri putri teman-teman calon
Amma dibaca secara bersama-sama oleh semua mempelai.
peserta hataman.
Setelah selesai membaca sarahan, semua b. Naskah Wawacan Muslimin Muslimat
bersama-sama mengucapkan (WMM)
“Bismillaahirramaanirrahiim, laa illaaha Naskah ini merupakan nasihat dari Ki Ajar
illallahu allaahu akbar wa lillaahilham. Padang yang kemudian dikarang ke dalam
Kemudian calon mempelai membaca surat bentuk tulisan oleh Asep Marta-wijaya pada
berikutnya. Setelah calon mempelai selesai bulan Januari 1959 M. Ia bertempat tinggal di
melantunkan Juz Amma, Ibu Ustadzah Garut. Naskah. Pada hari Senin tanggal 20
membacakan do’a hataman, dilanjutkan dengan tahun 1411 H (1990) naskah ini disalin oleh
melantunkan pupujian yang berjudul “He Bapak Muhammad Use, yang beralamat di
Allah” dan “Panunuhun” diikuti semua yang Kampung Pasir Leutik Padasuka Bandung.
hadir. Naskah WMM tebal 163 halaman, ditulis di
Naskah HQP ini berisi 22 teks puisi atas kertas HVS berukuran 21 X 14,5 cm. Teks
pupujian. Awal teks berisi pembukaan, yaitu WMM ditulis dalam bentuk wawacan,
uraian penjelasan mengenai tujuan adanya menggunakan empat macam pupuh, yaitu
kegiatan. Teks selanjutnya yaitu pupujian yang Sinom, Asmarandana, Dangdanggula, Kinanti,
berjudul “Dawuhan Alloh”, “Dengan Salam”, Magatru, Pucung, jeung Pangkur. Panjang
“Haturan”, “Jisim Abdi”, “Assalamu’alaikum”, naskah terdiri dari 499 pada berbentuk pupuh
“Ya Hananu Ya Mananu”, “Sunda Fatihah”, dan 23 pada berbentuk pupujian.
“Sunda Surat At-Takaatsur”, “Sunda Al’ Teks WMM dimulai dengan menceri-takan
Ashr”, “Sunda Al Humazah”, “Sunda Al Fiil”, kerajaan yang tidak nyata yang dipimpin oleh
“Sunda Al Quraisy”, “Sundana Surat Al Prabu Jasadiyah dan prameswarinya bernama
Maa’un”, “Sundana Al Kautsar”, “Sunda Al Ratna Atiyah. Mereka memiliki anak yang
Kaafiruun”, “Sundana An-Nashr”, “Sundana bernama Raden Muslimin dan Raden Muslimat.
Al Lahab”, “Sundana Al Ikhlash”, “Sundana Keduanya tumbuh menjadi orang yang pandai
Falaqi”, “Sundana An-Naas”, “He Alloh”, dan taat beragama.
dan “Panunuhun”. Ketika dewasa mereka berpamitan kepada
Isi teks terdiri dari Permohonan agar orang tuanya untuk menyepi dan mempelajari
Allah melindungi umat manusia yang selalu ilmu agama. Sesampainya di tempat yang sepi
membaca Qur’an. Ucapan terima kasih kepada mereka berdialog tentang berbagai hadits yang
semua yang hadir, ucapan selamat datang dan isinya mengenai tauhid.
tujuan adanya hataman, pemberitahuan akan Dialog selanjutnya mengenai sifat 20
adanya pernikahan dan nasihat kepada calon yang dimiliki Allah. Setiap pertanyaan adiknya
pengantin, permohonan maaf apabila ada dijawab dengan jelas oleh kakaknya sehingga
kesalahan dalam membaca Qur’an, permohonan adiknya mengerti dengan jelas. Selanjutnya
maaf calon mempelai bila ada kesalahan. diterangkan mengenai adanya sifat nafsiyah,
Selanjutnya calon mempelai beserta santri putri salbiyah, ma’ani, dan ma’awiyah. Kemudian
membacakan tafsir beberapa surat, yaitu Al- mengenai alam yang tujuh yaitu alam ahadiyah,
Fatihah, At Takaatsur, Al Ashr, Al Humazah, alam wahdah, alam arwah, alam jisim, alam
Al Fiil, Al Quraisy, Al Maa’un, Al Kautsar, Al masal, dan alam insanul kamil.
Kaafirun, An Nashr, Al Lahab, Al Ikhlash, Al Raden Muslimat kemudian
Falaq, dan An Naas. Doa selanjutnya adalah menanyakan dzat Allah, sifat Allah, Asma
memohon pertolongan kepada Allah, dan Allah, dan Af’al Allah. Pertanyaan itu dijawab
ditutup dengan permohonan maaf. dengan jelas oleh kakaknya. Dilanjutkan
Berdasarkan data tersebut tergambar bahwa dengan diskusi mengenai kasih sayang Allah
inti teks pupujian ini adalah pembacaan surat kepada makhluknya namun dalam bentuk yang
Juz Amma dan tafsirnya oleh calon mempelai berbeda-beda.

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 5


Dangdayang. Puhaci disusui Dewi Umah, istri
Dewa Guru.
c. Naskah Wawacan Sulanjana (WS) Semakin besar Puhaci semakin cantik
Naskah WS pada penelitian ini sehingga Dewa Guru ingin menikahinya.
dimiliki oleh Sukarta (77 tahun), yang Namun Dewa Guru menyadari bahwa hal itu
beralamat di Kampung Kulur No. 37 kecamatan tidak boleh terjadi, oleh karena itu Puhaci diberi
Sindangkasih Majalengka. Ia menerima naskah buah kuldi sehingga tidak mau menyusu lagi
ini dari Bapa Warna yang beralamat di dan akhirnya meninggal. Mayatnya dikuburkan
kampung Telar Gedang. dan diurus oleh Ki Bagawat.
Naskah ini berukuran 23 X 17 cm Dari atas kuburan Puhaci keluar
dengan ruang tulisan berukuran 20,5 X 15,5 cm. bermacam-macam tanaman, salah satunya
Tebal naskah sejumlah 124 halaman. Setiap adalah benih padi. Dewa Guru memerintahkan
halaman berisi 11-12 baris. Aksara yang Ki Semar untuk menyerahkan benih padi
digunakannya adalah aksara Pegon, kepada Prabu Siliwangi di Pakuan. Negara
menggunakan tinta hitam. Bukunya dibungkus Pakuan jadi subur makmur.
dengan kain putih, dan tidak sembarang orang Dewi Nawang Wulan, istri Prabu
bisa menyentuhnya. Siliwangi, selalu memasak setangkai padi untuk
Pada akhir teks disebutkan bahwa makan semua orang. Nawang Wulan melarang
naskah ini selesai ditulis pada tahun 1939. Prabu Siliwangi membuka tutup alat masak.
Menurut pemiliknya, naskah ini merupakan Apabila dilanggar, jatuh talak satu dan Nawang
saduran dari sastra Jawa. Naskah ini berbentuk Wulan akan kembali ke kayangan.
puisi wawacan, menggunakan macam-macam Budug Basu mencari saudaranya, yaitu
pupuh, yaitu Asmarandana Sinom Pangkur Puhaci. Seorang kakek pertapa memberi tahu
Durma Pucung Dangdanggula Durma Pangkur bahwa Puhaci berada di sorga diurus oleh
Kinanti. Panjang teks terdiri dari 295 bait Batara Guru. Setelah diberi tahu oleh Batara
(pada). Guru bahwa Puhaci telah meninggal dunia,
Budug Basu menuju kuburan Puhaci. Budug
Sinopsis Teks Basu meninggal. Mayatnya dibawa
Di Kayangan Dewa Guru mengelilingi jagat tujuh kali oleh Kala Mulah
merencanakan akan membuat balai pertemuan. dan Kala Muntir. Karena berat, mayat itu
Oleh karena itu ia memerintahkan para dewa terjatuh dan hancur serta berubah menjadi
untuk mengumpulkan bahan yang diperlukan. macam-macam binatang yang hidup di darat
Ketika dewa yang lain telah menyelesaikan dan di air.
tugasnya, Dewa Anta kebingungan karena ia Di Bumi, Ibu Pertiwi memiliki satu
tidak mempunyai tangan dan kaki sehingga orang anak laki-laki dan dua orang anak
tidak dapat melaksanakan perintah tersebut. perempuan. Yang laki-laki bernama Sulanjana
Dewa Anta menangis dan mengeluarkan tiga dan yang perempuan bernama Tali Mendang
butir air mata yang berubah menjadi telur. dan Tali Menir. Mereka adalah putra Batara
Dewa Anta hendak mengantarkan telur Guru.
itu kepada Dewa Guru, namun di perjalanan ia Suatu hari ia pergi ke sorga mencari
diterjang elang karena tidak mau menjawab ayahnya. Oleh Batara Guru, Sulanjana ditugasi
pertanyaannya. Dua butir telur terjatuh, pecah menjaga sorga karena Batara Guru dan Batara
dan berubah menjadi Kalabuat dan Budug Narada hendak pergi ke Pakuan dengan cara
Basu. Kedua hewan itu selanjutnya diangkat menyamar menjadi burung pipit.
anak oleh Sapi Gumarang. Ada seorang nakhoda bernama Dampu
Atas perintah Dewa Guru, Dewa Anta Awang. Ia pergi ke Pakuan hendak membeli
mengerami telur itu, dan lahirlah bayi yang padi, namun tidak diberi oleh Prabu Siliwangi
cantik yang diberi nama Puhaci Terus karena padi itu adalah titipan Batara Guru.
Dampu Awang marah dan meminta bantuan

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 6


Sapi Gumarang agar merusak tanaman padi. semua anak Yaqub, Yusuf rupanya paling
Sulanjana dengan dibantu kedua saudaranya tampan dan paling disayangi.
mengalahkan Sapi Gumarang dan mengobati Di depan rumah Nabi Yaqub terdapat
padi yang rusak. Sapi Gumarang menghamba sebatang pohon. Setiap Yaqub punya anak
kepada Sulanjana. pohon itu tumbuh dan bercabang. Cabang itu
Prabu Siliwangi penasaran akan cara nantinya dijadikan tongkat. Ketika Yusuf dan
istrinya memasak. Ketika istrinya sedang pergi, Bunyamin lahir, pohon itu tidak bercabang lagi,
Prabu Siliwangi membuka penutup alat sehingga Yusuf tidak memiliki tongkat.
memasak sehingga padi tidak berubah menjadi Yusuf meminta tongkat kepada
nasi. Karena peristiwa itu Nawang Wulan ayahnya. Malaikat Jibril memberi tongkat dari
pulang ke kayangan, namun sebelumnya sorga. Suatu malam Yusuf bermimpi bahwa
meminta Prabu Siliwangi untuk membuat alat- tongkatnya tumbuh dan berbuah. Ketika mimpi
alat dapur untuk mengolah padi. Prabu itu diceritakan, Rubil marah. Yusuf bermimpi
Siliwangi merasa sedih kemudian pergi melihat cahaya yang sinarnya tembus ke dasar
menghadap Batara Guru. Batara Guru laut, serta melihat sebelas buah bintang dan
mengajari cara membuat peralatan tersebut. matahari bersujud ke hadapan Yusuf.
Yusuf menceritakan mimpinya kepada
d. Naskah Wawacan Nabi Yusuf (WNY) ayahnya, namun Ayu Lia mendengarnya
Naskah ini dimiliki oleh Osid Rosidi sehingga sakit hati. Rubil berniat membunuh
bin Patma (65 tahun), yang beralamat di Yusuf namun dihalangi oleh Yahoda. Mereka
Kampung Bojong RT 04/13 Soreang Bandung. kemudian mengajak Yusuf bermain sampai
Panulis naskah bernama Haji Tajudin. Yusuf mau diajak bermain di lapangan.
Naskah WNY ditulis di atas kertas Yusuf disiksa dan dimasukkan ke
bergaris dengan menggunakan tinta hitam untuk dalam sumur yang sangat dalam, yang berada
teks dan merah untuk tanda baca. Naskah antara Madyan dan Mesir. Di dalam sumur
berukuran 21 X 17 cm, dengan tebal 210 Yusuf ditemani seorang kakek dan kemudian
halaman. tujuh puluh malaikat.
Naskah WNY ini disusun dalam Saudaranya Yusuf mengatakan kepada
bentuk pupuh. Adapuh pupuh yang digunakan ayahnya bahwa Yusuf diterkam harimau.
yaitu Dangdanggula Asmarandana Sinom Yaqub memerintahkan harimau tersebut agar
Pangkur Maskumambang Kinanti Magatru ditangkap. Keesokan harinya mereka
Durma Pucung Gambuh Ladrang Wirangrong menangkap harimau, namun harimau itu
Balakbak Pangkur Panjang teks terdiri dari mengatakan kepada Yaqub bahwa ia tidak
1014 bait (pada) memangsa Yusuf. Setelah itu harimau
melarikan diri.
Sinopsis Teks Setelah empat malam berada di dalam
Nabi Yaqub memiliki dua orang istri, sumur, datang seorang saudagar yang bernama
yaitu Ratna Dewi Ayu Lia dan Ratna Dewi Ayu Malik bin Daur. Ia memasukkan timba namun
Rohil, dua bersaudara. Ia juga memiliki dua yang terangkat adalah Yusuf. Yusuf disatukan
orang gundik, yaitu Nyimas Jalpah dan Nyimas denga budak-budak Malik. Ketika melihat
Balhah. Yusuf, Rubil mengatakan bahwa Yusuf adalah
Nabi Yaqub memiliki putra, semuanya budaknya yang melarikan diri. Malik
laki-laki. Dari Ayu Lia sebanyak empat orang, membayarnya sebanyak 20 dirham.Yusuf
yaitu Rubil, Samaun, Yahoda, Lawe. Dari Ayu menaiki unta bersama budak yang lain. Ketika
Rohil memiliki tiga orang anak yaitu Bagusdan, melewati kuburan ibunya, Yusuf menjatuhkan
Nata’li, dan Ribalon. Dari Nyimas Balhah yaitu diri dan menangis.
Bagusjad, Yasjad, dan Asrin. Dari Ayu Rohil Ada sebuah negri kafir, bernama
memiliki anak Yusuf dan Bunyamin. Ketika Temas. Rajanya bernama Ra’yail, dan memiliki
melahirkan, Ayu Rohil meninggal dunia. Dari seorang anak perempuan yang sangat cantik.

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 7


Putri tersebut memiliki tiga nama, yaitu Raden menginginkan Yusuf namun tidak dilayaninya.
Ratna Ayu Ra’il, Nyi Emas Baqa, dan Ratna Saat itu Julaeha sudah tua dna ompong.
Julaeha. Julaeha mimpi betemu dengan calon Atas petunjuk Malaikat Jibril, Julaeha
suaminya, bernama Yusuf di negri Mesir. masuk Islam, dan rupanya kembali menjadi
Raja Mesir saat itu bernama Sultan muda. Julaeha kemudian menikah dengan
Sunan Walid yang tua dan Qitfir Ajiz yang Yusuf. Mesir menjadi negri yang subur
muda. Datang utusan dari Raja Ra’yail yang makmur.
mengantarkan surat lamaran. Qitfir Ajiz Di Kana’an terjadi kekeringan. Nabi
menerima lamaran tersebut. Pada mulanya Yaqub menyuruh anaknya ke Mesir meminta
Julaeha tidak mau menikah, namun setelah bantuan. Yusuf menyuruh Rubil membawa
diperhitungkan untung ruginya akhirnya Bunyamin ke Mesir. Bunyamin tidur sekamar
Julaeha mau menikah dengan Qitfir Ajiz. dengan Yusuf dan menceritakan
Julaeha kemudian diboyong ke Mesir. pengalamannya. Yusuf menjelaskan bahwa
Selama menjadi permaisuri, Julaeha mereka bersudara. Keesokan harinya Rubil dan
selalu teringat Yusuf. Suatu hari Yusuf tiba di saudaranya pulang namun Bunyamin ditahan
Mesir. Semua orang tergila-gila melihat karena dituduh mencuri gantang emas.
ketampanan Yusuf. Atas permintaan Julaeha, Nabi Yaqub mengirim surat kepada
Qitfir membeli Yusuf dengan semua harta Yusuf, yang isinya menceritakan
bendanya sehingga hartanya habis. Ketika pengalamannya dan permohonan agar
pulang dan melihat gudang, semua harta Qitfir Bunyamin dikembalikan. Yusuf kemudian
kembali seperti semula. menceritakan pengalamannya di hadapan
Julaeha sangat gembira melihat Yusuf. saudaranya. Yaqub kemudian dijemput ke
Dengan berbagai cara Julaeha merayu Yusuf Mesir.
namun selalu ditolak. Ketika Qitfir melihat
Julaeha tidak memakai pakaian, Julaeha e. Naskah Wawacan Raden Kuda Gambar
menyebutkan bahwa Yusuf telah menghinanya. Sari (WRKGS)
Setelah diberi tahu bayi yang berusia satu Naskah ini dimiliki oleh Bapak Drs.
bulan, Qitfir mengetahui bahwa Julaeha lah T.A.S. Zaenudin, yang beralamat di Jl. Sersan
yang bersalah. Surip 57/169 Cidadap Hilir Bandung.
Julaeha merasa malu sehingga ia Naskah RKGS ditulis di atas kertas
mengumpulkan perempuan sebanyak 40 orang kuarto berukuran 30 X 22 cm, ditulisi pada
untuk membuktikan alasan mengapa ia tergila- kedua sisinya (recto dan verso). Pada halaman
gila. Setelah peristiwa itu Yusuf kemudian awal naskah tertera mantra (jampe), halaman
memilih dipenjara daripada melayani Julaeha. kedua do’a, dan halaman berikutnya teks cerita.
Sultan Walid mempunyai dua orang Teks wawacan RKGS ditulis dalam
pembantu, bernama Majlab dan Bayus. bentuk pupuh, yang terdiri dari Dangdanggula.
Keduanya dimasukkan ke dalam penjara tempat Sinom Kinanti Asmarandana Magatru Mijil
dikurungnya Yusuf. Setiap hari penghuni Gambuh Kinanti Pangkur Lambang Pucung
penjara menceritakan mimpinya kepada Yusuf Lambang Mijil Maskumambang Panjang teks
dan ditafsirkan oleh Yusuf. Yusuf juga terdiri dari 1353 bait (pada
menafsirkan mimpi Majkab dan Bayus, dan
terbukti benar.
Setelah tujuh tahun dikeluarkan dari Sinopsis Teks
penjara, Bayus baru teringat Yusuf. Yusuf Bojonagara merupakan sebuah
kemudian dikeluarkan dari penjara dan kerajaan yang subur makmur, dipimpin oleh
menafsirkan mimpi Sultan Walid. Yusuf sangat Dalem Gordah. Permaisuri raja bernama Dewi
disayangi Sultan Walid. Bandung Sari (DBS). DBS memiliki dua orang
Ketika Qitfir meninggal, Yusuf saudara laki-laki, yaitu Ki Barid dan Ki Sela.
diangkat jadi raja Mesir. Julaeha masih Raja memiliki tiga orang putra, yaitu Raden

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 8


Bagus Wiranagara, Raden Kuda Gambar Sari, kepada raja tersebut sebagai rasa terima
dan Nyai Siti Bandung Sari (SBS). Setelah kasihnya.
dewasa, SBS pergi “masantren” di Parakan Ketika sedang mengantar putri ke
Muncang. Di Pesantren itulah SBS bertemu taman, Barid berkata kepada emban bahwa ia
dengan Raden Suling (RS) dari negara Tawang mencintai putri. Raja menanyakan ucapannya
Gantungan. itu, dan mengatakan akan diperbolehkan apabila
Di Palembang terdapat sebuah Barid berhasil mengalahkan Dermayu. Barid
kerajaan yang bernama Campaka Kembang. berhasil memenangkan pertempuran dan
Rajanya bernama Hamim Tosin, yang menikah dengan putri.
mempunyai putra bernama Juber Anang. GS telah tiga tahun bertapa dan diberi
Hamim Tosin mengutus orang kepercayaannya palu pusaka oleh pendeta serta diizinkan pergi.
untul pergi melamar SBS di Bojonagara. Sesuai dengan petunjuk pendeta, GS menuju
Raja Bojonagara menerima lamaran Banjar Patroman dan berdiam di rumah seorang
tersebut tanpa sepengetahuan SBS. Ia janda.
memerintahkan kedua anak lelakinya untuk SBS tiba di sebuah hutan dan bertemu
menikah karena adiknya telah ada yang dengan burung gelatik. SBS dibawa ke gunung
melamar. Tapi keduanya menolak sehingga Mandala Wangi oleh burung.
diusir oleh ayahnya. Atas bantuan palu pusaka GS
Keduanya tiba di sebuah hutan melengkapi rumah janda tersebut dengan
ditemani Paman Barid. Mereka kemudian berbagai perabotan. Kemudian ia meminta
berpisah arah. Gambar Sari (GS) menuju utara kampung lengkap dengan kesenian wayang. GS
dan Raden Wiranagara (RW) menuju selatan menjadi dalang yang termashur sehingga
ditemani Paman Barid. RW terbawa hanyut dan dipanggil oleh nakhoda dan raja.
ditemukan oleh Ratna Ayu dari Kelewung Sari. GS dan putri Ratna Banjar Sari saling
RW dibawa ke gunung Mandala Wangi dan jatuh cinta, namun GS takut oleh raja. Ia
bertapa. Sedangkan GS diberitahu oleh burung kemudian mementaskan lakon Arjuna dan
ciung agar mengikuti bayangannya dan bertapa Subadra yang ayahnya pemarah. Raja menjadi
di gunung Hadratullahi. marah.
SBS sudah selesai masantren dan Banjar Patroman dihancurkan oleh GS.
kembali ke Bojonagara. SBS melarikan diri Tukang nujum mengatakan kepada raja bahwa
karena tidak setuju ayahnya menerima lamaran hancurnya negara adalah akibat perbuatan
Palembang. Saat itu Raja Palembang datang dalang. Raja memerintahkan prajuritnya
dan menjadi marah ketika diberitahu bahwa menangkap dalang.
SBS menghilang. Terjadi perang antara GS meminta bantuan prajurit jin
Palembang dan Bojonagara. Bojonagara kalah, sehingga prajurit raja tersasar. Raja meminta
raja dan semua prajuritnya dipenjara, kecuali dalang untuk memulihkan negara dengan janji
Paman Sela. Ia lalu mencari SBS. akan dinikahkan dengan putri. GS
Di Calacap raja sedang bingung karena mengembalikan negara seperti semula. GS
banyak yang melamar putri. Putri lalu menikah dengan putri.
mengadakan sayembara memanah burung. Putri SBS sudah tiga tahun bertapa dan oleh
mengirim surat kepada Raden bagus, pendeta diperintahkan menjadi dukun,
kekasihnya. Raden Bagus berhasil mengikuti sayembara menyembuhkan penyakit
memenangkan sayembara, menikah dan putri Yaman. SBS berubah menjadi laki-laki
diserahi kerajaan. dan bernama Bandung Rasa. Bandung Rasa
Barid tiba di pesisir dan bertemu berhasil mengobati dan dinikahkan dengan putri
dengan raja Dermayu yang akan menyerang serta diangkat menjadi raja.
Calacap. Barid diikat dan dilemparkan ke laut, Raden Suling Wilamantri (SW) sudah
serta ditemukan oleh Prabu Nata Kusumah yang selesai menimba ilmu dan kembali ke Tawang
sedang memancing. Barid kemudian mengabdi Gantungan. Ia selalu teringat kepada SBS,

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 9


sehingga melarikan diri. SW bertemu dengan 1) Puisi Pupujian Hatam Qur’an
Paman Sela, berkelahi, namun menjadi akrab. Pangantenan
Paman Sela menceritakan keadaan Bojonagara. Secara keseluruhan, teks puisi HQP
Keduanya disarankan bertapa di gunung menggunakan tipografi tradisional, setiap pada
Mandala Wangi oleh pendeta. (alinea) terdiri dari empat larik (padalisan), dan
Raden Bagus Wilanagara di Kelewung setiap larik terdiri dari delapan suku kata
Sari sedang tidak tentram hatinya. Mentri (engang).
mengusulkan mengadakan sabung ayam, dan Kata-kata yang digunakan dalan teks HQP
raja setuju. Raja menyuruh putri mencari ayam menggunakan bahasa Sunda yang bercampur
ke pendeta. Pendeta mengubah purasani dengan kosa kata bahasa Arab dan bahasa
menjadi ayam untuk raja, kemudian mengubah Indonesia, sesuai dengan isi teks yang berkaitan
perunggu jadi ayam untuk GS, mengubah dengan ajaran agama Islam
tembaga menjadi ayam untuk Raja Yaman. Bahasa Sunda yang digunakan pada
Ayam Ki Barid kalah. Ki Barid hendak teks HQP terdiri dari bahasa Sunda yang
menyerahkan kerajaan sesuai dengan perjanjian digunakan sehari-hari dan bahasa pada puisi
namun ditolak oleh Raja Kelewung Sari. yang penuh dengan persajakan (purwakanti).
Pendeta yang sedang menunggu Kadangkala kata yang digunakan terkesan
kedatangan Raja Yaman mengubah wujudnya dipaksakan untuk mengejar bunyi akhir larik.
menjadi raksasa karena telah terlalu lama Keadaan ini juga terjadi pada bentuk sastra
menunggu. Raksasa menuju alun-alun dan lainnya. Sedangkan bahasa Sunda yang
membuat semua orang ketakutan. Raksasa digunakan untuk tafsir Juz Amma tampaknya
bertemu dengan Raja Yaman dan kembali ke pemilihan katanya lebih selektif dan puitis, dan
wujud semula. Pendeta mempertemukan SBS sering menggunakan bahasa halus.
dengan Paman Sela dan Raden Suling. Pengimajinasian (implengan) pada puisi HQP
SBS hendak membalas dendam kepada terdiri dari pendengaran, penglihatan,
Palembang namun dilarang oleh pendeta. SBS pendengaran, dan perasaan. Gaya bahasa yang
tiba di Yaman. Bandung Rasa kembali menjadi terdapat pada puisi HQP yaitu pars pro toto,
perempuan. Putri Yaman dinikahkan dengan totem pro parte, simile, paraprase, litotes,
Raden Suling. SBS meminta bantuan Calacap, metafora, metonimia, personifikasi, hiperbola,
Banjar Patroman, dan Pulo Jingjring, untuk eufimisme Gaya bahasa yang terdapat pada
mengalahkan Palembang. Setelah bertemu, puisi HQP yaitu pars pro toto, totem pro parte,
Paman Sela memberitahukan bahwa ketiganya simile, paraprase, litotes, metafora, metonimia,
adalah bersaudara. personifikasi, hiperbola, eufimisme Persajakan
Ketika di perjalanan, banyak prajurit atau purwakanti yang ditemukan dalam teks
yang kewalahan. Gambar Sari memasukkan HQP adalah maduswara. Karena teksnya
semua prajurit ke dalam palu pusaka. Atas merupakan puisi berirama, maka hampir
bantuan prajurit jin, Gambar Sari bertemu keseluruhan teks HQP memperlihatkan
dengan orang tuanya. Gambar Sari berhasil persajakan (purwakanti) yang teratur.
mengalahkan Palembang. Gambar Sari Tema yang terdapat pada puisi HQP
meminta negara baru kepada palu pusaka. umumnya mengenai ketuhanan dan
Bandung Sari menikah dengan Raden Suling. kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan judul naskah
Bandung Sari merasa kasihan kepada ini dan upacara yang diselenggarakannya. Rasa
suaminya sehingga ia minta diceraikan. yang terdapat pada puisi HQP yaitu mengenai
Bandung Sari kemudian menjadi raja di rasa gembira dan rasa takut.
Bojonagara. Nilai budaya yang terdapat pada HQP
yaitu hubungan manusia baik secara vertikal
maupun horizontal. Hubungan secara vertikal
Analisis Struktur yaitu hubungan manusia dengan pencipta. Nilai

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 10


budaya yang berkaitan dengan hubungan disebut-sebut Prabu Jasadiyah dan Ratna
manusia dengan Allah yaitu: Atiyah.
a. Mau berdo’a, karena doa merupakan Raden Muslimin digambarkan sebagai
gambaran keimanan manusia kepada tokoh yang sangat baik, tokoh protagonis.
pencipta; Keduanya sangat disayangi orang tuanya karena
b. Pasrah kepada takdir, karena ketaatannya. Mereka digambarkan sebagai
sesungguhnya manusia itu tidak berdaya; orang yang mengasihi sesamanya, bijaksana,
c. Iman kepada Allah; rama.
d. Bersyukur kepada Allah Raden Muslimat digambarkan sebagai
pemuda yang sopan, menghormati orang yang
Nilai yang berkaitan dengan hubungan lebih tua, dan memiliki sifat ingin tahu.
manusia dengan sesamanya terdiri dari: Di dalam teks ini tidak ditemukan
a. Manusia harus saling menghargai; adanya tokoh antagonis karena kedua tokohnya
b. Ikhlas saling menasihati.
c. Saling menyayangi
d. Rukun c. Alur
Walaupun bukan teks sastra murni, dapat
Selain itu, manusia juga harus disimpulkan bahwa WMM memiliki alur
memperhatikan dirinya, dengan cara giat kronologis
bekerja, jujur, dan rendah hati. Manusia juga
harus menyayangi alam sekitar, dengan cara d. Latar
memanfaatkan alam dengan tepat. Latar tempat yang disebut-sebut pada teks
ini terdiri dari dua tempat, yaitu sebuah negri
yang tidak ada wujudnya dan di tempat yang
sepi. Latar waktu hanya disebutkan siang
malam. Sedangkan latar suasana hanya
disebutkan adanya suasana gembira dan
4.2.2 Wawacan Muslimin Muslimat (WMM) suasana menyesal.
4.2.2.1 Analisis Struktur
a. Tema e. Gaya Bahasa
Tema yang terdapat pada WMM Gaya bahasa dalam penulisan WMM sama
adalah tema pendidikan. Orang tua menyayangi dengan teks wawacan lainnya, yaitu seringkali
anaknya dengan cara memberinya pendidikan terjadi tumpang tindih undak-usuk bahasa
yang baik. Tema ini juga tergambar pada dialog karena mengejar guru lagu. Atau kalimatnya
antara Raden Muslimin dan Raden Muslimat. menjadi kalimat inversi. Di samping itu, karena
Mereka saling mengingatkan satu sama lain, adanya aturan guru wilangan, sering muncul
dengan menggunakan ilmu yang dimilikinya. kata-kata yang dipenggal suku katanya. Bahasa
Tokoh Muslimat, sebagai tokoh yang yang digunakannya bercampur antara bahasa
diberitahu, menerimanya dengan lapang dada. Sunda, Jawa, Melayu, dan Arab. Karena naskah
Dilihat dari segi isinya, teks ini juga ini berisi teks mengenai tasauf, penggunaan
mengandung tema keagamaan yang sangat bahasa Arab lebih sering digandingkan dengan
kental. Berbagai ajaran mengenai tauhid teks sastra biasa.
disampaikan dengan melalui dialog antara
tokoh Muslimin dan Muslimat. f. Point of View
Teks ini menyampaikan idenya
b. Pelaku melalui perbincangan kedua tokohnya.
Pelaku dalam teks WMM adalah Pengarang menjadi manusia yang serba tahu
Muslimin dan Muslimat. Di samping itu juga dengan menceritakan berbagai tingkah lakunya
hingga perasaan hati kedua tokohnya.

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 11


Siliwangi untuk membuat peralatan untuk
f. Amanat mengolah padi.
Amanat yang terkandung dalam teks
ini yaitu nasihat supaya manusia hidup dengan c. Pelaku
teratur, mengetahui ilmu agama dengan lengkap Pelaku dalam wawacan Sulanjana
sehingga apa yang dilakukan manusia itu tidak dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu pelaku
hanya mengikuti perbuatan orang lain tanpa utama dan pelaku tambahan. Pelaku utama
mengetahui ilmunya. cerita ini adalah Batara Guru dan Sulanjana,
sedangkan pelaku tambahannya adalah para
a. Nilai Budaya dewa, Prabu Siliwangi, Budug Basu, Kalabuat,
Nilai budaya yang terkandung pada teks dan sebagainya.
ini seluruhnya berkaitan dengan keagamaan
(religi), yaitu hubungan manusia dengan Tuhan. d. Latar
Intinya, manusia harus mengetahui sifat Allah, Latar tempat yang digambarkan pada
asma Allah, af’al Allah, dan muamalah. Nilai teks Wawacan Sulanjana terdiri dari sorga,
kemasyarakatan yang diwakili pelakunya yaitu Tegal Kapapan, negri Pakuan, kuburan Puhaci,
adanya sikap saling menghormati, tekun dalam gua, laut, dapur, pesisir, dan sawah. Latar waktu
menuntut ilmu, saling menyayangi, ramah, dan disebutkan hari Kamis, hari Jum’at, siang,
teliti. malam, 15 hari 15 malam, tujuh hari tujuh
malam, dan sehari semalam. Sedangkan
4.2.3 Wawacan Sulanjana (WS) suasananya digambarkan suasana bingung,
4.2.3.1 Analisis Struktur gembira, marah, dan sedih.
a. Tema
Tema yang terkandung dalam teks WS e. Bahasa dan Gaya Bahasa
adalah asal mula terjadinya tumbuhan padi dan Bahasa yang digunakan dalam teks
tanaman lainnya. Disebutkan bahwa padi Wawacan Sulanjana adalah bahasa Sunda
berasal dari kuburan Puhaci, kemudian ditanam bercampur bahasa Jawa dan Melayu. Karena
di Pakuan. Jadi negeri yang pertama kali karangannya berbentuk pupuh, maka kosa kata
mengenai padi adalah Pakuan di bawah seringkali dikorbankan demi kepentingan guru
pimpinan Prabu Siliwangi. lagu atau guru wilangan. Satu kata bisa
Setelah padi tumbuh, timbul adanya ditambah suku katanya atau dikurangi,
keharusan membuat berbagai peralatan untuk tergantung keperluan.
memasak yang diakibatkan adanya pelanggaran Selain dari kosa kata yang berubah,
oleh Prabu Siliwangi. struktur kalimat juga seringkali diubah untuk
Manusia juga harus sabar dalam kepentingan guru lagu dan guru wilangan,
melaksanakan tugasnya, karena ketidaksabaran misalnya:
akan mengakibatkan terjadinya malapetaka. Hal Gaya bahasa yang digunakan pada teks
ini tergambar pada tokoh Kala Mulah dan Kala Wawacan Sulanjana terdiri dari perbandingan
Muntir . Karena tidak sabar, mayat Budug Basu dan hiperbola.
menjadi hama yang merusak padi.
4.2.3.2 Nilai Budaya
b. Alur Nilai budaya yang terdapat pada teks
Alur cerita pada teks wawacan umumnya Wawacan Sulanjana yaitu:
sama, yaitu alur maju (kronologis), cerita a. Tanggung jawab
disampaikan secara kronologis dari awal b. Kepercayaan
sampai akhir. Teks dimulai dengan rencana c. Gotong royong
Batara Guru untuk membuat balai pertemuan d. Menuruti nasihat orang tua
dan ddiakhiri dengan keharusan Prabu e. Pertanian

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 12


f. Selain dari berbagai jenis tanaman, dalam Pelaku dalam teks WNY bisa
teks ini juga digambarkan adanya dikelompokkan menjadi dua, yaitu pelaku
bermacam-macam binatang utama dan pelaku tambahan.
g. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan tergambar dengan 1) Pelaku Utama
adanya sebutan raja, bupati, dan lurah. Dengan Pelaku utama cerita ini adalah
adanya sebutan kepemimpinan tersebut Nabi Yusuf. Rupanya tampan, berbakti kepada
tergambar bahwa teks ini telah dipengaruhi orang tuanya, dan menyayangi saudaranya. Ia
sistem pemerintahan jaman kolonial. mempunyai sifat kenabian dengan sempurna.
h. Teknologi Dalam kesehariannya ia menjadi manusia yang
Gambaran teknologi diwakili dengan jujur, tidak pendendam, sabar dan tawakal,
adanya teknologi pertanian seperti cara bijaksana, pintar, dan sifat baik lainnya.
menanam padi, cara mengusir hama padi,
hitungan untuk memulai pertanian (astronomi). 2) Pelaku Tambahan
Selain itu, gambaran adanya budaya tulis telah Pelaku tambahan dalam cerita ini terdiri
tergambar dalam teks ini. Untuk kepentingan dari Nabi Yaqub, Ratna Dewi Ayu Rohil, Ratna
rumah tangga, disebutkan adanya macam- Dewi Ayu Lia, Nyi Mas Jalfah dan Nyi Mas
macam perabot dapur yang digunakan untuk Balhah, Rubil, Yahoda, Samaun dan
mengolah padi hingga menjadi nasi. saudaranya, Malik bin Daur, Julaeha (Dewi
Ra’il), Raja Qitfir Aziz, Sunan Walid, Bayus,
i. Seni dan Sastra dan Majlab
Seni sastra yang digambarlan dalam teks
ini adalah adanya mantra (rajah, jangjawokan) d. Latar
dan pantun (sisindiran). Selain itu, dalam teks 1) Latar tempat
ini juga digambarkan adanya upacara mapag sri Tempat yang menjadi latar dalam
(menyambut padi). cerita ini yaitu Mesir, Kana’an, Temas, .
Tempat yang disebutkannya di antaranya
4) Wawacan Nabi Yusuf (WNY) sumur, tanah lapang, antara Madyan dan Mesir,
4.1) Struktur WNY antara Tabriyah dan bumi Qudsi, di pinggir
a. Tema kubur, dan di dalam penjara.
Tema yang tergambar dalam WNY adalah
kebenaran pasti akan mengalahkan kejahatan. 2) Latar Waktu
Tema ini tercermin dalam tokoh Nabi Yusuf. Latar waktu yang disebut-sebut dalam
Bagaimanapun ia diperdaya, baik oleh WNY adalah tengah malam, siang, asar, pagi-
saudaranya maupuan oleh Julaeha, pada pagi, dari pagi hingga sore, dari pagi hingga Isa,
akhirnya ia berhasil mengalahkan hawa nafsu malam keempat, pukul satu, satu tahun, tiga
kakaknya dan Julaeha. Nabi Yusuf menjadi bulan, tujuh tahun, hari Selasa, hari Rabu, dan
pemimpin yang berhasil sehingga dapat sebagainya.
memperlihatkan kemuliaan hatinya.
Ditinjau dari isi teksnya, tema keagamaan 3) Suasana
merupakan tema yang dominan dalam teks ini, Suasana yang tergambar dalam teks
yaitu berkaitan dengan tarikh nabi. WNY kebanyakan sedih, karena
menggambarkan Yusuf yang selalu dianiaya.
b. Alur Suasana gembira muncul ketika Yusuf memiliki
Alur cerita dalam teks ini adalah alur tongkat yang lebih bagus dari saudaranya. Juga
maju (kronologis). Cerita disampaikan dari ketika ia berhasil menjadi raja mesir dan
awal sampai akhir secara kronologis. menikah dengan Julaeha.

c. Pelaku

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 13


Kegembiraan lain terjadi waktu 4.2.5 Wawacan Raden Kuda Gambar Sari
Julaeha ingin menikah dengan Raja Mesir. (WRKGS)
Qitfir Aziz sangat gembira karenanya. 4.2.5.1 Analisis Struktur
Selain itu, Julaeha merasa malu ketika a. Tema
keinginannya tidak dituruti Yusuf. Oleh karena Tema yang terdapat dalam WRKGS
itu, ia mencari cara agar orang lain juga terdiri dari perjuangan dan kesabaran.
mengalami hal yang sama. Kesabaran merupakan modal utama dalam
mengarungi kehidupan. Hal ini dialami oleh
e. Gaya Bahasa tokoh cerita dalam WRKGS. Kuda Gambar
Gaya bahasa yang terdapat dalam Sari, Raden Suling Wilamantri, Ki Barid, dan
WNY yaitu personifikasi, pleonasme, hiperbol, tokoh lainnya diuji kesabarannya terlebih
perbandingan, sarkasme, metafora, pars pro dahulu sebelum dapat menikmati kesenangan
toto. dan kebahagiaan.
f. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam teks WNY b. Pelaku
adalah orang pertama 1) Pelaku Utama
Pelaku utama dalam cerita ini adalah
g. Amanat Nyai Siti Bandung Sari (SBS) dan Raden Kuda
Amanat yang tersurat dalam WNY, Gambar Sari (RKGS).
yaitu: (a) Nyai Siti Bandung Sari (SBS), putra Raja
- jangan memberitahukan rahasia Bojonagara. Ia mempunyai paras yang
- membunuh manusia itu merupakan dosa cantik sehingga banyak yang melamar.
besar Ia mempunyai karakter seperti yang
- tidak boleh berzina dan mencuri, serta dideskripsikan berikut.
meminum arak (1) Taat kepada orang tuanya.
(2) Rajin
4.2.4.2 Nilai Budaya (3) Setia kepada kekasihnya
Nilai budaya yang tergambar dalam (b) Raden Kuda gambar Sari (RKGS)
WNY yaitu: RKGS merupakan kakak SBS,
a. Mata pencaharian: menggembala kambing, digambarkan orang yang kuat rasa
bertani, berdagang persaudaraannya sehingga pergi berkelana
b. Berziarah ke kubur mencari adiknya, yaitu SBS. Ia juga sangat
c. Permainan anak:anak: papanahan, menyayangi kedua orang tuanya.
tutumbakan, gatrik 2) Pelaku Tambahan
d. Upacara pernikahan: melamar, hiasan, Pelaku tambahan dalam cerita ini terdiri
seserahan, sawer, pakaian pengantin dari Raden Bagus Wiranagara, Raden Suling
e. Pakaian sehari-hari Wilamantri, Ki Barid, Paman Sela, Dalem
f. Perlengkapan kesenian Gordah, dan Aki Pandita. Mereka adalah tokoh-
g. Jenis-jenis uang tokoh protagonis yang memiliki prilaku yang
h. Tempat tidur raja baik.
i. Saling menghormati 3) Pelaku Pelengkap
j. Taat beribadat Pelaku pelengkap dalam cerita ini
k. Sabar terdiri dari Hamim Tosin Mimbar, Juber Anang,
l. Cara beburu Nyi Ratna Sari, Banjaran Sari, Sunan Jaya Pati,
m. Macam-macam musim patih (patih Bojonagara, patih Campaka
n. Macam-macam tanaman Kembang), ponggawa jaksa, dan pejabat
bawahan raja lainnya.
c. Latar

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 14


Latar tempat dalam cerita ini terdiri Di dalam teks KDGS, permaisuri raja
dari beberapa kerajaan, yaitu Bojonagara, bernama Dewi Bandung Sari, dan nama
Cikalama, Tawang Gantungan, Campaka anaknya Dewi Bandung Sari.
Kembang, kerajaan Kelewung Sari, Pulo c. Kepercayaan
Jingjring, Banjar Patroman, Tanjung Priuk, dan 1) Di dalam teks ini, kepercayaan pra-Islam
Yaman. Adapun tempat yang disebutkan dalam masih terlihat, yaitu
teks ini terdiri dari hutan, gunung Mandala a) rajah pada awal teks,
Wangi, gunung Hadratullahi, laut, Sukabumi, b) Raden Bagus bertapa di gunung Mandala
Cianjur, Rajamandala, Cimahi, dan kali Wangi
Cipamali.
Suasana yang digambarkan meliputi 2) Ajaran agama Islam
suasana susah, kaget, malu, sedih, gembira, dan (a) Tokoh Bandung Sari diharuskan belajar
marah. ilmu kitab dan Qur’an ke pesantren
Cikalama di Parakan Muncang. Ketika tiba
d. Alur di pesantren, DBS disambut oleh para
Alur cerita WRKGS tersusun secara santri.
kronologis, atau disebut alur maju. Cerita (b) Raden Suling Wilamantri dari Tasik
dimulai dengan memperkenalkan raja Malaya pun belajar di pesantren Cikalama
Bojonagara beserta keluarganya, (II:3)
dilanjutkan dengan perginya Bandung Sari (c) DBS berdzikir ketika menemui kesulitan
belajar ilmu agama di pesantren. (VII:3)
e. Gaya Bahasa (d) Gambar Sari membaca taudz, dzikir,
Gaya bahasa yang ditemukan dalam (VII:20). Ia sujud syukur ketika melewati
WRKGS terdiri dari perumpamaan, hiperbola, bahaya (VII:25)
dan personifikasi. Penggunaan bahasa sama (e) Ki Barid membaca istigfar (XII; 29)
dengan pada taaaks wawacan lainnya.
3) Ajaran pra-Islam dan Islam menyatu
dalam teks ini. Tokoh Bandung Sari, yang
4.2.5.2 Nilai Budaya belajar agama Islam, juga dikisahkan
Nilai budaya yang tergambar dalam bertapa di gunung Mandala Wangi. Selain
WRKGS yang diwakili tokohnya yaitu: itu, Gambar Sari bertapa menghadap barat
a. Sistem pemerintahan selama tiga tahun.
Pemerintahan dalam teks ini bersifat Di samping kepercayaan yang berkaitan
kerajaan, namun di dalamnya disebut-sebut dengan agama, ada juga kepercayaan yang
juga adanya bupati, patih, jagabaya, berkaitan dengan adat-istiadat, yaitu:
mantri, emban, amtenar, hulubalang, (1) Seorang adik tidak boleh mendahului
sersan, ajudan, komandan, tumenggung, kakaknya menikah (IV:5)
ponggawa, (2) Mandi tengah hari pada hari Jum’at akan
Gambaran demokrasi tergambar ketika raja mengakibatkan celaka (IV:31)
Cilacap dan raja Bojonagara memberikan
kesempatan kepada anaknya untuk d. Alat transportasi
menentukan jodohnya. Alat transportasi yang disebutkan dalam
b. Pemberian nama teks ini yaitu Joli (tandu), kapal (laut),
Pada masa lalu nama seorang anak sulung, kuda,dan sampan
khususnya pada masyarakat Sunda, e. Mata pencaharian, terdiri dari berdagang
biasanya mempengaruhi nama panggilan dan menyelam;
orang tuanya. Seorang bapak atau seorang f. Makanan
ibu suka dipanggil dengan nama anaknya. Jenis makanan yang disebutkan yaitu kue
Begitu pula dalam teks wawacan KDGS. gula batu, air kopi;

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 15


g. Kerajinan -----. 2002. Metode Penelitian Filologi.
Di pesantren DBS sering menyulam untuk Jakarta: CV Manasco
mengisi waktu senggangnya Ekadjati, Edi S. 1988. Naskah Sunda:
h. Tradisi tulis Inventarisasi dan Pencatatan.
Gambaran adanya budaya tulis telah Bandung: Universitas Padjadjaran
tergambar dalam teks ini,yaitu adanya bekerja sama dengan The Toyota
surat-menyurat yang dilakukan oleh para Foundation.
raja baikketikamelamar maupun Ekadjati dkk., Edi S. 1999. Direktori Edisi
menantang perang,seperti pada teks Naskah-naskah Nusantara. Jakarta:
i. Pertanian Yayasan Obor Indonesia.
Berladang (ngahuma) merupakan salah Ekadjati, Edi S. dan Undang Ahmad Darsa.
satu cara bertani yang digambarkan pada 1999. Katalog Induk Naskah-naskah
teks ini (I:22). Nusantara Jilid 5A Jawa Barat;
j. Nama-nama tumbuhan hutan di antaranya Koleksi Lima Lembaga. Jakarta:
paku dan tepus. Yayasan Obor Indonesia bekerjasama
k. Nama-nama bunga yang disebutkan di dengan Ecole Francaise D”Extreme-
antaranya gulo, ermawar, pacar, tunjung, Orient.
melati, cempaka putih, dan tanjung; Fanani, M. dkk. 1998. Analisis Struktur dan
k. Nama-nama binatang: badak, babi, banteng, Nilai Budaya: Dalam Hikayat
rusa, harimau, burung ciung, Pandawa Lima, Maharaja Garebag
l. Nama senjata yang disebutkan di antaranya Jagat, dan Lakon Jaka Sukara.
meriam, pelor, mimis, panah (jamparing), Jakarta: Pusat Bahasa.
bedil, pedang, duhung, tumbak, dan gada. Faruk, HT. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra.
m. Alat musik: Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Jenis alatmusik yang disebutkan terdiri dari Hawkes, Terence. 1989. Reception Theory: A
tambur, tanji, biola, suling , dan kendang. Critical Introduction. London and
n. Alat komunikasi New York: Rouletge.
1. Bendera putih, yang merupakan tanda Ikram, Achadiati. 1997. Filologi Nusantara.
persahabatan, Jakarta : Pustaka jaya
2. Bendera hitam dan merah berarti Junus, Umar. 1985. Resepsi Sastra: Sebuah
menantang perang Pengantar. Jakarta: Gramedia.
3. Umbul-umbul Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah IKIP
o. Pakaian,di antaranya peci, mahkota, Bandung. 1992. Palanggeran Ejahan
pasmen emas, celana (lancingan). Basa Sunda. Bandung .Rahmat Cijulan
o. Hitungan/Angka: salawe, lima laksa, opat Koentjaraningrat. 1977. Metode Penelitian
likur, ribuan, puluh ribuan; Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
p. Adat-istiadat: Koentjaraningrat.1985. Kebudayaan Mentalitas
(1) Ketika akan menikah pihak laki-laki dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia
membawa barang bawaan Lubis, Nabilah.1996. Naskah, Teks dan Metode
q. Rekreasi: Penelitian Filologi.Jakarta: Forum
(1) Memancing di laut munday Kajian Bahasa &Sastra Arab Fakultas
r. Jenis-jenis masakan,di antaranya ikan Adab IAIN Syarif Hidayatullah
bakar, pepes ikan, sop, perkedel , dan Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian
semur. Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
DAFTAR PUSTAKA Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian
Djamaris, Edwar. 1977. “Filologi dan Cara Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Kerja Penelitian Filologi”. Bahasa University Press.
dan Sastra Tahun III No. 1

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 16


Robson, S.O. 1994. Prinsip-prinsip Filologi
Indonesia. Diterjemahkan oleh
Kentjanawati Gunawan. Jakarta: RUL.
Rosidi, Ajip. 1983. Ngalanglang Kasusastraan
Sunda. Bandung. Firma Ekonomi.
Sudjiman, Dr. Panuti. 1991: Memahami Cerita
Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sutrisno, Sulastin. 1981. Relevansi Studi
Filologi. Yogyakarta: Pidato Pengu-
kuhan Jabatan Guru Besar.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989.
Pengantar Teori Sastra. (Terj. Melani
Budianta). Jakarta: Gramedia.

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 17

Anda mungkin juga menyukai