Agama

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah,
makalah pada mata kuliah “Pengantar Studi Islam: Pokok Bahasan “Agama dalam
Kehidupan Manusia ” dengan rentangan waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyelesaian makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup
baik.
Saya sadar bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua pada umumnya dan bagi penulis pada
khususnya. Amin.

Jakarta, 04 oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................1


DAFTAR ISI ................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 3
A. Latar Belakang ..................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
C. Tujuan Dan Manfaat Pembahasan ...................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................... 4
A. Pengertian Agama .........................................................................4
B. Klasifikasi Agama Samawi dan Agama Budaya .........................5
C. Kedudukan dan Fungsi Agama dalam
Sistem Budaya dan Peradaban modern ........................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran ........................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ....................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama merupakan pengungkapan iman dalam arti yang luas. Di dalam agama, iman
mendapat bentuk yang khas, yang memberdayakan orang beriman mengkomunikasikan
imannya dengan orang lain, baik yang beriman maupun yang belum. Ditinjau dari asal usul
katanya, agama terdiri dari dua suku kata, yaitu “a” yang berarti tidak, dan gam artinya pergi.
Jadi agama berarti tidak pergi. Dengan adanya agama diharapkan dapat membuat suatu
keadaan yang damai. Dalam agama orang memperlihatkan sikap hati dan batinnya di hadapan
Tuhan. Sikap manusia dihadapan Tuhan antara lain tampak jelas dalam sikap dan tanggung
jawabnya terhadap sesama dan alam sekitarnya.
Secara garis besar agama dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu agama samawi (wahyu)
dan ardhi (budaya) yang mempunyai karateristik yang berbeda- beda.
Agama memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia. Agama
menjadi pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat kita ungkapkan dalam pembahasan ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian agama ?
2. Apa klasifikasi agama samawi dan agama budaya ?
3. Apa kedudukan dan fungsi agama dalam sistem budaya dan peradaban modern ?
C. Tujuan Dan Manfaat Pembahasan
Dengan pembahasan ini diharapkan :
1. Mengetahui pengertian agama.
2. Memehami perbedaan agama samawi dan agama budaya.
3. Memahami kedudukan dan fungsi agama dalam sistem budaya dan peradaban modern.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama
Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan ketidak sanggupan
manusia untuk mendefinisikan agama karena disebabkan oleh persoalan-persoalan yang
berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Para ilmuan agama
dalam mendefinisikan agama sangat bervariasi, bahkan hampir- hampir kesulitan. Karena di
samping persoalan agama, hal ini juga banyak melibatkan persoalan- persoalan sosial, namun
penghayatannya sangat bersifat individual. Sifat individual inilah, yang menyebabkan
tanggapan dan pemahaman terhadap agama tersebut sangat bervariasi bergantung pada
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki setiap individu.
Secara etimologis kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta yang tersusun dari kata
“a” berarti tidak dan “gam” berarti “pergi”. Dalam bentuk harfiah yang terpadu, perkataan
agama berarti “tidak pergi, tetap di tempat, langgeng, abadi yang diwariskan secara terus-
menerus dari satu generasi kepada generasi lainnya.”(Harun Nasution, 1985:9) 1[1].
Pada umumnya, perkataan “agama” diartikan tidak kacau, yang secara analitis diuraikan
dengan cara memisahkan kata demi kata, yaitu “a” berarti “tidak” dan “gama” berti “kacau”.
Maksudnya orang yang memeluk agama dan mengamalkan ajaran- ajarannya dengan
sungguh- sungguh, hidupnya tidak akan mengalami kekacauan.
Agama menurut Kamus Besar Indonesia adalah sistem/ prinsip kepercayaan kepada
Tuham, atau disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.2[2]
Pengertian agama secara terminologis, menurut beberapa pendapat para ahli adalah
sebagai berikut:

1. Emile Durkheim mengartikan agama adalah suatu sistem kepercayaan dan praktek
yanga telah dipersatukan yang berkaitan dengan hal- hal yang kudus kepercayaan-

4
kepercayaan dan praktek- praktek yang bersatu menjadi suatu komunitas moral yang
tunggal.3[3]
2. John R. Bennet mengartikan agama sebagai penerimaan atas tata aturan terhadap
kekuatan- kekuatan yang lebih tinggi daripada kekuatan- kekuatan yang dimiliki oleh
manusia sendiri.
3. Frans Dahler mengartikan agama sebagai hubungan manusia dengan sesuatu kekuatan
suci yang lebih tinggi daripada manusia itu sendiri, sehingga ia berusaha
mendekatinya dan memiliki rasa kepadanya.
4. Karl Mark berpendapat bahwa agama adalah keluh kesah dari makhluk yang tertekan
hati dari dunia yang tidak berhati, jiwa dari keadaan yang tidak berjiwa, bahkan
menurut pendapatnya pula bahwa agama dijadikan sebagai candu masyarakat
(Dadang Kahmad, 1990).
5. Para ulama Islam mendefinisikan agama adalah sebagai undang- undang kebutuhan
manusia dari Tuhannya yang mendorong mereka untuk berusaha agar tercapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat (K. Soekardji, 1991).4[4]
B. Klasifikasi Agama Samawi dan Agama Budaya
Menurut sumber ajarannya agama dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1. Agama samawi (agama Wahyu)
Agama samawi adalah agama yang diwahyukan dari Allah (Tuhan) melalui malaikat
Nya kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia. Contoh agama
wahyu adalah Yahudi, Nasrani dan Islam.
Ciri- ciri agama Samawi adalah:
a. Agama samawi dapat dipastikan kelahirannya.
b. Disampaikan melalui utusan atau Rasul Allah yang bertugas menyampaikan dan
menjelaskan lebih lanjut wahyu yang diterimanya dengan berbagai cara dan upaya.
c. Memiliki kitab suci yang keotentikannya bertahan tetap.

5
d. Sistem berpikirnya tidak inheren dengan berfikir tiap segi kehidupan masyarakat,
malahan menuntut supaya sistem merasa dan berfikir mengabdikan diri kepada
agama.
e. Ajarannya serba tetap, tetapi tafsiran dan pandangannya dapat berubah dengan
perubahan akal.
f. Konsep ketuhanannya monoteisme mutlak.
g. Kebenaran prinsip- prinsip ajarannya tahan terhadap kritik akal: mengenai alam nyata
dalam perjalanan ilmu satu demi satu terbukti kebenarannya, mengenai alam ghaib
dapat diterima akal.
h. Sistem nilai ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaraskan dengan ukuran dan
hakikat kemanusiaan.
i. Melalui agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan
kepada manusia dalam pembentukan insan kamil( sempurna) yang bersih dari
dosa5[5]
Diantara agama ketiga agama wahyu yang ada, kalau tolok ukur diterapkan maka
menurut para ahli tidak semua tolok ukur dapat diterapkan kepada agama Yahudi dan
Nasrani. Mengenai kitab sucinya, sebagai contoh dapat dibuktikan oleh para ahli bahwa
Taurat dan Injil telah mengalami perubahan, tidak asli lagi memuat wahyu yang disampaikan
oleh malaikat (Jibril) dahulu kepada Nabi Musa dan Nabi Isa sebagai Rasul-Nya. Menurut
Profesor Charles Adams, seorang ilmuwan, pendeta agama (Kristen) Protestan (1971) kitab
suci yang masih asli memuat wahyu Tuhan hanyalah Al-Qur’an. Kalau kesembilan tolok
ukur di atas ditetapkan kepada agama Islam hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Kelahiran agama Islam adalah pasti yaitu tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah dengan
tanggal 6 Agustus 610 M.
b. Disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.
c. Memiliki kitab suci yaitu Al-Qur’an yang memuat asli semua wahyu yang diterima
oleh Rasul-Nya.
d. Ajaran agama Islam mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar. Ajaran
Islam berlaku abadi tidak berubah dan tidak boleh dirubah

6
e. Konsep ketuhanan Islam adalah tauhid, monoteisme murni, Allah adalah Esa, Esa
dalam zat, Esa dalam sifat dan Esa dalam perbuatan.
f. Dasar- dasar agama Islam bersifat fundamental dan mutlak, berlaku untuk seluruh
umat manusia di manapun dia berada.
g. Nilai- nilai terutama nilai etika dan estetika yang ditentukan oleh agama Islam sesuai
dengan fitrah manusia dan kemanusiaan
2. Agama ardhi ( agama budaya)
Agama ardhi adalah agama yang bukan berasal dari Allah dengan jalan diwahyukan
tetapi keberadaannya disebabkan oleh proses antropologis yang terbentuk dari adat istiadat
kemudian melembaga dalam bentuk agama.6[6] Contoh agama ardhi adalah Kong Hu Cu,
Budha dan Hindu.
Ciri- cirri agama ardhi adalah:
a. Agama ardhi tidak dapat dipastikan kelahirannya.
b. Tidak mengenal utusan atau Rasul Allah.
c. Tidak memiliki kitab suci.
d. Sistem berfikirnya inheren dengan berfikir tiap segi kehidupan.
e. Ajarannya berubah seiring perubahan masyarakat yang menganut, atau oleh
filosofnya.
f. Konsep ketuhanannya dinamisme, animisme, politeisme paling tinggi monoteisme
nisbi.
g. Kebenaran prinsip ajarannya tak tahan terhadap kritik akal, mengenai alam nyata satu-
satu ketika dibuktikan keliru oleh ilmu dalam perkembangnnya, mengenai alam ghaib
tak termakan oleh akal.
h. Nilai agama ditentukan oleh manusia sesuai dengan cita- cita, pengalaman dan
penghayatan masyarakat penganutnya.
i. Pembentukan manusia disandarkan pada pengalaman dan penghayatan masyarakat
penganutnya yang belum tentu diakui oleh masyarakat lain
C. Kedudukan dan Fungsi Agama dalam Sistem Budaya dan Peradaban Modern

7
Kedudukan agama dalam kehidupan adalah sebagai pandangan hidup dan tujuan
hidup. Artinya manusia membutuhkan bimbingan dan petunjuk yang benar dan bernilai
mutlak untuk meraih kebahagiaan hidup jasmani dan rohani, dunia dan akhirat. Dalam agama
inilah, dibentangkan konsep yang tegas dan jelas tentang apa sesungguhnya hidup dan apa
kehidupan itu, dari mana dan kemana arah tujuannya, serta apa dan siapakah manusia itu
yang sebenarnya.
Menurut Yusuf Al-Qardhawi (1996) ada beberapa faktor- faktor kebutuhan terhadap agama
dan perannya dalam kehidupan manusia antara lain sebagai berikut:
1. Kebutuhan Akal terhadap Pengetahuan tentang Hakikat Terbesar dan Tunggal
Agama yang pertama kali mengenalkan kepada manusia: dari man dia berasal mula
dan akan kemana dia pergi setelah kehidupan di dunia. Agama pula yang mengenalkan
kepada manusia: untuk apa dia diciptakan dan mengapa dia tercipta. Jelaslah, segala yang
berkenaan dengan perikehidupan manusia , jawabannya adalah ada dalam agama.
2. Kebutuhan Fitrah Manusia
Secara fitri, manusia tidak akan merasa puas dengan apa yang diperolehnya ia merasa
kebimbangan dalam jiwanya , kelaparan rohaninya dan akan merasa kehausan fitrahnya.
Dengan meyakini agama atau kepercayaan manusia akan merasakan ketenangan, ketentraman
dan kedamaian yang hakiki dalam hidupnya.
3. Kebutuhan akan Kesehatan dan Kekuatan Jiwa
Peran agama dalam hidup manusia adalah sebagai tiang yang memberikan kekuatan,
harapan dan ketabahan di saat mengalami kesempitan dan penderitaan.
4. Kebutuhan Moral
Peran agama untuk mendorong manusia untuk bermoral atau melakukan kebaikan dan
menghargai hak- hak orang lain, sehingga tercipta suasana hidup yang disiplin dan
harmonis.7[7]
Agama memegang peranan penting dalam mempengaruhi aturan, perilaku, dan sikap
hidup individu maupun masyarakat. Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat antara lain
sebagai berikut:
1. Fungsi Edukatif

8
Melalui pembimbing, ketua dan pemimpinnya agama senantiasa memberikan
pengajaran dan bimbingan pada umatnya agar selalu bersikap dan bertindak sesuai dengan
nilai- nilai keagamaan dalam kehidupan sehari- hari.
2. Fungsi Penyelamatan
Melalui ajaran agama yang diajarkan dan disebutkan cara dan aturan yang harus
dipatuhi, ditaati, dan dijalankan agar dapat memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat.

3. Fungsi Memupuk Persaudaraan


Meskipun mempunyai latar belakang dan kebudayaan yang berbeda dalam
keagamaan, hal itu bukan merupakan penghambat agar umatnya berinteraksi dan
melaksanakan ajaran keagamaan dalam kehidupan sehari- hari.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
· Agama merupakan satu sistem( tata keimanan atau tata keyakinan) atas adanya sesuatu
yang mutlak di luar manusia, dan satu system ritus( tata peribadatan) manusia kepada yang
dianggapnya mutlak serta sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia
dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan
termaksud.
· Menurut sumber ajarannya agama dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: 1) Agama
samawi adalah agama yang diwahyukan dari Allah (Tuhan) melalui malaikat-Nya kepada
Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia. 2) Agama ardhi adalah agama yang
bukan berasal dari Allah dengan jalan diwahyukan tetapi keberadaannya disebabkan oleh
proses antropologis yang terbentuk dari adat istiadat kemudian melembaga dalam bentuk
agama.
· Kebutuhan manusia terhadap agama bukanlah merupakan kebutuhan sekunder, tetapi
merupakan kebutuhan primer yang erat hubungannya dengan substansi kehidupan, misteri
alam wujud dan hati nurani manusia yang paling dalam. Fungsi agama dalam kehidupan
mempunyai beberapa fungsi antara lain fungsi edukatif, fungsi penyelamatan dan fungsi
memupuk persaudaraan.

B. Saran

10
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami untuk
mengembangkan potensi yang ada dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa difahami oleh
para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari
Bapak Dosen yang telah membimbing kami dan para Mahasiswa demi kesempurnaan
makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya

DAFTAR PUSTAKA

Chalik, Abd.,2015, Pengantar Studi Islam, Surabaya:Kopertais IV Press


http://nprayoga01.blogspot.co.id/2013/12/klasifikasi-agama-dan-peran-agama-
islam.html
htthhttp://regats.blogspot.co.id/2013/12/klasifikasi-agama-dan-peran-agama-sistem.html
Yusuf, Ali Anwar, 2003,Studi Agama Islam, Bandung: Pustaka Setia

11
12

Anda mungkin juga menyukai