Kelompok 3 Makalah Kurkumin
Kelompok 3 Makalah Kurkumin
Kelompok 3 Makalah Kurkumin
MAKALAH KURKUMIN
DISUSUN OLEH:
TAHUN 2019
PENGERTIAN KURKUMIN
STRUKTUR KURKUMIN
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Senyawa utama yang terkandung dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan
minyak atsiri. Kandungan kurkuminoid berkisar antara 3,0 – 5,0 %, yang terdiri dari kurkumin
dan turunannya yaitu desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin. Kurkuminoid berbentuk
kristal prisma atau batang pendek, membentuk emulsi atau tidak larut dalam air, dan mudah larut
dalam aseton, etanol, metanol, bensen dan chloroform. Senyawa tersebut memberikan
fluoresensi warna kuning jingga, sampai jingga kemerahan yang kuat dibawah sinar ultraviolet
yang tidak stabil jika terkena sinar matahari dan menjadi stabil apabila dipanaskan (Warta
penelitian dan pengembangan tanaman industri, 2013)
Sifat kimia dari kunyit ialah melting point (titik leleh) 183°C, berat molekul 368,38
g/mol, tidak larut di dalam air dan eter tetapi larut di dalam alkohol, di dalam alkali warnanya
akan menjadi merah kecoklatan dan di dalam asam akan berwarna kuning terang.
Sifat fisika dari kunyit ialah serbuk, berwarna kuning terang atau kuning kemerahan,
kurkumin juga sensitif terhadap paparan cahaya. Produk degradasi yang dihasilkan akibat reaksi
fotokimia ini antara lain vanillin, asam vanilat, aldehid ferulat, asam ferulat, dan 4-vinilguaiakol.
Untuk meningkatkan stabilitas kurkumin terhadap paparan cahaya dapat dilakukan dengan
penambahan asam seperti asam galat, sitrat dan gentisat sebagai penstabil. Penambahan
alumunium (Al) juga dapat meningkatkan stabilitas kurkumin terhadap paparan cahaya dan
panas serta menghambat dekomposisi kurkumin akibat peroksidase. Pada kondisi asam,
kurkumin menghasilkan warna kuning yang cerah. Sebaliknya pada pH netral atau basa, warna
yang dihasilkan menjadi kuning kecoklatan. Pigmen kurkumin relatif tahan terhadap paparan
panas. Warna kuning masih dapat bertahan setelah pemanasan pada temperatur 140°C selama 15
menit. Degradasi kurkumin juga dapat dihambat dengan penambahan antioksidan seperti asam
askorbat atau N-asetil-sistein. (Seafast, 2012).
EKSTRAKSI KURKUMIN
Sebanyak 20 gram kunyit dimasukkan kedalam labu leher tiga, lalu diekstraksi
dengan etanol 50%, 70% dan 96% dengan perbandingan bahan baku : pelarut (1:4) b/v, selama
waktu 60, 120 dan 180 menit dengan jumlah tahap ekstraksi dua dan tiga tahap. Rafinat yang
didapat kemudian didistilasi dan dianalisa.
Kunyit sebanyak 20gram dikeringkan dalam oven pada suhu100 oC selama 1 jam.
Selanjutnyadimasukkan ke dalam labu leher tiga ditambah pelarut asam asetat glasial dengan
jumlah volume dan waktuekstraksi tertentu. Pemanas dihidupkan dan pendingin balik diaktifkan.
Waktu noldari ekstraksi ditentukanpada saat asam asetat glasial mencapai titik didihnya
(118,1oC) dan diakhiri pada waktu yang telah ditentukan. Hasil ekstraksi didinginkan dan
disaring menggunakan kertas saring. Filtratnya didistilasi sedangkan residunya dibuang. Filtrat
yang diperoleh dari hasil ekstraksi dimasukkan ke dalam labu distilasi untuk memisahkan
kurkumin dari pelarut. Pemanas dihidupkandan diperoleh hasilnya berupapelarut dan residu.
Residudikeringkan di dalam oven dengan suhu 120C untuk menghilangkan sisa asam asetat
glasial yang masihterdapat dalam kurkumin. Setelah itudilakukan penimbangan sampai diperoleh
beratkonstan.
1. Uji fenol
a. Tes Ferri klorida
Pipet ekstrak sebanyak 2 mL, tambahkan 3-4 tetes besi (III) klorida. Senyawa fenol
akan memberikan warna hijau hingga biru hitam dengan penambahan larutan garam
besi (III) klorida (Banu & Cathrine, 2015).
b. Uji timbal asetat
Pipet ekstrak sebanyak 2 mL, tambahkan 3 mL larutan timbal asetat 10% ini telah
ditambahkan. Endapan putih besar menunjukkan adanya senyawa fenolik(Banu &
Cathrine, 2015).
Dimana M1 adalah berat bahan baku awal dan M2 adalah berat ekstrak yang didapat.
Analisa kuantitaif dilakukan menggunakan spektrofotometer uv-visible. Ekstrak yang telah
diencerkan dimasukkan ke spektrofotometer, lalu skala absorbansinya dibaca pada panjang
gelombang 425 nm, dan dicatat. Konsentrasi kurkumin dihitung dengan grafik kurkumin standar
absorbansi vs konsentrasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Kualitatif
Berdasarkan pengamatan, produk memiliki penampilan berupa pasta berwarna cokelat
kemerahan dengan bau yang khas, sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam alkohol.
Analisa Rendemen Ekstrak
Pengaruh Waktu Ekstraksi terhadap Rendemen Ekstrak
Rendemen ekstrak yang dihasilkan untuk berbagai macam konsentrasi pelarut dan tahap
jumlah ekstraksi cenderung meningkat dengan peningkatan waktu, dimana dapat dilihat pada
waktu ekstraksi selama 180 menit menghasilkan rendemen ekstrak yang lebih banyak (3,5-12%)
dibandingkan waktu 60 menit (2,8-8,25%) dan 120 menit (3,5-8,7%).
Semakin lama waktu ekstraksi, maka % hasil yang diperoleh semakin besar. Hal ini
disebabkan karena waktu kontak antara kurkumin dengan pelarutnya semakin lama. Kondisi ini
akan terus berlanjut hingga waktu kontak yang diperlukan pelarut dengan bahan kunyit sudah
cukup dan mencapai kondisi kesetimbangan.
Rendemen ekstrak yang dihasilkan cenderung meningkat dengan peningkatan konsentrasi
pelarut, dimana dapat dilihat pada konsentrasi pelarut 96% menghasilkan rendemen ekstrak yang
lebih banyak (6,7-12%) dibandingkan konsentrasi pelarut 50% (2,8-8,8%) dan 70% (3,5-7,4%).
Menurut Popuri, konstituen aktif dalam kunyit, yakni kurkuminoid (termasuk di
dalamnya kurkumin) sedikit larut dalam pelarut hidrokarbon namun mudah larut dalam pelarut
alkohol seperti etanol dan metanol. Alkohol dan aseton adalah ekstraktan yang baik dan
rendemennya pun tinggi. Semakin tinggi konsentrasi pelarut, semakin tinggilah kemurnian etanol
dalam pelarut, sehingga semakin banyak kurkumin yang terekstrak ke dalam etanol. Rendemen
pun semakin besar.
Pengaruh Jumlah Tahap Ekstraksi terhadap Rendemen Ekstrak
Rendemen ekstrak yang dihasilkan cenderung menurun dengan peningkatan jumlah tahap
ekstraksi, dimana pada tahap ekstraksi sebanyak 2 tahap menghasilkan rendemen ekstrak yang
lebih banyak (3,5-12%) dibandingkan ekstraksi 3 tahap (2,8-10,05%). Jurnal Teknik Kimia USU,
Article in Press (2015) 32 Ekstraksi beberapa kali dengan pelarut yang lebih sedikit akan lebih
efektif dibanding ekstraksi satu kali dengan semua pelarut sekaligus. Hal ini disebabkan karena
pada setiap tahap akan terjadi kontak dengan pelarut baru yang memberikan driving force berupa
perbedaan konsentrasi dan kelarutan dalam setiap tahapnya sehingga akan selalu terjadi
perpindahan solut dari padatan ke pelarut, namun pada satu titik perolehan ekstrak akan
menurun. Ini disebabkan pada ekstraksi multitahap crosscurrent padatan yang digunakan pada
setiap tahap adalah padatan yang sama sehingga ekstrak semakin lama akan semakin jenuh,
hingga perolehan ekstrak tidak lagi meningkat dan akan menurun.
Pembuatan Kurva Standar Kurkumin
Ditunjukkan bahwa dari grafik kurva standar kurkumin absorbansi vs konsentrasi,
diperoleh persamaan y = 0,363x + 0,021 dengan R2 = 0.990. Dengan menggunakan persamaan
tersebut maka konsentrasi kurkumin untuk setiap percobaan dapat dihitung.
Analisa Kadar Kurkumin Pengaruh Waktu Ekstraksi terhadap Kadar Kurkumin
Kadar kurkumin yang dihasilkan cenderung meningkat dengan peningkatan waktu,
dimana pada waktu ekstraksi selama 180 menit (0,0278-16%) menghasilkan kadar kurkumin
yang lebih tinggi dibandingkan waktu 60 menit (0,0891-10,77%) dan 120 menit (0,0831-
13,47%). Semakin lama waktu ekstraksi, maka % hasil yang diperoleh semakin besar. Hal ini
disebabkan karena waktu kontak antara kurkumin dengan pelarutnya semakin lama. Kondisi ini
akan terus berlanjut hingga waktu kontak yang diperlukan pelarut dengan bahan kunyit sudah
cukup dan mencapai kondisi kesetimbangan.
Pengaruh Konsentrasi Pelarut terhadap Kadar Kurkumin
kadar kurkumin yang dihasilkan cenderung meningkat dengan peningkatan konsentrasi
pelarut, dimana pada konsentrasi pelarut 96% menghasilkan rendemen ekstrak yang lebih banyak
(8,506- 16,001%) dibandingkan konsentrasi pelarut 50% (0,028-0,593%) dan 70% (0,148-
15,545%).
Menurut Popuri, kurkumin merupakan senyawa non-polar liposoluble yang tidak larut
dalam air, tetapi cukup larut dalam pelarut organik, dan larut dengan baik dalam pelarut alkohol
yang bersifat semi-polar (etanol dan metanol). Jadi semakin tinggi konsentrasi etanol, akan
semakin banyaklah kandungan etanol, sehingga semakin banyak kurkumin yang larut ke dalam
etanol, dan semakin banyak kurkumin yang teresktrak.
Pengaruh Jumlah Tahap Ekstraksi terhadap Kadar Kurkumin
kadar kurkumin yang dihasilkan cenderung meningkat dengan peningkatan jumlah tahap
ekstraksi, dimana pada ekstraksi sebanyak 3 tahap menghasilkan kadar kurkumin yang lebih
banyak (0,028-16,001%) dibandingkan ekstraksi 2 tahap (0,083-15,15%), tetapi perbedaannya
tipis.
Ekstraksi beberapa kali dengan pelarut yang lebih sedikit akan lebih efektif dibanding
ekstraksi satu kali dengan semua pelarut sekaligus. Hal ini disebabkan karena pada setiap tahap
akan terjadi kontak dengan pelarut baru yang memberikan driving force berupa perbedaan
konsentrasi dan kelarutan dalam setiap tahapnya sehingga akan selalu terjadi perpindahan solut
dari padatan ke pelarut , juga karena kandungan yang tertinggal dalam ampas sisa ekstraksi
sebelumnya dapat diekstrak pada proses ekstraksi selanjutnya, sehingga bertambahnya jumlah
tahap ekstraksi akan meningkatkan jumlah ekstrak yang diperoleh
Dari hasil ini terlihat bahwa ekstraksi multi tahap memberikan peningkatan perolehan
yang besar dibandingkan dengan ekstraksi satu tahap. Karena selisih perolehan kadar kurkumin
dari ekstraksi tiga tahap dan ekstraksi dua tahap tidak terlalu besar (0,851%), ekstraksi dua tahap
lebih disarankan untuk digunakan. Dan, dari segi ekonomi, diperlukan perhitungan yang lebih
dalam dan terperinci jika ingin menggunakan metode ekstraksi dua tahap untuk mengekstraksi
kurkumin dari kunyit dalam skala pabrik.
KESIMPULAN
1. Rendemen ekstrak tertinggi yang diperoleh yaitu 12% dengan waktu 180 menit, konsentrasi
pelarut 96% dan 2 tahap ekstraksi. Sedangkan kadar kurkumin tertinggi yang diperoleh yaitu
16% dengan waktu 180 menit, konsentrasi pelarut 96% dan 3 tahap ekstraksi.
2. Perolehan rendemen ekstrak dan kadar kurkumin semakin meningkat dengan lamanya waktu
ekstraksi, besarnya konsentrasi pelarut, dan jumlah tahap ekstraksi.
3. Ekstraksi multi tahap memberikan peningkatan perolehan yang cukup besar dibandingkan
dengan ekstraksi satu tahap.
5. Dalam penelitian ini, konsentrasi etanol terbaik adalah 96%. 6. Dari penelitian ini, ekstraksi
dua tahap lebih disarankan untuk digunakan dalam mengekstrak kurkumin dari kunyit.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Teknik Kimia USU, Article in Press (2015). EKSTRAKSI MULTI TAHAP KURKUMIN
DARI KUNYIT (Curcuma domestica Valet) MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL. Rajian
Sobri Rezki, Dwimas Anggoro, Siswarni MZ Departemen Teknik Kimia,
FakultasTeknik,Universitas Sumatera Utara, Jl. Almamater Kampus USU Medan 20155,
Indonesia.
Jurnal Standarisasi ekstrak rimpang kunyi. 2008. Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.Yogyakarta.