Modul 5
Modul 5
Modul 5
DISUSUN OLEH
KELOMPOK : C-4
A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang formulasi sediaan
tablet dan kontrol kualitasnya.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau
cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa zat tambahan. Untuk membuat tablet diperlukan bahan tambahan berupa zat
pengisi (diluent) dimasukkan untuk memperbesar volume tablet, biasanya digunakan
amylum manihot dll. Zat pengikat (binder) dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau
ratak, dapat merekat, biasanya digunakan muchilago gummi arabici dll. Zat penghancur
(disintegrator) dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut, biasanya digunakan
amylum manihot kering dll. Zat pelicin (lubricant) dimaksudkan agar tablet tidak lekat
pada cetakan (matrys) biasanya digunakan talk 5% dll.
(Anief, 2010)
Tablet yang telah dibuat harus memenuhi beberapa persyaratan yang telah
ditetapkan diantaranya :
- Memenuhi keseragaman ukuran, diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari
1 1/3 tebal tablet.
- Memenuhi keseragaman bobot, memuhi syarat jika tidak lebih dari 2 tablet yang
simpangannya lebih dari 5% dan tidak satu tablet pun yang simpangannya lebih dari
10%
- Memenuhi waktu hancur, untuk tablet tidak bersalut tablet hancur tidak lebih dari 15
menit dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula atau salut selaput.
(Anief, 2007)
Setelah penyusun tablet (granul, serbuk) selesai dibuat, maka dilakukan
pengujian massa penyusun tablet sebelum tablet tersebut dikompresi menjadi tablet.
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain sifat alir, kompaktibilitas dan kompresibilitas,
ukuran dan distribusi ukuran granul, luas permukaan partikel, daya serap tablet,
kerapuhan granul, dan susut dalam pengeringan dan kadar air. Pemeriksaan tersebut
tidak semuanya dilakukan, namun disesuaikan dengan keperluannya.
(Hadisoewignyo, 2013)
Keuntungan sediaan tablet dibandingkan dengan sediaan lainnya tablet memberi
keuntungan dalam bentuk tempat / ruang yang kecil yang diperlukan untuk
penyimpanan, mudah diberikan dan dikontrol, mudah dibawa, dan biaya produksinya
rendah. Disisi lain sediaan tablet juga memiliki kerugian karena tidak semua obat dapat
dikempaa menjadi padat dan kompak, tergantung keadaan amorfnya, flokulasi, atau
rendahnya berat jenis.
(Lachman, 1994)
C. ALAT DAN BAHAN
Alat: Bahan:
a. Mesin cetak tablet a. Theophylin
b. Ayakan b. Laktosa
c. Timbangan, dll c. Amilum
d. Talk
e. Magnesium stearat
D. PENIMBANGAN BAHAN
CATATAN PENIMBANGAN
No Jumlah Jumlah Ttd
Nama Bahan Satuan Penimbang
Kode Teoritis Nyata Pengawas
Theophylin 20,00 20,00 gram Mega
Novitasari
Dibuat muchilago amili 10% sebanyak 100 ml, larutkan PVP 4% dalam
aquadest sampai terbentuk gel
Ditimbang semua bahan obat dan bahan tambahan seperti tercantum dalam
formula
Dicampur zat aktif, laktosa dan avicel 102/starch 1500 di dalam mortir ad
homogen (lama pencampuran ± selama 5 menit)
Ditambahkan bahan pengikat sedikit demi sedikit, dibuat masa granul yang baik
lalu diayak (No.12), dicatat volume bahan pengikat yang digunakan
Dikeringkan granul basah dalam Fluid Bed Dryer (FBD) selama 10 menit
Setelah kering, di ayak lagi dan ditambah bahan pelicin (Mg stearat + talk),
dicampur ad homogen
STATISTIK
Ditimbang dua puluh (20) tablet satu persatu pada neraca analitik
𝑆𝐷
𝐶𝑉 (%) = 𝑥 100%
𝑋
FARMAKOPE INDONESIA
Memuhi syarat jika tidak lebih dari 2 tablet yang simpangannya lebih dari
5%
Dan tidak satu tablet pun yang simpangannya lebih dari 10%
2) Kekerasan Tablet
Diletakan sebuah tablet pada ujung alat stoke-monsanto hardness tester dengan
posisi horizontal
• Tablet dikatakan baik jika mempunyai kekerasan antara 4 - 10 kg. kekerasan tablet
dibawah 4 kg masih bisa diterima asalkan kerapuhannya tidak melebihi batas yang
ditetapkan dan lehih dari 10 kg masih bisa diterima jika masih memenuhi persyaratan
waktu hancur tablet.
3) Kerapuhan Tablet
kerapuhan tablet dinyatakan dalam selisih berat tablet sebelum dan sesudah
pengujian dibagi berat mula - mula dikalikan 100 %
• Tablet memenuhi persyaratan jika waktu hancur tablet tidak lebih dari 15 menit untuk
tablet tidak bersalut, kurang dari 30 menit untuk tablet salut gula dan nonenteric dan
lebih dari 60 menit untuk tablet salut enteric.
dibuka kran bagian diatur hingga semua bagian terisi air dengan tinggi
yang sejajar satu dengan yang lainnya kemudian kran ditutup
ditimbang tablet lalu dimasukan dalam labu disolusi dan dibiarkan ternggelam
dalam medium akuades (1000 mL) hingga ke dasar labu.
dipertahankan suhu pada 37±0,5˚C dengan kecepatan pengadukan 100 rpm dan
jarak pengaduk dayung dari dasar adalah 2,5 cm
sampel yang diambil diganti dengan medium disolusi yang baru dalam jumlah
yang sama sehingga volume medium disolusi tetap
dibuat profil peleasan waktu obat selama waktu disolusi dan hitung harga DE60
F. PEMBAHASAN CARA KERJA
Pembuatan Tablet
Dibuat muchilago amili 10% sebanyak 50 mL. Muchilago amili berfungsi
sebagai bahan pengikat pada tablet yang akan memberikan daya adhesi pada massa
serbuk saat granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Bahan obat
(theophyllin) dan bahan tambahan seperti avicel 102, laktosa, dan talk : mg stearat
(9:1) ditimbang. Avicel 102 berfungsi sebagai bahan pengisi sekaligus bahan pengikat
pada tablet karena avicel 102 memiliki kadar lembab tinggi, yang membuat ikatan
molekul obat dan eksipien cukup kuat. Laktosa sebagai bahan pengisi, dan talk:mg
stearat sebagai bahan pelicin tablet. Penambahan bahan pengisi laktosa ini
dimaksudkan untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak. Theophylin,
laktosa dan avicel 102 dicampur hingga homogen kemudian ditambah bahan pengikat
dan dibuat massa granul yang baik, yakni ketika dipatahkan akan terjadi banana
break dan tidak hancur. kemudian diayak dengan ayakan no. 12. Pengayakan pada
metode ini bertujuan untuk mencegah rasa kasar dari sediaan yang disebabkan oleh
bahan obat yang padat dan kasar, selain itu untuk membentuk suatu campuran serbuk
yang rata sehingga memiliki ukuran yang terdistribusi normal dan diharapkan
kandungan zat aktif dalam sediaan menjadi seragam. Massa granul yang sudah diayak
kemudian dikeringkan dengan alat FBD (Fluid Bed Dryer) untuk mencegah terjadinya
binding dan sticking yang disebabkan masih adanya kandungan air di dalam granul.
Setelah kering granul diayak lagi dengan ayakan no. 14 untuk memperoleh granul
dengan ukuran yang seragam dan ditambahkan bahan pelicin Talk : Mg stearat (9:1)
4% yang berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga
untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Kemudian dicetak menjadi tablet
dengan mesin pencetak.
Kontrol Kualitas
Tablet yang telah dicetak diuji kualitasnya berdasarkan tampilan fisik, uji sifat
fisik kaplet dan uji disolusi. Kontrol kualitas tampilan fisik tablet dengan melihat
diameter, ketebalan, bentuk, organoleptis, dan kecacatan fisik tablet.
Uji sifat fisik tablet yang dilakukan yaitu keseragaman bobot, uji kekerasan,
uji kerapuhan, waktu hancur serta uji disolusi. Keseragaman bobot bertujuan untuk
mengetahui keseragaman bobot tablet yang dibuat. Keseragaman bobot tablet dapat
diuji secara statistik dan dengan keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia.
Uji statistik dengan menimbang 20 tablet satu per satu kemudian dihitung puratanya
dan koefisien variasinya. Keseragaman bobot yang baik jika harga CV kurang dari
5%. Keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia III dengan menimbang 20
tablet satu per satu, dihitung bobot rata-ratanya dan penyimpangan bobot tiap tablet
terhadap bobot rata-ratanya. Keseragaman bobot terpenuhi jika tidak lebih dari dua
tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata – rata lebih dari
5%, dan tidak ada satupun tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar
dari 10%. kekerasan tablet diuji dengan alat Stokes-Monsanto Hardness Tester.
Umumnya tablet yang baik mempunyai kekerasan tablet 4-10 kg. Kerapuhan tablet
diuji dengan alat friabilator. Tablet dianggap baik jika kerapuhannya tidak lebih dari
1%. Waktu hancur tablet diuji dengan disintegeration tester. Setiap tabung diisi 1
tablet dan kemudian dimasukkan ke dalam penangas air 37ºC. Persyaratan waktu
hancur tablet tidak bersalut kurang dari 15 menit, tablet salut gula kurang dari 30
menit, dan tablet enteric tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium
asam dan harus hancur pada medium basa. Uji daya serap tablet dengan menggunakan
alat uji daya serap.
Uji disolusi tablet digunakan untuk mengetahui pelepasan obat selama waktu
disolusi. Uji disolusi tablet mengugunakan alat disolusi model USP XXIII dengan
pengaduk dayung. Sejumlah 3 Tablet ditimbang satu persatu dan dimasukkan ke labu
isolasi kemudian dibiarkan tenggelam lalu dilakukan pengujian disolusi selama 60
menit dengan pengambilan sampel pada menit ke 5, 10, 15, 25, 30, 60 sebanyak 5,0
mL. kemudian sampel diukur serapannya pada spektrofotometer UV untuk
menghitung kadarnya pada panjang gelombang 272 nm.
G. DATA HASIL PERCOBAAN
PENYIAPAN TAHAP PROSES
No. Ttd
Tahapan Proses Hasil Catatan Pengamatan
Kode Pengawas
001 Pencampuran awal: Tidak dilakukan
Kecepatan mixer :
Lama pencampuran :
002. Granulasi:
Metode granulasi ........... Basah
Jumlah bahan pengikat 25 mL
Lama granulasi 20 menit
003. Pencampuran akhir: Tidak dilakukan
Kecepatan mixer :
Lama pencampuran :
Mengetahui,
Surakarta, 18 Mei 2018
Supervisor (Asisten jaga) Kepala Pengawasan Mutu (Dosen jaga)
2. Avicel 6. Mg stearat
Berat cawan kosong = 10,91 g Berat kertas kosong = 0,23 g
Berat cawan + zat = 30,92 g Berat kertas + zat = 0,64 g
Berat cawan + sisa = 10,92 g - Berat kertas + sisa = 0,24 g -
Berat zat =20,00 g Berat zat = 0,40 g
4. Amilum
Berat kertas kosong = 0,24 g
Berat kertas + zat = 5,26 g
Berat kertas + sisa = 0,26 g -
Berat zat = 5,00 g
SUDUT DIAM
𝒉
Keterangan : tg β = 𝒓 = anti tg
H3 = 3,0 cm
Diameter granul :
r 2 = 7,00 cm
r 3 = 7,50 cm
tg β (1) = 3,0 cm / 7,00 cm = 0,429 => sudut diam = 23,199⁰
tg β (2) = 3,0 cm / 7,00 cm = 0,429 => sudut diam = 23,199⁰
tg β (3) = 3,0 cm / 7,50 cm = 0,400 => sudut diam = 21,80⁰
Rata-rata tg β = 0,419 Rata-rata β = 22,733⁰
SD = 24,99
24.99
𝐶𝑉 (%) = × 100% = 4,642% ≤ 5% (memenuhi)
538,379
Syarat penyimpanan = tidak boleh lebih dari 2 tablet yang persen penyimpangan ≥ 5% dan
tidak bolehsatu tablet pun yang persen penyimpangannya ≥ 10%.
3. Uji Kerapuhan
Perhitungan %
111,396−112,336
Orientasi =| | × 100% = 0,838 %
112,336
114,396−114,935
Replikasi 1 =| | × 100% = 0,469 %
114,935
111,591−112,112
Replikasi 2 =| | × 100% = 0,465%
112,112
= 1,386 %
%x = 0,591 %
% SD = 0,214 %
0,214
% CV = 0,591 × 100% = 36,209 %
4. Uji disolusi
a) Perhitungan kadar
Persamaan regresi linier y = 0,3945 X + 0,08
t=5 menit
t = 10 menit
t = 15 menit
t = 20 menit
t = 30 menit
t = 60 menit
- T = 10 menit
1,488 𝑚𝑔
Kadar = × 900 𝑚𝐿 = 13,392 𝑚𝑔
100 𝑚𝐿
13,392 𝑚𝑔
% bobot = × 100% = 2,268%
590,5 𝑚𝑔
500 𝑚𝑔
% teoritis = 590,5 𝑚𝑔 × 100% = 84,67%
5 𝑚𝐿 × 0,678%
Faktorkoreksi = + 0 = 0,004
900 𝑚𝐿
- T = 15 menit
0,745 𝑚𝑔
Kadar = × 900 𝑚𝐿 = 6,705 𝑚𝑔
100 𝑚𝐿
6,075 𝑚𝑔
% bobot = 590,5 𝑚𝑔 × 100% = 1,135%
500 𝑚𝑔
% teoritis = 590,5 𝑚𝑔 × 100% = 84,67%
5 𝑚𝐿 × 2,268%
Faktorkoreksi = + 0,004 = 0,017
900 𝑚𝐿
- T = 20menit
1,014 𝑚𝑔
Kadar = 100 𝑚𝐿
× 900 𝑚𝐿 = 9,126 𝑚𝑔
9,126 𝑚𝑔
% bobot = 590,5 𝑚𝑔 × 100% = 1,545%
500 𝑚𝑔
% teoritis = 590,5 𝑚𝑔 × 100% = 84,67%
5 𝑚𝐿 × 1,135%
Faktorkoreksi = + 0,017 = 0,023
900 𝑚𝐿
- T = 30 menit
3,703 𝑚𝑔
Kadar = × 900 𝑚𝐿 = 33,327 𝑚𝑔
100 𝑚𝐿
33,327 𝑚𝑔
% bobot = × 100% = 5,644%
590,5 𝑚𝑔
500 𝑚𝑔
% teoritis = 590,5 𝑚𝑔 × 100% = 84,67%
5 𝑚𝐿 × 1,545%
Faktorkoreksi = + 0,023 = 0,031
900 𝑚𝐿
- T = 60 menit
7,909 𝑚𝑔
Kadar = × 900 𝑚𝐿 = 71,181 𝑚𝑔
100 𝑚𝐿
71,181 𝑚𝑔
% bobot = × 100% = 12,054%
590,5 𝑚𝑔
500 𝑚𝑔
% teoritis = 590,5 𝑚𝑔 × 100% = 84,67%
5 𝑚𝐿 × 5,644%
Faktorkoreksi = + 0,031 = 0,062
900 𝑚𝐿
- T = 10 menit
1,711 𝑚𝑔
Kadar = × 900 𝑚𝐿 = 15,399𝑚𝑔
100 𝑚𝐿
15,399 𝑚𝑔
% bobot = × 100% = 2,616%
588,6 𝑚𝑔
500 𝑚𝑔
% teoritis = 588,6 𝑚𝑔 × 100% = 84,95%
5 𝑚𝐿 × 0
Faktorkoreksi = +0=0
900 𝑚𝐿
- T = 15 menit
1,120 𝑚𝑔
Kadar = × 900 𝑚𝐿 = 10,08 𝑚𝑔
100 𝑚𝐿
10,08 𝑚𝑔
% bobot = 588,6 𝑚𝑔 × 100% = 1,712%
500 𝑚𝑔
% teoritis = 588,6 𝑚𝑔 × 100% = 84,95%
5 𝑚𝐿 × 2,616%
Faktorkoreksi = + 0 = 0,014
900 𝑚𝐿
- T = 20 menit
1,643 𝑚𝑔
Kadar = × 900 𝑚𝐿 = 14,787 𝑚𝑔
100 𝑚𝐿
14,787 𝑚𝑔
% bobot = × 100% = 2,512%
588,6 𝑚𝑔
500 𝑚𝑔
% teoritis = 588,6 𝑚𝑔 × 100% = 84,95%
5 𝑚𝐿 × 1,712%
Faktorkoreksi = + 0,014 = 0,023
900 𝑚𝐿
- T = 60 menit
11,914 𝑚𝑔
Kadar = × 900 𝑚𝐿 = 107,226 𝑚𝑔
100 𝑚𝐿
107,226𝑚𝑔
% bobot = × 100% = 18,217%
588,7 𝑚𝑔
500 𝑚𝑔
% teoritis = 588,6 𝑚𝑔 × 100% = 84,95%
5 𝑚𝐿 × 3,786%
Faktor koreksi = + 0,037 = 0,058
900 𝑚𝐿
- T = 10 menit
2,104 𝑚𝑔
Kadar = 100 𝑚𝐿
× 900 𝑚𝐿 = 18,936 𝑚𝑔
18,936 𝑚𝑔
% bobot = × 100% = 3,418 %
554,0 𝑚𝑔
500 𝑚𝑔
% teoritis = 554,0 𝑚𝑔 × 100% = 90,253%
5 𝑚𝐿 × 1,532%
Faktor koreksi = + 0 = 0,0085
900 𝑚𝐿
- T = 15 menit
3,194 𝑚𝑔
Kadar = × 900 𝑚𝐿 = 28,746 𝑚𝑔
100 𝑚𝐿
28,746 𝑚𝑔
% bobot = × 100% = 5,189 %
554,0 𝑚𝑔
500 𝑚𝑔
% teoritis = 554,0 𝑚𝑔 × 100% = 90,253%
5 𝑚𝐿 × 3,418%
Faktorkoreksi = + 0,0085 = 0,0275
900 𝑚𝐿
- T = 20 menit
5,146 𝑚𝑔
Kadar = × 900 𝑚𝐿 = 46,314 𝑚𝑔
100 𝑚𝐿
46,314 𝑚𝑔
% bobot = × 100% = 8,360 %
554,0 𝑚𝑔
500 𝑚𝑔
% teoritis = 554,0 𝑚𝑔 × 100% = 90,253%
5 𝑚𝐿 × 5,189%
Faktorkoreksi = + 0,0275 = 0,0563
900 𝑚𝐿
- T = 30 menit
8,289𝑚𝑔
Kadar = × 900 𝑚𝐿 = 74,601 𝑚𝑔
100 𝑚𝐿
74,601 𝑚𝑔
% bobot = × 100% = 13,466 %
554,0 𝑚𝑔
500 𝑚𝑔
% teoritis = 554,0 𝑚𝑔 × 100% = 90,253%
5 𝑚𝐿 × 8,360%
Faktorkoreksi = + 0,0563 = 0,103
900 𝑚𝐿
Kadar sebenarnya = 13,466 % + 0,103 = 13,569 %
13,466%
% terdisolusi = 90,253% × 100% = 14,920 %
- T = 60 menit
10,317 𝑚𝑔
Kadar = × 900 𝑚𝐿 = 92,853 𝑚𝑔
100 𝑚𝐿
92,853 𝑚𝑔
% bobot = × 100% = 16,760 %
554,0 𝑚𝑔
500 𝑚𝑔
% teoritis = 554,0 𝑚𝑔 × 100% = 90,253%
5 𝑚𝐿 × 13,466
Faktorkoreksi = + 0,103 = 0,178
900 𝑚𝐿
b) TABLET 2
1 1
L1 = 2 𝑥 𝑎 𝑥 𝑡 = 𝑥0𝑥5=0
2
1 1
L2 = 2 𝑥 (𝑎 + 𝑏)𝑥 𝑡 = 𝑥 (0 + 3,079)𝑥 5 = 7,698
2
1 1
L3 = 2 𝑥 (𝑏 + 𝑐)𝑥 𝑡 = 𝑥 (3,079 + 2,015)𝑥 5 = 12,735
2
1 1
L4 = 2 𝑥 (𝑐 + 𝑑)𝑥 𝑡 = 𝑥 (2,015 + 2,957)𝑥 5 = 12,43
2
1 1
L5 = 2 𝑥 (𝑑 + 𝑒)𝑥 𝑡 = 𝑥 (2,957 + 4,471)𝑥 10 = 37,14
2
1 1
L6 = 2 𝑥 (𝑒 + 𝑓)𝑥 𝑡 = 𝑥 (4,471 + 21,444)𝑥 30 = 388,725
2
c) TABLET3
1 1
L1 = 2 𝑥 𝑎 𝑥 𝑡 = 𝑥 1,697 𝑥 5 = 4,243
2
1 1
L2 = 2 𝑥 (𝑎 + 𝑏)𝑥 𝑡 = 𝑥 (1,697 + 3,787)𝑥 5 = 13,71
2
1 1
L3 = 2 𝑥 (𝑏 + 𝑐)𝑥 𝑡 = 𝑥 (3,787 + 5,749)𝑥 5 = 23,84
2
1 1
L4 = 2 𝑥 (𝑐 + 𝑑)𝑥 𝑡 = 𝑥 (5,749 + 9,263)𝑥 5 = 37,53
2
1 1
L5 = 2 𝑥 (𝑑 + 𝑒)𝑥 𝑡 = 𝑥 (9,263 + 14,920)𝑥 10 = 120,915
2
1 1
L6 = 2 𝑥 (𝑒 + 𝑓)𝑥 𝑡 = 𝑥 (14,920 + 18,570)𝑥 30 = 502,35
2
12
10
8 % terdisolusi
6 6.666
4 2.678
2 1.825
0 0.801 1.34
0 20 40 60 80
waktu (menit)
TABLET 2
21.444
20
Kadar terdisolusi (%)
15
10 % terdisolusi
5 3.079 2.957
4.471
0 0 2.015
0 20 40 60 80
waktu (menit)
TABLET 3
16
14
12
10 %terdisolusi
9.263
8
6 3.787 5.749
4
2
1.697
0
0 20 40 60 80
waktu (menit)
I. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan membuat sediaan tablet serta melakukan kontrol
kualitasnya. Menurut USP tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung obat
dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat
diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. Untuk memperoleh tabet yang
baik, bahan baku tablet harus mudah mengalir, mudah dikempa, mudah lepas dari
cetakan, mudah melepaskan dari bahan obatnya. Agar bahan – bahan tabletnya
memenuhi sifat – sifat tersebut maka dilakukan granulasi terlebih dahulu. Granul yang
baik memiliki sifat – sifat diantaranya bentuk partikel yang sferis, mempunyai kurva
distribusi normal, bahan – bahan penyusun tablet tercampur dengan baik serta mudah
dikempa.
Bahan obat yang digunakan pada percobaan ini adalah theophyllin.
Theophyllin adalah obat yang bermanfaat untuk mengatasi gejala sesak nafas akibat
menyempitnya saluran pernapasan (bronkospasme) pada asma. Metode pembuatan
tablet yang digunakan pada percobaan ini adalah metode granulasi basah karena
theophyllin memiliki sifat tahan pemanasan dan stabil terhadap lembab. Selain itu,
dengan menggunakan metode granulasi basah, akan dihasilkan tablet yang lebih baik
dan dapat disimpan lebih lama dibanding dengan cara granulasi kering. Metode ini
dilakukan dengan terlebih dahulu mencampur theophyllin dengan laktosa dan avicel
102 kemudian ditambah muchilago amili hingga terbentuk massa granul yang baik
kemudian diayak. Lamanya proses granulasi kurang lebih 20 menit dengan jumlah
muchilago amili yang digunakan 25 mL dari total volumenya yakni 50 mL dengan
konsentrasi 10 %. Dalam penambahan mucillago amili tidak boleh terlalu banyak
ataupun terlalu sedikit. Sebab jika terlalu banyak masa tablet yang terbentuk terlalu
lembab, memperlama waktu pengeringan, serta tablet yang dihasilkan terlalu keras.
Disamping itu, jika terlalu sedikit maka massa granul yang terbentuk kurang lembab
yang menyebabkan proses pengeringannya terlalu cepat dan tablet yang dihasilkan
mudah rapuh.
Pengeringan granul dilakukan dengan menggunakan FBD (Fluid Bed Dryer)
selama 30 menit. Prinsip kerja FBD yaitu memasukkan bahan granul tersebut ke
mangkuk container mesin. Udara dingin ditarik ke container mesin melalui ruang
kerja fluid bed dryer, sebelum memasuki ruang kerja mesin fluid bed dryer udara di
saring melalui pre filter dan akhir (HEPA) filter dan melewati ruang pemanasan di
belakang mesin utama (Heat Exchanger), dipanaskan ke suhu yang diinginkan.
Sebelum granul dicetak menjadi tablet terlebih dahulu di uji sifat alir granul
dan sudut diamnya. Dengan replikasi tiga kali, rata – rata kecepatan alirnya yang
diperoleh yaitu 4,75 detik dan rata – rata hasil pengukuran sudut diamnya 22,73.
Sifat alir dari material yang akan dikempa sangat penting karena berhubungan dengan
keseragaman pengisian ruang cetakan (die) yang akan mempengaruhi keseragaman
bobot tablet dan akhirnya mempengaruhi keseragaman zat aktifnya.
Bobot teoritis per tablet 500 mg. Tablet hasil cetakan yang diperoleh, secara
fisik cukup baik, karena tidak terjadi capping, binding, sticking, dan motling. Tablet
yang di cetak berwarna putih karena zat aktif dan bahan tambahan lainnya berwarna
putih. Tablet ini memiliki diameter 1,2 cm, ketebalan 0,4 dan berbentuk bulat.
Selanjutnya untuk mengetahui kontrol kualitas dari hasil percobaan pembuatan
tablet pada percobaan ini dilakukan dengan pengujian sifat tablet yang meliputi uji
sifat fisik tablet dan uji disolusi tablet, berikut hasil yang kami dapatkan adalah :
Pertama adalah uji sifat fisik tablet berupa keseragaman. Diperoleh nilai CV
sebesar 4,642% dengan rata – rata bobot tablet 538,37. Uji ini dilakukan dengan
menimbang 20 tablet satu persatu kemudian dihitung rata-ratanya dan penyimpangan
tiap tablet terhadap bobot rata-ratanya. Sehingga dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa keseragaman bobot dari tablet yang diuji termasuk baik karena
nilai CV tidak lebih dari 5%. sehingga nantinya dapat menghasilkan pelepasan kadar
obat yang sama. Uji keseragaman bobot ini menentukan nilai keseragaman pengisian
mesin kempa dalam menghasilkan tablet dan juga menentukan keseragaman zat
aktifnya. Pengujian ini sangat penting untuk tablet dan sediaan padat lainnya, karena
pengaruhnya pada dosis terapi. Semakin kecil nilai koefisien variasinya maka
semakin baik tablet yang dihasilkan.
Selanjutnya yang kedua adalah uji terhadap kekerasan tablet untuk
mengevaluasi pengaruh penggunaan bahan pengikat terhadap tablet. Uji ini ditujukan
untuk mengukur kekuatan tablet dalam menghadapi benturan pada saat distribusi
ataupun penyimpanan. Tablet yang baik adalah tablet yang memiliki kekuatan yang
optimum sehingga tidak mudah hancur dan lebih tahan dengan segala kondisi. Hasil
yang didapat adalah dari rata-rata hasil pengukuran dengan menggunakan Stokes
Monsanto Hardness Tester. Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan tablet pada
ujung alat kemudian tablet ditekan hingga pecah dan dilakukan sebanyak 5 kali.
Untuk tablet yang kami cetak dimungkinkan memiliki kekerasan tablet senilai 4-10kg,
berdasarkan hasil dari uji ini diperoleh harga purata sebesar 9,64 kg. Sehingga
kekerasan dari tablet ini memenuhi pesyaratan dan sesuai dengan teori.
Uji yang ketiga yaitu uji kerapuhan tablet dengan menggunakan alat friabilator
yakni 20 tablet dibebas debukan dengan aspirator, ditimbang seksama dan kemudian
dimasukan ke dalam friabilator. Pengujian ini dilakukan selama 4 menit atau 100
putaran. Setelah dilakukan pengujian didapatkan rata – rata % kerapuhan dari tablet
uji sebesar 0,591 % dengan nilai CV 0,214 % . Tablet dianggap baik bila
kerapuhannya tidak lebih dari 1%. Uji ini dimaksudkan untuk memberikan
penilaian terhadap interaksi bahan pengikat dengan komponen partikel-partikel
lainnya di mana semakin banyaknya interaksi yang terjadi maka kemungkinan tablet
rapuh akan semakin kecil.
Uji berikutnya adalah uji waktu hancur yang mana dapat memberikan
gambaran waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur. Waktu hancur ini dapat
dianalogikan sebagai kecapatan obat hancur di dalam tubuh. Kecepatan waktu hancur
berpengaruh pada kecepatan efek yang ditimbulkan dari obat, semakin cepat hancur
maka obat akan lebih cepat diabsorsi dan kemungkinan akan semakin cepat pula
menimbulakan efek terapinya. Dalam pengujian ini digunakan alat disintegrator tester
dengan cara 5 tablet dimasukkan ke dalam alat uji dengan pengaturan suhu sebesar
37ºC, mengikuti suhu tubuh. Pesyaratan waktu hancur tablet tidak bersalut adalah
kurang dari 15 menit tetapi hasil tablet uji kami diperoleh waktu hancurnya lebih dari
15 menit. Hal ini dikarenakan banyaknya bahan pengikat yang digunakan sehingga
ikatan antar partikel komponen lebih merekat satu sama lain sehingga tablet uji
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk hancur.
Uji yang terakhir adalah uji disolusi menggunakan alat model USP XXIII
dengan pengaduk dayung. Uji ini dilakukan untuk mengukur banyaknya obat dan
kadar zat aktif yang dapat bereaksi pada waktu tertentu. Untuk tujuan terapeutik
tablet model ini diusahakn agar kadar obat tinggi hanya dalam waktu yang singkat.
Pengujian dilakukan dengan jalan 3 tablet uji masing – masing dimasukkan ke dalam
alat disolusi kemudian dilakukan pengambilan sampel pada waktu 5, 10, 15, 20, 30,
60 menit kemudian dihitung absorbansinya. Suhu pada alat di setting mengikuti suhu
tubuh yakni 37ºC. Berdasarkan grafik t vs kadar terdisolusi yang diperoleh, dapat
dilihat bahwa pada menit ke 5 kadar yang terdisolusi pada tablet 1 sebesar 0,801 %,
pada tablet 2 yaitu 0 %, dan pada tablet 3 yaitu 1,697%. Dapat pula dilihat bahwa
pada tablet 1 dan 2 kadar yang diperoleh pada tiap – tiap waktu sampling naik turun.
Sedangkan pada tablet 3 diperoleh kadar yang meningkat setiap waktunya selama 1
jam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tablet Theophyllin tersebut tidak mengalami
disolusi dengan baik, karena sampai pada menit ke 60 masih memberikan kadar yang
kecil. Ini disebabkan karena banyaknya bahan pengikat yang ditambahkan, sehingga
menyebabkan obat sulit untuk keluar dari sediaannya dan waktu untuk terdisolusinya
menjadi lebih lama.
J. KESIMPULAN
Pembuatan tablet Theophyllin ini menggunakan cara granulasi basah, karena
bahan obat ini tahan terhadap kelembaban dan pemanasan. Tablet yang dihasilkan
dievaluasi melalui serangkaian uji, dengan hasil memenuhi persyaratan pada semua
parameter uji kecuali pada uji waktu hancur dimana tablet yang dihasilkan tidak dapat
hancur dalam waktu 15 menit. Hal tersebut dikarenakan penambahan bahan pengikat
yang terlalu banyak menyebabkan tablet menjadi keras sehingga memiliki waktu
hancur yang lama .
K. DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat: Teori dan Praktik. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta.
Hadisoewignyo, Lanie. 2013. Sediaan Solida. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Lachman, L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Universitas Indonesia:
Jakarta.
Noviani Resta