Askep Ruang Nifas Dengan Partus Spontan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

MA DENGAN P0101 PARTUS


SPONTAN BELAKANG KEPALA POST PARTUM H0
DI RUANG NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 24-25 SEPTEMBER 2019

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Penanggung Jawab
Nama : Ny. MA Nama : Tn. KP
Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Status : Kawin Status : Kawin
Agama : Hindu Agama : Hindu
Alamat : Sidan kaja-Gianyar
No. Telpon : 0895375841828
Hari/Tanggal Masuk Poli : Selasa, 24 September 2019
Sumber informasi : Pasien, Pemeriksaan Fisik dan RM
B. ALASAN DIRAWAT
1. Alasan MRS
Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Sanjiwani Gianyar tanggal 24
September 2019 pukul 02.10 wita dengan keluhan nyeri perut hilang timbul
sejak tanggal 23 september 2019 pukul 23.00 wita, keluar air pervaginam (+),
dan gerakan janin (+) aktif. Kemudian pasien dipindahkan ke ruang VK
bersalin untuk diobservasi. Kemudian pada pukul 15.40 wita pasien sudah
bukaan lengkap dan dilakukan persalinan normal dan pasien melahirkan anak
pertamanya. Bayi lahir pukul 16.00 wita dengan partus spontan belakang
kepala, bayi lahir segera menangis dengan apgar score 8-9. Setelah lahir
plasenta dan dilakukan observasi kala IV (2 jam post partum) pasien
dipindahkan ke ruang nifas pada pukul 20.10 wita.
2. Keluhan saat dikaji
Pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada bagian vaginanya tepatnya di
perineum karena ada jaritan post tindakan episiotomy pada saat persalinan.
Pasien merasakan nyeri, terasa seperti tersayat dan hilang timbul dengan skala
3 (0-10), nyeri terasa apabila digerakan, ditekan, dan terasa hilang timbul.

C. RIWAYAT MASUK RUMAH SAKIT


Keluhan Utama (saat MRS dan sekarang)
 Keluhan saat MRS pasien ialah nyeri hilang timbul tanggal 24 September 2019
pukul 02.10 wita dengan keluhan nyeri perut hilang timbul sejak tanggal 23
september 2019 pukul 23.00 wita, keluar air pervaginam (+), dan gerakan janin
(+) aktif. Kemudian pasien dipindahkan ke ruang VK bersalin untuk diobservasi.
Kemudian pada pukul 15.40 wita pasien sudah bukaan lengkap dan dilakukan
persalinan normal dan pasien melahirkan anak pertamanya. Pasien dipindahkan
ke ruang nifas pada pukul 20.10 wita.
 Saat di ruang nifas pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada bagian
vaginanya tepatnya di perineum karena ada jaritan post tindakan episiotomy pada
saat persalinan. Pasien merasakan nyeri, terasa seperti tersayat dan hilang timbul
dengan skala 3 (0-10), nyeri terasa apabila digerakan, ditekan, dan terasa hilang
timbul.

 Riwayat persalinan sekarang


1. Kala I
Kala I berlangsung sejak pasien datang dengan nyeri hilang timbul tanggal 24
September 2019 pukul 02.10 wita dengan keluhan nyeri perut hilang timbul
sejak tanggal 23 september 2019 pukul 23.00 wita, keluar air pervaginam (+),
dan gerakan janin (+) aktif. Dengan hasil VT v/v normal, porsio lunak,
pembukaan 1 cm eff 25 %, teraba kepala, penurunan H1, tidak teraba bagian
kecil dan tali pusat, TFU ½ pst px, HIS (+) 1x/10mnt durasi 20 detik, DJJ
140x/menit.
2. Kala II
Pukul 15.40 pasien mengeluh nyeri perut semakin kuat dan ada dorongan
ingin meneran, HIS 4-5x/menit durasi 40-50 detik, DJJ 155x/menit, VT : v/v ,

porsio tidak teraba, P 10 cm, ketuban (-) jernih, teraba kepala, UUK kanan

depan, HIII, tidak teraba bagian kecil/tali pusat. Kemudian dilakukan asuhan

persalinan normal. Pukul 16.00 lahie bayi perempuan langsung menangis


berat 2700 gram, panjang 48 cm apgar score 8-9 , LK : 32cm, LD : 31 cm,
tanus (+), tidak terdapat kelainan kongenital. Dalam proses persalinan pasien
yang baru pertama kali melahirkan dengan perineum sedikit kaku sehingga
dilakukan tindakan episiotomy.
3. Kala III
Setelah segera bayi lahir dilakukan manajemen aktif kala III, dengan memberi
suntikan oxytoksin, kemudian dilakukan peregangan tali pusat terkendali dan
massage fundus uteri, pukul 16.20 lahir plasenta kesan lengkap dan tidak ada
perdarahan aktif. Kemudian dilakukan penjaritan tindakan episiotomy hingga
16.40 wita. TFU setinggi pusat, kontraksi baik, perdarahan aktif (-)
4. Kala IV
Dilakukan observasi 2 jam postpartum dengan memantau tekanan darah,nadi,
suhu, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan
dilakukan selama 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit di 1 jam
kedua. Sehingga didaptkan TFU 2 jari bawah pusat, Kandung kemih tidak
penuh, kontraksi uterus baik, perdarahan aktif tidak ada, S = 36,7 0C, N = 80
x/menit, TD = 120/80 mmHg.
 Bayi : perempuan, BBL : 2700 gram, PBL: 48 cm, LK/LD : 32cm/31cm
Penilaian Menit 1 Menit 5
Appearance (Warna Kulit) 1 2
Pulse (denyut jantung) 2 2
Grimace (reflex) 1 1
Activity (tonus otot/pergerakan) 2 2
Respiration (pernafasan) 2 2
Total 8 9
D. RIWAYAT OBSTERTRI DAN GINEKOLOGI
a. Riwayat Menstruasi :
• Menarche : Umur 12 tahun Siklus : 30 hari teratur (+) tidak ( )
• Banyaknya : ± 250 cc Lamanya : 4-5 hari
• Keluhan : nyeri perut saat menstruasi
• HPHT : pasien lupa Tafisran Partus : -

b. Riwayat Pernikahan :
• Menikah : satu kali Lama : 7 tahun.

c. Riwayat kelahiran, persalinan, nifas yang lalu :


Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas A nak
No Tahun Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Pedarahan Jenis BB Pj
kehamilan kelamin
1 2019 33 minggu Tidak Spontan Dokter Tidak Jaritan Tidak Tidak ada Perempuan 2700 48
ada belakang dan bidan ada episotomi ada gr cm
kepala

d. Riwayat Keluarga Berencana :


• Akseptor KB : belum pernh jenis (-) Lama : (-)
• Masalah : (-)
• Rencana KB : masih memutuskan

E. POLA FUNGSIONAL KESEHATAN


1. Pola Manajemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan : Pasien mengatakan jika ada
salah satu anggota keluarganya yang sakit akan di bawa ke faskes terdekat (dokter)
yang ada di dekat rumahnya
2. Pola Metabolik-Nutrisi
- Sebelum MRS : sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan makan teratur
3 kali sehari dengan nasi, lauk dan sayur. Pasien mengatakan biasanya minum
6-10 gelas sehari (-+ 2000cc).
- Saat pengkajian : pasien sudah makan 2 kali, 1 kali di VK dan 1 kali di nifas
Jenis makanan : makanan seimbang (nasi atau pengganti karbohidrat, sayur,
buah, daging / ikan)
Makanan yang disukai : Pasien menyukai makan sayur dan daging.
Makanan tidak disukai: Pasien mengatakan kurang suka makanan yang sangat
berminyak.
Makanan pantangan : Pasien mengatakan mengurangi makanan yang
mengandung garam dan santan sesuai dengan saran petugas
Nafsu makan : sudah baik, pasien merasa lapar karena mulai
memberi ASI pada anaknya
3. Pola eliminasi
- Sebelum MRS : pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam BAK, BAK 3-
4 kali sehari dengan warna kekuningan bau khas urine. pasien mengatakan
tidak ada gangguan dalam BAB, BAB 1 kali sehari pada pagi hari dengan
konsistensi lembek, tidak ada darah atau lendir dalam feses pasien.
- Setelah MRS : Pasien tampak menggunkaan kateter urine, tampak urobag
berisi urine 400cc warna kuing dan bau khas kurine. pasien mengatakan
belum sempat BAB semenjak dioperasi.
4. Pola Aktivitas dan latihan
- Sebelum MRS : pasien mengatakan sebelum MRS biasa melakukan aktivitas
seperti memasak, mengurus pekerjaan dirumah, jalan-jalan, dll.
- Setelah MRS : setelah masuk rumah sakit pasien mengatakan hanya bisa
berbaring ditempat tidur dan sesekali pasien mencoba duduk untuk menyusui
bayinya.
5. Pola Istirahat Tidur
Pasien mengatakan biasa tidur malam +- 9 jam/hari dan tidur siang selama 1-2
jam/hari. Namun setelah MRS, pasien tidur hanya saat anaknya tidak
menyusui namun harus bangun kembali jika anaknya merasa haus.
6. Pola persepsi-kognitif
Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan pada panca inderanya, seperti
penglihatan, penciuman, peraba, pendengaran, dan pengecap.
7. Pola konsep diri-persepsi diri
Pasien mengatakan saat ini tidak ada masalah dalam keluarga, pasien
mengatakan keluarga senang dengan kehamilannya saat ini.
8. Pola Hubungan Peran
Pasien mengatakan dirinya adalah seorang ibu rumah tangga, pasien juga
mengtakan senang berperan menjadi ibu dalam keluarga dan tidak ada
masalah dalam keluarganya.
9. Pola reproduksi dan seksualitas
Pasien mengatakan dirinya dan suami tidak memiliki masalah seksualitas.
10. Pola toleransi terhadap stres koping
Pasien mengatakan sempat cemas sebelum operasi Sectio Caesar, namun
setelah diberikan pertimbangan dan informasi dari tenaga kesehatan pasien
mengatakan lebih tenang dan dapat melewati operasi.
11. Pola Keyakinan Nilai
Pasien menganut agama Hindu, jadi selama di rumah sakit suami pasien
yang membanten di pelinggih pada pagi dan sore hari untuk mendoakan
pasien dan anaknya agar diberi kesehatan

F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. GCS : E4V5M6
b. Tingkat kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital : TD = 100/90mmHg N = 78x/menit
RR = 16x/menit T = 36,50C
d. BB : 55 kg TB: 157 cm
2. Head to toe
a. Kepala
 Mata : bentuk kedua bola mata normal, pergerakannya simetris,
reflek pupil +/+, konjungtiva merah muda, ikterus (-).
 Hidung: sekret (-), pernafasan cuping hidung (-), adanya suara saat
bernafas (-)
 Telinga: telinga bersih, pendengaran baik dibuktikan dengan menoleh ke
arah sumber suara, telinga simetris.
 Mulut : daerah sekitar mulut bersih, mukosa bibir lembab,
 Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-), bendungan vena jugularis (-),
pembesaran kelenjar limpa (-)
b. Dada
 Payudara
Areola : Kedua areola tampak bersih, warna hitam.
Puting :kedua puting menonjol
Jantung : S1/S2 tunggal
Paru : Auskultasi paru vesikuler
c. Abdomen
 Linea : ada di sekeliling perut
 Satriae : ada
 Luka SC : tidak ada
 Bising usus : 12x/menit
 TFU : 2 jari di bawah pusat (umbilikus)
 Kontraksi : baik
d. Genetalia
 Kebersihan : tampak cukup bersih, tidak berbau
 Lokhea : ada (rubra) -+ 30cc
 Krakteristik : warnanya merah gelap
e. Perineum dan anus
 Perineum : jaritan post episiotomi (+), ruptur perineum grade II
 Hemoroid : tidak tampak hemoroid
f. Ekstremitas
 Atas : kedua ekstremitas atas baik, edema (-), varises (-), CRT = < 2
detik, reflek patella (+)
Tampak terpasang infus di pergelangan tangan kiri.
 Bawah :kedua ekstremitas bawah baik, edema (+), varises (-), CRT =
< 2 detik, reflek patella (+)
 Tanda Hooman : tidak ada
G. DATA PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium tanggal 10 September 2019


Nama Test Flag Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hematologi

Darah Lengkap :

Lekosit (WBC) H 12.14 10^3/uL 4.00 – 10.00

Neu# H 9.47 10^3/uL 2.50 – 7.50

Lym# 1.81 10^3/uL 1.00 – 4.00

Mon# 0.79 10^3/uL 0.10 – 1.20


Eos# 0.04 10^3/uL 0.00 – 0.50

Bas# 0.03 10^3/uL 0.00 – 0.10

Neu% 78.0 % 47.0 – 80.0

Lym% 14.9 % 13.0 – 40.0

Mon% 5.2 % 2.0 – 11.0

Eos% 0.7 % 0.5 – 5.0

Bas% 0.2 % 0.0 – 2.0

Eritrosit (RBC) 4.45 10^6/uL 3.50 – 5.50

Hemoglobin 11.4 g/dL 11.0 – 16.0

Hematokrit L 34.8 % 37.0 – 48.0

MCV 82.3 fL 80.0 – 100.0

MCH L 25.7 pg 27.0 – 34.0

MCHC 32.8 g/dL 32.0 – 36.0

RDW-CV H 17.9 % 11.0 – 16.0

RDW-SD 53.9 fL 35.0 – 56.0

PLT 197 10^3/uL 150 – 450

MPV 11.2 fL 6.5 – 12.0

PCT L 0.079 % 0.108 – 0.282

PDW 16.4 fL 9.0 – 17.0

Golongan Darah

Golongan Darah A

HEMOSTASIS

Waktu perdarahan 2.30 Menit 2–6


(BT)

Waktu pembekuan 8.30 Menit 6 - 15


(CT)

H. DIAGNOSA MEDIS
P1001 PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA POST PARTUM HARI
KE 0

I. PENGOBATAN
1. Amoxicilin 500 mg @ 8 jam (IO)
2. Paracetamol 500 mg @ 8 jam (IO)
3. SF 300 mg @ 12 jam (IO)
4. Vit. A 200.000 iu (IO)
5. IVFD RL + 20 iu oxytoksin s/d 6 jam postpartum (IV)

II. DIAGNOSA MEDIS


A. ANALISA DATA
Data Fokus Analisis Masalah
Data Subyektif : Persalinan normal Nyeri Akut

- Pasien mengeluh nyeri pada luka bekas


jahitan pada kemaluannya
Post partum
- Pasien mengatakan nyerinya dirasakan
seperti ditusuk tusuk
- Pasien mengatakan nyerinya pada luka
Robekan portio
bekas jahitan saja dan tidak menjalar
dengan skala nyeri 3 (1-10)
- Pasien mengatakan nyerinya hilang
timbul dan nyeri terasa saat bergerak Terputusnya kontinuitas jaringan
atau ditekan
Data Obyektif :
Pelepasan mediator nyeri
- Pasien tampak meringis dan gelisah
- Pasien tampak bersikap protektif
terhadap nyerinya
TD : 110/80 mmHg Nyeri akut
N : 84 x/menit
S : 36,5oC R : 20 x/menit
Data Subyektif : Masa nifas atau post partum Menyusui
tidak efektif
- Pasien mengatakan ASInya keluar sedikit
- Pasien mengatakan refleks hisap bayinya perubahan fisiologis
baik namun bayinya rewel karena haus
Hormon Progesteron dan
Data Obyektif :
Estrogen menurun
- Puting kiri menonjol, puting kanan masuk
ke dalam Hormon prolaktin meningkat
- ASI keluar menetes
- Refleks hisap bayi baik

Kondisi psikis Ibu

Hormon Oksitosin menurun

Ketidakadekuatan suplai ASI

Menyusui Tidak Efektif

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS :


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada luka bekas jahitan pada kemaluannya, pasien
mengatakan nyerinya dirasakan seperti ditusuk tusuk, pasien mengatakan
nyerinya pada luka bekas jahitan saja dan tidak menjalar dengan skala
nyeri 4 (1-10), pasien mengatakan nyerinya hilang timbul dan semakin
bertambah saat merubah posisi, pasien mengatakan kesulitan untuk tidur
karena nyerinya, pasien tampak meringis dan gelisah, pasien tampak
bersikap protektif terhadap nyerinya, TD : 110/80 mmHg, N : 84 x/ menit,
RR : 20 x/ menit, S : 36,50C
2. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI
ditandai dengan pasien mengatakan ASInya keluar sedikit, pasien
mengatakan refleks hisap bayinya baik namun bayinya rewel karena haus,
puting kiri menonjol, puting kanan masuk ke dalam, ASI keluar menetes,
refleks hisap bayi baik.
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/ No Rencana Keperawatan
No
jam Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1 24/9/19 1 Setelah diberikan asuhan Manajemen Nyeri
keperawatan selama 1x24
20.10 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
jam diharapkan tingkat nyeri
WITA frekuensi, kualitas, itensitas nyeri dan respon
menurun dengan kriteria
nyeri non verbal
hasil :
2. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
1. Keluhan nyeri menurun mengurangi nyeri dengan akupresur pada titik
(skala 1-2) HT 6 dan LI 4
2. Kesulitan tidur menurun 3. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
3. Meringis menurun 4. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan
4. Gelisah menurun distraksi
5. Sikap protektif menurun 5. Kolaborasi pemberian obat amoxicillin 500
mg dan asam mafenamat 500mg @8 jam
2 24/9/19 3 Setelah diberikan asuhan Promosi ASI Ekslusif
keperawatan selama 1 x 24 Observasi
20.10 1. Identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu
jam diharapkan status
WITA pada antenatal, intranatal, dan post natal
menyusui membaik dengan
kriteria hasil : Terapeutik
1. Perlekatan bayi pada 2. Fasilitasi ibu melakukan IMD
3. Fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau
payudara ibu meningkat
2. Kemampuan ibu room in
4. Gunakan sendok dan cangkir jika bayi
memposisikan bayi
belum bisa menyusui
dengan benar meningkat
5. Dukung ibu menyusui dengan
3. Miksi bayi lebih dari 8
mendampingi ibu selama kegiatan
kali/24 jam meningkat
4. Berat badan bayi menyusui berlangsung
6. Diskusikan dengan keluarga tentang ASI
meningkat
5. Tetesan/pancaran ASI ekslusif
7. Siapkan kelas menyusui pada masa
meningkat
6. Suplai ASI adekuat prenatal minimal 2 kali dan periode oasca
meningkat partum minimal 4 kali
7. Putting tidak lecet Edukasi
8. Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan
setelah 2 minggu
bayi
melahirkan meningkat
9. Jelaskan pentingnya menyusui di malam
8. Kepercayaan diri ibu
hari untuk mempertahankan dan
meningkat
9. Bayi tidur setelah meningkatkan produks ASI
menyusu meningkat 10. Jelaskan tanda-tanda bayi cukup ASI
10. Payudara ibu kosong 11. Jelaskan manfaat rawat gabung
setelah menyusui 12. Anjurkan ibu menyusui sesegera mungkin
meningkat setelah melahirkan
11. Intak bayi meningkat 13. Anjurkan ibu memberikan nutrisi kepada
12. Hisapan bayi meningkat bayi hanya dengan ASI
13. Lecet pada putting 14. Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin
menurun setelah lahir sesuai kebutuhan
14. Kelelahan maternal 15. Anjurkan ibu menjaga produksi ASI
menurun dengan memerah walaupun kondisi bayi
15. Kecemasan maternal atau ibu terpisah
menurun Konseling Laktasi
16. Bayi rewel Observasi
17. Bayi menangis setelah 16. identifikasi keadaan emosional ibu saat
menyusu akan dilakukan konseling menyusui
17. identifikasi keinginan dan tujuan
menyusui
18. identifikasi permasalahan yang ibu alami
selama proses menyusui
Terapeutik
19. Gunakan teknik mendengarkan aktif
20. Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang
benar
Edukasi
21. Ajarkan teknik menyusui yang tepat

I. IMPLEMENTASI

Tanggal/J No Implementasi Evaluasi Nama/


am DX TTD

Selasa, 24 1,2 Mengidentifikasi keluhan pasien DS :


September
Pasien mengeluh nyeri pada luka
2019 Menanyakan pasien pakai kb atau bekas jahitan pada kemaluannya,
tidak pasien mengatakan nyerinya
Pukul
dirasakan seperti ditusuk tusuk,
20.10
pasien mengatakan nyerinya pada
wita
luka bekas jahitan saja dan tidak
menjalar dengan skala nyeri 3 (1-
10), pasien mengatakan nyerinya
hilang timbul dan semakin
bertambah saat bergerak dan
ditekan. Pasien juga mengatakan
reflex hisap bayinya baik namun
ASInya hanya keluar sedikit.
Pasien belum memakai KB
DO :
Pasien tampak meringis dan
gelisah, pasien tampak bersikap
protektif terhadap nyerinya. ASI
keluar menetes, reflex hisap bayi
baik
Pukul 1,2 Mengukur vital sign S:-

20.20 wita O : TD : 110/80 mmHg


N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5 ºC
Pukul 1 Mengobservasi lokasi, S : Pasien mengeluh nyeri pada
20.30 wita karakteristik, durasi, frekuensi, luka bekas jahitan
kualitas intensitas nyeri
P : pasien mengatakan merasa
Mengidentifikasi skala nyeri nyeri pada bekas jahitan

Mengidentifikasi respon nyeri Q : pasien mengatakan nyeri yang


nonverbal terasa seperti tertusuk – tusuk.
Mengobservasi factor yang R : Pasien mengatakan nyeri di
memperingan dan memperberat bagian perineum.
nyeri
S : Pasien mengatakan skala nyeri
3 ( 0 – 10 )

T : Pasien mengatakan nyeri


hilang timbul akan terasa saat
melakukan pergerakan dan
ditekan

DO : Pasien tampak meringis,


pasien tampak gelisah
Pukul 1 Meminta pasien untuk istirahat DS: pasien mengatakan akan
21.00 wita istirahat

DO : pasien akan bersiap istirahat


Rabu, 25 1,2 Mengukur vital sign S:-
September
O : TD : 100/80 mmHg
2019 N : 80x/menit
pukul RR : 20 x/menit
S : 36,6 ºC
04.40 wita

Pukul 1 Delegasi pemberian obat S : -


08.00 wita amoxicillin 500 mg dan
O : obat masuk ( + ), alergi ( - )
paracetamol 500 mg( PO )
Pukul Melakukan pengkajian TTV dan DS: pasien mengatakan bersedia
08.30 wita pemeriksaan fisik terutama diperiksa

DO :

- TTV =
 TD : 100/60 mmHg
 N : 76 x/menit
 RR : 16 x/menit
 T : 36,60C
Laktasi : tidak terdapat benjolan,
putting menonjol, areola bersih
warna kehitaman, terdapat
pengeluaran kolostrum.

Involusi : TFU teraba keras 2 jari


dibawah pusat, kontraksi baik.

Lochea : terdapat pengeluaran


lochea rubra dari vagina -+ 30 cc.
Pukul 2 Mengidentifikasi kesiapan dan DS:
08.50 wita kemampuan menyusui ibu Ibu mengatakan selalu menyusui
bayinya namun ASI yang keluar
hanya sedikit
DO:
Posisi ibu menyusui sudah tepat,
refleks hisap bayi baik, ASI
keluar sedikit
Pukul 2 Memberikan KIE tentang pijat DS :
payudara untuk memperlancar ASI
09.00 wita Pasien mengatakan sudah mengerti
dan melakukan kontrak waktu
dengan apa yang disampaikan,
untuk melakukan pijat payudara
pasien bersedia diajarkan pijat
payudara

DO :

Pasien tampak mendengarkan


penjelasan yang diberikan, pasien
kooperatif.
Pukul 2 Memberikan KIE untuk memakan DS :
09.10 wita makanan tinggi protein untuk
Pasien mengatakan sudah
meningkatkan produksi ASI dan mengerti dengan apa yang
memperlancar ASI seperti kacang- disampaikan
kacangan (edamame)
DO :

Pasien tampak mendengarkan


penjelasan yang diberikan, pasien
kooperatif.
Pukul 1 Memberikan teknik DS :
09.15 wita nonfarmakologis untuk mengurangi
Pasien mengatakan merasa lebih
nyeri dengan nafas dalam
nyaman dan nyeri berkurang

DO :

Pasien tampak tenang


Pukul 1 Mengidentifikasi lokasi, DS :
12.00 wita karakteristik, durasi, frekuensi,
Pasien mengatakan nyeri pada
kualitas, itensitas nyeri dan respon
luka bekas jahitan sudah
nyeri non verbal
berkurang dengan skala nyeri 2
(1-10), pasien sudah tidak nyeri
saat merubah posisi
DO :
Pasien tampak tenang sudah tidak
meringis dan gelisah, sikap
protektif terhadap nyerinya
menurun
Pukul 1,2 Mengevaluasi keluhan pasien DS :
11.30 wita
KIE pasien untuk : Pasien mengatakan nyeri pada
luka bekas jahitan sudah
1. mobilisasi dini
berkurang dengan skala nyeri 2
2. memberi ASI (1-10), pasien masih sedikit nyeri
saat bergerak, pasien sudah mulai
3. Cara cebok yang baik dan benar mobilisasi dini, pasien juga
mengatakan refleks hisap bayinya
4. melakukan perawatan payudara
baik, ASInya sudah lancar keluar
semenjak melakukan pijat
payudara, bayinya sudah tidak
rewel, pasien paham cara cebok
yang benar dari atas ke bawa
depan kebelakang.
DO :
Pasien tampak tenang sudah tidak
meringis dan gelisah, Pasien
tampak tenang, ASI sudah lancar,
bayi pasien tidak rewel

V. EVALUASI

No.Dx Hari/Tgl / Catatan Perkembangan Paraf


jam

1 Rabu, 25 S : Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas jahitan sudah


September berkurang dengan skala nyeri 2 (1-10), pasien masih sedikit nyeri
2019 Pukul saat bergerak, pasien sudah mulai mobilisasi dini, pasien juga
12.00 WITA mengatakan refleks hisap bayinya baik, ASInya sudah lancar
keluar semenjak melakukan pijat payudara, bayinya sudah tidak
rewel, pasien sudah kencing spontan.
O :Pasien tampak tenang sudah tidak meringis dan gelisah
TD : 110/80 mmHg S : 360C

N : 80x/menit R : 20x/menit

A : Nyeri akut
P : Anjurkan pasien untuk latihan teknik distraksi dan relaksasi
bila nyeri timbul kembali, menganjurkan untuk konsumsi
paracetamol apabila nyeri tidak tertahankan
2 Rabu, 25 S : Pasien mengatakan ASInya sudah lancar keluar bayinya sudah
September tidak rewel
2019 Pukul O : Pasien tampak tenang, ASI sudah lancar
12.00 WITA
A : Menyusui tidak efektif

P : Pertahankan kondisi pasien

Anjurkan pasien untu k melakukan pijat payudara 2x sehari


untuk meningkatkan produksi ASI dan mengonsumsi
makanan yang tinggi protein dan kalium untuk meningkatkan
dan melancarkan ASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. MA DENGAN P0101 PARTUS
SPONTAN BELAKANG KEPALA POST PARTUM H0
DI RUANG NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 24-25 SEPTEMBER 2019
OLEH :

LUH GDE DWIRINI NOVITHA PUTRI


P07120319076

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2019

Mengetahui Gianyar ,
CI / Pembimbing Praktek Mahasiswa

NIP. NIM.

Mengetahui
CT/ Pembimbing Akademik
NIP.

Mengetahui Gianyar ,
CI / Pembimbing Praktek Mahasiswa

NIP. NIM.

Mengetahui
CT/ Pembimbing Akademik
NIP.

Anda mungkin juga menyukai