Resume Askep Resiko Bunuh Diri

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN TN. DS


DENGAN MASALAH RESIKO BUNUH DIRI DI RUANG IPCU
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI TANGGAL 4 DESEMBER 2021

OLEH:
Ni Wayan Nurkesumasari,S.ST
NIM : P07120321046
PRODI NERS

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN TN. DS


DENGAN MASALAH RESIKO BUNUH DIRI DIRUANG IPCU
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI TANGGAL 4 DESEMBER 2021

A. IDENTITAS PASIEN
Nama            : Tn. DS               Tangga Dirawat : 3 Desember 2021
Umur            : 37 tahun        Tanggal Pengkajian : 4 Desember 2021
Alamat          : Tabanan Ruang Rawat : IPCU
Pendidikan:   : SMA No RM          : 04xxxx
Agama          : Hindu                 
Status            : Belum Menikah
Pekerjaan      : Tidak Bekerja
Jenis Kel.      : Laki-Laki               

B. ALASAN MASUK
1. Keluhan Utama
Pasien percobaan bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangan kiri.

2. Riwayat Penyakit
Pada tanggal 3 Desember 2021, pasien diantar oleh ayahnya ke IGD RSJ Provinsi
Bali dengan alasan percobaan Bunuh Diri dengan menyayat pergelangan tangan kiri.
Sebelumnya pasien pernah di rawat di RSJ Provinsi Bali dan sudah keluar. Pasien
datang dengan keadaan gaduh gelisah, Kontak ada, dapat mejawab pertanyaan tapi
tidak nyambung. Pasien dikatakan tidak teratur minum obat. Pasien mengatakan
mendengar ada yang menyuruhya menyayat pergelangan tangannya. Ketika ditanya
pasien dapat menjawab nama dengan benar dan diantar oleh ayahnya. Setelah
diobservasi di IGD, pasien diarahkan dan dipindahkan ke IPCU RSJ Provinsi Bali.

3. Keluhan saat pengkajian


Pasien mengatakan mumet dan ingin bunuh diri dengan mencekik lehernya.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
 Ya
 Tidak
Jika Ya, Jelaskan :
Pasien pernah dirawat di RSJ Provinsi Bali dengan Skizofrenia Paranoid dan
sudah keluar beberapa bulan yang lalu.
2.  Pengobatan sebelumnya
 Berhasil
 Kurang berhasil
 Tidak berhasil
Jelaskan :
Pasien tidak meminum obat dengan teratur dirumah, sehingga gejala timbul
kembali, namun pasien masih ada kontak dan dapat diarahkan.
3. Riwayat Trauma
Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan kriminal

Jelaskan :
Ayah pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami kekerasan fisik dan
seksual baik dari lingkungan maupun keluarga.
Masalah/ Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Ya Tidak √

Hubungan Keluarga Gejala Riwayat Pengobatan/Perawatan


- - -
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Ayah pasien mengatakan pasien tidak mempunyai masa lalu yang tidak
menyenangkan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Respon Umum Fungsi Adaptif
RUFA RESIKO BUNUH DIRI
(Skor: 1-10 Skala RUFA) (Skor: 11-20 Skala (Skor: 21-30 Skala
RUFA RUFA
Percobaan Bunuh Diri Ancaman Bunuh Diri Isyarat Bunuh Diri
 Aktif mencoba bunuh  Aktif  Mungkin sudah
diri dengan cara: memikirkan memiliki ide untuk
 gantung diri rencana bunuh mengakhiri
 minum racun diri, namun hidupnya, namun
 memotong urat tidak disertai tidak disertai
nadi dengan dengan ancaman
 menjatuhkan percobaan dan percobaan
diri dari tempat bunuh diri bunuh diri
yang tinggi  Mengatakan  Mengungkapkan
 Mengalami depresi ingin bunuh diri perasaan seperti
 Mempunyai rencana namun tanpa rasa bersalah / sedih
bunuh diri yang rencana yang / marah / putus asa /
spesifik spesifik tidak berdaya
 Menyiapkan alat untuk  Menarik diri  Mengungkapkan
bunuh diri (pistol, dari pergaulan hal-hal negatif
pisau, silet, dll) sosial tentang diri sendiri
yang
menggambarkan
harga diri rendah
 Mengatakan:
“Tolong jaga anak-
anak karena saya
akan pergi jauh!”
atau “Segala sesuatu
akan lebih baik
tanpa saya.”
Kesimpulan: pasien termasuk dalam kategori intensif I (1-10)

7. Aspek Medis
Skizofrenia Paranoid

8. . Terapi medis :
o Quetiapire 1x400mg (Po)
o Dianzapire 2x 10mg (po)
o Haloperidol 2 x 5 mg (Po)
o Diazepam 2 x 5 mg (Po)
o Injeksi diazepam 10 mg (iv) 2x1 selama 2 hari
o Injeksi lodomer 5 mg (IM) 2x1 selama 2 hari
D. PENGKAJIAN
DATA MASALAH
KEPERAWATAN
DS : Resiko Bunuh Diri
1. Pasien mengatakan ingin bunuh diri
2. Pasien mengatakan ada yang menyuruhnya menyayat
pergelangan tangannya.
DO :
1. Pasien tampak kotor, bau, dan acak-acakan
2. Tampak bekas luka sayatan pada pergelangan tangan kiri
3. Pasien tampak gelisah
4. Kontak mata pasien ada dan dapat diarahkan
5. Pasien tampak sering berbicara sendiri dengan nada suara
keras

E. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Daftar Masalah Keperawatan
a. Resiko Bunuh Diri
b. Defisit Perawatan Diri
c. Gangguan Persepsi Sensori
2. Pohon Masalah

Resiko Cidera/ Kematian (Effect)

Resiko Bunuh Diri (Core Problem)

Gangguan Persepsi Sesori (Causa)

3. Diagnosa Keperawatan :
Resiko Bunuh Diri
F. PERENCANAAN
Diagnosis Tujuan Intervensi
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
Resiko Bunuh Setelah diberikan asuhan Pencegahan Bunuh Diri
keperawatan tujuh kali 24 jam - Identifikasi gejala risiko bunuh diri
Diri
diharapkan pasien mampu (misal gangguan mood, halusinasi,
mengontrol keinginan bunuh diri delusi, panik, penyalahgunaan zat,
dengan kriteria hasil: kesedihan gangguan kepribadian)
Kontrol diri - Identifikasi keinginan dan pikiran
 Verbalisasi ancaman kepada rencana bunuh diri
orang lain dari meningkat (1) - Monitor lingkungan bebas bahaya
menjadi menurun (5) secara rutin (misal barang pribadi,
 Verbalisasi isyarat bunuh diri pisau cukur, jendela)
dari meningkat (1) menjadi - Monitor adanya perubahan mood atau
menurun (5) perilaku
 Verbalisasi ancaman bunuh - Libatkan dalam perencanaan
diri dari meningkat (1) menjadi perawatan mandiri
menurun (5) - Libatkan keluarga dalam perencanaan
 Verbalisasi rencana bunuh diri perawatan
dari meningkat (1) menjadi - Lakukan pendekatan langsung dan
menurun (5) tidak menghakimi saat membahas
 Perilaku merencanakan bunuh bunuh diri
diri dari meningkat (1) menjadi - Berikan lingkungan dengan
menurun (5) pengamanan ketat dan mudah dipantau
 Verbalisasi umpatan dari (misal tempat tidur dekat ruang
meningkat (1) menjadi perawat)
menurun (5) - Tingkatkan pengawasan pada kondisi
 Perilaku menyerang dari tertentu (misal rapat staf, pergantian
meningkat (1) menjadi shift)
menurun (5) - Lakukan intervensi perlindungan
(misal pembatasan area, pengekangan
 Perilaku melukai diri
fisik) jika diperlukan
sendiri/orang lain dari
- Hindari diskusi berulang tentang
meningkat (1) menjadi
bunuh diri sebelumnya, diskusi
menurun (5)
berorientasi pada masa sekarang dan
masa depan
- Diskusikan rencana menghadapi ide
bunuh diri di masa depan (misal orang
yang dihubungi, kemana mencari
bantuan)
- Pastikan obat ditelan
- Anjurkan mendiskusikan perasaan
yang dialami kepada orang lain
- Anjurkan menggunakan sumber
pendukung (misal layanan spiritual,
penyedia layanan)
- Jelasakan tindakan pencegahan bunuh
diri kepada keluarga atau orang
terdekat
- Informasikan sumber daya masyarakat
dan program yang tersedia
- Latih pencegahan risiko bunuh diri
(misal latihan asertif, relaksasi otot
progresif)
- Kolaborasi pemmberian obat
antiansietas atau anti psikotik sesuai
indikasi
- Kolaborasi tindakan keselamatan
kepada PPA
- Rujuk ke pelayanan kesehatan mental
jika perlu
G. IMPLEMENTASI
Hari/ Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf
TGL
Sabtu 09.00 Mengidentifikasi alasan dan S: pasien mengatakan ada yang
4/12/ cara pasien bunuh diri, skor menyuruhnya untuk menyayat
2021 RUFA pergelangan tangannya
Nurkesu
O: pasien tampak gelisah kontak mata
masari
minimal, RUFA intensif I (1-10),
tampak luka sayatan di pergelangan
tangan kiri
09.15 Mengobservasi tanda vital S: -
O: TD: 110/70 mmHg, Nadi: Nurkesu
90x/menit, RR: 20x/ menit, Suhu: masari
36.5oC
09.30 Memberikan obat injeksi S: pasien mengatakan tidak mau
Lodomer 5 mg IV disuntik Nurkesu
Diazepam 10 mg IM O: obat sudah masuk reaksi alergi tidak masari
ada
10.00 Menempatan pasien pada S:pasien mengatakan merasa mumet
ruang observasi dan
Mengamankan lingkungan O: lingkungan tampak aman tidak ada Nurkesu
menjauhkan pasien dari benda- benda tajam yang bias digunakan masari
benda yang berbahaya pasien untuk bunuh diri

10.30 Memberikan Obat oral S: pasien mengatakan tidak mu minum


Quetiapire 40 mg obat dan akhirnya mau
Nurkesu
Dianzapire 10 mg
masari
Haloperidol 5 mg O: obat sudah masuk, tidak ada alergi
Diazepam 5 mg
11.25 Mengajarkan untuk mengenal S: pasien mengatakan ada yang
penyebab ingin bunuh dirinya menyuruhnya untuk menyayat Nurkesu
pergelangan tangannya. masari
O: pasien tampak gelisah dan berteriak
11.45 Mengobasevasi pasien tiap 10 S: pasien mengatakan sesuatu yang
Nurkesu
menit tidak jelas dan berteriak
masari
O: pasien tampak gelisah
13.00 Mengobservasi keadaan umum S: pasien mengatkan merasa lelah dan
pasien mengantuk
Nurkesu
O:, pasien tampak mengantuk, lebih
masari
tenang, suara mengecil, pasien tampak
berbaring di tempat tidur
H. EVALUASI
Hari/tgl/jam Diagnosa Evaluasi Paraf
Keperawatan
Sabtu, 4 Resiko Bunuh Diri S:
Desember Pasien mengatakan sesuatu yang tidak jelas dan
2021 berteriak
13.30 Wita O:
- Verbalisasi ancaman bunuh diri
- Verbalisasi isyarat bunuh diri
- Verbalisasi rencana bunuh diri Nurkesumasari
- Perilaku melukai diri sendiri menurun
A : Resiko Bunuh Diri belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan :
- Sediakan lingkungan yang aman dan
jauhkan dari benda berbahya
- Lanjutkan terapi
LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar, ………………….
2021
Clinical Instrucuture / CI Nama Mahasiswa

Ni Wayan Nurkesumasari,S.ST
NIP. NIM.P07120321046

Clinical Teacher/CT

I Wayan Candra,S.Pd.,S.Kep.,Ns.,M.Si
NIP. 196510081986031001

Anda mungkin juga menyukai