PEDOMAN rEKAM MEDIS
PEDOMAN rEKAM MEDIS
PEDOMAN rEKAM MEDIS
REKAM MEDIS
PUSKESMAS BAGOR
KABUPATEN NGANJUK
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan Pedoman ..................................................................................................... 1
C. Sasaran Pedoman ..................................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup Pedoman ........................................................................................... 2
E. Batasan Operasional ................................................................................................ 2
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan anugerah yang tidak ternilai harganya,sebanyak apapun
harta yang dimiliki oleh seseorang tidak ada artinya apabila orang tersebut tidak
mempunyai tubuh yang sehat, apabila badan terasa sakit kita dapat memeriksakan diri
di sarana-sarana pelayanan kesehatan salah satunya adalah puskesmas.
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya. Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian
dari kecamatan. Dalam wilayah kerjanya puskesmas tidak hanya berfungsi sebagai
pemberi pelayanan kesehatan tetapi juga sebagai pengerak penyuluh kesehatan
masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas sangat diperlukan
kinerja rekam medis yang baik.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008, Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien,pemeriksaan,pengobatan,tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis juga merupakan data medis
pasien tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat bukti yang sah menurut hukum.
Agar penyelenggaraan rekam medis dapat dilaksanakan dengan baik maka harus
dilengkapi pedoman pelayanan rekam medis tentang tata cara penyelenggaraan
rekam medis yang harus dilaksanakan dengan baik serta didukung dengan sumber
daya manusia yaitu tenaga rekam medis yang profesional maka salah satu usaha
dengan memberikan program latihan kerja.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum
Menunjang tercapainya tertib administrasi untuk memenuhi kebutuhan data dan
informasi asuhan bagi petugas kesehatan dan pengelola sarana dalam rangka untuk
kelengkapan ,keamanan dokumen dan keselamatan pasien di Puskesmas Bagor.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui pembakuan kode klasifikasi diagnosis
2. Mengetahui akses informasi sesuai dengan kebutuhan dan tanggung jawab
pekerjaan
3. Mengetahui penyimpanan dan pemrosesan rekam medis
4. Mengetahui kelengkapan, ketepatan dan kerahasiaan rekam medis
5. Mengetahui masa retensi dan tata cara pemusnahan rekam medis
C. Sasaran
Sasaran panduan ini adalah petugas Puskesmas yang mengisi dan melengkapi rekam
medis, petugas penyimpanan rekam medis dan pihak internal maupun eksternal yang
akan menggunakan data pada rekam medis.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pengelolaan rekam medis di Puskesmas Bagor ini adalah :
- Distribusi rekam medis
- Pengisian rekam medis
- Penyimpanan rekam medis
- Akses terhadap rekam medis
Pelaksanaan pengelolaan rekam medis di jaringan Puskesmas disesuaikan dengan
sarana dan prasarana dan tenaga yang tersedia.
E. Batasan Operasional
Berdasarkan Pernmenkes RI No.269 Tahun 2008, Rekam Medis adalah Berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Adapun jenis rekam
medis yang digunakan di Puskesmas Bagor adalah Rekam Medis tertulis melalui tulisan
di lebar rekam medis dan Rekam Medis elektronik yang tersimpan dalam smile dan
pcare apabila BPJS.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Jadwal Kegiatan
Penyelenggaraan pengelolaan Rekam Medis dilakukan setiap hari sebelum jam
pelayanan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana, saat jam pelayanan hingga
setelah pelayanan untuk penataan dan penyimpanan Rekam Medis.
Jam buka loket pendaftaran:
-Senin s/d Kamis : Jam 07.30 WIB – 11.00 WIB
-Jumat : Jam 07.30 WIB – 09.30 WIB
-Sabtu : Jam 07.30 WIB – 10.30 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
6mB
4m U
S
T
B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas dan Kelengkapan
Dalam pengelolaan Rekam Medis, kelengkapan fasilitas di Puskesmas Bagor sebagai
berikut :
1. Ruangan penyimpanan Rekam Medis
-Luas minimal 9 m2, sedangkan di Puskesmas Bagor 4 x 6 m2
-Ruang penyimanan rekam medis masih bergabung terpisah dengan unit loket
pendaftaran .
- Kelengkapan sarana komputer,atk,meja kursi serta rak penyimpanan yang diatur
rapi untuk memudahkan akses dan pencarian Rekam Medis
2. Rekam Medis Puskesmas Bagor adalah berkas yang telah terisi data pasien
meliputi :
- Status pasien
- Lembar informed consent ( persetujuan atau penolakan tindakan medis )
- Hasil pemeriksaan penunjang ( Laboratorium, foto dll )
3. Kelengkapan Rekam Medis
- Alat pencatatan yaitu alat tulis dan perlengkapan komputer,
- Kartu kunjungan puskesmas
- Buku register kunjungan
- Lembar Status / Rekam Medis
- Map penyimpanan Rekam Medis sesuai urutan nomer
C. PENYELENGGARAAN
Penyelenggaraan pengelolaan Rekam Medis dilakukan setiap hari sebelum jam
pelayanan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana, saat jam pelayanan hingga
setelah pelayanan untuk penataan dan penyimpanan Rekam Medis
Pengisian berkas rekam medis dimulai dari bagian penerimaan pasien unit
rekam medik, di lembar masuk yang berisi identitas penderita dan nomor rekam medis.
Hal ini berlaku untuk pasien rawat jalan, maupun gawat darurat. Kemudian selama
pasien dirawat diruang rawat inap, lembaran-lembaran rekam medis ditambah sesuai
dengan kebutuhannya.
Setelah pasien keluar, maka berkas rekam harus diisi lengkap dan dikirim ke
unit rekam medis. Disini berkas rekam medis diolah untuk menjamin kelengkapan
isinya. Kemudian diagnosa penyakit diberi kode, tindakannya dan berkas rekam medis
yang lengkap disimpan menurut nomor untuk sewaktu-waktu berkas rekam medis
dapat diambil kembali guna keperluan pasien maupun penelitian lainnya
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Ketentuan Umum:
- Satu no indek rekam medis dipakai untuk satu pasien
- Rekam Medis tersedia setiap kali kunjungan pasien
- Rekam Medis dibuat secara tertulis dan secara elektronik
- Berkas Rekam Medis menjadi milik Puskesmas sedangkan isi Rekam Medis
menjadi milik pasien
- Berkas Rekam Medis dan lampiran dokumen di dalamnya disatukan sedemikian
rupa sehingga tidak mudah hilang dan tercecer.
B. METODE
- Identifikasi pasien di Puskesmas Bagor menggunakan identitas/tanda pengenal
diri berupa :
A. kartu kunujungan puskesmas
B. KTP/SIM atau identitas
C. kartu JKN( askes,jamkesmas,bpjs dan kis)
- Setiap pasien yang telah mendaftar, mendapatkan nomor Rekam Medis sesuai
dengan urutan atau sesuai dengan penomeran yang dicatat dalam Kartu
Kunjungan Puskesmas yang diberikan kepada pasien
- Satu Kartu kunjungan mempunyai satu nomor Rekam Medis, diberi nomer
menggunakan angka misal : 1, 2, 3, dan seterusnya
C. LANGKAH KEGIATAN
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah dimulai dari :
Kode diagnostik yang digunakan dalan Rekam Medis UPTD Puskesmas bagor
adalah berdasarkan Kode Diagnostik ICD – X yang telah disusun dan disesuaikan
dengan kemampuan diagnostik Puskesmas dan jenis penyakit yang sering ditemukan
di Puskesmas. Masing-masing poli telah memiliki daftar Kode ICD – X. Daftar Kode
Diagnostik Puskesmas dapat ditambahkan jika ada jenis penyakit pasien yang belum
ada dalam daftar.
- Dokter, dokter Gigi, perawat, bidan dan seluruh petugas Puskesmas Bagor harus
melaksanakan ketentuan kerahasiaan Rekam Medis sesuai dengan peraturan
-perundangan yang berlaku.
- Permintaan, pemanfaatan, informasi dan penjelasan Rekam Medis hanya dapat
dilakukan atas perrsetujuan Kepala Puskesmas atas indikasi dan keperluan
sesuai dengan peraturan -perundangan yang berlaku
Untuk mencegah terhadap potensi yang mungkin terjadi seperti yang telah
disebutkan diatas maka dilakukan :
- Pelaksanaan prosedur identifikasi dan kesesuaian identitas pasien
- Umpan balik dari unit pelayanan tentang kesesuaian identifikasi pasien dengan
Rekam Medis
- Monitoring secara berkala oleh tim mutu Puskesmas Bagor
Adapun untuk penanganan /tindak lanjut hasil identifiksi, temuan audit internal,
pelaporan dan keluhan atau pengaduan dibahas dan ditindak lanjuti oleh Tim Mutu.
Dan hasil rapat dilakukan umpan balik kepada penanggung jawab Rekam Medis.
1. Pengertian Kelengkapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2005:660) kelengkapan
adalah perihal lengkap, kegenapan, kekompetenan.
2. Pengisian Rekam Medis
Ketentuan dalam pengisian dokumen Rekam Medis milik pasien (Ery
Rustiyanto, 2009 : 35), antara lain :
Pengisian RM harus lengkap selesai 1×24 jam, dalam setiap tindakan/konsultasi.
Diisi oleh tenaga medis (dokter sebagai penanggung jawab)
Setiap memberi pelayanan harus ditulis/dicatat dan ditandatangani.
Jika Rekam Medis belum lengkap, harus dilengkapi 2×24 jam.
Penulisan yang dibuat oleh residen harus diketahui oleh dokter yang
membimbingnya.
Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan melakukan
pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.
Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.
3. Tata Cara Analisis Rekam Medis
Analisis dari Rekam Medis yang telah digunakan setelah pasien pulang baik
untuk rawat jalan, Gawat darurat, maupun Rawat inap terdapat tiga jenis analisis yaitu
Analisis Kuantitatif
Menurut Edna K Huffman (1994) Analisis kuantitatif adalah
telaah review bagian tertentu dari isi Rekam Medis dengan maksud menemukan
kekurangan khusus yang berkaitan dengan pencatatan Rekam Medis.
Kegiatan Analisis kuantitatif dimaksudkan untuk menilai kelengkapan dan
keakuratan rekam kesehatan rawat inap dan jalan yang dimiliki oleh sarana pelayanan
kesehatan (Hatta, 2013 : 350).
1. Tujuan Analisis Kuantitatif menurut Huffman (1994 : 23) adalah :
Untuk mengidentifikasi informasi yang jelas dan selalu terjadi, yang bisa
diperbaiki dengan mudah pada prosedur norma Rumah Sakit. Prosedur ini membuat
catatan medis lengkap untuk dirujuk pada asuhan yang berkesinambungan, untuk
melindungi kepentingan hukum pasien, dokter, Rumah Sakit dan untuk memenuhi
persyaratan lisensi, akreditasi, dan sertifikasi.
Menentukan sekiranya ada kekurangan agar dapat dikoreksi dengan segera
pada saat pasien dirawat, dan item kekurangan belum terlupakan, untuk menjamin
efektifitas kegunaan isi Rekam Medis dikemudian hari. Yang dimaksud dengan koreksi
ialah perbaikan sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi.
2. Komponen Analisis kuantitatif menurut Huffman (1994 : 25) adalah :
Mengoreksi identifikasi pasien pada setiap formulir
Review semua laporan yang perlu
Review Autentifikasi
Review cara pencatatan
3. Waktu Pelaksanaan Analisis Kuantitatif :
Concurrent Analisys yaitu analisis dilakukan bersamaan dengan saat pelayanan
pasien terkait sedang berjalan. Cara ini memudahkan koreksi dan akan
mengurangi salah tafsir dikemudian hari. Keuntungan lain yaitu terjaganya
kualitas kelengkapan data atau informasi klinis dan pengesahannya (adanya
nama lengkap, tanda tangan petugas/pasien/wali, waktu pemberian pelayanan
dan lainnya) dalam Rekam Medis.
Retrospective Analisys yaitu analisis dilakukan pada saat perawatan selesai
dilaksanakan yang memungkinkan telaah secara menyeluruh walaupun hal ini
memperlambat proses melengkapi yang kurang.
Analisis Kualitatif
Menurut Dirjen Yanmed (1994 : 24), Analisis kualitatif adalah
suatu review pengisian Rekam Medis yang berkaitan tentang kekonsistenan isi
Rekam Medis.
1. Tujuan Analisis kualitatif menurut Hatta (2013 : 354) adalah Demi terciptanya isi
Rekam Medis yang terhindar dari masukan yang tidak ajeg/taat asas (konsisten)
maupun pelanggaran terhadap rekaman yang berdampak pada hasil yang tidak
akurat dan tidak lengkap.
2. Komponen Analisis Kualitatif menurut Huffman (1994 :27) adalah :
Review kelengkapan dan kekonsistenan pencatatan diagnose.
Review kekonsistenan pencatatan diagnosa.
Review pencatatan hal-hal yang dilakukan saat perawatan dan pengobatan.
Review informed consent yang seharusnya ada.
Review cara atau praktek pencatatan.
Review hal-hal berpotensi menyebabkan tuntutan ganti rugi.
Statistik Ketidaklengkapan
Pengontrolan Rekam Medis dengan statistik ketidaklengkapan yaitu dengan
mengolah data Rekam Medis yang tidak lengkap dan menyajikan angka
ketidaklengkapan, sehingga dapat dijadikan peringatan untuk memperbaiki
pencatatan Rekam Medis yang lengkap. Statistik ketidaklengkapan dapat dihitung
dengan cara incomplete dan delinguent medical record.
1. Incomplete MR
Adalah Rekam Medis dengan kekurangan spesifik yang masih dapat
dilengkapi oleh pemberi pelayanan kesehatan (yang tidak lengkap dalam 1 bulan),
dapat dicari dengan cara :
2. Delinguent MR
Adalah Rekam Medis yang masih tidak lengkap sesudah melewati batas
waktu tersebut, dapat dicari dengan:
Mutu itu sendiri merupakan penggambaran dari bentuk pelayanan yang diberikan oleh
pemberi pelayanan. Maka dari itu dalam kegiatan pencatatan atau pengisian Rekam Medis
sudah berjalan dengan baik atau belum optimal akan terlihat dari Mutu yang dihasilkan dari
Rekam Medis itu sendiri.
Agar Rekam Medis lengkap dan dapat digunakan bagi referensi pelayanan kesehatan,
melindungi minat hukum, sesuai dengan aturan yang ada.
Menunjang informasi untuk aktifitas penjamin mutu (quality assurance).
Membantu penetapan diagnosis dan prosedur pengkodean penyakit.
Bagi riset medis, studi administrasi dan penggantian biaya perawatan.
Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu
Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskripsif.
Sesuai dengan metode penelitian yang telah dijelaskan diatas maka penulis
melakukan penelitian terhadap Lembar Ringkasan Keluar (Resume) di Ruang Zaitun 1
kelas IIB Penyakit Dalam yang bertujuan untuk melihat gambaran kelengkapan pengisian
pada lembar tersebut guna menunjang mutu Rekam Medis di RSUD Al Ihsan yang
digambarkan atau dideskripsikan dalam bentuk angka-angka, statistik, dan persentase.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan konsep-
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo,
2002).
Berdasarkan penjelasan teori diatas, adapun secara singkat dapat dilihat dari
kerangka berpikir yang dijabarkan dalam gambar berikut :
Dari kerangka berpikir diatas, terdapat dua variabel yang saling mempengaruhi
yaitu Variabel Independen dan Variabel Dependen. Menurut Sugiyono (2013:39) Variabel
Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan Variabel Dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.
Pada kerangka berpikir diatas yang menjadi Variabel Independen yaitu Analisis
Kelengkapan Pengisian Lembar Ringkasan Keluar (Resume) dengan indikator Prosedur
tetap dan Lembar Ringkasan Keluar (Resume) dan untuk Variabel Dependen yaitu Mutu
Rekam Medis dengan indikator Lengkap dan Tepat waktu.
Demikian pedoman pelayanan rekam medis yang kami susun sebagai acuan petugas
rekam medis dalam melakukan kegiatan pelayanan rekam medis di Puskesmas Bagor
sehingga dapat terselenggara dengan baik dan diharapkan didukung oleh sumber daya
manusia yang profesional.
Kedepannya diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan utamanya rekam medis di
Puskesmas Bagor.
Kami yakin panduan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan.
REFERENSI
HT : Hipertensi
DM : Diabetes Melitus
CC : Common Cold
ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Akut
DA : Dermatitis Alergika
DKI : Dermatitis Kontak Iritant
DKA : Dermatititis Kontak Alergika
Asma : Asthma Bronchiale
CKD : Chronic Kidney Diseases
GGK : Gagal Ginjal Kronik
GGA : Gagal Ginjal Akut
COPD : Cronic Obstruktif Pulmonary Disease
PPOK : Penyakit Paru Obstruksi Kronis