Metrologi Industri
Metrologi Industri
Metrologi Industri
Disusun Oleh :
Nama Nim
Ferrian Alkautsar Malik 2111171010
Dimas Irfantoro 2111171009
PROGRAM STUDI S1
LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
JURUSAN TENIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat serta hidayat-
Nya kami dapat menyelesaikan dengan tepat waktu laporan akhir Metrologi Industri
ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Praktikum
Metrologi Industri di Jurusan Teknik Mesin S1 Universitas Jenderal Achmad Yani
Cimahi.
Kami sebagai penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun agar
laporan ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik serta bermanfaat khusunya bagi
kami, umumnya bagi pembaca.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
1.3 Metode Praktikum
1.3.1 Waktu pelaksanaan praktikum
1.3.2 Alat-alat yang digunakan
1.4 Lokasi Praktikum
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III TAHAPAN PRAKTIKUM
3.1 Skema Proses
3.2 Penjelasan Skema Proses
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Praktikum
4.2 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
BAB I
PENDAHULUAN
• Strip Angka NOL (0) awal pada Skala Geser tepat segaris strip Angka NOL (0)
pada Skala Utama.
• Strip Angka NOL (0) akhir pada Skala Geser tepat segaris salah satu strip pada
Skala Utama.
e. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka lakukan hal berikut :
• Jika pembacaan kalibrasi melebihi nilai seharusnya, yang artinya Strip 0 awal
pada Skala Geser melewati Strip 0
pada Skala Utama, solusinya yaitu bersihkan kembali Jangka Sorong terutama dari
debu dan karat pada bagianbagian yang bergeser.
• Jika pembacaan kalibrasi kurang dari nilai seharusnya, yang artinya Strip 0 awal
pada Skala Geser belum mencapai strip 0 pada Skala Utama, maka lakukanlah
pembacaan selisih pergeseran tersebut dengan mencari strip pada Skala Geser yang
segaris dengan strip pada Skala Utama. Bacalah selisih pergeseran tersebut dengan
hitungan mundur. Yang artinya jika strip pada Skala Geser yang segaris dengan
strip pada Skala Utama menampilkan angka 0.85 mm, maka selisih pergeseran
tersebut adalah 0.15 mm dari Nilai 0 Skala Utama. Kemudian jika alat tersebut
dipakai untuk mengukur, maka hasil pengukuran harus ditambah dengan 0.15 mm.
f. Alat ukur Jangka Sorong siap untuk digunakan.
8. Nama Lain :
• SIGMAT
• Vernier Kaliper.
9. Jenis-jenis :
• Jangka Sorong digital.
• Jangka Sorong analog.
10. Cara Merawat :
a. Tempatkan pada tempat semula setelah digunakan.
b. Hindarkan dari benturan keras atau kemungkinan terjatuh.
c. Ujung-ujung rahang ukur maupun sisi-sisi ukur harus dipelihara atau dijaga jangan
sampai cacat.
d. Bersihkan debu atau kotoran sebelum dan sesudah pemakaian dengan kain bersih
dan halus.
e. Lumasi permukaan peluncur dan bagian lainnya dengan sedikit minyak pelumas
sesudah pemakaiannya.
f. Penyimpanan yang baik harus bebas dari sinar matahari langsung dan kelembapan
tinggi.
11. Skala Utama / Skala Nonius :
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, yang artinya jarak 2 skala utama yang
saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius mempunyai
panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah
0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09
cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Maka skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm
atau 0,01 cm.
2. Fungsi/ Kegunaan :
Micrometer berfungsi untuk mengukur diameter, ketebalan, dan panjang dari
benda-benda yang kecil seperti kawat, lempeng baja, almunium, dan sebagainya.
Kegunaan utama micrometer ialah untuk mengukur besaran panjang dengan presisi
lebih.
3. Cara Menggunakan/Mengukur :
a. Buka pengunci micrometer setelah itu buka celah antara spindle dan anvil sedikit
lebih besar dari benda yang akan diukur caranya dengan putar rachet knob. b.
Masukkan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.
c. Gerakkan spindle ke arah benda kerja caranya dengan putar rachet knob sampai
terdengan klik (jangan terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh).
d. Kunci micrometer agar spindle tidak bergerak.
e. Keluarkan benda dari mikrometer dan baca skalanya.
4. Tingkat Ketelitian :
Tingkat ketelitan micrometer yaitu 0,01 mm.
5. Cara Membaca Skala dan Hasil :
a. Posisikan micrometer tegak lurus terhadap arah pandangan.
b. Baca skala utama pada micrometer (garis bagian atas menunjukkan angka bulat
dalam satuan mm, sedangkan garis bawah menunjukkan bilangan setengah dalam
satuan mm).
c. Baca skala nonius yakni garis yang tepat segaris dengan garis pembagi pada skala
utama (50 bagian). Setelah itu hasilnya kalikan dengan ketelitian dari mikrometer,
hasilnya adalah skala nonius.
d. Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan skala noniusnya. Jarak strip
di atas garis pada outer sleeve yaitu 1 mm, dan jarak strip di bawah garis yaitu 0.05
mm, Sedangkan nilai satu strip pada thimble adalah 0.01 mm. Nilai hasil ukur ialah
jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
6. Bagian-bagian :
• Poros Tetap (Anvil)
• Poros Geser (Spindle)
• Pengunci (Lock Clamp)
• Rangka/bingkai (Frame)
• Skala utama (Sleeve)
• Skala nonius (Thimble)
• Pemutar
• Rachet
7. Nama Lain :
Micrometer Caliper.
8. Jenis-jenis :
Micrometer Luar berguna untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan,
blok-blok dan batang-batang. Micrometer dalam berguna untuk mengukur garis
tengah pada lubang suatu benda. Micrometer kedalaman berguna untuk mengukur
kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.
9. Cara Merawat:
Setelah digunakan, bersihkanlah permukaan pengukuran dan bagian-bagian
lainnya, dan gunakan bahan anti korosi. Jika tidak digunakan (sesudah pemakaian)
Mikrometer sebaiknya disimpan dalam sebuah peti kayu. Tempat penyimpanan
sebaiknya bebas dari getaran, sinar matahari langsung dan fluktuasi temperatur.
10. Skala utama/Skala nonius :
a. Skala utama :
Skala micrometer sekrup ini tiap satuannya sama dengan 1 mm,
ditengah-tengah angka skala tersebut ada angka tengahnya.
tengahnya.
Angka skala atas : 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.
Angka skala bawah : 0.5, 1.5, 2.5, dan seterusnya.
b. Skala nonius :
Pada skala putar terdapat angka 1 sampai 5 (kelipatan 5). Tiap skala ini berputar
mundur 1 kali maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 0,5/50
=0,01 mm.
2.1.3 Bevel Protektor dan Mistar Ingsut
1. Bevel Protractor
Bevel Protractor atau Alat Ukur Busur Bilah. Alat ukur ini digunakan untuk
mengukur besaran-besaran sudut pada benda kerja dan untuk membantu pekerjaan
melukis dan menandai. Protractor dibuat dengan beberapa bentuk, sesuai dengan
jenis kegunaannya dan tingkat ketelitiannya. Batas ukur dari protractor adalah dari 0
derajat sampai 180 derajat lainya.
1 1,1 0,1
2 2,2 0,2
3 3,3 0,3
4 4,2 0,2
5 5,3 0,3
6 6,3 0,3
7 7,2 0,2
8 8,2 0,2
9 9,2 0,2
10 10,2 0,2
4.1.3 Bevel Protector dan Mistar Ingsut
Dimensi Pengamat A
Dimensi Pengamat A
4.2 Pembahasan
4.2.1 Jangka Sorong
Dari data di atas dapat di ketahui bahwa setiap orang dalam proses mengukur
memiliki kemampuan yang berbeda.Hasil tersebut merupakan hasil dari pengukuran
dari benda yang sama alat yang sama juga tetapi masih ada kesalahan yang cukup
besar. Perbedaan tersebut bisa terjadi akibat pengukur sendiri. Perbedaan hasil
tersebut juga bisa terjadi karena lampu penerangan kurang terang menyala, sehingga
mengganggu terhadap pembacaan skala.
Perbedaan yang terjadi setiap alat ukur, itu di karenakan ketelitian jangka
sorong yang berbeda-beda. Pada jam ukur ketelitian 0,05 mm sedangkan pada skala
nonius ketelitian mencapai 0,02 mm sehingga kemungkinan hasil untuk perbedaan
sangat tinggi. Pengukuran mendapatkan hasil yang berbeda juga bisa di sebabkan
karena alat ukur sudah aus dan sudah tidak layak di gunakan.
Pengukuran berbeda juga bisa berpengaruh karena saat menekan
menggunakan rahang bawah terlalu menekan sehingga hasilnya kurang maksimal.
Bisa jadi saat pengukuran tekanan terlalu tinggi maka rahang jangka sorong akan
bengkok dan aus.
4.2.1 Mikrometer
Pada saat penghitungan diameter benda dengan alat ukur micrometer, hasil
yang didapat pada posisi 1 dengan posisi 2 sedikit berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh
penguncian micrometer saat pengukuran sangat berlebihan sehingga penekanan
dalam pengukuran sedikit tergelincir.
Pengkalibrasian alat ukur menggunakan optical Flat sangatlah efektif, karena
hasil yang didapat menunjukan garis pelangi warna merah. Pada sensor tetap
menghasilkan 6 garis dan pada sensor gerak menghasilkan 4 garis. Setelah
mendapatkan angka dari banyaknya garis yang muncul maka dikalikan dengan 0.32
untuk mendapatkan harga pada kedataran mulut ukur.
Pada hasil kalibrasi alat ukur, pada sensor muncul garis berwarna merah
kemudian dikali 0.32.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum yang di laksanakan
adalah sebagai berikut:
A. Jangka Sorong
1. Melalui praktikum Kalibrasi dan penggunaan Mistar Ingsut,
mahasiswa dapat memahami cara penggunaan mistar ingsut jenis nonius, jam
ukur dan mistar ingsut digital.
2. Pengkalibrasian Mistar ingsut sangat mudah di lakukan, kecuali
pengkalibrasian Mistar ingsut jenis nonius.
B. Mikrometer
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum Penggunaan dan
kalibrasi mikrometer adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan mikrometer sangatlah dibutuhkan dalam dunia Industri
karena untuk mendapatkan ukuran yang mempunyai ketelitian sebesar 0,01
mm. Sayangnya pengukuran menggunakan micrometer terbatas ukuran yang
mampu di ukur menggunakan alat ini antara 0-25 mm, 25-50 mm, dan 50-75
mm. Hanya bisa melakukan pengukuran dengan benda yang berukuran kecil.
Hasil pengukuran Benda yang sama pada titik tertentu bisa menghasilkan
hasil yang berbeda jika dilakukan oleh dua orang yang berbeda.
2. Pengkalibrasian mikrometer berguna untuk membuat benda
memiliki ketelitian yang tinggi. Karena dalam dunia pemesinan ketelitian
yang tinggi sangat di perlukan.
C. Bevel Protektor dan Mistar Ingsut
1. Bevel Protractor (busur derajat) adalah sebuah alat yang bisa
digunakan untuk mengukur dan membentuk sudut. Protractor sederhana
biasanya berupa cakram separuh dan alat ini sudah digunakan sejak ribuan
tahun yang lalu dalam ilmu geometri
2. Mistar Ingsut Ketinggian (height gauge)
Kegunaan :
Digunakan sebagai pengukur ketinggian, mistar ini juga sering
disebut mistar ingsut ketinggian atau kaliber tinggi.
5.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilaksanankan penulis memberikan saran sebagai
berikut:
A. Jangka Sorong
1. Sebelum melakukan praktikum sehendaknya dipastikan alat yang
akan di gunakan dalam kondisi baik atau tidak.
2. Ketelitian sebuah mistar ingsut yang akan di gunakan harus dilihat
dan di pahami maksud dari ketelitian alat tersebut.
Dalam proses praktikum seharusnya mengikuti prosedur yang ada.
B. Mikrometer
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum penggunaan dan
kalibrasi mikrometer adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran harus dilakukan lebih cepat, karena pengukuran yang
dilakukan memakan waktu yang lama.
2. Pengukuran seharusnya dilakukan pada benda yang berdiameter
kecil, sehingga lebih efektif waktu.
Pencataan hasil pengukuran seharusnya dilakukan orang yang berbeda
agar hasil pengukuran yang di catat tidak terjadi kesalahan
1. http://alatukur.web.id/jangka-sorong-pengertian-dan-cara-kerjanya/
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong
3. http://www.slideshare.net/haryanto_dian/laporan-akhir-metrologi-industri-unri-
dian-haryanto-1407123394
4. http://alatukur.web.id/micrometer-pengertian-dan-cara-menggunakannya/
5. https://www.academia.edu/12518672/Laporan_Akhir_Metrologi_Industri_2014_
6. http://ilmuteknik.com/teknik-mesin/bevel-protractor.html/.
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Protractor
8. http://webdiverg3.blogspot.co.id/2012/03/jenis-jenis-alat-ukur.html