Makalah Ulumul Qur'an Tentang Muhkam Dan Mutasyabih
Makalah Ulumul Qur'an Tentang Muhkam Dan Mutasyabih
Makalah Ulumul Qur'an Tentang Muhkam Dan Mutasyabih
Tentang
Dosen Pengampu :
DISUSUN:
SITI MUTMAINAH
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul: “Al-muhkam dan Mutasyabih”. Salawat dan salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-
sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.
Semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah Ulumul Quran dan semoga segala yang tertuang dalam
Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka
membangun khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk
memberi arahan da ntuntunan agar yang membaca bias menciptakan hal-hal yang lebih
bermakna.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan danbelumsempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang
bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Muhkam Dan Mutasyabih ............................................. 2
B. Sejarah Ayat Muhkam Dan Mutasyabih ......................................... 4
C. Sebab-Sebab Terjadinya Tasyabuh Dalam Al-Qur’an .................... 5
D. Macam – Macam Ayat Muhkam Dan Mutasyabih ......................... 7
E. Hikmah Dan Nilai- Nilai Pendidikan Dalam Ayat- Ayat
Muhkam Dan Mutasyabih ............................................................... 8
F. Sikap Para Ulama Terhadap Ayat-Ayat Al-Mutasyabih .................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Muhkam Dan Mutasyabih?
2. Bagaimana Sejarah Ayat Muhkam Dan Mutasyabih?
3. Bagaimana Sebab-Sebab Terjadinya Tasyabuh Dalam Al-Qur’an?
4. Sebutkan Macam – Macam Ayat Muhkam Dan Mutasyabih?
5. Apa Hikmah Dan Nilai- Nilai Pendidikan Dalam Ayat- Ayat
Muhkam Dan Mutasyabih?
6. Bagaimana Sikap Para Ulama Terhadap Ayat-Ayat Al-Mutasyabih?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tercampur. Sedangkan secara terminoligi Mutasyabih berarti ayat-ayat yang
belum jelas maksudnya, dan mempunyai banyak kemungkinan takwilnya,
atau maknanya yang tersembunyi, dan memerlukan keterangan tertentu,
atau hanya Allah yang mengetahuinya. Contoh: Surat Thoha ayat 5.
Artinya: (Allah) Yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas
‘Arasy’. 1
Adapun menurut pengertian terminologi (istilah), muhkam dan
mutasyabih memiliki arti sebagai berikut:
1. Menurut kelompok Ahlussunnah, ayat-ayat muhkam adalah ayat
yang maksudnya dapat diketahui dengan gamblang, baik melaui
takwil (metafora) ataupun tidak. Sementara itu, ayat-ayat
mutasyabih adalah ayat-ayat yang maksudnya hanya dapat
diketahui Allah, seperti saat kedatangan Hari Kiamat, keluarnya
Dajjal, dan arti huruf-huruf muqaththa’ah.
2. Menurut Al- Mawardi, ayat-ayat muhkam adalah yang
maknanya dapat dipahami akal, seperti ayat-ayat mutasyabih
adalah sebaliknya.
3. Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang maksudnya segera dapat
diketahui tanpa penakwilan, sedangkan ayat-ayat mutasyabih
memerlukan penakwilan untuk mengetahui maksudnya.
4. Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang berbicara tentang
kefarduan, ancaman, dan janji, sedangkan ayat-ayat mutasyabih
berbicara tentang kisah-kisah dan perumpamaan.
Pada kesimpulannya, Muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya sudah
jelas, tidak samar lagi. Mutasyabih adalah ayat-ayat yang maknanya belum
jelas.2
1
http://www.slideshare.net/azzaazza50746/makalah-muhkam-mutasyabih Diakses Pada Tanggal
16 Oktober 2019 Pukul 14.40 WIB
2
Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an, Pustaka Setia, Bandung, 2013, halm 120-121.
3
B. SEJARAH AYAT MUHKAM DAN MUTASYABIH
Secara tegas dapat dikatakan bahwa asal mula adanya ayat-ayat
muhkamah dan mutasyabihat ialah dari Allah SWT. Allah SWT
memisahkan atau membedakan ayat-ayat yang muhkam dari yang
mutasyabih, dan menjadikan ayat muhkam sebagai bandingan ayat yang
mutasyabihat. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dia-lah yang telah menurunkan Al-Kitab (Alquran) kepada
kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok
isi Alquran, dan yang lain ayat-ayat mutasyabihat”. (Q. S. Ali Imron: 7)
4
macam dan petunjuknya pun tidak tegas, karena sebagian besar merupakan
hal-hal yang pengetahuannya hanya dimonopoli oleh Allah SWT.3
3
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an , Dunia Ilmu, Surabaya, 1998, halm 243-244.
5
......
6
Artinya: “Dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku (Allah)”.
4
Ibid, hal : 250-251.
7
D. MACAM – MACAM AYAT MUHKAM DAN MUTASYABIH
Sesuai dengan sebab-sebab adanya ayat mutasyabihat dalam Al-
qur’an dengan adanya kesamaran maksud syarak dalam ayat-ayat-Nya
sehingga sulit dipahami umat, tanpa dikatakan arti yang lain, disebabkan
karena bisa dita’wilkan dengan bermacam-macamayat mutasyabihat itu ada
3 macam, sebagai berikut:
1. Ayat-ayat mutasyabihat yang tidak dapat diketahui oleh seluruh umat
manuia, kecuali Allah SWT.
Contohnya seperti Dzat Allah SWT, hakikat sifat-sifat-Nya, waktu
datangnya hari kiamat dan sebagainya. Hal-hal ini termasuk urusan-
urusan ghaib yang diketahui Allah SWt, seperti ayat 34 surah
Lukman:
8
ini termasuk urusan-urusan yang hanya diketahui oleh Allah SWT dan
orang-orang yang rosyikh ilmu pengetahuannya, seperti keterangan
ayat 7 surah Ali Imrom:
Artinya : “Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara
(isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang
lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal”.
9
tentang adanya ayat-ayat muhkan dan mutasyabih, diantara hikmahnya
adalah :
1. Andai kata seluruh ayat Al-Qur’an terdiri dari ayat-ayat muhkamat,
maka akan sirnalah ujian keimanan dan amal karena pengertian ayat
yang jelas.
2. Apabila seluruh ayat Al-Qur’an mutasyabihat, niscaya akan padamlah
kedudukannya sebagai penjelas dan petunjuk bagi manusia orang yang
benar keimanannya yakin bahwa Al-Qur’an seluruhnya dari sis Allah,
segala yang datang dari sisi Allah pasti hak dan tidak mungkin
bercampur dengan kebatilan.
Artinya: “Tidak akan datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan, baik
dari depan maupun dari belakang, yang diturunkan dari Tuhan yang Maha
Bijaksana lagi Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji”.(Q.S. Fushshilat [41]:
42)
10
Menurut Yusuf Qardhawi, adanya muhkam dan mutasyabih
sebenarnya merupakan ke-mahabijaksanaan-Nya Allah, bahwa Al-Qur’an
ditujukan kepada semua kalangan, karena bagi orang yang mengetahui
berbagai tabiat manusia, di antara mereka ada yang senang terhadap
bentuklahiriyah dan telah merasa cukup dengan bentuk literal suatu nash.
Ada yang memberikan perhatian kepada spritualitas suatu nash, dan tidak
merasa cukup dengan bentuk lahiriyahnya saja, sehingga ada orang yang
menyerahkan diri kepada Allah dan ada orang yang melakukan pentakwilan,
ada manusia intelek dan manusia spiritual. mengajarkan ”ajaran” muhkam
dan mutasyabih kepada manusia agar kita mengakui adanya perbedaan
karakter pada setiap individu, sehingga kita harus menghargainya. Kalau
kita sebagai guru, sudah sepatutnya meneladani-Nya untuk kita aplikasikan
dalam menyampaikan pelajaran yang dapat diterima oleh peserta didik yang
berbeda-beda dalam kecerdasan dan karakter.5
5
http://myrealblo.blogspot.com/2015/11/ulumul-quran-al-muhkam-wal-mutasyabih.html?m=1
Diakes Pada Tanggl 18 Oktober 2019 Pukul 15.55 WIB
11
Artinya : “Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada
kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-
pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun
orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka
mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk
menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang
mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam
ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat,
semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal”.
12
mencari-cari takwilnya, orang itulah yang dicela Allah, maka
berhati-hatilah menghadapi mereka.”
2) Ibn Abu Dawud, dalam Al-Mashahif, mengeluarkan sebuah
riwayat dari Al-A’masy. Ia menyebutkan bahwa diantara qira’ah
Ibn Mas’ud disebutkan :
“Sesungguhnya penakwilan ayat-ayat mutasyabih hanya milik
Allah semata, sedangkan orang-orang yang mendalami ilmunya
berkata, “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabih.”
3) Ath- Tabtani, dalam Al-Kabir, mengeluarkan sebuah riwayat
dari Abu Malik Al-Asy’ari. Ia pernah mendengar Rasulullah
SAW. Bersabda:
“Ada tiga hal yang aku khawatirkan dari umatku, yaitu
pertama, menumpuk-numpuk harta sehingga memunculkan sifat
hasad dan menyebabkan terjadinya pembunuhan. Kedua,
mencari-cari takwil ayat-ayat mutasyabih padahal hanya Allah-
lah yang mengetahuinya...”
Sedang Ar-raghib Al-Ashfahany mengambil jalan tengah dalam
masalah ini. Beliau membagi mutasyabih dari segi kemungkinan
mengetahuinya menjadi tiga bagan:
1. Bagian yang tidak ada jalan untuk mengetahuinya, seperti waktu
tibanya hari kiamat.
2. Bagian manusia menemukan sebab-sebab mengetahuinya,
seperti lafadz-lafadz yang ganjil, sulit difahami namun bisa
ditemukan artinya
3. Bagian yang terletak di antara dua urusan itu yang hanya
diketahui orang- orang yang mendalami ilmunya.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Muhkam berarti ayat-ayat yang jelas maknanya, dan tidak
memerlukan keterangan dari ayat-ayat lain. Mutasyabih berarti ayat-
ayat yang belum jelas maksudnya, dan mempunyai banyak
kemungkinan takwilnya, atau maknanya yang tersembunyi, dan
memerlukan keterangan tertentu, atau hanya Allah yang
mengetahuinya.
2. Sejarah perkembangannya sebab adanya ayat-ayat mutasyabihat
dalam Alquran ialah karena adanya kesamaran maksud syarak dalam
ayat-ayat-Nya sehingga sulit dipahami umat, tanpa dikatakan dengan
arti ayat lain, disebabkan karena bisa dita’wilkan dengan bermacam-
macam dan petunjuknya pun tidak tegas, karena sebagian besar
merupakan hal-hal yang pengetahuannya hanya dimonopoli oleh
Allah SWT.
3. Sebab terjadinya tasyabuh dalam Alquran yaitu Kesamaran dari aspek
lafal saja, kesamaran dari aspek maknanya, kesamaran dari aspek lafal
dan maknanya.
4. Macam – Macam Ayat Muhkam dan Mutasyabih:
a. Ayat-ayat mutasyabihat yang tidak dapat diketahui oleh seluruh
umat manuia, kecuali Allah SWT.
b. Ayat-ayat mutasyabihat yang dapat diketahui oleh semua orang
dengan jalan pembahasan dan pengkajian yang mendalam.
c. Ayat-ayat mutasyabihat yang hanya dapat diketahui oleh para
pakar ilmu dan sain, bukan oleh semua orang, apalagi orang
awam.
5. Hikmah adanya ayat-ayat Muhkam dan Mutasyabih:
a. Andai kata seluruh ayat Al-Qur’an terdiri dari ayat-ayat
muhkamat, maka akan sirnalah ujian keimanan dan amal karena
pengertian ayat yang jelas.
14
b. Apabila seluruh ayat Al-Qur’an mutasyabihat, niscaya akan
padamlah kedudukannya sebagai penjelas dan petunjuk bagi
manusia orang yang benar keimanannya yakin bahwa Al-Qur’an
seluruhnya dari sis Allah, segala yang datang dari sisi Allah
pasti hak dan tidak mungkin bercampur dengan kebatilan.
B. SARAN
Dalam memahami ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat tentunya
akan menemui perbedaan antara ulama satu dengan yang lainnya. Maka dari
itu, kita sebagi mahasiswa tidak sepantasnya saling salah menyalahkan
pendapat satu dengan yang lainnya. Karena setiap pendapat yang
dikeluarkan oleh para ulamak tentunya semuanya memiliki dasar. Kita harus
lebih bijak dalam mengatasi perbedaan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16