Sejarah HKBP Batu Aji Baru Ressort Sungai Langkai
Sejarah HKBP Batu Aji Baru Ressort Sungai Langkai
Sejarah HKBP Batu Aji Baru Ressort Sungai Langkai
dll
I. Pendahuluan:
HKBP Batu Aji Baru, merupakan bagian dari HKBP, tidak dapat terlepas dari
sejarah HKBP. Untuk memulai Sejarah HKBP Batu Aji Baru, adalah harus terlebih dahulu
menggambarkan sekilas tentang Sejarah HKBP. Dari gambaran umum tersebut dapat pula
digambarkan keadaan HKBP di Batam.
HKBP adalah Gereja yang berdiri atas upaya Misionaris Eropah yang datang ke Tanah Batak
atau tapanuli Utara – Sumatera Utara sekarang ini. HKBP Berdiri di Tapanuli pada tanggal 07
Oktober 1861. Pada usianya yang ke 125 tahun 1986, HKBP telah berdiri hampir diseluruh
Indonesia dan juga di Singapura. Pada tahun 1985, telah berdiri Distrik untuk membawahi
pelayanan di wilayah Sumatera bagian Selatan yang mencakup Sumatera Selatan, Jambi,
Bengkulu, Kepulauan Riau dan Lampung.Inilah Distrik yang ke enam belas di HKBP. Diwilayah
Kepulauan Riau pada tahun tersebut juga telah berdiri beberapa gereja antara lain di Tanjung
Pinang, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Uban, Batam dan Singapura. Sampai akhir tahun 1980-
an HKBP di Batam masih yang berada di Nagoya (Lubuk Baja). Pada awal tahun 1990 an mulai
berdiri beberapa gereja di Batam antara lain, Batu Aji Lama, Estomihi Bengkong. Pertengahan
tahun 1990-an muncul konflik di HKBP hal ini juga mempengaruhi pertambahan gereja HKBP
di Batam, yaitu dengan berdirinya HKBP Sekupang, Marturia dan Agave Bengkong. Pada tahun
1990-1n pula perkembangan pembangunan Batam Luar biasa. Pembangunan ini juga sangat
mempengaruhi arus Urbanisasi dari berbagai daerah, tidak ketinggalan dari Sumatera dan
tapanuli serta daerah-daerah lain yang menjadi daerah-daerah asal suku Batak yang merupakan
mayoritas jemaat di gereja HKBP.
HKBP yang berada di Batam, atau lebih lazim dikenal HKBP Batam masih berada dibawah
pelayanan HKBP Ressort Tanjung Pinang Distrik XVI Sumatera bagian Selatan. Ketika itu
HKBP masih satu di Batam yaitu HKBP Batam yang berada Di Lubuk Baja. Ketika Pembukaan
Batam menjadi daerah Industri, urbanisasi yang datang dari berbagai daerah membuka
pemukiman didaerah-daerah kosong ditengah-tengah hutan yang berada di Batam, inilah yang
disebut pemukiman liar. Pemukiman-pemukiman liar tersebut sangat mengganggu tata ruang
kota. Pihak Otorita Batam akhirnya menertibkan pemukiman-pemukiman liar dengan membuka
pemukiman yang lebih tertata dan terencana yang disebut Kavling Siap Bangun. Pembukaan
pemukiman Kavling baru Batu aji yaitu tahun 1993, sementara Kavling Lama telah dibuka antara
tahun 1990-1991. Dengan pembukaan pemukiman di Kavling lama, gereja HKBP juga dibuka
disana. Karena Gereja HKBP yang terdekat masih di Batu Aji Kavling lama, maka anggota
jemaat yang berada di Kavling Baru juga mengikuti kebaktian dan terdaftar sebagai anggota
jemaat masih di HKBP Kavling Lama. Seiring dengan bertambahnya penduduk di Kavling Baru
dan jemaat HKBP, maka mereka sepakat untuk mendirikan gereja HKBP di Kavling Baru. Maka
dimulailah kebaktian di Pos Kebaktian di Kavling Baru pada tanggal 21 Mei 1994. Namun
karena HKBP Batu Aji Lama masih berstatus Jemaat (Huria pagaran) maka Pos kebaktian Batu
Aji Baru masih dibawah naungan jemaat Induk yaitu HKBP Batam.
Pembukaan Pos ketika Pdt. Midian KH Sirait, STh pendeta Ressort (1993 – 1997), dan
semuanya Pos kebaktian masih dibawah Pelayanan HKBP Batam, Ressort Batam. Namun karena
keterbatasan Pelayan dari HKBP Batam, maka pelayan di Jemaat terdekat ditugaskan untuk
mengkordinir pelayanan di Pos Kebaktian- Pos Kebaktian. Maka Pelayanan di Pos Kebaktian
Kavling Baru dikordinir Pelayan Full Time dari Kavling Lama. Pelayan dari HKBP Kavling
lama yang ikut mengkordinir pelayanan di Pos Kebaktian Kavling Baru antara lain:
(Calon Pdt. Markus Hutagalung 1994 – 1995)
(Calon Guru Juniaman Butarbutar 1995 -1996)
Untuk mempersiapkan Pos Kebaktian Batu Aji Baru menjadi Persiapan Pagaran, maka
ditempatkan seorang yang Full Time yaitu (Calon Guru M.Berutu 1996).
3 bulan setelah peresmian maka Kantor Pusat menempatkan Pelayan Full Time di Persiapan
HKBP Batu Aji Baru Yaitu Calon Pdt. Maju Butarbutar (1996 - 1997).
Pdt. Midian Sirait digantikan oleh Pdt. M.M. Simanjuntak, SMTh (16 Feb 1997 – hingga terpilih
menjadi Praeses Pada Sinode Agung Desember 2002)
Dalam Pelayanan kerohanian juga semakin berkembang yaitu dimulai Minggu Bahasa
Indonesia sekali sebulan pada minggu terakhir sejak 1997. Pada awal berdirinya Pos telah
berdiri Kumpulan Koor Ama, Ina dan NHKBP, namun pada tahun 1997 juga berdiri satu lagi
kumpulan Koor NHKBP yaitu NHKBP Exaudi. Pada Mei 2001 berdiri juga NHKBP Gloria.
01 Februari 1998 Pdt. Maju Butarbutar digantikan Cln Gr Gimson Simangunsong, hingga 16
Maret 2003.
Peningkatan pelayanan juga harus diimbangi dengan jumlah Pelayan, maka pada 10 mei 1998
diadakan penahbisan Sintua (Penatua) Pertama kepada 5 orang yaitu; St. P. Hutagaol, St. M.
Silaban, St. R. Hutagalung, St. R. Manullang, St. R. br Manurung. Setelah Penahbisan ini
diadakan juga penerimaan para Calon Penatua yaitu pada tahun 2000, antara lain; P. Siagian, D.
Sinaga, H. Sarumpaet, H. Sinambela. Mereka ditahbiskan menjadi penatua pada tanggal 01
Desember 2002 yaitu; St. P. Siagian, St. H. Sinambela, dan St. H. Sarumpaet sedangkan St. D.
Sinaga masih tetap Learning.
Sejak awal Maret 2001. Punguan Koor Ina menjadi II yaitu dengan berdirinya Punguan Ina II,
yang kemudian berubah nama menjadi Koor Ina Sion.
Untuk peningkatan Status menjadi Gereja Resmi (Huria na gok) maka pada sabtu-minggu
(18-19) Mei 2002 diadakan Peresmian Huria Nagok sekaligus Peletakan Batu Pertama
pembangunan Gereja pada Sabtu 18 Mei. Pesta Peresmian pimpin oleh Praeses Distrik XVI
Sumbagsel Pdt. Welman P. Tampubolon, STh bersama-sama dengan Pejabat Praeses Persiapan
Distrik Kepulauan Riau Pdt. M.M. Simanjuntak. Setelah Pesta Peresmian dan peletakan Batu
pertama di atas tanah seluas 2000 m2 dilanjutkan dengan Pembangunan Fondasi yang dimulai
pada bulan Juli 2002.
IV. Perkembangan HKBP Batu Aji Baru Setelah Resmi menjadi Gereja
Setelah Peletakan Batu Pertama gereja yang permanen pada acara pembukaan, dilanjutkan
dengan beberapa tahapan pembangunan. Tahapan-tahapan pembangunan tersebut mengacu
kepada gambar yang di buat oleh bapak St. Ir. Sabar Malau.
Perkembangan pelayanan juga semakin maju, hal ini terasa setelah dimulai diadakan 2
kali kebaktian yaitu Pagi berbahasa Batak dan sore berbahasa Indonesia pada tahun 2002.
Pergantian Pimpinan juga berjalan dengan dengan baik, Gr. Gimson Simangunsong di gantikan
oleh Gr. Romson Pakpahan. Gr. Romson Pakpahan dikukuhkan menjadi pimpinan jemaat
pada 06 April 2003.
Tanggal 27 Juni 2003, resmi diterima Learning Sintua yaitu; Harapan Silitonga, Bangun
Nababan, Lamperman Butarbutar, Tumiar Aritonang, Lamhot Simamora.
Setelah Gr. Romson Pakpahan, diterima menjadi Mahasiswa di Sekolah Pendeta Seminarium
Sipohon, beliau meninggalkan Batu Aji Baru dan pemberangkatan tanggal 17 Juli 2005. Serah
terima pimpinan Jemaat tidak dapat dilaksanakan kepada Pelayan yang dikirim dari kantor Pusat
karena belum ada. Maka diangkatlah Bendahara Jemaat ketika itu St. P. Siagian menjadi
Pelaksana Pimpinan Jemaat (17 Juli 2005 – 16 Oktober 2005).
Setelah menunggu beberapa waktu, maka Kantor Pusat menugaskan seorang Pendeta
menjadi Pimpinan jemaat. Inilah Pimpinan Jemaat pertama yang Pendeta yaitu Pdt. Togu
Sitorus, STh yang dikukuhkan pada tanggal 16 Oktober 2005. Pada periode kepemimpinan
Pendeta ini, pembangunan gereja semakin ditingkatkan hingga dapat dipergunakan pada tahun
2006.
Pembangunan Badan Gereja dimulai Maret 2005 Pemborong yaitu W. Siahaan dan Ir. P.
Tampubolon dari Blok V Nagoya.
Pdt. Togu Sitorus digantikan oleh St. Lamhot Simamora sebagai pelaksana uluan sesuai
Aturan peraturan, karena beliau adalah Ketua Dewan Koinonia 2008 – 2012. Pada masa
kepemimpinan St. L. Simamora dilaksanakan Pembangunan Rumah pendeta oleh seksi
Pembangunan yang diketuai oleh bapak Sumurung Manurung.
Pada tanggal 06 September 2009, Pdt. Edward M. Siahaan dikukuhkan menjadi pimpinan
jemaat. Pada pengukuhan ini juga, rumah pendeta diresmikan pemakaiannya oleh Pendeta HKBP
Ressort Batam, Pdt. John Rommel Sitorus. Satu bulan setelah Pdt. Edward Siahaan resmi
menjadi Pimpinan jemaat, ada 2 yang menjadi catatan sejarah yaitu Pembukaan Pos Kebaktian di
Dapur 12 pada tanggal 04 Oktober 2009 (Pos Kebaktian ini berhenti karena tantangan dari
masyarakat sekitar) yang kedua yaitu dimulai pembangunan Menara dan Plester luar gereja pada
tanggal 05 Oktober 2009.
Pada tahun 2010 ada 6 catatan sejarah yang ditorehkan Gereja ini dengan tinta emas yaitu;
pertama awal Maret 2010, dibentuk perkumpulan dan kepengurusan Remaja, inilah awal dari
kumpulan Remaja yang diorganisir. Kedua. Pelantikan Diakones pada tanggal 4 April 2010,
inilah pelayan fungsional pertama disamping pimpinan jemaat. Ketiga, pada tanggal 24-25 April
2010 pesta pembangunan sekaligus peletakan batu pertama Pembangunan Serbaguna secara
simbolis. keempat pada minggu Pentakoste resmi berdiri Kumpulan Koor Ekklesia. Kelima,
pada minggu Advent I, diadakan Pesta Gotilon yang merupakan Pesta Gotilon Pertama di gereja
ini. Ke enam, Sebagai hadiah Natal bagi seluruh jemaat HKBP ini, tanah seluas 1248 m2 di
depan gereja resmi dialokasikan Otorita kepada Gereja ini.
Pada Tahun 2011 gereja ini juga mengawali tahun dengan catatan sejarah yang baik yaitu
pada tanggal 23 Januari 2011 Peresmian pemakaian Rumah Dinas yang baru dan kamar mandi
yang Permanen. Kemudian diikuti dengan penerbitan perdana Buletin sekaligus pembukaan
Pertandingan Parheheon Ama pada Tanggal 20 Februari 2011. Puncak Parheheon sekaligus
Penutupan yaitu tanggal 09 April pada waktu itu sekaligus pembukaan Pesta Jubileum 150 tahun
HKBP. Pada Perayaan Paskah 24 April 2011 diadakan penahbisan Penatua kepada 7 Orang
penatua yaitu St. P. Panjaitan, St. C. Panjaitan, St. S. Nababan, St. J. Nababan, St. N. br
Pandiangan, St. T. br Rajagukguk dan St. B. Nainggolan. Penahbisan ini, sekaligus penahbisan
pertama di gedung gereja yang baru.