Deskripsi Batuan Berdasarkan Proses Terb
Deskripsi Batuan Berdasarkan Proses Terb
Deskripsi Batuan Berdasarkan Proses Terb
TUGAS MINERALOGI
Oleh
1|Batuan
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
2015
2|Batuan
2 Gabro Breksi Halit Filit Scoria
3 Andesit Batu Pasir Gips Gneiss Tuff
(Sandstone)
4 Diorit Batu lempung Batubara Sekis Lapili
(Coal)
5 Basalt Batu Serpih Dolomit Marmer Obsidian
6 Obsidian Kuarsit
7 Liparit Milonit
8 Riolit Filonit
9 Diabas Sepertinit
10 Syenit Hornfels
11 Amphibolit
12 Ekloglit
13 Granulit
14 Skarn
15 Migmatite
Tabel Batuan :
BATUAN BEKU
3|Batuan
1. Batu Granit
Granit
4|Batuan
2. Batu Gabro
Gabro
3. Batu Andesit
5|Batuan
Andesit
Proses Terbentuknya :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang
meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur
lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100
derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.
Warna :Agak gelap (abu-abu tua) dengan fenokris-fenokris hornblende
dalam bentuk jarum panjang.
Struktur :Scoria, vesikular, pillow atau columnar.
Tekstur :Porphyritic karena lava yang membentuk batu andesit
megandung banyak phenocrysts (Kristal/mineral yang besar).
Kandungan Mineral :Mineral batu yang berukuran kecil dan berwarna hitam disebut
mineral biotite dan yang berwarna putih disebut potassium
feldspar. Hornblende dan pyroxen adalah mineral-mineral
gelap lainnya yang terdapat pada batuan Andesite. Batuan
Andesite mempunyai lebih dari 20 persen kandungan kuarsa
dan yang terbanyak adalah mineral plagioklas, walaupun
mineral-mineral ini kadang hanya terlihat di bawah mikroskop.
4. Batu Diorit
6|Batuan
Diorit
Proses Terbentuknya :Batu Diorite merupakan batuan hasil terobosan batuan beku
(instruksi) yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra
yang bersifat mafic pada suatu subduction zone.
Warna :Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih.
Struktur :Massive.
Tekstur :Feneris dengan kandungan feldspar plagioklas.
Kandungan Mineral :Batuan ini mengandung sedikit Kalsium (soda) plagioklas
feldspar, mineral berwarna terang, dan hornblende berwarna
hitam. Tidak seperti granit, batuan diorite tidak mengandung
mineral kuarsa atau sangat sedikit, dan juga tidak seperti
gabbro, diorite mempunyai warna yang lebih terang dan
mengandung soda, tidak mengandung kalsit plagioklas.
5. Batu Basalt
Basalt
Proses Terbentuknya :Batu Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang berasal dari
hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau
7|Batuan
dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng
samudera di dunia.
Warna :Abu-abu gelap atau hitam.
Struktur :Massive karena bersifat keras dan tidak ditemukan retakan-
tretakan atau lubang-lubang yang menandakan pernah terjadi
keluarnya gas.
Tekstur :Afanitik yang terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas,
piroksin. Amfibol dan mineral hitam.
Kandungan Mineral :Gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral
hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat
pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu
jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro.
6. Batu Obsidian
Obsidian
Proses Terbentuknya :Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan
erupsi gunung api bersusunan asam hingga basa yang
pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau
kaca daripada 8ristal dominan.
8|Batuan
Warna :Bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam
mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang
berwarna kuning atau merah putih atau biru.
Struktur :Amorf (tidak berstruktur).
Tekstur :Texturless (tidak bertekstur).
Kandungan Mineral :Secara keseluruhan tersusun dari kaca amorf dan sedikit kristal
feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
7. Liparit
Liparit
Proses Terbentuknya :Terbentuk pada pembekuan magma yang sudah keluar dari
perut bumi (batu beku luar), karena perbedaan tekanan udara
antara di perut bumi dengan di luar sehingga magma akan
membeku dengan cepat, belum sempat terbentuk Kristal,
9|Batuan
terbentuk dari magma asam yang mempengaruhi kandungan
mineral batuan ini sehingga warna yang dihasilkan terang.
Warna :Putih
Struktur :Massive
Tekstur :Porifis (ada perbedaan Kristal yang sangat mencolok)
Kandungan Mineral : Feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna
gelap
8. Batu Riolit
Riolit (Rhyolit)
Proses Terbentuknya :Riolit terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi
yang berasal dari letusan gunung berapi dan magma tersebut
membeku di luar permukaan bumi.
Warna :Cokelat muda.
Struktur :Massive.
Tekstur :Quartz-feldspar porphyry.
Kandungan Mineral :Plagioklas, mikroklin, biotit, orthoklas, dan glass.
9. Batu Diabas
10 | B a t u a n
Diabas
Proses Terbentuknya :Batuan diabase merupakan batuan beku. Batuan diabase adalah
batuan beku basa yang kaya kandungan Fe dan berwarna gelap
terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua dengan
lempeng samudera. Tumbukan tersebut menyebabkan
terjadinya partial melting batuan menjadi magma yang
bersifat basaltik (magma yang komposisinya kaya Fe dan
bersifat relatif encer). Magma basaltic ini kemudian mengalami
alih tempat menuju kerak benua bagian bawah, kemudian
mengalami fraksinasi dan diferensiasi sehingga membentuk
magma diabas yang selanjutnya tersingkap di permukaan bumi.
Warna :Gelap karena mengandung banyak Fe.
Struktur :Secara petrografis menunjukan struktur diabasic atau ophitic
dan tersusun oleh mineral plagioklas (labradorit, bytownit),
piroksen (augit, hypersten, enstantit dan diopsid), magnetit,
sedikit klorit, serisit serta mineral karbonat.
Tekstur :Kristal halus, secara kristalinitas yaitu holokristalin, secara
granulitas yaitu fenerik sedang, dan menurut ukuran butiran
batu diabas bertekstur five-grained dan euhedral.
Kandungan Mineral :Kuarsa 4%, feldspar (ortoklas 25% danplagioklas 46%) dan
mineral tambahan (biotit 15% dan hornblende 10%).
11 | B a t u a n
10. Batu Syenit
Syenit
Proses Terbentuknya :Syenit terbentuk sebagai intrusi mandiri atau pada tepi granit
besar dimana kuarsanya mulai jarang dan berasosiasi dengan
lingkungan tektonik..
Warna :Abu-abu muda atau terang.
Struktur :Massive.
Tekstur :Phaneritik dan holokristalin.
Kandungan Mineral :Ortoklas, plagioklas, hornblende, dan mineral tambahan
seperti kuarsa, biotit, magnetit, limenit, piroksen, dan sulfida.
12 | B a t u a n
1. Batuan Konglomerat
Konglomerat
2. Batuan Breksi
13 | B a t u a n
Breksi
3. Batu Pasir
14 | B a t u a n
Batu Pasir
Proses Terbentuknya : Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari
butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai,
angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu
tempat.
Warna : Coklat bercak putih
Ukuran Butir : Sand (1/16 – 2 )
Derajat Pemilahan : Well sorted
Derajat Pembundaran : Sub rounded
Struktur : Unstratified
Tekstur : Klastik
Kandungan : Silika,Pasir tanah
Kegunaan : Bahan bangunan
4. Batu lempung
15 | B a t u a n
Batu Lempung
5. Batu serpih
16 | B a t u a n
Batu Serpih
Proses Terbentuknya : Batu serpih adalah suatu batuan sedimen klastik yang
dimana partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran
berukuran pasir. Kebanyakan serpih dibentuk dari
butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air,
seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu
sungai. Butirannya secara khas mengalami sementasi
bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk
membentuk batu tersebut.
Warna : Coklat keputihan
Ukuran Butir : Sand ( 1/16 – 2 )
Derajat Pemilahan : Well Sorted
Derajat Pembundaran : Sub Angular
Struktur : Unstratifield
Tekstur : Klastik
Kandungan : 50% lanau, 35% mineral-mineral lempung, dan sekitar
15% mineral autigenik ataupun endapan kimia.
Kegunaan : Bahan bangunan
17 | B a t u a n
Limestonea (Batu Kapur)
2. Batu Halit
Batu Halit
18 | B a t u a n
Proses Terbentuknya : Terbentuk sebagai hasil proses penguapan
(evaporation) air laut. Proses penguapan air laut
menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia
yang pada akhirnya akan menghablur apabila hampir
semua kandungan air manjadi uap. Proses pembentukan
garam dilakukan dengan cara ini. Proses penguapan ini
memerlukan sinar matahari yang cukup lama.
Warna : Putih mengkilap
Struktur : Cone incone
Tekstur : Kristalin
Kandungan : Garam
Kegunaan : Bahan baku dapur
3. Batu Gips
Batu Gips
19 | B a t u a n
Proses Terbentuknya : Gipsum merupakan garam yang awalnya mengendap
akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan
halit, ketika salinitas makin bertambah.
Warna : Putih keabuan
Struktur : Oolitik
Tekstur : Amorf
Kandungan : Gipsum
Kegunaan : Bahan bangunan
4. Batubara
Batubara (Coal)
20 | B a t u a n
5. Dolomit
Dolomit
21 | B a t u a n
BATUAN METAMORF
1. Slate
Slatycleavage (sabak)
Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen
Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki
struktur Folliated (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine
grained).
22 | B a t u a n
Derajat metamorfisme : rendah
Ciri khas : mudah membelah menjadi lembaran tipis.
Kegunaan : batu sabak yang berbentuk pipih biasa digunakan untuk papan
tulis, biasanya juga untuk trotoar dan atap
2. Filit
Filitik ( filit)
Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit.
Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.
23 | B a t u a n
3. Gneiss
Gneissa (gneiss)
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur
dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan Folliated dari
kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
24 | B a t u a n
4. Sekis
Skistosa (sekis)
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende.
Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang
diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
25 | B a t u a n
5. Marmer
Marble (marmer)
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan
dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat,
kompak dan tanpa Folliated.
6. Kuarsit
26 | B a t u a n
quartzite (kuarsit)
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir
(sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis
menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur
asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
7. Milonit
27 | B a t u a n
Milonitik (milonit)
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-
mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir
batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
8. Filonit
Filonit
Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya
terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit,
28 | B a t u a n
namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki
orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika)
9. Serpetinit
Serpentinit
Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini
dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses
metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan
batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
29 | B a t u a n
10. Hornfels
Hornfelsik (hornfels)
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan
intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil.
Hornfels bersifat padat tanpa Folliated.
30 | B a t u a n
11. Amphibolit
Amphibolit (Amfibolit)
Amphibolit merupakan hasil dari metamorphosis regional dari batuan beku mafik hingga
ultramafik dan batuan lain yang kaya silica, magnesium, dan besi.
12. Eclogit
31 | B a t u a n
Ecloglit (Eklogit)
Batuan yang belum jelas berasal dari pembekuan magma atau karena proses metamorfis
tingkat tinggi. Batas antara lapisan batuan beku dengan eklogit masih belum ditentukan
dengan jelas.
Asal :–
Metamorfosa : Regional
Warna : Kehitaman
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Foliated – Non Foliated
Tekstur : Granoblastik
Komposisi : Piroksen, Ompasit, Garnet
Derajat metamorfisme :–
Ciri khas : Kandungan piroksen dan garnet dengan mineral-mineral lain
sebagai tambahan seperti plagioklas, amfibol, kyanit.
13. Granulit
32 | B a t u a n
Granulit
Granulit dijumpai di daerah metamorfosis Pra-Kambium yang terbentuk karena tekanan dan
suhu. Struktur foliasi disebabkan karena pada bidang ini terdapat mineral-mineral prismatic
pipih panjanl, serpih hornblende kyanit dan sillimanit.
14. Skarn
33 | B a t u a n
Skarn
Merupakan hasil metamorphosis kontak antara intrusi dengan batuan gampingan atau batu
gamping. Dalam beberapa hal secara megaskopis menyerupai hornfelsa. Mineral yang
terkandung adalah aktilonit, grossularite, diopsit, wallastonit.
34 | B a t u a n
Migmatit
Migmatit adalah batu yang merupakan campuran dari batuan metamorf dan batuan beku. Hal
ini terjadi ketika batuan metamorf yang sebagian mencair lalu kembali beku, menciptakan
campuran bagian metamorf yang tidak mencari dengan beku yang kembali mengkristal
(direkristalisasi).
BATUAN PIROKLASTIK
1. Pumice
35 | B a t u a n
Pumice
Proses Terbentuknya :Terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunungapi yang
mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi
secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik
Struktur : Massive
Tekstur : Glassy
Kegunaan :Sebagai bahan baku pembuatan agregat ringan dan beton agregat
ringan, hal ini disebabkan karena sifat batuan Pumice ringan, kedap
suara, mudah dibentuk atau dipahat menjadi blok-blok yang berukuran
besar, sehingga dapat mengurangi pelesteran. Selain itu, Pumice juga
tahan terhadap api, kondensi, jamur dan panas, serta cocok untuk
akustik. Dalam sektor industri lain, Pumice digunakan sebagai bahan
pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner),
stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain.
2. Scoria
36 | B a t u a n
Scoria
Proses Terbentuknya : Terbentuk dari batuan piroklastik lava yang dikeluarkan dari gunung
berapi yang kaya volatiles atau gas tetapi kurang kental dari lava
membentuk batu apung. Ketika batuan cair meningkat dalam pipa
vulkanik, gas mulai terbentuk dan mengumpulkan dan gas-gas yang
membentuk gelembung besar dalam.
Warna : Kemerahan
Struktur : Vesikuler
Tekstur : Glass
Kegunaan : Hiasan
3. Tuff
37 | B a t u a n
Tuff
Proses Terbentuknya : Terbentuk dari konsolidasi abu vulkanik yang dikeluarkan dari
lubang ventilasi selama letusan gunung berapi. Magma meledak ketika
berinteraksi hebat dengan gas vulkanik dan uap. Bahan padat
diproduksi dan dilemparkan ke udara oleh letusan gunung berapi
seperti disebut tephra, terlepas dari komposisi atau ukuran fragmen.
Struktur : Berlapis
Tekstur : Fragmental
4. Lapili
38 | B a t u a n
Lapili
Proses Terbentuknya : Terbentuk didalam permukaan, tetapi mineral ada yang belum
membentuk kristal yang utuh
Warna : Hitam
Struktur : Massive
Tekstur : Fragmental
5. Obsidian
39 | B a t u a n
Obsidian
Obsidian adalah mineral, tetapi tidak mineral sejati karena sebagai kaca tidak kristalin; di
samping itu, komposisi terlalu rumit untuk membentuk satu mineral.
Proses Terbentuknya : Terbentuk secara rapidly (cepat) sehingga tidak sempat membuntuk
Kristal. Terbentuk karena lava felsic meletus dari sebuah gunung
berapi dan membeku terlalu cepat sehingga tidak memungkinkan
terbentuknya kristal yang berakibat dominan terbentuk kaca (glass).
Struktur : Massive
Tekstur : Glassy
Kandungan Mineral : 70% atau lebih SiO2 dan komposisinya mirip granit atau rhyolite
40 | B a t u a n