Bab 2 Fardus
Bab 2 Fardus
Bab 2 Fardus
Rumus
: C13H18O2
Molekul
Berat Molekul : 206.28
Serbuk hablur berwarna putih hingga hampir putih,
Pemerian :
berbau khas lemah dan tidak berasa.
(The USP Convention, 2015 ; FI ed III, 1979)
Struktur :
c. Flavour Berry
Pemerian : terbuat dari sari buah blueberry yang masih segar yang
diproses secara mekanik.
Kelarutan : mudah larut dalam alkohol (90%), asam asetat glasial.
Stabilitas : dapat disimpan dalam wadah gelas dan plastik. Disimpan
dalam wadah tertutup, kering dan terhindar dari cahaya
matahari.
Fungsi : flavouring agent
d. Glycerin
Pemerian : gliserin cairan higroskopis yang jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, kental; memiliki rasa manis, sekitar 0,6 kali
semanis sukrosa.
Kelarutan : larut dalam air. Larut dalam Ethanol (95%). Larut dalan 1
: 500 bagian eter. Praktis tidak larut dalam benzene.
Praktis tidak larut dalam kloroform.
Stabilitas : gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan
terhadap oksidasi oleh atmosfer dalam kondisi
penyimpanan biasa, tetapi terurai pada pemanasan dengan
evolusi akrolein toksik. Campuran gliserin dengan air,
etanol (95%), dan propilen glikol stabil secara kimia.
Identifikasi :
e. Na – CMC
Pemerian : natrium karboksimetilselulosa berbentuk serbuk
higroskopis putih yang tidak berbau dan tidak berasa yang
mengandung 5-22% natrium karboksimetilselulosa. Na-
CMC hidrokoloid organik yang dapat terdispersi dalam
air.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam encer dan pelarut organik.
Sebagian larut dalam alkali encer dan air (fraksi natrium
karboksimetil selulosa).
Stabilitas : natrium karboksimetilselulosa bersifat higroskopis dan
tidak boleh terkena uap air. Stabil pada kisaran pH 3,5-11.
Simpan di tempat yang sejuk dan kering. Hindari paparan
panas yang berlebihan.
Densitas : 0.6 g/cm3
Titik didih : 227°C
pH : 6.0 - 8.0
Inkompabilitas : kompatibel dengan oksidator kuat.
Fungsi : zat pendispersi
2.7. Validasi Metode Analisis Bahan Baku dan Sediaan
Validasi metode adalah suatu proses yang menunjukan bahwa prosedur
analitik telah sesuai dengan penggunaan yang dikehendaki. Proses validasi metode
untuk prosedur analitik dimulai dengan pengumpulan data validasi oleh pelaksana
guna mendukung prosedur analitiknya. Menurut USP (United States
Pharmacopeia), ada 8 parameter uji yang digunakan dalam validasi metode, yakni
akurasi/kecermatan, presisi/keseksamaan, spesifitas, batas deteksi (LOD), batas
kuantitasi (LOQ), linieritas, rentang dan ketahanan.
Parameter Uji
Validasi Parameter Indikator Kriteria Penerimaan
Spesifitas Resolusi > 1,5
Linearitas R > 0,99 - 1
LOD & LOQ Konsentrasi (PPM) Konsentrasi kerja lebih
besar dari LOD dan
LOQ
Presisi :
a. Ripitabilitas RSD ≤ 2,0 %
b. Presisi Antara RSD ≤ 2,0 %
Akurasi (Ketetapan) Recovery 98.0 % - 102.0 %
Range Rentang Kadar 80 – 120 %
Robustness RSD ≤ 2.0 %
Metode analisa suspensi sukralfat menggunakan HPLC. Pelaksanaan validasi
metode analisis dilakukan seperti pada prosedur analisis zat dengan menggunakan
HPLC.
a. Spesifitas/Selektifitas
Pengujian dilakukan untuk membuktikan bahwa metode analisa yang digunakan
dapat mengukur analisa secara selektif disamping komponen lain yang ada
dalam komponen sampel.
Prosedur : Lakukan pengujian sampel dengan HPLC, kemudian lihat
kromatogram dari dua puncak yang berdekatan. Hitung R dengan rumus 𝑅 =
2(𝑡2−𝑡1)
, dimana t adalah waktu retensi masing-masing puncak dan W adalah
𝑤1+𝑤2
lebar puncak. Nilai R harus tidak kurang dari 1,5 atau terlihat adanya puncak
yang terpisah.
b. Linearitas
Pengujian dilakukan untuk menunjukkan respon instrumen (sumbu y) secara
langsung/matematis berbanding lurus terhadap konsentrasi analis dalam contoh
(sumbu x) pada rentang tertentu. Dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) yang
menunjukkan ada hubungan linear antara x dan y.
Prosedur : Buat larutan baku dan larutan sampel suspensi sukralfat dengan 5
variasi konsentrasi. Ukur larutan baku dan larutan sampel dengan instrumen.
Catat nilai respon instrumen dari tiap konsentrasi. Hitung nilai linearitas (r).
Nilai r harus >0,99 – 1.
c. Akurasi
Merupakan kemampuan suatu metode analisa untuk memperoleh nilai yang
sebenarnya (ketepatan pengukuran).
Prosedur : Pengujian dilakukan dengan minimum 3 konsentrasi analit/baku kerja
dalam rentang 80 – 120%, masing-masing 3 replikasi. Tentukan kadar sampel
dengan HPLC. Hitung nilai %recovery dengan rumus:
Kadar yang diperoleh dari pengukuran
𝑥 100%
Kadar mula − mula
h. Range (batasan)
Nilai rentang pengujian diperoleh pada saat melakukan uji linearitas, uji akurasi,
dan presisinya telah memenuhi syarat
Farmer dkk. 2002. Forced Degradation of Ibuprofen in Bulk Drug and Tablets.
Pharmaceutical Technology Journal, 28-42.
Florey, 1974, Analitycal Profiles of Drug Subtances, Vol. 3, Academic Press, New
York and London.
Nazer, Mochamad, Hilda, A., Endah. R., 2015, Pengembanan Analisis Ibuprofen
sebagai Bahan Kimia Obat (BKO) di dalam Jamu Pegal Linu dengan
menggunakan Metode Kromatografi Lapis Tipis dan Spektofotometri UV-
Vis, Prosiding Penelitian SpeSIA Unisba.
Pattanaik, Sovan, Sangeeta, M., Gurudutta, P., and Jasmin, P., 2013, Assay method
development and validation of ibuprofen tablets by HPLC, Der Pharmacia
Sinica, Vol 4, No.4.
Rowe, Raymond C., Sheskey, P., Owen S.C. 2009. Handbook Of Pharmaceutical
Exipients, 6th ed. London : The Pharmaceutical Press.
The United States Pharmacopoeial Convention. 2015. The United States
Pharmacopoeia National Formulary, 38th ed. Rookville: The United
States Pharmacopoeial Convention Inc.