Penelitian Lengkuas Jurnal

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

JURNAL BAHAN MODUL 2 DAN

RANGKUMAN JURNAL EKSTRAK


“ Sabun padat transparan dari ekstrak lengkuas “

Disusun oleh:

Nama : Citri Ayu Bleyzensky

Nim : 11171020000092

Kelas :D

Dosen pengampu : Tim dosen praktikum kosmetologi

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


MODUL 2

SEDIAAN SABUN PADAT TRANSPARAN

A. Tujuan praktikum

Setelah selesai mengikuti praktikum modul sediaan sabun padat


transparan, mahasiswa diharapkan mampu:

• Menjelaskan formulasi sabun padat transparan


• Menjelaskan cara pembuatan sabun padat transparan

Formula sediaan sabun padat transparan

Nama bahan Konsentrasi


Ekstrak lidah buaya 5%
Asam Stearat 8%
Minyak Kelapa 20 %
NaOH 30% 22 %
Etanol 96% 15 %
Gliserin 10 %
Sukrosa 13 %
Na2EDTA 0,2 %
Parfum Qs
Aquadest Ad 100 %

B. sifat fisika kimia

EKSTRAK LENGKUAS
Kandungan kimia Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1 %
minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang
terdiri dari metal- sinamat 48%, sineol 20 %,
eugenol, kamfer 1 %, sasquiterpen, serta galanin.
Alasan pemilihan bahan Alasan pemilihan ekstrak lengkuas adalah karena
ekstrak lengkuas mengandung vit. C, yang sangat
berguna untuk meremajakan sel kulit dan
menghindari kulit dari penuaan, dapat mengatasi
jerawat dan bekas jerawat, membunuh bakteri agar
kulit tetap terjaga dan alami.

1. Asam stearate
Berat molekul 284,48 g/mol
Rumus molekul C18H36O2
Pemerian Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan
hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian
etanol (95%)P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam
3 bagian eter P.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Khasiat Zat tambahan, untuk melembutkan kulit dengan
konsentrasi 1-20%.
OTT Inkomapatibel dengan hamper semua logam hidroksida
dan zat pengoksidasi.
Stabilitas Zat stabil, harus disimpan di tempat tertutup
2.Minyak kelapa
Nama resmi OLEUM COCOS
Sinonim Minyak kelapa
Berat Jenis 0,940-0,950 g / ml
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, atau kuning Pucat, bau
khas tidak tengik
Kelarutan Larut dalam 2 bagian etanol (95%)P, pada suhu 60ºC,
sangat mudah larut dalam kloroform P dan eter P
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di
tempat sejuk
Penggunaan Zat tambahan
3.NaOH 30%
Nama lain Natrium Hidroksida
Rumus kimia Na(OH)
Berat molekul 40
Pemerian bentuk batang massa hablur air keping-keping, keras
dan rapuh dan menunjukkan susunan hablur putih
mudah meleleh basa sangat katalis dan korosif segera
menyerap.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air karbodiaksida
Kegunaan sebagai zat tambahan
4.Etanol 96%
Rumus molekul C2H6O
Berat molekul 46,07
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau
khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah
menguap meskipun pada suhu rendah dan mendidih
pada suhu 78ºC dan mudah terbakar.
Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan
semua pelarut organic.
Berat Jenis 0,812 – 0,816 g/ml.
Stabilitas Mudah menguap walaupun pada suhu rendah.

OTT Bahan pengoksidasi Bila dicampur dengan alkali,


warna akan menjadi gelap.
Kegunaan Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.
Penyimpanan Wadah tertutup rapat jauh dari api.
5.Gliserin
Rumus Molekul C3H8O3.
Pemerian cairan seperti sirup; jernih, tidak berwarna; tidak
berbau; manis diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika
disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat
memadat membentuk massa hablur berwarna yang
tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20
derajat
Kelarutan dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) ;
praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan
dalam minyak lemak.
OTT Gliserin bisa meledak jika bercampur dengan oksidator
kuat seperti kromium trioksida, potasium klorat atau
potasium permanganat. Adanya kontaminan besi bisa
menggelapkan warna dari campuran yang terdiri dari
fenol, salisilat dan tanin. Gliserin membentuk kompleks
asam borat, asam gliseroborat yang merupakan asam
yang lebih kuat dari asam borat.
Berat Molekul 92,09
Khasiat Pelarut. suhu 250 C.
Penyimpanan Wadah tertutup rapat
Stabilitas Gliserin bersifat higroskopis. Dapat terurai dengan
pemanasan yang bisa menghasilkan akrolein yang
beracun. Campuran gliserin dengan air, etanol 95 % dan
propilena glikol secara kimiawi stabil. Gliserin bisa
mengkristal jika disimpan pada suhu rendah yang perlu
dihangatkan sampai suhu 200 C untuk mencairkannya.
Khasiat zat tambahan
6. Sukrosa
Rumus Molekul C11H22O11
Berat Molekul 342,30.
Pemerian Hablur putih atau tidak berwarna; masa hablur atau
berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak
berbau, rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral
terhadap lakmus..
Kelarutan . Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam
air medidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam
kloroform dan dalam eter
Khasiat Pemanis dan pengental.
Stabilitas Sukrosa mempunyai stabilitas yang bagus pada
temperatur ruangan dan kelembaban sedang, dapat
menyerap 1% bau yang dilepaskan ketika dipanaskan
pada suhu 900 C. Membentuk karamel ketika
dipanaskan diatas 1600 C . Bisa disterilkan dengan
autoklaf atau penyaringan. Pada suhu 1100 C – 1450 C
dapat mengalami inversi menjadi dekstrosa dan
fruktosa. Inversi dipercepat pada suhu diatas 1300 C
dan dengan adanya asam
OTT Serbuk sukrosa mungkin saja terkontaminasi dengan
logam berat yang dapat menjadi inkompatibel dengan
bahan penolong seperti asam askorbat. Sukrosa juga
mungkin saja terkontaminasi sulfit yang pada
konsentrasi sulfit tinggi menyebabkan perubahan warna
saat penyalutan tablet.
Penyimpanan Wadah tertutup baik.
7. Na. EDTA
Berat molekul 36,46 g/mol
Rumus molekul C10H16N2O8
Pemerian Serbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa
asam
Kelarutan Larut dalam air (1:11), Praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter, larut dalam etanol (95%)
pH 4,3-4,7 dalam larutan 1% air bebas CO2
Kegunaan Untuk mencegah kontaminasi dengan logam
Stabilitas Sangat higroskopis dan harus dilindungi dari
kelembaban
OTT dengan pengoksidasi kuat, dan ion logam polifalen
seperti tembaga, nikel, Na EDTA merupakan asam
lemah dan bereaksi dengan logam membentuk
hidrogen.
Penyimpanan harus disimpan diwadah bebas alkali, tertutup rapat dan
ditempat sejuk dan kering.
8. Aquadest
Berat Molekul 18,02.
Rumus molekul H2O.
Pemerian Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas dari kontaminasi partikel pertikel ion dan
bahan organik Stabilitas Air adalah salah satu bahan
kimia yang stabil dalam bentuk Fisik (es , air , dan uap).
Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat
penyimpanan dan penggunaannya harus terlindungi
yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon
organik. Serta harus terlindungi dari partikel - partikel
lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan
merusak fungsi air.
OTT Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan
eksipient lainya yang mudah terhidrolisis

C. Perhitungan dan penimbangan bahan

No Nama Bahan Perhitungan Penimbangan


1. Ekstrak 5 5g
X 100 g = 5 g
100
2. Asam stearate 8 8g
X 100 g = 5 g
100
3. Minyak 20 20 g
X 100 g = 20 g
kelapa 100

4. NaOH 30% 22 22 g
X 100 g = 22 g
100
5. Etanol 96% 15 15 g
X 100 g = 15 g
100
6. Gliserin 10 10 g
X 100 g = 10 g
100
7. Sukrosa 13 13 g
X 100 g = 13 g
100
8. Na2 EDTA 0,2 0,2 g
X 100 g = 0,2 g
100
9. Parfum 0,5 0,5 g
X 100 g = 0,5 g
100
10. Aquadest ad 100g(5+8+20+22+15+10+13+0,2+0,5)g 16,3 g
100 % =100 g – 83,7 g
= 16,3 g

D. Prosedur kerja

1. Fase minyak (minyak kelapa, asam stearat) dilebur di atas penangas air hingga
suhu 70oC.

2. Tambahkan larutan NaOH, diaduk sampai terbentuk masa yang homogen dan
kalis.

3. Tambahkan gula dan Na2EDTA yang telah dilarutkan di dalam air.

4. Tambahkan gliserin aduk hingga homogen.

5. Tambahkan ekstrak yang telah dilarutkan dalam etanol diaduk sampai


terbentuk massa yang transparan dan homogen.

6. Tambahkan parfum pada suhu 50o-60oC aduk hingga homogen.

7. Tuangkan campuran ke dalam cetakan dan diamkan sampai mengeras


kemudian keluarkan dari cetakan.
E. Evaluasi

1. Tinggi dan stabilitas busa

2. Caranya: 10 g sabun dimasukan kedalam gelas ukur 100 ml, kocok dengan
membolak-balikan gelas ukur 10 kali, amati tinggi busa yang dihasilkan dan
5 menit kemudian amati kembali stabilitasnya

3. Keasaman sabun: ukur dengan pH indikator universal

4. Warna, bau, dan tekstur

5. Daya bersih

6. Sensasi setelah penggunaan

DAFTAR PUSTAKA

Rowe, P.C., Sheckey, P. Z., And Quinen, M.E. 2009. Handbook of pharmaceutical
excepent 6th edition. Hal. 470-472. London: pharmaceutical press.

Anonym. 2014. Farmakope Indonesia V. Dapertemen kesehatan : kementerian


kesehatan republic Indonesia.
F. Kemasan
TUGAS PRAKTIKUM KOSMETOLOGI

NAMA : CITRI AYU BLEYZENSKY

NIM : 11171020000092

KELAS :D

RANGKUMAN

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN


AKTIF EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga L.Swartz.) Hernani 1),
Tatit K. Bunasor 2), dan Fitriati 2) 1) Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian Jl. Tentara Pelajar No. 12 A Bogor
16114 2) Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Institut
Pertanian Bogor Kampus IPB Darmaga, Bogor

Lengkuas (Alpinia galanga L. Swartz) merupakan salah satu tanam-an dari


famili Zingiberaceae yang rim-pangnya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Secara
tradisional, lengkuas sering digunakan sebagai obat sakit perut, karminatif, anti
jamur, anti gatal, bengkak, anti allergi, dan anti hipoglikemik (Kubo et al. 1991;
Akhtar et al. 2002; Matsuda et al. 2003). Bahkan ekstrak lengkuas dapat diman-
faatkan untuk menghambat oksidasi lemak dan meningkatkan stabilitas mikrobia
pada daging giling (Cheah dan Gan 2000). Pada konsentrasi 0,05- 0,10% dapat
memperpanjang masa simpan daging giling sampai 7 hari.
Komponen kimia utama yang memberikan aroma pada lengkuas adalah
senyawa asetoksikhavikol ase-tat (ACA/galangal asetat) yang ber-sifat sebagai anti
allergi, anti oksidan, dan anti jamur (Jansenn dan Scheffer 1985). Galangal asetat
tidak stabil dalam bentuk larutan karena mudah mengalami reaksi hidrolisis, dan
se-nyawa ini tidak terdapat dalam minyak atsiri lengkuas. Senyawa antijamur
lainnya dari lengkuas dan sangat efek-tif untuk menghambat pertumbuhan jamur
Trichophyton mentagrophytes dan Candida albicans adalah (E)-8β,17 epoksilabd-
12-en-15, 16-dial, (E)-8- (17)-12-labadiene-15, 16 dial, dan galanolakton
(Haraguchi et al. 1996; Windono dan Sutarjadi 2002). Senya-wa-senyawa tersebut
termasuk dalam golongan diterpen. Biasanya terdapat korelasi yang sangat positif
antara struktur senyawa kimia dengan aktivitas biologi, dan pada gilirannya
terhadap efek terafitik yang diberikan (Aftab dan Sial 2004).

Sabun transparan merupakan salah satu jenis sabun yang memiliki


penampilan menarik karena penam-pakannya. Selain itu, sabun trans-paran bisa
menjadi alternatif sediaan obat dengan penampakan yang lebih menarik.
Penambahan ekstrak leng-kuas dalam formula sabun transparan difungsikan
sebagai penghantar obat pada bagian yang terkena penyakit. Penggunaan bahan
alami untuk mengobati penyakit telah banyak dila-kukan oleh masyarakat dunia
karena keamanannya (Alleyne et al. 2005). Penelitian ini bertujuan untuk menge-
tahui efektifitas daya anti jamur leng-kuas setelah diformulasikan dalam sabun
transparan, karakteristik, dan penerimaan konsumen terhadap sabun transparan
yang dihasilkan. Aplikasi ekstrak lengkuas dalam sabun trans-paran diharapkan
dapat meningkatkan nilai tambah dari lengkuas.

BAHAN DAN METODE


Bahan baku penelitian adalah rimpang lengkuas merah berumur 11 bulan
dari Cibinong, Bogor. Pelarut untuk ekstraksi lengkuas adalah etil asetat 60 .
Bahan pembuat sabun tertera pada Tabel 1. Peralatan yang digunakan dalam proses
pembuatan bubuk, ekstrak lengkuas, dan sabun adalah pisau, pengering tipe rak,
penggiling dengan ukuran 50 mesh, pengaduk, rotary evaporator, spray dryer,
timbangan analitik, waterbath, gelas piala, pengaduk gelas, gelas ukur, dan cetakan.
Alat untuk analisis kimia antara lain pH meter, penetrometer, buret, oven, vortex,
tanur, labu ukur, dan alat gelas lainnya.
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan, yaitu ana-lisis kualitas
bahan baku, ekstraksi, pembuatan formula sabun, aplikasi ekstrak terhadap sabun,
analisis kualitas, dan uji organoleptik. Pengolahan rimpang lengkuas dilakukan
dengan membersihkan kotoran yang melekat, dicuci, dan diiris setebal 7-8 mm.
Irisan lengkuas dikeringkan dalam alat pengering pada suhu 50 C dan selanjutnya
rimpang yang telah kering digiling dengan ukuran 50 mesh. Analisis kualitas
lengkuas sesuai dengan standar Materia Medika Indo-nesia (MMI), antara lain
penentuan kadar abu, kadar abu tak larut asam, kadar sari yang larut dalam air, dan
kadar sari yang larut dalam alkohol.
Pembuatan sabun

Formulasi untuk sabun trans-paran menggunakan modifikasi meto-de


Cognis (Anonymous 2003), sesuai dengan Tabel 1. Proses pembuatan sabun
diawali dengan mereaksikan asam stearat dengan fase asam lemak dengan NaOH.
Asam stearat dilelehkan dengan pemanasan (70ºC) sampai mencair. Setelah asam
stearat dan minyak homogen, kemudian ditambahkan larutan NaOH pada suhu 60-
70C. Pada saat penambahan NaOH ini, adonan akan menjadi keras dan lengket yang
menunjukan terben-tuknya stok sabun. Pengadukan terus dilakukan sampai
homogen kemudian dilakukan penambahan gliserin sehing-ga pengadukan lebih
mudah dilakukan. Penambahan sukrosa dilakukan secara bertahap sambil terus
dilakukan peng-adukan hingga sukrosa larut sem-purna. Setelah larutan menjadi
homo-gen, selanjutnya ditambahkan coco-DEA, NaCl, ekstrak lengkuas, dan air.
Selanjutnya sabun dituangkan dalam cetakan dan didiamkan selama 24 jam pada
suhu ruang. Satu adonan akan menjadi 6-7 unit sabun trans-paran masing-masing
seberat 14-15,5 g.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik bahan baku

Karakteristik lengkuas kering yang digunakan dalam percobaan (Tabel 2)


telah memenuhi standar MMI kecuali untuk persyaratan kadar abu. Kadar abu yang
cukup tinggi, kemungkinan disebabkan proses pen-cucian rimpang lengkuas kurang
sempurna karena bentuk rimpang yang tidak seragam, sehingga kotoran seperti
tanah ikut teranalisis. Nilai kadar abu tidak larut asam yang rendah pada bahan baku
lengkuas menunjukkan bahwa hanya sedikit jumlah mineral yang tidak larut dalam
asam. Pada umumnya abu yang tidak larut asam terdiri dari silika dan pasir.

Efektifitas sabun transparan anti jamur terhadap jamur uji

Sabun transparan yang me-ngandung ekstrak lengkuas mampu menghambat


pertumbuhan jamur uji, yaitu M. canis dan T. mentagrophytes. Kedua jamur ini
mudah mengin-feksi kulit karena adanya kontak dengan sesama, terutama dengan
hewan piaraan seperti anjing, kucing, dan burung (Trakranrungsie et al. 2008;
Adenkule dan Okali 2004). Diameter hambat sabun trans-paran yang mengandung
ekstrak lengkuas 1% terhadap T. mentagro-phytes pada tingkat pengenceran 1.000;
3.000; dan 5.000 ppm secara berurutan adalah 5; 7; dan 9 mm. Nilai diameter
hambat terhadap M. canis pada setiap tingkat peng-enceran secara berurutan adalah
5; 7; dan 10,67 mm. Daya hambat yang tinggi menunjukkan bahwa senyawa-
senyawa yang ada dalam ekstrak sangat efektif untuk mengendalikan jamur tersebut
(Hernani et al. 2007). Diameter hambat minimum yang menunjukan adanya
aktivitas mikroba adalah 6 mm (Nostro et al. 2000).

KESIMPULAN

Karakteristik sabun transparan hasil formulasi dengan penambahan ekstrak


lengkuas pada konsentrasi 1; 2; dan 3% memiliki kisaran kadar air 17; 44-17,46%,
jumlah asam lemak 35,72-44,80%, fraksi yang tidak ter-sabunkan 1,80-3,61%,
bagian tidak larut dalam alkohol 1,18-2,88%, alkali bebas 10,09-10,68%, pH 10,09-
10,63, stabilitas busa 62,08-64,38%, stabilitas emulsi 87,61-88,11%, dan kekerasan
2,85-2,91 mm/detik. Sabun dengan penambahan ekstrak lengkuas 1; 2; dan 3%
mampu menghambat pertum-buhan jamur M. canis dan T. mentagrophytes. Daya
hambat terha-dap M. canis lebih tinggi dibandingkan daya hambat terhadap M.
mentagrop-hytes. Hasil uji organoleptik menunjuk-kan perbedaan yang nyata
terhadap warna dan busa yang dihasilkan dari konsentrasi 1; 2; dan 3% ekstrak
lengkuas, sedangkan terhadap kesan kesat tidak berbeda nyata. Kesukaan panelis
terhadap warna semakin menurun dengan peningkatan konsen-trasi ekstrak yang
ditambahkan.

Anda mungkin juga menyukai