Aktualisasi Fenti Lolita

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA

PENGGUANAAN MEDIA DIGITAL UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN


POLI GIZI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TAMBAH SUBUR
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR UNTUK PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) HIPERTENSI

Oleh :
FENTI LOLITA BAHRI
19961024 201903 2 004

UPTD PUSKESMAS TAMBAH SUBUR KECAMATAN WAY BUNGUR

PESERTA PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI


SIPIL GOLONGAN II ANGKATAN XXXIV

BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT


KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN

SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2019

JUDUL : Pengguanaan Media Digital Untuk Meningkatkan Kunjungan Poli Gizi


Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tambah Subur Kabupaten
Lampung Timur Untuk Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)
Hipertensi
NAMA : Fenti Lolita Bahri, A.Md.G
NIP : 19961024 201903 2 004
UNITKERJA : UPTD Puskesmas Tambah Subur
INSTANSI : Pemerintah Provinsi Lampung

Telah disetujui berdasarkan Seminar RancanganAktualisasi


Pada hari Selasa, tanggal 11 Oktober 2019

Disetujui Oleh:

Mentor, Coach,

Supratman, S.KM DEWI INDIRA, S.Si.,MT


NIP. 19680722 199003 1 001 NIP. 19720205 1998032006
LEMBAR PENGESAHAN
SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2019

JUDUL : Pengguanaan Media Digital Untuk Meningkatkan Kunjungan Poli Gizi


Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tambah Subur Kabupaten
Lampung Timur Untuk Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)
Hipertensi
NAMA : Fenti Lolita Bahri, A.Md.G
NIP : 19961024 201903 2 004
UNITKERJA : UPTD Puskesmas Tambah Subur
INSTANSI : Pemerintah Provinsi Lampung

Telah disahkan berdasarkan Seminar RancanganAktualisasi


Pada hari Selasa, tanggal 11 Oktober 2019

Disetujui Oleh:

Mengetahui :
Penguji,

Dra. Sri Iriyanti


KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan
Aktualisasi dengan judul “Pengguanaan Media Digital Untuk Meningkatkan Kunjungan Poli
Gizi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tambah Subur Kabupaten Lampung Timur Untuk
Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Hipertensi”. Semoga dengan pembuatan
laporan ini penulis dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi di tempat tugas dan lingkungan masyarakat.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini.

1. Bupati Kabupaten Lampung Timur


2. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ( BPSDM ) Provinsi Lampung;
3. Ibu Dewi Indira,S.Si.,M.T selaku Pembimbing dalam pembuatan Rancangan
Aktualisasi
4. Bapak Supratman, S.KM selaku Mentor dalam pembuatan Rancangan Aktualisasi
5. Dra. Sri Iriyanti selaku Penguji dalam pembuatan Rancangan Aktualisasi
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi ini jauh dari sempurna, olehkarena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap
semoga laporan ini dapat bermanfat bagi penulis dan pembaca semua.

Bandar Lampung, Oktober 2019

Penulis,

Fenti Lolita Bahri, A.Md.G


NIP. 19961024 201903 2 004
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………..……………………….. i


LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………..…... ii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………..…… iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..…… iv
DAFTAR ISI ……………………..…………………………………………..…… vi

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang …………………………………………………………..……
2. Tujuan……..….…………...…………………………………….……..…...…
3. Manfaat…………………... ……….…………………………………..…...…
4. Deskripsi Organisasi …………………………………………………..…...…
5. Deskripsi Isu …………………………………………………………..…...…
6. Identifikasi dan Penetapan Isu ………………………………………..…....…
7. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih …………………………..…....…

BAB II PROSES PEMAHAMAN NILAI-NILAI ASN


1. Alasan Menetapkan Core Isu …………………………...………..……..…….
A. Deskripsi Isu ………………………………………………………………
B. Prioritas Isu ………………………………………………………………..
C. Penetapan Inisiatif Pemecahan Isu ………………………………………...
D. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara …………………………………..
E. List Kegiatan .…………………...…………………………………………
F. Jadwal Kegiatan ……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kesatuan yang terdiri dari ribuan pulau dengan berbagai suku
bangsa yang bernaung dalam bentuk Negara kesatuan Republik Indonesia. Dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bahwa
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang
pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil. Untuk dapat mengelola sumber daya alam
yang melimpah diharapkan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia mempunyai suatu sistem
birokrasi dengan SDM nya yang berkualitas, yaitu PNS Profesional yang saat ini dikenal
dengan istilah ASN (Aparatur Sipil Negara).
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pembinaan terhadap ASN sangat diperlukan dalam rangka menciptakan ASN yang
mempunyai SDM yang berkualitas.
Pendidikan dan pelatihan dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas dan dan profesionalisme PNS. Peraturan lembaga administrasi negara republik
indonesia nomor 12 tahun 2018 tentang pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil yang
profesional seperti tersebut di atas adalah bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 34 ayat
(7) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
perlu menetapkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil.
Selain itu pendidikan dan pelatihan prajabatan merupakan pembekalan komprehensif
agar CPNS mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan
tugas sebagai Aparatur Sipil Negara, sesuai dengan peraturan kepala LAN –RI nomer 38
tahun 2014 tentang pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan CPNS
golongan II, yang menggunakan pola baru, peserta diklat mengikuti proses pembelajaran
yang mencakup nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika public, Komitmen mutu, Anti korupsi). Latihan dasar ini dilaksanakan dalam rangka
membentuk nilai-nilai dasar profesi ASN yang nantinya akan diaktualisasikan di tempat
tugas, sehingga nilai-nilai dasar profesi ASN tersebut terpatri kuat dalam diri ASN.
Pada masa sekarang masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek, termasuk
terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sejalan dengan peningkatan
pengetahuan dan tekhnologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan
kesehatan semakin meningkat, baik pelayanan yang bersifat preventif, promotif, maupun
kuratif. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan masyarakat terhadap kesehatan telah semakin
meningkat, terlihat dari kunjungan pasien ke UPTD Puskesmas Tambah Subur. Maka dari
itu perlu inovasi pelayanan kesehatan yang tepat, cepat, dan akurat dengan berdasarkan nilai-
nilai ANEKA perlu dilaksanakan dengan baik.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
primer, yang melayani pasien dengan berbagai masalah kesehatan termasuk masalah gizi.
Tingginya masalah gizi dan penyakit yang terkait dengan gizi di masyarakat memerlukan
penanganan paripurna. Oleh sebab itu dikembangkan suatu upaya pelayanan gizi yang
dimaksudkan yaitu klinik gizi.
Klinik gizi atau konseling adalah proses yang didukung karakteristik
hubungan kolaboratif konselor dan klien untuk memastikan makanan, gizi, dan
aktivitas fisik sebagai prioritas, tujuan dan rencana yang bersifat individu dan mendorong
tanggung jawab pasien untuk menolong dirinya sendiri dalam kondisi penyakitnya serta
promosi kesehatan (Tim Penyusun Standar Kompetensi Nutrisionis, 2018). Namun
kenyataannya masyarakat masih belum banyak mengetahui dan memanfaatkan sarana klinik
gizi tersebut. Oleh karena itu penulis membuat rancangan aktualisasi dengan inovasi
menggunakan media digital untuk meningkatkan kunjungan poli gizi untuk pengendalian
penyakit tidak menular (PTM) hipertensi.
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta Diklat Prajabatan Golongan II diharapkan mampu mengaktualisasikan
nilai-nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab di unit tempat bertugas, yaitu UPTD Puskesmas Tambah
Subur.
2. Tujuan Khusus
Peserta Diklat Prajabatan Golongan II diharapkan mampu mengaktualisasikan
dengan kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar, yaitu:
a. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya.
b. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan.
c. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas
jabatan.
d. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatan.
e. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan
korupsi di lingkungan instansi.
3. Manfaat
1. Peserta
a. Mampu menerangkan nilai-nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggung
jawab dan integritas terhadap tugas dan jabatan.
b. Mampu menerapkan nilai-nilai nasionalisme sehingga dapat bekerja atas dasar
semangat nilai-nilai Pancasila
c. Mampu menjunjung tinggi etika publik dalam pelaksanaan tugas dalam
kehidupan sehari-hari
d. Mampu menerapkan nilai-nilai komitmen mutu sehingga mewujudkan
pelayanan yang prima di lingkungan kerja
e. Mampu menerapkan nilai-nilai anti korupsi didalam pelaksanaan tugas di
kehidupan sehari-hari
2. Organisasi
Terwujudnya lingkungan kerja yang harmonis yang didasari nilai-nilai ANEKA
(akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi)
sehingga dapat mewujudkan visi UPTD puskesmas Tambah Subur yaitu
mewujudkan masyarakat Kecamatan Way Bungur menjadi sehat, mandiri dan
berkeadilan.
4. Diskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi UPTD Puskesmas Tambah Subur
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 74 Tahun 2014
menyatakan bahwa Puskesmas adalah fasilitas kesehatan masyarakat yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
menapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Salah satu Puskesmas yang terdapat di Wilayah Kabupaten Lampung Timur
adalah Puskesmas Tambah Subur. Luas wilayah kerja Puskesmas Tambah Subur
seluas 51 km² yang terdiri dari delapan desa dengan batas wilayah :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sukadana
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Seputih Banyak
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Purbolinggo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Raman Utara.
Wilayah Puskesmas Tambah Subur terletak pada 04º 54, 27.1 Lintang
Selatan dan 105.31.51.8 Bujur Timur dengan ketinggian 52 meter dari permukaan
laut. Puskesmas Tambah Subur merupakan Puskesmas yang terdapat di Kecamatan
Way Bungur yang terdiri dari Desa Tambah Subur, Tanjung Qencono, Taman
Negeri, Tanjung Tirto, Toto, Toto Mulyo, Tegal Ombo dan Kali Pasir.
Berdasarkan topografinya wilayah kerja Puskesmas Tambah Subur hanya dapat
dibagi dalam 1 (satu) ruang yaitu daerah topografi dataran alluvial, merupakan
daerah yang cukup luas yang di apit oleh dua sungai, sebelah timur adalah sungai
Tulung Braja (Way Kambas), dan sebelah barat adalah sungai Batang Hari.
Wilayah Puskesmas Tambah Subur umumnya terletak pada dataran rendah
yang berupa persawahan, ladang, pekarangan, dan sebagian kecil terdapat rawa-
rawa. Sebagian besar merupakan daratan yang rata rata dapat ditempuh dengan
kendaraan roda empat dan roda dua, karena sebagian besar jalan utama desa sudah
mengalami pengerasan. Tetapi ada satu desa yaitu desa Kali Pasir yang
transportasinya sulit karena ke desa tersebut harus melewati sungai yang harus
ditempuh dengan perahu tambang, sehingga sulit dijangkau apalagi di musim
penghujan.
Wilayah Puskesmas Tambah Subur terlintasi jalan raya Lintas Timur, yaitu
melintas di desa Tegal Ombo, Taman Negeri dan Tambah Subur. Keadaan ini
selain membawa keuntungan secara ekonomi bagi penduduk di wilayah Puskesmas
Tambah Subur, juga mempunyai dampak meningkatnya angka kecelakaan lalu-
lintas yang terjadi di sepanjang lintasan jalan raya Lintas Timur.
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tambah Subur

Sumber: Monografi Kecamatan Way Bungur Tahun 2018


2. Struktur Organisasi
Gambar 2. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Tambah Subur Tahun 2019
KA.UPTD
SUPRATMAN,SKM

PJ PENATAUSAHAAN PKM
TIM MUTU PUSKESMAS SETIO BUDIU, A.Md.Kep
DANKESELAMATAN
PASIEN UMUM & KEPEGAWAIAN
ULUL ALBAB, SKM. SETIO BUDIU, A.Md.Kep

KEUANGAN
NANI ADITIO, A.Md,KG

PERENCANAAN &
EVALUASI PELAPORAN
LIA ASTUTI, Amd.Keb.

JABATAN FUNGSIONAL

PJ. UKM PJ UKM PENGEMBANGAN PENANGGUNG JAWAB PJ JARINGAN PELAYANAN


SUDARMI, A.Md.Keb ISNAWATI,A.Md.Kep. UKP KEFARMASIAN DAN PUSKESMAS DESA & JARINGAN
LAB PELAYANAN
Drg. YUNI WAIJAYANTI ENDANG EKA A.Md.Keb
LAYANAN PROMKES PELAYANAN KES JIWA
DEBY YULIASARI, STIO BUDI, A.Md.Kep PELAYANAN PUSKESMAS PEMBANTU
SKM PEMERIKSAAN UMUM IDA AYU ASTUTI
dr. EKA KUSUMA DEWI
PELAYANAN PELAYANAN KES GIGI
KESLING MASYARAKAT
RISKI MULYA, RIYAN ADITAMA.Amd.KG PELAYANAN PUSKESMAS KELILING
A.Md.KL KESEHATAN GIGI DAN ANDI PRIAWAN, A.Md.Kep.
LAYANAN KIA KB MULUT
NUR DUWI, A.Md.Keb drg. YUNI WIJAYANTI
PELAYANAN KES
TRADISIONAL BIDAN DESA
KOMPLEMENTER PELAYANAN KIA KAB SUDARMI, A.Md.Keb
LAYANAN GIZI YG DEBY YULIASARI, SKM YG BERSIFAT UKP
BERSIFAT UKM ENDANG EKA T.A.Md.
FENTI LOLITA BAHRI
A.Md.G JEJARING FASILITAS
PELAYANAN KES PELAYANAN GAWAT PELAYANAN KESEHATAN
OLAHRAGA DARURAT SRIATUN.A.Md.Kep
PELAYANAN ULUL ALBAB, SKM dr. KADEK AYU DIANA
PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN
PENYAKIT PELAYANAN KES INDRA LAYANAN GIZI YG
SATRIO MUJI ASRI, A.Md.Kep BERSIFAT UKP
FENTI LOLITA
BAHRI,A.Md.G.
PELAYANAN KES LANSIA
ISTIANA, A.Md.Keb PELAYANAN
PERSALINAN
NUR DUWI, A.Md.Keb
PELAYANAN KES KERJA
ULUL ALBAB, SKM. LAYANAN
KEFARMASIAN
DIAN NOVITA, A.Md.F
PELAYANAN KES LAINYA
PONIRAH, A.Md.Kep. PELAYANAN
LABORATORIUM
WURI KANAWASARI
3. Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai
Untuk melaksanakan tujuan di atas, Puskesmas Tambah Subur menetapkan visi,
Misi, Tujuan dan Tata Nilai sebagai berikut:
a. Visi
Mewujudkan masyarakat Kecamatan Way Bungur sehat, mandiri dan
berkeadilan
b. Misi
1. Menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya;
2. Mendorong kemandirian hidup bagi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat;
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses terjangkau oleh
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status
sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan;
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan
tidak berdampak buruk bagi lingkungan;
5. Mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP
lintas program dan lintas sector serta melaksanakan Sistem Rujukan yang di
dukung dengan manajemen Puskesmas
c. Tujuan
1. Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional;
2. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang;
3. Terwunudnya derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
d. Nilai Organisasi
Puskesmas Tambah Subur sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat,
membina peran serta masyarakat dalam rangka untuk hidup sehat serta
memberikan pelayanan masyarakat secara meyeluruh di wilayah kerjanya
mempunyai Nilai-Nilai Organisasi pada Puskesmas Tambah Subur yaitu :
“ P R O M K E S”
P: Profesional
Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan;
R: Ramah
Memiliki sikap dan komunikasi yang baik kepada seluruh masyarakat dan rekam
sekerja;
O: Objektif
Memberi penjelasan terhadap pasien dan keluarga tentang kondisi yang
sebenarnya;
M: Mutu
Memberi pelayanan yang bermutu dan peduli terhadap keselamatan pasien
masyarakat:
K: Keluarga
Meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan
dengan mendatangi keluarga;
E: Edukasi
Memberikan pendidikan kesehatan terhadap msyarakat;
S: Sikap (attitude)
Penyelenggara pelayanan kesehatan harus memiliki Etik dan Moral yang tinggi:
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
1. Alasan Mentepkan Core Isu
A. Deskripsi Isu
Isu adalah suatu phenomena/kejadian yang diartikan sebagai masalah. Permasalahan/isu
muncul sebagai akibat dari ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, yang
bersumber dari pelayanan publik, whole of government dan manajemen ASN. Terdapat
beberapa permasalahan/isu yang ada wilayah kerja UPTD Puskesmas Tambah Subur yang
diambil berdasarkan kriteria isu, yaitu aktual, kekhalayakan, problematik, dan kelayakan.
Aktual yaitu isu yang timbul benar-benar terjadi/ sesungguhnya ada, kekhalayakan yaitu
permasalahan yang timbul menyangkut hajat orang banyak, problematik yaitu isu dengan
permasalahan yang kompleks sehingga perlu segera dicarikan solusi, dan kelayakan yaitu isu
yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya. Dalam rancangan ini penulis mengangkat beberapa isu antara lain:
1. Rendahnya angka kunjungan poli gizi untuk pengendalian penyakit tidak menular
(PTM) hipertensi
2. Rendahnya konsumsi tablet tambah darah (TTD) remaja putri di sekolah menengah
atas (SMA) wilayah kerja puskesmas tambah subur
3. Rendahnya peningkatan pengetahua makanan jajanan anak sekolah dasar (SD)
sesuai dengan pesan gizi seimbang
4. Ruang laktasi di puskesmas tambah subur yang belum dimanfaatkan secara optimal
Proses penetapan isu dilakukan dengan menganalisis isu-isu yang ada
menggunakan alat bantu penetapan isu berdasarkan criteria APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan).
Tabel 1. Pemilihan Isu dengan Metode APKL
Kriteria Isu
NO Isu Keterangan
A P K L
1 Rendahnya angka kunjungan
poli gizi untuk pengendalian
5 5 4 5 19
penyakit tidak menular (PTM)
hipertensi
2 Rendahnya konsumsi tablet
4 4 4 4 16
tambah darah (TTD) remaja
putri di sekolah menengah atas
(SMA) wilayah kerja
puskesmas tambah subur
3 Rendahnya peningkatan
pengetahuan makanan jajanan
4 3 4 3 14
anak sekolah dasar (SD) sesuai
dengan pesan gizi seimbang
4 Ruang laktasi di puskesmas
tambah subur yang belum 3 3 3 3 12
dimanfaatkan secara optimal
Keterangan :
A : Aktual
P : Problematik
K : Kekhalayakan
L : Kelayakan
B. Perioritas Isu
Penentuan prioritas isu menggunakan Matrix USG terdapat tiga faktor yang perlu
dipertimbangkan. Ketiga factor tersebut adalah urgency, seriousness, dan growth.
1. Urgency
Memandang seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang membuktikan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu
masalah lain yang berdiri sendiri
3. Growth
Seberapa besar kemungkinan-kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk apabila di
biarkan
Penilaian terhadap matrix USG menggunakan skor dengan skala tertentu. Misalnya
menggunakan skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat urgensi, serius, atau pertumbuhan
masalah tersebut, maka semakin tinggi skor untuk masing-masing unsur tersebut. Berikut
adalah analisa isu berdasarkan matrix USG dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 2. Penilaian Prioritas Isu dengan Metode USG
Kriteria Isu
No. Identifikasi Isu Total RK
U S G
1 Rendahnya angka kunjungan poli gizi 4 5 5 14 I
untuk pengendalian penyakit tidak
menular (PTM) hipertensi
2 Rendahnya konsumsi tablet tambah darah 4 4 4 12 II
(TTD) remaja putri di sekolah menengah
atas (SMA) wilayah kerja puskesmas
tambah subur
3 Rendahnya peningkatan pengetahua 4 3 4 11 III
makanan jajanan anak sekolah dasar (SD)
sesuai dengan pesan gizi seimbang

Keterangan Urgency : Keterangan Serious : Keterangan Growth:


5 Sangat Mendesak 5: Sangat Berpengaruh 5: Sangat Bedampak
4: Mendesak 4: Berpengaruh 4: Bedampak
3: Cukup Mendesak 3: Cukup Berpengaruh 3: Cukup Berdampak
2: Tidak Mendesak 2: Tidak Berpengaruh 2: Tidak Berdampak
1: Sangat Tidak Mendesak 1: Sangat Tidak Berpengaruh 1: Sangat Tidak Berdampak

Dari identifikasi isu dengan menggunakan analisa Urgency Seriousness Growth (USG)
diperoleh isu prioritas (Core issue) adalah Rendahnya angka kunjungan poli gizi untuk
pengendalian penyakit tidak menular (PTM) hipertensi.

C. Penetapan Inisiatif Pemecahan Isu Prioritas


Berdasarkan identifikasi isu diatas, maka isu yang ditetapkan adalah rendahnya angka
kunjungan poli gizi untuk pengendalian penyakit tidak menular (PTM) hipertensi. Hal ini
didasari pada analisis kriteria isu sebagai berikut:
a. Urgency atau urgensi
Dengan mengetahui tingginya angka kunjungan bulanan pasien hipertensi di
Puskesmas Tambah Subur, maka perencanan peningkatan angka kunjungan poli gizi
untuk pengendalian penyakit tidak menular (PTM) hipertensi penting dilakukan
dikarenakan pasien hipertensi perlu tau bagaimana mengatur pola makan sesuai
dengan penyakitnya.
b. Seriousness
Kurangnya pemahaman pasien tentang diet hipertensi dimana diet memilki
pengaruh yang cukup penting dalam pengendalian penyakit tidak menular (PTM)
hipertensi. Pengaturan diet yang tepat dapat mengontrol tekanan darah dan dapat
mengurangi resiko terkena komplikasi penyakit.
c. Growth
Pengaturan pola makan secara tepat dapat meningkatkan derajat kesehatan
pasien penyakit tidak menular (PTM) hipertensi.

D. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara


Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memiliki pemahaman (internalisasi) dan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN. Nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap ASN
adalah Akuntabilitas ASN, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,dan Anti korupsi
yang diakronimkan menjadi ANEKA. Setiap ASN yang profesional harus memiliki integritas
untuk menginternalisasi dan mengaktualisasi nilai-nilai ANEKA dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya sehari-hari. Berdasarakan dari kelima nilai dasar ANEKA tersebut, yang
harus ditanamkan kepada setiap pegawai ASN, maka perlu dijelaskan indikator-indikator dari
ANEKA, sebagai landasan teori :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas mengacu pada harapan implisist atau eksplisit bahwa keputusan atau
tindakan seorang akan di evaluasi oleh pihak lain dan hasil evaluasinya dapat
berupa reward atau punishment. Akuntabilitas yang dlakukan oleh PNS tersebut
mengalami permasalahan dalam transpransi dan akses informasi, penyalahgunaan
wewenang, penggunaan sumberdaya milik negara dan konflikkepentingan, tidak
terlibat dalam politik praktis, melayani warga secara adil dan konsisten dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. (Lembaga Administrasi Negara, 2015).
PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang tepat ketika
terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani
masyarakat secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Terdapat beberapa aspek akuntabilitas, yaitu
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah
yang bertanggung jawab, adil dan inovativ
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuen
Akuntabilitas adalah kewajiban menunjukan tanggung jawab dan
menghasilkan konsekuensi
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Tujuan utama akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam
memberikan layanan
2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bukan sekedar
wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. ASN yang
memiliki nasionalisme yang kuat memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara, serta mampu menerapkan nilai-nilai
Pancasila dan semangat nasionalisme serta wawasan kebangsaan dalam setiap
pelaksanaan fungsi dan tugasnya sesuai bidangnya masing-masing (Lembaga
Administrasi Negara, 2015).
Nilai-nilai yang terkandung dalam nasionalisme pancasila diantaranya adil dan
tidak diskriminasi, profesional dan berintegritas, menjunjung tinggi keadilan,
disiplin. Untuk mewujudkan ASN dengan semangat nasionalisme tinggi, beberapa
indikator yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan adalah sebagai berikut :
a. Memiliki pemahaman tentang keragaman bangsa dilihat aspek sejarah,
budaya, dan tingkat kemajuan social ekonomi dan implikasinya terhadap
manajemen kebijakan dan pelayanan publik.
b. Mengenali nilai-nilai perjuangan kemerdekaan, keteladanan dari para pendiri
bangsa, dan menjadikannya sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
c. Menjaga dan mengimplementasikan nilai-nilai gotong royong dan
kebersamaan sebagai modal sosial dan cultural penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah prilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan didalam pelayanan
publik (Haryatmoko, 2001).
Sementara itu, nilai-nilai dasar etika publik yaitu,
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan (costumer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan
melampaui harapan. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mencapai hasil kerja. Mutu juga dapat digunakan sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain
sebagai pesaing.
Dalam meningkatkan mutu terdapat 4 komponen yang harus dipenuhi, yaitu,
efektifitas, efisiensi, kreatifitas dan inovasi.
a. Efektifitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan
yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang dikerjakannya.
Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performance untuk mencapai
target sesuai rencana baik dari aspek mutu, kuantitas, ketepatan waktu, dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan (customers)
b. Efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk
mencapai tujuan organisasional. Efisiensi dapat diukur dari ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan
alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur
(penghematan biaya, waktu, tenaga dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan)
c. Berpikir kreatif adalah suatu cara berpikir dimana seseorang mencoba
menemukan hubungan-hubungan baru untuk memperoleh jawaban baru
terhadap suatu masalah. Kreativitas pada umumnya berkaitan dengan
kemampuan dan keuletan untuk berupaya menemukan ide-ide ataupun hal-hal
baru. Tuntutan globalisasi yang tengah melanda dunia di berbagai sektor
pelayanan publik menjadikan masyarakat semakin kritis untuk mendapatkan
pelayanan terbaik dari pemerintah. Oleh karena itu setiap pelayanan harus
diupayakan selalu dapat dicari pemecahan permasalahan yang ada untuk dapat
dicarikan solusi yang dapat segera dikerjakan secara kreatif.
d. Inovasi adalah kegiatan yang meliputi seluruh proses menciptakan dan
menawarkan jasa atau barang baik yang sifatnya baru, lebih baik atau lebih
murah dibandingkan dengan yang tersedia sebelumnya. Sebuah inovasi dapat
berupa produk atau jasa yang baru, teknologi proses produksi yang baru,
system struktur dan administrasi baru atau rencana baru bagi anggota
administrasi (Richard L. Daft, 2010).
Nilai-nilai dasar dalam menjalankan komitmen mutu yaitu,
a. Adanya komitmen bagi kepuasan masyarakat
b. Pemberian layanan yang cepat, tepat dan senyum
c. Pemberian layanan yang dapat memberikan perlindungan kepada publik
d. Pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah
e. Upaya perbaikan secara berkelanjutan
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa
karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang lebih luas yang tidak
hanya berdampak buruk dalam kurun waktu yang pendek, namun juga secara
jangka panjang (Lembaga Administrasi Negara, 2015).
Adapun nilai-nilai anti korupsi yang diidentifikasi oleh KPK yaitu jujur, peduli,
mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras sederhana, berani dan adil. Agar
prilaku anti korupsi dapat diwujudkan, maka terdapat beberapa indikator
keberhasilan, yaitu :
a. Mampu mengidentifikasi sikap dan perilaku yang mengarah dan atau termasuk
prilaku korupsi.
b. Mampu menjelaskan cara-cara menghindari prilaku korupsi.
c. Mampu menjelaskan risiko dari tindakan korupsi bagi dirinya, keluarga, dan
masyarakat secara keseluruhan.
Terdapat 3 niai dasar lainnya selain nilai ANEKA yaitu Manajemen ASN, Whole
of Government dan Pelayanan Publik.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut: a) Pelaksana kebijakan public; b) Pelayan public; dan c) Perekat dan
pemersatu bangsa
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
b. Whole of Government
Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai aparatur penyelenggara negara sudah
seharusnya menjadi motor penggerak persatuan dan kesatuan serta menjadi
contoh bagi warga bangsa dalam mencapainya, bukan sebaliknya menjadi
contoh buruk dalam mendorong disintegrasi bangsa dan fragmentasi sektor.
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan.
c. Pelayan Publik
Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi,
Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga
Negara, Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-
hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang, Pelayanan
publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi sebagai proteksi
bagi warga negara
Budaya birokrasi yang melayani masyarakat dapat dioperasionalisasikan
dengan cara: memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa saja yang secara
etis boleh dan tidak boleh dilakukan, menjadikan prinsip melayani sebagai
suatu kebanggaan, memiliki code of conduct atau SOP yang jelas dalam
memberikan pelayanan, memiliki etika profesionalisme sebagai seorang
birokrat.
Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain: Responsif terhadap
pelanggan/memahami pelanggan, Membangun visi dan misi pelayanan,
Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, Pemberian
pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan
pelayanan yang baik, Memberikan apresiasi kepada pegawai. Tujuh Sikap
pelayanan, antara lain: Passionate, Progressive, Proactive, Promt, Patience,
Proporsional, Puctional.
d. Media Digital
Media digital adalah media yang kontennya berbentuk gabungan data, teks,
suara, dan berbagai jenis gambar yang disimpan dalam format digital dan
disebarluaskan melalui jaringan berbasis kabel optic broadband, satelit dan
sistem gelombang mikro (Flew, 2008:2-3). Video adalah gambar-gambar
dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup.
Media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan- tujuan hiburan,
dokumentasi, dan pendidikan. Video dapat menyajikan informasi,
memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi
sikap. Penggunaan media digital diharapkan dapat meningkatkan Kunjungan
Poli Gizi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tambah Subur Kabupaten
Lampung Timur Untuk Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)
Hipertensi
e. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka
waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal
ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke)
bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.
Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan
jumlahnya terus meningkat.Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis
kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor reslko yang tidak dapat
diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak
jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman
beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan estrogen. Di
Indonesia terdapat pergeseran pola makan, yang mengarah pada makanan
cepatsaji dan makanan yang diawetkan yang kita ketahui mengandung garam
tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat. Dengan mengetahui gejala dan faktor
risiko terjadinya hipertensi diharapkan penderita dapat melakukan
pencegahandan penatalaksanaan salah satunya dengan modifikasi diet/gaya
hidup. Memberikan pelayanan asuhan gizi pada pasien hipertensi merupakan
salah satu pencegahan dan pelaksanaan dalam pengendalian penyakit tidak
menular (PTM) hipertensi. Pengaturan diet yang tepat dapat mengontrol
tekanan darah dan dapat mengurangi resiko terkena komplikasi penyakit.
E. List Kegiatan

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Tambah Subur


Identifikasi Isu : 1. Rendahnya angka kunjungan poli gizi untuk pengendalian penyakit tidak menular (PTM) hipertensi
2. Rendahnya konsumsi tablet tambah darah (TTD) remaja putri di sekolah menengah atas (SMA) wilayah
kerja puskesmas tambah subur
3. Rendahnya peningkatan pengetahua makanan jajanan anak sekolah dasar (SD) sesuai dengan pesan gizi
seimbang
Isu yang diangkat : Rendahnya angka kunjungan poli gizi untuk pengendalian penyakit tidak menular (PTM) hipertensi
Gagasan Pemecahan Isu : Pengguanaan Media Digital Untuk Meningkatkan Kunjungan Poli Gizi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tambah Subur Kabupaten Lampung Timur Untuk Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Hipertensi

Tabel 3. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Nilai-nilai Dasar Kontribusi Penguatan Nilai
Terhadap Visi-Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Membuat media a) Meminta Output Akuntabilitas : Dengan adanya Dengan
digital (video), persetujuan kegiatan: Membuat media digital vidio, masyarakat membuat media
kuesioner kepatuhan mentor mengenai a) Vidio (video), kuesioner kepatuhan akan termotivasi digital (video)
diet pasien, Leflet design video dan b) Leaflet diet pasien, leflet video untuk patuh maka akan
leaflet c) Kuesioner dengan penuh kejelasan dan melakukan menguatkan
b) Pembuatan vidio kepatuhan bertanggung jawab demi konsultasi gizi nilai-nilai
c) Pembuatan diet pasien mendapatkan hasil yang berkala sehingga meliputi
kuesioner maksimal dapat mewujudkan R = Ramah
d) Pembuatan Leaflet Nasionalisme : visi Puskesmas M = Mutu
Membuat video, kuesioner tambah subur yaitu K = Keluarga
kepatuhan diet pasien dan “Mewujudkan E = Edukasi
leflet dengan cermat, disiplin, Masyarakat
tanpa unsur yang Kecamatan Way
mengandung SARA(Suku, Bungur Sehat,
Adat, Ras dan Agama) Mandiri dan
Berkeadilan “
Etika Publik :
Melakukan pembuatan media
digital (video) dan kuesioner
kepatuhan diet pasien sesuai
dengan memberikan
pelayanan publik yang baik

Komitmen Mutu:
Membuat mendesain video,
leaflet, dan kuesioner
kepatuhan diet dengan sumber
daya yang minimal namun
mencapai hasil yang
maksimal
Berinovasi dalam mendesain
video, leaflet, dan kuesioner
kepatuhan diet sehingga
efektif untuk dipahami.

Anti Korupsi
Membuat video, leaflet,
informed concent dan
kuesioner kepatuhan diet
dengan sederhana dan penuh
rasa peduli
2 Mengarahkan pasien a) Merekap jumlah Output Akuntabilitas : Mengarahkan Sangat sesuai
untuk datang ke poli kunjungan sebelum kegiatan : Merekap jumlah kunjungan pasien untuk datang dengan nilai
gizi dilakukan inovasi a) Surat secara transparasi. Pembuatan kepoli gizi sesuai dasar
b) Berkoordinasi kesepakatan kesepakatan bersama dengan dengan visi Puskesmas yaitu
dengan dokter besama lintas program untuk merujuk puskesmas yaitu membuat
c) Pembuatan b) Lembar pasien hipertensi penuh rasa dalam perencanaan
kesepakatan rujukan tanggung jawab. mewujudkan secara
bersama dengan c) Dokumentasi masyarakat Profesional
lintas poli untuk foto kegiatan Nasionalisme : menjadi sehat, dalam rangka
merujuk pasien Disiplin dalam berkoordinasi mandiri dan meningkatkan
hipertensi dengan dokter. berkeadilan. mutu pelayanan
Puskesmas.
Etika Publik : Selain itu sejalan
Melakukan komunikasi dan dengan misinya Nilai-nilai
kerjasa dokter untuk merujuk yaitu organisasi
pasien. Menyelenggarakan puskesmas
Pelayanan meliputi
Komitmen Mutu : Kesehatan yang P =
Membuat kesepakatan dapat diakses profesionalisme
bersama agar kegiatan terjangkau oleh R = Ramah
berjalan efektif, efisien, seluruh O = Obyektif
inovaasi dan menjaga mutu. masyarakat di M = Mutu
wilayah kerjanya K = Keluarga
Anti Korupsi : secara adil tanpa E = Edukasi
Merekap jumlah kunjungan membedakan S = Sikap
secara jujur. Membuat status sosial,
perencanaan dengan mandiri ekonomi, agama,
dan penuh tanggung jawab. budaya dan
kepercayaan

3 Melakukan a) Menyapa Output Akuntabilitas : Melakukan Dalam


Konseling Pasien/klien dengan kegiatan : Melakukan konseling dengan konseling dan pelaksanaan
sopan dan santun a) Formulir rasa tanggung jawab, adil dan pemberian solusi konseling kita
b) Mencatat Identitas Asuhan Gizi jelas terhadap pasien. serta edukasi yang harus bersikap
pasien/ klien b) Dokumen sesuai dengan visi Ramah dan
c) Mengukur berat foto Nasionalisme : puskesmas dalam objektif pada
badan dan tinggi konseling Dalam pelaksanaan konseling mewujudkan saat
badan pasien c) Leaflet tidak melakukan masyarakat penyampaian
d) Menentukan status diskriminatif. menjadi sehat, solusi ke
gizi pasien mandiri dan pasien/klien
e) Melakukan Etika Publik : berkeadilan. dalam rangka
Asesmen gizi Memberikan pelayanan peningkatan
f) Menentukan konseling yang perfesional, Selain itu sejalan Mutu pelayanan
diagnose gizi baik dan menjunjung standar dengan misinya yang peduli
berdasarkan tinggi etika. yaitu mendorong akan perubahan
masalah gizi kemandirian hidup pengetahuan
g) Memecahkan Komitmen Mutu : bagi individu, dan sikap
masalah Melakukan konseling secara keluarga, pasien/ klien.
h) Melakukan efektif dan efisien kepada kelompok dan
intervensi gizi pasien. masyarakat.
i) Memberikan
edukasi gizi dengan Anti Korupsi :
leaflet Melakukan konseling dengan
j) Monitoring dan penuh rasa peduli dan
evaluasi penyampaian solusi harus
secara adil dan jujur.

4 Penyampaian a) Pemberian Output Akuntabilitas : Penyampaian Penyampaian


Informasi dengan informasi dengan kegiatan : Adanya kejelasan dalam informasi dengan informasi
SMS (Short SMS (Short a) Daftar penyampaian informasi. metode SMS (Short berupa edukasi
Messgage Sevice) Messgage Sevice) jadwal Messgage Sevice) diharapkan
b) Mengingatkan penyampaia Nasionalisme : sesuai dengan visi mampu
pasien/klien untuk n SMS, Penyampaian informasi puskesmas dalam memberikan
datang kembali nama dan dengan cermat, disiplin dan mewujudkan nilai nilai
nomor tidak melakukan masyarakat organisasi
telepon diskriminatif. menjadi sehat, secara obyektif
pasien mandiri dan dalam
b) Dokumentas Etika Publik : berkeadilan. pemahaman dari
i informasi Penyampaian informasi penyakit/
SMS (Short dilakukan professional dan Selain itu sejalan masalah gizi
Messgage komunikasi dengan misinya yang diderita
Sevice) yaitu untuk pasien/ klien
berupa Komitmen Mutu : menyelenggarakan serta mampu
screen shot Penyampaian informasi pelayanan meningkatakan
kepada pasien dengan kesehatan dengan perubahan sikap
efektifitas, efisien dan memanfaatkan pasien/ klien.
inovatif teknologi.

Anti Korupsi :
Rasa peduli harus di
tanamkan dalam penyampaian
informasi dan harus secara
adil.
5 Monitoring hasil a) Menyapa pasien/ Output Akuntabilitas : Dalam melakukan Pelaksanaan
konseling klien dengan sopan kegiatan : Adanya transparansi dalam kegiatan kegiatan follow
dan santun a) Data pasien pelaksanaan kegiatan evaluasi monitoring hasil up dituntut
b) Mendata tekanan yang di kepatuhan diet pasien dan konseling guna mampu
darah pasien 1 monitoring pencatatan hasil tensi darah mengetahui memberikan
kali/minggu b) Nilai tensi perubahan sikap evaluasi
c) Evaluasi kepatuhan darah pasien Nasionalisme : pasien/ klien yang pengetahuan
diet pasien c) Kuesioner Pendataan tekanan darah sesuai dengan visi dan sikap secara
menggunakan kepatuhan pasien dan evaluasi kepatuhan puskesmas dalam objektif dengan
kuisioner diet pasien diet pasien dengan cermat dan mewujudkan menggunakan
d) Dokumentas disiplin. masyarakat pendekatan
i foto Etika Publik : menjadi sehat, keluarga untuk
Melakukan monitoring hasil mandiri dan mengetahui
konseling secara perfesional, berkeadilan. seberapa besar
baik dan menjunjung standar perubahan sikap
tinggi etika. Selain itu sejalan yang telah
dengan misinya dilakukan
Komitmen Mutu : yaitu pasien/klien
Mendata tekanan darah menggerakan dan
pasien dan menilai kepatuhan bertanggung
diet pasien menggunakan jawab terhadap
kuisioner secara efektif dan pembangunan
efisien kesehatan
diwilayah kerja
Anti Korupsi : serta mendorong
Dalam melakukan monitoring kemandirian hidup
hasil konseling harus secara bagi individu,
jujur, disiplin dan adil. keluarga,
kelompok dan
masyarakat.
6. Evaluasi kegiatan a) Menghitung hasil Output Akuntabilitas : Pelaksanaan Tolak ukur
kuesioner kepatuhan kegiatan : Penyampaian hasil evaluasi evaluasi kegiatan evaluasi
diet pasien a) Hasil kegiatan secara jelas dan untuk melihat tolak kegiatan
b) Menghitung evaluasi transparan serta penuh ukur keberhasilan dilakukan
persentase jumlah kegiatan tanggung jawab. dalam dengan
kunjungan sebelum menyehatkan pendekatan
dan sesudah Nasionalisme : masyarakat yang keluarga untuk
dilakukan metode Mengevaluasi kegiatan sesuai dengan visi mencapai
ini secara cermat dan disiplin. puskesmas dalam pelayanan
mewujudkan kesehatan yang
Etika Publik : masyarakat professional.
Mengevaluasi kegiatan menjadi sehat,
secara perfesional, baik dan mandiri dan
menjunjung standar tinggi berkeadilan.
etika.
Selain itu sejalan
Komitmen Mutu : dengan misinya
Mengevaluasi kegiatan yaitu
secara efektif, efesien dan menggerakan dan
menjaga mutu. bertanggung
jawab terhadap
Anti Korupsi : pembangunan
Dalam mengevaluasi kesehatan
kegiatan harus secara jujur. diwilayah
kerjanya.
F. Jadwal Kegiatan
Tabel 4. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Oktober November


No Minggu Ke Minggu Ke
3 4 1 2 3
Membuat media digital (video), kuesioner kepatuhan
1
diet pasien, Leflet
2 Mengarahkan pasien untuk datang ke poli gizi
3 Melakukan Konseling
4 Penyampaian Informasi dengan SMS (Short
Messgage Sevice)
5 Monitoring hasil konseling
6 Evaluasi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai