Laporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum Biokimia
Pengenalan alat
15 April 2019
Fitriana Nurrachmah/130210180008
Fauzan Daffa Novisyach/130210180016
Diah Ayu Cikita/130210180021
Adinda Rachmani/130210180039
Verent Novia/130210180052
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum pengenalan alat ini adalah agar mahasiswa
dapat memahami cara kerja dan fungsi dari alat – alat laboratorium atau alat – alat
praktikum biokimian sehingga suatu percobaan dapat berjalan dengan baik atau
efisien dan memperoleh hasil yang diinginkan.
BAB II
METODE
2.1. Alat
Adapun alat yang diperfunakan dalam praktikum biokimia Kali in yaitu
pertama inkobator yang berfungsi untuk menginkubasi mikroba pada suhu yang
terkontrol, alat yang kedua yaitu water-bath alat in memiliki fungsi utama until
menciptqkan suhu yang konstan. Alat ke tiga yaitu bulppipet yang berfungsi untuk
menyedot larutan, alst keempat yaitu thermal cycler atau mesin PCR yang berfungsi
untuk memperbanuak segment DNA mrlalui polymerase chain reaction. Alat kelima
yaitu autoklaf yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap
bersuhu Dan tekanan tinggi, alat keenam yaitu elektroforesia digunakan untuk
memisahakan Dan memurnikan suatu makromolekul. Alat ketujuh yaitu mikropipet
yang berfungsi untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, alat
kedelapan yaitu spektrofotometri yang berfungsi untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Alat kesembilan yaitu
sentrifugasi yang berfungsi untuk prose’s pimisahan solid dari liquid dengan primsip
sentrigugal Dan yang terakhir yaitu neraca analitik yang berfungsi untuk menimbang
bahan yang akan digunakan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mikropipet
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian tekanan dari thumb knob
dilepaskan maka cairan akan masuk ke tip
8. Jika ingin melepas tip putar thumb knob searah jarum jam dan ditekan maka
tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat
tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.
Merupakan alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal
pipet ukur. Karet bulb pipet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan
kimia. (Khasani, 1990)
Fungsi :
Menyedot Larutan
Cara Penggunaan :
Bulb Pipet ini adalah dengan menggunakan bagian Filler memiliki 3 saluran
yang masing-masing saluran memiliki katup.
Katup A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung.
Katup S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung
pipet akan tersedot ke atas.
Katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
3.3 Inkobator
inkubator adalah alat yang berfungsi untuk menginkubasi mikroba pada suhu
yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70 o C.
(Nurfauziawati, 2016)
gambar 3 : Inkubator
Fungsi :
Menjaga suhuruagan agar suhu tetap konstan/stabil
Prinsip Kerja :
Inkubator memiliki prinsip kerja yaitu dengan memasukan atau menyimpan
biakanmurni mikroorganisme, kemudian mengatur suhunya, biasanya hanya dapat
diatur diatas suhu tertentu. mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat
nikelin akanmenghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan
peningkatan suhu kawat
Cara Penggunaan :
1. memutar tombol power ke arah kiri dandiatur suhu dalam
incubator dengan menekan tombol set.
2. Sambil menekan tombol set, diputartombol di sebelah kanan atas tombol set h
ingga mnencapai suhu yang di inginkan.
3. Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set.
4. Inkubator akan menyesuaikan
setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit.
3.4 Waterbath
Waterbath adalah oven atau bisa disebut penangas air yang fungsi utamanya
untuk menciptakan suhu yang konstan . merupakan wadah yang berisi air yang bisa
mempertahkan suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan.
Fungsi Alat :
Pemanasan pada suhu rendah 30°-100°c
Menguapkan zat/larutan dengan suhu tidak terlalu tinggi
Menginkubasi kultur mikrologi
3.5 Spektrofotometer
4. Keterangan 0% T itu diukur saat kuvet dalam keadaan kosong. 100% T itu
diukur saat kuvet dalam keadaan terisi larutan.
6. Lalu tekan tombol 0 ABS100%. Tunggu sampai kondisi setting blank (dalam
bentuk teks)
Cara Penggunaan :
Denaturing : adalah proses memisahkan 2 untai pilihan DNA. Pada tahap
ini ,ikatan hydrogen yang menyatukan kedua pilinan itu terlepas sehingga
masing- masing akan menjadi untai tunggal . biasanya suhu Denaturing
berkisar antar 92-94 derajat celcius
PCR adalah suatu teknik yang melibatkan beberapa tahap yang berulang
(siklus) dan pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah target DNA untai ganda. Untai
ganda DNA templat (unamplified DNA) dipisahkan dengan denaturasi termal dan
kemudian didinginkan hingga mencapai suatu suhu tertentu untuk memberi waktu
pada primer menempel (anneal primers) pada daerah tertentu dari target DNA.
Polimerase DNA digunakan untuk memperpanjang primer (extend primers) dengan
adanya dNTPs (dATP, dCTP, dGTP dan dTTP) dan buffer yang sesuai.
5. Dimasukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis) dengan
membuka kaca tidak begitu lebar supaya tidak mempengaruhi perhitungan
karena neraca analitik ini sangat peka.
8. Dimasukkan bahan yang akan ditimbang dengan membuka kaca tidak begitu
lebar, begitu pun ketika akan menambahkan atau mengurangi bahan untuk
menyesuaikan massa yang diinginkan.
9. Ditutup kaca.
10. Ditunggu hingga angka di layar monitor neraca analitik tidak berubah-ubah
dan sesuai dengan massa yang diinginkan.
12. Ditekan tombol Off hingga tidak ada angka di layar monitor neraca analitik.
14. Dibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Piringan
neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan
menggunakan etanol/alkohol.
3.9 Autoklaf
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan
untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
(1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak
dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu
dalam autoklaf. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora,
yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan,
kekeringan, dan antibiotic.
Fungsi :
Membunuh endospora
Prinsip Kerja :
Pada prinsipnya, sterilisasi autoklaf menggunakan panas dan tekanan dari uap
air. Biasanya untuk mensterilkan media menggunakan temperatur 1210C dengan
tekanan 2 bar selama 15 menit. Alasan mengapa digunakan temperatur 1210C karena
pada saat itu menunjukkan tekanan 2 bar yang akan membantu membunuh
mikroorganisme dalam suatu benda. Untuk tekanan pada atmosfer pada ketinggian di
permukaan laut air mendidih pada temperatur 1000C, sedangkan autoklaf yang
diletakkan pada ketinggian yang sama, menggunakan tekanan 2 bar maka air akan
mendidih pada temperatur 1210C Pada saat sumber panas dinyalakan, air yang ada di
dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk akan
mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti
dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik.
Pada saat tercapai tekanan dan temperatur yang sesuai, maka proses strerilisasi
dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai,
sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga tercapai
tekanan normal.
3.10 Elektroforesis
Pembuatan gel pati biasanya bermacam-macam. Ada yang berasal dari pati
kentang, dan lain sebagainya. Setelah ditentukan banyaknya pati, maka diberikan
larutan buffer morfolin sitrat dengan pH 6.1 sebanyak 350 ml di dalam labu
erlenmeyer 1000 ml. Campuran tersebut kemudian dipanaskan dalam penangas air
dengan suhu + 80 °C, selama 25 menit. Panaskan lagi dengan magnetic bar dan
diaduk dengan menggunakan magnetic strirer selama 5 menit hingga mengental
membentuk gel yang bening.
3. Penempatan sampel
Gel dilepaskan dari cetakan gel dengan cara mengiris keliling tepi gel dengan
menggunakan pisau. Bagian ujung gel diiris kira 2 cm dari salah satu tepinya yaitu
dari arah kotada yang dipakai sebagai penyimpan ekstra enzim.
Ekstrak enzim yang akan diuji dikeluarkan dari freezer dan biarkan sebentar
hingga mencair. Pengambilan ekstrak enzim dilakukan dengan cara mencelupkan
kertas saring berukuran 6x15 mm ke ekstrak enzim. Potongan kertas saring yang telah
berisi ekstrak enzim diletakkan dengan posisi tegak lurus ke celah irisan gel. Jarak
antara celah 1-1.5 mm. Sebagai indikator adanya pergerakkan maka pada celah irisan
gel tersebut diberikan sedikit biru brom fenol.
4. Proses elektroforesis
Gel yang telah siap kemudian diletakkan secara horizontal di atas kotak
elektroforesis yang telah berisi larutan penyangga elektroda. Proses ini dilakukan di
dalam lemari pendingin dengan suhu 4 °C.
Kedua sisi gel diberi spons yang telah dibasahi dengan larutan penyangga
elektroda sebagai jembatan antar larutan penyangga elektroda dengan gel. Setelah itu
gel ditutup dengan plastik dan di atas gel tersebut diberi gel yang dingin. Proses
elektroforesis dijalankan dengan memberi daya listrik pada gel. Pemberian daya
listrik disesuaikan dengan sampel yang akan digunakan, misalnya sebesar 50 - 70 μA,
50-60 μA atau 45-55 μA selama kurang lebih 3 jam. Setelah terlihat bahwa biru brom
fenol mencapai titik yang berjarak + 3 cm dari ujung gel, maka proses elektroforesis
dihentikan. Bagian gel yang tidak terpakai dipotong, sedangkan potongan gel yang
menjadi tempat migrasi enzim diiris tipis secara horizontal dengan menggunakan
gergaji yang berkawat tipis. Gel diiris menjadi beberapa lembar gel yang kemudian
setiap lembar diletakkan dalam wadah plastik, untuk selanjutnya diwarnai sesuai
enzim yang akan dianalisis.
6. Metode analisis
Dalam hal ini cara menganalisa hasil pita dari elektroforesis tersebut sangat
tergantung dari topik apa yang akan diteliti. Hasil visualisasi enzin berupa bintik atau
noda yang disebut pola pita (bandmorp). Macam pola pita dibedakan atas tipe pola
pita yang terbentuk. Semua tipe pola pita yang berbentuk diinterpretasikan sebagai
lokus isozim dan alel yang kemudian dijadikan dasar dalam pengukuran parameter-
parameter yang ada dalam suatu populasi (NEI 1977; BROWN & WEIR 1983;
ROTHE 1995). Lokus isozim adalah struktur gen yang memiliki kemampuan
menghasilkan enzim pengkatalisis reaksi biokimia tertentu, sedangkan alel adalah
salah satu dari dua atau lebih bentuk gen yang dapat muncul pada satu lokus
(SUZUKI dkk. 1993).
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Alat yang sering digunakan dalam laboraorium biokimia yaitu
inkobator, water-bath, bulppet, mesin PCR, autoklaf, elektroforesia,
mikropipet, spektrofotometri, sentrifugasi, Dan neraca analitik. Masing-
masinh alat memiliki fungsi, prinsip dan mekanisme yang spesifik Dan
berbeda-beda.
Daftar Pustaka
Djide ,M. Natsir. 2006 . Mikrobiologi Farmasi Dasar. Makassar. Universitas Hasanuddin
LAMPIRAN